bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.upi.edu/13672/4/t_mtk_1202063_chapter1.pdf1 anisya...
TRANSCRIPT
1 Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting,
baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain.
Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya,
karena matematika adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan siswa.
Tanpa matematika, akan sulit sekali untuk mempelajari dan menemukan
berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan
matematika menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006, tentang
standar isi pada lampirannya menegaskan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma. Secara luwes, akurat,
efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Mengingat matematika merupakan pelajaran yang tiap materinya
saling berkaitan dan berkesinambungan antara materi yang satu dengan yang
lain, pengembangan kemampuan-kemampuan dalam pembelajaran perlu
diperhatikan. Seiring dengan National Council of Teachers of Mathematics
(2000) yang juga menyatakan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang
perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman
2
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi
(communication), koneksi (connection), representasi (representation).
Kemampuan pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan
tersebut yaitu kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu
tujuan penting dalam pembelajaran yang memberikan pengertian bahwa
materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu. Siswa yang dapat memahami suatu materi pelajaran
dengan baik dapat mentransfer pengetahuannya daripada siswa yang hanya
menghafalkan rumus-rumus dan langkah-langkah algoritma. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Depdiknas (2003) yaitu pemahaman konsep
merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran bermatematika yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika, dengan menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Siswa dikatakan
memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama.
Siswa harus belajar matematika dengan kemampuan pemahaman,
secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya (NCTM, 2000). Hal ini disebabkan konsep matematika disusun
secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk
mempelajari konsep selanjutnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap suatu
konsep sangat penting, apabila siswa sudah menguasai konsep materi
prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi
selanjutnya, siswa yang menguasai konsep juga dapat mengidentifikasi dan
mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi.
Selain kemampuan pemahaman matematis, salah satu kompetensi
yang harus dimiliki siswa adalah menggunakan bahasa untuk memahami,
mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk
berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan komunikasi dalam matematika
merupakan keterampilan siswa dalam mengkespresikan ide-ide matematika
3
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau simbol matematika, kemampuan memahami, dan menjelaskan istilah-
istilah dan notasi matematika baik secara lisan maupun tulisan (Fitri, 2014).
Komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan mendasar yang harus
dimiliki siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena melalui
komunikasi siswa memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan dan
mengekspresikan pemahaman tentang konsep dan proses matematika yang
mereka pelajari. Sejalan dengan pendapat Kimberly (2008) yang menyatakan
bahwa komunikasi memiliki kaitan erat dengan proses pembelajaran. Siswa
yang dapat mengkomunikasikan ide-ide dan pemikiran mereka, maka guru
akan lebih mudah memahami tentang apa yang tidak dimengerti oleh siswa.
Baroody (Ansary, 2003) juga menyatakan bahwa paling tidak ada dua
alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu
ditumbuhkembangkan. Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat bantu
berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau
mengambil kesimpulan, akan tetapi matematika juga merupakan suatu alat
yang tidak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas,
tepat, dan ringkas. Kedua, pembelajaran matematika merupakan aktivitas
sosial dan juga sebagai wahana interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru. Komunikasi dalam matematika membantu guru memahami
kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan
pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.
Menurut Ansari (2003) kemampuan pemahaman matematis
merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematik. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan
pemahaman matematis yang lebih baik dituntut juga untuk bisa
mengkomunikasikannya. Mengkomunikasikannya baik secara lisan maupun
tulisan supaya pamahamannya tersebut dapat dimengerti oleh guru ataupun
siswa lainnya karena dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya
kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman
matematisnya. Dengan adanya fasilitas untuk mengembangkan kemampuan
4
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi dapat memberikan kesempatan kepada siswa dan mendengarkan
ide-ide siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan oleh Priatna (2003) mengenai
pemahaman matematis diperoleh temuan bahwa kualitas kemampuan
pemahaman siswa masih rendah yaitu sekitar 50% dari skor ideal. Hal yang
sama juga terjadi pada kemampuan komunikasi matematis siswa, rendahnya
kemampuan komunikasi matematis dapat terlihat dari beberapa hasil
penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Rohaeti (2003) menujukkan bahwa rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa berada pada kualifikasi kurang.
Sejalan dengan hasil penelitian oleh Qahar (2010) bahwa kemampuan
komunikasi matematikas siswa masih kurang, baik dalam melakukan
komunikasi secara lisan ataupun tulisan.
Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti di atas,
memberikan gambaran bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematis perlu ditingkatkan melalui proses pembelajaran matematika. Salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematis yaitu kurangnya kesempatan yang diberikan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemapuannya tersebut. Menurut
Silver (Turmudi, 2009) siswa-siswa dalam pembelajarannya masih
menggunakan pembelajaran yang bersifat informative. aktivitas siswa sehari-
hari dalam pembelajaran matematika di kelas terdiri atas “menonton”
gurunya, menyelesaikan soal-soal di papan tulis, kemudian bekerja sendiri
dengan masalah-masalah atau persoalan yang disediakan dalam buku kerja
tradisional. Hal ini mengakibatkan konsep-konsep yang diberikan tidak
membekas dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering
merasa kebingungan dalam memecahkan masalah.
Guru yang hanya bertindak sebagai penyampai informasi sedangkan
siswa hanya pasif mendengarkan dan menyalin informasi yang diberikan guru
5
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyebabkan tidak adanya variasi model pembelajaran yang dilakukan, maka
kurang maksimalnya aktivitas pembelajaran yang menjadi salah satu faktor
penyebab kurang berkembangnya kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematis. Aktivitas pembelajaran seperti itu nantinya akan membuat siswa
cenderung hanya menghafal rumus dan algoritma langkah-langkah
pengerjaan soal tanpa memahami suatu konsep sehingga kemampuan
pemahaman siswa menjadi rendah. Siswa yang hanya mengandalkan hafalan
daripada pemahaman konsep akan mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan gagasan ataupun ide-ide matematisnya. Hal ini juga
menyebabkan siswa kurang berani menyatakan pendapatnya dan takut salah
dengan apa yang disampaikannya. Kemampuan pemahaman siswa yang
rendah juga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan pengetahunannya.
Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam matematika itu
sendiri maupun dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi siswa
dalam matematika atau kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa sering
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya, walaupun
sebenarnya ide atau gagasan tentang materi yang diajarkan sudah ada dalam
pikiran mereka. Guru menduga bahwa siswa kurang percaya diri dan takut
salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasanya, di samping itu siswa juga
kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan. Ketika
siswa berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis, membaca,
mendengarkan dan mengkaji tentang konsep-konsep matematika, mereka
mendapat keuntungan ganda yaitu mereka berkomunikasi untuk mempelajari
matematika, dan mereka belajar untuk berkomunikasi secara matematika
(NCTM, 2000). Jonker (2001) juga menyatakan dalam pembelajaran
matematika, pemahaman memberikan peran yang lebih penting dibandingkan
hafalan. Siswa harus mempelajari matematika dengan pemahaman, dengan
aktif membangun pengetahuan dari pengalaman dan pengetahuan terdahulu.
Proses pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
6
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematisnya, ternyata berdampak juga pada sikap yang harus dimiliki siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu kemandirian belajar siswa.
Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar. Keadaan tersebut cenderung membuat
siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika, merumuskan tujuan
belajarnya dan merencanakan program belajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan dan menggunakan
berbagai sumber pelajaran yang tersedia.
Kemandirian memerlukan kemampuan siswa untuk bertindak secara
mandiri dalam pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran mematika
sekolah menengah pertama menurut Depdiknas (2006), adalah “Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat
dari studi yang dilakukan oleh Pape, Bell dan Yetkin (2003) menemukan
bahwa pada siswa kelas VII (seventh grade) yang memiliki kemandirian
belajar mempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan
matematisnya, salah satunya yaitu kemampuan komunikasi.
Darr dan Fisher (2004) juga menyatakan bahwa seorang siswa mandiri
adalah seseorang yang aktif terlibat dalam memaksimalkan kesempatan dan
kemampuannya untuk belajar, mengontrol aktivitas kognitif,
mengembangkan keterampilan pengaturan terhadap sikap, lingkungan dan
prilaku meningkatkan hasil belajar yang positif. Jika kemandirian belajar
siswa rendah maka siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika,
merumuskan tujuan belajarnya dan merencanakan program belajar yang
sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan
dan menggunakan berbagai sumber pelajaran yang tersedia.
Hasil studi yang dilakukan oleh Borkowski dan Thorpe (Izzati, 2012)
menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah
dalam proses pembelajaran menjadi penyebab utama dari rendahnya prestasi.
Seiring dengan pendapat Harris dan Graham (Zumbrunn, 2011) yang
7
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyatakan kemandirian belajar menjadi penentu utama dari hasil belajar
siswa. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki
kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan memperlihatkan prestasi
akademik, motivasi, dan pembelajaran yang lebih baik. Oleh karena itu
pengembangan kemandirian belajar siswa sangat diperlukan oleh individu
yang belajar matematika. Seseorang yang mempunyai kemandirian belajar
memliki kemampuan untuk mengatur motivasi dirinya, tidak saja motivasi
eksternal tetapi juga motivasi internal serta mereka mampu tetap menekuni
tugas jangka panjang sampai tugas tersebut terselesaikan. Kemandirian
belajar mengacu pada cara spesifik seorang siswa dalam mengontrol
belajarnya.
Menyadari akan pentingnya keaktifan siswa dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi serta kemandirian
belajar siswa, guru dalam proses pembelajaran perlu mengupayakan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan ide-ide matematisnya.
Sumarmo (Fitri, 2014) menyatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan
proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk
terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan ,
berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan serta
mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Cara yang dapat
dilakukan dengan menggali dan mengembangkan kemampuan matematis dan
siswa tersebut dengan menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa
melatih kemampuan matematis serta sikapnya sehingga pembelajaran
matematika diharapkan dapat dibangun dengan pemahaman dan komunikasi.
Guru juga perlu mengupayakan pemilihan strategi pembelajaran dan media
yang tepat dan efesien.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara
aktif adalah strategi active learning. Strategi active learning merupakan
strategi yang diyakini dapat mendorong siswa lebih aktif. Menurut Bonwell
(Suyadi, 2013) salah satu karakteristik dari pembelajaran aktif yaitu siswa
8
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak boleh pasif tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. Seiring dengan pendapat McConnel (Salman,
2009) yang menyatakan bahwa konsep pembelajaran aktif sebagai sebuah
proses dalam melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui membaca,
menulis, berdiskusi, bertindak, dan memecahkan masalah.
Strategi pembelajaran aktif yang di kembangkan oleh Silberman
terdiri dari 101 tipe, salah satu diantaranya yaitu “Active Knowledge Sharing
(Berbagi Pengetahuan secara Aktif)”. Silberman (2004) mengemukakan
bahwa strategi active knowledge sharing merupakan suatu cara yang baik
untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Strategi
ini menuntut siswa untuk tidak sekedar mengingat materi pelajaran. Mereka
juga diajak untuk menguasai dan memahami materi pelajaran secara penuh.
Selain itu diyakini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif semenjak awal
terjadinya proses pembelajaran, ini dimaksudkan agar siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Silberman (2006) bahwa guru
mengetahui pentingnya menjadikan siswa aktif sejak awal, yaitu: “Dalam
memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak
awal, jika tidak kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti
semen yang butuh waktu untuk mengeringkannya”. Strategi ini didesain
untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran, menimbulkan minat dan
merangsang mereka untuk berpikir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
keterlibatan fisik dan kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dengan strategi active knowledge sharing siswa
diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan
oleh guru. Untuk menerapkan strategi ini di dalam kelas, peneliti
menggunakan lembar aktivitas siswa yang berupa konstruksi dari konsep.
Penggunaan lembar aktivitas untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan
tugas dan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Pengerjaan lembar aktivitas ini dilakukan secara kelompok dengan tujuan
untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan untuk meningkatkan
9
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan menggunakan lembar
aktivitas juga dapat membantu meningkatkan keterampilan berkomunikasi
siswa dengan mengungkapkan dan mejelaskan ide-ide secara detail melalui
tulisan. Pada tahap berbagai pengetahuan memungkinkan semua siswa
mengungkapkan pendapat dan saling tukar informasi dengan temannya,
sehingga mereka dapat terlibat aktif dan saling bekerja sama.
Dalam pembelajaran siswa dibentuk dalam suatu kelompok, yang
bertujuan untuk memungkinkan semua siswa mengungkapkan pendapat dan
berbagai pengetahuan dengan siswa lainnya. Selanjutnya masing-masing
perwakilan kelompok akan menyebar ke kelompok lain untuk saling berbagi
informasi ataupun pengetahuan dengan anggota kelompoknya. Dengan
adanya diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis. Membuat kelompok-kelompok kecil dalam
diskusi, akan membuat intensitas seorang siswa dalam mengemukakan
pendapatnya akan semakin tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi
matematisnya.
Pembelajaran matematika diharapkan dapat dibangun dengan
pemahaman dan komunikasi ide dan gagasan bersama dalam suatu kelompok.
Turmudi (2009) juga menyatakan bahwa proses komunikasi matematika
dapat difasilitasi dengan adanya kerja kelompok, baik komunikasi
matematika tertulis maupun komunikasi lisan. Selain itu dengan adanya kerja
kelompok dapat secara langsung melihat bagaimana siswa berargumentasi
terhadap konsep matematika yang sedang dipelajarinya. Dengan kata lain
dalam pembelajaran matematika siswa harus terlihat aktif baik fisik maupun
mental selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa belajar atas
kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, pemecahan masalah,
diskusi dan saling bertukar ide dengan harapan terjadi interaksi, baik interaksi
antara siswa itu sendiri maupun dengan guru. Siswa dapat belajar melaui
kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi dan saling
bertukar ide.
10
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan dalam pembelajaran active knowledge sharing di dalam
kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tetapi siswa sama-
sama dapat saling membantu dan berbagi pengetahuan dalam usahanya
memahami materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan latar belakang di atas
penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi serta
Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah peningkatan kemampuan
pemahaman, komunikasi serta kemandirian belajar matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?. Rumusan masalah
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran active
knowledge sharing lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional?
4. Bagaimana aktivitas siswa yang memperoleh pembelajaran active
knowledge sharing?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menelaah:
1. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa selama penerapan
strategi active knowledge sharing dibandingkan dengan siswa yang
11
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa selama penerapan
strategi active knowledge sharing dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Kemandirian belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika
melalui strategi active knowledge sharing.
4. Mendeskripsikan aktivitas siswa selama penerapan strategi active
knowledge sharing.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan berarti
bagi guru, siswa dan peneliti khususnya untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman, komunikasi matematis serta kemandirian belajar siswa.
1. Manfaat ketika Proses Pembelajaran
Penerapan proses pembelajaran active knowledge sharing dapat menjadi
sarana bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran
matematika di kelas sehingga dapat berlatih mengerjakan soal-soal untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa
serta mengembangkan sikap kemandirian belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman,dan
kemampuan komunikasi matematis serta kemadirian belajar siswa dengan
pembelajaran active knowledge sharing. Hasil dari penelitian dapat
digunakan sebagai tambahan referensi dalam memilih strategi
pembelajaran yang efektif dan informasi pembelajaran yang berhubungan
dengan kemampuan pemahaman, komunikasi matematis dan kemandirian
belajar siswa.
3. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk mengembangkan teori pembelajaran yang berkaitan dengan
12
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman, komunikasi matematis serta kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran matematika melalui strategi active knowledge
sharing. Dan juga dapat menjadi sumbangan pemikran baru bagi
perkembangan dunia pendidikan agar kualitas pendidikan menjadi lebih
baik.
1.5 Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran
yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
perlu dikemukakan defenisi operasional sebagai berikut:
1. Strategi active knowledge sharing (berbagi pengetahuan secara aktif)
merupakan suatu cara untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran
yang akan diajarkan dengan tahapan pembelajaran: siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari,
selanjutnya perwakilan pada masing-masing kelompok menyebar ke
kelompok lain untuk berbagi pengetahuan. Setelah itu perwakilan
kelompok tersebut kembali ke kelompok semula untuk membagi
pengetahuan yang sudah dikumpulkannya kepada anggota kelompoknya.
2. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan siswa dalam
menyajikan pengetahuan konsep-konsep matematika, prinsip, algoritma
dan pengetahuan prosedural. Jenis kemampuan pemahaman siswa dalam
penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan
matematika yang akan diukur melalui kemampuan:
a. Pemahaman instrumental, meliputi menerapkan rumus secara langsung
dan mengerjakan sesuatu secara algoritmik
b. Pemahaman relasional, meliputi mengubah suatu situasi atau kata-kata
ke dalam model matematika, mengaitkan suatu konsep dengan konsep
lainnya
3. Kemampuan komunikasi matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam
menyatakan suatu situasi dengan gambar, tabel atau grafik dan
kemampuan siswa dalam menjelaskan ide atau situasi dengan kata-kata
13
Anisya Syahril, 2014
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,
Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sendiri. Kemampuan komunikasi tertulis di ukur dengan soal tes hasil
belajar yang meliputi:
a. Representasi; menyatakan gambar atau diagram ke dalam ide-ide
matematika.
b. Menulis; mengekspresikan, mendemostrasikan dan melukiskan ide-ide
matematika ke dalam bentuk gambar, tabel, grafik atau model
matematika lain.
4. Kemandirian belajar matematika adalah sikap siswa terhadap dirinya
dalam belajar. Aspek-aspek kemandirian belajar siswa dalam matematika
yang dikembangkan, yaitu: (1) inisiatif belajar, (2) Mendiagnosis
kebutuhan belajar sendiri, (3) Menetapkan target atau tujuan belajar, (4)
Memilih dan menggunakan sumber, (5) Memilih strategi belajar, (6)
Mengevaluasi proses dan hasil belajar, (7) Bekerja sama, (8) Membangun
makna, dan (9) mengontrol diri.
5. Pembelajaran konvesional dalam penelitian ini maksudnya adalah kegiatan
pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah dengan kecenderungan
berpusat pada guru (teacher centered). Dalam pembelajaran konvensional,
guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dengan ceramah untuk
menjelaskan konsep atau materi dan menjelaskan prosedur penyelesaian
soal-soal latihan. Kegiatan berkisar pada penjelasan oleh guru, pemberian
contoh soal, kemudian latihan soal.