bab i pendahuluan - bab ii isi mesin bubut hasil
TRANSCRIPT
Pemeliharaan Mesin Bubut dari Korosi di Bengkel Mesin Politeknik Negeri Jakarta
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Jakarta adalah salah satu perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan teknik, salah satunya teknik mesin. Jurusan teknik
mesin di Politeknik Negeri Jakarta terbagi menjadi beberapa program studi
diantaranya : program studi alat berat, program studi konversi energi, program studi
teknik mesin, dsb. Didalam program studi teknik mesin terdapat fasilitas bengkel
yang berisi sarana dan prasarana untuk menunjang proses praktikum para mahasiswa,
salah satunya adalah mesin bubut.
Mesin Bubut adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
membentuk benda dengan cara mengikis bagian-bagian benda tersebut dengan pahat
sehingga benda yang dibubut mendapatkan bentuk baru sesuai dengan keinginan.
Mesin bubut terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya terdapat mesin bubut
konvensional dan mesin bubut otomatis yang biasa disebut CNC. Kegunaan mesin
bubut sehari-hari yaitu untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam memproduksi
alat-alat perkakas seperti palu maupun tang yang biasa digunakan untuk pekerja
bangunan.
Mesin Bubut dijurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta terdiri dari
mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis yang biasa disebut CNC.
Kondisi Mesin Bubut yang ada di PNJ cukup baik, hal ini terbukti dari kondisi mesin
yang bila dilihat secara kasat mata terlihat bersih dan terawat, namun tidak hanya itu
karena setiap benda atau alat yang terbuat dari besi pasti akan terancam dari serangan
korosi atau perkaratan. Korosi itu sendiri disebabkan oleh senyawa yang terdapat di
lingkungan sekitar seperti air dan udara yang secara langsung maupun tidak langsung
terjadi kontak dengan mesin bubut itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang menyebabkan kerusakan pada mesin bubut?
Bagaimana cara merawat mesin bubut yang benar?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penyebab terjadinya korosi pada mesin bubut
Untuk mengetahui cara merawat mesin bubut agar terhindar dari korosi
1.4 Manfaat Penelitian
Menambah wawasan para pembaca tentang pencegahan korosi pada mesin
bubut
Menambah wawasan para pembaca dalam merawat mesin bubut agar
terhindar dari korosi
Agar para mahasiswa menyadari akan pentingnya memelihara mesin bubut
demi kelancaran proses pembelajaran
1.5 Sumber Data
Mesin bubut yang ada di bengkel mesin Politeknik Negeri Jakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sarana dan Prasarana di Bengkel Teknik Mesin PNJ
Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan dosen
untuk memudahkan penyampaian materi kuliah. Jika dilihat dari sudut mahasiswa,
sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan mahasiswa untuk
memudahkan mempelajari mata kuliah. Prasarana pendidikan adalah segala macam
peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan dosen (dan mahasiswa)
untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya : lokasi/tempat, bangunan workshop,
lapangan olahraga, mesin dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan. Misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium,
mesin bubut dsb. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana
pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a) Bangunan dan perabot Lembaga Pendidikan
b) Alat perkuliahan yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
c) Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi
masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan
penyampaian/mempelajari materi kuliah, ” prasarana pendidikan untuk
“memudahkan penyelenggaraan pendidikan.” Dalam makna inilah sebutan
“digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan.
Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan
materi kuliah). Mesin bubut, misalnya, digunakan langsung ketika dosen mengajar
(pada mesin bubut itu dosen menjelaskan cara penggunaannya). Mesin bubut tentu
tidak digunakan mahasiswa untuk mengelas benda kerja, melainkan untuk
“membubut” benda kerja; mesin bubut itulah yang digunakan langsung).
2. 2 Teori Mesin Bubut
MesinBubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relative dan gerakan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan
rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai
macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindle dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan
secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-
masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan
jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metric ke ulir inci.
Gambar 1/1
2.1.1 Bagian-Bagian Mesin
Mesin bubut terdiri dari kepala tetap dan meja. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
1. Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri
mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang didalamnya terdapat
transmisi roda gigi. Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang
memudahkan kita melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap
adalah Plat mesin; engkol pengatur pasangan roda gigi; cakra bertingkat; motor
penggerak mesin. Pada kepala tetap ini pula kita memasang alat pemegang benda
kerja sehingga aman pada saat dikerjakan. Alat pemegang atau penjepit ini disebut
Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua, yaitu Cekam rahang tiga dan cekam
rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang penjepitnya adalah serentak
sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci penggeraknya, maka ketiga rahang
bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita menggerakkan kunci
penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.
2. Kepala lepas
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan
dari mesin bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada
saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar
sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini.
3. Alas mesin
Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepala lepas, tempat
kedudukan eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.
4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada
benda kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan
utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas
dan dudukan pahat.
2.1.2 Jenis-Jenis Mesin Bubut
Mesin bubut ringan dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan.
Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan
benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut
yang besar dan berat.
Mesin bubut sedang (medium lathe), Konstruksi mesin ini lebih cermat dan
dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini
digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti.
Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara
produksi.
Mesin bubut standar (Standard Lathe), daya kudanya lebih besar daripada
yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe), Mesin ini termasuk mesin
bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
(http://filosofi-mesinbubut.blogspot.com/2013/01/fungsi-mesin-bubut.html unduh jam :12.35 tanggal 27-11-2013)
2.2.3 Kegunaan Mesin Bubut
Kegunaan mesin bubut adalah untuk menghasilkan benda-benda putar,
membuat ulir, pengelasan, pengeboran, meratakan permukaan benda putar, dan
pembuatan tirus.
2.3 Teori Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam
yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
2.3.1 Korosi pada Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu alat yang terbuat dari besi, sehingga mesin
bubut tergolong alat yang mudah terkena korosi. Maka dari itu dalam makalah ini kita
akan membahas pemeliharaan mesin bubut dari korosi. Pada proses pembubutan
biasanya benda kerja dan pahat yang menyayat benda kerja itu sendiri akan
mengalami perubahan suhu. Karena adanya gesekan diantara keduanya yang dapat
menimbulkan panas, guna menjaga suhu antara keduanya agar tetap normal biasanya
diberi cairan coolant. Cairan inilah yang berpotensi menimbulkan korosi pada mesin
bubut.
2.3.2 Proses Terjadinya Korosi
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logam akibat
reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di
mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat
logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang
berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat
mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami
korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan
yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan
mengapa mesin dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan setelah terkena korosi,
sedangkan mesin yang bagian luarnya dilapisi oleh aluminium cenderung lebih awet.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e– à 4 OH–(l)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
2.3.3 Dampak Dari Korosi
Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang
mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak
dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah
istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara
umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi
material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan
lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau
dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya
sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi
merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam
berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai
penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi
adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut ke lingkungannya menjadi ion-
ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi
reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam.
Sumber: http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html
http://heriut.blogspot.com/2011/05/proses-terjadinya-korosi.html
2.4 Pemeliharaan Mesin Bubut dari Korosi
Mesin bubut pada umumnya terbuat dari bahan dasar besi, maka dari itu mesin
bubut rentan terkena serangan korosi. Penggunaan mesin bubut dalam proses
praktikum mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta sangat dibutuhkan guna menjadikan
setiap individu mahasiswa PNJ mampu mengoperasikan mesin bubut itu sendiri.
Disamping itu, kita juga perlu memelihara kondisi mesin agar tetap terjaga
kondisinya. Terutama dari serangan korosi, hal ini sangat berpengaruh pada kinerja
mesin ketika digunakan untuk praktikum. Potensi bahaya juga bisa timbul karena
kurangnya perhatian terhadap mesin, misalnya mesin yang beroperasi setiap hari pasti
akan mengalami penurunan kinerja karena ada beberapa bagian mesin yang mulai
berubah dari kondisi semula. Hal ini patut menjadi perhatian dalam pemeriksaan
secara berkala guna mengganti setiap komponen yang sudah tidak layak pakai.
Dengan demikian potensi terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir.
http://www.kawanlama.com/tip/718-perawatan-mesin-bubut
Tip Perawatan Mesin Bubut
1. Lakukan pengecekan dan pastikan level oli gear box spindle dan aproon pada
batas aman (min. 3/4 dari batas bawah).
2. Pastikan setiap bagian-bagian yang bergesekan selalu dilumasi.
3. Hindari membersihkan chip/gram dengan udara bertekanan, karena berpotensi
masuk ke celah-celah mesin.
4. Pastikan pully penggerak selalu bersih dan kekencangannya sesuai standar.
5. Selalu bersihkan mesin setelah digunakan.
6. Jika ada suara tidak normal pada saat digunakan, segera matikan mesin dan
lakukan pengecekan serta perbaikan.
2.4.1 Teknik pencegahan korosi besi
Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang
seperti mesin bubut atau bangunan yang menggunakan besi menjadi tidak awet.
Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan karat
(stainless steel), namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak
sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi.
Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.
c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.
d. Pelapisan dengan timah (Tin plating)
Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya
dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh.
Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena
potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga
seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.
f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu
dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi
melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak
karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
Jadi, perawatan pada mesin bubut agar terhindar dari korosi yaitu cara memelihara
mesin bubut agar terhindar kerusakan.
BAB III
ANALISIS PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai pemeliharaan mesin
bubut dari korosi. Untuk itu, hal pertama yang penulis lakukan adalah memaparkan
keadaan mesin bubut di bengkel mesin PNJ, setelah itu penulis juga memaparkan
cara-cara mencegah mesin bubut agar terhindar dari korosi. Sehingga dapat
ditemukan bagaimana cara memelihara mesin bubut yang benar.
3.1 Keadaan Mesin Bubut di Bengkel Teknik Mesin PNJ
Dari hasil observasi yang kami lakukan, kami dapat menganalisis bahwa
mesin bubut yang ada di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta terlihat
berkarat, hal ini jelas membuktikan bahwa mesin bubut yang sudah dirawat pun akan
tetap terkena dampak korosi.
Berikut ini adalah beberapa bagian yang rentan terkena korosi :
3.1.1 Kepala Tetap
Bagaimana bagian kepala tetap ini bisa terkena korosi?
Bagian ini adalah bagian dari mesin
bubut yang letaknya disebelah kiri mesin,
dan bagian nilah yang memutar benda
kerja. Ketika mesin bubut dioperasikan
kemungkinan bagian ini sering terkena
cairan coolant yang digunakan untuk
mendinginkan benda kerja ketika proses
pembubutan. Hal itulah yang
memungkinkan bagian ini rawan korosi.
3.1.1.1 Cara Pencegahannya
Bagian kepala tetap ini dapat dilapisi dengan timah (tin plating). Proses
pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan
melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah
justru mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari
timah.
3.1.2 Kepala Lepas
Bagaimana bagian kepala lepas ini bisa terkena korosi?
Kepala lepas adalah
bagian dari mesin bubut yang
letaknya disebelah kanan dari
mesin bubut. Kepala lepas
berfungsi untuk menopang benda
kerja yang panjang. Ketika mesin
bubut dioperasikan kemungkinan
bagian ini sering terkena cairan
coolant yang digunakan untuk
mendinginkan benda kerja ketika
proses pembubutan. Hal itulah
yang memungkinkan bagian ini
rawan korosi.
3.1.2.1 Cara Pencegahannya
Bagian kepala lepas ini dapat dilapisi dengan cat. Fungsi pengecatan adalah
untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal
dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna
karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan
terkorosi.
3.1.3 Alas Mesin
Bagaimana bagian kepala lepas ini bisa terkena korosi?
Alas mesin bagian dari mesin
bubut yang letaknya diantara kepala
tetap dan kepala dari lepas mesin bubut,
bagian ini berfungsi untuk tempat
kedudukan kepala lepas, tempat
kedudukan eretan dan tempat kedudukan
penyangga diam. Ketika mesin bubut
dioperasikan kemungkinan bagian ini
sering terkena cairan coolant yang
digunakan untuk mendinginkan benda
kerja ketika proses pembubutan. Hal
itulah yang memungkinkan bagian ini
rawan korosi.
3.1.3.1 Cara Pencegahannya
Bagian alas mesin ini dapat dilapisi dengan seng. Pelapisan dengan seng
(Galvanisasi) dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga
seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.
3.1.4 Eretan
Bagaimana bagian eretan ini bisa terkena korosi?
Eretan adalah bagian dari mesin bubut
yang letaknya diatas bagian alas dari
mesin bubut, eretan adalah alat yang
digunakan untuk melakukan proses
pemakanan pada benda kerja dengan
cara menggerakkan kekiri dan
kekanan sepanjang meja. Ketika
mesin bubut dioperasikan
kemungkinan bagian ini sering
terkena cairan coolant yang
digunakan untuk mendinginkan benda
kerja ketika proses pembubutan. Hal
itulah yang memungkinkan bagian ini
rawan korosi.
3.1.4.1 Cara Pencegahannya
Bagian eretan ini dapat dilapisi dengan cat dan krom. Fungsi pengecatan
adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung
timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus
sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di
bawah cat akan terkorosi. Sedangkan pelapisan dengan krom (Cromium plating)
memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap.
Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan
perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak.
Daftar Pustaka
http://www.kawanlama.com/tip/718-perawatan-mesin-bubut
http://saefulamal2tp4.blogspot.com/2013/04/perawatan-mesin-bubut.html diunduh pada 1 des 2013 pukul 13.20
http://indopanama.blogspot.com/2011/10/teknik-perawatan-mesin-bubut.html