bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/bab_i.pdf · manajemen...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan Islam tengah mengalami kegagalan, yaitu gagal memanusiakan manusia (humanisasi), gagal membentuk manusia sesuai dengan visi dan misi penciptaanya. Kegagalan ini berimplikasi pada proses pendidikan materialistis, jauh dari nilai-nilai Islam dan berkarakter lemah (Ismail Yustanto, 2011: 11). Di satu sisi dunia Pendidikan Islam di Indonesia dewasa ini tengah menghadapi berbagai tantangan berat. Di antara tantangan tersebut adalah, globalisasi di bidang budaya, etika dan moral, sebagai akibat dari kemajuan teknologi (transportasi dan informasi), dan rendahnya tingkat social-capital, rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, dan permasalahan makro nasional, yang menyangkut krisis multidimensional baik bidang ekonomi, politik, moral, budaya dan sebagainya (Muhaimin, 2009: 15). Sehingga dari berbagai tantangan tersebut di atas, dunia pendidikan sering dikritik oleh banyak masyarakat yang disebabkan perilaku pelajar maupun lulusannya yang menunjukkan sikap kurang terpuji. Para pelajar terlibat tawuran, pencurian, kriminal, kurang bermoral, sedangkan para pengangguran pada umumnya adalah lulusan akademik (Abuddin Nata, 2003: 45). Keadaan tersebut harus segera disikapi secepat mungkin, sehingga antara pendidikan Islam dan pendidikan Nasional perlu merumuskan beberapa konsep, maupun strategi yang dapat menyelesaikan beberapa tantangan dan masalah yang dihadapi dunia pendidikan, karena berbagai tantangan dan masalah di atas, dunia pendidikan mempunyai peran vital dan andil besar dalam memberikan solusi dan antisipasi.

Upload: dangnhu

Post on 11-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan Islam tengah mengalami kegagalan, yaitu gagal

memanusiakan manusia (humanisasi), gagal membentuk manusia sesuai

dengan visi dan misi penciptaanya. Kegagalan ini berimplikasi pada proses

pendidikan materialistis, jauh dari nilai-nilai Islam dan berkarakter lemah

(Ismail Yustanto, 2011: 11).

Di satu sisi dunia Pendidikan Islam di Indonesia dewasa ini tengah

menghadapi berbagai tantangan berat. Di antara tantangan tersebut

adalah, globalisasi di bidang budaya, etika dan moral, sebagai akibat dari

kemajuan teknologi (transportasi dan informasi), dan rendahnya tingkat

social-capital, rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, dan permasalahan

makro nasional, yang menyangkut krisis multidimensional baik bidang

ekonomi, politik, moral, budaya dan sebagainya (Muhaimin, 2009: 15).

Sehingga dari berbagai tantangan tersebut di atas, dunia pendidikan

sering dikritik oleh banyak masyarakat yang disebabkan perilaku pelajar

maupun lulusannya yang menunjukkan sikap kurang terpuji. Para pelajar

terlibat tawuran, pencurian, kriminal, kurang bermoral, sedangkan para

pengangguran pada umumnya adalah lulusan akademik (Abuddin Nata,

2003: 45).

Keadaan tersebut harus segera disikapi secepat mungkin, sehingga

antara pendidikan Islam dan pendidikan Nasional perlu merumuskan

beberapa konsep, maupun strategi yang dapat menyelesaikan beberapa

tantangan dan masalah yang dihadapi dunia pendidikan, karena berbagai

tantangan dan masalah di atas, dunia pendidikan mempunyai peran vital

dan andil besar dalam memberikan solusi dan antisipasi.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

2

Di satu sisi pendidikan Nasional dan pendidikan Islam harus mampu

memberikan kontribusi dalam membangun peradaban, membentuk

masyarakat yang baik dan kompeten, melahirkan peserta didik yang

berkarakter, menguasi ilmu agama dan IPTEK sebagai generasi bangsa dan

agama selanjutnya. Namun nampaknya hal tersebut belum dapat

diwujudkan oleh Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam di Indonesia

dewasa ini, hal inilah yang menjadi tantangan bagi pendidikan Nasional dan

pendidikan Islam untuk bisa membentuk manusia yang cerdas intelektual,

spiritual, sosial, emosional, sehingga bisa mewujudkan tujuan pendidikan

Nasional dan pendidikan Islam.

Yustanto (2011: 7) mendeskripsikan bahwa akar masalah tersebut

terletak pada sistem pendidikan materialistik dibarengi ekonomi

kapitalistik, budaya hedonistik, politik oportunistik dan tata sosial

individualistik yang semuanya berasaskan sekulerisme, jauh dari nilai-nilai

agama. Sehingga perlu adanya reposisi, dan reaktualisasi sistem pendidikan

Islam, baik secara paragdimatik, konsep dan aplikasi. Sementara pendapat

lain mengatakan bahwa kegagalan Pendidikan Islam disebabkan karena

praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari

pertumbuhan kesadaran nilai-nilai agama (internalisasi), dan mengabaikan

aspek afektif, konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk beramal

(Muhaimin, 2009: 182).

Hal di atas sependapat dengan Abuddin Nata (2003: 45) bahwa

dunia pendidikan kurang mampu menghasilkan lulusannya yang

diharapkan karena dunia pendidikan selama ini hanya membina

kecerdasan intelektual, wawasan dan ketrampilan semata, tanpa diimbangi

dengan membina kecerdasan emosional atau karakter. Jika hal ini

diabaikan dalam proses pendidikan, tentunya tujuan pendidikan tidak akan

tercapai secara maksimal, meskipun sekolah tersebut bertaraf Nasional,

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

3

bahkan rintisan internasional, dilengkapi sarana, operasional yang

memadai.

Dari sinilah siswa atau lulusan hanya pintar secara intelektual saja,

namun tidak memiliki karakter atau akhlak yang mulia. Padahal

berkelakuan baik atau berkarakter termasuk kunci membangun sebuah

peradaban bangsa, tentunya diimbangi dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan lainnya. Bahkan Adian Husaini (2011: 54) berpendapat

bahwa pendidikan karakter atau akhlak saja tidak cukup, perlu dibarengi

adab.

Berbagai gagasan dan tindakan telah dilakukan untuk

menyelesaikan berbagai masalah dan kegagalan di atas, sepeti reaktualisasi

madrasah, sekolah Islam unggulan, dan pendidikan Islam dengan sistem

terpadu atau penerapan manajemen pendidikan Islam terpadu. Bahkan

pendidikan karakter dicanangkan di semua lembaga pendidikan di

Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan (sekolah) dengan sistem terpadu

sudah berjalan optimal dalam kurun waktu beberapa tahun ini serta

diminati masyarakat, di mana sistem terpadu ini membutuhkan tambahan

waktu belajar, sehingga biasa dikenal sekarang ini dengan istilah sekolah

model atau progam full day school, yakni sekolah sehari penuh.

Banyak praktisi pendidikan dewasa ini yang memberikan definisi

manajemen pendidikan Islam terpadu, namun secara umum pengertian

manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya

pendidikan (manusia) dan sumber daya biaya, metode, lingkungan,

teknologi, dan lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian,

penerapan, pengawasan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditentukan secara efektif dan efisien (Samino, 2010: 48). Jadi manajemen

pendidikan Islam terpadu adalah sebuah aktifitas penataan, pengelolaan,

perencanaan, pengorganisasian, penerapan berbagai sumber daya yang

ada sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

4

Dalam pelaksaan manajemen pendidikan Islam terpadu (perpaduan

kurikulum Diknas dan Depag atau lainnya) diharapkan mampu melahirkan

peserta didik yang seimbang antara aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik dan berkarakter Islam. Dewasa ini sekolah yang menerapkan

sistem manajemen pendidikan Islam terpadu semakin berkembang di

masyarakat, di antara sebabnya adalah selain mengajarkan peserta didik

ilmu pegetahuan, diajarkan pula berperilaku yang baik, dan dibiasakan

dengan budaya sekolah yang Islami.

Yustanto (2011: 102) manajemen pendidikan islam terpadu

dijalankan dengan keterpaduan beberapa unsur, yaitu: pertama,

mengintegrasikan modus pendidikan di keluarga dan masyarakat dalam

lingkungan sekolah. Sekolah didesain sebagai small Islamic environment

melalui progam boarding school untuk SLTP/SLTA atau full day school

untuk SD. Kedua, mengintegrasikan ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Ketiga, Memadukan pendidikan Umum (Nasional) dengan

pendidikan Agama Islam. Keempat, memadukan proses pembelajaran

klasikal dengan lingkungan sekitar, baik masjid, laboratorium, dan

sejenisnya. Kelima, memadukan proses penguasaan ilmu kehidupan

dengan tsaqafah Islamiyah dan pembentukan syakhsyiyah Islamiyah.

Dari kelima sistem yang ada dalam manajemen pendidikan islam

terpadu tersebut, perpaduan kelimalah yang mempunyai bobot, di mana

dalam sebuah sekolah diintegrasikan proses belajar mengajar antara aspek

ilmu pengetahuan, wawasan Islam, dan dibiasakan dengan karakter

(akhlak) Islam. Jika integrasi ini bisa diimplementasikan dan dikembangkan

di sekolah setidaknya memberikan sedikit solusi bagi masalah dan

tantangan dunia pendidikan Islam di Indonesia. Sehingga dengan pola

pendidikan Islam terpadu yang dimanajemen dengan terorganisir

setidaknya melahirkan siswa yang berkakhlak mulia dan berilmu.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

5

Sedangkan pendapat Muhaimin (2009: 102) bahwa sekolah atau

pendidikan terpadu yang dapat membangun akhlak, karakter peserta didik

adalah manajemen perpaduan antara sekolah dan pesantren. Di mana

sistem terpadu ini sangat tepat untuk membentuk siswa berakhlak mulia,

berilmu pengetahuan dan berilmu Agama.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas tentang sistem

manajemen pendidikan terpadu dapat kita artikan bahwa manajemen

pendidikan Islam terpadu adalah pengintegrasian antara ilmu pengetahuan

umum, wawasan Islam, dan pembentukan karakter Islam dalam sebuah

proses belajar mengajar di sekolah. Dalam realitas sekarang ini sistem atau

manajemen pendidikan Islam terpadu dilaksanakan oleh beberapa pihak,

artinya sistem pendidikan Nasional dipadukan dengan organisasi Islam

seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Jaringan Islam Terpadu maupun lainnya

yang berkembang di masyarakat dewasa ini.

Tentunya dalam manajemen pendidikan Islam terpadu dalam

membentuk siswa berakhlak mulia terdapat beberapa faktor pendukung

dan penghambat, sehingga dalam menyikapi semua ini perlu adanya peran

manajemen yang aplikatif (perencanaan, pengorganisasian, penerapan,

pengawasan dan evaluasi). Harapan nantinya pendidikan Islam terpadu

dapat dijadikan alternatif dalam mengatasi kemiskinan karakter (moral,

akhlak) dalam diri setiap peserta didik dewasa ini.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah al-Kautsar yang

terletak di desa Gumpang Kartasura Sukoharjo, termasuk salah satu

sekolah yang menerapkan manajemen pendidikan Islam terpadu. Dimana

pihak sekolah mengintegrasikan Pendidikan Diknas dengan Pendidikan al-

Islam Kemuhammadiyahan. Sekolah ini setidaknya menjadi jawaban atas

permasalahan pendidikan Muhammadiyah dengan menawarkan inovasi

dan pembaruan kurikulum pendidikan dan pengajarannya. Secara teknis

hal ini dapat dilihat dari improvisasi pembelajaran di SDIT Muhammadiyah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

6

al-Kautsar yang memadukan kurikulum dari Kemendikbud dengan

kurikulum ciri khusus sekolah dan hal-hal yang terkait dengan kualitas

pendidik, peningkatan kualitas pembelajaran dalam bingkai kurikulum

Islam terpadu. Dengan penerapan manajemen pendidikan terpadu

diharapkan siswa memiliki akhlak mulia yang diimbangi dengan ilmu

pengetahuan dan ilmu agama.

SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang berbeda dengan SDIT

pada umumnya, artinya SDIT Muhammadiyah al-Kautsar mempunyai ciri

khusus yang membedakan dengan SDIT pada umumnya, yaitu ciri khas al

al-Islam Kemuhammadiyahan. Ciri khas inilah yang membedakan SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar dengan SDIT yang lainnya. Ada beberapa hal

juga yang menarik minat penulis untuk meneliti di SDIT Muhammadiyah al-

Kautsar, di mana dalam SDIT Muhammadiyah al-Kautsar ada pembiasaan

beribadah sehari-hari, seperti sholat jama’ah, dhuha, membaca al-qur’an,

dan pembiasaan-pembiasaan yang positif yang dapat mempengaruhi siswa

untuk berakhlak mulia. Sehingga hal semacam ini menarik perhatian

masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SDIT Muhammadiyah

al-Kautsar Gumpang. Dari itu, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “Manajemen Pendidikan Islam Terpadu Dalam

Membentuk Siswa Berakhlak Mulia di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar

Gumpang Kartasura Tahun 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan penulis

di atas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengelolaan manajemen pendidikan Islam terpadu di SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun 2012/2013 dalam

membentuk siswa berakhlak mulia?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

7

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen

pendidikan Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia di

SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun 2012/2013?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Gambaran manajemen pendidikan Islam terpadu dalam membentuk

siswa berakhlak mulia di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang

Kartasura Tahun 2012/2013.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pendidikan Islam

terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia di SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun 2012/2013.

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan

penelitian ini berupa manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Hasil atau temuan penelitian diharapkan dapat menjadi wacana dan

wawasan keilmuan tentang manajemen pendidikan Islam terpadu

dalam membentuk siswa berakhlak mulia (berkarakter).

2. Bagi guru dan civitas akademika dapat mengetahui hasil penelitian

sehingga dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar

mengajar.

3. Memberikan kontribusi positif berupa informasi ilmiah untuk

menyempurnakan manajemen pendidikan Islam terpadu dalam

membentuk siswa berakhlak mulia (berkarakter).

D. Kerangka Teori

Dalam kajian teori ini, peneliti akan menyajikan beberapa reduksi

teori yang berkembang saat ini tentang manajemen pendidikan Islam

terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia.

Hamdan (2009: 137) menjelaskan bahwa penerapan manajemen

modern pada lembaga pendidikan Islam (model Islamic full day school,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

8

atau SDIT) seharusnya dilaksanakan sesuai dengan fungsi-fungsi

manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan

pengawasan. Jadi, manajemen pendidikan Islam dalam praktiknya harus

menerapkan beberapa fungsi di atas sebaik mungkin. Sedangkan pendapat

lain mengatakan bahwa manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu

mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber daya biaya,

metode, lingkungan, teknologi, dan lainnya melalui proses perencanaan,

pengorganisasian, penerapan, pengawasan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien (Samino, 2010:

48). Tentunya manajemen pendidikan Islam sangat dibutuhkan dalam

pendidikan (sekolah) Islam terpadu yang berorientasi pada pembentukan

siswa berakhlak mulia.

Yustanto (2012: 102) menjelaskan bahwa manajemen pendidikan

Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia sebagai berikut:

sistem pendidikan terpadu dijalankan dengan keterpaduan beberapa

unsur, yaitu: pertama, mengintegrasikan modus pendidikan di keluarga

dan masyarakat dalam lingkungan sekolah. Sekolah didesain sebagai small

Islamic environment melalui progam boarding school untuk SLTP/SLTA atau

full day school untuk SD. Kedua, mengintegrasikan ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik. Ketiga, Memadukan pendidikan Umum (Nasional)

dengan pendidikan Agama Islam. Keempat, memadukan proses

pembelajaran klasikal dengan lingkungan sekitar, baik masjid,

laboratorium, dan sejenisnya. Kelima, memadukan proses penguasaan ilmu

kehidupan dengan tsaqafah Islamiyah dan pembentukan syakhsyiyah

Islamiyah.

Muhaimin (2009: 104) mendeskripsikan bahwa akhlak (berakhlak

mulia) mengandung makna yang sangat luas, sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa akhlak mencakup arti beberapa kecerdasan

(cerdas komprehensif), yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

9

intelektual, cerdas sosial, dan cerdas kinestetis. Semua kecerdasan

tersebut termasuk manifestasi dari makarimal akhlak. NIlai-nilai

kecerdasan di atas perlu dikembangkan dalam sekolah Islam terpadu, dan

dibudayakan secara terus menerus dalam membentuk siswa berkakhlak

mulia, sehingga sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional.

Kerangka Teori Manajemen Pendidikan (Sekolah) Islam Terpadu

Dalam Membentuk Siswa Berkakhlak Mulia

Sumber: Yustanto (2011), Muhaimin (2009) dan dimodifikasi penulis.

Penididikan (sekolah) Islam Terpadu

Output berkhlak Mulia (Cerdas komprehensif)

Visi dan Misi

Kurikulum Terpadu

Metode&pendekatan pendidikan

PBM dan program pengajaran

Tenaga Pendidik (SDM)

Intelektual

Budaya Sekolah Islam terpadu

Emosional

Sosial

Kinestetis

Spiritual

Harus adanya manajemen sekolah yang baik demi

pembentukkan siswa berakhlak mulia secara optimal

bertujuan

Terdapat faktor pendukung&penghambat dalam mencapai tujuan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

10

E. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, akan disajikan beberapa penelitian

terdahulu yang sejenis sebagai berikut:

Nina Marlinda (UMS: 2011) Dalam tesisnya yang berjudul

“Pengelolaan Sekolah Islam Terpadu (Studi Situs di SMA Nurul Islam Kota

Semarang)”. Dalam tesisnya dijelaskan bahwa dalam manajemen sekolah

terpadu perlu diperhatikan tata ruang sekolah sebaik mungkin, dan adanya

pembimbingan yang baik antara guru dan siswa dalam pembelajaran

terpadu, sehingga guru dan siswa dapat melakukan proses belajar

mengajar dengan baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nina

Marlinda adalah penelitian ini lebih signifikan dalam meneliti manajemen

(pengelolaan) sekolah Islam terpadu, perbedaan yang terlihat jelas

(signifikan) terdapat dalam pembentukkan akhlak mulia siswa di sekolah

Islam terpadu. Di mana hal tersebut tidak terdapat dalam penelitian Nina

Marlinda yang hanya fokus meneliti pengelolalan (manajemen) sekolah

Islam terpadu.

Tukirin (UMS: 2012) Dalam tesisnya berjudul “Manajemen

pembelajaran Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT al-Falah Simo Boyolali”.

Dijelaskan bahwa manajemen pembelajaran dengan sistem pendidikan

terpadu di SDIT al-alah Simo berjalan dengan baik dan optimal. Sehingga

setidaknya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan motivasi

mengajar bagi guru. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas

adalah bahwa penelitian Tukirin hanya fokus pada manajemen

pembelajaran sekolah Islam terpadu, sedangkan penelitian ini lebih global

dan luas dalam manajemen sekolah Islam terpadu, termasuk dibahas

manajemen visi misi, kurikulum, budaya sekolah, pendekatan, proses

pembelajaran yang semuanya itu dikelola demi membentuk siswa

berakhlak mulia.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

11

Rofik (UMS: 2010) Dalam skripsinya berjudul “Pelaksanaan

Kurikulum Terpadu Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta”.

Dijelaskan bahwa pelaksaan kurikulum terpadu di madrasah muallimin

muhammadiyah berjalam dengan baik, meski masih ada beberapa

penghambat, seperti minimnya pengetahuan beberapa guru dengan

integrasi kurikulum Diknas dan Muhammadiyah. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian di atas adalah bahwa penelitian Rofik lebih dominan dan

fokus membahas kurikulum terpadu dan pelaksanaannya, di mana hal

tersebut sangat rinci pembahasannya. Sedangkan penelitian ini

pembahasan tentang kurikulum terpadu bukan termasuk prioritas utama,

namun penelitian ini membahas detail tentang manajemen sekolah Islam

terpadu (visi misi, pembelajaran, kurikulum, budaya sekolah, dll) dalam

membentuk siswa berkahlak mulia.

Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas sangat

jelas, yaitu penelitian ini pembahasaannya lebih global dan luas, tidak

hanya meneliti pembelajaran dan kurikulum dalam sekolah terpadu,

namun lebih dari itu membahas visi misi, kurikulum, pembelajaran, peran

guru, pendekatan pendidikan, dan budaya sekolah. Pembentukkan dan

penanaman akhlak mulia siswa di sekolah Islam terpadu dalam penelitian

ini juga menjadi perbedaan yang sangat jelas, di mana pembentukkan

akhlak mulia di sekolah Islam terpadu dalam beberapa penelitian di atas

tidak dijelaskan (diteliti). Jadi dapat dikatakan bahwa penelitian ini dengan

beberapa penelitian di atas sangatlah berbeda.

Dari beberapa kajian pustaka penelitian di atas, maka penelitian ini

secara fokus dan mendalam akan menjelaskan secara spesifik tentang

Manajemen Pendidikan Islam Terpadu Dalam Membentuk Siswa Berakhlak

Mulia di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun

2012/2013. Masalah yang diangkat peneliti secara substantif bukan

masalah baru, namun memenuhi unsur kriteria kebaruan pada subjek

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

12

penelitian yaitu di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura,

dengan demikian penelitian ini memenuhi unsur orisinalitas, non-duplikasi

atau plagiat.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Peneliti memilih

SDIT Muhammadiyah al-Kautsar sebagai tempat (kancah) studi kasus.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data,

kata-kata dan menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan

masalah yang dipecahkan (Iqbal Hasan, 2000:33). Data deskriptif

biasanya dikumpulkan dengan observasi, fenomena yang diamati,

wawancara secara lisan dan dokumentasi (Ahmad Tanzeh, 2011: 50).

Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini untuk

mengumpulkan atau mengetahui data-data (kata-kata), fakta-fakta,

informasi dan tindakan (fenomena) tentang gambaran manajemen

pendidikan Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia di

SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo.

2. Metode Penentuan Subyek

Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, tidak diperlukan metode

penentuan populasi atau sampel. Dalam hal ini cukup menjelaskan siapa

atau apa yang menjadi subjek dan objek penelitian (Pascasarja UMS,

2011: 6). Menurut Moleong Lexy (2011: 224) penelitian kualitatif cukup

menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan) dalam

menentukan subyek penelitian. Purposive Sampling adalah pemilihan

sebagian subyek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Marzuki, 2002: 51). Subyek dalam penelitian ini

adalah Kepala Sekolah, beserta wakilnya, guru, siswa, dan karyawan,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

13

tenaga kependidikan di SD Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang

Kartasura.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan

interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan (Ahmad

Tanzeh, 2011: 89). Wawancara dalam penelitian ini dengan Kepala

Sekolah, wakil Kepala, guru, siswa, karyawan SD Muhammadiyah al-

Kautsar Gumpang Kartasura untuk memperoleh data tentang

manajemen pendidikan Islam terpadu (visi misi sekolah, kurikulum,

pembelajaran, budaya sekolah dll) dalam membentuk siswa

berakhlak mulia di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar, serta faktor

pendukung dan penghambat di dalamnya. Dalam hal ini peneliti

menggunakan wawancara terstruktur yakni wawancara yang

pertanyaannya sudah disiapkan (interview guide) karena sudah

dirancang data atau informasi apa saja yang dibutuhkan (Arikunto,

1998: 146).

b. Observasi

Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan

mengamati atau mengobservasi objek penelitian atau fenomena,

baik berupa manusia, benda mati, kegiatan, dan alam (Ahmad

Tanzeh, 2011: 87). Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke

lapangan untuk mengetahui dan memperoleh data-data yang

berkaitan dengan manajemen pendidikan Islam terpadu dalam

membentuk siswa berakhlak mulia, seperti proses pembelajaran di

kelas dan di luar kelas, proses pembiasaan baik (akhlak), penerapan

budaya sekolah serta tentang kondisi fisik sekolah, sarana prasarana,

tata tertib, dan manajemen sekolah tempat penelitian.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

14

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

melihat, mencari, mencatat dokumen-dokumen atau hal-hal yang

berupa cacatan, film, buku, dan lainnya (Ahmad Tanzeh, 2011: 92).

Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data dokumentasi

tentang visi misi SD Muhammadiyah al-Kautsar, daftar guru dan

karyawan, jumlah siswa, struktur organisasi sekolah. Selain itu,

metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data

tertulis tentang nilai harian siswa, nilai ulangan, nilai akhlak mulia,

dan nilai-nilai pembiasaan baik dalam buku penghubung (komunikasi)

orang tua dan guru.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode

deskriptif kualitatif yang mencakup: reduksi data, kategorisasi data,

sintesisasi dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja atau menarik

kesimpulan (Moloeng Lexy, 2011: 288).

Pertama, setelah data terkumpul melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi, maka peneliti melakukan reduksi data, yaitu

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah, dan menyusunnya secara

narasi. Kedua, menyusun kategori data yang terpilah-pilah sesuai

dengan satuan yang memiliki kesamaan. Ketiga, mensintesiskan berarti

mencari kaitan data antara satu kategori dengan kategori lain. Keempat,

merumuskan pernyataan atau menarik kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan Tesis

Dalam sistematika penulisan tesis ini, akan dijelaskan bab dan

subbab rencana penulisan tesis, berikut penjelasannya:

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini terdiri dari beberapa sub bab

yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/26382/2/BAB_I.pdf · manajemen pendidikan Islam terpadu adalah ilmu mengelola sumber daya pendidikan (manusia) dan sumber

15

manfaat penelitian, kemudian ada kerangka teori, kajian pustaka, metode

penelitian, serta sistematika penulisan tesis.

BAB II Landasan Teori. Pada bab ini membahas pendidikan Islam

terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia yang terbagi dari

beberapa sub bab seperti, pengertian pendidikan Islam terpadu, akhlak

mulia. Kemudian membahas dinamika pendidikan Islam terpadu dalam

membentuk siswa berakhlak mulia dengan adanya visi misi, manajemen

kurikulum, program pengajaran, kualifikasi pendidik, metodenya, budaya

dalam pendidikan Islam terpadu, output serta serta faktor pendukung dan

penghambat sekolah Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak

mulia.

BAB III Hasil Penelitian. Dalam bab ini pembahasannya terpilah

pada dua bagian. Bagian pertama membahas gambaran umum SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar, seperti sejarah berdirinya, letak geografisnya,

visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, sarana dan

prasarana. Sedangkan bagian kedua membahas tentang manajemen

pendidikan Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia di

SDIT Muhammadiyah al-Kautsar beserta faktor pendukung dan

penghambatnya.

BAB IV Analisis. Pada bab ini, data yang telah diperoleh akan

dianalisis oleh peneliti yaitu, analisis terhadap manajemen pendidikan

Islam terpadu dalam membentuk siswa berakhlak mulia di SDIT

Muhammadiyah al-Kautsar. Serta analisis terhadap faktor pendukung dan

penghambat dalam manajemen pendidikan Islam terpadu dalam

membentuk siswa berakhlak mulia di SDIT Muhammadiyah al-Kautsar.

BAB V Penutup. Pada bab terakhir ini akan dikemukakan simpulan

berdasarkan analisis, kemudian saran rekomendasi dan kata penutup.