bab i pendahuluan - repository.uinbanten.ac.idrepository.uinbanten.ac.id/3846/3/bab i...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan kegiatan kerjanya, suatu
organisasi tentu membutuhkan berbagai sumber daya,
seperti modal, mesin, material, serta sumber daya manusia
(SDM) yaitu karyawan. Sumber daya manusia merupakan
aset terpenting lembaga karena perannya sebagai subyek
pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional suatu
lembaga. Dalam suatu lembaga bisnis peran bagian human
resource menjadi penting pada saat dihadapkan dengan
penciptaan tenaga kerja yang berkualitas. Karena itu bagian
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran strategis
dalam membangun dan merencanakan karyawan yang
benar-benar berkualitas. 1
Dalam menjalankan kegiatan kerjanya, suatu
lembaga tentunya membutuhkan tenaga kerja yang
1 Irham Fahmi, Manajemen: Teori, Kasus dan Solusi, (Bandung:
Alfabeta, Cetakan 3, 2014), h. 23
2
mempunyai etika yang baik, kreatifitas tinggi, bakat, serta
tenaga untuk menunjang kinerja karyawan yang optimal.
Pengelolaan kinerja karyawan dapat berdampak kepada
peningkatan kinerja lembaga secara menyeluruh.
Etika kerja pada suatu lembaga sangatlah penting
untuk perkembangan pribadi karyawan dalam menjalankan
tugasnya, sehingga akan lebih terarah, dan dapat terkendali,
serta produktivitas sebuah lembaga menjadi baik dan
optimal.
Kesadaran menjadi faktor utama dalam
mengembangkan etika dan sebagai tanggung jawab sosial
yang dapat dianut oleh setiap orang. Hal ini karena
kesadaran merupakan potensi yang dimiliki manusia yang
dinamis dan berubah-ubah. Ada saatnya manusia sadar
pada apa yang dilakukannya. Oleh sebab itu, etika dan
tanggung jawab sosial diperlukan sebagai konsep yang
mendasari mutu serta hubungan manusia sepanjang sejarah.
Tindakan moral manusia yang mengabaikan orang lain
dengan melakukan korupsi, kebohongan terhadap publik,
3
dan pemanipulasian telah menjadi bagian dari budaya
manusia yang menyesatkan.2
Etika pada dasarnya, sebagaimana menurut
Kreitner yaitu studi mengenai tanggung jawab moral yang
terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang
dianggap salah. Akan tetapi lebih jauh lagi, Kreitner
mengingatkan bahwa etika dalam manajemen tidak saja
berbicara apa yang baik dan buruk, apa yang benar dan apa
yang salah, sehingga yang diperlukan dalam manajemen
adalah orang baik dan bukan orang buruk.3
Allah SWT Berfirman dalam Surat Al-Qashas ayat
77, sebagai berikut:
ار ال ت ا واب تغ فيما ن يا ك الله الد خرة ولت نس نصيبك من الدان احسن الله اليك ولت بغ الفساد ف الرض واحسن كما
﴾٧٧﴿دين الله ليب المفس Artinya:
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada
2 Undang Ahmad Kamaludin, Muhammad Alfan, Etika Manajemen
Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 65 3 Undang Ahmad Kamaludin, Muhammad Alfan, Etika Manajemen
Islam…..h.66
4
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan. (Q.S. Al-Qashas : 77)4
Etika kerja yang tinggi tentunya bukan yang
membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan motivasi
kerja, dan lebih tinggi lagi yaitu meningkatkan prestasi
kerja atau kinerja. Hal yang mendasari etika kerja tinggi
adalah keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan,
sehingga individu dapat termotivasi dan mempunyai etos
kerja yang tinggi dan turut serta memberikan masukan-
masukan di tempat kerja.
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang
mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana
mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang
direncanakan. Ilmu kepemimpinan telah semakin
4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah,
(Surabaya: Duta Ilmu) h. 556
5
berkembang seiring dengan dinamika perkembangan hidup
manusia.5
Ada beberapa istilah yang merujuk pada pegertian
pemimpin. Pertama, kata Umara yang sering disebut juga
dengan ulul amri. Hal itu dikatakan dalam Al-Qur’an surat
an-Nisaa’ ayat 59:
عوا الرسول واول المر من و الذين ا اي ها ي عوا الله واطي ا اطي فان ت نازعتم ف شيء ف ردوه ال الله والرسول ان كنتم منكم
﴾٥٩﴿يل لك خي ر واحسن تأو ذ خر ت ؤمن ون بالله والي وم ال
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang
kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-
Nisaa’:59)6
Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat
sekeping mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan,
dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat
5 Irham Fahmi, Perilaku Organisasi, (Bandung:Alfabeta, Cetakan
Kedua:2014), h. 68 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah..
h. 114
6
secara satu kesatuan. Seorang pemimpin harus memiliki
jiwa kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki
dari seorang pemimpin tidak bisa diperoleh dengan cepat
dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu
ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah
karakteristik. Dalam artian ada sebagian orang yang
memiliki sifat kepemimpinan namun degan usahanya yang
gigih mampu membantu lahirnya penegasan sikap
kepemimpinan pada dirinya tersebut.7
Seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk
menjadi cerdas, dapat mengarahkan, tetapi pemimpin juga
harus dapat berprilaku adil, dapat merangkul karyawannya,
pemimpin harus dapat menjanjikan kepada karyawan agar
karyawan dapat termotivasi dan ber-etika yang baik, dan
juga harus memiliki wibawa disetiap tingkah laku yang
dilakukan.
7 Irham Fahmi, Perilaku Organisasi….. h. 69
7
Setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan karena
dengan bekerja ia mengharapkan mendapat imbalan untuk
menghidupi dirinya dan keluarganya.
Dalam suatu lembaga terdapat kode etik dimana
seluruh karyawan harus mematuhi peraturan tersebut.
Disiliplin waktu merupakan hal yang sangat penting yang
harus diterapkan oleh setiap karyawan, sehingga lembaga
tidak merasa dirugikan. Karyawan juga harus dapat
mengesampingkan urusan luar lembaga saat berada dalam
lembaga, sehingga karyawan dapat lebih berkonsentrasi
terhadap pekerjaan yang ditugaskan. Permasalahan yang
lain yang ada dalam suatu lembaga adalah ketika seorang
pemimpin tidak dapat mengendalikan karyawannya,
sehingga dapat menimbulkan konflik antar karyawan, dan
kinerja karyawan menurun.
Didalam sebuah lembaga tidak hanya pemimpin
yang memerlukan karyawan, dan karyawan memerlukan
pemimpin, tetapi karyawan juga memerlukan lingkungan
yang baik untuk menunjang pekerjaan karyawan, sehingga
8
jika etika karyawan tidak baik, lembaga tidak dapat
disalahkan.
Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun
hasil pekerjaan, karena kinerja merupakan suatu proses
tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai
hasil kerja. Namun hasil pekerjaan itu sendiri, juga
menunjukkan kinerja.8
Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika
energy kerja yang padanannya dalam Bahasa inggris adalah
performance. Istilah performance sering diindonesiakan
menjadi performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan
oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan
atau profesi dalam waktu tertentu.9
Allah SWT Berfirman dalam Qur’an Surat At-Taubah ayat
105:
ن و د ر ت س و ن و ن م ؤ م ال و وۥ ل و س ر و م ك ل م ع ى الله ر ي س ا ف و ل م اع ل ق و ﴾٥٠٩﴿ ن و ل م ع ت م ت ن ا ك ب م ك ئ ب ن ي ف ة اد ه الش و ب ي غ ال م ل ع ل ا
Artinya:
8 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 81
9 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, cetakan kedua, 2014), h. 95
9
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan
melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-
orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S. At-Taubah : 105)10
Karyawan harus memberikan kinerja yang baik
dan optimal dan bekerja dengan apa yang diberikan oleh
lembaga. Ini juga dapat menjadi salah satu indikator bahwa
etika kerja dan kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap
karyawan pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman
dan Tata Bangunan sangatlah berpengaruh pada kinerja
karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul, “ Pengaruh Etika
Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
dalam Perspektif Ekonomi Islam”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, kita dapat
mengidentifikasi masalah yang ada pada Dinas Perumahan,
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan
Terjemah…h. 273
10
Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan, diantaranya,
yaitu:
1. Sebuah lembaga bekerja dengan sistem yang telah
diterapkan, begitupun seorang karyawan, peraturan
yang ada harus dilaksanakan dengan tepat dan baik
untuk mengahasilkan kinerja yang baik. Etika kerja
sangatlah berpengaruh dalam menciptakan karyawan
yang baik dan disiplin.
2. Kepemimpinan yang baik dapat menciptakan tim kerja
yang baik pula, pemimpin memiliki kecendrungan
dalam pengembangan etika kerja karyawan didalam
sebuah lembaga.
3. Menciptakan karyawan dan pemimpin yang ber-etika
dapat memaksimalkan kinerja pada suatu lembaga,
sehingga lembaga tersebut dapat mencapai visi, misi,
serta tujuan yang sudah dibuat terlebih dahulu.
4. Disiplin waktu menunjukkan etika kerja yang dapat
diperlihatkan oleh seluruh karyawan
11
5. Pemimpin dapat mengoptimalkan kinerja karyawan
sehingga lembaga tidak dirugikan.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini terarah dan tidak
terlalu meluas pembahasannya, maka peneliti membatasi
penelitian ini hanya pada variabel yang diteliti yaitu Etika
Kerja (X1), Kepemimpinan (X2), dan Kinerja Karyawan
(Y) pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata
Bangunan Kabupaten Serang.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Apakah etika kerja secara positif dan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan
(DPKPTB) Kabupaten Serang?
2. Apakah Kepemimpinan secara positif dan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan
(DPKPTB) Kabupaten Serang?
12
3. Apakah etika kerja dan kepemimpinan secara positif
dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata
Bangunan (DPKPTB) Kabupaten Serang?
4. Bagaimanakah etika kerja dan kepemimpinan ditinjau
dalam perspektif ekonomi Islam?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah etika kerja secara positif dan
signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Tata
Bangunan (DPKPTB) Kabupaten Serang
2. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan secara positif
dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Tata Bangunan (DPKPTB) Kabupaten Serang
3. Untuk mengetahui apakah etika kerja dan
kepemimpinan secara positif dan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Dinas
13
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan
(DPKPTB) Kabupaten Serang
4. Untuk mengetahui bagaimanakah peran etika kerja dan
kepemimpinan ditinjau dari perspektif ekonomi Islam
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Tata Bangunan (DPKPTB) Kabupaten Serang
Sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan
(DPKPTB) Kabupaten Serang mengenai etika kerja
dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dalam
perspektif ekonomi Islam.
2. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
tentang etika kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai dalam perspektif ekonomi Islam yang
mengacu pada manajemn sumber daya insani.
3. Bagi akademik
14
Untuk menambah daftar kepustakaan di bidang
Manjemen sumber daya insani dalam hal etika kerja
dan kepemimpinan dan dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan
tentang etika kerja dan kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
4. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemikiran
atau referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terutama bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
selanjutnya.
G. Kerangka Pemikiran
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu
organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit otorited
dan non profit otorited yang dihasilkan selama satu periode
waktu. Secara lebih tegas Amstrong dan Baron mengatakan
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis lembaga. Lebih jauh
Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
15
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi lembaga
yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategis
planning) suatu lembaga.11
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh karyawan
pada sebuah lembaga. Kinerja sebuah lembaga ditentukan
oleh empat faktor yang meliputi: lingkungan, karakteristik
individu, karakteristik lembaga, dan karakteristik pekerjaan.
Etika kerja merupakan salah satu dasar
terbentuknya kinerja karyawan yang bertanggung jawab,
kerja keras dan disiplin untuk menghasilkan kinerja
karyawan yang optimal.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan
untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya
tujuan yaitu kinerja karyawan.
Jadi etika kerja dan kepemimpinan berhubungan
erat dengan kinerja karyawan, semakin baik tingkat etika
kerja dan kepemimpinan dalam suatu lembaga maka akan
11
Irham Fahmi, Perilaku Organisasi… h. 127
16
semakin tinggi pula tingkat kinerja yang dihasilkan oleh
karyawan.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian
terdahulu, maka dapat digambarkan suatu kerangka
mengenai pengaruh etika kerja dan kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1
DIAGRAM KERANGKA PEMIKIRAN
H. Hipotesis
Menurut teori yang diperoleh oleh peneliti dari
proses tinjauan pustaka dan melihat dari penelitian
terdahulu. Hipotesis yang merupakan proposisi yang akan
diuji keberlakuannya atau merupakan jawaban sementara
yang akan diuji kebenarannya. Adapun hipotesis penelitian
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
17
1. Ho : Tidak adanya pengaruh positif dan signifikan
dari etika kerja terhadap kinerja karyawan
Ha : Adanya pengaruh positif dan signifikan dari
etika kerja terhadap kinerja karyawan
2. Ho : Tidak adanya pengaruh positif dan signifikan
antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Ha : Adanya pengaruh positif dan signifikan antara
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
3. Ho : Tidak adanya pengaruh positif dan signifikan
antara etika kerja dan kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan
Ha : Adanya pengaruh positif signifikan antara etika
kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada penelitian ini sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Menguraikan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
18
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta sistematika
pembahasan yang akan dilakukan dalam penelitian.
Bab II Kajian Pustaka. Menjelaskan tentang
tinjauan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti dalam skripsi, kerangka pemikiran, hasil penelitian
terdahulu dari peneliti sebelumnya terkait dengan masalah
yang diteliti, dan hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian. Menjelaskan
tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik analisis
data, dan hipotesis statistik.
Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian. Hasil
penelitian menjelaskan tentang deskripsi dari data-data
hasil pengumpulan data penelitian kemudian mengujinya
berdasarakan uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis,
dan pembahasan hasil penelitian yang menjelaskan hasil
pengolahan data dengan membandingkan teori maupun
hasil penelitian sebelumnya.
19
Bab V Penutup. Menampilkan kesimpulan dan
saran. Kesimpulan berisikan tentang jawaban atas rumusan
masalah yang dibuat peneliti setelah dilakukan pengujian
dan analisis data hasil penelitian, sedangkan saran berisikan
sejumlah saran yang dapat direkomendasikan.