bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_bab1.pdf1 bab i...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan yang sangat luas. Dalam studi maupun prakteknya, hubungan internasional tidak hanya sebatas politik, ideologi, ekonomi serta pertahanan kemananan sebuah negara, namun seiring dengan permintaan dunia kontemporer juga melibatkan konsep kebudayaan. Hal tersebut kemudian munculnya suatu forum sosial baru pada tatanan masyarakat dan hubungan lintas bangsa. Dalam konteks hubungan antar bangsa, terdapat sebuah konsep yang sangat lazim dan menjadi poros dari setiap tindakan para aktor, istilat tersebut adalah power. Menurut Joseph Nye, kekuatan atau Power adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau juga untuk mencapai kepentingan. Cara untuk mempengaruhinya pun dapat menggunakan cara-cara paksaan seperti ancaman dan juga cara-cara membujuk dan menarik perhatian orang lain (Nye, 2004) Salah satu power yang dijelaskan oleh Joseph Nye adalah soft power, dimana jenis penggunaan soft power salah satunya yaitu diplomasi kebudayaan yang merupakan sarana untuk mempromosikan ciri khas atau identitas negara melalui komoditas budaya dari suatu negara. Contohnya adalah kebudayaan Bollywood dari India, Korean Wave dari Korea, atau Hollywood dari Amerika Serikat, yang telah menjadi bukti nyata akan keberhasilan penggunaan komoditas budaya dalam praktek diplomasi.

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan

cakupan yang sangat luas. Dalam studi maupun prakteknya, hubungan

internasional tidak hanya sebatas politik, ideologi, ekonomi serta

pertahanan kemananan sebuah negara, namun seiring dengan permintaan

dunia kontemporer juga melibatkan konsep kebudayaan. Hal tersebut

kemudian munculnya suatu forum sosial baru pada tatanan masyarakat dan

hubungan lintas bangsa.

Dalam konteks hubungan antar bangsa, terdapat sebuah konsep

yang sangat lazim dan menjadi poros dari setiap tindakan para aktor, istilat

tersebut adalah power. Menurut Joseph Nye, kekuatan atau Power adalah

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk mendapatkan

apa yang diinginkan atau juga untuk mencapai kepentingan. Cara untuk

mempengaruhinya pun dapat menggunakan cara-cara paksaan seperti

ancaman dan juga cara-cara membujuk dan menarik perhatian orang lain

(Nye, 2004) Salah satu power yang dijelaskan oleh Joseph Nye adalah soft

power, dimana jenis penggunaan soft power salah satunya yaitu diplomasi

kebudayaan yang merupakan sarana untuk mempromosikan ciri khas atau

identitas negara melalui komoditas budaya dari suatu negara. Contohnya

adalah kebudayaan Bollywood dari India, Korean Wave dari Korea, atau

Hollywood dari Amerika Serikat, yang telah menjadi bukti nyata akan

keberhasilan penggunaan komoditas budaya dalam praktek diplomasi.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

2

Jenis komoditas budaya lainnya yang dapat menjadi instrumen

dalam diplomasi kebudayaan adalah olahraga. Komoditas budaya olahraga

ini menjadi bagian dari instrumen dikarenakan mengandung nilai-nilai

yang dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk mengatasi konflik yang

terjadi baik antar individu maupun antar negara di dunia. Hal ini karena

olahraga mampu menjadi pengikat tali persahabatan dan dapat

menebarkan semangat solidaritas, kesetaraan, dan perdamaian antar

bangsa dan negara (Pusat Jalan Damai, 2018)

Selain itu olahraga juga menjadi sarana dalam mengembangkan

hubungan antar negara (Macloed, 2004). Sebagai contoh ajang olahraga

internasional sebagai instrumen diplomasi budaya adalah Asian Games,

Sea Games, bahkan ada event olahraga yang lebih spesifik berdasarkan

jenis olahraganya seperti piala dunia Federation International of Football

Assosiation (FIFA) sepak bola, piala dunia Federation International of

Basketball (FIBA) bola basket, piala Asean Football Federation (AFF)

yaitu turnamen sepak bola di kawasan Asia Tenggara, Asian Paragames

untuk altet difabel, dan Asian Cup UAE dan masih banyak lagi event

olahraga internasional lainnya yang dapat menjelaskan proses diplomasi

kebudayaan (Vintoko, 2018).

Peranan ajang olahraga internasional dinilai penting untuk

mendukung politik luar negeri suatu negara dan patut di telusuri lebih

dalam. Sebagaimana beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan,

beberapa diantara ada dalam skripsi “Diplomasi Budaya Indonesia melalui

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

3

SEA Games 2011 di Palembang”, dimana Indonesia menjadi tuan rumah

event olahraga internasional dengan kepentingan ingin menjadi nomor satu

kekuatan dalam bidang olahraga di Asia Tenggara dan tidak ada lagi

pengakuan-pengakuan budaya oleh negara lain. Peneliti lainnya yaitu

dalam jurnal nasional “Diplomasi Olahraga dalam Perspektif Komunikasi

Internasional Menyongsong Asian Games 2018” oleh Muh Isa Al

Mansyur, mengungkapkan bahwa Asian Games merupakan ajang

komunikasi internasional untuk mendapatkan pengakuan dunia

internasional. Dari dua peneliti tersebut mengungkapkan bahwa olahraga

merupakan sarana yang sangat mudah digunakan untuk mencapai

kepentingan dan membuat citra baik negara dimata masyarakat

internasional.

Dari beberapa paparan tersebut muncul keinginan untuk meneliti

alasan Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018,

mengingat berbagai kondisi yang kurang memungkinkan bagi Indonesia

menjadi tuan rumah.

Perbedaan dengan peneliti terdahulu dengan penelitian ini adalah,

peneliti ingin menitikberatkan pada beberapa faktor yang mendorong

Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah event olahraga

internasional serta kepentingan-kepentingan yang ingin dicapai melalui

Asian Games 2018, mengingat tidak semua ajang olahraga internasional

memberikan hasil yang memuaskan, termasuk bagi negara maju seperti

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

4

Korea Selatan yang telah menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 tahun

2014 justru membuat kerugian.

B. Pokok Permasalahan

Melihat pengalaman Korea Selatan pada Asian Games 2014 yang

juga mengalami kerugian setelah menyelenggarakan pesta olahraga

internasional tersebut, tetapi Indonesia tetap maju sebagai tuan rumah

Asian Games 2018. Maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah

“Mengapa Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian

Games 2018?”

C. Tujuan Penelitian

1. Sebagai syarat kelulusan kuliah jenjang S1

2. Menganalisa tentang kepentingan Indonesia pada Asian Games

2018.

3. Memberikan gambaran bahwa olahraga merupakan salah satu

instrumen dalam diplomasi budaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca dalam mengetahui

kepentingan Indonesia.

2. Menambah pengetahuan mengenai faktor pendorong Indonesia

pada Asian Games 2018.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

5

E. Kerangka Pemikiran

Dalam menemukan jawaban atas pokok permasalahan, penulis

menggunakan beberapa landasan berpikir yang tersusun dalam suatu

kerangka pemikiran. Beberapa diantaranya adalah konsep kepentingan

nasional, diplomasi kebudayaan, dan Soft Power.

1. Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk

menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Dalam konsep

ini peran utama „negara‟ adalah aktor yang mengambil

keputusan yang memberikan pengaruh bagi masyarakat dalam

negerinya. Menurut Thomas Hobbes (2009) bahwa negara

dipandang sebagai pelindung wilayah, penduduk, dan cara

hidup yang khas dan berharga karena negara merupakan

sesuatu yang menyatu bagi kehidupan warga negaranya

(Sorensen, 2009)

Konsep ini tercipta dari kebutuhan suatu negara,

kepentingan ini dapat dilihat dari kondisi internalnya, baik dari

kondisi politik-ekonomi, militer atau sosial-budaya.

Kepentingan juga didasari oleh suatu „power‟ yang ingin

diciptakan sehingga negara dapat memberikan dampak

langsung bagi pertimbangan negara agar dapat pengakuan

dunia.

Kepentingan nasional juga dapat digambarkan sebagai

tujuan yang menyatu dan faktor penentu yang mengarahkan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

6

para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan

kebijakan luar negerinya. Menurut Padelford dan Lincoln

(1960) mengidentifikasi kepentingan berupa kepentingan

keamanan nasional, kepentingan pengembangan ekonomi,

kepentingan peningkatan kekuatan nasional, dan kepentingan

citra nasional (Lincoln, 1960).

Adanya kepentingan nasional memberikan gambaran

bahwa terdapat aspek-aspek yang menjadi identitas dari suatu

negara. Hal tersebut dapat dilihat dari sejauh mana fokus

negara dalam memenuhi target pencapaian demi kelangsungan

negaranya. Dari identitas yang diciptakan dapat dirumuskan

apa yang menjadi target dalam waktu, baik bersifat sementara

atau untuk jangka panjang. Hal ini juga seiring dengan

seberapa penting identitas tersebut apakah sangat penting

maupun sebahai hal tidak terlalu penting. Setiap negara

memiliki kepentingan masing-masing tergantung bagaimana

negara tersebut membuat susunan kepentingan dengan setiap

negara dan bagaimana cara untuk mencapainya.

Dalam analisis kepentingan nasional, peran aktor yaitu

negara akan mengejar apapun yang dapat membentuk dan

mempertahankan, pengendalian suatu negara terhadap negara

lain. Bentuk pengendalian ini berhubungan dengan kekuasaan

yang tercipta melalui paksaan ataupun kerjasama. Maka dari itu

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

7

negara harus pandai-pandai membuat keputusan kebijakan luar

negerinya ketika akan melakukan kerjasama dengan negara lain

serta memikirkan kepentingan tersebut benar-benar penting dan

menguntungkan. Dalam kaitannya, kepentingan nasional

Indonesia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4

yaitu:

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah.

2) Memajukan kesejahteraan umum.

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

(Sekretaris Kabinet, 2018).

Secara khusus, kepentingan nasional Indonesia menurut

Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan) sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 adalah melaksanakan keikutsertaan

Indonesia dalam kejuaraan dan pekan olahraga internasional,

meningkatkan dan memelihara kepentingan Indonesia, serta

memperoleh dukungan masyarakat untuk mengikuti Olympic

Games, Asian Games, SEA Games, serta pekan olahraga

lainnya (Kunjana, 2018). Dalam kaitannya dengan Asian

Games 2018, kepentingan nasionalnya adalah ikut serta dan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

8

meningkatkan prestasi bidang olahraga Indonesia, hal ini

terbukti pada tahun 2018 merupakan tahun olahraga bagi

Indonesia dan menjadi momentum kebangkitan olahraga

nasional.

Dalam skripsi “Diplomasi Budaya Indonesia Melalui SEA

Games 2011 di Palembang” oleh Yudit Indra Prabowo FISIP

UMM 2014, kepentingan nasional Indonesia yang ingin

ditingkatkan dalam skripsi tersebut adalah kembali menjadi

yang nomor satu di Asia Tenggara dalam bidang olahraga dan

tidak lagi ada pengakuan budaya dari negara lain serta ingin

mendapatkan citra yang baik di mata dunia, sehingga suatu saat

nanti dapat kembali menjadi tuan rumah event olahraga

internasional lainnya (Prabowo, 2014).

Sementara dalam jurnal nasional “Dimensi Sosial dan

Politik Sea Games ke 26” oleh Alamsyah Dosen FISIP

Universitas Sriwijaya, memaparkan bahwa kepentingan

Indonesia melalui Sea Games ke 26 adalah menaikkan status

Sumatera Selatan di mata dunia internasional sebagai tempat

tujuan wisata internasional, serta membuka akses Sumatera

Selatan ke dalam pergaulan internasional lebih intens

(Alamsyah, 2010).

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa

kepentingan Indonesia adalah untuk meningkatkan citra baik

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

9

dan mendapatkan kepercayaan dunia internasional. Dari dua

hal tersebut nantinya akan memunculkan efek domino dalam

berbagai bidang, seperti dalam bidang pariwisata, diharapkan

event ini akan menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke

Indonesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara.

2. Diplomasi Kebudayaan

Konsep diplomasi kebudayaan berasal dari dua kata yakni

diplomasi dan kebudayaan. Diplomasi sendiri merupakan

instrumen yang digunakan dalam hubungan internasional

dalam mencapai kepentingan nasionalnya, juga dapat diartikan

sebagai seni dan taktik negosiasi melalui cara-cara damai untuk

mendapatkan kepentingan yang diinginkan (Roy, 2010). Arti

lainnya diplomasi merupakan suatu bentuk hubungan

internasional yang dilakukan melalui negosiasi dan bukan

melalui tindakan bedasarkan kekuatan. Kegiatan ini berkaitan

dengan pengumpulan informasi yang menunjang pelaksanaan

negosiasi (Peni Hanggarini, 2010). Sedangkan kebudayaan

merupakan hasil dari gagasan kehidupan masyarakat yang

dijadikan milik diri manusia dan merupakan suatu identitas

yang dimiliki oleh negara lain untuk mengkhaskan negaranya.

Diplomasi kebudayaan dapat dipahami dalam sudut

pandang yang lebih luas baik menyangkut tujuan maupun

aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Konsep ini tidak hanya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

10

menunjuk pada penggunaan kebudayaan sebagai sarana untuk

memperjuangkan kebijakan politik luar negeri suatu negara,

akan tetapi juga untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas

yang secara umum disebut kepentingan nasional (Amalia,

2015).

Pengertian lain dari diplomasi budaya adalah upaya

mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana budaya dalam

pencapaian kepentingan nasional negaranya. Sasaran dari

diplomasi kebudayaan adalah masyarakat internasional serta

aktor yang memerankan dapat negara, personal maupun

pebisnis yang dapat mempromosikan suatu kebudayaan yang

ada di negaranya. Kebudayaan merupakan media diplomasi

yang paling mudah, yang termasuk ke dalam diplomasi budaya

adalah kesenian daerah, perfilman, maupun olahraga untuk

mencapai kepentingan nasionalnya. Diplomasi kebudayaan

sendiri dapat dimaksudkan untuk meningkatkan image negara,

national branding serta soft power suatu negara di luar negeri

sebagai bangsa yang memiliki kebudyaan yang tinggi.

Konsep diplomasi kebudayaan menurut Shin Seung Jin

(2008) dalam tulisannya yang berjudul Strategic Directions

For The Activations of Cultural Diplomacy to Enchance The

Country of the Republic of Korea menjelaskan bahwa aktivitas

diplomasi kebudayaan merupakan cara lain yang dilakukan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

11

oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya,

selain cara-cara militer atau kekerasan. Kepentingan nasional

yang ingin dicapai biasanya berupa keinginan untuk

mendapatkan penilaian positif dari masyarakat negara lain

sehingga mempermudah dilakukannya kerjasama-kerjasama

diberbagai bidang lainnya (Yulia, 2013). Berikut tabel untuk

menjelaskan situasi diplomasi budaya;

Tabel 1.1

Hubungan Antara Situasi, Bentuk, Tujuan, Sarana, Diplomasi Kebudayaan

SITUASI BENTUK TUJUAN SARANA

DAMAI Eksibisi

Kompetisi

Pertukaran misi

Negosiasi

Konferensi

Pengakuan

Hegemoni

Persahabatan

Penyesuaian

Pariwisata

Olahraga

Pendidikan

Perdagangan

Kesenian

KRISIS Propaganda

Pertukaran misi

Persuasai

Penyesuaian

Ancaman

Politik

Diplomatik

Misi tingkat tinggi

Opini public

KONFLIK Teror

Penetrasi

Pertukaran misi

Boikot

Negosiasi

Ancaman

Persuasi

Subversi

Pengakuan

Opini public

Perdagangan

Para militer

Forum resmi

pihak ketiga

PERANG Kompetisi

Teror

Penetrasi

Dominasi

Hegemoni

Ancaman

Militer

Para militer

penyelundupan

Sumber (Tulus Warsito, 2007)

Tabel diatas menjelaskan tentang implementasi diplomasi

kebudayaan dalam berbagai kondisi. Berdasarkan pada tabel

tersebut pula, pelaksanaan Asian Games 2018 dapat

dikategorikan sebagai bentuk eksibisi maupun kompetisi

dengan tujuannya pengakuan maupun persahabatan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

12

Bentuk eksibisi yang dimaksud adalah terdapat pengenalan

ciri khas Indonesia yang ditunjukkan pada saat acara

pembukaan Asian Games 2018, dimana pembukaan acara

tersebut menunjukkan budaya-budaya yang beragam dari

Indonesia. Sedangkan bentuk kompetisinya adalah saat

pelaksaan cabang-cabang olahraga yang dilombakan, dimana

negara-negara Asia saling menujukkan kemampuan atlet-

atletnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan dari

dunia internasional bahwa Indonesia mampu menjadi tuan

rumah pesta olahraga internasional dan untuk meningkatkan

persahabatan antar negara-negara Asia.

Dalam jurnal nasional oleh Ida Bagus Brata, kebudayaan

memiliki peran penting dalam memberi identitas pada suatu

bangsa guna mengembangkan diplomasinya. Penggunaan

kebudayaan berperan sebagai media yang efektif dalam

meningkatkan investasi negara dan menarik perhatian negara

lain. Oleh karena itu, diplomasi budaya merupakan salah satu

soft power yang memiliki fungsi vital dalam hubungan luar

negeri Indonesia (Brata, 2014) .

Dalam kaitannya dengan konsep ini, penyelenggaraan

Asian Games 2018 juga mengusung misi diaspora, yaitu

diaspora budaya Indonesia. Pada dasarnya yang dimaksud

diaspora Indonesia adalah warga negara Indonesia yang sedang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

13

menempuh pendidikan atau bekerja di luar negeri. Pemerintah

Indonesia berharap diaspora Indonesia dapat membantu untuk

mengenalkan atau mempromosikan kebudayaan kepada

masyarakat yang ada di luar negeri. Diaspora budaya adalah

penyebaran pengaruh budaya-budaya melalui warga negara

yang menetap di negara lain untuk mengenalkan warisan

budaya negaranya.

Kaitannya dengan diplomasi budaya pada Asian Games

2018 adalah berkaitan adanya diaspora budaya yaitu pencak

silat, dimana pencak silat ini sudah mendunia dan dikenal oleh

negara lain. Salah satu contohnya adalah Federasi Pencak Silat

Rusia telah memeriahkan dan menyukseskan dua kali

penyelenggaraan Festival Indonesia di Moskow pada 20-21

Agustus 2016. Selain menyelenggarakan workshop, mereka

juga melakukan demo pencak silat secara langsung. Selain itu,

Federasi Pencak Silat Rusia telah mengikuti Kejuaran Dunia

Pencak Silat di Singapura dan berhasil meraih satu piala. Duta

Besar Indonesia untuk Rusia menyampaikan apresiasi atas

upaya-upaya yang dilakukan oleh Federasi Pencak Silat

termasuk keberhasilan yang telah dicapai. Menurutnya, ini

merupakan bagian dari promosi diaspora budaya Indonesia di

Rusia untuk lebih mengenal dan meningkatkan hubungan

kedua bangsa (Berita Kemenlu, 2017).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

14

3. Soft Power

Studi hubungan internasional memperkenalkan sebuah

konsep hard power yaitu sebuah kekuatan dengan

menggunakan kekerasan atau ancaman militer dan ekonomi

sehingga negara-negara menuruti apa yang diinginkan oleh

negara yang memiliki super power. Saat ini negara di dunia

sudah tidak menggunakan hard power untuk mendapatkan apa

yang diinginkannya, melainkan menggunakan Soft Power yaitu

bertumpu pada kemampuan untuk membentuk preferensi orang

lain terhadap suatu negara yang dianggap memiliki nilai-nilai

baik dengan menggunakan daya tarik perhatian atau merayu

negara lain agar terpengaruh.

Soft Power merupakan pokok dari demokrasi, kemampuan

untuk menarik sesuatu cenderung dikaitkan dengan aset yang

tidak berwujud, seperti kepribadian yang menarik, budaya,

politik, serta kebijakan-kebijakan yang dipandang sah dan

memilitik nilai moral yang baik. Kekuatan lunak tidak hanya

sama dengan pengaruh, karena bagaimanapun pengaruh juga

dapat terbentuk pada kekuatan kekerasan atau ancaman. Soft

Power lebih dari sekadar persuasi atau kemampuan untuk

menggerakkan orang dengan argumen, meskipun hal tersebut

juga menjadi bagian terpentingnya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

15

Secara sederhana soft power adalah daya tarik untuk

mempengaruhi pihak lain menggunakan aset-aset lunaknya

yang dapat menjadikan unsur tersebut menjadi bernilai. Dalam

politik internasional, sumber daya yang menghasilkan kekuatan

lunak muncul sebagian besar dari nilai-nilai yang diekspresikan

oleh suatu organisasi atau negara dalam budayanya yang secara

tidak langsung mempromosikan kebudayaan yang ada di

negaranya.

Soft Power terdiri dari 3 unsur yaitu; budaya, nilai politik

dan kebijakan luar negeri. Budaya adalah nilai dan praktik yang

menciptakan makna bagi masyarakat. Budaya memiliki banyak

unsurnya seperrti kesenian, perfilman, budaya popular, bahasa

maupun pendidikan yang tetap berfokus pada hiburan massal

guna menarik perhatian masyarakat internasional. Ketika suatu

negara memasukkan nilai-nilai budaya yang universal dan

kebijakannya mempromosikan nilai-nilai budaya tersebut maka

negara kemungkinan mendapatkan hasil yang diinginkan.

Nilai-nilai yang diperjuangkan pemerintah dalam negaranya

(misalnya, demokrasi), di lembaga-lembaga internasional

(bekerja sama dengan negara lain), dan dalam kebijakan luar

negeri (mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia)

sangat mempengaruhi perspektif negara lain. Pemerintah dapat

menarik atau mengusir orang lain dengan pengaruh mereka,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

16

tetapi soft power bukan milik pemerintah pada tingkat yang

sama dengan hard power sehingga hal tersebut tidak dapat

digunakan dengan semena-mena.

Selain sebagai representasi aktivitas diplomasi oleh

pemerintah, yakni sebagai upaya media guna mempromosikan

perdamaian, membentuk pemahaman antar negara, diplomasi

olahraga sedang dilakukan oleh seluruh negara maju maupun

berkembang tidak hanya untuk mempromosikan negaranya di

dunia internasional melalui prestasi atlet-atletnya namun juga

untuk mempromosikan nilai-nilai sportifitas dan perdamaian

dalam suatu pertandingan olahraga.

Salah satu soft power yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sport diplomacy atau diplomasi olaharaga. Diplomasi

olahraga muncul sebagi salah satu media yang mudah untuk

melakukan hubungan kerjasama atau mencapai kepentingan

suatu negara dan muncul sebagai bagian integral dari upaya

untuk membangun hubungan yang menguat antara masing-

masing negara. Diplomasi olahraga menggunakan cara umum

untuk mengatasi perbedaan dan menyatukan, partisipasi dalam

olahraga mengajarkan keterampilan kepemimpinan, kerja tim,

dan komunikasi yang membantu pemuda atau atlet berhasil

sesuai bakat mereka.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

17

Pertukaran diplomasi olahraga meningkatkan dialog dan

pemahaman budaya antar orang-orang di seluruh dunia.

Penggunaan olahraga sebagai platform peserta pertukaran

internasional memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin

menjalin hubungan profesional sesama atlet olahraga (Bureau,

2015). Negara di seluruh dunia menggunakan diplomasi

olahraga sebagai cara yang relatif untuk meningkatkan citra,

kredibilitas, status, daya saing ekonomi dan kemampuan untuk

melaksanakan event internasional. Alasan dibalik mengapa

diplomasi olahraga pada masa-masa ini seringkali digunakan

karena penggunaannya yang mudah serta memiliki bahasa

universal sehingga mudah mengatasi keterasingan antara orang,

bangsa dan negara yang berbeda (Jarve, 2017)

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang

dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan

menunjang dan dapat dikatakan sebagai dugaan diawal yang pada akhirnya

akan dibuktikan dengan bukti data yang lebih akurat. Hipotesa sementara

dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Indonesia memiliki kepentingan nasional untuk mewujudkan citra

baik dari internasional agar Indonesia dipilih kembali menjadi tuan

rumah event olahraga internasional

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

18

2. Keinginan Indonesia untuk menjadikan pencak silat sebagai cabang

olahraga yang akan dipertandingkan pada olahraga internasional

lainnya.

G. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat kualitatif dengan model deskriptif-analisis yang berusaha

menggambarkan kepentingan Indonesia dalam penyelenggaraan

Asian Games 2018. Metode penelitian kualitatif menurut Creswell

(2008) mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau

penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala

sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti

mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan

mengajukan pertanyaan umum dan luas. Informasi yang

disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi

tersebut biasaya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata

atau teks tersebut kemudian dianalisis, hasil analisi itu dapat

berupa penggambaran atau deskripsi (Dr. J.R. Raco, 2010)

Metode penelitian kualitatif memperlakukan partisipan

benar-benar sebagai subjek dan bukan objek. Di sinilah partisipan

menemukan dirinya sebagai yang berharga, karena informasinya

sangat bermanfaat. Metode penelitian ini memberikan ruang yang

sangat besar kepada partisipan. Mereka terhindar dari

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

19

pengobjektifikasian oleh peneliti yang hanya menjawab pertanyaan

yang sudah disiapkan dan memilih jawaban yang sudah tersedia.

Penelitian ini dipilih agar mempermudah peneliti untuk

menggambarkan penelitian dan menggambungkan dengan konsep

yang dipakai.

2. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah setelah event Asian Games

2018 telah selesai yaitu pada saat persiapan tahun 2014 dan saat

pelaksanaan tahun 2018.

3. Teknik Pengumpulan Data

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi pustaka atau studi dokumen baik sumber primer

maupun sekunder. Studi dokumen merupakan kajian yang menitik

beratkan pada analisis dan interpretasi bahan tertulis. Metode

pengumpulan data yang dikembangkan adalah menangkap sesuatu

melalui cerita dari orang lain (story telling) penting karena secara

teoritis diasumsikan bahwa orang yang terpinggirkan dapat

menceritakan pengalaman mereka. Data yang diperoleh

dikumpulkan melalui berbagai macam sumber entah lewat

observasi masyarakat atau mempelajari dokumen-dokumen yang

tertulis. Data-data tersebut berfungsi untuk merekonstruksi dan

menganalisis kasus tersebut dari segi pandang logika sosial.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

20

Data serta informasi yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber penelitian

terdahulu seperti tulisan kepentingan nasional dalam

penyelenggaraan kompetisi olahraga internasional, data mengenai

Asian Games, pencalonan Indonesia hingga penetapan sebagai

penyelenggara sampai pada persiapan Indonesia dan selesainya

acara Asian Games 2018. Keseluruhan data dan informasi

didapatkan melalui jurnal, buku, skripsi atau situs resmi terkait

serta dokumen dan arsip yang keseluruhan data terkumpul akan

diloah hingga menemukan titik jawaban terhadap permasalahan

penelitian.

4. Teknik Pengolahan Data

Mengingat keanekaragaman sumber informasi yang dapat

diperoleh, maka dalam penulisan ini dilakukan seleksi dan

pemilihan atas sumber yang dianggap paling relevan dengan tujuan

penulisan. Melalui prosedur kualitatif, data-data tersebut dianalisis,

ditetapkan, diuraikan dan didokumentasikan. Hal ini dilakukan

agar alur konteks di dalam pengetahuan yang sedang dipelajari

untuk menilai ide atau makna tertentu yang terkandung

didalamnya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.peradaban.ac.id/736/2/43115005_BAB1.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi hubungan internasional merupakan suatu ilmu dengan cakupan

21

H. Sistematika Penulisan

BAB I : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, konsep yang digunakan, metode penelitian,

batasan penelitian, unit analisa dan tingkat analisa, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan data, sistematika penulisan, dan hipotesa.

BAB II : Sejarah dan Perkembangan Pertandingan Olahraga

Internasional dan Munculnya Asian Games dalam Agenda Hubungan

Internasional

BAB III : Dampak positif event olahraga Internasional di beberapa

Negara yang telah menjadi tuan rumah.

BAB IV : Analisa tentang Kepentingan Indonesia menjadi tuan

rumah Asian Games 2018

BAB V : Penutup (berisi kesimpulan dan saran)