bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - digilib.uwp.ac.id.pdf · pengukuran tingkat efektifitas...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan industri kimia yang listing dalam BEI merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pembuatan produk. Salah satu tujuan dari sebuah
perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi.
Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan
mengetahui seberapa besar profitabilitas yang dimiliki Weston dan Brigham
(1991). Dengan mengetahui profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat
memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA)
sebagai alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan rasio
terpenting dalam rasio profitabilitas. Sedangkan menurut Bambang Riyanto
(2001), return on asset (ROA) merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah
memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada
perusahaan. Rasio ROA sering kali digunakan oleh top manajemen untuk
mengevaluasi unit-unit usaha yang multidivisional. Manajer divisi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap aktiva yang digunakan dalam divisi tersebut, tetapi
kurang mempunyai pengaruh terhadap bagaimana aktiva tersebut dibiayai karena
divisi tersebut tidak merancang untuk mencari pinjaman sendiri, pengeluaran
obligasi maupun saham.
1
2
Agar dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh perusahaan,
manajer keuangan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar
terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-
masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah
untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalis dampak negatif yang timbul.
Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh
terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas asset
yang terjadi dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan seberapa besar laba yang akan diperoleh perusahaan. Semakin lama
waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan produksi, maka
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik untuk
pemeliharaan ataupun biaya produksi. Lamanya periode perputaran dari beberapa
faktor yang ada, akan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan.
Setiap perusahaan harus mempunyai tingkat persediaan yang berimbang.
Persediaan produk dalam perusahaan harusnya disesuaikan dengan jumlah
kebutuhan konsumen. Setiap perusahaan memiliki penentuan iron stock yang
dijadikan pedoman perusahaan dalam menentukan jumlah batas persediaan
minimum yang ada dalam gudang.
Persediaan barang adalah elemen utama dari modal kerja perusahaan dagang
dan industri yang digolongkan ke dalam kelompok aktiva lancar yang selalu
dalam keadaan berputar, dimana persediaan barang secara terus menerus
mengalami perubahan. Penentuan jumlah persediaan atau besarnya dana yang di
3
alokasikan atau yang diinvestasikan dalam persediaan merupakan hal yang
penting bagi perusahaan karena mempunyai dampak langsung terhadap
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan. Kesalahan dalam menentukan
jumlah persediaan dapat menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk
meraih keuntungan.
Jumlah persediaan yang terlalu besar dibanding dengan kebutuhan, akan
menyebabkan beban yang harus ditanggung perusahaan menjadi besar seperti
beban bunga, biaya penyimpanan, pemeliharaan gudang, resiko kerusakan,
menurunya kwalitas barang dalam penyimpanan, biaya keamanan dsb, semua itu
adalah faktor yang menyebabkan keuntungan perusahaan berkurang.
Sebaliknya persediaan yang terlalu kecil dapat menghambat operasional
perusahaan berupa tidak tersedianya barang pada saat dibutuhkan sehingga
menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan.
Karena persediaan perusahaan tidak dapat bekerja secara optimal berarti Capital
Asset dan Direct Labor tidak dapat didayagunakan sepenuhnya sehingga biaya
operasional atau produksi rara-rata akan menjadi tinggi yang berakibat
keuntungan yang dapat diperoleh menjadi menurun. Selain mengurangi
keuntungan hal ini juga akan mengguragi solvensi karena sejumlah dana yang
semestinya dapat digunakan untuk ekspansi dan memperbaiki operasi perusahaan
digunakan untuk penyimpanan barang.
Selain persediaan, piutang juga mempengaruhi tingkat keuntungan dari
perusahaan. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca
perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian
4
kredit terhadap debitur. Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap
pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara
kredit.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan
jasa perusahaan secara kredit dan berhak atas penerimaan kas dimasa yang akan
datang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan
kredit pada langganan, melakukan pengiriman barang, penagihan dan pada
akhirnya menerima pembayaran. Dengan kata lain piutang juga dapat timbul
ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan
menerima promes atau wesel.
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan, karena lebih
menarik calon pembeli sehinga volume penjualan meningkat yang berarti
menaikkan keuntungan perusahaan. Mengingat piutang merupakan harta
perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan
cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu
prosedur.
Peputaran piutang akan menentukan keuntungan dalam suatu perusahaan.
Hal ini disebapkan tingkat piutang yang tinggi akan dapat digunakan kembali
untuk proses selanjutnya. Namun jika tingkat perputaran piutangnya terlalu
rendah akan mengakibatkan perusahaan akan mengalami kemacetan dalam proses
selanjutanya sehingga akan berdampak seuatu kerugian pada perusahaan. Hal ini
sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di indonesia bahkan diseluruh
dunia.
5
Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat
efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin
tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan. Selain itu
tingkat perputaran piutang ini akan menggambarkan berapa kali modal yang
tertanam dalam piutang berputar selama setahun.
Perputaran persediaan dan perputaran piutang merupakan unsur aktiva
lancar yang secara kontinyu mengalami perputaran. Perputaran persediaan dan
perputaran piutang mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan melalui
pengelolaan perputaran persediaan dan perputaran piutang secara efektif dan
efisien sehingga modal yang dibutuhkan semakin kecil dan dapat diperoleh
keuntungan dengan tingkat yang tinggi. Jika peputaran ini berlangsung secara
capat maka modal kerja yang terdapat dalam persediaan dan piutang akan dapat
dialihkan kepada proses selanjutnya yang dapat menambah keuntungan dari
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti judul
“Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap
Profitabilitas Perusahaan (Studi pada perusahaan sektor kimia yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2012)”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap profitabilitas
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang
harus diambil untuk kelangsungan usaha.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitiaan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh
secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan?
2. Apakah perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh
secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diteliti oleh penulis, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial perputaran
persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara simultan perputaran
persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan utama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan kegunaan
lain dari penelitian adalah:
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasar pada disiplin ilmu yang
7
diperoleh di bangku kuliah khususnya lingkup manajemen keuangan, dan
menerapkannya pada data yang diperoleh dari objek yang diteliti.
b. Bagi Kalangan Akademik dan Pembaca
Bagi kalangan akademik dan pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah perpustakaan dengan tambahan referensi bagi penelitian
selanjutnya, dengan melihat variabel manakah yang sesuai dengan teori dan
bersifat signifikan. Variabel yang demikian layak menjadi variabel penelitian pada
penelitian selanjutnya.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada perusahaan untuk
segera melakukan evaluasi dan membuat suatu kebijakan yang efisien guna
mengembangkan perusahaan.
8
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.2.1 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio
aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat
keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya menurut Riyanto (2008).
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif.
Jenis-jenis Rasio Aktivitas
Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan
total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu menurut Syamsuddin (2009).
8
9
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik
yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan.
2. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)
Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan
modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi
utang lancar.
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah
modal kerja Sawir (2009).
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan,
atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap Sawir (2009).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau
perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau
ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan
10
halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan
dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
4. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan
tendensi untuk adanya overstock Riyanto (2008).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan
barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai
efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
5. Rata-rata umur piutang
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta
menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau
merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan
membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan
perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.
6. Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat
dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang
tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-
rata.
11
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over
investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin
karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada
perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
2.2.1.1 Perputaran Persediaan
Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting
sebagai berikut: “Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan
normal perusahaan, serta untuk perusahaan kimia, barang-barang yang tengah
diproduksi atau ditempatkan di dalam produksi.”
Menurut Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam prinsip akuntansi Indonesia
menyatakan bahwa istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang
berwujud yang:
a. tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi)
b. masih dalam proses produksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang
dalamproses/pengolahan)
c. akan dipergunakan untuk produksi barang-barang jadi yang akan dijual
(bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka kegiatan normal usaha.
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan barang
adalah semua barang yang terdapat di perusahaan, maupun barang-barang yang
berada diperjalanan dan barang-barang yang dititipkan ke pihak lain.
12
Perputaran persediaan menurut Jumingan (2006) yaitu : “Perputaran
persediaan adalah menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan
kembali selama satu periode akuntansi”.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianti (2005) menerangkan bahwa:
“Perputaran persediaan adalah mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah
dijual selama periode tertentu, misalnya selama satu tahun tertentu”.
Menurut Hanafi dan Halim (2000) menerangkan bahwa : “Persediaan
merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu berputar ”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan
memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu periode
tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu
berubah-ubah.
Dalam penentuaan basarnya persediaan harusnya seimbang dengan
kebutuhan, sebap apabila jumlah persediaan terlalu besar dibandingkan dengan
kebutuhannya maka akan memperbesar terjadinya kerusakan, turunnya kwalitas
juga akan menambah biaya guna pemeliharaan dan penyimpanan persediaan.
Sebaliknya apabila jumlah persediaan terlalu kecil maka akan menghambat proses
produksi sehingga tidak dapat menghasilkan barang yang optimal.
Munawir (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena
penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan
menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
13
Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan
dalam aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan,
kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan. Begitu
pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan
semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Menurut (Kasmir, 2008:180) Perputaran persediaan dapat dihitung sebagai
berikut :
Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah
perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan
menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat
atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga
pokok penjualan dengan persediaan rata-rata.
2.2.1.2 Perputaran Piutang
Kebijakan piutang yang efektif dan prosedur penagihan yang tepat waktu
sangat penting untuk ditetapkan, sehingga dapat mengurangi resiko terganggunya
likuiditas perusahaan akibat adanya piutang tak tertagih. Kebijakan piutang yang
baik adalah kebijakan piutang yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan
dan kerugian dari piutang.
Perputaran Persediaan =
Harga Pokok Penjualan
Persediaan rata-rata
14
Beberapa definisi piutang menurut para pakar:
1. Martono dan Harjito (2007), piutang dagang (account receivable)
merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau
pihak lain yang membeli produk perusahaan”.
2. Horne (2005) mengatakan “piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam
dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau
memakai jasa secara kredit”.
3. Smith (2005) mengatakan “piutang dapat didefinisikan dalam arti luas
sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa.
Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai
klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”.
Pengertian piutang secara umum adalah tuntutan atau klaim antara pihak
yang akan memperoleh pembayaran dengan pihak yang akan membayar
kewajibannya, atau dapat disebutkan sebagai tuntutan kreditur kepada debitur
yang pembayarannya biasanya dilakukan dengan uang. Pengelolaan piutang
secara efisien sangat diperlukan karena akan berpengaruh langsung terhadap
peningkatan pendapatan. Meningkatnya proporsi piutang dalam laporan keuangan
perusahaan akan membuat piutang menjadi bagian yang harus ditangani secara
seksama.
Rasio perputaran piutang merupakan perbandingan antara jumlah penjualan
kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah
piutang akhir dibagi dua). Tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable
turnover) mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
15
diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi turnover-nya berarti semakin cepat
perputaran piutangnya, sebaliknya semakin rendah turnover-nya berarti semakin
lambat perputaran piutangnya.
Munawir (2005) mengemukakan bahwa “Makin tinggi perputaran
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya
kalau rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga
memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karna bagian kredit dan penagihan
bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian
kredit”.
Sartono (2010) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya
piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas.
Riyanto (2001) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang
memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Sedangkan
Bramasto (2008) menyatakan bahwa perputaran piutang berasal dari lamanya
piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan
barang atau jasa secara kredit.
Di dalam usaha pengumpulan piutang, perusahaan haruslah berhati-hati agar
tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha menagih piutang dari para pelanggan.
Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya
perusahaan menunggu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar
sebelum menerapkan prosedur-prosedur penagihan piutang yang sudah
ditetapkan.
16
Kebijaksanaan pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur
yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang-piutangnya bilamana sudah
jatuh tempo. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam pengumpulan
piutangnya secara aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu melihat latar
belakang kemampuan finansial pelanggan yang diberikan kredit, sehingga dapat
diputuskan cara penagihan yang tepat Syamsuddin (2000).
Berikut adalah rumus perputaran piutang usaha (receivable turnover)
sebagai berikut :
2.2.2 Profitabilitas
2.2.2.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh
(Husnan, 2001) bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati(2005) Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) yang akan
menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Prolitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan
laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan
Perputaran Piutang =
Total Penjualan Kredit
Piutang Rata-rata
17
pernyataan Shapiro (1991) Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi
kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan peurusahaan
untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah
akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan
itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
pengelolaan badan usaha tersebut.
Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan
apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan
datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha
maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
2.2.2.2 Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan
Penilaian profitabilitas adalah proses untuk menentukan seberapa baik
aktivitas-aktivitas bsnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis,
mengeliminasi pemborosan-pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu
untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan Supriyono (1999).
Ada beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana
masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva
dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan
18
seorang analis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan
volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.
Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan
laba-rugi yang merupakan bagian dari laporan keuangan korporasi, yang dapat
digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan
ekonomi. Berdasarkan financial report yang diterbitkan perusahaan, selanjutnya
dapat digali informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, struktur
permodalan, aliran kas, kinerja keuangan dan informasi lain yang mempunyai
relevansi dengan laporan keuangan perusahaan.
Profitabilitas keuangan perusahaan sudah tentu merupakan kinerja
perusahaan yang ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan. Profitabilitas
keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu untuk
mengukur profitabilitas keuangan perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan
keuangannya.
Menurut pendapat Shapiro (1991) yang menunjukkan bahwa profitabilitas
sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja
manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola
aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian
yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja
ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari
keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan
menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut.
19
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkkan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.
Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu
tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan
tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen
selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil
mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai
target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak
berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi
manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak
kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak
luar perusahaan, yaitu;
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
20
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modalpinjaman maupun modal sendiri.
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modalsendiri.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk mengetahui besarnya
tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode:
1) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
2) Mengetahui perkmbangan laba dari waktu ke waktu.
3) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri
2.2.2.3. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio
profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas
digunakan untuk menilai serta mengukur posisi kuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu atau untuk beberapa periode.
21
Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari
kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan
semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi
dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. Dalam
prakteknya, menurut Kasmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat
digunakan adalah :
1. Profit Margin on Sales
Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin laba atas
penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin
laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan
nama profit margin. Terdapat dua rumusan untuk mencari profit margin, yaitu
sebagai berikut:
a. Untuk margin laba kotor dengan rumus:
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan,
dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini
merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan.
b. Untuk margin laba bersih dengan rumus :
Net Profit Margin =
Earning After Interest and Tax (EAIT)
Sales
Profit Margin On Sales
Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Sales
Profit Margin On Sales
22
Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan
antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio
ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan penjualan.
Baik Profit Margin on Sales maupun Net Profit Margin apabila rasio nya
tinggi ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah
menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau
biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi
dari kedua hal tersebut. Rasio yang rendah bisa menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
2. Hasil Pengembalian Assets (Return on Assets)
Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah asset
secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi
berarti menujukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen.
Menurut Dwi Prastowo (2008) rasio ini mengukur tingkat kembalian
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh
dana (aktiva) yang dimilikinya. Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung
Return on Assets (ROA) adalah :
ROA = Laba Setelah Pajak x 100%
Total Assets
23
3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur lalu bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini, semaki baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat
digunakan sebagai berikut:
Menurut Helfert (2000), Return on Equity (ROE) menjadi pusat perhatian
para pemegang saham (stakeholders) karena berkaitan dengan modal saham yang
diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen. ROE memiliki arti penting untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham.
4. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk
memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat.
Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah
dipotong pajak.Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah
jumlah keuntungan dikrangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk
ROE = Earning After Interest And Tax
Equity
24
pemegang saham prioritas.Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa
adalah sebagai berikut:
2.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
Pengelolaan persediaan merupakan suatu pekerjaan yang sulit, dimana
kesalahan dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat fatal. Raharjaputra
(2009) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan,
kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan, begitu pula
sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin
kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan. Sedangkan Munawir (2005)
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil
resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena
perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan
dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
2.2.4 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas
Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk
meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001) menyatakan perputaran piutang
menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat
periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan
keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga
ikut meningkat.
Laba Per Lembar Saham =
Laba Saham Biasa
Saham Biasa Yang Beredar
25
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang
dilaksanakan sebelumnya yaitu :
Martinus Damanik (2006) melakukan penelitian tentang analisis efektivitas
pengelolaan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan PT.
Akari Indonesia Cabang Medan. Lewat perhitungan tingkat perputaran piutang
dagang dan hari rata-rata pengumpulan piutang. Dalam penelitiannya, Martinus
Damanik menggunakan analisis regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran piutang
dengan profitabilitas perusahaan tersebut.
Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian martinus damanik adalah
variabel bebas yakni perputaran piutang dan vaiabel terikat yang mennggunakan
profitabilitas. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian matinus tidak
mengunakan variabel perputaran persediaan dan tidak menggunakan analisis
regresi berganda.
Niken Hastuti (2010) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar,
leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas
perusahaan manufaktur. Lewat perhitungannya ROA, periode perputaran
persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan. Dalam penelitiannya (Niken
Hastuti, 2010) menggunakan metode analisis regresi dan menunjukan bahwa
Periode Perputaran Hutang Dagang, Leverage, dan Ukuran Perusahaan yang
26
memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel yang lain tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Persamaan penelitian niken dengan penelitian ini adalah pengunaan
perputaran persedian sebagai variabel bebas dan ROA sebagai variabel terikat
serta pengunaan analisis regresi. Sedangkan perbedaan alam penelitian niken tidak
mengunakan variabel bebas perputaran piutang.
Tabel 2.1
Tebel penelitian terdahulu
Nama / tahun Judul Variabel Metode analisis Hasil penelitian
Martinus
damanik
(2006)
Analisis efektivitas
pengelolaan kredit
dan pengaruhnya
terhadap
profitabilitas pada
perusahaan pt.
Akari indonesia
cabang medan
Variabel bebas:
perputaran
piutang variabel
terikat;
profitabilitas
Mengunakanalisi
regrisi sederhana
pada penelitian
ini
Terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
tingkat
perputaran
piutang dengan
profitabilitas
Niken hastuti
(2010)
Analisis pengaruh
periode perputaran
persediaan, periode
perputaran hutang dagang, rasio
lancar, leverage,
pertumbuhan
penjualan dan
ukuran perusahaan
terhadap
profitabilitas
perusahaan
manufaktur
Variabel bebas:
periode
perputaran
persediaan, periode
perputaran
hutang dagang,
rasio lancar,
leverage,
pertumbuhan
penjualan dan
ukuran
perusahaan
variabel terikat:
profitabilitas
Analisis regresi
berganda
Periode
perputaran
hutang dagang,
leverage, dan ukuran
perusahaan yang
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap roa.
Sedangkan
variabel yang
lain tidak
berpengaruh
signifikan terhadap roa.
27
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan kajian empiris maka penelitian ini dapat
digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:
Parsial
Simultan
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pembahasan pada landasan teori dan penelitian terdahulu,
maka dapat dilihat bahwa masing-masing besarnya rasio aktivitas mempengaruhi
besar kecilnya profitabilitas perusahaan. Untuk memperjelas pembahasan yang
telah dilakukan maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ho1 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
H1 =Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Ho2 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
H2 = Perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Perputaran Persediaan
X1 Profitabilitas
Return on asset (ROA)
(Y) Perputaran Piutang
X2
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian dasar. Yaitu
tipe penelitian yang berkaitan juga dengan pemecahan persoalan, tetapi dalam
pengertian yang berbeda, yaitu persoalan yang bersifat teoritis dan tidak
mempunyai pengaruh secara langsung terhadap penentuan kebijakan. Tujuan
penelitian dasar adalah pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep
teoritis.
Ditinjau dari karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk
jenis penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitiaan dengan karakteristik
masalah berupa hubungan sebap akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti
dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang
dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-
variabel yang mempengaruhi (variabel independent).
Sedangkan ditijau dari sumber data yang diambil , penelitian ini dikatakan
sebagai penelitian yang bersumber dari data sekunder, yaitu data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun sehingga
peneliti dapat langsung memprosesnya Sugiyono(2008).
28
29
3.2 Deskripsi Populasi Dan Penentuaan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: Obyek/subyek yang mempunyai kwalitas dan
kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan sektor kimia tahun 2009 sampai 2012
yang telah listing dalam BEI sebanyak 10 perusahaan yakni:
a. PT. Barito Pasific Tbk
b. PT. Budi Acid Jaya Tbk
c. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
d. PT. Ekadharma International Tbk
e. PT. Eterindo Wahanatama Tbk
f. PT. Intan Wijaya International Tbk
g. PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
h. PT. Indo Acitama Tbk
i. PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk
j. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008), mengatakan bahwa pengertian sampel adalah
sebagai berikut :
“ Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut“.
30
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek
dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana
dalam penentuan sampel diperlukan suatu kriteria tertentu. Sampel yang akan
diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan
perusahaan sektor kimia yang mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan
diteliti yaitu berdasarkan:
1. Perusahaan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun
2012 yaitu sebanyak 10 perusahaan.
2. Perusahaan kimia yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dari
tahun 2008 - 2012.
Berdasarkan kriteria diatasdapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 7 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat
pada tabel berikut:
31
Tabel 3.1
Sampel penelitian perusahaan kimia
No Emiten
1 PT. Barito Pasific
2 PT. Budi Acid Jaya
3 PT. Ekadharma International
4 PT. Intan Wijaya International
5 PT. Indo Acitama Tbk
6 PT. Chandra Asri Petrochemical
7 PT. Unggul Indah Cahaya
Sumber : www.idx.co.id
3.3 Variable Dan Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel dibedakan menjadi dua yakni
variabel bebas (perputaran persediaan, perputaran piutang) dan variabel terikat
(ROA).
Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain
untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
32
mengembangkan cara pengukuran conctruct yang lebih baik. Nur Indrianto (2002
: 69)
Operasional variabel didasarkan pada karakteristik yang dapat di observasi
dari apa yang sedang di definisikan atau dengan kata lain mengubah konsep
dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati
dan diuji kebenarannya oleh orang lain.
Dalam definisi operasional ini, variable yang diamati dalam penyusunan
penelitiaan ini adalah:
1. Perputaran persediaan(X1)
Perputaran persediaan adalah suatu stok yang dikelola dan dijual dalam satu
periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan
selalu berubah-ubah. Dalam penelitian peputaran persediaan akan dihitung
menggunakan rumus:
Harga Pokok Penjualan
Persediaan rata-rata
2. Perputaran Piutang(X2)
Perputaran piutang adalah suatu ukuran yang menunjukan berapa kali
suatu piutang perusahaan telah diputar kembali menjadi kas, frekuensi
perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun.
Dalam penelitian perputaran piutang akan dihitung menggunkan rumus :
Total Penjualan Kredit
Piutang rata-rata
Perputaran Persediaan =
Perputaran Piutang =
33
3. Profitabilitas (Y)
Tingkat profitabilitas diukur mengunakan Return On Asset (ROA) yang
merupakan kemempuan dari modal ang dinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghaasilkan keuntungan. Dalam profitabilitas rumus ROA yang
digunakan adalah:
Laba Setelah Pajak
Total Asset
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumental Penelitian
Data laporan keuangan perusahaan sampel dikumpulkan melalui
pengunduhan lewat website www.idx.co.id yang merupakan situs resmi dari Bursa
Efek Indonesia.
Instrumental penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dengan mengambil data perusahaan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012 serta memenuh
kriteria yang telah ditentukan.
3.5 Teknik Analisi Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian berikut
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sampel penelitian.
2. Mengumpulkan data laporan keuangan mulai tahun 2008 – 2012.
3. Melakukan tabulasi pada masing-masing variable.
x 100% ROA =
34
4. Melakukan pengujian deskriptif
Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsi suatu data yang dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai
minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah
dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian menurut
Imam Ghozali (2005)
5. Melakukan pengujian asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel independen dan variabel dependen atau keduanya terdistribusikan secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan
Kolmogorov Smirnov dengan melakukan pengujian pada standardized residual
pada model penelitiannya. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data
dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel data pada
unstandardized residual dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) < Z table (1,96) atau angka
signifikansi > taraf signifikansi (α) 0.05, maka distribusi data dikatakan
normal.
35
2. Jika Z hitung(Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka
signifikansi < taraf signifikansi (α) 0.05 distribusi data dikatakan tidak
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai
toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off
yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas
10 menurut Imam Ghozali (2005).
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel
independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas menurut Imam Ghozali (2005).
36
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu.
Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan
data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dari suatu model regresi
adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih
jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir
nilai variabel tidak bebas tertentu menurut Imam Ghozali (2005).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dari nilai Durbin-Watson
Patokan besaran DURBIN-WATSON:
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada gejala autokorelasi
c. Angka D-W diatas +2 berarti ada korelasi negatif
6. Melakukan analisis regresi berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Atau menunjukan arah
hubungan dari variabel independen dan variabel dependen menurut Ghozali
(2005). Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukan input data variabel ke
dalam fugsi regresi. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat
dinyatakan :
37
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y : profitabilitas perusahaan
a : konstanta
b1,b2 : koefisien regresi variabel X1, X2
X1 : periode perputaran persediaan
X2 : periode perputaran piutang
e : standart eror
7. Melakukan pengujian hipotesis
Metode ini dilakukan dengan cara memasukan semua variabel secara
bersama-sama dan pada setiap saat dilakukan pembuangan terhadap variabel yang
tidak signifikan sampai diperoleh model regresi yang baik.
a. Uji parsial atau Uji t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen menurut Imam Ghozali (2005).
Tahap pengujian yang akan dilakukan, yaitu :
1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik diuji dalam bentuk:
a. Jika Ho : β1>0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
b. Jika Ho : β1 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
38
2. Menghitung nilai sig t dengan rumus:
T hitung = (βi)
Se(βi)
Dimana :
(βi) : koefisien regresi
Se(βi) : standar eror dari estimasi βi
3. Derajat keyakinan (level significant/α = 5%)
a. Apabila besarnya nilai sig t lebih besar dari tingkat α yang digunakan,
maka hipotesis yang diajukan ditolak oleh data.
b. Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil darti tingkat α yang digunakan,
maka hipotesis yang diajukan didukung oleh data.
b. Uji simultan atau Uji F
Menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel tak bebas terhadap variabel dependen . Nilai Fhitung dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut
Fhitung = R2/(k-2)
(1- R2 )/(N-k)
Dimana :
N = jumlah sampel
K = jumlah variabel
Pengambilan kesimpulan sebagai berikut :
1. . Bila Fhitung < Ftabel : maka variabel bebas secara serentak tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
39
2. Bila Fhitung > Ftabel : maka variabel bebas secara serentak berpengaruh
terhadapvariabel dependen.
c. Koefisien determinasi(R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari sini akan
diketahui seberapa besar variabel independen akan mampu menjelaskan variabel
dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
Nilai koefisien R2 mempunyai interval nol sampai satu (0 ≤ R
2 ≤1). Semakin
besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan
semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel dependen. Untuk menghindari bias, maka digunakan nilai
Adjusted R2 , karena Adjusted R
2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan dalam model menurut Imam Ghozali (2005).
40
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Penyajian data
4.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh
Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
40
41
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan
Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya 16 Juni 1989. Pada tahun
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading). Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007.
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-
NextG tahun 2009.
4.1.2 Visi Misi Bursa Efek Indonesia
VISI
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
MISI
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.
4.1.3 Profil Perusahaan
a. PT. Barito Pacific, Tbk
PT Barito Pacific Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta
Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi
Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8
tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
42
Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan Akta
Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan
melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
Notaris No. 19 tanggal 12 Mei 2011 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta
mengenai perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Perubahan ini telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-27243.AH.01.02.Tahun 2011
tanggal 30 Mei 2011.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Perusahaan
berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin.
Kantor Perusahaan berada di Jakarta dengan alamat di Wisma Barito Pacific, Jl.
Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang
kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi
terbarukan dan transportasi. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak
(“Grup”) sebanyak 2.540 dan 2.135 karyawan pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Barito Pacific.
b. PT. Budi Acid Jaya, Tbk
PT Budi Acid Jaya Tbk (Perusahaan), didirikan berdasarkan Akta No. 15
tanggal 15 Januari 1979 dari Henk Limanow, S.H., notaris di Jakarta. Akta
Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No YA5/279/11 tanggal 12 September 1979 dan
43
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 8 Februari
1980, Tambahan No 67. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali
mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 04 tanggal 9 Januari 2009 dari
Ny. Kartuti Suntana S., S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh
Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Perubahan Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
AHU 06226AH0102.Tahun 2009 tanggal 5 Maret 2009.
Perusahaan dan entitas anak (selanjutnya disebut Grup) didirikan dan
menjalankan usahanya di Indonesia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha
Sungai Budi. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan
produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi
jalar, kelapa sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya
khususnya industri plastik. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam pembuatan dan
penjualan tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, asam sitrat, karung plastik, asam
sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR.
Rasuna Said Kav C-6, Jakarta. Lokasi Pabrik Perusahaan di Subang, Lampung
dan Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari
1981. Produk-produk Perusahaan dijual ke pasar lokal dengan persentase 98% dan
diekspor ke beberapa negara di Eropa dan Asia dengan persentase 2%. Kapasitas
produksi komersial Grup berupa glukosa dan fruktosa, tepung tapioka, karung
44
plastik dan asam sitrat masing-masing mencapai 87%, 51%, 60%, dan 16% pada
tahun 2012 dan 83%, 61%, 55% dan 30% pada tahun 2011 dari total kapasitas
produksi Grup.
c. PT. Ekhadarma International, Tbk
PT Ekadharma International Tbk (“Perusahaan“), didirikan dengan nama PT
Ekadharma Widya Graphika berdasarkan akta Notaris Raden Santoso, S.H., No.
71 tanggal 20 November 1981. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/12/12 tanggal
5 Juni 1982 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 23
September 1982. Pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perusahaan mengalami
perubahan dengan akta No. 279 tanggal 9 Juni 1990 yang dibuat di hadapan
Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., sehubungan dengan rencana penawaran
umum saham Perusahaan kepada masyarakat serta perubahan nama
Perusahaanmenjadi PT Ekadharma Tape Industries Tbk.
Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3608.H.T.01.04
Th. 1990 tanggal 21 Juni 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 1990. Pada tahun 2006, nama
Perusahaan diubah menjadi PT Ekadharma International Tbk. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta
Notaris Irawan Soerodjo, S.H., No. 165 tanggal 28 Mei 2008 sehubungan dengan
perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-
undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas”.
45
Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
56940.AH.01.02.Th.2008 tanggal 29 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 24 April 2009.
Sesuai dengan anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan
memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha
perdagangan pada umumnya. Perusahaan berkedudukan di Tangerang, dengan
kantor pusat dan pabrik di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang.
Saat ini, Perusahaan mempunyai kantor cabang di Jakarta, Medan, Surabaya,
Semarang, Bandung, Cikarang, Denpasar, Makassar dan Palembang. Perusahaan
memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1981. The Company started
its commercial operations in 1981. PT Ekadharma Inti Perkasa merupakan entitas
induk terakhir dari Perusahaan dan Entitas Anak. Laporan keuangan konsolidasian
telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada
tanggal 20 Maret 2013.
d. PT. Intan Wijaya International, Tbk
PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”),
sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk, didirikan di
Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal,
S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No.C2-3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.
46
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir berdasarkan akta No. 242 tanggal 27 Juni 2012 yang dibuat dan
disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan
pengurus. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam
proses. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde. Perusahaan
berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin
(perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota Banjarmasin. Perusahaan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987.
e. PT. Indo Acitama, Tbk
PT Indo Acidatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada awalnya bernama PT
Sarasa Nugraha Tbk berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, SH, Notaris di Jakarta
No. 5 tanggal 7 Desember 1982. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-
1433.HT.01.TH.85 tanggal 18 Maret 1985. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta Notaris Fathiah
Helmi, SH, Notaris di Jakarta, No. 36 tanggal 11 Juni 2008 untuk memenuhi
ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas.
Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
85992.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008. Sesuai dengan pasal 3
anggaran dasar Perusahaan ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri
47
pakaian jadi, kimia dasar, kemasan dari plastik dan perdagangan ekspor dan
impor. Perusahaan berkedudukan di Gedung Graha Kencana Suite 9A, Jl. Raya
Perjuangan 88, Jakarta.
Perusahaan memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Cibodas, Balaraja dan
Surakarta dengan alamat masing-masing Jl. Dipati Unus No. 48, Kabupaten
Tangerang, Jawa Barat, Jl. Raya Serang Km, 24,5, Kabupaten Tangerang, Jawa
Barat dan Jl. Raya Solo, Sragen Km 11 Desa Kemiri, Jawa Tengah. Pabrik
Cibodas dan Balaraja telah dihentikan operasinya. Kedua Pabrik tersebut telah
dijual oleh Perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 (Catatan 12). Perusahaan
memulai kegiatan komersil garmen sejak 1 Pebruari 1984 dan kimia sejak tahun
1989. Perusahaan tidak mempunyai entitas induk karena tidak terdapat pemegang
saham Perusahaan yang memiliki porsi kepemilikan efektif atau hak suara
melebihi 50%. Pada tanggal laporan, South East Union Inc, PT Budhi Bersaudara
Manunggal, dan PT Kemiri Sarana Investama merupakan entitas yang masing-
masing memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan, dan tidak terdapat
pihak pengendali
f. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka
Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 dan
Undang- Undang No. 12 Tahun 1970 berdasarkan Akta No. 40 tanggal 2
Nopember 1984, dari Ridwan Suselo, S.H., Notaris di Jakarta, yang diubah
dengan Akta No. 117 tanggal 7 Nopember 1987 dari John Leonard Waworuntu,
S.H., Notaris di Jakarta dengan nama PT. Tri Polyta Indonesia. Akta tersebut telah
48
disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No.
C2.1786.HT.01.01-TH.88, tanggal 29 Pebruari 1988. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir melalui akta No. 40 tanggal
8 Desember 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai
penambahan jumlah anggota dewan komisaris. Akta tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-
AH.01.10- 40244. Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Desa Gunung
Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kodya Cilegon, Banten. Kantor pusat Perusahaan
beralamat di Wisma Barito Pacific Tower A, Lantai 7, Jl. Let. Jend. S. Parman
Kav. 62-63, Jakarta. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
Perusahaan bergerak dalam bidang usaha industri petrokimia, perdagangan,
angkutan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1993. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak (Grup) sebanyak 1.605 dan
1.453 karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Perusahaan tergabung
dalam kelompok usaha Barito Pacific
g. PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk
PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) didirikan di Indonesia dalam rangka
Penanaman Modal Asing Tahun 1967 dan mulai beroperasi secara komersial sejak
November 1985. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, sedangkan pabriknya
berlokasi di Merak, Banten. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Wisma UIC,
Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 6-7, Jakarta.
49
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan antara lain mencakup bidang usaha industri bahan kimia alkylbenzene
dan kegiatan usaha terkait lainnya, jasa angkutan darat dan penampungan barang
impor, konstruksi real estat serta penyewaan ruang perkantoran. Saat ini,
Perusahaan terutama bergerak di bidang industri bahan kimia alkylbenzene, yang
merupakan bahan baku utama untuk produksi deterjen.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai
minimum, serta nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing variabel
menurut Imam Ghozali (2005). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi : perputaran persediaan, perputaran piutang serta Return On Asset. Hasil
olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERPUTARAN
PERSEDIAAN 28 1,70 8,43 5,5860 2,18035
PERPUTARAN PIUTANG 28 1,28 29,78 13,6945 8,68253
ROA 28 -16,06 23,09 4,7076 9,29377
Valid N (listwise) 28
Sumber : SPSS 20
50
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat bahwa jumlah data yang
valid pada penelitan ini adalah sebanyak 28 sampel. Dari 28 sampel data
perputaran persediaan, nilai minimum sebesar 1,70, dengan nilai maksimum 8,43.
Nilai rata-rata sebesar 5,5860 dengan standard deviasi 2,18035. Standar deviasi
yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil antara
perputaran persediaan terendah dan tertinggi.
Dari 28 data perputaran piutang, nilai minimum sebesar 1,28, sedangkan
nilai maksimumnya adalah 29,78. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah 13,6945
dengan standard deviasi sebesar 8,68253. Standar deviasi yang lebih kecil dari
mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau tidak adanya
kesenjangan yang besar dari variabel perputaran piutang.
Dari 28 data ROA, nilai minimum sebesar -16,06, sedangkan nilai
maksimumnya adalah 23,09. Nilai rata-rata dari data tersebut adalah 4,7076
dengan standard deviasi sebesar 9,29377. Standar deviasi yang lebih besar dari
mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau adanya kesenjangan
pada variabel ROA.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam
model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah
terdistribusi secara normal atau tidak menurut Imam Ghozali (2005). Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
51
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian,
yaitu ;
Ho : data terdistribusi secara normal
H1 : data tidak terdistribusi secara normal
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
PERPUTARAN
PIUTANG
ROA
N 28 28 28
Normal Parametersa,b
Mean 5,5860 13,6945 4,7076
Std. Deviation 2,18035 8,68253 9,29377
Most Extreme Differences
Absolute ,121 ,124 ,098
Positive ,110 ,124 ,091
Negative -,121 -,105 -,098
Kolmogorov-Smirnov Z ,639 ,656 ,518
Asymp. Sig. (2-tailed) ,809 ,783 ,951
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 20
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S variabel perputaran
persediaan, perputaran piutang dan ROA telah terdistribusi secara normal karena
masing-masing dari variabel memiliki Z hitung(Kolmogorov Smirnov) < Z table
(1,96) atau angka signifikansi > taraf signifikansi (α) 0.05.
Pada tabel diatas nilai Z hitung ditunjukan pada baris Kolmogorov-Smirnov,
sedangkan angka signifikasi ditunjukan pada baris Asymp. Sig. (2-tailed). Pada
variabel perputaran persediaan menunjukan bahwa nilai Z hitung =0,639 dan
angka signifikansi sebesar 0,809 yang menunjukan bahwa variabel perputaran
52
persediaan telah terdistribusi secara normal. Sedangkan pada variabel perputaran
piutang menunjukan bahwa nilai Z hitung = 0,656 dan angka signifikansi = 0,783
yang menunjukan bahwa variabel perputaran piutang telah terdistribusi secara
normal. Lalu pada variabel ROA menunjukan bahwa Z hitung = 0,518 dan angka
signifikansi = 0,951 yang menunjukan bahwa variabel ROA telah terdistribusi
secara normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguuji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebasnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya menurut Imam Ghozali (2005).
Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan toleramce, maka
apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan
terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF kurang darai 10 atau
tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
53
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
PERPUTARAN
PERSEDIAAN ,858 1,165
PERPUTARAN PIUTANG ,858 1,165
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada masing-masing variabel tidak
terjadi multikolinearitas karena memilki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai
VIF kurang dari 10.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel
independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas menurut Imam Ghozali (2005).
54
TABEL 4.4
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,131 2,792 1,480 ,151
PERPUTARAN
PERSEDIAAN ,755 ,490 ,317 1,542 ,136
PERPUTARAN PIUTANG -,129 ,123 -,216 -1,053 ,302
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : SPSS 20
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga variabel
independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah Heterokedastisitas pada model regresi.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Auto korelasi digunakan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penggangu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi berarti ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi menurut
Imam Ghozali (2005).
Patokan besaran DURBIN-WATSON:
d. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
e. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada gejala autokorelasi
f. Angka D-W diatas +2 berarti ada korelasi negatif
55
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,410a ,168 ,101 8,81091 1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20
Dari data tabel di atas nilai dari Durbin-Watson= 1,310, nilai ini berada
diantara -2 dan +2 dengan ketentuan tidak terjadi autokorelasi dalam data ini.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variabel independen (perputaran persediaan dan perputaran
piutang) terhadap variabel dependen (ROA). Untuk menguji hipotesis peneliti
mengunakan analisi regresi berganda dikarenakan terdapat dua variabel bebas.
Tabel 4.6
Hasil Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 10,576 4,786 2,210 ,037
PERPUTARAN PERSEDIAAN -1,794 ,839 -,421 -2,138 ,042 ,858 1,165
PERPUTARAN PIUTANG ,303 ,211 ,283 1,440 ,162 ,858 1,165
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: SPSS 20
56
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode regresi linier berganda, maka
dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
ROA = 10,576 – 1,794 Perputaran Persediaan + 0,303 Perputaran Piutang
Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 10,576 menunjukan apabila tidak ada valiabel
independen(X=0) maka tingkat profitabilitas sebesar 10,576.
2. Pada baris perputaran persediaan menunjukan nilai b sebesar -1,794 yang
menunjukan, jika terjadi kenaikan pada perputaran persediaan dan variabel
yang lain diangap konstan maka akan terjadi penurunan profitabilitas
sebesar -1,794.
3. Pada baris perputaran piutang menunjukan nilai t sebesar 0,303 yang
menunjukan jika terjadi kenaikan pada perputaran piutang dan variabel
yang lain diangap konstan maka akan terjadi kenaikan profitabilitas
sebesar 0,303.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Hasil Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran
persediaan dan perputaran piutang) dan variabel terikat (ROA) secara parsial. Dan
berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
57
Tabel 4.7
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 10,576 4,786 2,210 ,037
PERPUTARAN PERSEDIAAN -1,794 ,839 -,421 -2,138 ,042
PERPUTARAN PIUTANG ,303 ,211 ,283 1,440 ,162
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : SPSS 20
Berdasarkan pengujian statistik t pada tabel diatas maka dapat dijelaskan
sebgai berikut:
1. Nilai signifikasi perputaran persediaan sebesar 0,042 yang nilainya lebih
kecil dari nilai 0.05 menunjukan bahwa perputaran persediaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, sedangkan nilai t
sebesar -2,138 menunjukan arah hubungan dari perputaran persediaan
dengan ROA yang berlawanan.
2. Nilai signifikansi perputaran piutang sebesar 0,162 yang nilainya lebih
besar dari nilai 0.05 menunjukan bahwa perputaran piutang mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan nilai t sebesar
1,440 menunjukan arah hubungan dari perputaran piutang dengan ROA
yang searah.
58
4.2.4.2 Hasil Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (perputaran
persediaan dan perputaran piutang) dan terikat (ROA) secara simultan atau
bersama-sama. Berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 391,299 2 195,649 2,520 ,101b
Residual 1940,805 25 77,632
Total 2332,103 27
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
Sumber: SPSS 20
Berdasarkan data tabel diatas nilai signifikansi dari perputaran piutang dan
perputaran persediaan adalan sebesar 0,101, yang nilai ini lebih besar dari nilai
0.05 yang berarti perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
4.2.4.3 Hasil Uji Determinasi R2
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari sini akan
diketahui seberapa besar variabel independen akan mampu menjelaskan variabel
dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
Berdasarkan pengujiaan mengunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
59
Tabel 4.9
Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,410a ,168 ,101 8,81091 1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: SPSS 20
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square adalah
sebesar 0,101. Hal ini menunjukan 10,1 % variabel ROA dapat dijelaskan oleh
kedua variabel independen perputaran persediaan dan perputaran piutang.
Sedangkan sisanya sebesar 89,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam model regresi.
4.3 Interpretasi
4.3.1 Pengaruh Perputaran Persediaaan terhadap ROA
Dari hasil uji t terhadap variabel perputaran persediaan menunjukkan bahwa
variabel perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini
terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh signfikan namun memiliki hubungan
yang berlawanan dimana nilai t = -2,138 dan sig = 0,042 (sig< 0,05). Dari
perhitngan diatas dapat dijelaskan jika terjadi kenaikan perputaran persediaan dan
variabel lain diangap konstan maka akan terjadi penurunan ROA sebesar -1,794.
Adanya pengaruh yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan maka akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Hal ini
60
dikarenakan adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan
dengan kebutuhan sehingga akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian
karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil
volume penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan juga akan semakin
kecil. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Niken (2006) yang
menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap ROA.
H1 yang menyatakan bahwa Perputaran persediaan dan perputaran piutang
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas diterima. Sedangkan
Ho1 ditolak.
4.3.2 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA
Dari hasil uji t terhadap variabel perputaran piutang, menunjukkan bahwa
variabel perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini
dibuktikan dengan nilai sig perputaran piutang pada uji t sebesar 0,162 yang
nilainya lebih besar dari niai 0,05. Hal ini disebapkan masih ada beberapa faktor
lain yang pengaruhnya lebih kuat terhadap ROA yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, misalnya seperti perputaran arus kas, perputaran hutang dagang dan
lainnya. Namun perputaran piutang memiliki hubungan yang searah dengan ROA
yang ditunjukan nilai t dari perputaran piutang sebesar 1,440 yang memiliki nilai
positif Adanya pengaruh yang positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan
perputaran piutang maka akan menaikan profitabilitas perusahaan.
Hasil ini sesuai dengan pernyataan Riyanto (2001) menyatakan perputaran
piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana
61
semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan
mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas
perusahaan juga ikut meningkat.
H1 yang menyatakan bahwa Perputaran persediaan dan perputaran piutang
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ditolak. Dan Ho1
diterima.
4.3.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap
ROA
Berdasarkan hasil Uji F dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
variabel independen memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap
variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,520
dengan probabilitas ,101b. Oleh karena nilai probabilitas jauh lebih besar dari
tingkat signifikasi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran
persediaan dan perputaran piutang secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Dengan penjelasan yang diterangkan diatas maka H2
yang menyatakan perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap ROA ditolak. Dan Ho2 diterima
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan kimia. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel
independen yang diuji hubungannya dengan profitabilitas. Variabel periode
perputaran persediaan dan periode perputaran piutang, mencerminkan rasio
aktivitas, sedangkan variabel ROA mewakili profitabilitas
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan kimia yang terdaftar di BEI
selama tahun 2009-2012. Sampel yang diperoleh diuji menggunakan uji deskriptif
uji normalitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan hasil uji t, variabel periode perputaran persediaan memiliki
nilai t negatif namun berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan
pada variabel perputaran piutang memiliki nilai positif namun tidak
signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan
periode perputaran persediaan,yang tinggi akan menghasilkan ROA yang
rendah. Sedangkan perusahaan dengan perputaran piutang yang tinggi
akan menghasilkan ROA yang tinggi
2. Variabel perputaran persediaan, perputaran piutang secara bersama-sama
(simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel ROA.
62
63
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan yang menghambat
hasil penelitian agar sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Adapun keterbatasan
tersebut antara lain :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai adjusted R2 yang
relatif kecil, yaitu10,1%. Hal ini berarti bahwa variasi variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen hanya sebesar 10,1%
sedangkan sisanya sebesar 89,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
2. Terbatasnya variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dan
apabila variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini
ditambahkan, dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.
3. Minimnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya
terdapat sebanyak 7 perusahaan dengan tahun penelitian 2009-2012.
5.3 Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka implikasi manajerial yang dapat
penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Kepada para manager agar dapat meningkatkan keuntungan, perusahaan
kimia sebaiknya mengurangi perputaran persediaan, sehingga tidak
menyebabkan penumpukan barang yang mengakibatkan penambahan
biaya. Dan meningkatkan perputaran piutang guna penambahan
keuntungan yang lebih.
64
2. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini
kearah yang lebih luas karena keterbatasan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini seperti penambahan variabel bebas maupun variabel
terbuka.
65
Daftar Pustaka
Damanik, Martinus. 2006. Analisis efektivitas pengelolaan kredit dan
pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan PT. Akari
indonesia cabang medan, Semarang.
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi, Upp. Amp YPKN, Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Gema Pertama, Jakarta.
Hastuti, Niken. 2010. pengaruh periode perputaran persediaan, periode
perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan
manufaktur, UNDIP, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, (1994), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Kasmir. 2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Rajagrapindo Persada,
Jakarta.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,
Yogyakarta.
66
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.), BPFE,
Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok, BPFE, Yogyakarta.
67
Lampiran 1
Tabulasi perputaran piutang perputran persediaan dan ROA tahun 2009-2008
perusahaan tahun persediaan piutang ROA
PT. Barito Pacific Tbk 2009 7,083 15,825 6,920
2010 8,281 15,692 0,820
2011 8,049 17,442 -2,750
2012 8,063 15,963 -5,822
PT. Budi Acid Jaya Tbk 2009 7,507 23,452 11,160
2010 8,200 22,579 3,650
2011 6,428 24,078 4,240
2012 6,083 21,604 0,159
PT. Ekhadarma International Tbk 2009 4,819 9,461 13,900
2010 3,727 9,185 16,470
2011 3,837 9,070 14,820
2012 3,681 8,438 17,972
PT. Intan Wijaya International Tbk 2009 6,455 1,283 -6,040
2010 8,090 1,286 -16,060
2011 6,156 2,184 -14,070
2012 5,149 4,469 3,359
PT. Indo Acitama Tbk 2009 2,008 5,122 8,820
2010 1,697 4,744 3,900
2011 2,102 4,372 9,360
2012 2,008 4,488 4,219
PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk 2009 8,427 13,114 23,090
2010 6,648 15,305 15,120
2011 3,595 10,249 6,640
2012 8,126 17,667 -5,176
PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 2009 3,514 22,412 1,960
2010 5,677 26,470 1,770
2011 5,723 29,775 12,540
2012 5,276 27,718 0,842
68
Lampiran 2
Output uji asumsi klasik
Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERPUTARAN
PERSEDIAAN 28 1,70 8,43 5,5860 2,18035
PERPUTARAN PIUTANG 28 1,28 29,78 13,6945 8,68253
ROA 28 -16,06 23,09 4,7076 9,29377
Valid N (listwise) 28
Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
PERPUTARAN
PIUTANG
ROA
N 28 28 28
Normal Parametersa,b
Mean 5,5860 13,6945 4,7076
Std. Deviation 2,18035 8,68253 9,29377
Most Extreme Differences
Absolute ,121 ,124 ,098
Positive ,110 ,124 ,091
Negative -,121 -,105 -,098
Kolmogorov-Smirnov Z ,639 ,656 ,518
Asymp. Sig. (2-tailed) ,809 ,783 ,951
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
PERPUTARAN
PERSEDIAAN ,858 1,165
PERPUTARAN PIUTANG ,858 1,165
a. Dependent Variable: ROA
69
Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,131 2,792 1,480 ,151
PERPUTARAN
PERSEDIAAN ,755 ,490 ,317 1,542 ,136
PERPUTARAN PIUTANG -,129 ,123 -,216 -1,053 ,302
a. Dependent Variable: ABS_RES
Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,410a ,168 ,101 8,81091 1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 3
70
Lampiran 4
Output regresi linier berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 10,576 4,786 2,210 ,037
PERPUTARAN PERSEDIAAN -1,794 ,839 -,421 -2,138 ,042 ,858 1,165
PERPUTARAN PIUTANG ,303 ,211 ,283 1,440 ,162 ,858 1,165
a. Dependent Variable: ROA
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 10,576 4,786 2,210 ,037
PERPUTARAN PERSEDIAAN -1,794 ,839 -,421 -2,138 ,042
PERPUTARAN PIUTANG ,303 ,211 ,283 1,440 ,162
a. Dependent Variable: ROA
Uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 391,299 2 195,649 2,520 ,101b
Residual 1940,805 25 77,632
Total 2332,103 27
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
71
Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,410a ,168 ,101 8,81091 1,310
a. Predictors: (Constant), PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 5