bab i pkk
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya Masyarakat mendambakan kondisi ideal yang merupakan
tatanan kehidupan yang diinginkannya. Kondisi tersebut menggambarkan
sebuah kehidupan yang di situ kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi, suatu
kondisi yang tidak lagi diwarnai kekhawatiran hari esok, kehidupan yang
memberi iklim kondusif guna aktualisasi diri dan untuk terwujdunya proses
relasi sosial yang berkeadilan. Oleh sebab itu, apabila kehidupan saat sekarang
belum memenuhi kondisi ideal tersebut, selalau ada dorongan untuk
melakukan usaha guna mewujudkannya. Demikian juga apabila terdapat
realitas yang dianggap menghambat tercapainya kondisi ideal tersebut, akan
mendorong usaha untuk mengubah dan memperbaikinya.
Masalah sosial adalah kondisi yang tidak diharapkan oleh karena
bertentangan dengan kondisi ideal yang di inginkan, atau paling tidak dapat
menjadi hambatan bagi pencapaian kondisi ideal tersebut. Dengan demikian,
realitas yang dianggap sebagai masalah sosial selalu mendorong atau memberi
inspirasi bagi munculnya usaha untuk melakukan perubahan dan perbaikan.
Sebagai realita sosial, baik kondisi yang disebut sebagai masalah sosial,
maupun proses perubahan menuju kondisi yang lebih diharapkan atau menuju
kondisi ideal adalah fenomena yang selalu muncul dalam kehidupan
masyarakat bisa dikatakan sejak manusia hidup bermasyarakat sampai kondisi
2
kehidupan masyarakat sampai kondisi kehidupan terkini, selalu dijumpai
adanya masalah sosial.
Walaupun demikian dilihat dari upaya pemecahan masalah dalam
kehidupan bermasyarakat, kajian tentang masalah sosial saja dapat
memberikan kesan hanya berfokus pada usaha untuk memahami dan
menjelaskan kondisi yang dianggap bermasalah tersebut, tidak secara eksplisit
mendorong kajian yang bersifat pemecahan masalahnya. Kajian tentang proses
perubahan dari kondisi social illfare menuju kondisi social ilfare, secara
otomatis menuntut adanya pemahaman tentang ketiga posisi dalam proses
perubahan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan PKK, dan bagaimana peranan PKK dalam
meningkatkan Pemberdayaan Perempuan, apa saja sepuluh program kegiatan
PKK, dan apa saja peran PKK dalam pemberdayaan perempuan ditengah
masyarakat Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung
Barat.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, berikut ini
penulis dapat mengidentifikasi masalah program kegiatan PKK dan
bagaimana peranan PKK dalam meningkatkan Pemberdayaan Perempuan
3
yang ada di Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung
Barat
1.4 Batasan Masalah
Dari sejumlah masalah yang teridentifikasi diatas, tidak semua dapat diteliti
karena adanya berbagai keterbatasan, maka penulis ini dibatasi pada
permasalahan tentang proses Pemberdayaan Perempuan dan Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga yang ada di Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin
Kabupaten Bandung Barat
1.5 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Laporan Skripsi ini untuk memberikan gambaran
pelaksanaan program kerja TP.PKK Desa Rancapanggung Kecamatan Cililin
Tahun 2013, sejauh mana program kerja tersebut telah dilaksanakan serta
memberikan informasi faktor apa saja yang mendorong keberhasilan
pelaksanaan program kerja dan faktor-faktor yang menghambatnya serta
merupakan pertanggung jawaban seluruh pengurus dalam melaksanakan
kegiatan 10 Program Pokok PKK di Desa Rancapanggung
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PKK
PKK adalah singkatan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga.
Singkatan PKK sepertinya lebih membudaya dari pada kepanjangannya.
Tidak semua masyarakat khususnya ibu-ibu memahami pengertian PKK.
Bagi kader PKK tentu menyadari betul eksistensi gerakan ini yang
bersifat nasional. Namun, bagi ibu-ibu yang masih awam, PKK tidak
bedanya dengan arisan saja. Yakni, suatu kegiatan pertemuan ibu-ibu
yang dilaksanakan rutin setiap bulan dengan jamuan sekedarnya. Acara
pun dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan santai dan kekeluargaan.
Beruntung bila ibu ketua PKK-nya hadir dan memberikan pembinaan ke
arah kesejahteraan keluarga. Kalau ketua PKK tidak hadir dan pengurus
tidak siap, jadilah pertemuan PKK menjadi acara ritual makan bersama.
Lebih parah lagi bila pengurus PKK tidak paham hakekat PKK itu
sendiri. Pertemuan PKK menjadi ajang kontes baju, perhiasan, pamer
tabungan, ngrumpi kian kemari yang tak berujung pangkal. Namun,
banyak juga kader PKK yang sungguh-sungguh telah memerankan diri
sebagai kader. Tidak saja menjadi motor penggerak PKK, namun juga
dapat dijadikan teladan bagi anggota, baik cara bertutur maupun
bersikap. Hanya saja perannya sebagai penggerak jangan kebablasan
menjadi otoriter. Mentang-mentang kader lalu mengatur segalanya
5
(penentu pengambilan keputusan) tanpa mengindahkan musyawarah
untuk mencapai mufakat. Kader semacam inilah yang lalu mencemari
citra PKK menjadi buruk. Ujung-ujungnya anggota PKK menjadi enggan
datang pada saat pertemuan, apalagi ikut berperan aktif dalam berbagai
kegiatan PKK lainnya, seperti posyandu, PMT, UPGK, dan lain
sebagainya.
Kondisi demikian tentu tidak berlaku secara umum. Setidaknya
menjadi wacana bagi kita dalam memperingati Hari Kesatuan Gerak
PKK yang jatuh pada tanggal 27 Desember 2006 untuk segera
instrospeksi diri, mau dikemanakan (baca : eksistensi) PKK di masa
datang. Hingga masuk era globalisasi yang menuntut peran ibu lebih
maksimal dalam wadah PKK, masih banyak PR besar yang harus segera
dikerjakan. Bagaimana mengubah PKK dari paradigma lama ini menjadi
paradigma baru dengan tetap berpegang pada Pancasila dan UUD
1945,serta dasar hukum yang mengatur PKK guna menyongsong gerakan
PKK di masa depan?
2.1.1 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat
merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang
bertumpu pada rakyat. Strategi ini menyadari betapa pentingnya
kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan
kekuatan material melalui kesanggupan untuk melakukan
kontrol material atas sumber daya material dan non material
6
yang penting melalui redistribusi modal / kepemilikan
(Korten:1992). Dalam pemahaman tersebut konsep
pemberdayaan rakyat diyakini sebagai ruh dalam meningkatkan
kapasitas masyarakat.
Senada dengan pendapat di atas, gerakan pemberdayaan
dan kesejahteraan keluarga berdasarkan Rakernas VI adalah:
A. Pengertian Gerakan PKK
Gerakan pembangunan masyarakt dari bawah yang
mempunyai tujuan secara umum adalah mengajak
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam
mencapi kesejahteraannya;
Untuk merencanakan, membimbing keluarga dalam
pelaksanaan program-programnya
Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah dan
organisasi kemasyarakatan dengan perempuan sebagai
motor pengeraknya menuju terwujudnya keluarga
bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri.
B. Tujuan PKK
Gerakan PKK mempunyai tujuan sebagaimana
dituangkan dalam visinya, yaitu “ terwujudnya keluarga
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera,
maju, mandiri, kesetaraan, keadilan gender serta
7
kesadaran hukum dan lingkungan “ yang selanjutnya
dijabarkan di dalam misinya yaitu:
Meningkatkan mental spiritual
Meningkatkan pendidikn dan keterampilan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan
keluarga serta peningkatan pemanfaatan keluarga
Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian
lingkungan hidup serta membiasakan hidup
berencana
Meningkatkan pengelolaan PKK, baik
pengorganisasian maupun pengelolaan program
C. Sasaran PKK
Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik
dipedesaan mapun di perkotaan yang perlu ditingkatkan
dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya
dalam bidang:
Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai
insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga
negara yang dinamis serta bermanfaat berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Fisik material meliputi pangan, sandang, papan,
kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta
lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui
8
peningkatan pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan.
D. Program PKK
Program PKK terbagi menjadi 10 bagian program
pokok PKK diantaranya:
Penghayatan dan pengamalan Pancasila
Gotong Royong
Pangan
Sandang
Perumahan dan tata laksana rumah tangga
Pendidikan dan keterampilan
Kesehatan
Pengembangan kehidupan berkoprasi
Kelestarian lingkungan hidup
Perencanaan sehat
2.2 Hakikat Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan berasal dari kata “Pemberdayaan” dan
“Perempuan”. Pemberdayaan mempunyai makna harfiah membuat
(seseorang) berdaya. Istilah lain untuk pemberdayaan adalah penguatan
(empowerment). Pemberdayaan adalah pemanusiaan, dalam arti
mendorong orang untuk menampilkan dan merasakan hak-hak asasinya.
Di dalam pemberdayaan terkandung unsur pengakuan dan penguatan
posisi seseorang melalui penegasan terhadap hak dan kewajiban.
9
Pemberdayaan mengutamakan usaha sendiri dari orang yang
diberdayakan untuk meraih keberdayannya. Oleh karena itu,
pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan.
Berdasarkan penelitian kepustakaan, proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang
menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian
kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya
membangun aset material guna mendukung pembangunan kemandirian
mereka melalui organisasi. Kecenderungan pertama tadi disebut
kecenderungan primer dari pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan
kedua atau kecenderungan sekunder menekankan pada proses
menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog. Konsep pemberdayaan menurut
Surna T. Djajaningrat, memiliki tiga karakter yang perlu dicermati yang
kesemuanya sangat bersifat adaptif terhadap masyarakat, yaitu berbasis
masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local
resource based) dan berkelanjutan (sustainable).
Berbasis masyarakat mengandung pengertian bahwa masyarakat
bertindak sebagai pelaku atau subjek dalam perencanaan dan
pelaksanaannya. Masyarakat mempunyai kewenangan untuk mengambil
keputusan tentang kegiatan yang diperlukan serta pelaksanaannya.
10
Keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama dan bukan
keputusan perorangan.
Berbasis sumber daya setempat (local resources based) adalah
penciptaan kegiatan yang berbasis sumber daya setempat misalnya
pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan dan lain sebagainya. Proses
pemberdayaan juga harus dapat berfungsi sebagai penggerak awal
(primer mover) dalam pembangunan masyarakat secara berkelanjutan
(sustainable). Agar hal ini dapat dicapai, diperlukan berbagai strategi,
perencanaan dan pelaksanaan yang tepat guna.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pemberdayaan adalah suatu cara yang ditempuh rakyat, organisasi, dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas)
kehidupannya.
Dalam KD (1970: 853)4, kata perempuan berarti 'wanita', 'lawan
lelaki', dan 'istri' . Menurut etimologis kata perempuan berasal dari
bahasa Sansekerta “empu” artinya tuan; yang dihormati, yang terhormat;
memiliki daya; yang memiliki kekuasaan. Jadi, perempuan berarti orang
yang memiliki daya atau orang yang dihormati.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pemberdayaan perempuan adalah suatu proses yang bertujuan
mengembangkan potensi perempuan agar ia mampu berkuasa secara
mandiri atas kehidupan dan penghidupannya.
11
2.3 10 Program Pokok Pkk Dan Konsep Diri Ibu Dalam Keluarga
Sejahtera
2.3.1 Gerakan Pkk
1) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, selanjutnya disingkat
PKK, adalah gerakan pembangunan masyarakat yang
tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor
penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau
kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan,
menghimpun, mengarahkan dan membina keluarga guna
mewujudkan keluarga sejahtera.
2) Tujuan Gerakan PKK:
Adalah untuk mewujudkan Keluarga Sejahtera yang
menikmati ketenangan, ketentraman dan kesejahteraan
hidup lahir maupun bahtin dalam tata kehidupan masyarakat
berdasarkan "Pancasila dan UUD 1945.
3) Sasaran Program Gerakan PKK:
a. Mental spiritual yang meliputi:
Sikap dan perilaku hidup anggota keluarga sebagai
insan hamba Tuhan, Warga Negara dan Warga
Masyarakat.
b. Fisik Materiil yang meliputi:
Sandang, pangan dan papan yang sepadan, sehat
dan serasi.
12
Kesehatan pribadi, lingkungan hidup yang lestari.
Peningkatan pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan.
Sasaran subyek adalah masyarakat baik di pedesaan
maupun di perkotaan yang masih perlu ditingkatkan
kesejahteraan lahir dan bathinnya.
4) Mekanisme Gerakan PKK : lihat Lampiran I
5) Fungsi dan tugas Tim Penggerak PKK :
Fungsi Tim Penggerak PKK,adalah:
Merencanakan
Menggerakkan
Melaksanakan dan
Mengendalikan
Sedangkan tugas Tim Penggerak PKK adalah:
Menggerakkan dan membina pelaksanaan program
PKK.
Mengkoordinasikan gerakan masyarakat dari bawah
dalam pelaksanaan program PKK.
6) Struktur Organisasi Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan :
lihat Lampiran II
7) Bagan Pembinaan PKK : lihat Lampiran III.
8) Bagan Mekanisme Gerakan PKK,di Desa /Kelurahan : lihat Lampiran IV
13
2.3.2 10 Program Pkk
1) Pengemlompokan program dalam Pokja I, II, III dan IV.:
lihat Lampiran V
2) Keluraga yang sejahtera adalah Keluarga yang mampu
menciptakan keluarga sebagai berikut: lihat Lampiran UI.
3) 10 Program Pokok PKK mendorong Keluarga untuk
mencapai kesejahteraan yang terdiri dari:
a. Program 1: Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Menghayati dan mengamatkan Pancasila sehingga
Keluarga akan tentram dan aman lahir bathin dalam
Keluarga sendiri dan dalam masyarakat.
b. Program 2: Gotong royong.
Mendorong keluarga untuk rukun dan bersikap tolong
menolong sehingga ketenangan dan ketentraman hidup
di masyarakat lebih terjamin.
c. Program 3: Pangan.
Mendorong Keluarga untuk mencukupi kebutuhan
pangan keluarga melalui:
pemahaman akan gizi
pemenuhan kebutuhan makanan keluarga
pemahaman cara pengolahan yang sehat
pemanfaatan lingkungan untuk peningkatan
penyediaan pangan keluarga.
14
d. Program 4: Sandang.
Mendorong keluarga untuk mencukupi kebutuhan
sandang keluarga melalui:
pemilihan bahan yang sesuai.
pemilihan busana yang serasi dan berkepribadian.
menjahit untuk memenuhi kebutuhan pakaian.
keluarga atau peningkatan pendapatan keluarga.
e. Program 5: Perumahan dan tata laksana Rumah Tangga.
Mendorong keluarga untuk mendiami rumah sehat
yang dikelola dengan baik yang sehat, diatur dengan
baik dan menumbuhkan rasa aman dan nyaman.
f. Program 6: Pendidikan dan Keterampilan.
Mendorong keluarga untuk bertanggung jawab dan
mendahulukan pendidikan anak, selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, berperan serta dalam
pendidikan masyarakat.
g. Program 7: Kesehatan.
Mendorong Keluarga untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan seluruh anggota keluarga dan masyarakat
melalui:
Pemahaman akan kesehatan keluarga.
Pelaksanaan pola hidup sehat dalam keluarga.
15
Berperan serta dalam kegiatan kesehatan
masyarakat.
h. Program 8: Pengembangan Kehidupan Berkoperasi.
Mendorong keluarga untuk berkoperasi dalam
peningkatan keadaan ekonomi keluarga dan masyarakat
melalui:
Penanaman sikap hemat dan gemar menabung dalam
rumah tangga.
Berperan serta dalam pembentukan dan peningkatan
simpan pinjam, pra koperasi dan koperasi.
i. Program 9: Kelestarian Lingkungan Hidup.
Mendorong keluarga untuk menjaga kelestarian
lingkungan untuk kesejahteraan keluarga dan
masyarakat melalui:
Kesadaran bahwa manusia hidup memerlukan
lingkungan yang baik.
Sikap saling menghargai dan saling tolong dalam
keluarga dan dengan tetangga.
Menjaga dan melestarikan lingkungan fisik, hutan,
air, tanaman, binatang, dan lain-lain.
16
j. Program 10: Perencanaan Sehat
Mendorong Keluarga untuk hidup berencana bagi
pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) melalui:
Perencanaan pendapatan dan belanja keluarga.
Perencanaan keluarga.
Perencanaan masa depan.
4) Dua syarat utama yang harus dimiliki seorang ibu, agar
konsep dirinya wajar, sehat dan mantap.
Menghayati dan mengamalkan Panca Dharma Wanita
Pendamping suami
Pengelola Rumah Tangga
Penerus keturunan dan pendidik anak
Pencari nafkah tambahan
Warga masyarakat
Seorang ibu adalah juga seorang wanita yang merupakan
pribadi yang utuh.
5) a) Fungsi dan tugas Ibu dalam Panca Dharma Wanita:
Wanita sebagai istri pendamping suami.
Sebagai istri pendamping suami:
Sebagai kekasih sejati dalam suka dan duka
Menyadari/memahami keadaan suami: kedudukan,
tugas dan tanggung jawabnya.
17
Penuh tenggang rasa, saling hormat, menghormati,
percaya-memperca- yai serta saling menerima dan
memberi antara suami sebagai kepala rumah tangga
dan istri sebagai ibu rumah tangga.
Menjaga keserasihan hubungan antara suami-istri.
b) Wanita sebagai pengelola rumah tangga.
Sebagai pengelola rumah-tangga:
Mampu meneiptakan rumah tangga yang tenang dan
aman.
Menjaga kebersihan, dan kerapihan rumah tangga
dan lingkungan.
Pandai mengatur dan memanfaatkan waktu.
Mampu mengatur keseimbangan penghasilan dan
pembelanjaan.
Pandai menghemat, hidup sederhana dan dapat
menabung.
c) Wanita sebagai penerus keturunan dan pendidikan anak.
Sebagai ibu dan pendidik anaknya:
Mengusahakan dan mempersiapkan diri untuk
melahirkan anak yang sehat.
Mampu memenuhi kebutuhan anak, memberikan
rasa aman dan kasih sayang.
18
Mampu, mendorong dan membimbing
perkembangan jasmani dan ro- khani anak-anaknya.
Ibu dan ayah harus memiliki kesatuan sikap dan
pandangan dalam mendidik anak-anaknya.
Sebagai pendorong dan contoh teladan bagi putra-
putrinya.
d) Wanita sebagai pencari nafkah tambahan.
Sebagai pencari nafkah tambahan:
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang
berguna bagi keluarga. Misalnya menjahit pakaian
sendiri, membuat kue dan sebagainya.
Mengusahakan kerja atau tambahan penghasilan
sesuai kemampuan, atau mengusahakan hasil yang
berwujud materi. Misalnya menanam sayuran,
beternak dan sebagainya, untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Mengembangkan potensi berwiraswasta dengan
usaha-usaha yang menguntungkan.
Pandai mengatur waktu hingga tugas keluarga tidak
terlantar.
e) Wanita sebagai warga masyarakat.
Sebagai warga negara dan anggota masyarakat
19
Sebagai warga masyarakat yang baik dan sadar akan
hak dan kewajibannya.
Memelihara pergaulan hidup yang baik, dengan
kerukunan bertetangga ikut bertanggung jawab atas
ketenteraman dan keamanan lingkungann- nya.
Siap membantu menolong sesamanya seusai
kemampuan, saling asah, asih, asuh.
Ikut serta dalam kegiatan pembangunan.
6) Ibu/Wanita sebagai pribadi yang utuh.
Ada 3 syarat utama yang harus dimiliki seorang ibu/wanita
sebagai pribadi yang utuh yaitu:
a. Meningkatkan kemampuan diri antara lain:
berpengetahuan dan berketerampilan
bersifat/berbudi luhur.
berperan ganda.
b. Mandiri:
Mampu menentukan, memutuskan dan berbuat baik bagi
diri pribadi, keluarga dan masyarakat.
c. Berjiwa Dewasa:
Yaitu serasi, selaras, seimbang antara hak dan
kewajiban, diri, keluarga dan masyarakat, jasmani dan
rohani yang tercermin dalam perilaku sebagai diri
20
pribadi, pengelola rumah tangga, isteri, ibu, dan warga
masyarakat.
7) Konsep Diri ibu sebagai Kader PKK.
Bersikap :
Dewasa/mantap
Tanggap dan konsekuen
Penuh ketauladan
Sederhana dan bijaksana.
Pengabdian Kader = Wanita sebagai pribadi yang utuh
Serasi dan Seimbang
Tanggung Jawab Tugas dalam Keluarga
Tanggung Jawab Tugas Sebagai Kader PKK
21
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2003:58) yang mendefinisikan bahwa objek
penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
guna tertentu tentang sesuatu hal objektif valid dan realibel tentang suatu hal
(varian tertentu).
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data yang menunjang
untuk pembangunan aplikasi.
PKK selama ini lebih banyak diidentikkan dengan gerakan ibu-ibu
bentukan Orde Baru untuk mengekalkan ideologi patriarki dengan mereduksi
peran perempuan hanya dalam ranah domestik.
Namun demikian, kedekatan dengan negara harus diakui telah memberi
PKK jangkauan yang begitu luas dan masif hingga ke pelosok desa yang
paling terpencil di Indonesia—jangkauan yang tak dimiliki organisasi
perempuan manapun lainnya.
Oleh karena itu, berdasarkan riset lapangan di Desa Rancapanggung
Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, penulis berpendapat PKK
harus direvitalisasi, direbut, dan dimanfaatkan oleh gerakan perempuan untuk
mendorong program-program pro perempuan yang responsif gender. Sebab
bila tidak, pada era pasca reformasi ini PKK justru menjadi sarana elite-elite
22
lokal dan partai-partai politik menyebarkan pengaruhnya yang tak senantiasa
positif bagi demokrasi dan kepentingan perempuan.
3.2 Laporan Kegiatan Tim Penggerak PKK Desa Rancapanggung
1. Pendahuluan
A. Dasar Pembuatan Laporan
Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 53
Tahun 2000, tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK).
Kesepakatan Rakernas Luar Biasa (RAKERNAS LUB) PKK
Tahun 2000.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 1
Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga
Rapat Pengurus TP.PKK Desa Rancapanggung
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan laporan ini untuk memberikan gambaran
pelaksaan program kerja TP.PKK Desa Rancapanggung Kecamatan
Cililin Tahun 2013, sejauh mana program kerja tersebut telah
dilaksanakan serta memberikan informasi faktor apa saja yang
mendorong keberhasilan pelaksanaan program kerja dan faktor-faktor
yang menghambatnya serta merupakan pertanggungjawaban seluruh
23
pengurus dalam melaksanakan kegiatan 10 Program Pokok PKK di
Desa Rancapanggung.
2. Keadaan Umum Tim Penggerak Pkk Desa Rancapanggung Data
Umum :
1. Jumlah KK : 3.849 Jiwa
2. Jumlah Penduduk : 13.322 Jiwa
Laki-Laki : 6.868 Jiwa
Perempuan : 6.454 Jiwa
Kelembagaan Tim Penggerak Pkk
Kelompok PKK RW : 13 Kelompok
Kelompok PKK RT : 73 Kelompok
Kelompok Dasawisma : 186 Kelompok
PAUD : 4 Kelompok
BKB : 2 Kelompok
BKL : 2 Kelompok
BKR : 2 Kelompok
KF : 1 Kelompok
UP2K : 1 Kelompok, Jumlah Peserta
48 Orang.
Kepengurusan :
Jumlah Pengurus PKK
Desa : 20 Orang
Kelompok PKK RW : 13 Kelompok
24
Kelompok PKK RT : 73 Kelompok
Jumlah Kader :
Kader Posyandu : 65 Orang
Kader Dasawisma : 186 Orang
Kader B KB/ BKR dan
BKL/ PAUD : 18 /9 / 9 /4 Orang
Kader Lain-Lain : 96 Orang (Pola Asuh 12 Orang,
Pangan 33 Orang, Keterampilan
15 Orang
3. Pelaksanaan Kegiatan Program Kerja
A. Kelembagaan
Memantapkan dan Penyempurnaan pengurus PKK baik di tingkat
Desa, Kelompok Dusun, Kelompok PKK RW, Kelompok PKK
RT maupun Kader Dasawisma, Pembinaan kelembagaan melalui
penertiban SK yang berhubungan dengan kelembagaan Tim
Penggerak PKK.
B. Sekretariat
Menertibkan administrasi dan menyusun program kerja TP.PKK
Kecamatan diantaranya:
Mempersiapkan pelaksanaan Rapat Rutin Pengurus dan
anggota
Mempersiapkan pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan TP.PKK
Desa
25
Menyusun dan melaksanakan program kerja
Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar
C. Bendahara
Sumber Keuangan TP.PKK Desa Rancapanggung
APBD Kabupaten Bandung Barat
Bantuan Alokasi Dana Desa
Dari Dewan Penyantun (Swadaya)
Kegiatannya meliputi:
Melaksanakan pembukuan keuangan sesuai dengan petunjuk
Mempertanggungjawabkan keuangan
Membuat laporan posisi keuangan
D. Kegiatan POKJA I s.d IV
Rincian Tugas Pokja I antara lain;
1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Menyelenggarakan pengajian
Pembinaan Rematri
Melaksanakan Kegiatan dan Penyuluhan kepada Lansia dan
Remaja
2. Memasyarakatkan Budaya hukum :
a. Mengikuti penyuluhan hukum dengan materi
1. Pola asuh anak
2. Bahaya Narkoba dan
3. Kesetaraan dan keadilan gender :
26
b. Menyebarluaskan materi penyuluhan hukum kepada
keluarga dan masyarakat disekitarnya ;
c. Menerapkan hasil penyuluhan hukum pada kehidupan
sehari-hari dalam keluarga dan masyarakat;
3. Program Gotong Royong
a. Meningkatkan kesadaran hidup gotong royong dengan :
Memasyarakatan jimpitan dapat berupa beras, uarig dan
lain-lain.
Mengadakan arisan di RT / RW / Dasa Wisma dapat
berupa uang atau barang
Rincian Tugas Pokja ii antara lain;
1. Pendidikan
Membina dan memantau kegiatan PAUD ( Pendidikan
Anak Usia Dini)
Membudayakan minat baca keluarga dan masyarakat
Pembinaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
khususnya TP.PKK dan kader-kader.
Pembinaan Kelompok BKB baik bagi kader maupun
penyuluhan untuk ibu peserta BKB
2. Pengembangan kehidupan Berkoperasi
Pemantapan para Pengelola UP2K-PKK kelompok
pelaksana serta Penyelenggara Administrasi UP2K-PKK.
27
Mengadakan klasipikasi inventarisasi tingkat
perkembangan UP2K PKK.
Mengadakan evaluasi dampak program UP2K-PKK
Pembentukan UP2K-PKK sebanyak 6 Kelompok 46
Orang dengan Jenis usaha berbagai macam makanan
ringan.
Rincian Tugas Pokja III antara lain :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan keluarga
melalui penganeka ragaman tanaman dan pangan.
Pemanfaatan halaman dan tanah pekarangan dengan
pemantapan gerakan HATINYA PKK.
Memberikan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat
keluarga (TOGA).
Memberikan penyuluhan tentang cara berpakaian yang
serasi, selaras dan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Memberikan penyuluhan tentang rumah layak huni,
melalui Program
Pembangunan Perumahan Lingkungan Desa Terpadu
(P2LDT).
Penyuluhan tentang rumah sehat.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tata
laksana rumah .tangga.
28
Rincian Tugas Pokja IV antara lain :
1. Kesehatan
Melaksanakan kegiatan Posyandu tiap bulan dari
RW.01 s.d 13
1) Jumlah Posyandu : 13 Posyandu
2) Jumlah Kader : 37 Orang
3) Jumlah Kader Pos KB : 1 Orang
4) Jumlah Kader Sub Pos KB : 13 Orang
Penyegaran Pos BINDU LANSIA
Penyuluhan pentingnya kesehatan Gizi seimbang ®
Penyuluhan dan penggerakan sasaran untuk
mendapatkan imunisasi
Penyuluhan tentang pemanpaatan tanaman obat
keluarga dan prilaku hidup bersih dan sehat.
2. Kelestarian Lingkungan Hidup
Pembinaan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kelestarian lingkungan hidup.
3. Perencanaan Sehat
Penyuluhan mengenai tata cara mengatur kehidupan
keluarga yang selaras, serasi dan seimbang.
Penyuluhan Penundaan Usia Kawin
Penyuluhan Gerakan Menabung
29
Penyuluhan tentang keluarga sejahtera dan keluarga
berencana
4. Kegiatan Khusus
Untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga sejahtera, Tim Penggerak PKK
Desa Rancapanggung Membentuk Kegiatan usaha, bagian
dari 10 Program pokok PKK yaitu UP2K PKK Dengan
sasaran :
Keluarga berpenghasilan rendah
Yang telah memiliki usaha
Yang bergabung dalam kelompok atau perorangan.
Dengan program ini, baik dari kelompok maupun
perorangan telah dapat mengembangkan modal usah
UP2K-PKK yang semula pada tahun 2000 sebesar Rp.
300.000,- per-Desember 2009 sampai 2013 bertambah
menjadi Rp. 50.333.000,-, Tahun 2013 menjadi Koperasi
yang berbadan Hukum. Per-Desember 2013 dibentuk
kembali UP2K-PKK Desa Rancapanggung dengan modal
awal dari dana ADD Tahap 1 Tahun 2013 sebesar Rp.
1.000.000,-.
5. Keberhasilan Program
Tim Penggerak PKK Desa Rancapanggung di tahun 2009
pada umumnya telah dapat melaksanakan Program Kerja
30
yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjang dengan adanya
kebersamaan, baik dengan Dinas/Instansi maupun dari
masyarakat. Dalam pelaksanaan Lomba Posyandu yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan Ciliiin Tahun 2013
berhasil mendapat Juara ke 1 Lomba Posyandu tingkat
Kecamatan yang diwakili oleh Posyandu Aster 05.
Prestasi Juara
1) Juara 1 Lomba UP2K-PKK Tingkat Kecamatan
2) Juara 1 Lomba UP2K-PKK Tingkat Kabupaten.
3) Juara 1 Lomba BKR Tahun 2008
4) Juara 1 Lomba Desa Tingkat Kabupaten Tahun 2010
5) Juara Harapan 3 Jambore PKK Tahun 2010
6) Juara 1 Lomba UP2K-PKK Tingkat Kecamatan
Tahun 2011
7) Juara 1 Lomba UP2K – PKK Tingkat Kabupaten
Tahun 2011
8) Juara 3 Lomba UP2K-PKK Tingkat Provinsi
31
A. Keberhasilan KB-KES Selama 3 Bulan (Tahun 2013)
Permintaan Pelayanan Masyarakat (PPM)
No Bulan IUD MOWMO
PIMPLAN STK PIL
KD
MJUMLAH
1 September 5 - - 3 10 5 1 24
2 Oktober 4 - - 3 10 4 - 21
3 November 4 - - 3 14 5 1 27
Jumlah 13 0 0 9 34 14 2 72
Realisasi
No Bulan IUD MOWMO
PIMPLAN STK PIL
KD
MJUMLAH
1 September 1 - - 7 21 - - 29
2 Oktober - 1 - - 15 13 - 29
3 November 7 - - - 16 . - 23
Jumlah 8 1 0 7 52 13 0 81
B. Sarana Kesehatan
a. Posyandu 13 Posyandu terdiri dari
Pratama :
Madya : 7
Purnama : 4
Mandiri : 2
32
C. Sasaran
KA September : 22
Oktober : 19
November : 0
Sasaran Ibu Hamil 268 Orang : 98 %
Yang tercapai sampai Bulan November K1 : 94 %
Yang tercapai sampai Bulan November K4 : 85 %
Jumlah Sasaran Ibu Bersalin 256 Orang : 98 %
Jumlah Pencapaian Ibu Bersalin Sampai November: 94 %
Jumlah Sasaran Balita yang ada : 1.171 Bayi
Jumlah Balita yang Punya KMS : 1.171 Bayi
Jumlah Balita yang ditimbang : 821 Bayi
Jumlah Balita yang naik timbanganya : 506 Bayi
Jumlah Pencapaian Imunisasi sampai Bulan November 2013 No
.Imunisasi Pencapaian (%) Target (%) Keterangan
1 HB 89% 90% Tercapai
2 BCG 90% 95% Tercapai
3 DPT 3 82.8% 85% Tercapai
4 CAMPAK 39.5% 90% Tercapai
33
5 POLIO 79.5% 85% Tercapai
6. Hambatan/Permasalahan
Belum meratanya Sumber Daya Manusia (SDM) baik
yang menjadi kelompok sasaran PKK maupun
pengelolanya.
Belum optimalnya koordinasi dengan Dinas Terkait.
Mencari kader untuk pengurus TP.PKK Desa sangat
sulit.
Pelaksanaan Program UP2K-PKK masih minimnya
pengetahuan pelaksana, asset dan modal.