bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.helvetia.ac.id/912/2/bab i - bab iii.pdf · 2019....
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi
perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya
akan mempengaruhi kehamilannya. Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan
dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu.
Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja
melainkan juga keluarganya, sebab keluarga menjadi bagian integral/ tak
terpisahkan dari ibu hamil. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial dan
dapat memberikan dukungan yang kuat. Pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan
janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian ibu adalah
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.(1)
Dari data WHO tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang
tertinggi di Negara Association of South East Asia Nations (ASEAN) yakni 190
per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara Malaysia 29
per Kelahiran Hidup, Singapura 6 per 100.000 Kelahiran Hidup, Thailand 26 per
kelahiran hidup dan Vietnam 49 per Kelahiran Hidup. (2)
2
Program Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia mengalami
dua permasalahan yaitu tentang penyakit menular dan penyakit degeneratif. Ibu,
bayi baru lahir dan kesehatan anak di seluruh dunia, sekitar 830 wanita meninggal
setiap harinya karena komplikasi selama kehamilan atau persalinan pada tahun
2015 mengurangi rasio kematian ibu global dari 216 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 menjadi lebih sedikit dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pada
tahun 2030 SDGs akan membutuhkan tingkat pengurangan tahunan global
setidaknya 7,5% yang lebih dari tiga kali lipat tahunan pengurangan yang dicapai
antara 1990 dan 2015 sebagian besar kematian ibu dapat dicegah sesuai
kebutuhan pentingnya untuk meningkatkan akses wanita keperawatan yang
berkualitas.(3)
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai tahun 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan
yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.(4)
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, ditinjau jumlah kematian
ibu tahun 2016 dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian. Namun bila
dikonversi, maka berdasarkan profil Kabupaten/Kota maka AKI Sumatera Utara
adalah sebesar 85/100.000 kh. Sedangkan berdasarkan hasil Survey AKI &AKB
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan FKM-
USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara adalah sebesar 268
3
per 100.000 kh. Dan untuk angka kematian ibu (AKI) di Kota Medan sendiri yaitu
berjumlah 3 kematian ibu di tahun 2016.(5)
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia
(13%), aborsi yang tidak aman (11%) dan infeksi (10%). Penyebab tidak langsung
kematian ibu seperti : rendahnya status gizi ibu hamil anemia (51%) dan “4
terlalu” (60,6%) yaitu : terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak
dan 3 terlambat” yaitu : terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan
pertolongan di fasilitas kesehatan.(6)
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil
untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu
hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dan
frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5%.
Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama
adalah 81,6% dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester
pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester 3)
sebesar 70,4%. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah
bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di praktek bidan
(52,5%).(7)
Indikator K1 ideal dan K4 pada tahun 2013 yang merujuk pada frekuensi
dan periode trimester saat dilakukan ANC menunjukkan adanya keberlangsungan
pemeriksaan kesehatan semasa hamil. Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada
trimester 1 (K1 ideal) seharusnya mendapat pelayanan ibu hamil secara
4
berkelanjutan dari trimester 1 hingga trimester 3. Hal ini dapat dilihat dari
indikator ANC K4. Cakupan K1 ideal secara nasioanal adalah 81,6% dengan
cakupan terendah di Papua (56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). Cakupan K4
secara nasional adalah 70,4 % dengan cakupan terendah adalah Maluku (41,4%)
dan tertinggi DI Yogyakarta (85,5%). Selisih dari cakupan K1 dan K4 secara
nasional memperlihatkan bahwa 12 % dari ibu yang menerima K1 ideal tidak
melanjutkan ANC sesuai standar minimal (K4).(7)
Terjadi penurunan cakupan K4 pada tahun 2013, yaitu 86,85% dan pada
tahun 2016 menjadi 85,35%. Tetapi, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4
tahun 2016 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan sebesar 74%. Namun demikian, terdapat 9 provinsi yang belum
mencapai target tersebut yaitu, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara, Papua
Barat, Jambi, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan DI Yogyakarta.(4)
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib atau kewenangan daerah
provinsi maupun kabupaten/kota yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Dan juga merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu secara
universal. Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga negara
atau oleh pemerintah daerah. Tanggung jawab Pemda berlaku secara nasional.(8)
Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara meningkat dari tahun
2010 dan kemudian menurun hingga tahun 2016 dengan distribusi 83,31% pada
tahun 2010, peningkatan drastis 2013 88,7% dan terjadi penurunan kembali tahun
2016 84,13%. Merujuk pada target SPM bidang kesehatan yaitu 95% di tahun
5
2016, maka hanya satu kabupaten yang telah mencapai K4 sesuai SPM yaitu 95%
yaitu Kabupaten Deli Serdang (96,84%). Tiga Kabupaten/Kota dengan cakupan
K4 yang rendah adalah Kabupaten Nias Selatan yaitu (23,99%), Kota Gunung
Sitoli (60,18%) dan Kabupaten Pakpak Bharat (63,19%).(5)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oom Komariyah tahun 2014, dengan
menggunakan uji alternatif yaitu uji Fisher’s Exact Test. Hasil dari uji Fisher’s
Exact test ρ-value = 0,0001 < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan 54 responden
(79,4%) yang memiliki dukungan keluarga baik dan patuh dalam melakukan
pemeriksaan antenatal care sebesar 59 responden (86,8%). Maka, hasil analisis
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Antenatal Care Di
Puskesmas Banyubiru.(9)
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity
of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team tenaga profesional, sebab dengan begitu
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si
pemberi asuhan.(10)
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita
yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat. Seorang wanita akan merasa
tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang
terdekat. Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
6
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya
terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.(10)
Hasil survei awal yang dilakukan dengan cara mewawancarai 10 ibu hamil
Trimester III pada bulan September di Rumah Bersalin Dina. Dan ketika ditanya
apakah keluarga mendukung pada saat akan melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan, 4 (40%) ibu hamil diantaranya 1 orang ibu mendapatkan dukungan
informasional, 2 orang mendapatkan dukungan instrumental dan 1 orang lagi
mendapatkan dukungan emosional dari keluarga untuk melakukan kunjungan
ANC. Sementara 6 (60%) ibu hamil yaitu 2 diantaranya tidak mendapatkan
dukungan informasional, 2 orang tidak mendapatkan dukungan penilaian, 1 orang
tidak mendapatkan dukungan instrumental serta 1 orang lainnnya tidak
mendapatkan dukungan emosional dari keluarganya.
Dari kuesioner kepatuhan yang peneliti berikan kepada ibu, 3 (30%) dari
10 orang ibu hamil patuh melakukan kunjungan ANC, dan 7 (70%) ibu hamil
tidak patuh untuk melakukan kunjungan ANC ulang.
Dari uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan
7
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018”.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada ibu hamil
trimester III di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan kunjungan ANC pada ibu
hamil trimester III di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018
3. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan kunjungan
ANC pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun
2018.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjelaskan mengenai Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil Trimester III.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Institut Kesehatan Helvetia Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan
referensi bagi mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam
rangka perbandingan sudut pandang dan mengevaluasi pelaksanaan program.
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian
lebih lanjut mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
kunjungan ANC pada ibu hamil.
3. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan wawasan, keterampilan
yang akan bermanfaat dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan terutama
dalam bidang penelitian.
4. Bagi Keluarga Ibu Hamil
Dapat menambah informasi dan pengetahuan kepada keluarga dan ibu hamil
tentang hubungan dukungan keluarga yang dapat meningkatkan kepatuhan
dalam melakukan kunjungan ANC pada ibu hamil Trimester III.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Fina Andriana, dengan hasil uji statistic
correlation dengan tingkat kepercayan 95% dan nilai α= 0,05 maka dapat
diketahui nilai ρ= 0,04 < α= 0,05 maka dapat disimpulkan Ha diterima, yang
artinya ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Melakukan
Pemeriksaan Antenatal Cara pada Trimester III di Puskesmas Simeule Timur
Tahun 2017.(11)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Diwanti. F Simanjuntak, yang
berjudul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Ibu dalam
Pemeriksaan Kehamilan di Desa Onan Runggu 1 Kecamatan Sipahutar.Kabupaten
Tapanuli Utara Tahun 2017. Hasil penelitian secara bivariat menunjukkan bahwa
didapatkan mayoritas 35 responden pada dukungan keluarga mendukung yaitu
sebanyak 20 orang (57,1%), mayoritas 35 responden kepatuhan ibu hamil dalam
pemeriksaan kehamilan kurang patuh yaitu sebanyak 20 orang (57,1%). Hasil uji
Chi-square diperoleh nilai sig ρ-value 0,018 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu dalam
pemeriksaan kehamilan dengan df = 2.(12)
Menurut hasil penelitian yang didapatkan oleh (Widya Kurniasih Hsb,
Sukamto, Rapida Sargih), dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Dari uji Chi-square, dengan Sig-ρ = 0,009 atau < nilai Sig-α = 0,05. Kesimpulan
dalam pneleitian ini adalah ada Hubungan Dukungan Suami dengan Kunjungan
10
Antenatal Care pada Ibu Hamil Di Klinik Bunda Riani Martubung
Pancing Lima Tahun 2017.(13)
Hasil penelitian (Shinta Dewi Kandilo Putri, Ninik Christiani dan Chichik
Nirmasari) tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tentang usia ibu
hamil sebagaian besar yaitu 51,6%. Sedangkan kepatuhan ibu hamil dalam
melakukan ANC 59,4%. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara
usia ibu hamil terhadap kepatuhan kunjungan ANC dengan ρ-value = 0,0000 < α
(0,05). Nilai tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Usia Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan ANC Di Puskesmas Suruh Kabupaten
Semarang.(1)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada
ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem
genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan
berlangsung.(14)
Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan
sperma dari laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48 jam,
spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang bergerak
memungkinkan untuk dapat menembus sel telur (konsepsi), sel-sel benih ini akan
dapat bertahan kemampuan fertilisasinya selama 2-4 hari, proses selanjutnya akan
11
terjadi nidasi, jika nidasi ini terjadi, barulah disebut dengan kehamilan. Pada
umumnya nidasi ini akan dapat terjadi di dinding depan atau belakang rahim dekat
pada fundus uteri, semakin hari akan megalami pertumbuhan. Jika kehamilan
berjalan secara normal semakin membesar dan kehamilan akan mencapai aterm
(genap bulan).(15)
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal
konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya.(16)
2. Tanda Gejala Kehamilan
a. Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti
Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain :
1) Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutmya. Sebagian besar
ibu hamil merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan 5 bulan.
2) Bayi dapat dirasakan didalam rahim. Sejak usia kehamilan 6 atau 7
bulan, bidan dapat menemukan kepala, leher, punggung, lengan,
bokong, tungkai dengan meraba perut ibu.
3) Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan menginjak
bulan ke-5 atau ke-6 denyut jantung bayi terkadang dapat didengat
menggunakan instrument yang dibuat untuk mendengarkan, seperti
stetoskop atau fetoskop. Menginjak bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan,
12
bidan yang terampil biasanya dapat mendengarkan denyut jantung bayi
saat ia melewatkan telinga pada perut ibu.
4) Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil, tes yang
dilakukan dengan perangkat tes kehamilan dirumah atau
dilaboratorium dengan urine atau darah ibu. Tes ini mungkin mahal
biayanya dan biasanya tidak perlu. Akan tetapi tes ini bermanfaat,
misalnya jika ibu ingin tahu apakah ia hamil sebelumnya
mengkonsumsi obat yang kemungkinan membahayakan bagi dalam
kandungannya.
b. Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti
1) Ibu tidak menstruasi
Hal ini sering menjadi tanda pertama kehamilan. Jika ini terjadi, ada
kemungkinana ibu hamil, sebab berhentinya haid adalah pertanda
dibuahinya sel telur oleh sperma. Ada kemungkinan kehamilan positif,
akan tetapi masih mengeluarkan darah haid. Hal ini terjadi, corpus
luteum tidak memproduksi cukup progesteron untuk menghentikan
menstruasi, sehingga keluar sedikit darah yang menyerupai haid. Hal
semacam ini terjadi satu atau dua kali, ada pula yang terus
berlangsung selama kehamilan, meskipun jarang terjadi.
2) Mual atau ingin muntah
Banyak ibu hamil merasa mual di pagi hari (sehingga rasa mual itu
disebut “morning sickness”), namun ada beberapa ibu yang merasa
mual sepanjang hari. Mual umum terjadi pada tiga bulan pertama
13
kehamilan. Mual dan muntah ini dialami 50% ibu yang baru hamil, 2
minggu setelah tidak haid. Pemicu adalah meningkatnya hormon Hcg
(Human Chorionic Gonadotrophin) atau hormon manusia yang
menandakan adanya “manusia lain” dalam tubuh ibu.
3) Payudara menjadi peka
Payudara lebih lunak, sensitif, gatal dan berdenyut seperti kesemutan
dan jika disentuh terasa nyeri. Hal ini menunjukkan peningkatan
produksi hormon estrogen dan progesteron.
4) Ada bercak darah dan kram perut
Adanya bercak darah dan kram perut disebabkan oleh implantasi atau
menempelnya embrio ke dinding ovulasi atau lepasnya sel telur
matang dari rahim. Hal ini merupakan keadaan yang normal.
5) Ibu meras letih dan mengatuk sepanjang hari
Rasa letih dan mengantuk umum dirasakan ibu 3 atau 4 bulan pertama
kehamilan. Hal ini disebabkan hormon dan kerja ginjal, jantung serta
paru-paru yang semakin keras untuk ibu dan janin.
6) Sakit kepala
Sakit kepala terjadi karena lelah, mual, dan tegang serta depresi yang
disebabkan oleh perubahan hormon tubuh saat hamil. Meningkatnya
pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil pusing setiap ganti
posisi.
14
7) Ibu sering berkemih
Tanda ini sering terjadi pada 3 bulan pertama dan 1 hingga 2 bulan
terakhir kehamilan. Ibu hamil yang sering berkemih disebabkan oleh
rahim yang membesar menekan kandung kemih, meningkatnya
sirkulasi darah serta adanya perubahan hormonal akan berpengaruh
pada fungsi ginjal.
8) Sembelit
Sembelit dapat disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron.
Selain mengendurkan otot rahim, hormon itu juga mengendurkan otot
dinding usus, sehingga memperlambat gerakan usus.
9) Sering meludah
Sering meludah atau hipersalivasi disebabkan oleh perubahan kadar
estrogen.
10) Temperatur basal tubuh naik
Temperatur basal adalah suhu yang diambil dari mulut saat bangun
pagi. Temperatur itu sedikit meningkat setelah ovulasi dan akan turun
ketika mengalami haid. Maka, jika tetap tinggi hal itu menunjukkan
kehamilan.
11) Ngidam
Tidak suka atau tidak ingin makanan tertentu merupakan ciri khas ibu
hamil. Penyebabnya adalah perubahan hormon.
15
12) Perut ibu membesar
Setelah 3 atau 4 bulan kehamilan biasanya perut ibu tampak cukup
besar sehingga terlihat dari luar.
c. Tanda-Tanda Gejala Kehamilan Palsu (Pseudocyesis)
Pseudocyesis (kehamilan palsu) adalah keyakinan bahwa seorang wanita
sedang hamil namun sebenarnya ia tidak hamil. Wanita yang mengalami
pseudocyesis akan merasakan sebagia besar, atau bahkan semua tanda-tanda dan
gejala kehamilan. Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui, dokter
menduga bahwa faktor psikologislah yang mungkin menjadi penyebab tubuh
untuk “berfikir” bahwa ia hamil.
Ketika seorang wanita merasakan hasrat dan keinginan yang sangat kuat
untuk hamil, yang mungkin berkembang disebabkan faktor kemandulan,
keguguran berulang, menjelang menopause, tubuhnya bisa menghasilkan
beberapa tanda-tanda kehamilan normal (seperti perut yang tumbuh, payudara
membesar, dan bahkan sensai gerakan janin). Otak wanita kemudian menafsirkan
gejala tersebut sebagai kehamilan, dan memicu pelepasan hormon tertentu (seperti
estrogen dan prolaktin) yang menyebabkan tubuh mengalami gejala kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan palsu dapat berlangsung selama beberapa minggu,
sembilan bulan, atau bahkan bebapa tahun. Adapaun tanda-tanda kehamilan palsu:
1) Gangguan menstruasi
2) Perut bertumbuh
3) Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada putting dan mungkin
produksi ASI
16
4) Merasakan pergerakan janin
5) Mual dan muntah
6) Kenaikan berat badan.(17)
2.2.2. Asuhan Antenatal Care
1. Definisi Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamialn merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat
dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3
kali selama kehamilan, yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester
kedua, dan trimester ketiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya
jika kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali
pada usia 7-8 bulan, dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9
bulan. WHO sangat menyarankan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan setiap 4
minggu sekali dari awal-28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari 28-36 minggu,
dan setiap satu minggu sekali dari 36 hingga waktunya melahirkan.(14)
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (ter-register) yang dapat
dilakukan secara mandiri atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.(17)
17
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas, mencakup upaya promotif preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif,
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan antenatal terpadu dapat
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten meliputi dokter, bidan dan
perawat terlatih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(18)
2. Tujuan Asuhan Kehamilan
a. Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan postif bagi ibu maupun bayi
dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu
b. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tuumbuh kembang anak
sehat
c. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil
d. Mempersiapkan kelahiran cukup bulan dengan selamat
e. Mempersiapkan ibu, agar nifas berjalan normal dan dapat memberikan asi
eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang normal
g. Membantu ibu mengambil keputusan klinik
Tujuan Utama ANC :
Menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal dengan upaya
bidan:
a. Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan ibu
dan perkembangan bayi normal
18
b. Mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan
pelaksanaan dan pengobatan yang diperlukan
c. Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik emosional dan psikologis
untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan komplikasi.(19)
3. Filosofi Asuhan Kebidanan
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan atau pandangan
hidup yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan kepada klien yang
disebut sebagai filosofi kebidanan. Keyakinan tersebut meliputi :
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan
Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan
keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif
dalam setiap asuhan yang diterimanya.
c. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya
Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan
bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila
timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang
efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan
Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan
diri dan keluarga. Melalui komunikasi, informasi, dan edukasi
19
(KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab
bersama antara perempuan keluarga dan pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan asuhan
Tujuan utama asuhan kebidanan adalah menyelamatkan ibu dan bayi
(mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada :
Pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara
yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan
pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai
keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner
dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik,
psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya.
Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
g. Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila
Seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya
bahwa semua manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual
yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak
ada individu yang sama
h. Bidan berkeyakinan bahwa setaip individu berhak memperoleh kesehatan
yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan
kebudayaan.
20
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat
pelayanan yang berkualitas
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang
membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa remaja.
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/ daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun di dalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi
antara manusia dan budaya dalam lingkungan.(18)
4. Falsafah Asuhan Kebidanan
Falsafah merupakan pernyataan nilai-nilai yang dipercaya atau diyakini,
nilai-nilai ini akan memengaruhi cara pandangan dan berperilaku seseoarang
hingga falsafah dapat diartikan sebagai cara pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang didasarkan atas keyakinan, kepercayaan, dan pemahaman yang
dimiliki. Dengan memahmai falsafah kebidanan dalam memberikan
pelayanannya, diaharapkan bidan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menemukan masalah dan kebutuhan yang dihadapi ibu, bayi, dan keluarga.
b. Memberikan dukungan dan penghargaan terhadap niai-nilai keyakinan yang
dianut ibu dan keluarga.
c. Menjalin kerja sama dengan ibu dan keluarga.
d. Memberi kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk memilih dan membuat
keputusan dalam merencanakan asuhan kebidanan.
21
e. Mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, sosial, budaya, spiritual dan
pendidikan.
f. Menggunakan ilmu pengetahuan terkini dalam memberikan pelayanan.
g. Memiliki kesadaran dan keyakinan akan kompetensinya.
h. Menggunakan pendekatan yang sistematis untuk merencanakan,
melaksanakan, mengevluasi, dan mendokumentasikan pelayanan yang
diberikan.
i. Menggunakan sistem komunikasi yang efektif anatara bidan, keluarga, dan
tim kesehatan lainnya.
j. Mempertimbangkan dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk
mendukung pelayanan profesional.
k. Melaksanakan asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada ibu dan
bayi.(20)
5. Lingkup Asuhan Kebidanan
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,
melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan, serta melaksanakan
tindakan kegawat daruratan. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal
dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan,
kesehatan seksual dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan
pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit
kesehatan lainnya.(18)
22
6. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Berikut sepuluh prinsip pokok yang wajib diketahui setiap bulan dalam
melakukan asuhan kehamilan :
a. Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis
b. Pengasuhan menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala
bentuk intervensi yang tidak dibutuhkan.
c. Aman bagi keselamatan hidup ibu. Asuhan yang diberikan, ditunjang oleh
pengobatan berdasarkan bukti (Evidence based medicine)
d. Menjaga privasi klien
e. Membantu klien agar merasa aman dan nyaman serta memberi dukungan
emosional
f. Memberikan informasi serta konseling yang cukup
g. Klien dan keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan
h. Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan serta spiritual klien dan
keluarga
i. Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.(21)
7. Tipe Pelayanan Asuhan Kebidanan
Bentuk 3 tipe pelayanan asuhan kehamilan berdasarkan pemberi asuhan :
a. Pelayanan kebidanan primer/mandiri :
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan.
Tugas pelayanan mandiri :
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
23
2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah
dengan melibatkan klien.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga.
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana.
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduski
dan wanita dalam masa klimekterium dan menopause
9) Memberikan asuhan kebidnana pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga
b. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung
jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Misal : bidan, dokter,
dan atau tenaga kesehatan professional lainnya.
Tugas kolaborasi/kerjasama :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
24
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggu dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan perolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung
jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan professinal lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka
menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.
Tugas merujuk/ketergantungan :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
25
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
masa dalam nifas dengan penyulit tertetntu dengan kegawat daruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat
dan memerlukan konsultasi serta rujukan.
8. Antenatal care akan efektif bila meliputi hal-hal seperti berikut :
a. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan
b. Persiapan menghadapi persalinan uang baik dengan memperkirakan
komplikasi
c. Mempromosikan kesehatan dan pecegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol, rokok dan lain-lain)
d. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang dideritai ibu
hamil.
9. Indikator Pelayanan ANC
a. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
26
dan komprehensif sesuai standar. K1 harus dilakukan sedini mungkin pada
trimester pertama atau sebelum usia kehamilan 8 minggu.
b. Kunjungan ke 4 (K4)
K4 adalah ibu hamil telah mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar minimal 4 kali
selama kehamilan, dengan distribusi 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada
trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Kunjungan antenatal dapat lebih
dari 4 kali sesuai dengan kebutuhan dan jika ditemukan keluhan, penyakit
atau gangguan kehamilan.
c. Penanganan komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular dan tidak
menular serta masalah gizi yang terjadi pada masa hamil, bersalin dan
nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi.(10)
10. Konsep Pelayanan
Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui :
a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi gizi
agar kehamilan berlangsung sehat dan janin lahir sehat dan cerdas
b. Deteksi dini maslah, penyakit dan penyulit
c. Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit
27
e. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila dibutuhkan
f. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan
gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar yang terjadi dari :
a. Timbang BB dan ukur TB
b. Ukur TD
c. Ukur LILA
d. Ukur TFU
e. Tentukan presentasi janin dan DJJ
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT jika diperlukan
g. Beri tablet Fe
h. Periksa laboratorium rutin dan khusus
i. Tatalaksana/ penanganan kasus
j. Temu wicara (konseling)(18)
11. Standar Asuhan Kehamilan
Terdapat 6 standar dalam astandar pelayanan antenatal sebagai berikut :
a. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah, berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami,
dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
28
b. Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliptui anamnesa serta pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan resti/ kelainan, terutama anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat
dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lain yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 3 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan dan bila usia kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin rongga panggul, mencari kelainan letak, melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya,
lalu mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
29
f. Standar 6 : Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluargnya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan telah direncanakan dengan baik, bersih, aman dan disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk menyenangkan, bila tiba-
tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bila hendaknya melakukan
kunjungan rumah hal ini.(21)
2.2.3. Pemeriksaan Kunjungan Kehamilan
1. Pelaksanaan Anamnesis Kehamilan
a. Pada kunjungan/pemeriksaan ibu hamil yang pertama. Pada saat inni
anamnesis dilakukan untuk menggali data denga lengkap, yang meliputi
identitas/biodata ibu dan suami, keluhan, penerimaan terhadap
kehamilannya, serta ketidaknyamanan ibu akibat adanya kehamilan.
b. Pada kunjungan/pemeriksaan ulang. Pada anamnesis kunjungan ulang
tidak lagi menanyakan identitas/biodata ibu maupun suami. Pertanyaan
ditujukan kepada perubahan pada ibu setelah diberi asuhan pada
kunjungan pertama dan adanya kelainan lain yang tidak ditemukan pada
kunjungan pertama.(22)
2. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
a. Riwayat kesehatan : Sosial, Riwayat Kebidanan, Kehamilan, Penyakit
1) Pengkajian Data Subyektif Ibu Hamil
Maksud dari anamnese adalah mendeteksi komplikasi-komplikasi dan
menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan dan
30
kelahiran terdahulu, kesehatan umum dan kondisi sosial ekonomi. Isi
riwayat pada kunjungan ANC pertama: informasi biodata, identitas ibu
dan suami, riwayat kehamilan sekarang.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat perdarahan
pada kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya. Riwayat kesehatan/
penyakit yang diderita sekarang dan dulu. Riwayat sosial ekonomi yang
dapat membantu mengetahui sistem dukungan terhadap ibu dan
pengambilan keputusan dalam keluarga sehingga membantu
merencankan persalinan lebih baik.
2) Pengkajian Data Obyektif Ibu Hamil
Pengkajian data obyektif yang terdiri atas : pemeriksaan fisik secara
umum, pemeriksaan panggul, pemeriksaan laboraturium. Dalam
melakukan pengkajian ini selain bidan dituntut mampu berkomunikasi
dengan baik, bidan saat melakukan pemeriksaan harus berhati-hati.
Jaga privasi ibu dengan membuka pakaian bagian tubuh yang akan
dilakukan pemeriksaan. Pada saat melakukan pemeriksaan lajukan dari
mulai bagian tubuh yang terjauh, mulai ujung rambut sampai ujung
kaki, lakukan secara berurutan mulai periksa memandang (inspeksi),
meraba (palpasi), mendengar (auskultasi), kemudian mengetuk
(perkusi).
b. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboraturium adalah untuk
mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan. Sebelum melakukan
31
pemeriksaan fisik terlebih dahulu lakukan dulu pengukuran tinggi badan,
berat badan, kemudian lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu, dan pernafasan.
Kemudian lakukan pemeriksaan fisik secara umum dilakukan mulai dari
melihat keadaan umum, dilanjutkan dengan memeriksa daerah kepala dan
leher. Pada daerah dada dan axila periksa payudara antara lain bentuknya
simetris atau tidak, ada nyeri tekan, puting susu menonjol atau tidak,
keluarnya kolostrum, benjolan, kemudian axila pembengkakan dan nyeri
tekan.
Pada perut perhatikan ada/tidaknya luka bekas operasi, ada tidaknya
gerkan janin, kontraksi, pengukuran tinggi fundus periksa dengan palpasi
Leopold I-IV , kemudian DJJ. Kemudian periksa anggota badan yaitu
tangan dan kaki melihat ada/tidaknya edema, kuku pucat, dan periksa
Refleks Patella pada kedua lutut ibu dalam posisi dengan kedua kaki
menjuntai.
Pemeriksaan genetalia luar (ekstrenal): dilihat ada/tidaknya varices,
perdarahan, luka, cairan yang keluar, pembengkakan kelenjar, ada
tidaknya benjolan. Pemeriksaan genetalia dalam (internal) jika ada indikasi
: cairan keluar, luka, kelunakan.
c. Pemeriksaan Panggul
Untuk pemeriksaan panggul pada wanita hamil dilakukan sangat penting
untuk menidentifikasi ada tidak nya panggul sempit. Dugaan kesempitan
panggul misalnya pasien sangat pendek tinggi badan < 145 cm.
32
Kemudian pengukuran panggul dapat dilakukan dari luar dengan alat
jangkar panggul, ukuran-ukuran yang ditentukan adalah :
1) Distansia spinarum ukuran normal = 23-25 cm
2) Distansia kristarum ukuran normal26-29 cm
3) Konjugata eksterna = 18-20 cm
4) Lingkar panggul = 80-90 cm
d. Pemeriksaan Laboraturium
1) Pemeriksaan Haemaglobin
Adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuk mengetahui
kadar haemaglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan ini
untuk mendeteksi anemia. Hasil pemeriksaan Hb Sahli dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Hb 11 gr% dikatkan tidak anemia, 9-
10 gr% anemia ringan, 7-8% anemia sedang, <7 gr% anemia berat.
2) Pemeriksaan Protein Urine
Bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya pre eklamsi pada ibu
hamil. Pemeriksaan ini dengan menggunakan asam asetat 5%. Standar
kadar kekeruhan adalah :
a) Negatif : urine jernih
b) Positif 1 (+) : ada kekeruhan
c) Positif 2 (++) : kekeruhan muda dilihat dan ada endapan
d) Positif 3 (+++) : urine lebih keruh dan endapan lebih jelas
e) Positif 4 (++++): urine sangat keruh dan disertai endapan yang
menggumpal.
33
3) Pemeriksaan Urine Reduksi
Bertujuan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine. Dalam
kasusu tertentu urine ysg mengandung glukosa seperti pada ibu yang
mempunyai riwayat penyakit DM. Cara membacakan hasil
pemeriksaan:
a) Bewarna biru/hijau : hasilnya negative
b) Bewarna hijau/kuning hijau : Kadar +1
c) Bewarna kuning kehijauan : Kadar +2
d) Bewarna jingga : Kadar +3 dengan kadar kuantitatif 1-2%
e) Bewarna merah bata : Kadar +3 dengan kadar >2%.(23)
3. Manuver Leopold
Bertujuan untuk menentukan palpasi janin melalui palpasi abdomen secara
sistematis. Pemeriksaan leopold terdiri atas, yaitu :
a) Pemeriksaan Leopold I : Untuk mengetahui bagian janin yang ada di fundus
mengukur tinggi fundus uteri (TFU). Caranya dengan meminta klien menekuk
kakinya, dan abdomen dikumpulkan ke tengah untuk menentukan fundus uteri.
Abdomen bagian atas diraba, apakah lunak atau keras. Jika lunak maka
bokong, dan jika keras maka kepala bayi :
Keterangan :
1) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus yang akan teraba adalah keras,
bundar, dan melenting (seperti mudah digerakkan)
2) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
34
3) Fundus kosong apabila posisi janin melitang pada rahim.
b) Pemeriksaan Leopold II : tujuan adalah untuk menentukan bagian janin yang
ada samping kanan dan kiri perut ibu. Caranya meraba salah satu sisi samping
perut ibu dengan menekan sisi lainnya. Hasil pemeriksaan berupa punggung
kanan (puka) atau punggung kiri (puki). Bagian punggung akan teraba jelas,
rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan. Bagian tangan dan kaki akan
teraba kecil. Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1) Menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut
ibu dan tekan secara lembut tapi dalam
2) Tahan satu tangan di satu sisi perut pasien sementara permukaan jari pada
tangan yang lain secara bertahap mempalpasi abdomen ibu disisi yang lain,
dari segmen atas ke bawah uterus. Lakukan serupa pada sisi abdomen lain.
3) Palpasi janin
c) Pemeriksaan Leopold III : Tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan
presentasi janin dan apakah sudah masuk pintu atas panggil (PAP) atau belum.
Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1) Pegang bagian bawah abdomen secara mantap tepat diatas simpisis pubis,
diantara, ibu jari dan jari-jari salah satu tangan
2) Tekan ibu jari dan jari-jari tangan bersamaan sebagai usaha untuk
memegang bagian presentasi janin
Keterangan :
Jika kepala masih bisa digoyangkan maka kepala belum masuk PAP. Nilai
DJJ normal adalah 120-160 kali/menit.
35
d) Pemeriksaan Leopold IV : Tujuan pemeriksaan Leopold IV adalah untuk
mengetahui seberapa bagian presentasi janin yang masuk PAP. Teknik
pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1) Berdiri mengahadap ke kaki ibu
2) Letakkan ujung tiga jari pertama pada kedua sisi garis tengah sekitar 2 inci
di atas ligamentum inguinal
3) Beri tekanan menurun dan searah dengan jalan lahir, gerakkan kulit
abdomen ke bawah bersamaan dengan jari
4) Biarkan jari-jari satu tangan digerakkan menurun sampai kebawah ligamen
inguintal, saat jari meluncur ke bawah, palpasi di atas tengkuk bayi.
5) Luncurkan jari-jari tangan lainnya sejauh mungkin.(16)
2.2.4. Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan Keluarga
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh,
sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan
keluarga. Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik
yang berisfat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap
perubahan yang terjadi, dimana sumber stress terbesar terjadi karena sedang
melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu. Dalam menjalani proses ini, ibu
hamil hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga, dengan
cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.(23)
Menurut WHO keluarga adalah rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut UU No. 10 Tahun 1992
36
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau
suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.(24)
Menurut Friedman, dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses
hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam semua tahap,
dukungan sosial keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal,
sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.(9)
Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk
mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang
antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar
keluarga yang harmonis. Hubungan kasih sayang dalam keluarga merupakan
suatu rumah tangga yang bahagia dalam kehidpuan yang diwarnai oleh rasa kasih
sayang makan semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab, pengorbanan,
saling tolong menolong, kejujuran, saling mempercayai, saling membina
pengertian dan damai dalam rumah tangga.(24)
2. Fungsi Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga terdiri dari empat fungsi, yaitu :
a) Dukungan Informasional
Adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan desminor
(penyebar informasi). Keluarga memberikan informasi mengenai
kehamilan yang dibutuhkan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan
kehamilan. Dukungan ini bisa ditunjukkan dengan nasehat, saran, pemberi
informasi selama kehamilan pada ibu. Dukungan keluarga untuk
37
memeriksakan kehamilannya sangat penting untuk mendeteksi dini
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil.
b) Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Keluarga memberi pujian
untuk menyemangati ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan, saling
bertukar pendapat antara ibu dan keluarga tentang kehamilan,
menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah antara ibu dan keluarga.
c) Dukungan Instrumental
Adalah keluarga merupakan sumber pertolongan praktis daan kongkrit.
Keluarga menyediakan sarana dan prasarana yaitu misalnya menyediakan
alat transportasi untuk ibu hamil memeriksakan kehamilan di tenaga
kesehatan.
d) Dukungan Emosional
Adalah dimana keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai
untuk penguasaan terhadap emosi. Keluarga selalu mengingatkan ibu
untuk memeriksakan kehamilan.(9)
3. Dukungan Keluarga yang Diberikan Agar Kehamilan Berjalan Lancar :
a) Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
b) Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima dan mempersiapkan peran
sebagai ibu
38
c) Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa takut dan cemas
terhadap persalinan
d) Memberi dukungan pada ibu untuk menciptkan ikatan yang kuat antara ibu
dan anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan
yang baik
e) Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anngota keluarga
baru.(23)
4. Support Dari Keluarga Pada Kehamilan
a) Pada trimester I :
1) Mengucapkan selamat atas kehamilan ibu
2) Keluarga lebih memperhatikan ibu
3) Memahami sifat ibu hamil sehingga dapat menghindari hal-hal yang
tidak disukai ibu
4) Memberikan dukungan emosional sehingga ibu tenang menjalani
kehamilannya
5) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengucapkan keluhan dan
kekhawatirannya
6) Apabila istri ngidam, suami berusaha memenuhinya
7) Suami harus memahami fakta biologi dari kehamilan sehingga suami
dapat mempersiapkan diri menjadi ayah.
b) Pada trimester II :
1) Memberikan informasi mengenai janinnya
2) Keluarga mendukung dengan ikut berkomunikasi dengan janin ibu
39
3) Membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan bayinya kelak
4) Suami menerima perubahan tubuh ibu dan kenyataan dari bayi
5) Suami perlu mengatkan “kita akan mempunyai bayi dan kita akan
berubah”
6) Dengan adanya perubahan ukuran dan pergerkan janin jelas akan menjadi
krisis buat suami, sehingga suami harus menerima dan mengendalikan
hasrat seksualnya
7) Suami berlatih bermain peran untuk menjadi seorang ayah.
c) Pada trimester III :
1) Keluarga ikut mendukung dan pengertian dengan mengurang beban kerja
ibu, mewaspadai tanda persalinan
2) Ikut serta merundingkan persiapan persalinan
3) Suami dan pasangan perlu menyiapkan kenyataan dari peran menjadi
orang tua
4) Suami harus dapat mengatakan “saya tau peran saya selama proses
kelahiran dan saya akan menjadi orang tua”.(19)
5. Tugas keluarga
Tugas dari keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari
konflik yang diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :
a) Merencanakan dan mempersiapkan kehadiran anak
b) Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan
menjadi ibu atau ayah bagi bayi.(25)
40
6. Dukungan keluarga dapat berbentuk :
a) Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
b) Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
c) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
d) Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh
ditinggalkan.(10)
7. Rasa aman nyaman selama kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil.
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepda kehamilan dan
mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang
diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam
kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat.(10)
2.2.5. Kepatuhan Kunjungan ANC
1. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh professional kesehatan. Kepatuhan kunjungan Antenatal Care
(ANC) dapat diartikan sebagai ketaatan dalam kunjungan ke tempat pelayanan
kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan saran petugas kesehatan yaitu bidan atau
dokter spesialis sesuai dengan standar Antental Care (ANC) yang ditetapkan.(26)
Kepatuhan responden pada pemeriksaan antenatal care dapat menjaga ibu
agar sehat dan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan
yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan,
41
dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko
tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin perinatal.(1)
2. Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan
Ibu yang patuh dalam melakukan kunjungan ANC akan memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai pentingnya menjaga
kehamilan, memperoleh bantuan secara profesional apabila terdapat masalah
dalam proses kehamilannya, dan mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga ibu
terdorong untuk melakukan kunjungan kehamilan secara teratur. Ibu diharapkan
dapat memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas kesehatan, karena ibu yang patuh
dalam melakukan kunjungan ANC selain mendapat informasi mengenai
pentingnya menjaga kehamilan, ibu dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan janin, sehingga gizi ibu maupun janin dapat terpantau dengan
baik.(26)
3. Dampak Ketidakpatuhan Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dapat
menyebabkan berbagai komplikasi pada ibu hamil yang dapat mempengaruhi
kehamilannya sehingga tidak dapat segera diatasi. Deteksi saat pemeriksaan
kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko kehamilan, resiko
kehamilan yang terjadi dapat menyebabkan anemia, hipertensi kehamilan,
kematian janin dalam kandungan (KJDK), pertumbuhan janin terhambat, dan
abortus. Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak
akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami
keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan
42
kehidupan ibu dan janinnya sehingga dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.(13)
Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika ibu hamil tidak patuh dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka akan mengakibatkan tidak
terdeteksinya komplikasi-komplikasi yang terjadi yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu maupun janinya.(27)
2.2.6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Kunjungan ANC
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurulhidayah, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
kunjungan ANC. Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan suami
dan keluarga. Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan
mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya.(27)
Hasil ini sejalan dengan penelitian Sumiati yang menyatakan bahwa ibu
yang dukungan keluarganya baik memiliki peluang untuk melakukan kunjungan
K4 sesuai standar dibandingkan dengan ibu yang memiliki dukungan keluarga
kurang. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dukungan keluarga sangat
memegang peranan penting dalam perilaku ibu untuk melakukan ,pemeriksaan
kehamilannya.(27)
Penelitian oleh Unzila, menyebutkan bahwa ibu hamil yang mendapatkan
dukungan dari keluarga mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan
antenatal care, sehingga terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas
pelayanan kebidanan terhadap kepatuhan antenatal care pada ibu hamil.(9)
43
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rumah Bersalin
Dina Kota Medan Tahun 2018.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik adalah penelitian yang mencoba
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui “Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018”.(28)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian
Penelitan ini berlokasi di wilayah Jl. Karya Gg. Bersama No. 17 yaitu
Rumah Bersalin Dina Kota Medan Tahun 2018 dengan alasan rumah bersalin
tersebut masih ditemukan ibu hamil yang jarang melakukan kunjungan ulang
ANC.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2018
dengan rancangan kegiatan bulan Juni pengajuan survei awal, penerimaan
pembalasan survei awal pada bulan Juli, bulan Agustus sampai September
melakukan proses penelitian.
45
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah yang menjadi sasaran penelitian berhubungan dengan
sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda, ataupun
peristiwa. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang datang
untuk memeriksakan kehamilan pada bulan Agustus di Rumah Bersalin Dina Kota
Medan Tahun 2018 sebanyak 126 ibu hamil.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipergunakan dalam
penelitian. Sampel penelitian untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Trimester III pengambilan sampel
dalam penelitian menggunakan tekik accidental sampling yaitu pengambilan
sampel yang secara kebetulan tanpa direncanakan. Siapa saja yang ada ditetapkan
menjadi sampel.
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-
variabel mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Atau dengan kata lain dalam
kerangka konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel
penelitian.
Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
46
Variabel X (Variabel Independen) Variabel Y (Variabel Dependen)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefenisikan
variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan.
Variabel yang digunakan penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
1. Dukungan keluarga adalah semangat serta kasih sayang yang diberikan oleh
anggota keluarga untuk dapat memberikan kesejahteraan, kenyamanan, dan
ketenangan ibu serta janin dalam kandungan melalui pemberian dukungan
informasional, penilaian, instrumental, emosional.
2. Kepatuhan adalah suatu sikap serta tindakan seseorang ibu yang rutin dalam
melakukan pemeriksaan sesuai dengan usia kehamilan dan standar kunjungan
ANC.
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrumental) , hasil pengukuran, kategori dan skala ukur yang digunakan untuk
menilai suatu variabel.
Untuk mengetahui hubungan tentang “Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Kunjungan ANC pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Bersalin
Dina Kota Medan Tahun 2018”. Kepatuhan ibu menggunakan kuesioner 1
Dukungan Keluarga Kepatuhan Ibu Melakukan
Kunjungan ANC
47
pernyataan secara terbuka dengan menyatakan berapa kali ibu melakukan
kunjungan ANC selama hamil.
Dukungan keluarga diukur dengan pertanyaan tertutup dengan pilihan
benar dan salah yang berjumlah 15 pernyataan.
1) Nilai 1 diberi untuk jawaban yang benar
2) Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah
3) Skor maksimal adalah 15 dan minimal adalah 0
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran
No Nama
Variabel
Jumlah
Pernyataan
Cara dan Alat
Ukur
Skala
Pengukuran Value
Jenis
Skala
Ukur
Variabel X
1. Dukungan
Keluarga
Informasional
4 Menghitung skor
dukungan keluarga
informasional
(skor max = 4)
Skor 3-4
Skor 1-2
Mendukung (1)
Tidak mendukung
(0)
Ordinal
2. Dukungan
Keluarga
Penilaian
4 Menghitung skor
dukungan keluarga
penilaian (skor
max = 4)
Skor 3-4
Skor 1-2
Mendukung (1)
Tidak mendukung
(0)
Ordinal
3. Dukungan
Keluarga
Instrumental
4 Menghitung skor
dukungan keluarga
instrumental (skor
max = 4)
Skor 3-4
Skor 1-2
Mendukung (1)
Tidak mendukung
(0)
Ordinal
4. Dukungan
Keluarga
Emosional
3 Menghitung skor
dukungan keluarga
emosional (skor
max = 3)
Skor 2-3
Skor 1
Mendukung (1)
Tidak mendukung
(0)
Ordinal
Variabel Y
2. Kepatuhan
Ibu 1
Menghitung skor
kepatuhan ibu
(skor max = 1)
Skor 1
Skor 0
Patuh, jika sesuai
dengan standar
kunjungan ANC (1)
Tidak patuh, jika
tidak sesuai dengan
standar kunjungan
ANC (0)
Ordinal
48
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data
tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber informasi bukan dari yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer dari penelitian ini diambil sendiri oleh peneliti dengan
mengajukan lembar pernyataan kepada ibu hamil trimester III yang
melakukan kunjungan ANC dan anggota keluarga dari ibu hamil tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari catatan Rumah Bersalin
Dina Kota Medan Tahun 2018.
3. Data Tersier
Data tersier dalam penelitian ini diperoleh dari naskah yang langsung
dipublikasikan, misalnya WHO, SDKI (Survei Demografi Kesehatan
Indonesia), Riskesda (Riset Kesehatan Dasar), dll.
49
3.6.3. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Kriteria validitas instrument penelitian itu jika
nilai probalilitas Sig (2-tailed) total X < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 juga
ditandai dengan simbol ** atau *, maka butir instrumen dinyatakan valid, jika
nilai probalilitas Sig (2-tailed) total X > dari tarif signifikan (α 0P) sebesar 0,05
maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Uji validitas direncanakan di Klinik
Hj. Hanum Medan Tahun 2018 , sebanyak 10 orang. Teknik korelasi yang dipakai
adalah teknik korelasi Product moment, dengan kriteria :
1. Bila rhitung ≥ rtabel maka pernyataan valid
2. Bila rhitung ≤ rtabel maka pernyataan tidak valid.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Dukungan Keluarga
NO Butiran Pernyataan Nilai r-hitung Nilai r-tabel Keterangan
1 Pernyataan 1 .763* 0,632 Valid
2 Pernyataan 2 .661* 0,632 Valid
3 Pernyataan 3 .650* 0,632 Valid
4 Pernyataan 4 .872** 0,632 Valid
5 Pernyataan 5 .353 0,632 Tidak Valid
6 Pernyataan 6 .720* 0,632 Valid
7 Pernyataan 7 .733* 0,632 Valid
8 Pernyataan 8 .763* 0,632 Valid
9 Pernyataan 9 .422 0,632 Tidak Valid
10 Pernyataan 10 .872** 0,632 Valid
11 Pernyataan 11 .803** 0,632 Valid
12 Pernyataan 12 .831** 0,632 Valid
13 Pernyataan 13 .695* 0,632 Valid
14 Pernyataan 14 .551 0,632 Tidak Valid
15 Pernyataan 15 .921** 0,632 Valid
16 Pernyataan 16 -.356 0,632 Tidak Valid
50
17 Pernyataan 17 .736* 0,632 Valid
18 Pernyataan 18 803** 0,632 Valid
19 Pernyataan 19 .638* 0,632 Valid
20 Pernyataan 20 .551 0,632 Tidak Valid
Sumber : Hasil penelitian 2018 (data diolah)
Dari 20 butir pernyataan terdapat 5 pernyataan yang tidak valid yaitu no.
5, 9, 14, 16 dan 20. Instrumen yang dinyatakan tidak valid jika r-hitung lebih kecil
dari r-tabel pada tarif signifikan 0,632. Dan instrumen dinyatakan valid jika nilai
r-hitung lebih besar dari r-tabel pada tarif signifikan 0,632. Maka, dari 20 butir
pernyataan didapatkan 15 pernyataan yang valid yang akan dijadikan sebagai
angket dalam penelitian.
Dari hasil uji validitas kuesioner dukungan keluarga dengan kepatuhan
kunjungan ANC pada ibu hamil trimester III dari 20 soal pernyataan yang
dibagikan kepada 10 responden, terdapat 15 soal valid karena rhitung ≥ rtabel nilai (r-
tabel = 0,632) sedangkan 5 soal pernyataan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat di andalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran ini tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS
melalui uji Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang
sudah valid secara bersama-sama di ukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui
reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Uji
51
signifikan dilakukan tarif signifikan 0,05 artinya instrumen di katakan reliabel bila
nilai rhitung lebih besar dari niai rtabel (0,632).
Menentukan derajat konsistensi dan instrumen penelitian berbentuk
kuesioner. Tingkat reliabilitas dapat dilakukan menggunakan SPSS melalui Uji
Cronchbach Alpha yang dibandingkan dengan r-Tabel. Nilai Cronbach Alpha
(reliabilitas) yang diperoleh jika di bandingkan dengan r-product moment pada
tabel dengan ketentuan jika r-hitung > r-tabel maka tes tersebut reliabel.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Kuesioner Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil Trimester III.
Cronbach’s Alpha N of items
.951 15
Pada kuesioner dukungan keluarga dengan kepatuhan kunjungan ANC pada
ibu hamil trimester III nilai Cronbach’s Alpha 0,951 dan n = 15, yang berarti rhitung
> rtabel 0,632 maka dapat disimpulkan bahwa 15 pernyataan tersebut reliable.
3.7. Metode Pengolahan Data
Setelah data yang telah dikumpulkan, langkah-langkah yang dilakukan
peneliti adalah mengelola data, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulnya
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan realiabel dan terhindar dari bias.
52
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor.
4. Entering
Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.
5. Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
dengan kebutuhan dari penelitian.
3.8. Analisa Data
Alat yang digunakan untuk mengolah data yaitu program komputernya
atau uji statistiknya. Teknik analisis dapat juga hanya dengan persentase, tabel,
atau diagram.
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.
3.8.2. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini
maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan
(korelasi) antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat
(dependent variable). Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan
53
antara variabel bebas dengan variabel terikat di gunakan analisis Chi-square, pada
batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan
menunjukan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak dan (Ha)
diterima, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang
signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara
variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.
Keterangan :
X2 = Statistik Uji Chi Square
∑ = Jumlah
0 = Nilai Observerd (Frekuensi hasil Observasi)
E = Expected (Frekuensi harapan dari baris dan kolom)
3.8.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan (Uji-F) sekaligus
menentukan faktor-faktor yang lebih domain berhubungan (Uji-T). Uji statistik
yang digunakan “adalah regresi logistik berganda”, pada batas kemaknaan 95%
dengan perhitungan statistik α = 0,25%.
Persamaan regresi yang digunakan adalah :
X2 =
E
E 2
0
Y = β0 + βX1 + β2X2 + ... βnXn + e
54
Dimana :
Y = Variabel terikat (kinerja)
β0 = Konstanta
β1 – β3 = Koefision regresi
X1 = Variabel bebeas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
e = Error (tingkat kesalahan) yaitu 0,25%.