bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada ruang lingkup dunia pertanian, tidak luput dengan adanya aktivitas-
aktivitas di persawahaan yang dilakukan oleh para petani, diantaranya adalah
pembajakan, pengairan, penyemaian, pemupukan, panen, perontokan padi dan
penggilingan padi sendiri. Disini peneliti berfokus kepada kegiatan atau aktivitas
perontokan padi terutama rol yang bergerigi yang berfungsi untuk merontokkan
padi oleh para petani.
Pada umumnya para petani beranggapan bahwa semakin tinggi harga
sebuah mesin perontok padi maka semakin baik pula kualitas mesin perontok padi
itu sendiri. Disisi lain para petani ingin meningkatkan performansi yang baik, para
petani juga menginginkan rol bergerigi pada mesin perontok padi tersebut bisa
meningkatkan output yang lebih tinggi dibandingkan dengan rol bergerigi yang
lama. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para petani adalah rendahnya
output mesin perontok padi pada rol bergerigi sehingga performansi mesin
tersebut rendah dengan biaya energi mesin yang tidak murah.Alat bantu perontok
padi sering kita temui di areal-areal penduduk yang notabenenya adalah penduduk
yang mata pencahariannya adalah bertani. Dalam mengatasi permasalahan diatas
perlu diadakannya solusi yakni dengan menggunakan disiplin ilmu yang tepat dan
salah satu metode yang peneliti ambil adalah dengan menggunakan metode
rekayasa nilai (Value Engeneering), pada rekayasa nilai yakni dengan pendekatan
menganalisa nilai terhadap fungsi prosesnya yang ditempuh adalah memilih dan
menentukan alternatif rol bergerigi yang paling baik sehingga menghasilkan
produk alat perontok padi yang mempunyai performansi yang baik.Oleh karena
itu pemodivikasian yang peneliti lakukan diharapkan akan mampu meningkatkan
performansi atau output yang optimal yakni dengan memperbanyak gerigi,
memperpanjang gerigi, mengurangi gab pada gerigi, memperkecil roda belt,
memperpanjang rol, memperbesar diameter rol yang sebelumnya, maka dengan
1
2
ini pemodivikasian rol pada alat perontok padi diaharapkan mampu meningkatkan
output yang lebih banyak dengan kecepatan mesin yang sama yakni 5 power horse
otomatis proses perontokan padi berjalan dengan cepat.
Setelah dilakukan survey atau penelitian di lapangan, maka didapatkan
data sebagai berikut:
Tabel 1.1 Spesivikasi mesin perontok padi
Spesifikasi Desa Pereng Desa Mojo Puro Desa Jogodalu
Kapasitas Mesin 5 PH 5 PH 5 PH
Panjang Gerigi 7 cm 7cm 6 cm
Jarak anatar Gerigi 6 cm 5 cm 6 cm
Panjang Rol 60 cm 50 cm 52 cm
Diameter Rol 15 cm 13 cm 14 cm
Jumlah Gerigi 36 cm 30 cm 36
Output 200 kg/jam 175 kg/jam 185 kg/jam
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang diatas dapat diartikan suatu permasalahan
yang diahapi yakni bagaimana peneliti membuat rol bergerigi pada mesin
perontok padi mekanik dengan memodivikasi rol tersebut sehingga memiliki
performansi terbaik dari alat perontok padi tersebut dengan menganalisis nilai
terhadap fungsinya.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisa dan mengevaluasi rol pada mesin perontok padi
yang terbaik
2. Mendapatkan alternativ produk pada mesin perontok padi yang
memiliki nilai baik dengan output yang lebih baik dengan cara
memodivikasi rol bergerigi pada mesin perontok padi
3
1.4 Manfaat Penelitian.
1. Memperoleh hasil rancangan yang lebih baik pada rol bergerigi pada
mesin perontok padi mekanik.
2. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi
kerja dari alat perontok padi.
3. Menentukan hasil yang terbaik dalam prosses pemilihan alternatif alat
perontok padi dengan nilai (value) yang tinggi dan biaya yang lebih
rendah.
1.5 Batasan Masalah.
Dengan mempertimbangkan keadaan dan objek peenelitian dengan
keterbatasan waktu yang ada, maka diadakannya pembatasan masalah agar tidak
ada penyimpangan dan lebih terarah kepada masalah atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini digunakan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada bagian rol mesin perontok padi.
2. Mesin pembanding yang digunakan adalah mesin yang dipakai oleh
penduduk desa Pereng dan desa Mojo Puro.
1.6 Asumsi-asumsi
Untuk membantu memecahkan masalah, ada beberapa asumsi yang digunakan
yang berkaitan dengan pengumpulan data, yakni:
1. Selama penelitian proses produksi berjalan dengan normal atau tidak
mengalami perubahan di keadaan sebelumnya.
2. Responden adalah orang yang mampu menggunakan dan memahami
mesin perontok padi.
3. Selama penelitian berlangsung tidak ada perubahan harga material
yang dipergunakan untuk perancangan.
4. Operator sama
4
1.7 Sistematika Penelitian
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang semua yang melatar belakangi
dilakukannya penelitian ini, kemudian permasalahan yang diteliti,
selain itu juga dijelaskan tentang tujuan dan manfaat yang
diperoleh dari penelitian ini, dan juga disertai batasan serta asumsi
yang digunakan dalam penelititan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini menjelaskan tentang teori yang berhubungan dengan
penelitian alat rol bergerigi pada mesin perontok padi mekanis,
teori-teori tersebut dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian.
BAB III Tinjauan Pustaka
Mengurai teori dan konsep yang dijadikan sebagai dasar atau
landasan dalam penelitian, selain itu diuraikan pula rumusan
teoritis yang digunakan dalam pengolahan data.
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini menjelaskan tentang data-data yang dikumpulkan
selama penelitian yang berguna untuk memecahkan masalah yang
diteliti. Pengumpulan data ini ditempuh dengan jalan wawancara
maupun pengumpulan data histories dari mesin sebelumnya, yang
selanjutnya dilakukan pengolahan data yang sesuai dengan
metodologi penelitian yang dilakukan.
BAB V Analisa dan interpretasi
Dalam bab ini dilakukan analisa terhadap hasil dari tahap
pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB VI Kesimpulan dan Saran.
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang didapatkan pada
penelitian ini. Yang selanjutnya dari kesimpulan tersebut dapat
diberikan suatu saran atau usulan kepada pihak terkait.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mesin Perontok Padi Mekanik.
Mesin perontok padi Mekanis memiliki peran penting selain pelaku kerja
itu sendiri. Yang dimaksud mesin perontok padi mekanis itu sendiri adalah di
mana fungsi alat tersebut sebagai pemisah antara gabah padi dengan tangkai padi
itu sendiri.
2.2 Rekayasa Nilai
Salah satu teknik yang terkenal dan memiliki potensi keberhasilan
cukup besar dalam mengendalikan biaya adalah rekayas nilai (vale
engineering). Metode ini menggunakan pendektan dengn mengalisis nilai
terhadap fungsinya. Proses yang ditempuh adalah menekankan
pengurangan biaya sejauh mungkin dengan sejauh mungkin dengan tetap
memelihara kualitas serta reabilitas yang diinginkan.
Sejarah perkembangan rekayasa nilai itu sendiri dikembangkan
pada awal perang dunie ke II oleh Laawrence D. Milles (purchasing
manajer) pada tahun 1947 dari perusaan General Electric-USA, sewaktu
melayani keperluan alat perang dalam jumlah yang besar. Di tujukan
pertama-tama untuk mencari biaya yang ekonomis bagi suatu produk, pada
saat itu mengalami kesulitan untuk mendapatkan asbes atau bahan tahan
api, kemudian muncul gagasan apakah fungsi asbes tersebut bisa
digantikan sejenis kertas yang sulit terbakar. Dan hasil penelitiannya
trnyata abes bisa digantikan oleh kertas yang sulit terbakar.
2.2.1 Perkembangan Rekayasa Nilai
1. Tahun 1954 departemen pertahanan USA memperkenalkan
konsep rekayasa nilai. Pada saat itu departemen pertahanan
USA harus membeli pralatan atau persenjataan yang lebih baik
dengan anggaran yang sangat terbatas.
5
6
2. Selanjutnya dalam Armed Service Procurement Regulation
yang dikeluerkan oleh departemen pertahanan USA setiap
pihak terikat kontrak harus menerapkan konsep rekayasa nilai.
3. Tahun 1959 Sciety of American Valeu Engineering didirikan.
4. Tahun 1960 rekayas nilai diperkenalkan di jepang dan
menjelang tahun 1964 telah diterpkan lebih dari 100
perusahaan.
5. Tahun 1965 didirikan Society of Japanese Value Engineering.
6. Tahun 1970 rekayasa kualitas disebarkan di daerah eropa,
khususnya daerah jerman barat dimana rekayasa nilai di
standarisasi menjadi DIN standart.
7. Di Indonesia aplikasi rekayasa nilai pertama kali diterapkan di
departemen pekerjaan umum pada tahun 1973 yaitu pada saat
membangunan jalan layang lawang Jakarta.
2.2.2 Pengertian Rekayasa Nilai
Ada beberap definisi tentang rekayas nilai, antara lain:
1. Rekayasa nialai adalah suatu pendekatan yang bersifat kreatif
dan sistematis dengan tujua untuk mengurangi biya yang tidak
diperlukan.
2. Rekayasa nilai merupakan suatu penerapan yang sisrtematis
dari sejumlah teknik untuk mengidentifikasikan fungsi suatu
benda atau jasa dengan member I nilai terhdap masing-
masaingfugsi yang ada serta mengembangkan sejumlah
alternative yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut.
3. Rekayasa nilai adalah usaha yng sistematis yang diarahkan
untuk mencpai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya,
kebndala dan penampilan dari suatu system atau produk.
4. Rekauasa niulai adalah usaha yang terorganisir sewcara
sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang te lah diakui
yaituh tekik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa.
7
Dengan kata lain, rekayasa nilai bermaksud memberikan
suatu yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan degan
memakai teknik yang sistematis untuk menganalisis dn
mengendalikan total biaya produk. Rekayasa nilai akan membantu
membedakan dan memiasahkan antara yang diperlukan dan yang
tidak diperlukan dimana dapay dikembangkan alternatif yang
memenuhi keperluan dengan biaya terendah.
2.3 Cost Reduction Lewat Pendekatan Value Engieerig
Prinsip penurunan biaya dalam konsep rekayasa nilai yaitu
dengan meggunakan pendekata yang terpusat pada desain dan
membutuhkan waktu untuk mencapai hasil nyata lewat analsis fungsi dan
desain kembali produk .
2.3.1 Pendekatan yang berorientasi Konsumen
Nilai adalah sesuatau yang diterpka oleh konsumen yang memakai
produk atau jasa.Produk di beli atas dasar kegunaanya atau fungsinya,
dengan kata lain konsumen membayar bukan sekedar bedanya akan
tetapi untuk performansi yang diharapkan, bila suatu produk yang dibeli
tidak nyaman dipakai atau mudah rusak barang tersebut tidak mempunyai
nilai. Awal proses penyelesaian masalah dengan menggunakan rekayasa
nilai adalah memikirkan jenis nilai atau fungsi apa yang dibutuhkan untuk
suatu produk. Rekayasa nilai berusaha memenuhi menemukan fungsi yang
diminta oleh konsumen dengan biaya yang lebih rendah.
8
Anggaran Harga Pasar Biaya+Profit
Produk jasa Fungsi Kebutuhan
Kompas Menunjuk arah Mengetahui Arah
Kulkas Menjaga Suhu Simpan Makana
Tape Memutar Kaset Mendengar musik
(Manufaktur) (Konsumen)
Gambar2.1. Contoh Pendekatan berorientasi konsumen
2.3.2 Pendekatan Berorientasi Fungsi
Profit bias ditambah dengan cara manaikkan harga produk,
meningkatka volume penjualan, mengurangi biaya produk. Karena
persaingan yang ketat menaikkan harga produk sulit diterpkan. Alternatif
yang dimungkinkan adalah mengurangi biaya produk, pengurangn biaya
produk terdiri dari ongkos bahan dan biaya tenaga kerja lewat analisis
konvensional tidak akan memberikan hasil yang memadai.
Biaya produk dikelompokkan menjadi:
1. Biaya utama (primary cost) yakni biaya yang diperlukan
untuk menegakkan fungsi utama dari suatu produk.
2. Biaya yang diperlukan untuk melakukn fungsi skunder.
Fungsi –fungsi sekunder terdiri dari fungsi-fungsi yang dianut oleh
para pemakai dan yang ditambah oleh konsep desain guna mencapai
fungsi –fungsi utama, selain itu masih banyak fungsi yang tidak perlu
diberikan untuk spesifikasi-spesifikasi yang tidak berlebihan, misalnya
faktor keselematan yang berlebihan atau selera para perancang.
9
Dengan adaptasi pendektan berorientasi fungsi, pertama-tam
rekayasa nilai membuang fungsi-fungsi yag tidak diperlukan kemudian
dapat ditiadakan dengan merubah konsep desain.
Gambar 2.2 Hubungan antara Biaya Produksi dengan Harga Pasar
2.4 Nilai Value
Beberapa macam nilai (Value)
1. Esteem Value/ Nilai Kebanggaan
Adalah suatu nilai yang di tentukan oleh besarnya pegeluaran
(price) untuk mencapai suatu keinginan dalam suatu proyek.
Esteem Value (V) = )(Pr)(
PiceDDesirel
Tinggi rendahnya keigiann sangat subjektif, tiap individu tidak
sama. Oleh karena itu nilai sulit ditngani rekayasa nilai.
Esteem Value (V) = )(Pr)(
PiceDDesirel
Nilai pakai ditentukan oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk
mencapai fungsi suatu produk. Bila nilai produk bias di capai
dengan biaya murah, maka dikatakn produk bernilai tinggi.
Use Value (V)= )(
)(CCost
FFungsi
3. Cost Value/ Nilai biaya
Nilai ini merupakan jumlah biaya material. Ongkos personil,
biaya overhead dll yang diperlukn untuk memproduksi dan
menjual produk.
Provit: Direncanakan
Oleh manufaktur
Harga Pasar: yang ditentukan
oleh pasar
Produksi: Biaya yang Ditargetkan
10
4. Exchange/ Nilai tukar
Nilai yang dihasilkan karena membandingkan produk yang satu
dengan yang lain
Nilai dpt dirumuskan sebagai rasio antara performansi yang
ditampilkan olehsuatu fungsi terhadap biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan fungsi.
Value= Biaya
ePerformanc
Dimana:
Performance = keuntungan manfaat yanga diperoleh dari
fungsi- fungsi produk
Biaya = biaya total yang dikelurkan untuk
mendapatkan semua fungsi yang diinginkan
Dalam lingkungan industri pegertian ilai adalah use
value, eesten value dan cost value yang erupakan gabungan
dari keduanya. Total nili dari suatu oroduk merupakan
jumlah use value dan eesten value.
2.5 Peningkatan nilai ( Value) Dalam VE
Suatu produk dibeli karena fungsinya, dan nili suatu
produk ditentukan oleh fungsi dan biaya
Use Value (V)= )(
)(CCost
FFungsi
Bila dua produk mempuyai fungsi yang sama, produk
dengn biaya lebih rendah mempuyai nilai yang lebih tinggi. Bila
biaya sama dialokasikan ke tiap produk, produk uang mempunyi
fungsi lebih baik akan mempunyai nilai uang lebih tinggi.
2.6 Tenik Rekayasa Nilai
Agar rekayasa nilai memperoleh hasil yang diharapkan perlu digunakan
teknik-teknik yang didasarkan atas pengertian bahwa rekayasa nilai banyak
11
berurusan langsung dengan sikap dan perilaku manusia, dengan masalah-masalah
pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan.
Teknik ini trerutama digunakan untuk pekerjaan desain angineering pada
wal proyek, dimana para ahli semula bependapat bahwa proyek tersebut sudah
merupakan alternative yang terbaik. Diantara teknik mengenai rekayasa nilai ,
teknik yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Bekerja Atas Dasar Spesifik
Mengarahkan analisis persoalan kepad bagian atau area yang spesifik,
pilih suatu area tertentu untuk dipelajari secara mendalam.
2. Dapatkan Informasi Dari Sumber Terbaik
Tidak mudah mengetahui dan mendaapatkan sumber informasi yang
tepat dan terbaik.Untuk maksud tersebut diusahakn dri berbagai
sumber dan kemudian dikaji dan di saring
3. Hubungan antar manusia
Sama bobotya dengan penguasaan teknis, keberhasila program
rekayasa nilai tergantung pengertian dsar hubungan antar manusia,
bagaimana bekerja sama dengn semua pihak yang ikut beperan.
Pentingny hubungan tersebut tergantung dari besarnya ketergantungan
dari masing-masing pihak. Dalam kegiatan rekayasa nilai, derajat
ketergantungan relatif cukup tinggi, sehingga penguasaan hubungan
yang baik akan amat menentukan keberhasilan program rekayasa nilai.
Masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Pada tahap informasi, mutu unformasi tergantung atas sikap dan
kerjasama dari nara sumber
b. Pada tahp spekulasi, gagasan-gagasan yang baik akan muncul dari
mereka yang termotivasi dengan adanya program.
4. Kerjasama tim
Menyusun suatu tim rekayasa nilai yang dapat bekerhja sama
pentingnya dengan proses rekayasa itu s endiri. Dalam hal ini minimak
4 keritaria yang perlu diperhatikan, yakni disiplin yang diwakili oleh
peranan, jumlh nggota dan kompetensi dari masng masing anggota
12
yang bersangkutan. Jenis obyek(masalah) menentukan komposisi
disiplin disertai tugas untuk menanganinya. Bila tim rekayassa nilai
disusun dari tenaga-tenaga dalam perusahaan yang bersangkutan
(bukan dari konsultan) umumnya komposisi tersebut terdiri dari dari
hal-hal berikut ini:
a. Mereka yang memiliki masalah
b. Mereka yang ditugaskan memecahkan masalah
c. Mereka yang terkena dampak pemecahan masalah
Bila tidak diikut sertakan, seringkali butir terakhir akan kurang
mendukung realitas hasil-hasli usulan tim, bila usulan tersebut
kurangmenarik bagi bidangnya.
5. Mengatasi Rintangan
Rintangan merupakan hal yang tidak asing dalam proses menuju
kemajuan. Untuk menghadapiya rekayasa nilai disusun s ebagai
berikut:
a. Dikaji apakah rintangan kemungkinan besar akan terjadi atau
hanya imajinasi
b. Bila kemungkinan besar akan terjadi, rinyangan dianalisis lebih
jauh dan ditentukan tindakan yang diperlukan untuk
mengatasainya.
Pengkajian yang sistemastis dan seksama dengan mengklarifikasi Janis
dan sebab rintangan, akan mempermudah mengamibl langkah-langkah
untuk mengatasinya.
2.7 Definisi Perontok Padi Mekanik
Mesin perontok padai merupakan mesin yang mempunyai rol
bergerigi yang berfungsi untuk memisahkan gabah padi dengan
tangkainya, daya kerja pada rol bergerigi ini sangat vital dengan cara kerja
yang memutar yang disebabkan oleh motor mekanik dengan gerigi-gerigi
yang lancip dengan komposisi yang banyak dan memutari rol yang
bertujuan supaya gabah dan tangkainya terlepas.
13
Jadi fungsi utama rol bergerigi pada mesin perontok padi mekanik
adalah alat pemisah anatara gabah dengan tangakai padi itu sendiri.
Pada mesin perontok padi yang mekanik mempunyai kecepatan
putar yang sama dibandingkan dengan mesin yang lain, sehingga antara
mesin yang satu dengan yang lain akan menghasilkan output yang sama
pula. Dari penulisan diatas maka ukuran rol bergerigi pada mesin perontok
padi sangat berperngaruh terhadap output yang dihasilkan oleh kinerja
mesin tersebut. Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk mengubah poros
bergerigi sehingga diharapkan akan mendapatkan output yang lebih baik
dari rol yang lama.
2.8 Rencana kerja Rekayasa Nilai
Rencana kerja rekayasa nilai yang lazim digunakan terdiri dari 5
tahap, yakni:
1. Tahap Informasi
2. Tahap Kreatifitas
3. Tahap Evaluasi
4. Tahap Pengembagan
5. Tahap Presentasi
Meskipun re ncana kerja rekayasa nilai dipisahkan dalam 5
tahapan bebeda, dalam kenyartannya cenderung untuk bergabung dan
berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
1 2 3 4 5
Gambar 2.3. Hubungan antara tahapan kerja rekayasa nilai.
14
Keterangan: 1. TahapInformasi
2. Tahap Kreatifitas
3. Tahap Evaluasi
4. Tahap Pengembagan
5. Tahap Presentasi
1. Tahap Informasi
Tahap informasi bertujuan untuk memperoleh suatu pengertian-
pengertia menyeluruh terhdp sisyem, struktur atau bagian-bagian ryang
di teliti, dan mengumpulkan informasi jug merumuskan jawaban atas
pertanyaan yang berhubungan dengan kegunaan
Jenis-jenis inormasi yang dibutuhkan antara lain:
a. Latar belakang atau deskripsi masalah
b. Orang-orang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi
c. Buku-buku atau referensi yang dibutuhkan sebagai informasi
d. Desain yang ada
e. Biaya rancang semula
f. Rencana kerja dan syarat proyek
g. Kriteria-kriteria yang dipakai untuk menghitung performansi
2. Tahap Kreatif
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan berbagai
alaternatif yang memenuhi fungsi utama, kreatifitas seseorang sangat
berperan dalam mendapatkan alternative yang dibutuhkan suatu ide
kreatif biasanya membawa ide baru lainnya, ide bias berupa:
a. Ide asli
b. Perbaikan terhadap suatu ide
c. Kombiasi beberapa ide
d. Pemakaian Analogi
15
3. Tahap Evaluasi/Analisa
Tujuan dari tahap ini adalah mengevaluasi alternative-alternativ
yang dihailkan pad tahap kreativitas, pada tahap ini akan diteliti
kelebihan dan kekurangan dari setiap alternative.
4. Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap pengembangan ini yakni mengembangkan
desain usulan dari rekayasa nilai
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengembangan ini
adalah:
a. Mengembangkan desain awal dan desain usulan
b. Membandingkan desain
c. Mendiskusikan keuntungandn kerugiandri desain yang
direkomendasikan
d. Mediskusikan implikasi dan keuntungan dalam pelaksanaan
desain yang dikombinasikan
5. Tahap Presentasi
Tujuan dari tahap ini adalah menyjikan hasil yang telah
dikembangkan secara lengkap. Presentasi bertujuan untuk menyajikan
pengambilan keputusan, bahwa alternatif yang direkomendasikan
merupakan alternatif terbaik yang menguntungkan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pad saat presentasi adalah:
a. Mengkomunikasikan hasil rekayasa nilai dengn efektiv
b. Menentukn issue pokok yang perlu di tonjolkan
c. Memperhattikan komposisi dan latar belakang audience
d. Menyampaikan masalah dlam bahsa audience
2.9 Metode Fast
FAST (Function Analysis System Technique)Adalah teknik
menyusun diagram secara sistematis untuk mengidentifikasikan fungsi-
fungsi dan menggambarkan kaitan antara fungsi-fungsi tersebut.Fungsi
dinyataka sebagai gabungan antara kata kerja dan kata benda.
16
1. Fungsi utama
Fungsi ini merupakan fungsi bebas yang menggambarkan kegiatan
utama yanga harus ditampilkan system.
2. Fungsi Bebas
Fungsi ini keberadaanya tidak tergantung pada fungsi-fungsi lain
dan bisa berupa fungsi utama atau fungsi skunder
3. Fungsi ikutan
Fungsi ini juga disebut fungsi sekunder dan keberadaannya
tergantung ari fungsi lain yang lebih tinggi tingkatannya
4. Fungsi jalur kritis
Fungsi jalur kritis adalah semua fungsi yang secara berurutan
menjelaskan bagaimana fungsi lain dari pada urutan tersebut
5. Fungsi Pendukung
Fungsi ini diadakan untuk meningkatkan penampilan fungsi-fungsi
dari jalur kritis
6. Fungsi tingkat tinggi
Fungsi ini berbeda pada bagian paling kiri diagram FAST, fungsi
dasr merupakan fungsi tingkat tertinggi yang beradadalam batas
lingkup masalah
7. Fungsi Tingkat Rendah
Fungsi ini berada pada bagian paling kanan dari fungsi lain pada
diagram FAST.
8. Lingkup Masalah
Lingkup masalah adalah batas-batas pembahas dari masalah yang
dihadpi. Pada diagram diagram FAST lingkup masalah ditunjukkan
sebagai daerah yang di batasai dua garis vertikal yang masing-
masing berbatasan dengan fungsi tingkat tinggi dan fungsi tingkat
rendah.
Diagram FAST disusun berdasarkan hirarki fungsi, fungsi tingkat
tinggi diletakkan kiri sedangkat fungsi tingkat rendah diletakkan di
sebelah kanan. Pembuaatan diagram FAST biasanya dimulai dari fungsi
17
dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dasar berada dalam
lingkup masalah yang akan dibahas, sedangkan fungsi tingkat rendah
diluar batas lingkup masalah. Fungsi-fungsi diluar batas lingkup masalah
merupakan suatu keadaan yang harus diterima.
Pada diagram FAST ruang lingkup masalah ditunjukkan sebagai
daerah yang dibatasi oleh dua garis verikal yang masing-masing berbatasn
dengan fungsi tingkat tiunggi dan fungsi tingkat rendah, penyusunan
fungsi dalam diagram fast dilakukan dengan menggunakan dua buah
pertanyaan, yaitu: Bagaimana(how) dan mengapa(why)
How? Why?
Lingkup Masalah
Fungsi Pendukung
Fungsi Skunder
Fungsi Skunder
Fungsi Tingkat Rendah
Fungsi Pendukung
Fungsi Pendukung
Fungsi Pendukung
Fungsi Primer
Fungsi tingkat tertiggi
Diagram FAST (Function Analisis System Technique)
18
2.10 Analitichal Hierarchy Proces (AHP)
AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, AHP dikembangkan
sebagai alat pengambilan keputusan yang berasal dari kombinasi data
obyektif dan subyektif.
Ada tiga prinsip penyusunan AHP, yakni:
1. Penyusunan Struktur Hierarchy
a. Identifikasi elemen-elemen masalah.
b. Pengelompokan elemen-elemen dalam kelompok yang homogen.
c. Mengtur kelompok dalam tingkatan yang berbeda-beda.
d. Tingkat atas berisi saru elemen yang merupakan tujuan pokok atau
disebut juga sebagai focus.
e. Tingkat bawahnya merupakan uraian di tingkat, di atasnya, lebih
spesifik.
Contoh:
AB AA AC
A
2. Penentuan Prioritas
a. Besar kecilnya konteribusi masing-masing elemen untuk
mencapai fokus.
b. Disusun berdasarkan tingkat relatif kepentingannya untuk masing-
masing elemen.
3. Konsistensi Logical
Konsistensi CR, Consistensi Ratio
Jika CR<0.10 Data konsisten
Jika CR>0.10 Data tidak konsisten
19
BAB III
MOTODE PENELITIAN
Penelitian merupakan proses yang panjang, berasal dari minat untuk
mengetahui masalah tertentu dan selanjutnya menjadi gagasan konsep
teraktualisasi dan seterusnya.. Tiap tahap merupakan penentuan sikap berikutnya,
oleh karena itu harus dilakukan dengan cermat kritikal dan sistematikanya.
Selanjutnya dari setiap tahap yang akan dijabarkan satu persatu untuk
menjelaskan prosedur ilmiyah yang ditempuh untuk memberikan panduan dan
arahan bagi peneliti.
3.1 Kerangka Penelitian
Dalam memecahkan sesuatu permasalahan yang penulis tengahkan ini
perlu adanya kerangka penelitian sebagai pegangan dalam menyelesaikan masalah
yang ada,. Mulai dari awal sampai akhir, kerangka penelitian ini berguna untuk
mempermudah bagi penulis untuk menyelesaikan masalah yang ada, karena sudah
adanya alur yang jelas mengenai bagaimana yang harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum mengrjakan tahapan penelitian yang lain. Untuk memperjelas uraian
diatas maka penulis membuat kerangka penelitian sebagai berikut:
19
20
Identifikasi Permasalahan
Perumusan Masalah
Tujuan Pnenelitian
Pengumpulan Data kuisioner Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif
Study Literatur Study Lapangan
Hasil dan pembahasan
Studi lapangan
Pengolahan Data standart five phase Job plan:
1. Tahap informasi 2. Tahap kreativitas
3. Tahap evaluasi/analisa 4. Tahap pengembangan 5. Tahap presentasi
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Flow Chart kerangka penelitian
21
3.2 Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan digunakan untuk mengidentifikasikan dan
merumuskan permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian, survey
ini dilakukan di Desa Pereng dan Mojopuro Kec. Bungah Kab. Gresik.
3.3 Langkah-langkah Penelitian
Merupakan suatu cara agar permasalahan yang terjadi dapat
terselesaikan pada suatu penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian
tersebut adalah :
1. Identifikasi Masalah
Melakukan analisa untuk mengetahui apa saja yang sedang dihadapi
oleh pengguna perontok padi tersebut.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini dilakukan agar sesuai yang dengan tujuan yang
hendak dicapai oleh penululis dan memperjelas ruang lingkup pokok
permasalahan yang dihadapi.
3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisa dan mengevaluasi rol pada mesin perontok padi
yang terbaik
Mendapatkan alternaitv produk yakni mesin perontok padi yang
terbaik yang memiliki performansi baik yang menghasilkan output
yang lebih baik.
4. Study Literatur.
Disini peneliti melihat pokok permasalahan yang diambil, peneliti
berusaha memecahkan permasalahan dengan melihat litertur-literur
atau buku-buku yang sudah di pelajari anatara lain literatur tenteng
VE, AHP, FAST, matrik kelayakan, matrik evaluasi.
5. Study Lapangan
Merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti untuk
mendapatkan informasi mengenai permasalahan dalam alat kinerja rol
pada alat perontok padi sebelumnya
22
6. Pengumpulan Data
Adapun pendekatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan persoalan yang ada pada penelitian ini, berupa :
a. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku atau
karya tulis ilmiah yang ada hubungannya dengan objek atau
penelitian yang dilakukan
b. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari lantai produksi yang dalam hal
ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Data primer ini didapatkan
melalui beberapa teknik sebagai berikut :
1) Observasi
Metode ini mengambil data secara langsung pada objek yang
akan diteliti dan membuat catatan sistematik tentang pengamatan
tersebut.
2) Interview
Dengan mengumpulkan data dengan cara wawancara secara
langsung dengan pemakai perontok padi mekanik tersebut atau
instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian.
7. Penentuan Data
Dalam menentukan data, rekayasa nilai menggunakan metode
Delphi, metode ini merupakan cara sistematis untuk
mendapatkan keputusan bersama dari suatu tim yang terdiri dari
para ahli dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. Tim ini
tidak bertemu secara bersamaan dalam suatu forum utnuk
berdiskusi tetapi mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan
tidak boleh saling berunding. Hal ini dilakukan utuk menghindari
pendapat yang bias karena pengaruh kelompok pendapat
yangberbeda secara signifikan dari ahli yang lain, dalam tim
tersebut akan ditanyakan lagi kepada yang bersangkutan
23
sehingga akhirnya diperolehangka estimasi pada interval tertentu
yang dapat diterima.
8. Pengolahan Data
Dari pengumpulan data diatas, selanjutnya kita melakukan pengolahan
data dengan penerapan metode rekayasa nilai melalui 5 phase job plan.
9. Hasil Pembahasan
Analisa hasil pembahasan disini menggambarkan bagaimana output
yang telah diteliti atau dibuat oleh penulis yang dihasilkan dari tahap
penelitian sebelumnya
10. Kesimpulan dan Saran
Untuk langkah terakhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran untuk
penelitian yang selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan yang ada
pada perusahaan tersebut supaya diperoleh suatu manfaat dari
penelitian ini.
24
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Analisa fungsi Rol
Identifikasi komponen Rol
Pengumpulan data dan informasi
Pembuatan diagram fast di Rol
Memunculkan alternatif jenis-jenis Rol
Tahap Analisa
Tahap Kreatif
Tahap Informasi
Tahap Persiapan
Menentukan alternatif pilihan Rol
Menetukan kriteria Rol pilihan
Analisa keuntungan & kerugiaan dari setiap Rol
Menentukan bobot
kreteria
Analisa biaya alternatif terpilih & alternatif awal
Perhitungan value Pemilihan alternatif terbaik berdasarkan value tertinggi
Gambaran alternatif terbaik
kesimpulan
Presentasi alternatif terbaik
Matriks kelayakan
Menentukan kriteria matriks
kelayakan
Analisa matriks
kelayakan
Menentukan kreteria matrik evaluasi Matriks evaluasi
Memilih beberapa alternatif terpilih & alternatif
awal Analisa matriks
Tahap Pengembang
Gambar 3.2. Flow Chart Pemecahan Masalah
25
Indetifikasi masalah
Identifikasi masalah diperlukan guna mensinyalir adanya
ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan di lapangan
Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan identifikasi dalam pengumpulan data
merupakan hal pokok sebagai metode dalam perolehan data.
Pengumpulan data dan informasi
Dibahas hal – hal yang berkaitan dengan Rol dengan jalan menggali
semua informasi dan data yang dibutuhkan berdasarkan pertanyaan –
pertanyaan kunci pada rencana kerja rekayasa nilai. Pembahasan akan
dilakukan pada produk Rol untuk memilih alternatif yang terbaik.
Indentifikasi komponen Rol
Indentifikasi komponen Rol sudah dijelaskan pada bab II yang sudah
terperinci
Analisa fungsi Rol
Dipilihnya obyek penelitian ini disebabkan karena mengingat
pentingnya Rol pada mesin perontok padi yang mempunyai peran
penting dalam hal pertanian khususnya dalam bidang persawahan
Pembuatan diagram fast di Rol
Setelah menganalisa fungsi Rol lalu dilanjutkan pembuatan diagram
fast yang sudah diterangkan juga di bab II
Memunculkan alternatif jenis-jenis Rol
Dalam tahap ini akan di munculkan sebanyak mungkin alternative
jenis-jenis Rol.
Menentukan alternative pilihan Rol
Alternatif Rol yang selanjutnya tersebut akan di seleksi untuk
mendapatkan alternatif yang potensial untuk dilakukan penghematan
biaya. Pengambilan alternatif Rol berdasarkan hasil penelitian
lapangan dimana semua jenis Rol yang didapat, di ambil sebagai
alternatif pilihan.
Menentukan kriteria Rol pilihan
26
Pada tahap analisa akan dilakukan analisa terhadap alternatif –
alternatif Rol yang muncul.
Analisa keuntungan & kerugian dari setiap Rol
Analisa tersebut meliputi analisa keuntungan dan kerugian dari tiap –
tiap alternatif yang diusulkan.
Adapun para ahli yang bertindak sebagai responden adalah :
a. Penggunaan / pemakai Rol.
b. Tukang servis / mekanik.
c. Para ahli di bidang Prontok padi mekanik.
d. Para dealer dari masing – masing jenis Rol yang diambil sebagai
alternatif yang diusulkan.
Matrik kelayakan
Pada tahap ini akan diberikan kuisioner yang berisikan pertanyaan
tentang tingkat prioritas kriteria dan memilih tingkat prioritas kriteria
dan memilih tingkat kepentingan berdasarkan tingkat prioritas yang
telah di pilih.
Menentukan kriteria matriks kelayakan
Pada tahap ini responden diminta untuk memilih tingkat kepentingan
yang diinginkan untuk tiap – tiap alternatif Rol yang di ambil dengan
jalan memberikan pendapat sesuai dengan bidang ilmu serta kenyataan
– kenyataan di lapangan.
Analisa matriks kelayakan
Berdasarkan data penilaian untuk penentuan tingkat prioritas kriteria
dan data penentuan tingkat kepentingan untuk setiap alternatif, maka
dapat di analisa keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif
Memilih beberapa alternatif terpilih & alternatif awal
Pemilihan beberapa alternatif yang ada dengan alternatif awal dipilih
yang mempunyai nilai terbaik yang dipilih oleh konsumen yaitu para
petani.
Menentukan kreteria matriks evaluasi
27
Perhitungan performasi di peroleh dari perhitungan alternatif –
alternatif yang di pilih dengan nilai pembobotan tiap – tiap kriteria.
Menentukan bobot kreteria
Pembobotan kriteria di lakukan dengan menggunakan metode
perbandingan berpasangan atau Analitic hierarki process berdasarkan
tingkat kepentingannya.
Analisa matriks
Tujuan dilakukannya perhitungan dengan menggunakan matriks
kelayakan adalah untuk menyeleksi alternatif – alternatif yang diambil
agar lebih memenuhi tujuan yang diinginkan
Matriks evaluasi
Pada analisa evaluasi akan dilakukan analisa terhadap beberapa
alternatif terpilih yang di ambil berdasarkan urutan rangking terbaik
yang telah dihasilakn pada matriks kelayakan. Pada matriks evaluasi
ini di ambil sebanyak lima terbaik dan di tambah alternatif awal yang
telah di tetapkan sebelumnya. Pada analisa matriks evaluasiakan di
gunakan lima kriteria sebagai bahan pertimbangan di dalam
memberikan penilaian.
Cara penilaian yang dilakukan pada matriks evaluasi dengan kriteria
yang diambil terhadap alternatif – alternatif yang dipilih adalah
sebagai berikut.
• Sangat baik di konversikan dengan angka 5
• Baik di konversikan dengan angka 4
• Cukup di konversikan dengan angka 3
• Kurang di konversikan dengan angka 2
• Sangat kurang di konversikan dengan angka 1
Analisa biaya alternatif terpilih & alternatif awal
Dalam analisa biaya akan dilakukan perhitungan terhadap semua biaya
yang di keluarkan atau yang dutuhkan.
28
Perhitungan analisa biaya tersebut meliputi :
• Biaya operasi
• Biaya pemeliharaan
Perhitungan value
Berdasarkan hasil analisa pada tahap sebelumnya di peroleh nilai
performasi : Biaya operasi dan biaya pemeliharaan, maka nilai tersebut
akan dibandingkan sehingga di peroleh suatu nilai (value) sebagai
bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif Rol yang terbaik.
Perhitungan nilai di tentukan dengan rumus :
Di mana : V = nilai ( value )
P = performasi
C = biaya ( cost )
P= V C
Nilai P merupakan angka besaran, maka perlu di konversikan menjadi
satuan biaya, pengkonversian di peroleh dengan melakukan
perbandingan alternatif awal dengan ke – n yaitu :
Vo = Vn
Pn = Po
Co Cn
Co/ Pn = Cn
Po
C’n =Pn= Cn
Cn Cn
Di mana : Vo = Nilai (value) alternatif awal
Vn = Nilai (value) alternatif ke – n
Po = Performasi alternatif awal
Pn = Performasi alternatif ke – n
Co = Biaya alternatif awal
Cn = Biaya alternatif ke – n
C’n = Performasi alternatif ke – n
C’n = satuan besaran nilai rupiah untuk performasi sebesar Pn
Pemilihan alternatif terbaik berdasarkan value tertinggi
Akan dilakukan analisa biaya dan pengitungan value dengan
menggunakan nilai performasi yang diperoleh dari hasil analisa dengan
menggunakan matriks kelayakan untuk setiap alternatif terpilih dan
alternatif awal.
29
Gambaran alternatif terbaik
Tahapan ini sudah terpilihnya alternatif terbaik yang sudah dipilih
melalui value tertinggi yang sudah diterangkan pada tahan yang ada
diatas.
Presentasi alternatif terbaik
Merupakan tahapan dari pada rencana kerja rekayasa nilai, dimana
pada tahap ini akan di presentasikan alternatif terbaik yang di pilih
serta akan di sajikan laporan lengkap hasil evaluasi yang
memperlihatkan kelebihan – kelebihan dan keuntungan – keuntungan
dari alternaif tersebut.
kesimpulan
Dari semua yang tersebut diatas diambil kesimpulan yang tepat
sebagai sebuah keputusan untuk mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapi
.
30
DAFTAR PUSTAKA
A’an Dwi Yulianto, “Pemilihan Mesin Sanding Untuk Meningkatkan Kinerja Dengan Pendekatan Vale Enginering Dan Analytical Hyerarchy Process”,
Universitas Muhammadiyah Gresik, 2006. Edward. D. Heler, “Value Management : Value Engineering and Cost
Reduction”, Addison Wesley Publishing Co, 1980. Hari Supriyanto, “Analisa Keputusan pada Penentuan Pemilihan Produk (mesin) dengan Pendekatan Value Engineering”, Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya, 2000. Leksono Eko Budi, “Penerapan Rekayasa Nilai Desain Kemasan Cerutu di
EX PTP XXVII Jember”, Institut Teknologi Nasional Malang, 1996. Mulyono Sri, “Operations Research”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1991. Nainggolan Rosa L, “Penerapan Value Engineering Untuk Menekan Biaya Pembangunan Perumahan Type 70 di Griya Kebraon Asri Surabaya”,
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 1994. Nasir Achmad, “Pemilihan Air Compressor Yang Mempunyai Value Terbaik Dengan Pendekatan Value Engineering”, Universitas Muhammadiyah
Gresik, 2003.