bab i pendahuluan 1.1. latar belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/bab i.pdfmemiliki surat izin tambang...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini, pemanfaatan sumber daya alam sangat gencar dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia, tidak terkecuali dengan Kabupaten Blitar. Sumber daya alam yang melimpah membuat banyak dari masyarakat yang memilih bekerja dalam sektor sumber daya alam yaitu pemanfaatan sumber daya alam dalam bidang penambangan atau eksplorasi sumber daya alam. Banyak pertimbangan yang dilakukan masyarakat dalam hal penambangan sumber daya alam, dalam konteks ini pasir menjadi primadona tambang di DAS brantas di Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Modernisasi menjadi salah satu hal yang dirasa menjadi dalang dibalik banyaknya pertambangan yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Modernisasi menurut Widjojo Nitisastro adalah transformasi atau perubahan total dari kehidupan tradisional dan organisasi sosial menuju kearah pola-pola ekonomis dan politis. 1 Dengan demikian masyarakat tidak lagi berfikiran tradisional lagi, melainkan sudah berpindah pola fikir menjadi lebih maju dan berkembang dan menyebabkan rasionalitas pada masyarakat pada umumnya. Sehingga banyak dari 1 http://dilihatya.com/1834/pengertian-modernisasi-menurut-para-ahli. Diakses pada 1/6/2017, pukul 14.10 wib.

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya alam merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan

masyarakat dewasa ini, pemanfaatan sumber daya alam sangat gencar dilakukan

dibeberapa daerah di Indonesia, tidak terkecuali dengan Kabupaten Blitar. Sumber

daya alam yang melimpah membuat banyak dari masyarakat yang memilih

bekerja dalam sektor sumber daya alam yaitu pemanfaatan sumber daya alam

dalam bidang penambangan atau eksplorasi sumber daya alam. Banyak

pertimbangan yang dilakukan masyarakat dalam hal penambangan sumber daya

alam, dalam konteks ini pasir menjadi primadona tambang di DAS brantas di

Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

Modernisasi menjadi salah satu hal yang dirasa menjadi dalang dibalik

banyaknya pertambangan yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Modernisasi

menurut Widjojo Nitisastro adalah transformasi atau perubahan total dari

kehidupan tradisional dan organisasi sosial menuju kearah pola-pola ekonomis

dan politis.1 Dengan demikian masyarakat tidak lagi berfikiran tradisional lagi,

melainkan sudah berpindah pola fikir menjadi lebih maju dan berkembang dan

menyebabkan rasionalitas pada masyarakat pada umumnya. Sehingga banyak dari

1 http://dilihatya.com/1834/pengertian-modernisasi-menurut-para-ahli. Diakses pada 1/6/2017,

pukul 14.10 wib.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

2

masyarakat hanya berfikiran mengenai ekonomi keluarga mereka tanpa

memikirkan dampak apa yang terjadi akibat pertambangan pasir yang terjadi di

daerah tersebut, karena banyak dari masyarakat yang masih memikirkan

keuntungan yang akan didapatkan dengan adanya pertambangan pasir rakyat yang

ada di daerah tersebut.

Masyarakat Desa Gandekan mempunyai pola fikir yang sudah modern,

banyaknya masyarakat yang hanya mementingkan keuntungan semata tanpa

memikirkan dampak apa yang terjadi kepada lingkungan sekitar atas

penambangan pasir rakyat yang mereka lakukan, pola fikir yang seperti ini dapat

mereduksi kualitas lingkungan yang ada, apalagi pasir di DAS brantas dirasa

memiliki kualitas yang bagus dibandingkan dengan kualitas pasir di daerah lain

dengan cara penggalian. Pemanfaatan lingkungan yang tidak ramah akan

lingkungan sendiri dirasa juga akan mempercepat kerusakan lingkungan DAS

brantas Desa Gandekan. Hal ini terbukti dengan semakin lebarnya sungai namun

tidak diimbangi dengan dalamnya sungai, realita dilapangan terbukti dengan

lebarnya sungai namun sungai tersebut menajadi dangkal.

Pemanfaatan DAS brantas Desa Gandekan sangat buruk karena banyak

menyebabkan kerusakan fisik atau resiko ekologi di sekitaran aliran sungai

brantas. Selain semakin bertambah lebarnya sungai brantas di Desa Gandekan ini

juga banyak lahan persawahan warga yang ikut tergerus pasirnya yang berada di

bawah lahan pertanian masyarakat sekitar, dan dampak lain dari penambangan

pasir rakyat ini juga menyisakan banyak lubang yang berukuran besar di

pinggiran sungai yang dapat membahayakan masyarakat sendiri pada saat

melintasi daerah pinggiran sungai brantas karena lubang tersebut juga berisikan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

3

air. Realita yang ada di lapangan, belum adanya kemampuan kita untuk mengelola

manfaat dan resiko lingkungan dengan rasional merupakan salah satu sebab

penting terjadinya kontroversi yang emosional dan berkepanjangan dalam

masyarakat.2

Pemanfaatan sumber daya alam berupa pasir di DAS brantas ini dirasa

gagal karena merusak sumber daya alam yang ada. DAS brantas Desa Gandekan

ini hanya memberikan keuntungan kepada beberapa kelompok masyarakat,

adapula masyarakat yang merasa dirugikan dengan adanya pemanfaatan sumber

daya alam di DAS brantas Desa Gandekan, pasalnya pemilik modal dari

penambangan pasir rakyat ini adalah bukan warga asli Desa Gandekan sendiri,

namun ada beberapa masyarakat yang bekerja menjadi kuli sedot pasir di

penambangan pasir rakyat di Desa Gandekan.

Kepercayaan atau pola fikir masyarakat Desa Gandekan yang berprofesi

atau bekerja dalam penambangan pasir rakyat ini juga sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan sumber daya alam yang ada di DAS brantas Desa

Gandekan. Dengan pola fikir yang sesuai dengan kaidah lingkungan pemanfaatan

lingkungan akan mendapatkan manfaat ganda, namun ketika masyarakat hanya

memikirkan keuntungan yang didapatkan dari alam maka akan mempercepat

rusaknya sumber daya alam yang ada pada DAS brantas Desa Gandekan.

Pasalnya masyarakat berfikiran bahwa pasir yang ditambang tidak akan habis dan

akan cepat dialiri lagi pasir ketika gunung kelud meletus akan cukup persediaan

pasir untuk beberapa tahun kedepan.

2 Soemarwoto, Otto.2004. Atur Diri Sendiri paradigm baru pengelolaan lingkungan hidup.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.Hlm 133

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

4

Kepercayaan masyarakat seperti ini sudah menjadi pola fikir turun

temurun yang telah diturunkan dari orang tua masyarakat sendiri, banyak

masyarakat yang berprofesi sebagai buruh sedot pasir ini memang sudah menjadi

pekerjaan turun temurun, hanya saja pada waktu dulu penambangan pasir di DAS

brantas Desa Gandekan dilakukan secara tradisional yaitu dengan mengeruk pasir

menggunakan alat-alat tradisional, dengan penambangan pasir rakyat secara

tradisional tidak akan menjadikan lingkungan menjadi rusak, karena dengan cara

tradisional masyarakat hanya menambang pasir secara kecil-kecilan tanpa adanya

pengepulan pasir yang berlebihan.

Daerah aliran sungai brantas sangat berpengaruh terhadap perekonomian

masyarakat, karena banyak dari masyarakat yang memiliki ketergantungan

maupun mengandalkan hasil dari sumber daya alam yang berada di DAS brantas.

Sungai brantas memiliki arti penting bagi masyarakat sekitar aliran sungai, hal ini

terbukti dengan masih banyak masyarakat yang berkerja atau mendapatkan

penghasilan dari sungai bantas, baik sungai brantas dimanfaatkan pengairan

ladang atau irigasi masyarakat, selain itu juga DAS dimanfaatkan pasirnya yang

memang sudah teruji memiliki kualitas yang baik untuk dijadikan sebagai salah

satu material bangunanan, beberapa alasan ini yang dianggap menjadi faktor tetap

berlangsungnya kegiatan pertambangan pasir rakyat di DAS brantas Desa

Gandekan, hingga tambang pasir rakyat ini hingga turun temurun dan terus

berkembang dari cara tradisional hingga masuk dengan cara modern yaitu dengan

sedot pasir.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

5

Resiko yang terus mengikuti para penambang pasir rakyat yang berada di

DAS brantas ini dari kecelakaan kerja maupun rusaknya lingkungan sekitar

tambang. Keegoisan masyarakat ini akan sangat merugikan sumber daya alam

atau lingkungan sendiri dan akan berdampak pada kehidupan masyarakat

dikemudian hari, perilaku menambang pasir ini akan tetap belangsung atau tidak

bergantung pada jaringan sosial yang ada. Seperti dinyatakan Robert M. Z.

Lawang jaringan sosial berfungsi sebagai fungsi koordinatif, fungsi katalisator,

fungsi akses atau fungsi informative jaringan sosial terhadap keberhasilan suatu

usaha produktif tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Fungsi akses pasti

didasarkan pada fungsi informatif. Fungsi akses menunjuk pada kesempatan yang

dapat diberikan oleh adanya jaringan dengan orang lain dalam penyediaan suatu

barang atau jasa yang tidak dapat dipenuhi secara internal oleh organisasi. Fungsi

akses juga disebut fungsi peluang.3 Maka dari itu jaringan sosial yang ada di

pertambangan pasir rakyat yang berada di DAS brantas Desa Gandekan ini sangat

kuat, karena terlihat dari kondisi pertambangan yang sangat tidak ramah

lingkungan, resiko-resiko yang terus ada baik untuk penambang maupun bagi

masyarakat sekitar, jadi dapat dipastikan dengan adanya jaringan sosial yang

terbentuk membuat pertambangan pasir rakyat tetap berjalan sampai sekarang.

Peraturan mengenai tambang pasir rakyat sudah dijelaskan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara, pada Pasal 1 Ayat 10 mengenai Izin Pertambangan Rakyat, namun

realitanya banyak tambang pasir rakyat yang berada di DAS Brantas tidak

memiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah

3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik. Jakarta: FISIP UI

PRESS. Hlm 69

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

6

daerah mengenai pentingnya surat izin tambang juga menjadi salah satu faktor

yang melatarbelakangi banyaknya pertambangan pasir rakyat yang tidak memiliki

izin resmi dari pemerintah daerah. Pada konteks ini pemerintah desa seharusnya

memiliki regulasi khusus yang mengatur mengenai pertambangan pasir rakyat

yang berada di DAS Brantas Desa Gandekan. Regulasi atau aturan dari desa dapat

meminimalisir banyaknya pertambangan pasir rakyat yang tidak memiliki surat

izin tambang.

Jaringan sosial yang menjadi salah satu pondasi yang kuat yang

melatarbelakangi adanya pertambangan pasir rakyat ini hingga saat ini, dengan

jaringan sosial yang kuat maka suatu usaha pertambangan masupun usaha lainnya

akan tetap bertahan oleh gempuran dari pihak manapun, tidak terkecuali dengan

pertambangan pasir rakyat yang berada di DAS Brantas Desa Gandekan. Jaringan

sosial yang terjadi pada pertambangan pasir rakyat ini merangkul banyak pihak,

hal ini terbukti dengan seringnya razia yang dilakukan oleh pihak terkait dalam

hal ini Satpol-PP, namun di lapangan masih banyak pemilik modal atau pengelola

yang lolos dari razia yang dilakukan pihak berwajib, banyak yang menyayangkan

fenomena seperti ini karena akan tettap berlangsungnya kegiatan tambang pasir

rakyat yang ada di DAS Brantas lebih khususnya di DAS Brantas Desa Gandekan.

Sosoialisasi dari Pemerintah daerah Kabupaten Blitar atau dari Badan

Lingkungan Hidup (BLH) sangat penting dilakukan agar masyarakat penambang

pasir rakyat menjadi sadar akan pentingnya surat izin tambang rakyat dan

pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Resiko-resiko lingkungan yang akan

terjadi dikemudian hari yang diakibatkan oleh tambang pasir rakyat secara

berlebihan juga dapat menjadi salah satu topic yang dapat disosialisasikan oleh

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

7

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, selanjutnya memberikan kesadaran

hukum dari tindakan melakukan tambang pasir tanpa izin di DAS Brantas.

Berdasarkan beberapa fenomena persoalan masyarakat di Desa Gandekan,

terutama terkait dengan tambang pasir yang berada di daerah setempat, maka

peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam dalam sebuah kegiatan

penelitian yang akan peneliti laksanakan secara sistematis dengan judul penelitian

“Jaringan Sosial Penambang Pasir Rakyat di DAS Brantas”

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diraikan diatas, maka

adapaun rumusan masalah penelitian ini ialah : Bagaimana pola jaringan sosial

yang ada pada penambang pasir rakyat di DAS Brantas Desa Gandekan,

Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar?

1.3. Tujuan penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka adapun yang menjadi tujuan

dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai : Pola

jaringan sosial yang ada pada penambang pasir rakyat di DAS brantas Desa

Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

1.4. Manfaat penelitian

Sebuah penelitian akan lebih sempurna apabila penelitian tersebut

memiliki manfaat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, adapaun manfaat

yang akan dihasilkan dari penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

8

a) Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai penguatan

keilmuan sosiologi terutama dalam kajian-kajian yang berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, hasil dari penelitian ini akan

mampu memperkuat teori jaringan sosial yang dikaji dalam Sosiologi.

b) Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini akan dapat diterapkan oleh pihak-pihak

yang berkompeten dan memiliki wewenang baik pemerintah maupun

akademisi. Manfaat secara praktis tersebut dapat peneliti uraikan sebagai

berikut :

1. Manfaat bagi pemerintah

Hasil penelitian tentang Jaringan Sosial Penambang Pasir Rakyat

di DAS Brantas ini dapat menjadi sebuah rujukan, pertimbangan, dan

dasar bagi pemerintah, baik dari pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten

Blitar, dan juga Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Blitar.

Bentuk penerapan hasil penelitian ini misalnya dapat diwujudkan dengan

adanya kebijakan jangka panjang dalam menanggulangi penambang pasir

illegal yang berada pada DAS brantas terutama pada desa di sekitar

tambang pasir aktif Kabupaten Blitar.

2. Manfaat bagi civitas akademika

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi

bagi mahasiswa maupun dosen sebagai penunjang keilmuan dan

mempertajam analisis yang terkait dengan bentuk jaringan sosial yang

pada penambang pasir rakyat di DAS Brantas.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

9

1.5. Definisi Konsep

1. Jaringan Sosial

Jaringan yang dikemukakan oleh Robert M. Z Lawang. Jaringan

merupakan terjemahan dari network, yang dimengerti sebagai ikatan antar

simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media

(hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan.

Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yangt mengikat kedua belah

pihak. Sedangkan sosial, seperti telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya, dimengerti sebagai suatu yang dikaitkan atau dihubungkan

dengan orang lain atau menunjuk pada makna subyektif yang

mempertimbangkan perilaku atau tindakan orang lain yang berkaitan

dengan pemaknaan tersebut. Studi jaringan sosial melihat hubungan antar

individu yang memiliki makna subyektif yang berhubungan atau dikaitkan

dengan sesuatu sebagai simpul dan ikatan.4

2. Penambang Pasir Rakyat

Berdasarkan UU No. 9 Tahun 2009 pada Bab I ayat 1

pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,

serta kegiatan pascatambang. Dari penjelasan sebelumnya mengenai

pertambangan dan dari beberapa sumber, peneliti belum menenemukan

definisi konsep mengenai penambang. Maka dari itu peneliti akan

4 Damsar. Indrayani. 2009, Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Hlm 157-158.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

10

menjabarkan sesuai dengan pengetahuan peneliti mengenai penambang

dengan berdasarkan pemaparan mengenai pertambangan, penambang

adalah aktor atau seseorang yang melakukan kegiatan pengelolaan

endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit

bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi,

dibawah permukaan bumi dan dibawah permukaan air. Sedangakan

penambang pasir rakyat merupakan sekelompok atau beberapa kelompok

masyarakat yang melakukan kegiatan pengambilan endapan bahan galian

berharga dan bernilai ekonomis dan dilakukan oleh masyarakat sekitar

tambang pasir yang ada di suatu daerah.

1.6. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian

kualitatif. Strauss menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan istilah

penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan

temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistic atau

alat-alat kuantifikasi lainnya. Sementara itu, menurut Patton metode

penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang sedang

terjadi secara ilmiah (natural) dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi

secara ilmiah.5

Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini

cukup relevan untuk menggambarkan penelitian yang diangkat. Persoalan

penambang pasir illegal di DAS brantas di Desa Gandekan, Kecamatan

5 Ahmadi, Rulam. 2014, Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Hlm 15

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

11

Wonodadi akan dapat dijelaskan dengan utuh apabila menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif sebagaimana pendekatan penelitian

kualitatif mempunyai karakteristik menggambarkan sesuatu fenomena

secara utuh.

2. Jenis penelitian

Penelitian yang mengangkat persoalan penambang pasir rakyat di

DAS brantas di Desa Gandekan ini merupakan penelitian yang

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berjenis studi kasus. Studi

kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, secara umum,

studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan

suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya

memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan

diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada pada fenomena

kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu,

penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus

eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. Dalam penggunaannya, peneliti

studi kasus perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan

penyelenggaraanya agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisional

tertentu terhadap metode/tipe pilihannya.6 Studi kasus lebih dikehendaki

untuk melacak peristiwa-peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa

yang bersangkutan tak dapat dimanipulasi. Karena itu studi kasus

mendasarkan diri pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang

ada pada strategi historis, tetapi dengan menambahkan dua bukti yang

6 YIN, Robert, K, 2011, Studi Kasus desain dan Metode. Jakarta. Rajawali Pers. Hlm 1.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

12

biasanya tak termasuk dalam pilihan para sejarawan yaitu observasi dan

wawancara sistematik. Sekali lagi walaupun studi kasus dan historis bisa

tumpang tindih, kekuatan yang unik dari studi kasus adalah

kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis

bukti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi. Lebih dari itu, dalam

beberapa situasi seperti observasi partisipan, manipulasi informal juga

dapat terjadi.7

Jenis penelitian studi kasus merupakan suatu model penelitian

kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu

selama kurun waktu tertentu. Secara lebih dalam, studi kasus merupakan

suatu model yang bersifat komperhensif, intens, terperinci dan mendalam

serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah

atau fenomena yang bersifat kontemporer (berbatas waktu).8

Pada penelitian ini, penggunaan jenis metode penelitian studi kasus

memiliki keselarasan dengan pertanyaan penelitian yang akan diangkat.

Selain itu dengan studi kasus, fenomena penambangan pasir rakyat DAS

brantas di Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar akan

dapat dijelaskan secara kemperhensif, intens, terperinci dan mendalam

sesuai dengan karakteristik penelitian studi kasus.

7 YIN, Robert, K, 2011. Hlm 12. 8 Herdiansyah, Haris. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.

Salemba Humaika. Hlm 76

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

13

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gandekan, Kecamatan

Wonodadi, Kabupaten Blitar. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa

Gandekan karena desa ini merupakan salah satu desa yang dilewati aliran

Sungai Brantas, dimana sebelumnya Sungai Brantas juga melewati

bendungan karangkates di Kabupaten Malang. Desa ini terdapat salah satu

tambang pasir yang masih aktif dan relative besar dibandingkan dengan

tambang pasir yang berada pada desa lain yang berada di sepanjang DAS

Brantas. Dengan kondisi desa yang berada di pinggiran DAS Brantas

sehingga dapat dijadikan salah satu tempat penambangan pasir yang

strategis, karena pasir sungai brantas juga terkenal memiliki kualitas pasir

yang bagus untuk dijadikan salah satu material bangunan. Oleh sebab itu

pasir DAS brantas sangat dicari oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai

material bangunan atau juga dijual kembali.

4. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian menjadi salah satu hal yang penting

dilakukan dalam sebuah penelitian. Penentuan subjek penelitian yang

tepat, memungkinkan diperolehnya data dan informasi yang tepat dan

akurat karena subjek penelitian merupakan salah satu sumber data dalam

sebuah penelitian.

Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan tekhnik

penelitian purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

14

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu9.

Pertimbangan tertentu dimaksudkan untuk memilih orang yang paling

mengetahui mengenai apa yang diharapkan dalm proses penelitian, alasan

lainnya adalah karena diharapkan mampu untuk menguasai permasalahan

yang akan diangkat.

Adapun subjek penelitian yang dipilih dengan menggunakan teknik

Purposif Sampling dalam penelitian ini adalah :

1. Penambang pasir. Pemilihan subjek penelitian tersebut karena

penambang pasir dianggap menjadi stakeholders yang sangat

penting dalam penelitian, karena penambang menjadi aktor utama

dalam penelitian yang akan dilakukan.

2. Aktor dalam jaringan penambangan pasir rakyat yang meliputi

pemilik modal, pihak keamanan penjaga tambang pasir yang ada

di DAS Brantas Desa Gandekan untuk mendapatkan hasil yang

lebih lengkap dari penelitian yang akan dilakukan.

Sedangkan yang akan dipilih menjadi informan dalam penelitian

yang membahas mengenai jaringan sosial penambang pasir ini sebagai

berikut :

1. Pemerintah desa meliputi kepala desa dan perangkat desa lainnya.

Pemilihan subjek penelitian tersebut karena pemerintah desa

dianggap mempunyai kekuasaan penuh mengenai segala yang ada

pada desa, selain itu pemerintah desa juga menjadi stakeholders

9 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : Alfabeta.Hlm. 300

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

15

yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan berhak

memutuskan atau membuat suatu regulasi yang sah.

2. Tokoh masyarakat. Pemilihan informan penelitian tersebut karena

tokoh masyarakat dianggap dapat menjadi salah satu panutan

masyarakat dalam segala perbuatan yang ada, dan biasanya tokoh

masyarakat dapat menjadi seseorang yang dapat mengontrol

masyarakat dengan kebiasaan tertentu atau dengan budaya.

3. Masyarakat sekitar lokasi tambang. Pemilihan informan penelitian

tersebut karena masyarakat sekitar yang dianggap mampu untuk

memberikan data atau informasi pendukung yang lengkap karena

memiliki kedekatan dengan penambang.

Alasan dipilihnya subjek penelitian tersebut karena subjek subjek

penelitian yang telah ditentukan tersebut memiliki relevansi dan informasi

yang mendukung diperolehnya data penelitian secara holistik dan

komperhensif berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diangkat

dalam penelitian ini dan memenuhi kriteria yaitu:

1. Berada pada pertambangan pasir rakyat ini dalam kurun waktu

satu tahun sehingga masuk dalam jaringan yang ada dan memiliki

informasi yang lebih akurat dibandingkan dengan yang belum

satu tahun berada di lokasi pertambangan.

2. Masyarakat sekitar tambang pasir rakyat, hal ini karena aktor

yang berada di sekitar lokasi tambang dianggap memiliki

hubungan yang lebih dekat dengan jaringan yang ada.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

16

3. Pekerjaan satu-satunya, dengan aktor yang menjadikan

pertambangan sebagai satu-satunya pekerjaan aktor membuat

aktor menjadi lebih totalitas dalam bekerja dan dalam jaringan.

5. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan kedqalam

dua klasifikasi, yaitu data primer dan sekunder.

1.Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh

peneliti tanpa perantara ataupun sumber lainnya. Data primer dapat

didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun data primer

dalam penelitian ini didapatkan melalui pengamatan atau observasi

secara langsung terhadap penambang pasir yang berada di DAS

brantas Desa Gandekan, serta wawancara dengan subjek maupun

informan selanjutnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara

tidak langsung dari objek penelitian atau merupakan data yang

diperoleh melalui perantara media tertentu atau sumber lainnya.

Data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa hasil penelitian

terdahulu, jurnal, buku, foto-foto, dan juga dokumen resmi baik

dari pemerintah maupun pribadi yang kaitannya dengan persoalan

penambangan pasir di DAS brantas Desa Gandekan, Kecamatan

Wonodadi, Kabupaten Blitar.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

17

6. Teknik Pengumpulan Data

1. Obsevasi

Observasi menurut Cartwright adalah sebagai suatu proses melihat,

mengamati, dan mencermati serta “merekem” perilaku secara

sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan

mencari data yang dapatb digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan atau diagnosis.10

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi digunakan bila,

peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.11 Observasi

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Penelitian ini menggunakan observasi secara langsung, dimana

peneliti bersama dengan objek yang diteliti atau dalam suatu peristiwa

tertentu. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati

aktifitas sehari-hari penambang pasir DAS Brantas di Desa Gandekan.

Tujuan observasi ini ialah untuk memperoleh data berkaitan dengan

apa saja yang dilakukan penambang pasir di pinggiran DAS brantas.

2. Wawancara

Gorden mendefinisakan wawancara, “Interviewing is conversation

between two people in which one person tries to direct the

conversation to abtain information for some specific purpose”.

Definisi menurut Gorden tersebut dapat diartikan bahwa wawancara

10 Herdiansyah, Haris. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.

Salemba Humaika. Hlm 131. 11 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hlm 203

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

18

merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan

untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk tujuan tertentu.12

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

dilakukan untuk mewawancarai informan penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya. Informan yang dimaksud adalah para

penambang pasir rakyat Desa Gandekan, pemerintah desa berikut

dengan jajarannya, tokoh desa atau sesorang yang dianggap sepuh,

masyarakat sekitar tambang berada, dan beberapa penambang yang

berada di pinggiran DAS brantas Desa Gandekan. Wawancara

dilakukan secara tidak terstruktur dengan tujuan agar pertanyaan

dapat mengalir sesuai dengan pembicaraan yang dilakukan. Hal ini

juga dilakukan agar dapat membangun kesan bahwa antar peneliti

dengan informan tidak ada jarak atau berstatus sama.

Etika tata kesopanan harus mengadakan tindak lanjut dengan

sebuah surat ucapan terimakasih secara formal, khususnya jika

responden adalah suatu subjek “elite” dalam pandangan Dexter

(1970). Etika peneliti terhadap subjek penelitian penting dibangun

guna membangun keakraban yang mengarah pada keterbukaan dan

kesediaan menyampaikan informasi (data) apa adanya.13

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi

12 Herdiansyah, Haris. 2014.Op. Cid. Hlm 118. 13 Ahmadi, Rulam. 2014, Op. Cid. Hlm 132

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

19

dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti

kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek

melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau

dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.14

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mencari data-data atau dokumen yang memiliki kaitan dengan

permasalahan yang diangkat. Diantara dokumen-dokumen yang

dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen

jumlah penduduk Desa Gandekan, berdasarkan jenis kelamiin dan

pekerjaannya, dokumen tentang profil dan sejarah desa, serta

dokumen-dokumen baik berupa foto maupun arsip yang berisi

program-program pemerintah di Desa Gandekan.

7. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dilapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisi data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan

modal analisis interaktif yang diperkenalkan oleh Miles dan Huberman

yang terdiri dari tahapan analisi yaitu:

14 Herdiansyah, Haris. 2014. Op. Cid. Hlm 142.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

20

1.Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.

2.Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah reduksi

data. Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif, termasuk penelitian ini,

penyajian data difokuskan dengan menggunakan teks yang bersifat

naratif. Adapun bentuk penyajian data yang lain hanya sebagai

pendukung.

3.Kesimpulan (Conclusion)/ Verifikasi

Tahap ketiga dalam analisis data ialah penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

21

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.15

8. Uji Keabsahan Data

Validitas atau keabsahan merupakan derajat ketepatan antara data

yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Dengan demikian, maka data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian kualitatif,

temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan

antara yang dilaporkan penelti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti.

Pembuktian keabsahan data penelitian kualiltatif dapat dilakukan

dengan melakukan uji kredibilitas data. Uji kredibilitas sebagaimana

merujuk pada pendapat Sugiyono, dapat dilakukan melalui perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan, trianggulasi, menggunakan bahan

referensi dan juga member check.

1. Perpanjangan pengamatan.

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan

semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

15 Sugiyono. 2012. Op.Cid. Hlm 335-345.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

22

terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi.

2.Trianggulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

telah dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada

saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan

memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

23

3. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai

contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman

wawancara.

4. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah unutuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para

pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin

kredibel/dipercaya, namun apabila data yang ditemukan peneliti dengan

dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka

peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.16

Pada penelitiam ini, uji keabsahan data diutamakan dengan

menggunakan teknik trianggulasi dan didukung dengan penggunaan

bahan referensi. Trianggulasi yang dimaksud lebih diutamakan dengan

penggunaan trianggulasi waktu dan juga sumber. Penggunaan kedua

teknik trianggulasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa waktu

pengumpulan data juga mempengaruhi valid atau tidaknya suatu data,

demikian juga sumber data yang berbeda akan dapat berpengaruh kepada

16 Sugiyono.2012. ibid. Hlm.368-376.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39514/2/BAB I.pdfmemiliki surat izin tambang rakyat ini, kurangnya sosialisasi dari pemerintah 3 Lawang, M.Z. Robert. 2004. Kapital

24

validitas sebuah data. Sehingga apabila dalam penelitiann ini dirasa

terdapat data yang tidak valid, maka peneliti akan kembali melakukan

pengumpulan data pada waktu yang berbeda dan juga sumber yang

berbeda.