bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/robit rizka alfi akbar .... bab...

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah salah satu bagian dari usaha penyebaran dan pemerataan ajaran Islam di samping amal ma’ruf dan nahi munkar sebagai kewajiban umat Islam di manapun berada dan dalam keadaan apapun. Bagi kaum Islam yang telah menjalankan tiga pokok risalah Nabi lewat dakwah, amar ma’ruf serta nahi munkar, Allah memberi predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang. Dakwah adalah satu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam sebagai amanat Rasullullah, Dakwah dalam Islam seperti halnya dalam dunia Katholik dengan misi agamanya, demikian juga dengan Kristen Protestan yang dikenal dengan istilah zending, untuk agama Hindu dikenal dengan istilah dharma dan agama budha dengan istilah da manya. Kesemuanya memiliki maksud yang sama dengan dakwah. Tentu dakwah adalah istilah yang hanya diperuntukan untuk agama Islam saja. Sama halnya dengan sebutan ulama dan alim-ulama semenjak dahulu hingga sekarang hanya diperuntukan bagi umat Islam, lantaran umat lain telah memiliki istilah sendiri-sendiri, umpamanya pendeta sebutan bagi pemimpin keagamaan Kristen Prostestan, Pastor sebutan bagi pemimpin keagaman Katholik, Pedande atau Pandita bagi agama Hindu Dharma, Bikshu atau Bikhuni bagi agama Budha. Dakwah mengenai pengetahuan nilai-nilai Islam merupakan sebuah kewajiban ysng menurut dari kalangan sosial Islam merupakan sebuah amanat dari Allah untuk mengajarkan dan memberi pandangan tuntunan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam ajaran Islam kiai mempunyai peranan penting dalam mengajarkan nilai-nilai dakwah, nilai-nilai spiritual dikemas dalam dakwah yang ikut membentuk bangunan kehidupan spiritual kiai yang PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN …….. ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah salah satu bagian dari usaha penyebaran dan pemerataan ajaran Islam di

samping amal ma’ruf dan nahi munkar sebagai kewajiban umat Islam di manapun berada dan

dalam keadaan apapun. Bagi kaum Islam yang telah menjalankan tiga pokok risalah Nabi

lewat dakwah, amar ma’ruf serta nahi munkar, Allah memberi predikat sebagai umat yang

berbahagia atau umat yang menang. Dakwah adalah satu istilah yang sangat dikenal dalam

dunia Islam sebagai amanat Rasullullah, Dakwah dalam Islam seperti halnya dalam dunia

Katholik dengan misi agamanya, demikian juga dengan Kristen Protestan yang dikenal

dengan istilah zending, untuk agama Hindu dikenal dengan istilah dharma dan agama budha

dengan istilah da manya. Kesemuanya memiliki maksud yang sama dengan dakwah.

Tentu dakwah adalah istilah yang hanya diperuntukan untuk agama Islam saja. Sama

halnya dengan sebutan ulama dan alim-ulama semenjak dahulu hingga sekarang hanya

diperuntukan bagi umat Islam, lantaran umat lain telah memiliki istilah sendiri-sendiri,

umpamanya pendeta sebutan bagi pemimpin keagamaan Kristen Prostestan, Pastor sebutan

bagi pemimpin keagaman Katholik, Pedande atau Pandita bagi agama Hindu Dharma,

Bikshu atau Bikhuni bagi agama Budha.

Dakwah mengenai pengetahuan nilai-nilai Islam merupakan sebuah kewajiban ysng

menurut dari kalangan sosial Islam merupakan sebuah amanat dari Allah untuk mengajarkan

dan memberi pandangan tuntunan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam ajaran Islam

kiai mempunyai peranan penting dalam mengajarkan nilai-nilai dakwah, nilai-nilai spiritual

dikemas dalam dakwah yang ikut membentuk bangunan kehidupan spiritual kiai yang

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

merupakan pandangan keagamaan dari tasawuf Islam yang secara luas diamalkan oleh para

kiai adalah menjauhi diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, makruh dan yang tidak

jelas boleh tidaknya, perasaan dekat dan selalu ingat kepada Tuhan, tawakal percaya penuh

kepada kebijaksanaan Allah (http://www.bilvapedia.com/2014/05/pengertian-dakwah-hukum-

dakwah-metode-dakwah-islam.htm).

Berdakwah adalah wajib hukumnya dikerjakan oleh setiap umat muslim, tetapi jika dalam

suatu lingkungan sudah ada yang melakukan maka gugurlah kewajiban tersebut. Oleh karena

itu beruntunglah bagi kaum yang mentaati perintah dakwah tersebut, karena mereka

berdakwah bukanlah semata-mata untuk kepentingan pribadi mereka, istri mereka atau nilai

duniawi belaka, namun mereka membela dan menegakan agama (Wachid dan Indianto, 2013:

54).

Kiai adalah seorang yang dianggap mengetahui agama Islam yang dibuktikan dengan

tugas-tugas sebagai guru, muballigh dan khatib. Selain itu juga sebagai sosok yang berakhlak

mulia. Kiai selalu mengurutkan terhadap urusan dunia menjadi yang kedua, tetapi selalu

mementingkan kehidupan di akhirat, sikap membiasakan dan mementingkan akhirat (Ismail,

1997: 3).

Setiap lokalitas daerah pasti memiliki seorang tokoh yang berpengaruh salah satunya di

desa Walangsanga Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang, pernah hidup seorang Kiai yang

bernama Nur Durya atau biasa disebut warga sekitar dengan sebutan Mbah Nur Walangsanga.

Beliau juga seorang tokoh yang terkenal dalam memajukan pendidikan di sekitar desa

Walangsanga. Beliau adalah seorang tokoh yang hidup di sebuah hutan pinggiran desa

Walangsanga yang dekat dengan sebuah aliran sungai.Tujuan Mbah Nur tinggal hutan adalah

untuk mencari ketenangan dalam memperdalam amalannya kepada Allah SWT.

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

Oleh karena dalam penulisan yang berjudul Peran KH.Nur Durya dalam mengamalkan

Dakwah Islam di desa Walangsanga Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang Tahun 1926-

1988. Dalam hal ini penulis akan membahas kisah hidup seorang kiai yang bernama Nur

Durya yang biasa dipanggil oleh orang setempat Mbah Nur yang berada di desa Walangsanga

Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Profil desa Walangsanga sebagai tempat tinggal KH. Nur Durya.

2. Bagaimana latar belakang kehidupan Nur Durya sebagai seorang ulama di desa

Walangsanga.

3. Bagaimana peran KH. Nur Durya dalam mengamalkan dakwah Islam di desa

Walangsanga.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui Profil desa Walangsanga sebagai tempat tinggal KH. Nur Durya.

2. Memberikan penjelasan latar belakang kehidupan Nur Durya sebagai seorang ulama

di desa Walangsanga.

3. Menjelaskan peran KH. Nur Durya dalam mengamalkan dakwah Islam di desa

Walangsanga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Akademis

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

Menambah pengetahuan dalam ajaran keislaman bagaimana peran seorang ulama

menyebarkan nilai-nilai Islam dan sebagai sumbangan dalam memberikan sejarah

seorang tokoh Islam.

2. Manfaat Praktis

Menambah informasi bagi masyrakat mengenai tokoh KH. Nur Durya sebagai seorang

ulama di desa Walangsanga dan sebagai seorang tokoh yang mempunyai peran

penting dalam mengamalkan dakwah melaui media zikir.

E. Kajian Pustaka dan Penelitian Relevan

1. Tinjauan Pustaka

a. Kiai

Pemahaman mengenai keagamaan terdiri dua kata yaitu pemahaman dan keagamaan.

Pemahaman berasal dari kata paham. Dalam kamus besar artinya pengetahuan banyak,

pengetahuan dan perkembangan dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia yang

dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia,

sedangkan agama merupakan realitas yang melingkupi manusia. Ia senantiasa muncul dalam

berbagai dimensi dan sejarah kehidupannya (Irfanuddin, skrpisi, 2008: 32).

Dalam pemahaman agama perlulah sebuah perantara yaitu sesosok orang yang dianggap

memiliki banyak informasi dan pengetahuan agama yang dianutnya. Dalam ajaran Islam

orang yang memberikan pemahaman mengenai Islam disebut sebagai ulama. Dalam lingkup

masyarakat agraris terdapat hubungan yang erat antara masyarakat dan para ulama. Hal ini

terjadi karena para ulama biasa memiliki identitas yang sama dengan khalayak

lingkungannya, umpamanya sebagai seorang petani. Dengan pengertian di atas, dapat

dipahami apabila munculnya sejarah perkembangan suatu bangsa merupakan suatu sejarah

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

para tokoh-tokohnya meskipun pandangan ini tidak mengandung nilai kebenaran yang

mutlak.

Ulama pada dasarnya merupakan suatu pengertian dalam konsep sosial yang berkaitan

dengan faktor keagamaan. Oleh karena itu, penulusuranlebih lanjut konsep ulama akan

merujuk kepada suatu pengertian tentang seorang atau sekelompok orang yang menguasai

ilmu pengetahuan. Sebab, ulama menurut asal katanya (Bahasa Arab) adalah sutu bentuk

kalimat plural (jamak) dari kata tunggalnya alim, artinya orang yang pandai. Kata alim

didalam tata Bahasa arab disebut sebagai fi’il madly (kata kerja past), yang asalnya dari kata

alima, dan cara membacanya ilman. Dalam bahasa Arab yang disebut mashdar, arti ilman

ialah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, konteks pengertian ulama berkaitan dengan orang

seorang atau sekolompok orang yang menguasai ilmu pengetahuan, mencakup menguasai

ilmu pengetahuan yang bersifat kekinian, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan

sosial dan kemanusiaan serta teknologi ( Ismail, 1997: 60 ).

Oleh karena itu, jabatan seorang ulama tidak boleh dipangku oleh sembarang orang,

meskipun ia mempunyai lengkap pengetahuannya mengenai suatu tarekat, tetapi yang

terpenting adalah ia harus mempunyai kebersihan rohani dan kehidupan batin yang murni.

Bermacam-macam nama yang tinggi diberikan kepadanya menurut kedudukannya

(Abubakar, 1996: 79)

Di tengah perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya dijumpai beberapa gelar

sebutan yang diperutukan untuk para ulama, misalnya, di daerah Jawa Barat orang

menyebutnya Ajengan, di wilayah Sumatera Barat disebut Buya, di daerah Aceh di kenal

dengan panggilan Teungku, di Sulawesi Selatan dipanggil dengan nama To Fanrita, diderah

Madura disebut Nun atau Bendara yang disingkat Ra dan di Lombok atau sekitar Nusa

Tenggara disebut Tuan Guru. Khusus bagi masyarakat Jawa, gelar yang diperuntukan untuk

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

ulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai tingkat

yang tinggi, memiliki kemampuan pribadi yang luar biasa. Selain itu, juga terdapat sebutan

kiai, yang merupakan gelar kehormatan bagi para ulama pada umumnya. Oleh karena itu

sering dijumpai di pedesaan di Jawa dengan panggilan kiai ageng ( Ismail, 1997: 63 ).

Persebaran Islam di Jawa tidak bisa lepas dari sosok seorang ulama, pada abad ke-13 di

Jawa sudah ada orang-orang Islam yang menetap. Salah seorang yang paling terkenal dan

tertua diantara para wali adalah di Jawa adalah ialah Raden Rahmat dari Ngampel Denta. Saat

masa awal penyebaran Islam di Jawa Ulama atau Kiai bisa disebut dengan orang suci (Graaf

dan Pigeaud, 1989: 19).

Dari segi fungsi, sosok ulama pada masyarakat Jawa terbagi ke dalam dua kategori.

Kategori pertama ialah seorang ulama bebeas atau ulama yang kedudukan peran sosialnya

berada di jalur ad-dakwah wat-tarbiyah. Ulama kelompok ini biasanya disebut dengan ulama

pondok pesantren dengan tugas utamanya sebagai guru dan pengajar sekaligus penyiar

agama. Pekerjaan ini tidak lain merupakan usaha untuk memahamkan Islam pada masyarakat.

Kiai pondok pesantren hidupnya menetap di pedesaan-pedesaan. Melalui kegiatan pendidikan

dan penyiaran agama, mereka membangun masyrakat-masyarakat desa di Jawa sehingga di

pedesaan Jawa dijumpai tumbuhnya sistem sosial yang struktur sosialnya bercorak keislaman

(Ismail, 1997: 64).

b. Dakwah Islam

Secara terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan dan mendefinisikan

dakwah, dalam hal ini disebutkan oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan memandang

kalimat dakwah itu sendiri. Dakwah adalah menyampaikan (at-tabligh) dan menerangkan (al-

hayan) apa yang telah dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Sebagian lagi menganggap

dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta-lim). Definisi ini menulis lebih bersifat normatif

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

dimaknai dakwahhanya bersifat dan mencakup belajar dan mengajar tanpa melihat bahwa

dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan kepada orang lain (Faizah dan Effendi,

2009: 5).

Istilah dakwah dalam Al Quran diungkapkan dalam bentuk fi’il maupun mashdar

sebanyak lebih dari serratus kata. Al Quran menggunakan kata dakwah untuk mengajak

kepada kebaikan yang disertai dengan resiko masing-masing pilihan. Dalam Al Quran,

dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak dalam

Islam dan kebaikan, 7 kali mengajak ke neraka atau kejahatan. Di samping itu, banyak sekali

ayat-ayat yang menjelaskan istilah dakwah dalam konteks yang berbeda. Dalam melakukan

dakwah, seorang ulama haruslah melihat unsur-unsur komponen yang terdapat dalam setiap

kegiatannya. Adapun unsur kegiatan dakwah adalah, da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra

dakwh), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), atsar (efek

dakwah) (Munir dan Ilaihi, 2009: 17-21).

Berdakwah dalam segala bentuk hukumnya adalah fardhu kifayah. Fardhu kifayah berarti

apabila dilaksanakan seorang dalam suatu kaum atau wilayah gugurlah kewajiban itu dari

yang lain, dan bagi yang lain dakwah itu menjadi Sunnah muakkad dan amal shalih yang

agung. Pada hakikatnya, Allah dan Rasul memangil kita pada aqidah yang membebaskan

manusia dari belenggu kejahilan tahayul dan syirik yang mengakibatkan kelumpuhan jiwa

yang menjadi penghambat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai pribadi

lahir dan batin (Wachid dan Indianto, 2013: 52).

2. Penelitian Relevan

Tokoh yang ditulis adalah seorang yang mempunyai sebuah pengaruh penting didalam

sebuah masyarakat. Dalam penulisan ini yang membahas peran tokoh yang diarahkan pada

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

kisah hidupnya dan keberhasilannya di dalam kehidupan masyarakat. Berikut hasil penelitian

yang menjadi referensi peniliti adalah sebagai berikut.

Dalam tulisan Rokhim yang berjudul Kiai-Kiai Kharismatik dan Fenomenal menuliskan

tentang biografi kiai-kiai terkenal seperti halnya dalam skripsi ini penulis juga membahas

mengenai tokoh seorang Kiai Lokal yang berada di Desa Walangsanga Kecamatan Moga

Kabupaten Pemalang yang bernama Nur Durya, sedangkan buku karangan Nur Rokim, kiai

yang dibahas adalah seorang kiai yang kebanyakan terkenal dalam tingkat nasional. Kiai

Kholil Bangkalan, Kiai Hasyim Asy’ari Jombang, Kiai Ahmad Dahlan dan lain-lain. Kiai

yang ditulis adalah seorang kiai yang fenomenal yang tingkah lakunya atau jasa-jasanya

sangat berpengaruh besar bagi dirinya sendiri, orang lain, atau bangsa dan negara. Sebagai

contoh adalah Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Kholil merupakan seorang kiai yang dikenal

sebagai gurunya para kiai se-Jawa dan Madura, atau bahkan seluruh Indonesia. Banyak kiai

yang berguru padanya, salah satunya adalah Kiai Hasyim Asy’ari. Hubungan dengan

penulisan ini adalah, menceritakan seorang tokoh ulama, yaitu serang kiai yang mempunyai

visi dan misi dalam mengamalkan suatu dakwah disuatu wilayah.

Buku karangan karangan Anhar Gonggong yang berjudul Abdul Qahhar Mudzakkar Dari

Patriot Hingga Pemberontak. Dlam buku karangannya dalah membahas tentang peran Qahar

Mudzakkar yang merupakan seorang pemberontak. Qahar Mudzakkar mendirikan Gerakan

Pemuda Sulawesi (GEPIS) yang lalu berubah menjadi Angkatan Pemuda Indonesia Sulawesi

(APIS) yang merupakan bagian dari Angkatan Pemuda Indonesia (API). Qahhar Mudzakkar

dalam perkembangan APIS meleburkan diri kembali dalam usaha perlawanan fisik

menentang kembali penjajah. Persamaan dalam buku karangan Anhar Gonggong dengan

tulisan ini adalah menceritakan peran sebuah tokoh ulama dalam memperjuangkan jalan

Islam.

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

Dalam penelitian Irfanuddin yang berjudul Peran KH. Hasan Bisri dalam Meningkatkan

Pemahaman Keagamaan Masyarakat Semper Timur-Jakarta Utara. Menuliskan sebuah

perjuangan KH. Bisri dalam melaksanakan dakwah di masyarakat Semper Timur. Hasil yang

diperolehnya dalam dakwahnya semakin kuat masyarakat sekitar dalam mengamalkan ibadah

sholat, puasa, zakat, dan haji. Dalam hal muamalah semakin tinggi rasa toleransi dalam

masyarakat Semper setelah memperoleh ilmu dari KH. Bisri, sedangkan dari aqidah semakin

besar timbulnya rasa saling menghargai dan toleransi diantara warga masyarakat.

F. Kajian Teori

1. Peran Sosial

Peranan sosial merupakan salah satu cara individu untuk membina tingkah laku sosialnya

sehingga individu yang bersangkutan makin matang dan sempurna tingkah laku sosialnya

guna kelancarannya kehidupannya bersama individu lain dalam keluarga, kelompok dan

masyarakat. Di dalam masyarakat individu-individu hidup, tumbuh dan berkembang, sejak

lahir sampai mati. Di dalam masyarakat pula, setiap individu melakukan kegiatan yang sangat

bervariasi dalam kuantitas dan kualitasnya sebagai sarana untuk kehidupan, pertumbuhan,

dan perkembangan. Kegiatan-kegiatan individu untuk hidup dan tumbuh berkembang berupa

tingkah laku sosial dari yang sederhana sampai yang kompleks. Tingkah laku sosial individu

berasal dari jenis kelamin individu sejak lahir.

Pada tingkah laku sosial individu laki-laki dan individu perempuan, tampak jelas dalam

kehidupan sehari-hari berbeda dalam variasinya. Tingkah laku sosial juga bisa berasal dari

status ekonomi seorang individu di mana status sosial ekonomi mengandung tuntutan tingkah

laku sosial tertentu yang harus dipenuhi oleh individu yang bersangkutan. Status ekonomi

individu dapat diperoleh individu yang bersangkutan melalui jenjang pendidikan, tingkat

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

kehidupan (kaya, miskin), pemilih jabatan pada pekerjaan tertentu (kepala sekolah, menteri),

dan individu orang yang berpengaruh (kiai, ulama, berwibawa) (Santoso, 2010: 219).

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Berbeda dari norma, wujud perilaku ini

adalah nyata bukan sekedar harapan dan berbeda pula dari norma, perilaku yang nyata ini

bervariasi, berbeda-beda dan satu aktor ke aktor yang lain, misalnya, peran ayah seperti yang

diharapkan oleh norma adalah mendisiplinkan anaknya. Variasi ini dalam teori peran

dianggap normal dan tidak ada batasnya. Sebuah peran dilihat dari wujudnya dari tujuan

dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas dari cara mencapai tujuan atau hasil tersebut (Sarwono,

2001: 242)

2. Agama dalam Masyarakat Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang dapat juga dinamakan proses

sosial) karena proses interaksi sosial syarat utama dalam proses terjadinya aktivitas interaksi

sosial. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-perorangan, antarkelompok manusia. Interaksi sosial antarkelompok sebagai

kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya (Soekanto, 1982: 56).

Interaksi sosial juga bisa terjadi dengan menjalin hubungan dengan aturan beragama.

Agama dalam keanekaragamnya yang tidak bisa dibayangkan itu memerlukan sebuah

gambaran dan bukan definisi atau batasan. Agama adalah gejala yang begitu sering terdapat

di mana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha manusia membuat abtraksi ilmiah.

Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna keberadaan

alam semesta. Agama telah menimbulkan khayalnya yang paling luas dan juga digunakan

untuk membenarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat

membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut dan ngeri.

Meskipun perhatian kita tertuju sepenuhnya kepada adanya suatu dunia yang tidak dapat

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

dilihat (akhirat), namun agama juga melibatkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari di dunia

ini. Agama senantiasa dipakai untuk menanamkan keyakinan baru ke dalam hati sanubari

terhadap alam gaib dan surga-surga telah di dirikan di alam tersebut, namun demikian agama

juga berfungsi melepaskan belenggu-belenggu adat atau kepercayaan manusia yang sudah

usang (Nottingham, 1996: 41).

Agama harus dilihat secara langsung, terutama sebagai suatu yang mempersatukan.

Dalam pengertian harfiahnya, agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara

anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang

membantu mempersatukan mereka. Karena nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem

kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan, maka agama

menjamin adanya persetujuan bersama dalam masyarakat. Agama juga cenderung

melestarikan nilai-nilai sosial. Fakta yang menunjuk bahwa nilai-nilai keagamaan itu sakral

berarti bahwa nilai-nilai keagamaan tersebut tidak bisa di rubah karena adanya perubahan-

perubahan dalam konsepsi-konsepsi kegunaan dan kesenangan duniawi

Meskipun agama mempunyai peranan didalam masyarakat, sebagai kekuatan yang

mempersatukan, mengikat dan melestarikan, namun ia juga mempunyai fungsi yang lain

dalam cita-cita untuk kehidupan yang selanjutnya. Memang agama mempersatukan kelompok

pemeluknya sendiri begitu kuatnya sehingga apabila tidak dianut oleh seluruh atau sebagian

besar anggota masyarakatnya ia bisa menjadi kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-

belah dan menghancurkan (Nottingham, 1996: 42).

G. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan sosiologi dan

psikologi agama

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

1. Pendekatan Sosiologi

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi, Pendekatan

sosiologi dan pendekatan ilmu sosial jika diterapkan akan melahirkan sejarah baru yaitu

sejarah politik gaya baru, sejarah sosial, sejarah sosiologis, sosiologi sejarah, sejarah agraris.

Sejarah sosial membuka banyak peluang untuk menghasilkan peluang untuk membuka

sejarah kriminalitas, sejarah maling, sejarah penyimpangan seksual, sejarah kerusuhan

seksual, sejarah kerusuhan sosial, sejarah kenakalan remaja, sejarah penyimpangan sosial,

sejarah pelacuran, sejarah gotong royong, sejarah kampung-kampung kumuh. Masih bisa

ditambahkan sejarah perang desa, sejarah resepsi dan lain-lain (Priyadi, 2015: 131).

Reskontruksi peristiwa yang menggunakan pendekatan sosiologi akan terungkap segi-segi

sosial dan peristiwa itu. Hasil konstruksinya dapat kategorikan sebagai sejarah sosial. Sebab

pembahasannya mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik

berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan, status sosial, dan sebagainya.

Penggunann sosiologi dalam merekonstruksi sejarah bertujuan untuk memahami arti subjektif

dari perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya. Dengan demikian,

pengkajian sejarah lebih mengarah pada pencarian arti dari tindakan individual berkenaan

dengan peristiwa-peristiwa kolektif (Hamid dan Majid, 2011:9).

Pada titik perkembangan penulisan dan studi sejarah dewasa ini ada kecenderungan kuat

bahwa antara berbagai ilmu sosial dan sejarah itu ada konvergensi. Gerakan saling mendekati

( rapproachement ) antara sejarah dan ilmu sosial sangat menyuburkan serta meningkatkan

produktivitasnya. Kenyataan di atas menuntut dari sejarawan untuk memperhalus alat-alat

analitisnya; ini berarti perlu dilakukan pendalaman dalam bidang ilmu sosial lainya, terutama

untuk menguasai alat-alat teoritis dan konseptual. Hal ini membawa implikasi teoritis dan

metodologis yaitu menyusun kerangka konseptual dan teoritis dengan bantuan konsep dan

teori antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan lain sebagainya (Kartodirjo, 2014: 169).

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

2. Psikologi Agama

Psikologi mempunyai objek sasarannya yaitu mahluk manusia dan kegiatan-kegiatannya.

Manusia merupakan mahluk tertinggi dapat dijumpai dalam dialam ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa di dunia ini. Bahwasanya manusia sebagai mahluk yang tertinggi didunia ini sudah

dapat manusia temukan dalam uraian Aristoteles yang membeda-bedakan manusia dari

hewan dan tumbuh-tumbuhan secara bertingkat-betingkat, namun manusialah yang

mempunyai rasio kecerdasan dan kemauan. Menurut Kuypers kegiatan-kegiatan manusia

digolongkan menjadi tiga golongan utama secara hakiki, yaitu kegiatan-kegiatannya secara

bersifat individual, kegiatan yang bersifat sosial, kegiatan yang bersifat ketuhanan.

Segi yang ketiga inilah yang membedakan manusia dari mahluk lainnya di dunia. Hanya

manusialah yang merupakan mahluk hidup yang berketuhanan. Tumbuhan-tumbuhan pada

umumnya hanya merupakan mahluk yang individual, sedangkan hewan merupakan mahluk

yang individual juga bisa mahkuk yang bersosial. Hal yang menyangkut ketuhanan inilah

yang membuat manusia mempunyai sebuah agama, yang setiap individu akan memepunyai

pandangan tersendiri tentang suatu agama (Gerungan, 2004: 23).

Psikologi agama mempelajari motif-motif, tanggapan-tanggapan reaksi-reaksi dari psike

manusia, pengalaman dalam berkomunikasi dengan supranatural yang asik dan sangat

dirindukan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa psikologi agama adalah cabang psikologi

yang menyelidiki sebab-sebab dan ciri psikologis dari sikap-sikap religius pengalaman dan

berbagai fenomena dalam individu yang muncul dari atau meyertai sikap dan pengalaman

tersebut.

Psikologi agama sebagai cabang dari psikologi menyelidiki agama sebagai gejala

kejiwaan memiliki peran penting dalam mengingat persoalan agama yang paling mendasar

adalah persoalan kejiwaan. Manusia meyakini dan mau berserah diri kepada Tuhan,

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

melakukan upacara keagamaan berdoa, rela berkorban dan rela hidupnya dikendalikan oleh

norma-norma agama dan kejiwaannya (Suprayoga dan Tobrori, 64: 2003).

Psikologi dengan watak profannya, sangat terikat dengan pengalaman dunia semata,

sementara agama merupakan urusan Tuhan yang tidak terikat dengan pengalaman hidup

manusia. Disinilah letak permasalahan timbulnya konflik pada awal kemunculan disiplin

psikologi agama. Tentu timbulnya konflik tersebut karena kurangnya pemahaman yang benar

terhadap hakekat psikologi agama. Yang perlu dipahami, merumuskan sebuah definisi suatu

ilmu yang mencakup dua substansi ilmu yang berbeda watak tentu tidak mudah. Bila rumusan

definisi keliru, bisa jadi akan menimbulkan kesan penggerogotan terhadap wilayah ajaran

agama yang suci. Barangkali atas alasan inilah, perkembangan kajian psikologi agama hingga

saat ini belum sepesat kajian ilmu pengetahuan lainnya (Ikharom, 2008: 4).

Tiga ranah itu yang menjadi kajian pokok psikologi agama. Bila dicermati dari ketiga

kajian pokoknya, maka jelas bahwa psikologi agama tidak menyentuh keyakinan atau

kepercayaan agama seseorang. Psikologi agama hanya meneliti seberapa besar atau kecil

pengaruh keyakinan terhadap sikap dan perilakunya, bagaimana proses terjadi, dan

bagaimana kondisi jiwa keberagamaan seseorang.

Psikologi agama tidak menyentuh ajaran agama dan atau keyakinan seseorang. Ini

berarti, psikologi agama tidak berhak mendukung, membenarkan, menolak atau menyalahkan

ajaran, keyakinan, atau keimanan seseorang. Kesadaran keagamaan diartikan sebagai bagian

atau segi yang hadir dalam pikiran yang pengujiannya dapat dilakukan melalui metode

instrospeksi. Juga dapat dikatakan, kesadaran keagamaan adalah aspek mental dan aktivitas

keagamaan seseorang.

Sementara pengalaman keagamaan diartikan sebagai perasaan yang membawa pada

keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan. Dengan demikian, dapat dipahami, psikologi agama

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

adalah ilmu psikologi yang menekankan kajiannya pada pengaruh, proses kejiwaan, dan

bentuk-bentuk kemantapan atau kegoncangan dalam kehidupan keberagamaan seseorang.

Psikologi agama merupakan studi psikologi dalam kaitannya dengan kehidupan keagamaan

seseorang dengan tetap berpijak pada prinsip-prinsip psikologi. Bagaimana bentuk pengaruh

ajaran keagamaan, bagaimana terjadinya proses pembentukan suasana kejiwaan, dan

bagaimana pula bentuk-bentuk kepribadian keagamaan seseorang dikaji dengan tetap

bertopang pada prinsip-prinsip psikologi (Ikharom, 2008: 4-6).

H. Metode Penelitian

Pada metode penelitian ini tentang peran KH. Nur Durya dalam mengamalkan dakwah

Islam di Desa Walangsanga menggunakan metode historis. Metode historis adalah adalah

proses kerja untuk menuliskan kisah-kisah masa lampau berdasarkan jejak–jejak yang

ditinggalkan (Priyadi, 2011: 3-4). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data, atau

materi sejarah atau evidiensi sejarah. Tahap heuristik adalah tahap banyak menyita waktu ,

biaya, tenaga pikiran dan juga perasaan. Ketika peniliti mencari dan mendapatkan apa yang di

cari maka akan merasakan menemukan sebuah tambang emas (Sjamsuddin, 86: 2007)

Dalam penilitian ini yang akan dijadikan sumber utama adalah sumber lisan melalui

wawancara.Penulis harus mencari banyak-banyaknya pelaku sejarah yang terlibat. Dalam

penelitian ini yang dijadikan seumber adalah utama adalah cucu dari KH. Nur Durya dan

mantan jamaahnya. Pencarian itu melibatkan seorang atau beberapa pelaku yang mengetahui

ada pelaku yang lain yang perlu diwawancarai. Ketika wawancara itu berlangsung dengan

seorang pelaku, maka pelaku tersebut juga diwawancarai untuk menunjuk pelaku-pelaku lain

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

yang perlu dihubungi karena pelaku itu di mungkinkan sudah bertempat tinggal di luar daerah

atau diluar kota, bahkan sudah lintas kabupaten, atau lintas provinsi (Priyadi, 2014: 90).

Penelitian ini melakukan wawancara dengan seorang yang masih bersangkutan dengan

KH. Nur Durya, beliau adalah Ahmad dan Ikhya sebagai cucunya. Keduanya adalah sumber

yang paling penulis anggap yang mengetahui tentang kisah hidup kakeknya. Khasbuni dan

Nurkholis sebagai mantan jamaahnya yang saat Nur Durya masih hidup keduanya sering

mengikuti kegiatan zikir berjamaah bersama Nur Durya. Selain dari keluarga penilti juga

akan melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar Desa Walangsanga dan beberapa

peziarah.

2. Kritik

Setelah selesai dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber dalam bentuk

wawancara maka yang harus dilaksanakannya berikutnya adalah mengadakan kritik

(verifikasi) sumber. Pada dasarnya kedua langkah, pengumpulan (heuristik) dan kritik

(verifikasi) sumber, bukanlah merupakan dua langkah kegiatan yang terpisah secara ketat

yang satu dengan yang lain (Daliman, 65: 2012).

Dalam kritik ekstern ontetik diperoleh melalui jawaban terahadap tiga hal , yaitu (1)

adakah sumber itu memang sumber yang dikehendaki (2) adakah sumber itu asli atau turunan

(3) adakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah. Pertanyaan pertama adalah persoalan

relevansi antara data dengan zamannya, tetapi juga dengan subject matter. Data yang tidak

relevan dengan subject matter harus di singkirkan. Berarti ada seleksi dalam bentuk

kerelevansian antara data dan tujuan pokok. Pertanyaan kedua mempersoalkan asli atau

turunan (Priyadi, 2013: 118-119).

3. Interpretasi

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

Dalam interpretasi penulis akan menjelaskan sumber-sumber yang telah di kritik dalam

mencari data yang mendekati objektif. Sumber-sumber dalam penulisan ini di perjelas dengan

teori-teori untuk mendukung dan memperkuat penulisan agar mudah dipahami. Interpretasi

adalah langkah metode sejarah yang harus didukung oleh heuristik sebagai petunjuk ke arah

penelitian dan kritik. Tanpa dukungan mereka, sejarawan akan melampui jalan pintas yang

menyesatkan dan hanya membalikan interpretasi. Interpretasi yang disokong oleh heuristik

dan kritik akan menghasilkan historiografi yang benar-benar Indonesiasentrisme dengan

bekerja dari titik nol. Interpretasi yang bercermin dengan pendekatan kontroversial atau

kontradiksi akan mewariskan sejarah yang bercorak plagiarisme dan mementingkan jalan

mudah. Interprestasi yang ditopang oleh heuristik dan kritik akan membawa sejarawan

kepada suasana sikap kritik yang tinggi masukan fakta yang beraneka ragam. Sikap kritik

yang tinggi akan memacu kapasitas interpretasi yang lebih tinggi. Sejarawan berkat sikap

kritiknya itu akan menganalisis fakta dengan teliti, yang disusul dengan mensistesiskan fakta

dengan teliti pula. Pendekatan kontroversial atau kontradiksi mencerminkan kapasitas yang

rendah dalam menginterpretasikan fakta karena fakta yang disajikan sejarawan belanda

mungkin tidak dapat disebut sebagai sungguh-sungguh fakta. Fakta-fakta tersebut harus

ditinjau kembali, bukan diinterpretasikan secara terbalik. Interpretasi terbaik mencerminkan

rendahnya kemampuan dalam menganalisis dan mensintesiskan fakta-fakta. Sejarawan

menulis sejarah dari titik nol memang tidak gampang. Sejarawan mencari dan menemukan

sumber tidak selalu sukses karena miskin dan ketidak adaan sumber (Priyadi, 2015: 107).

4. Historiografi

Historiografi adalah proses penulisan sejarah, sebelum era Kartodirjo sejarah lebih

dikatakan naratif. Artinya, sejarah dipandang sebagai kisah, yaitu kisah yang dipandang

sebagai kisah yang ditulis oleh sejarawan, baik peneliti maupun penulis, sehingga karyanya

tersebut sejarah sebagaimana dikisahkan. Di sini, sejarah dipandang semata-mata sebagai

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

cerita yang kemudian juga sulit dibedakan dengan karya-karya sastra, seperti novel. Sejarah

sebagaimana dikisahkan memang dibangun dengan cara atau alat yang disebut tulisan. Tanpa

ditulis sejarah tidak dapat diceritakan dengan akurasi yang tinggi karena kelisanan lebih

cenderung liar dan tidak terkendali. Oleh karena itu, ketika mendengar dan menyimak cerita

sejarah akan mengalami kebahagiaan karena ia sedang menikmati kisah sejarah, bagaikan

orang sedang melakukan perjalanan (Priyadi, 2013: 122).

Penulisan sejarah tidak semudah dalam penulisan ilmiah lainnya, tidak cukup dengan

menghadirkan informasi dan argumentasi. Penulisan sejarah, walaupun terikat pula oleh

aturan-aturan logika dan bukti-bukti empirik, tidak boleh dilupakan bahwa ia juga karya

sastra yan menuntut kejelasan, keteguhan, dan kekuatan, serta kerapian dalam ekspresi

penulisan, ia akan mampu mencapai apa yang akan menjadi dambaan setiap sejarawan, yakni

memadukan kesejarwanan dan kesasterawanan antara keahlian dan ekpresi bahasa (Daliman,

99: 2012).

I. Sistematika Penulisan

BAB 1, Pendahulian berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,

kajian Pustaka, Kajian Teori, Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika

Penilisan.

BAB 2, Membahas tentang profil keadaan Desa Walangsanga sebagai tempat tinggal Kh.

Nur Durya seperti keadaan geografis, keadaan sosial, keadaan ekonomi, dan keadaan religi di

Walangsanga..

BAB 3, Membahas tentang perjalanan hidup KH. Nur Durya semasa hidupnya dalam

perjalanannya mencari ilmu tentang Islam dan pendidikan yang ditempuh dalam mempelajari

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5468/2/ROBIT RIZKA ALFI AKBAR .... BAB I.pdfulama adalah wali. Gelar ini biasanya diberikan kepada ulama yang sudah mencapai

dan mendalami tentang Islam yang membuat beliau menjadi seorang yang cukup terkenal di

wilayah Kabupaten Pemalang.

BAB 4, Menjelaskan peran KH. Nur Durya dalam mengamalkan dakwah di Desa

Walangsanga melalui amalan media zikir sebagai perantaranya yang membuat dirinya

dijuluki oleh masyarakat sekitar sebagai waliyullah atau kekasih Allah serta peran dalam

kehidupan masyarakat Walangsanga dan peran dalam mendekatkan diri kepada Allah dalam

manfaat yang diperoleh dalam kegiatan zikir bersama.

BAB 5, Kesimpulan dan saran.

PERAN KH. NUR DURYA DALAM MENGAMALKAN ……..

ROBIT RIZKA ALFI AKBAR, FKIP UMP 2016