bab i pendahuluan a. latar belakang masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 ·...

37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke 108 dalam peringkat Multidimentional Poverty Index (indeks kemiskinan multidimensional) di dunia sebagaimana dirilis oleh United Nations Development Program (UNDP, 2011) , sebuah ironi bagi negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa. Negeri yang terkenal kesuburan tanahnya dan melimpah kekayaan alamnya. Fakta kemiskinan terlihat dengan jelas jika merujuk pada garis kemiskinan yang dipatok pemerintah. Pada tahun 2011 pemerintah mematok garis kemiskinan pada Rp 253.016,- bagi masyarakat kota yang berarti Rp 8.500,- perhari dan Rp. 213.395,- bagi penduduk desa yang berarti Rp 7.200,- . Keperihatinan menjadi semakin mendalam karena dengan garis kemiskinan yang dipatok demikian rendah ternyata masih menyisakan 11.05 juta orang miskin di kota dan 18.97 juta orang miskin di desa. (Data Strategis BPS, 2011:64). Fakta kemiskinan di Indonesia sejatinya merupakan fakta kemiskinan kaum muslimin, karena 88,57% penduduk Indonesia adalah kaum muslimin ( http://riau.kemenag.go.id/ ). Kaum yang paling banyak berkorban untuk kemerdekaan negeri ini, kaum yang paling banyak memberikan sumbangan bagi kemajuan negara ini. Islam sebagai dn yang mengajarkan kepada umatnya untuk hidup dalam kemakmuran, semua kebutuhannya tercukupi secara ideal. Perintah untuk bekerja,

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia menempati urutan yang ke 108 dalam peringkat Multidimentional

Poverty Index (indeks kemiskinan multidimensional) di dunia sebagaimana dirilis

oleh United Nations Development Program (UNDP, 2011) , sebuah ironi bagi

negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa. Negeri yang terkenal kesuburan

tanahnya dan melimpah kekayaan alamnya.

Fakta kemiskinan terlihat dengan jelas jika merujuk pada garis kemiskinan

yang dipatok pemerintah. Pada tahun 2011 pemerintah mematok garis kemiskinan

pada Rp 253.016,- bagi masyarakat kota yang berarti Rp 8.500,- perhari dan Rp.

213.395,- bagi penduduk desa yang berarti Rp 7.200,- . Keperihatinan menjadi

semakin mendalam karena dengan garis kemiskinan yang dipatok demikian

rendah ternyata masih menyisakan 11.05 juta orang miskin di kota dan 18.97 juta

orang miskin di desa. (Data Strategis BPS, 2011:64).

Fakta kemiskinan di Indonesia sejatinya merupakan fakta kemiskinan kaum

muslimin, karena 88,57% penduduk Indonesia adalah kaum muslimin (

http://riau.kemenag.go.id/). Kaum yang paling banyak berkorban untuk

kemerdekaan negeri ini, kaum yang paling banyak memberikan sumbangan bagi

kemajuan negara ini.

Islam sebagai d n yang mengajarkan kepada umatnya untuk hidup dalam

kemakmuran, semua kebutuhannya tercukupi secara ideal. Perintah untuk bekerja,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

2

berusaha, berzakat dan bersedekah cukup untuk menjadikan tanda bahwa Islam

menghendaki manusia hidup dalam kesejahteraan.

Sebagaimana dalam doa yang senantiasa dipanjatkan oleh kaum muslimin:

Terkait doa ini, sebagaimana dijelaskan oleh Mu.hammad bin Jar r bin Yaz d

bin r bin lib al Amaliy Abu J -

- terkait dengan tafsir surat Al-Baqarah ayat 201. Imam At

Thobari menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kaum mukminin meminta

kebaikan hidup di dunia dan di akhirat Tafsir At Thabari, juz 4 halaman 203).

Islam telah menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas

pemenuhan kebutuhan. Orang tua bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan

anak-anaknya. Suami bertanggung jawab atas tercukupinya kebutuhan istri beserta

anak-anaknya. Seorang kepala negara bertanggung jawab atas terpenuhinya hajat

seluruh rakyatnya.

Keadaan yang memperihatinkan ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi, perlu

ada upaya serius dari berbagai pihak untuk turut memperbaikinya. Mengupayakan

bantuan permodalan, pelatihan, pendampingan dan advokasi. Wawasan tentang

sumber-sumber dana serta peluang-peluang usaha bagi kaum muslimin harus

dimanfaatkan sebaik-baiknya agar umat ini terangkat taraf hidupnya. Termasuk

wawasan tentang bagaimana negara ini mengelola kekayaan alamnya dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam upayanya mewujudkan

kesejahteraan rakyat, sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

3

undang Dasar 1945 bahwa

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat

Dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sesuai

amanat undang-undang dasar, negara mendirikan berbagai badan usaha milik

negara (BUMN). Secara umum BUMN mengelola sumberdaya alam yang ada

kemudian memberikan kontribusi kepada negara melalui pembagian hasil usaha

dan pajak. Selain dua hal tersebut BUMN juga berkontribusi secara langsung

melalui pembangunan masyarakat sekitar dalam bentuk program Corporate Social

Responsibilty (CSR).

Terkait dengan program Corporate Social Responsibilty (CSR), pemerintah

Republik Indonesia mengeluarkan beberapa peraturan perundangan. Salah satu

dari peraturan yang ada adalah peraturan tentang penanaman modal.

Didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 tentang

penanaman modal pasal 15 huruf b menyebutkan

Selanjutnya di

dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan ggung

adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat

setempat .

Amanat pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan juga termaktub di

dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

4

Perseroan Terbatas, sebagaimana tercantum di dalam pasal 1 angka 3

jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta

dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya .

Berdasar peraturan perundangan diatas, amanat kepada perusahaan untuk

melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan semakin jelas dan kuat.

Selain didasari oleh amanat perundangan, pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) juga merupakan kesadaran perusahaan untuk bertanggung

jawab terhadap lingkungan dan masyarakat atas kegiatan bisnis mereka dan

terlebih dari itu merupakan upaya untuk mencapai sukses jangka panjang (Mukti

Fajar ND, 2009:357). Berawal dari amanat perundangan dan kesadaran

perusahaan, program-program CSR semakin berkembang baik bentuk maupun

jumlah pendanaannya.

Mengenai anggaran penyelenggaraan dan realisasi CSR, jumlah dana yang

disediakan cukup besar, sebagai contoh Bakrie Group membelanjakan Rp. 4,8

miliar untuk program CSR dengan portofolio pada empat bidang utama yaitu:

1. Ekonomi.

2. Sosial (pendidikan, kesehatan dan sosial keagamaan)

3. Lingkungan

4. Keadaan darurat/bencana alam ((Mukti Fajar ND, 2009:371).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

5

Selanjutnya, PT Pertamina dalam pelaksanaan program CSR pada tahun

2004 membelanjakan sekitar Rp 504 miliar (Maria Magdalena Siswanto,

2007:26). Kemudian PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang selanjutnya disebut

PT. TELKOM pada periode 2003-2007 menyalurkan Rp. 552 miliar dalam

kegiatan kemitraan untuk pengembangan industri, perdagangan, pertanian,

peternakan, perkebunan, perikanan, jasa dan lain-lain (Mukti Fajar ND,

2009:401).

Perkembangan program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan baik

bentuk program maupun besaran dana merupakan keuntungan bagi pemerintah

dan masyarakat. Pemerintah memiliki kesempatan mendapatkan mitra dalam

melaksanakan kewajibannya demikian pula masyarakat mendapatkan saluran baru

untuk mengakses dana, modal, bantuan konsultasi ahli, bantuan teknik maupun

bantuan pemasaran yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara program

CSR.

Lembaga dakwah sebagai salah satu elemen masyarakat memiliki peluang

untuk memanfaatkan program program CSR melalui kerjasama dengan

perusahaan penyelenggara. Hal ini dimungkinkan karena kegiatan sosial

keagamaan merupakan salah satu kegiatan yang senantiasa diangkat dalam rangka

CSR disamping kegiatan pemberdayaan ekonomi.

PT. TELKOM termasuk perusahaan yang aktif dan kreatif dalam

penyelenggaraan program CSR. Hal ini ditandai dengan diperolehnya tiga

penghargaan CSR dalam ajang CSR For Indonesia Award 2010.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

6

Penghargaan tersebut meliputi; Best CSR For indonesia, CSR Bidang

Pendidikan dan CSR Bidang Ekonomi Kerakyatan. (www.telkom.co.id, diakses 5

Januari 2012, 16:52).

Berdasarkan uraian sebagaimana disampaikan diatas, maka dapat

diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Semakin tumbuhnya kesadaran perusahaan untuk menyumbangkan

dana dan sumber daya yang dimiliki bagi pengembangan masyarakat

melalui program CSR.

2. PT. TELKOM merupakan BUMN dengan demikian keberadaan PT.

TELKOM ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

3. Rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia mayoritas adalah

beragama Islam maka sudah selayaknya jika kaum muslimin menerima

manfaat yang sebesar-besarnya dari berbagai kegiatan PT. TELKOM.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang sebagaimana disebutkan di atas, dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa saja aktivitas CSR yang telah dilaksanakan PT TELKOM?

2. Apakah aktivitas CSR PT TELKOM mengandung nilai-nilai

dakwah ?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

7

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah sebagaimana disebutkan di atas, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai:

1. Aktivitas CSR yang dilaksanakan PT TELKOM.

2. Adanya nilai-nilai dakwah didalam aktivitas CSR PT TELKOM .

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat/kegunaan sebagai

berikut:

1. Kegunaan praktis:

a. Penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat terutama

lembaga dakwah tentang bentuk-bentuk aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh

PT TELKOM sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan tersebut.

b. Penelitian ini akan memberikan informasi tentang muatan nilai-nilai dakwah

dalam aktivitas CSR yang diselenggarakan PT TELKOM kepada organisasi-

organisasi kemasyarakatan Islam sehingga dapat menjadi pedoman dalam

melaksanakan kerjasama.

c. Bagi PT TELKOM, penelitian ini akan dapat menjadi salah satu masukan bagi

pelaksanaan kegiatan CSR selanjutnya terutama dalam pengembangan

masyarakat muslim sebagai mayoritas stakeholders PT TELKOM..

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

8

2. Kegunaan teoritik

Penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan Ilmu Manajemen

Dakwah, Sosiologi Agama dan Ilmu Komunikasi.

E. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Corporate Social Responsibility (CSR) /Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan telah dan terus berkembang. Namun kebanyakan penelitian

CSR meninjau aspek ekonomi, bisnis, komunikasi dan hukum. Sedangkan

tinjauan dari aspek dakwah belum banyak dilakukan.

Penelitian terdahulu tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang telah banyak dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dapat dikelompokkan kedalam beberapa fokus kajian diantaranya

adalah:

a. Efek Komunikasi Program CSR

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efek komunikasi pelaksanaan

program CSR. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efek komunikasi

PT TELKOM divisi regional Jawa Timur.

Penelitian ini dilakukan oleh Monica Adjeng Erwita dari Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Petra Surabaya pada tahun

2009.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

9

TELKOM divisi regional Jawa Timur

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam memanfatkan

internet dengan fokus pemanfaatan email dan website. Hal ini sesuai dengan

program pemerintah Jawa Timur yang saat itu sedang mencanangkan program

JATIM e-Province.( Monica Adjeng Erwita, 2009:4)

Realisasi program CSR tersebut berupa:

1) Telkom membangun sarana pembelajaran internet baik hardware

maupun software.sarana tersebut berupa Broadband Learning Center

Room dan portal internet www. BLC.Com

2) Peserta bisa belajar di Broadband Learning Center Room maupun

mengakses www.BLC.com

3) Materi meliputi: Manfaat Internet, Browsing/Surfing,Searching, email,

Mailing list, Chatting, Blog, Web Design dan Internet Specific

Purpose.

sampai dengan tahun 2008 sejumlah 8.431 orang dengan komposisi 49 % dari

kalangan dunia pendidikan, 25 % komunitas UKM, 14 % kalangan pegawai

negeri sipil dan militer, 9% profesional dan swasta dan umum 3% ( Monica

Adjeng Erwita, 2009:60).

b. Sikap Komunitas terhadap Program CSR

Perkembangan konsep CSR saat ini menunjukkan bahwa tidak hanya para

stakeholder yang berkepentingan terhadap program CSR. Perusahaan telah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

10

menganggap pelaksanaan CSR sebagai sebuah kebutuhan. Pelaksanaan CSR

yang baik, tepat sasaran dan terencana akan menjadi salah satu strategi

komunikasi untuk meningkatkan daya saing.

Sikap komunitas penerima program CSR terhadap pelaksanaan program

CSR serta perusahaan penyelenggaranya merupakan indikator bagi perusahaan

untuk menentukan berhasil atau tidaknya program CSR tersebut.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Maria Magdalena Siswanto tentang

sikap komunitas lokal terhadap program CSR yang dijalankan oleh PT.

Pertamina (persero) UPMS V Surabaya di kelurahan Jagir menunjukkan

bahwa komunitas kelurahan tersebut memiliki sikap positif (Maria Magdalena

Siswanto, 2007: vi)

2. Kajian Teoritik

a. Corporate Social Responsibility/ / Tanggung Jawab

Perusahaan

1) Pengertian Corporate Social Responsibility/

Tanggung Jawab Perusahaan

Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) menurut The world

Business Council for Sustainable Development (WBCSD) adalah:

economic development while improving the quality of life of the workforce and

their families as well as the local community and society at large

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

11

Komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan

dengan peningkatan kualitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Menurut World Bank, to contribute to

sustainable economic development working with employees and their

representatives to local community and society at large to improve quality of life,

Komitmen

bisnis untuk berkontribusi bagi pengembangan ekonomi, bekerja dengan para

karyawan dan perwakilan mereka, untuk komunitas lokal dan masyarakat pada

skala yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara yang baik

bagi bisnis dan pengembangan.

Menurut European Union CSR is a concept whereby companies

integrate social and environmental concerns in their business operations and

CSR adalah

sebuah konsep dimana perusahaan menggabungkan kepedulian sosial dan

lingkungan dalam pelaksanaan bisnis dan berhubungan dengan pemangku

kepentingan dalam kerangka kesukarelaan (Monica Adjeng Erwita,2009:13)

CSR merupakan isu yang dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat

bisnis barat. Sehingga konsep CSR yang dikembangkan di masyarakat muslim,

khususnya negeri-negeri Arab definisi CSR mengacu kepada definisi di atas.

.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

12

(Isa Muhammad Ghazaly, 2010:3)

.

( , 2010: 3)

Selanjutnya definisi CSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah

komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal dengan

melalui pemberdayaan komunitas lokal dengan prinsip kesetaraan, sinergis dan

berkesinambungan.

2) Tujuan CSR

Ditinjau dari persepektif perusahaan, CSR ditujukan untuk:

a) Menjalankan amanat perundang-undangan

b) Kondusifitas lingkungan operasi

c) Loyalitas pelanggan (Monica Adjeng Erwita,2009:2)

d) Pemberdayaan masyarakat

e) Penunaian tanggung jawab

3) Praktik CSR

Penerapan CSR terdiri atas 4 tahapan:

a) Perencanaan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

13

b) Implementasi

c) Evaluasi

d) Pelaporan

a) Tahap perencanaan terdiri atas 3 langkah

(1) Awareness building, ditujukan untuk membangun kesadaran mengenai

arti penting CSR dan komitmen manajemen.

(2) CSR assessment, merupakan upaya perusahaan untuk memetakan

kondisi perusahaan, mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu

mendapatkan prioritas.

(3) CSR Manual building, dengan memanfaatkan hasil assessment maka

disusunlah pedoman implementasi CSR.

b) Tahap implementasi terdiri atas 3 tahap:

(1) Sosialisasi, kegiatan ini untuk menyampaikan konsep dan pedoman

CSR kepada seluruh komponen perusahaan.

(2) Pelaksanaan, aktualisasi pedoman CSR dalam berbagai aktivitas.

(3) Internalisasi, mengupayakan pemahaman mendalam tentang konsep

dan pedoman CSR kepada seluruh komponen perusahaan.

c) Tahap Evaluasi

Berupa kajian terhadap pelaksanaan CSR apakah sudah efektif dan

sesuai dengan pedoman yang telah dibuat.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

14

d) Tahap Pelaporan

Tahap ini berupa pencatatan secara menyeluruh aktivitas CSR. Hal ini

dimaksudkan untuk membangun sistem informasi yang baik untuk

keperluan proses pe ngambilan keputusan dimasa yang akan datang,

serta untuk penyediaan informasi bagi masyarakat melalui keterbukaan

informasi.Wibisono, et. al. (2007) dalam Monica Ajeng Erwita

(2009:28)

4) Model Pelaksanaan CSR

Menurut Saidi dan Abidin, Pelaksanaan CSR di Indonesia dapat

dikelompokkan menjadi empat model:

a) Melalui keterlibatan langsung

Perusahaan menyelenggarakan sendiri aktivitas CSR mereka. Masyarakat

bertindak sebagai penerima.

b) Melalui Yayasan ataupun organisasi sosial

Perusahaan mendirikan yayasan atau organisasi sosial tertentu, kemudian

yayasan atau organisasi itulah yang menjalankan aktivitas CSR.

c) Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menggandeng organisasi sosial, instansi pemerintah, instansi

pendidikan dan lembaga lainnya, aktivitas CSR dilaksankan bersama.

d) Melalui konsorsium

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

15

Perusahaan bergabung pada sebuah lembaga yang berbasis pada tujuan

sosial. Budimanta, et. al. (2008) dalam Monica Adjeng Erwita (2009:18-

19).

5) Indikator Keberhasilan Program CSR

Menurut Budimanta, berdasarkan konsep partisipasi dan berkelanjutan

maka indikator-indikator keberhasilan program dapat dilihat dari sisi korporat

maupun sisi penerima/mitra.Beberapa indikator keberhasilan tersebut adalah:

a) Terlaksananya aktivitas CSR sesuai dengan pedoman implementasi.

b) Terwujudnya goodwill serta citra positif stakeholders

c) Tingkat partisipasi program

d) Tingkat kemandirian masyarakat

e) Keberlanjutan program. Budimanta, et. al. (2008) dalam Monica

Adjeng Erwita (2009:19).

b. Dakwah

1) Pengertian Dakwah

Dakwah secara bahasa bermakna seruan. Akar kata dakwah dalam bahasa

Arab adalah . menurut kamus Al-Munawwir berarti memanggil

atau mengundang (Ahmad Warson Munawwir,2002 :406).

Dakwah secara istilah memiliki beragam makna. Pertama, Dakwah

merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut

adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

16

yang diridhai Allah SWT. Sehingga sudah menjadi sifat alamiah dakwah jika ia

masuk ke segenap lapangan kehidupan manusia(Rosyad Sholeh, 2010:21).

Kedua, dakwah diartikan sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk

lisan maupun tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar

dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual

maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,

sikap penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang

disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan. H.M. Arifin, et. al.

(2004) dalam Kahrani (2008:6).

Ketiga, dakwah dimaknai mengajak manusia ke jalan kebaikan (Islam) dan

petunjuk untuk memproleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Abdul Basit, et. al

(2006) dalam Kahrani (2008:6)..

Keempat, dakwah menurut Nasaruddin Latif adalah setiap usaha atau

aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya, yang bersifat menyeru, mengajak,

memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah sesuai dengan

garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah. Muhammad Sulthon, et. al.

(2003) dalam Kahrani (2008:6)..

Kelima, dakwah adalah ajakan memeluk Islam dan ajakan untuk

melanjutkan kehidupan Islam dengan berusaha menegakkan negara (daulah) Islam

yang nantinya daulah Islam tersebut akan menerapkan sistem hukum Islam dan

mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia (Taqiyuddin An Nabhani,

2007:94).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

17

Selanjutnya dalam penelitian ini definisi dakwah yang digunakan adalah

seruan, ajakan dan penyadaran kepada manusia agar mereka mengenal, memeluk,

melaksanakan dan mendakwahkan Islam menuju terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai Allah SWT

2) Hukum Dakwah

Setiap amal perbuatan didalam pandangan Islam memiliki status yang jelas.

Status tersebut meliputi wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram.Status hukum

Dakwah adalah wajib. Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap

dakwah. Hal ini dikarenakan lestari atau tidaknya kehidupan Islam sangat

tergantung kepada aktivitas ini (M. Maghfur Wahid dan M. Romadhon, 1999:157)

Perintah berdakwah di dalam Islam dapat dipahami melalui dalil-dalil naqli

tentang dakwah. Status wajib bagi dakwah disimpulkan melalui qorinah (indikasi)

dari dalil-dalil tentang dakwah serta (kalimat perintah) dari ayat-ayat

tentang dakwah sebagaimana berikut:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjukNahl: 125)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

18

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri" (QS. Fushilat: 33)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung .

Ayat-ayat di atas menunjukkan wajibnya dakwah bagi setiap

muslim baik laki-laki atau perempuan tanpa kecuali. Demikian kuatnya

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

19

penekanan masalah dakwah ini, sampai-sampai Allah mengancam dengan

bencana jika kaum muslimin meninggalkan dakwah.

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya -Anfaal: 25). Adapun tinjauan hadits, terdapat banyak hadits yang

memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa melaksanakan dakwah.

Hudzaifah bin Yaman dari Nabi ShoDemi Zat yang diriku ada di tangan-Nya, hendaklah kalian melakukan amar

makruf nahi mungkar, atau Allah akan mengirimkan kepada kalian siksaan dari sini-Nya, kernudian kalian berdoa tetapi tidak dikabulkan Bhadits ini hasan (Sunan Tirmidzi, Juz 8 hal 75).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

20

Dalam riwayat lain:

Mengabarkan kepada kami Su -Hasyimiy, mengabarkan kepada

-sesungguhnya nabi SAW bersabda: Demi Zat yang diriku ada di tangan-Nya, hendaklah kalian melakukan amar makruf nahi mungkar, atau Allah akan mengirimkan kepada kalian siksaan dari sini-Nya, kernudian kalian berdoa tetapi tidak dikabulkan (Musnad Ahmad, Juz 47 hal 281).

Dakwah hadir dalam beragam bentuknya, mulai dari ajakan melaksanakan

amalan yang sederhana, sampai dengan ajakan melaksanakan perkara yang besar

sebagaimana sabda Rasulullah saw :

bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW jihad manakah yang yang

ditujukan kepada penguasa yang zolim Sunan An-Nasa'i, Juz 13 hal 121).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

21

--

Muhammad bin al-al- - -

Pemimpin para syuhada adalah Hamzah ibn Abdul Mutholib dan seseorang yang berdiri menghadap pemimpin yang zolim untuk melakukan amar makruf nahi munkar kepadanya lalu penguasa itu pun membunuhnya Al Mustadrak Al-Hakim Juz 11 hal 214).

merupakan kunci terkabulnya doa. Dakwah dalam kapasitasnya sebagai perintah

Allah maka melaksanakannya adalah ketaatan dan meninggalkannya adalah

kemaksiyatan. Doa orang-orang yang taat akan dikabulkan sedangkan doa orang-

orang yang maksiyat akan ditolak. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

22

Perintahkanlah kemakrufan dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian berdoa tetapi doa kalian tidak dikabulkan Sunan Ibn Majah, Juz 12 hal 8).

Selain merupakan keharusan menurut tinjauan dalil naqli, secara aqli

dakwah sangat penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan dakwah secara

alamiah akan ada dalam setiap bidang kehidupan umat. Bidang-bidang tersebut

diantaranya bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan lain-lain.

Dakwah akan berupaya mengatasi persoalan anak-anak putus sekolah,

kemerosotan akhlak, kemiskinan, pengangguran, penindasan, kriminalitas dan

persoalan lainnya yang kesemuanya itu adalah persoalan dakwah.

Terkait dakwah nahi munkar, dakwah ini harus sejalan dengan dakwah

amar makruf. Kemunkaran adalah semacam penyakit masyarakat, jika tidak

disembuhkan atau diberantas akan berakibat pada musnahnya masyarakat itu

(Rosyad Soleh, 2010:18).

3) Tujuan Dakwah

Merujuk kepada makna dakwah yang dipaparkan diatas maka tujuan

dakwah dapat dirumuskan sebagaimana berikut:

a. Tumbuhnya pada diri individu maupun kelompok akan pengertian,

kesadaran, sikap penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama

sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-

unsur paksaan. H.M. Arifin, et. al. (2004) dalam Kahrani (2008:6).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

23

b. Manusia beriman dan mentaati Allah sesuai dengan garis-garis aqidah

dan syariat serta akhlak Islamiyah. Muhammad Sulthon, et. al (2003) .

dalam Kahrani (2008:7).

c. Dakwah memiliki dua tujuan. Dua tujuan tersebut meliputi tujuan

utama dan tujuan departemental.

kesejahteraan hidup di dunia dan di akherat yang diridhai Allah

1).

Sedangkan tujuan departemental adalah merupakan tujuan

perantara. Misalkan dalam bidang pendidikan maka tujuan

departementalnya adalah terwujudnya sistem pendidikan yang

baik, tersedianya sarana pendidikan yang memadai. Kemudian di

bidang sosial ekonomi maka tujuan departementalnya adalah

terwujudnya keadilan, tersedianya lapangan kerja yang cukup,

timbulnya kesadaran tolong-menolong, terkikisnya kebodohan dan

kemiskinan.

Terkait dengan bidang politik, tujuan departementalnya

adalah terwujudnya peraturan-peraturan hidup yang bersumberkan

ajaran Islam, duduknya orang yang beriman dan bertaqwa

ditampuk pemerintahan dan badan-badan atau lembaga negara

lainnya. Selanjutnya tujuan departemental di bidang budaya

diantaranya terbinanya perilaku, cara bergaul, cara berpakaian,

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

24

serta berkembangnya daya inisiasi dan kreasi masyarakat (Rosyad

Sholeh, 2010:28) .

d. Umat yang belum memeluk agama Islam dengan kesadaran dan

kerelaan memeluk Islam dan bagi yang sudah beragama Islam dengan

penuh kesadaran dan keikhlasan hidup diatur dengan Islam serta

terwujudnya negara (daulah) Islam yang mampu menerapkan sistem

hukum Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia

(Taqiyuddin An Nabhani, 2009:94).

4) Subyek Dakwah

Dakwah dalam kapasitasnya sebagai kewajiban, maka hal ini menjadikan

setiap muslim dan muslimah adalah subyek dakwah. Namun demikian dari kajian

dalil-dalil naqli akan ditemukan bahwa dakwah tidak individual semata

(fardiyah), akan tetapi perlu adanya kelompok atau organisasi yang melakukan

aktivitas dakwah. Seruan untuk berorganisasi ataupun membentuk kelompok

dalam rangka pelaksanaan dakwah tersebut terdapat dalam Surat Ali Imran 104

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung .

Melalui ayat ini, Allah Swt. mewajibkan umat Islam untuk mewujudkan

minimal satu jamaah, organisasi atau partai yang aktivitasnya adalah

mendakwahkan Islam (al-khayr) serta melakukan amar makruf nahi mungkar.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

25

Perintah yang terkandung dalam frasa waltakun menunjukkan pengertian

wajib, karena aktivitas mendakwahkan Islam serta melakukan amar makruf nahi

mungkar juga hukumnya wajib. Sementara itu, frasa minkum pada ayat di atas

berarti sebagian, karena adanya indikasi syariat (qarinah syari'yyah), yaitu bahwa

aktivitas amar makruf nahi mungkar merupakan fardhu kifayah. Hal ini

dikarenakan, tidak semua orang mampu untuk melaksanakan tugas semacam ini

karena tugas ini membutuhkan ilmu, pemahaman, dan hikmah yang tidak bisa

diperoleh oleh semua orang. Berdasarkan hal ini, kata ummah pada ayat di atas

bermakna jamaah dari golongan umat Islam, bukan jamaah umat Islam (Tafsir At

Thobari, Juz 7:90).

Berdasarkan uraian diatas maka subyek dakwah adalah individu dan

kelompok.

5) Obyek Dakwah

Obyek dakwah adalah pihak yang menjadi sasaran dakwah. Obyek

dakwah adalah orang atau pihak yang menerima pesan-pesan dakwah yang

ada beberapa pendapat tentang klasifikasi strata obyek dakwah

a) Menurut Habib Abdullah Haddad, dapat dikelompokkan

dalam delapan rumpun, yaitu :

(1) Para ulama

(2) Ahli zuhud dan ahli ibadah

(3) Penguasa pemerintah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

26

(4) Kelompok ahli perniagaan, industri dan sebagainya

(5) Fakir miskin dan orang lemah

(6) Anak, istri dan kaum hamba

(7) Orang awam yang taat dan yang berbuat maksiat

(8) Orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Imam Habib Abdullah Haddad, et. al. (2000) dalam

Kahrani, (2008: 10).

b) Mohammad Natsir mengelompokkan dalam tiga rumpun

yaitu: Mukmin, Kafir dan Munafik. Mohammad Natsir, et. al.

(2000) dalam Kahrani, (2008: 10).

c) Abdul Karim Zaidan dalam Ushul al- mengelompokkan

dalam empat rumpun, yaitu: al-mala, (penguasa), jumhur

al-nas (mayoritas masyarakat), munafiqun, dan ahli maksyiyat.

Abdul Karim Zaidan, et. al (1987) dalam Kahrani, (2008: 13).

d) -Qahthani melakukan pembagian

obyek dakwah sebagai berikut: dengan kategori muslim

dan non muslim. dari rumpun muslim dibagi dua yaitu:

Muslim yang cerdas dan siap menerima kebenaran, dan Muslim

yang siap menerima kebenaran, tetapi mereka sering lalai dan

kalah dengan hawa nafsu. Sedangkan non muslim,

pembagiannya sama dengan al-Bayanuni, tetapi beliau tidak

memasukkan munafik dalam kelompok non muslim.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

27

Berdasarkan data- as, dapat

dikelompokkan dengan lima tinjauan, yaitu:

(1) ditinjau dari segi penerimaan dan penolakan ajaran

Islam, terbagi dua, yaitu muslim dan non muslim.

(2) ditinjau dari segi tingkat pengalaman ajaran

agamanya, terbagi tiga, dzaliman linafsih, muqtashid dan

sebagian bilkhairat.

(3) ditinjau dari tingkat pengetahuan agamanya, terbagi

tiga, ulama, pembelajar dan awam.

(4) ditinjau dari struktur sosialnya,terbagi tiga;

pemerintah (al-mala), masyarakat maju (al-mufrathin) dan

terbelakang (al-m ).

(5) ditinjau dari prioritas dakwah, dimulai dari diri

sendiri, keluarga, masyarakat. M.Munir, et. al (2006) dalam

Kahrani, (2008: 15).

Selanjutnya dengan merujuk paparan pendapat diatas, dapat dijelaskan

bahwa obyek dakwah dapat berupa individu maupun kelompok. Obyek dakwah

di dalam masyarakat tersebut selanjutnya dapat diklasifikasikani menurut beragam

aspek antara lain:

1) Status agama, yaitu non muslim dan muslim.

2)

mukhlasin, muttaqin dan muhsinin.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

28

3)

khowasul khowas.

4) Tingkat pendidikan, yaitu buta huruf, lulusan SD, SMP, SMA, Sarjana,

Master dan Doktor.

5) Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

6) Usia, yaitu anak-anak, remaja, pemuda, dewasa dan lansia.

7) Geografis, yaitu pedesaan, pesisir, pegunungan dan perkotaan.

8) Profesi, yaitu petani, nelayan, buruh, pegawai swasta, pegawai negeri

sipil, militer, profesional.

9) Organisasi , yaitu individu, keluarga, organisasi sosial kemasyarakatan,

organisasi politik dan negara.

6) Metode Dakwah

Metodologi mengandung arti sesuatu tata cara, teknik atau jalan yang telah

dirancang atau dipakai dalam proses intelektual guna memperoleh pengetahuan

jenis apapun, baik pengetahuan akal sehat, pengetahuan humanistik, historis dan

lain sebagainya. Muhammad Sulthon, et. al (2003) dalam Kahrani (2008:23)

Secara normatif di dalam al- -Nahl ayat 125 terdapat tiga

metodologi di dalam berdakwah :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

29

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjukNahl: 125)

Ayat di atas menerangkan tiga metode (tharîqah) dakwah, yakni cara

pengemban dakwah menyerukan Islam kepada manusia. Ada cara yang berbeda

untuk sasaran dakwah yang berbeda.

Pertama, dengan hikmah, maksudnya dengan dalil (burhan) atau hujjah

yang jelas ( ataupun zhanni) sehingga menampakkan kebenaran dan

menghilangkan kesamaran. Shidiq Al Jawi, (2004)

Cara ini tertuju kepada mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran

yang sesungguhnya, yakni mereka yang memiliki kemampuan berpikir yang

tinggi atau sempurna seperti para ulama, pemikir, dan cendekiawan.

Kedua, dengan , yaitu peringatan yang baik yang dapat

menyentuh akal dan hati (perasaan). Misalnya, dengan menyampaikan aspek

targhîb (memberi dorongan/pujian) dan tarhîb (memberi peringatan/celaan) ketika

menyampaikan hujjah. Cara ini tertuju kepada masyarakat secara umum. Mereka

adalah orang-orang yang taraf berpikirnya di bawah golongan yang diseru dengan

hikmah, namun masih dapat berpikir dengan baik dan mempunyai fitrah dan

kecenderungan yang lurus.

Ketiga, dengan jadal (jidâl/mujâdalah) billati hiya ahsan, yaitu debat yang

paling baik. Dari segi cara penyampaian, perdebatan itu disampaikan dengan cara

yang lunak dan lembut, bukan cara yang keras dan kasar. Dari segi topik, semata

terfokus pada usaha mengungkap kebenaran, bukan untuk mengalahkan lawan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

30

debat semata atau menyerang pribadinya. Dari segi argumentasi, dijalankan

dengan cara menghancurkan kebatilan dan membangun kebenaran. Cara ini

tertuju kepada orang yang cenderung suka berdebat dan membantah, yang sudah

tidak dapat lagi diseru dengan jalan hikmah dan . Shidiq Al

Jawi, (2004)

Bagian akhir ayat memberikan arti, bahwa jika kita telah menyeru manusia

dengan tiga jalan tersebut, maka urusan selanjutnya terserah Allah. Memberikan

hidayah bukan kuasa manusia, melainkan kuasa Allah semata. Kita hanya

berkewajiban menyampaikan (balâgh); Allahlah yang akan memberikan petunjuk

serta memberikan balasan, baik kepada yang mendapat hidayah maupun yang

tersesat.

7) Materi Dakwah

Materi dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber dari Al-

dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh-Nya.

Materi dakwah dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Aqidah

Secara etimologis aqidah berakar dari kata aqada- -

Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.

Setelah terbentuk menjadi berarti keyakinan. Jadi aqidah adalah

kebenaran yang diyakini bersumber dari Allah menentramkan jiwa bagi

para pelakunya.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

31

b) Ibadah

-unsur ibadah pertama

taat dan tunduk kepada Allah yaitu merasa berkewajiban melaksanakan

peraturan-peraturan Allah yang dibawakan oleh Rasul-Nya baik yang

berupa perintah maupun larangan, ketentuan halal maupun haram. Ibadah

terbagi dua, yaitu: umum dan khusus:

(1) Ibadah umum adalah ibadah yang mencakup segala aspek

kehidupan.

(2) Ibadah Khusus adalah ibadah yang macam dan cara

melaksanakann

yang bersifat tetap dan mutlak. Manusia tinggal melaksanakan

sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang dibenarkan agama

(Islam), tidak boleh merubah, menambah atau mengurangi.

Ibadah khusus mencakup seperti sholat, zakat, puasa, haji, dan

lain-lain. Ahmad Azhar Basyir, et. al (1987:42) dalam Kahrani

(2008:18).

c) Muamalah

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa dipisahkan

dari kehidupan orang banyak, dimana didalam hidupnya membutuhkan pergaulan

di dalam bermasyarakat atau pun bernegara. Disadari atau tidak, untuk

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

32

menyempurnakan kebutuhan hidup maka manusia memerlukan interaksi

(muamalat) dengan lingkungan sekitarnya.

tetapi realisasi tentang tanggung jawab akan berimplikasi kepada kehidupan di

akhirat kelak. Nilai-

hukum halal dan haram yang harus selalu diperhatikan, baik itu mengenai masalah

politik, sosial, hukum, maupun ekonomi.

d) Akhlak

Secara etimologis aqhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti

budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Dalam akhlaq tercakup pengertian

terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku

makhluq (manusia). Akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku

yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang

mengatur hubungan antara manusia Tuhan bahkan dengan alam semesta.

e) Politik

Keempat materi dakwah pertama yang meliputi aqidah, ibadah, muamalah dan

akhlak dalam implementasinya membutuhkan upaya politik serta institusi politis

yang melaksanakannya dengan sempurna. Institusi tersebut adalah negara.

Penegakan hukum-hukum muamalah terkait dengan masalah makro semisal

hukum pertanahan, moneter, hudud, jinayat, hanya akan menjadi bahan diskusi

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

33

dan tidak akan terlaksana dalam kehidupan tanpa adanya daulah khilafah

(Taqiyuddin An Nabhani, 2005:15)

8) Nilai-nilai Dakwah

Dakwah dikatakan terlaksana jika materi-materi dakwah telah disampaikan

oleh subyek dakwah yang benar kepada obyek dakwah yang tepat dengan metode

yang tepat. Kemudian dakwah dikatakan berhasil jika tujuan yang telah

dirumuskan dan direncanakan berhasil diwujudkan.

Dengan mengacu uraian tentang dakwah yang dipaparkan diatas, maka perlu

dirumuskan tentang nilai-nilai dakwah dalam suatu aktivitas. Suatu aktivitas

dikatakan mengandung nilai dakwah jika aktivitas tersebut terkait dengan bidang

bidang berikut:

Tabel: Aktivitas dan nilai dakwah

No Bidang Aktivitas Nilai

1 Aqidah Pendalaman agama Keimanan,

ketaatan

2 Ibadah a. Pendalaman agama

b. Bimbingan ibadah

c. Penyediaan prasarana

ibadah

(Rosyad Sholeh, 2010:88)

Keimanan,

kesadaran,

pemahaman,

taqorub

3 Pendidikan a. Motivasi belajar

b. Pendirian lembaga

Berilmu,

berakhlak mulia,

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

34

pendidikan formil, non

formil

c. Pembuatan kurikulum

d. Penyediaan bahan ajar

e. Penyiapan tenaga pengajar

f. Penyediaan sarana-

prasarana

(Rosyad Sholeh, 2010:89)

terampil,

4 Sosial/Kesejahteraan

masyarakat

a. Penyuluhan/bimbingan

kesehatan mental.

b. Bimbingan bina rumah

tangga.

c. Penggalangan dana

(kematian, yatim piatu,

jompo, sakit dll)

d. Bantuan bencana

(Rosyad Sholeh, 2010:90)

Kesehatan,

Keharmonisan,

keselamatan

5 Ekonomi a. Motivasi berusaha

b. Penyediaan modal

c. Pendampingan

d. Penyediaan lapangan

pekerjaan

(Rosyad Sholeh, 2010:91)

Pemberdayaan,

Kesejahteraan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

35

3. Penegasan Konsep dan Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian -nilai Dakwah Aktivitas Corporate

Social Responsibility PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (PT TELKOM),

maka konsep-konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Definisi Corporate Social Responsibility dalam penelitian ini adalah

komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal

6 Ilmu Pengetahuan

dan Kebudayaan

a. Pengembangan teknologi

tepat guna

b. Pengembangan seni

budaya

(Rosyad Sholeh, 2010:91)

Kemajuan,

Keindahan

7 Hukum 1. Advokasi Keadilan,

pengayoman,

keamanan,

Kepastian

hukum

8 Politik a. Membangun Kesadaran

Politik

b. Partisipasi politik

c. Kontribusi legislasi

d. Kritik dan kontrol

Penerapan

syariat Islam

dalam seluruh

aspek kehidupan.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

36

dengan melalui pemberdayaan komunitas lokal dengan prinsip kesetaraan,

sinergis dan berkesinambungan.

b) Nilai-nilai dakwah merupakan capaian yang dikehendaki dari aktivitas

dakwah yang meliputi proses dan hasil, sebagaimana tabel diatas.

c) Aktivitas CSR PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (PT TELKOM) adalah

seluruh kegiatan CSR yang diselenggarakan PT TELKOM diseluruh

Indonesia dan dimuat dalam siaran pers maupun di publikasikan dalam

situs resmi PT TELKOM, www.telkom.co.id

4. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

beragam nilai-nilai dakwah dalam aktivitas CSR PT. TELKOM.

Tujuan penelitian kualitatif ialah untuk memperoleh data yang

bersifat menyeluruh atau holistik dan mendalam (Judistira K. Garna,

2008:29).

a. Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan jenis data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, sumber tertulis, gambar dan foto, serta data statistik. Peneliti adalah hal

yang pokok sebagai instrumen penelitian melalui pengamatan atau wawancara

sehingga peneliti bisa membuat catatan lapangan tentang pelaku dan pola yang

lengkap. (Judistira K. Garna, 2008:32).

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t11620.pdf · 2014-02-20 · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan yang ke

37

Selanjutnya teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

adalah:

1) Dokumentasi dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan judul Skripsi. Dokumen yang dibutuhkan adalah press release,

liputan media dan dokumen lain terkait pelaksanaan CSR PT. TELKOM.

2) Interview dengan pejabat PT TELKOM terkait pelaksanaan CSR PT.

TELKOM

b. Teknik Analisis Data

Penelitian deskriptif berupaya untuk memberikan uraian yang bersifat

deskriptif tentang suatu kolektifitas dan representatifitas . Tujuan utamanya ialah

menggambarkan atau mengungkapkan realitas sosial yang sedemikian kompleks

agar relevansi antropologi dan sosiologi tercapai. Realitas sosial yang kompleks

agar dapat dianalisis perlu disederhanakan dengan cara penggolongan atau

klasifikasi. (Judistira K. Garna, 2008:34).

Dalam penelitian ini, data yang yang telah terkumpul akan di analisis dengan

menggunakan analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh

dalam analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi data penelitian terkait bentuk dan strukturnya

2) Mendeskripsikan ciri-ciri atau komponen-komponen nilai yang

terkandung dalam setiap data