bab i pendahuluan
DESCRIPTION
kiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari
ovulasi, konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus
hingga aterm. Setiap proses dalam kehamilan merupakan kondisi krisis yang
memerlukan adaptasi psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon
kehamilan dan tekanan mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain
(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi
jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain. AKI
di Indonesia dilaporkan telah menurun dari 408 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 304 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2000 dan menurun lagi menjadi 262
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005, meski menurun
tetapi penurunan tersebut sangat lambat dan tidak mencapai
target tahun 2000 yaitu AKI sebesar 225 per 100.000 kelahiran
hidup (Wirakusuma, 2005 dalam Arisman,, 2009).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2006) hasil
Sensus tahun 2000 menunjukkan AKI di Provinsi Jawa Timur
sebesar 168 per 100.000 kelahiran hidup. AKI ini masih tinggi
dibandingkan AKI nasional yang ingin dicapai tahun 2010 yaitu
AKI sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. Laporan Tiga
Bulanan Kesehatan Ibu dan Anak (LB.3 KIA) Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur menyebutkan penyebab terbesar kematian
ibu hamil berturut-turut adalah perdarahan (34,62%), pre
eklampsiaeklampsia (14,01%), infeksi (3,02%) dan penyebab
yang lainnya (40,11%) (Martini, 2012).
Menurut Wirakusuma (2005) pre eklampsia merupakan
salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat
berkembang menjadi eklampsia (keracunan kehamilan). Pre
1
eklampsia ditandai oleh timbulnya hipertensi dengan
proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat uatu
kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada
usia kehamilan >20 minggu. Pre eklampsia merupakan keadaan
patologi yang belum diketahui secara pasti penyebabnya
walaupun telah ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan
tentang penyebab pre eklampsia (Dwjayanthi, Lida dkk, 2011)
Selain itu kehamilan juga mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan
dengan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi di seluruh
sistem organ, sebagian besar perubahan pada tubuh ibu kebanyakan disebabkan
oleh kerja hormonal. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
hormon progestrogen dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam
tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008). Beberapa
keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman di antaranya adalah mual dan
muntah (Smith, dkk, 2009). Wanita hamil sebanyak 50% mengalami Emesis
Gravidarum yang dikenal dengan istilah Morning Sickness (rasa mual di pagi
hari) menjadi bagian yang ‘tidak enak’ dalam kehamilan (Koesno, 2009 dalam
Arisman, 2009).
Menurut Ira (2012) pada trimester pertama kemungkinan besar wanita
akan mengalami mual-mual dengan atau tanpa muntah. Gejala ini di mulai
sekitar minggu ke enam kehamilan dan biasanya menurun drastis di akhir
trimester pertama (sekitar minggu ke-13). Perubahan saluran cerna dan
peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah
menimbulkan beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman saat
kehamilan, diantaranya mual dan muntah (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005).
Emesis gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga
terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium
yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Neil & Nelson, 2006). Emesis
gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum yang
menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum atau makan, akibatnya
tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis
sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi)
2
sehingga melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan jaringan sehingga
dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu
dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009 dalam Fitria, 2013).
Mual dan muntah terjadi sekitar 60-80% pada ibu primigravida dan 40%
pada multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini bisa menjadi
lebih berat (suparyanto, 2010). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2007 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di indonesia mencapai
48/100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN dan di dunia
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008 dalam Arisman, 2009).
Kejadian ini makin berkurang dan selanjutnya diharapkan berakhir pada
usia kehamilan 12-14 minggu. Sebagian kecil berlanjut sampai usia kehamilan
20-24 minggu. Berdasarkan data di UPTD Puskesmas Pakan Rabaa Kabupaten
Lima Puluh kota tahun 2013 jumlah seluruh ibu hamil 513 dan yang mengalami
hiperemesis gravidarum sebanyak 53 (24,42%) ibu hamil sedangkan di
Puskesmas Halaban dari jumlah ibu hamil seluruhnya 334 yang mengalami
hiperemesis gravidarum sebanyak 70 orang (21%). Angka tersebut menunjukkan
kejadian hiperemesis gravidarum di UPTD Puskesmas Pakan Rabaa dan Halaban
cukup banyak/tinggi dan perlu mendapat perhatian secara serius karena
hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin (Jannah,
2008).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan 2012 cakupan ibu hamil yang
berkunjung di Puskesmas Garuda dengan usia 0-12 minggu mencapai 1641
orang. Studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti kepada beberapa
responden melalui wawancara pada bulan September 2013 di wilayah kerja
Puskesmas Garuda, beberapa ibu hamil berkunjung ke Puskesmas dengan
keluhan mual muntah ringan, dari hasil wawancara 3 dari 5 orang ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-12 minggu, mengalami atau merasakan mual-mual
dengan atau tanpa muntah di pagi hari dengan frekuensi 2-3 x dalam sehari
selama 24 jam. Beberapa ibu ada yang menggunakan obat-obatan untuk
mengurangi mual muntah dan ada yang di diamkan saja serta dengan beristirahat.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dan sesuai dengan data yang di
sampaikan oleh Koesno (2009) dan Kusuma (2007) diperoleh rata-rata 60%
3
wanita hamil mengalami mual pada awal kehamilan. Mual dan muntah pada ibu
trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya
sebagian besar masih menggunakan terapi farmakologis atau di diamkan saja.
Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil mampu mengatasi masalah
mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap non
farmakologis terlebih dahulu (Saswita., Dewi, YI., & Bayhaldd. 2011)
Terapi pelengkap non farmakologis yang dapat dilakukan dalam mengatasi
masalah mual muntah atau hiperemesis gravidarum dan juga pre eklampsi adalah
dengan menggunakan terapi diet. Maka dari itu penulis akan membahas tentang
terapi diet kompilkasi kehamilan yaitu pada diet pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum (Wijaya, Andri. 2014).
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan diet hiperemesis gravidarum dan diet
preeklamsi ?
1.2.2. Apa saja tujuan dari diet komplikasi kehamilan ?
1.2.3. Apa saja syarat diet komplikasi kehamilan dan macam diet komplikasi
kehamilan ?
1.2.4. Bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dalam diet
komplikasi kehamilan ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Mengetahui dan memahami diet komplikasi kehamilan.
1.3.2. Mengetahui tujuan dari diet komplikasi kehamilan.
1.3.3. Mengetahui syarat diet komplikasi kehamilan dan macam diet
komplikasi kehamilan
1.3.4. Mengetahui bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan dalam diet komplikasi kehamilan.
4
BAB II
ISI
2.1. Diet Hiperemesis Gravidarum
2.1.1. Gambaran Umum
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai
trimester II) yang di tandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan
dalam waktu relatif lama.Keadaan ini bila tidak di atasi dapat menyebabkan
dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet hiperemesis adalah
penekanan pemberian makanan sumber kabohidrat komplek , terutama pada
pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan
untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum
sebaiknya berjarak (Almatsier, 2005).
2.1.2. Tujuan Diet Hiperemesis Gravidarum
Menurut Almatsier, (2005) tujuan Diet Hiperemesis adalah untuk :
1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
2. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup
2.1.3. Syarat Diet Hiperemesis Gravidarum
Syarat – syarat diet hiperemesis adalah
1. Kaohidrat tinggi yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
2. Lemak rendah yaitu kurang dari 10% dari kebutuhan energi total
3. Protein sedang yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
5
4. Makanan di berikan dalam bentuk kering : pemberian cairan cairan di
sesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10 gelas per hari
5. Makanan mudah cerna,tidak merangsang saluran cerna,dan di berikan
sering dalam porsi kecil
6. Bila makanan pagi dan siang sulit di terima,di optimalkan makan
malam dan selingan malam.
7. Makanan secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien (Almatsier, 2005).
2.1.4. Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga macam Diet Hiperemesis, Diet hiperemesis I,II,III
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I di berikan kepada pasien dengan hiperemesis
berat.Makanan hanya terdiri roti kering,singkong bakar, atau rebus,ubi
bakar atau rebus dan buah – buahan.Cairan tidak di beriakan bersama
makanan,tetapi 1-2 jam sesudahnya semua zat gizi pada makanan ini
kurang kecuali vitami C,sehingga hanya di berikan selama beberapa hari
(Almatsier, 2005).
2. Diet Hiperemesis II
Diet Hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang.Secara berangsur mulai di berikan bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi.Minuman tidak di berikan bersama
makanan.Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat
memenuhi kebutuhan gizi,kecuali kebutuhan energi (Almatsier, 2005).
3. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III di berikan kepada pasien dengan hiperemesis
ringan.Sesuai dengan kesanggupan pasien,minuman bole di berikan
bersama makanan.Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi
(Almatsier, 2005).
6
2.1.5. Bahan Makanan Sehari
Tabel 1. Bahan Makanan Sehari dalam (Almatsier, 2005).
Bahan makanan
Diet hiperemesis I Diet Hiperemesis II Diet Hiperemesis III
Berat (g)
Urt Berat (g)
Urt Berat (g)
Urt
Beras - - 150 2 gls nasi 200 3 gls nasiRoti 120 6 iris 80 4 iris 80 4 iris
Biscuit - - 20 2 bh 40 4 bhDaging - - 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdgTelur ayam
- - 50 1 btr 50 1btr
Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdgSayuran - - 150 1 ½ gls 150 1 ½ gls
Buah 700 7 ptg sdg papaya
400 4 ptg sdg papaya
400 4 ptg sdg papaya
Minyak - - - - 10 1 sdmMargarin - - 10 1 sdm 20 2 sdm
Jam 30 3 sdm 20 2 sdm 20 2 sdmGula pasir 50 5 sdm 30 3 sdm - -
Susu - - - - 200 1 gls
Tabel 2. Nilai Gizi dalam (Almatsier, 2005).
Diet Hiperemesis I Diet Hiperemesi II Diet Hiperemesis III
Energi (kkal) 1100 1700 2300Protein (g) 15 57 73Lemak (g) 2 33 59
Karbohidrat (g) 259 293 368Kalsium (mg) 100 300 400
Besi (mg) 9,5 17,9 24,3Vitamin A (RE) 542 2202 2270
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0Vitamin C (mg) 283 199 199Natrium (mg) - 267 362
7
2.1.6. Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hiperemesis I, II & III
Tabel 3. Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hiperemesis I dalam (Almatsier, 2005).
Waktu Bahan makanan Urt
Pukul 08 : 00 Roti panggang 2 irisJam 1 sdm
Pukul 10 : 00 Air jeruk 1 glsGula pasir 1 sdm
Pukul 12 : 00 Roti panggang 2 irisJam 1 sdmPapaya 2 ptg sdgGula pasir 1 sdm
Pukul 14 : 00 Air jeruk 1 glsGula pasir 1 sdm
Pukul 16 : 00 Papaya 1 ptg sdg
Pukul 18 : 00 Roti panggang 2 irisJam 1 sdmPisang 1 bh sdgGula pasir 1 sdm
Pukul 20 : 00 Air jeruk 1 glsGula pasir 1 sdm
Tabel 4. Pembagian Bahan MakananSehari Diet Hiperemesis II & III dalam (Almatsier, 2005).
Waktu Bahan Makanan
Diet Hiperemesis
II
Diet Hiperemesis
IIIBerat (g) urt Berat (g) Urt
Pagi Roti 40 2 iris 40 2 irisTelur ayam
50 1 btr 50 1 btr
Margarine 5 ¼ sdm 10 1 sdmJam 10 1 sdm 10 1 sdm
8
Pukul 10 : 00 Buah 100 1 ptg sdg papaya
100 1 ptg sdg papaya
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdmBiscuit - - 20 2 bh
Siang Beras 75 1 gls nasi 100 1 ½ gls nasiDaging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdgTahu 50 ½ bh bsr 50 ½ bh bsrSayuran 75 ¾ gls 75 ¾ glsBuah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdgMinyak - - 5 ½ sdm
Pukul 16 : 00 Buah 100 1 ptg sdg papaya
100 1 ptg sdg papaya
Gula pasir 10 1 sdm 20 2 sdmBiscuit 20 2 bh 20 2 bhAgar - - 2 ½ sdmSusu - - 200 1 gls
Malam Beras 75 1 gls nasi 100 ½ gls nasiAyam 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdgTempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdgSayuran 75 ¾ gls 75 ¾ glsBuah 100 1 ptg sdg
papaya100 1 ptg sdg
papayaMinyak - - ½ Sdm
Pukul 20 : 00 Roti 40 2 iris 40 2 irisMargarine 5 ½ sdm 10 1 sdmJam 10 1 sdm 10 1 sdmGula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
2.1.7. Contoh Menu Sehari
Contoh Menu sehari
Diet Hiperemesis II
Pagi Siang Malam
Roti panggang isi jam Nasi NasiTelur rebus Perkedel daging panggang Ayam & tempe bb. Semur
Tahu bacem Setup wortelSetup bayam PisangPapaya
Pukul 10 : 00 Pukul 16 : 00 Pukul 20 : 00
9
Selada buah Selada buah Roti panggang isi jamBiscuit The
Sumber: Almatsier, (2005).
Diet Hiperemesis III sama dengan diet hiperemesis II, kecuali pukul 10 :
00 dan 16 :00 ditambah dengan biskuit, agar – agar dan susu (Almatsier, 2005).
2.1.8. Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
A. Makanan yang Di anjurkan
Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I,II,III adalah
sebagai berikut:
1) Roti panggang,biskuit,krekers
2) Buah segar,sari buah
3) Minuman ringan,sirup.kaldu tak berlemak,dan teh (Almatsier, 2005).
B. Makanan yang Tidak Di anjurkan
Makanan yang tidak di anjurkan untuk diet hiperemesis I,II,III adalah
makanan yang merangsang saluran cerna,dan berbumbu tajam,bahan
makanan yang yang mengandung alkahol,kopi dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet,pewarna,dan bahan penyedap) (Almatsier, 2005).
2.2. Diet Preeklampsia
2.2.1. Gambaran Umum Diet Preeklampsia
Preeklamsi merupakan sindrom yang terjadi pada sat kehamilan masuk
pada minggu kedua puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi,
protienuria, kenaikan berat badan yang cepat (karena edema), mudah timbul
kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung ,oliguria, gelisah, dan
kesadaran menurun (Martini, dkk., 2012).
Ciri khas diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein
(Almatsier, 2005).
10
2.2.2. Tujuan Diet Preeklampsia
Menururt Almatsier, (2005) tujuan diet preeklamsi adalah untuk:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3. Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air
4. Mencapai keseimbangan nitrogen
5. Menjaga penambahan berat badan tidak melebihi normal
6. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit
baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
2.2.3. Syarat Diet Preeklampsia
Syarat-syarat Diet Preeklamsi adalah
1. Energi dan semua zat gizi cukup.Dalam keadaan berat, makanan
diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima
makanan.Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau
diet sebelum hamil
2. Garam di berikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam
atau air.Penambahan berat badan di usahakan di bawah 3kg/bulan atau di
bawah 1kg/minggu
3. Protein tinggi (1,5 – 2 g/kg berat badan)
4. Lemak sedang, sebagain lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda
5. Vitamin cukup , vitamin C dan B6 sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan di sesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
11
8. Cairan di berikan 2500ml sehari.Pada keadaan oliguria,cairan di batasi
dan di sesuaikan dengan cairan yang keluar melalui
urin ,muntah,keringat,dan pernafasan (Almatsier, 2005).
2.2.4. Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Macam diet dan indikasi pemberian diet preeklampsi ada 3 macam yaitu
diet preeklampsi I, II dan diet preeklampsi III (Almatsier, 2005).
1. Diet Preeklamsi I
Diet preeklamsiI di berikan kepada pasien dengan preeklamsi berat.
Makanan di beriakan dalam bentuk cair,terdiri dari susu dan sari buah.
Jumlah cairan di berikan paling sedikit1500ml sehari peroral, dan
kekurangannya di berikan secara parental. Makanan ini kurang energi dan zat
gizi, karena itu hanya di berikan selama 1-2 hari (Almatsier, 2005).
2. Diet Preeklamsi II
Diet preeklamsi II di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsi I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu
berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan di berikan sebagai Diet
Rendah Garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya (Almatsier,
2005).
3. Diet Preeklamsi III
Diet Preeklamsi III di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsi II atau kepada pasien preeklamsi ringan.Makanan ini mengandung
protein tinggi dan garam rendah , di berikan dalam bentuk lunak atau
biasa.Makanan ini cukup semua zat gizi.Jumlah energi harus di sesuaikan
dengan kenaikan berat badan yang bolehlebih dari 1 kg tiap bulan (Almatsier,
2005).
12
2.2.5. Bahan Makanan Sehari
Tabel 5. Bahan Makanan Sehari dalam Almatsier, (2005).
Bahan
Makanan
Diet Preeklamsi I Diet Preeklamsi II Diet Preeklamsi III
Berat (g) Urt Berat (g) Urt Berat (g) Urt
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls im
Telur - - 15 1 btr 50 1 btr
Daging - - 100 2 ptg
sdg
100 2 ptg sdg
Tempe - - 50 2 gls 100 4 ptg sdg
Sayuran - - 200 2 gls 200 2 gls
Sari buah 1000 5 gls 400 4 ptg
sdg
pepaya
400 4 ptg sdg
pepaya
Gula
pasir
80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm
Minyak
nabati
- - 15 1,5 sdm 25 2,5 sdm
Susu
bubuk
75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 Dm
Keterangan :
Susu khusus ibu hamil.Bila di berikan nsusu biasa ,energi hanya sebagian
yang terpenuhi (Almatsier, 2005).
13
Tabel 6. Nilai Gizi dalam Almatsier, (2005).
Diet Preeklamsi I Diet Preeklamsi II Diet PreeklamsiIII
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
Kabohidrat (g) 211 261 305
Kalsium (mg) 600 500 800
Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 246 212 213
Natrium(mg) 228 248 403
2.2.6. Pembagian Bahan Makanan Sehari
Tabel 7. Pembagian Bahan Makanan Sehari pada Diet Preeklamsi I dalam Almatsier,
(2005).
Pukul 06.00 Teh 1 gls
Pukul 08.00 Sari tomat 1 gls
Susu 1 gls
Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gls
Pukul 13.00 Sari avokad 1 gls
Susu 1 gls
Pukul 16.00 Sari tomat 1 gls
Susu 1 gls
Pukul 18.00 Sari pepaya 1 gls
14
Sari jeruk 1 gls
Pukul 20.00 Teh 1 gls
Susu 1 gls
Tabel 8. Pembagian Bahan Makanan Sehari pada Diet Preeklamsi II & III dalam
Almatsier, (2005).
Waktu Bahan
Makanan
Diet Preeklamsi II Diet Preeklamsi III
Berat (g) urt Berat (g) Urt
Pagi Beras 50 1 gls tim 50 1 gls tim
Telur Ayam 50 1 btr 50 1 btr
Sayuran 50 ½ gelas 50 ½ gelas
Minyak 5 ½ sdm 5 ½ sdm
Susu bubuk 25 5 sdm 25 5 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
10.00 Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Tabel 9. Pembagian Bahan Makanan Sehari pada Diet Preeklamsi II & III dalam
Almatsier, (2005).
Waktu Bahan
Makanan
Diet Preeklamsi II Diet Preeklamsi III
Berat (g) urt Berat (g) Urt
Siang Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ bh bsr 100 1 bh bsr
15
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm
16.00 Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Gula Pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Susu Bubuk - - 25 5 sdm
Malam Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim
Ikan 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ sdg
Buah 100 1 ptg sdg
pepaya
100 1 ptg sdg
pepaya
Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm
2.2.7. Contoh Menu Sehari
Contoh Menu Sehari
Diet Preeklamsi II
Pagi Siang Malam
Nasi tim Nasi tim Nasi tim
Telur ceplok air Daging bumbu terik Ikan bumbu kuning
Tumis kacang panjang
touge
Tempe bacem Gadon tahu
Susu Pisang Jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Sumber: Almatsier, (2005).
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diet hiperemesis adalah penekanan pemberian makanan sumber
kabohidrat komplek , terutama pada pagi hari serta menghindari makanan yang
berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah.
Sedangkan diet preeklamsi adalah dengan memperhatikan asupan garam dan
protein.
Tujuan Diet Hiperemesis adalah untuk mengganti persediaan glikogen
tubuh dan mengontrol asidosis dan secara berangsur memberikan makanan
berenergi dan zat gizi yang cukup. Sedangkan diet preeklampsi bertujuan untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, tekanan darah normal,
mencegah dan mengurangi retensi garam atau air, mencapai keseimbangan
nitrogen, menjaga penambahan berat badan tidak melebihi normal, mengurangi
dan mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru pada saat
kehamilan atau setelah melahirkan.
Ada tiga macam Diet Hiperemesis, Diet hiperemesis I,II,III. Diet
Hiperemesis I di berikan kepada pasien dengan hiperemesis berat. Diet
Hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
Hiperemesis III di berikan kepada pasien dengan hiperemesis ringan.
Sedangkan pada diet preeklampsi ada tiga macam yaitu Diet Preeklamsi I, II
dan III. Diet preeklamsi I di berikan kepada pasien dengan preeklamsi berat.
17
Diet Preeklamsi II di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsi I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu
berat. Diet Preeklamsi III di berikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsi II atau kepada pasien preeklamsi ringan.
3.2. Saran
Komplikasi kehamilan akan beisiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi.
Ibu dengan komplikasi kehamilan seperti ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dan ibu hamil dengan preeklampsi sangat berisiko terhadap
kematian ibu. Dimana angka kematian ibu di Indonesia semakin meningkat tiap
tahunnya.
Maka dari itu ibu hamil harus dapat mengetahui tanda dan gejala dari
komplikasi kehamilan khususnya hiperemesis gravidarum dan preeklamsi.selain
itu pencegahan dini harus dilakukan khususnya oleh ibu dengan terapi diet yaitu
diet yang dianjurkan pada ibu hamil khususnya diet ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum dan diet ibu hamil dengan preeklampsi. Ibu hamil harus
memperhatikan asupan makanan dan cairan yang dapat mengurangi risiko
komplikasi terhadap kehamilannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2005). Penuntun Diet Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Arisman, MB. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC
Bobak, LM., Lowdermilk, F.L., & Jensen, M.D., 2005. Buku ajar Keperawatan
Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
Dwjayanthi, Lida dkk. (2011). Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Edisi 2. Jakarta:
EGC
Fitria, Rahmi. (2013). Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah Pada
Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Dolok Masihul Kec. Dolok Masihul Kab.
Serdang Bedagai. Universitas Pasir Pengaraian: D III Kebidanan Universitas
Pasir Pengaraian
Jannah, Raudlatul. (2008). Asupan Vitamin B6 dan Kejadian Mual Muntah Asupan
Vitamin B6 dan Kejadian Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama.
Semarang: Universitas Diponegoro
Saswita., Dewi, YI., & Bayhaldd. (2011). Efektivitas Minuman Jahe dalam
Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1, V o l . 1, No. 2.
Jumal Ners Indonesia
19
LAMPIRAN
20
Pertanyaan dan jawaban dari hasil diskusi :
1. Gita kelompok 2
Pertanyaan : Kenapa pada diet preeklamsi 1, kog tidak di berikan nasi sma
sekali?
Jawaban : Pada diet preeklamsi 1 merupakan diet pada preeklamsi berat jadi
kita mengoptimalkan makanan cair karena jika kita memberikan dalam bentuk lunak
maupun padat di takutkan pasien akan tambah mual dan bisa muntah dan kebutuhan
nutrisi terganggu dan biasanya makanan dalam bentuk cair di berikan hanya 1-2 hari
saja.Dan yang kedua penyerapan makanan dalam bentuk cair bisa lebih cepat di
serap dan absorbsi tubuh jadi pasien cepat mendapat asupan nutrisi.
2. Atha kelompok 14
Pertanyaan : Pada preeklamsi kan terjadi proteinuria, kenapa di beri protein tinggi
apakah tidak merusak ginjl itu sendiri apa tidak sebaiknya di kurangi saja asupan
proteinnya?
Jawaban : Pemberian protein tinggi pada syarat diet preeklamsi itu di gunakan
untuk memenuhi protein dalam tubuh yang keluardalam urin pada proteinuria kn
protein keluar melalui urin nah jika kita tidak memberikan protein tinggi di
takutkan orang itu protein dalam tubuh menjadi berkurang bisa-bisa menjadi habis.
Karena protein sendiri berfungsi sebagai pembentuk eritrosit dalam tubuh dan jika
berkurang transport segala kebutuhan tubuh seperti nutrisi dan oksigen terganggu.
Oleh karena itu perlu di tingkatkan.
21