bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri otomotif India adalah salah satu yang terbesar di dunia dan
memiliki percepatan pertumbuhan secara global.India memiliki banyak
perusahaan otomotif besar seperti Bajaj Auto, Tata Motors, TVS yang
ekspansinya tidak hanya sukses di dalam negeri tetapi telah mengglobal di
berbagai negara.Saat ini produk otomotif India telahmendominasi di berbagai
sektor, seperti kendaraan roda dua dengan market share lebih dari 75 %, mobil
penumpang dengan market share sekitar 16%, kendaraan umum dan kendaraan
roda tiga sekitar 9%.1
Awal Industri Otomotif India berupa kendaraan roda dua yang
sederhana, yaitu ketikaperusahaan Bajaj Auto mulai mengimpor dan menjual
berupa Vespa Sekuter di India. Pada tahun 1975, kendaraan beroda tiga dari Bajaj
mulai diimpor Indonesia dengan nama produsennya yaitu Bajaj Auto. Gubernur
Jakarta pada waktu itu, Ali Sadikin mencanangkan bahwa Bajaj Auto ini dapat
sebagai pengganti becak yang saat itu banyak dianggap tidak manusiawi. Dengan
menggunakan Desain Bajaj maka akan lebih terlihat manusiawi daripada becak.
Keuntungan utama dari Kendaraan roda tiga Bajaj Auto ini adalah nilai
1 Anuj Kumar Kanojia M.A. , 2011, Analizyng The State Of Competition In Indian Two Wheeler
Industry, diakses dari: http://cci.gov.in/images/media/ResearchReports/AnujInt200711.pdf
(5/4/2014, 11:54 WIB)
2
ekonomisnya yang lebih baik.Sejak pertama diimpor pada tahun 1975, Bajaj Auto
semakin populer di Indonesia khususnya Jakarta.Impor Bajaj semakin meningkat
dalam berbagai tipe terbaru.Keberadaan produk baja diterima baik di Indonesia
hingga saat ini. Pada tahun 2012 lalu produsen Bajaj ini memperkenalkan produk
unggulan terbarunya di Indonesia yaitu sepeda motor Bajaj Pulsar. Bahkan
perusahaan ini telah mengembangkan ekspansi dengan adanya PT. Bajaj Auto
Indonesia, anak perusahaan dari Bajaj Auto Limited, India, didirikan pada bulan
Juli 2006, di Indonesia.
Selain Bajaj Auto, India memiliki perusahaan otomotif lainnya yaitu
Tata Motors Limited. Perusahaan ini merupakan perusahaan Mobil dan juga
perusahaan kendaraan komersial yang menempati urutan ke-6 terbesar di
dunia.Perusahaan Tata Motors ini masuk dalam bagian Tata Group. Perusahaan
ini terus mengembangkan ekspansinya di Indonesia hingga pada tahun 2008 telah
berdiri anak perusahaan Tata Motors yang berbasis di Jakarta yaitu PT. Tata
Motors Distribusi Indonesia. Hampir 90% pangsa pasar otomotif di Indonesia
masih dikuasai oleh produsen Jepang namun perusahaan ini menganggap
Indonesia masih memiliki potensi menjadi pasar otomotif untuk perusahaan ini
sehingga Tata Motors siap bersaing dan merebut pasar otomotif di Indonesia.
Selain perusahaan Tata Motors, ada Produk otomoif India TVS yang
perkembangan ekspansinya di Indonesia dengan ditandai dengan berdirinya anak
perusahaan TVS dengan namaPT. TVS Motor Company Indonesia.TVS Motor
Company merupakan salah satu perusahaan manufaktur roda dua terbesar di
3
dunia.2Saat ini, lebih dari 50.000 orang telah menggunakan sepeda motor TVS di
jalanan Indonesia. Tempat produksi Perusahaan TVS khususnya mengenai mesin,
produksi kendaraan, pengetesan dan fasilitas pengecatan berlokasi di kawasan
industry Surya Cipta di Karawang Jawa Barat dengan kapasitas produksi 300,000
sepeda motor.Keunggulan TVS Motor terletak di desain dan pengembangan
produk baru. TVS menyediakan kepuasan total pelanggan dengan cara
mengantisipasi segala kebutuhan yang muncul dari mereka dan menghadirkan
kendaraan berkualitas di saat yang tepat dengan harga yang pas.
Dalam hubungan bilateral antara negara India dan Indonesia pada saat
kunjungan Presiden RI ke India tahun 2005 telah menghasilkan sebuah hubungan
kerjasama berupa kemitraan strategis.Indonesia dan India telah menandatangani
Kemitraan Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India yang
diimplementasikan dalam bentuk peningkatan investasi diberbagai
sektor.Pengusaha India melakukan investasi di beberapa sektor penting di
Indonesia seperti tekstil, automotive, kimia dan petro-kimia, serta sektor jasa-jasa.
Dengan kunjungan dan kemitraan strategis itu diharapkan dapat
meningkatkan kerjasama bilateral dengan cepat sesuai dengan tujuan utama
kunjungan Presiden India ke Indonesia yakni memperdalam kemitraan
strategisuntuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan India. Pada tanggal
25 Januari 2011, setelah adanya pembicaraan Perdana Menteri India Manmohan
Singh dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, India dan Indonesia
2 TVS motor company. 2014. “TVS Motor Company, TVS Secara Singkat”. Diakses dari:
http://www.tvsmotor.co.id/tvs-motor-company.aspx (26/8/2014, 10:26 WIB)
4
telah menandatangani kesepakatan bisnis bernilai miliaran dolar dan menetapkan
target yang ambisius peningkatan perdagangan selama lima tahun ke depan.3
India merupakan mitra dagang ketujuh terbesar bagi
ASEAN.4Indonesia sebagai anggota ASEAN memiliki kerjasama yang baik
dengan India.Indonesia resmi memberlakukan perjanjian perdagangan bebas
ASEAN-India (AIFTA) mulai 1 Oktober 2010. Kerjasama yang dibentuk antara
India dan Negara-negara anggota ASEAN dalam kerangka AIFTA (ASEAN-
INDIA Free Trade Agreement) memberikan pengaruh yang cukup besar dari
Negara-negara yang ikut melakukan kerjasama khususnya India. Sehinggga
sangat berdampak bagi perkembangan ekonomi India yang melakukan penurunan
tarif sehingga dapat menekan impor dengan melakukan ekspor yang lebih banyak
dari penurunan tarif tersebut.
Pengurangan hambatan yang dilakukan dapat dijelaskan menggunakan
konsep Free Trade.Sehingga dari kerjasama tersebut India mengalami
Peningkatan Ekspor dari Negara-negara anggota ASEAN dibandingkan
melakukan impor dari Negara-negara anggota ASEAN.India menginginkan
kerjasama komprehensif baik dalam peningkatan perdagangan, akses pasar, dan
investasi yang ada di Indonesia.Kedua negara terus memanfaatkan peluang dan
fasilitas dari adanya perdagangan bebas tersebut untuk menuju negara ketiga. Jadi
3Made Asdhiana, 2011, Perusahaan RI-India Teken Kerja Sama, diakses dari
http://regional.kompas.com/read/2011/01/25/22184649/Perusahaan.RI-India.Teken.Kerja.Sama (7/4/2014, 7:39 WIB) 4Direktorat Kerjasama Regional Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, 2010, ASEAN –
INDIA FREE TRADE AREA, diakses dari: http://ditjenkpi.kemendag.go.id/Umum/Regional/Win/ASEAN%20-%20India%20FTA.pdf (6/4/2014, 5:04 WIB)
5
perdagangan bebas atau FTA ini sangat penting karena akan memfasilitasi
networking untuk meningkatkan daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor
dan akses pasar ke negara Asean lainnya.
Dengan adanya peningkatan jumlah investasi dan ekspansi perusahaan
dari tiga Perusahaan otomotif asal India Bajaj Auto, Tata Motors, TVS tersebut di
Indonesia maka menarik penulis untuk meneliti mengenai perkembangan
Ekspansi dari masing-msing perusahaan tersebut di Indonesia. Kemudian akan
dibahas lebih mendalam mengenai keterkaitan adanya perjanjian perdagangan
Kemitraan Strategis India Indonesia dan Perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free
Trade Agreement).
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang masalah di atas maka penulis dapat
menarik rumusan masalahnya yaitu: “Bagaimana Perkembangan Ekspansi
Perusahaan Otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motor, TVS) di Indonesia
dengan adanya perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement)dan
kerjasama kemitraan strategis?”
1.3 Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah yang diajukan diatas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Perkembangan Ekspansi Perusahaan Otomotif India
(Bajaj Auto, Tata Motors, TVS) di Indonesia dengan adanya perjanjian AIFTA
(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) dan Kerjasama kemitraan strategis India
Indonesia .
6
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini maka akan diperoleh manfaat bahwa dengan
adanya perjanjian perdagangan Internasional antara India Indonesia melalui
Kemitraan Strategis dan AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) dapat
mempengaruhipeningkatan jumlah investasi dan perkembangan ekspansi
Perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motors, TVS) di Indonesia.
1.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ataupun sering disebut sebagai literatur riview
yang penulis dapatkan diantaranya adalah Sekripsi yang dilakukan olehHaryo
Prasodjo dengan judulKebijakan Liberalisasi Ekonomi dan India Look East
Policy Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya ASEAN – INDIA FREE TRADE
AGREEMENT (AIFTA).5 Dalam sekripsi ini menjelaskan mengenai ekonomi
India sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA Free
Trade Agreement). Faktor pertama adalah dengan adanya liberalisasi pasar
domestik dan internasional semakin terbuka memungkinkan semua pihak untuk
melakukan invetasi langsung. Sehingga pelaku ekonomi India memiliki
kesempatan yang sama untuk berkompetisi yang nantinya memicu pertumbuhan
ekonomi yang signifikan. Kemudian Faktor kedua, look East artinya India
memandang ASEAN merupakan kawasan regional yang strategis melalui
5Haryo Prasodjo (09260012) , 2013, Haryo Prasodjo dengan judul Kebijakan Liberalisasi
Ekonomi dan India Look East Poicy Sebagai Faktor Pendorong Lhirnya ASEAN – INDIA FREE
TRADE AGREEMENT (AIFTA).Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas
Muhammadiyah Malang.
7
perluasan pasar dan kerjasama luar negeri India. Sehingga ASEAN menjadi salah
satu mitra strategis India dalam orientasi Kebijakan Luar negeri India.
Tulisan ini menjabarkan secara spesifik bahwa Dua faktor diatas
menjadi faktor yang mempengaruhi lahirnya kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA
Free Trade Agreement). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan
teori Neo Liberalis, Free Trade dan konsep Look East Policy mampu
menjelaskan alasan India mengeluarkan kebijakan. Hanya menjelaskan kenapa
India akhirnya memutuskan untuk bekerjasama dengan ASEAN melalui
AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement). Tidak menjelaskan bagaimana
Pengaruh AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) terhadap perkembangan
ekspansi perusahaan otomotif India. Penelitian ini lebih menjelaskan
AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) ini nantinya akan memicu
pertumbuhan ekonomi India.
Penelitian yang kedua yang penulis temukan dilakukan oleh Analisis
Simulasi Social Accounting Matrix (SAM) dan the SMART Model,ILO
Office for Indonesia dengan judul Dampak Liberalisasi Perdagangan pada
Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga Negara (China, India, dan Australia)
Terhadap Kinerja Ekspor-Impor, Output Nasional dan Kesempatan Kerja di
Indonesia.6Dalam e-book ini membahas mengenai liberaliasi perdagangan dan
implikasinya pada suatu negara. Dijelaskan adanya kerjasama perdagangan antar
negara India dan Indonesia melalui ASEAN dalam bentuk kerjasama
6 Analisis Simulasi Social Accounting Matrix (SAM) dan the SMART Model ILO Office for
Indonesia, 2013, Dampak Liberalisasi Perdagangan pada Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga
Negara (China, India, dan Australia) Terhadap Kinerja Ekspor-Impor, Output Nasional dan
Kesempatan Kerja di Indonesia. Diakses dari : http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/-
--ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_216981.pdf (15/05/2014, 19:45 WIB)
8
AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement). Dalam beberapa tahun terakhir
sebelumnya, perdagangan bilateral kedua negara telah meningkat dengan tajam.
Perdagangan bilateral meningkat dari US$ 2,8 miliar di tahun 2005 menjadi US$
4,9 miliar di tahun 2007, atau meningkat 28,8 persen. Pengusaha India melakukan
investasi di beberapa sektor penting di Indonesia seperti tekstil, automotive, kimia
dan petro-kimia, serta sektor jasa-jasa.Komitmen Indonesia dalam
AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) memberikan perlindungan cukup
signifikan bagi industri nasional, karena hanya 42,56% pos tarif Indonesia (4.749
tariff lines) yang akan dihapuskan hingga tahun 2018 (meskipun sesuai
kesepakatan akan di-review bersama secara timbal-balik).
Laporan ini menilai bagaimana perjanjian perdagangan dapat
berdampak terhadap ekonomi Indonesia dalam hal imports, exports, produksi dan
ketenagakerjaan. Hasil dari penelitian yang dilakukan dalam laporan ini
menunjukkan bahwa perjanjian perdagangan bilateral juga memberikan dampak
positif terhadap sektor primer (pertanian dan sumber daya alam), tetapi terlihat
berdampak sebaliknya terhadap sektor sekunder (manufaktur dan industri) dan
sektor tersier (jasa). Implikasi kebijakan utamanya adalah bahwa Indonesiaharus
menjadi lebih kompetitif di sektor manufaktur dan jasa agar dapat memiliki
ekonomi yang lebih beragam dan mencegah ketergantungan atas sektor primer.
Ada bagian sub bab dalam tulisan ini membahas mengenai banyak dampak perjanj
kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) antara India di
Indonesia. Namun tidak secara spesifik membahas mengenai dampak
9
terhadapanak perusahaan otomotif India di Indonesia (Bajaj Auto Limted, Tata
Motors, TVS).
Penelitian yang ketiga yang penulis temukan dilakukan oleh NAOTA
A. PARONGKOdengan judulPengaruh ASEAN-India Free Trade Area
Terhadap Industri Domestik Indonesia Khususnya Industri (Studi Kasus:
Industri Kelapa Sawit). 7 Dalam skripsi ini membahas mengenai kerjasama Free
Trade ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA (ASEAN-INDIA Free
Trade Agreement) dan pengaruhnya terhadap industri kelapa sawit Indonesia
dalam produk Crude Palm Oil (CPO).Berlakunya AIFTA pada kenyataannya
mempengaruhi Industri kelapa sawit khususnya komoditi CPO. Hal tersebut dapat
dilihat dengan adanya peningkatan dalam total produksi dan ekspor CPO ke India
yang mengalami peningkatan dan peningkatan tersebut turut mempengaruhi
peningkatan ekspor CPO Indonesia secara keseluruhan. Peningkatan ekspor tidak
terlepas dari meningkatnya permintaan CPO khusunya dari India yang merupakan
importir terbesar CPO Indonesia.
Pada penulisan sekripsi ini sama-sama membahas mengenai pengaruh
AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) namun beda studi kasus.
Pengaruh yang dihasilkan sama-sama memberikan peningatan yang signifikan.
Dalam sekripsi ini membahas produk Crude Palm Oil (CPO) yang diekspor
Indonesia ke India. Lebih menjelaskan keuntungan dari sudut pandang negara
Indonesia yang mengekspor produknya ke India dengan studi kasus yang tentu
7 Naota A. Parongko (E 131 08 258), 2012, Pengaruh ASEAN-India Free Trade Area
Terhadap Industri Domestik Indonesia Khususnya Industri (Studi Kasus: Industri
Kelapa Sawit).Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Hasanuddin
Makassar
10
berbeda dengan penulis.Penulis disini membahas studi kasus mengenai
perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan Konsep Kepentingan Nasional, Konsep Regionalisme dan Integrasi
Ekonomi, Konsep Perdagangan Bebas, Konsep Keunggulan Komparatif dan
Keunggulan Kompetitif sedangkan dalam penelitian penulis cukup menggunakan
teori Free Trade dan Hubungan Bilateral.
Penelitian yang keempat yang penulis temukan dilakukan
olehKARTINI MAHARANI A (NIM. 09.0204.5104) dengan judul Pengaruh
ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA Terhadap Industri CPO India.8Dalam
jurnal ini membahas kebijakan ekonomi India yang dulunya menganut sistem
sosialis berubah menjadi system ekonomi yang sedikit terbuka
sehinggaberdampak yang positif terhadap perkembangan ekonomi India.ASEAN-
India Free Trade Area pada kenyataannya mempengaharui perekonomian Negara-
negara anggota ASEAN dan India dalam segi Industri yaitu salah satunya adalah
CPO yang berasal dari Negara anggota ASEAN.Peningkatan import India tidak
terlepas dari meningkatnya permintaan CPO khusunya dari India yang merupakan
importir terbesar CPO Negara Aggota Asean khususnya Indonesia sebagai Negara
pengekspor CPO terbesar ke India. Menurunnya biaya pajak masuk india dapat
menekan ekspor untuk menimbun import CPO apabila harganya mengalami
kenaikan pada tahun 2019 setelah perjanjian berakhir.
8Karini Maharani A., Pengaruh ASEAN-INDIA Free Trade Area terhadap Industri CPO
India,eJournal Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, ISSN 0000-0000, Tahun 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, hal. 579-588. Diakses melalui http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:hp3qyPZdb4QJ:ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/08/jurnal%2520kartini%2520(08-23-13-06-15-19).docx+&cd=6&hl=id&ct=clnk (26/05/2014, 8:44 WIB)
11
Pada penelitian ini Peneliti menyebutkan dampak perjanjian kemitraan
strategis India Indonesia dan perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade
Agreement) terhadap perekonomian Indonesia melalui sudi kasus Indonesia
sebagai Negara pengekspor CPO terbesar ke India. Hampir sama dengan
penelitian dengan sekripsi sebelumnya namun dalam jurnal ini menggunakan
konsep Konsep Perdagangan Bebas, Konsep Ekspor dan Impor, Konsep Integrasi
Ekonomi. Sehingga kerangga penulisan berbeda. Jika dibandingkan dengan
penelitian penulis hampir sama dalam konsep yang digunakan namun kerangka
pemikiran dan studi kasusnya berbeda.
Berdasarkan keempat penelitian terdahulu yang menjadi rujukan
literatur riview yang keseluruhannya menjabarkan perusahaan Bajaj dari India
dalam mengembangkan perusahaannya ke berbagai negara, termasuk ke
Indonesia. Maka berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu
menjelaskan pengaruh AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) terhadap
perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata
Motors, TVS) di Indonesia, menjelaskan spesifik ketiga produk otomotif dari
India di Indonesia.
Tabel 1.5.1 Posisi Penelitian
No. Nama & Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
1. Haryo Prasodjo,
Kebijakan
Liberalisasi
Penelitian ini
bersifat Deskriptif,
Ekonomi India sebagai
faktor pendorong lahirnya
kerjasama AIFTA
12
Ekonomi dan India
Look East Poicy
Sebagai Faktor
Pendorong Lhirnya
ASEAN – INDIA
FREE TRADE
AGREEMENT
(AIFTA)
Neo-Liberalis,
Free Trade, Look
East Policy.
Pelaku ekonomi India
memiliki kesempatan yang
sama untuk berkompetisi
yang nantinya memicu
pertumbuhan ekonomi yang
signifikan
India memandang ASEAN
merupakan kawasan
regional yang strategis
melalui perluasan pasar
dan kerjasama luar negeri
India sehingga ASEAN
menjadi salah satu mitra
strategis India dalam
orientasi Kebijakan Luar
negri India.
2. Analisis Simulasi
Social Accounting
Matrix (SAM) dan
the SMART
Model,
Penelitian ini
bersifat Deskriptif,
Membahas mengenai
liberaliasi perdagangan dan
implikasinya pada suatu
negara.
13
Dampak
Liberalisasi
Perdagangan pada
Hubungan
Bilateral Indonesia
dan Tiga Negara
(China, India, dan
Australia)
Terhadap Kinerja
Ekspor-Impor,
Output Nasional
dan Kesempatan
Kerja di Indonesia
Perdagangan bilateral
Indonesia-India meningkat
dari US$ 2,8 miliar di tahun
2005 menjadi US$ 4,9
miliar di tahun 2007, atau
meningkat 28,8 persen.
Pengusaha India melakukan
investasi di beberapa sektor
penting di Indonesia seperti
tekstil, automotive, kimia
dan petro-kimia, serta
sektor jasa-jasa.
3. Naota A. Parongko
(E 131 08 258)
Pengaruh ASEAN-
India Free Trade
Area Terhadap
Industri Domestik
Indonesia
Khususnya Industri
Penelitian ini
bersifat Deskriptif,
Konsep
Kepentingan
Nasional, Konsep
Regionalisme dan
Integrasi
Ekonomi,Konsep
Pengaruh ASEAN-India
Free Trade Area terhadap
industri domestik Indonesia
khususnya industri kelapa
sawit.
Strategi kebijakan
Pemerintah Indonesia
Dalam Menghadapi AIFTA
14
(Studi Kasus:
Industri Kelapa
Sawit)
Perdagangan
Bebas,Konsep
Keunggulan
Komparatif dan
Keunggulan
Kompetitif
guna melindungi industri
kelapa sawit nasional
Peluang dan tantangan
yang dihadapi produk
kelapa sawit Indonesia
pasca diberlakukannya
AIFTA.
4. Kartini Maharani
A.,
Pengaruh ASEAN-
INDIA FREE
TRADE AREA
Terhadap Industri
CPO India
Penelitian
deskriptif-kualitatif
Konsep
Perdagangan
Bebas, Konsep
Ekspor dan Impor,
Konsep Integrasi
Ekonomi
India kerjasama dengan
negara-negara anggota
ASEAN untuk menjalin
kerjasama AIFTA (Asean-
India Gratis bidang
perdagangan)
Kerjasama ASEAN-India
Free Trade Area (AIFTA)
mempengaharui
perekonomian antara
Negara-negara anggota
Asean dan India dalam segi
Industri yang masuk dalam
produk special yaitu salah
15
satunya adalah CPO yang
berasal dari Negara anggota
Asean
Menurunnya biaya masuk
india menekan ekspor
untuk menimbun import
CPO apabila harganya
mengalami kenaikan pada
tahun 2019 setelah
perjanjian berakhir
5. Novia Tapalani,
Perkembangan
Ekspansi
Perusahaan
otomotif India
(Bajaj Auto
Limited. Tata
Motors, TVS) di
Indonesia
Penelitian ini
bersifat Deskriptif,
Menggunakan
konsep Free Trade
Dan Hubungan
Bilateral
Tiga Perusahaan besar
Otomotif India (Bajaj Auto
Limted, Tata Motors, TVS)
memiliki anak perusahaan
di berbagai negara
termasuk di Indonesia.
Hubungan bilateral yang
baik India-Indonesia terus
berlanjut dalam kerjasama
kemitraan strategis yang
didalamnya membahas
16
perjanjian perdagangan
otomotif India Indonesia.
Sedangkan dalam
kerjasama AIFTA terdapat
pengurangan tariff pajak
dan hambatan birokrasi
ekspor impor yang
diberlakukan di Indonesia
tahun 2010.
Perkembangan ekspansi
perusahaan otomotif India
(Bajaj Auto, Tata Motors,
TVS) ada keterkaitannya
dengan kebijakan yang
diputuskan dari kedua
perjanjian tersebut.
1.6 Kerangka Konseptual
1.6.1 Free Trade
Perdagangan bebas (free trade) atauliberalisasi perdagangan(trade
liberalization)mengacu kepada berlangsungnya penjualan produk antar negara
dengan tanpa dikenai pajak ekspor – impor atau hambatan perdagangan lainnya.
17
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan
buatan (hambatan atas dasar regulasi yang diterapkan dalam satu negara) dalam
perdagangan antar indvidual dan antar perusahaan yang berada di negara yang
berbeda.9
Menurut David richardo10
aktivitas komersial yang dijalankan secara
bebas dari perbatasan nasional yang akan membawa keuntungan bagi semua
partisipan, sebab perdagangan bebas menjadikan spesialisasi, dan spesialisasi
meningkatkan efisiensi. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan
produktivitas.Perdagangan bebas mengacu pada penjualan produk antar negara
tanpa pajak ekspor impor atau tanpa hambatan perdagangan lainnya. Liberalisasi
perdagangan menjadi semakin menarik untuk dibahas karena menimbulkan pro
dan kontra. Menurut kelompok yang mendukung liberalisasi, kebijakan ini akan
memberikan dampak positif bagi setiap negara. Pemikiran ini didasarkan pada
pandangan bahwa penghapusan hambatan perdagangan akan menyebabkan arus
barang dan jasa menjadi semakin lancar.
Adam Smith (1723-1790), seorang guru besar dibidang Filosofi moral
dari Glasgow University pada tahun 1750, sekaligus juga dikenal sebagai ahli
teori hukum dan bapak ekonomi modernmengajarkan bahwa perdagangan bebas
akan dengan sendirinya menciptakan internationaldevision of labour(pembagian
kerja internasional) yang saling menguntungkan, di mana masing-masing negara
akan mengekspor barang maupun jasa ke pasar internasional yang dianggap
9 Ida susanti dan Bayu Seto, 2003, Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas: Menelaah Kesiapan
Hukum Indonesia Dalam melaksanakan perdagangan Bebas, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 5. 10
Robert Jackson and George Sorensen, 2009, Introduction to International Relation, oxford
University Press Inc, New York. P.234
18
paling menguntungkan dari segi biaya produksi maupun jasa ke pasar
internasional.11
Kerjasama ASEAN-India tertuang dalam Asean-India Free Trade
Agreement (AIFTA)untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam
rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan
menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar
regional. India saat ini memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara di
kawasan Asia Tenggara sehingga hubungan perdagangan Indonesia India masuk
dalam Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA) yang merupakan kesepakatan
perdagangan bebas antara India dengan ASEAN, dimana barang-barang antar
negara-negara di India dan ASEAN akan saling bebas masuk dengan pembebasan
tarif hingga nol persen. Dalam penelitian ini konsep free Trade untuk melihat
bagaimana perkembangan ekspansi Perusahaan Otomotif India (Bajaj Auto
Limted, Tata Motors, TVS) ini semakin meningkat karena Konsep Free Trade
melarang adanya hambaan-hambatan perdagangan dan adanya penurunan tarif
pajak bea cukai melalui perjanjian AIFTA. Sehingga dengan adanya bebas
hambatan dan penurunan tariff bea cukai akan mempengaruhi proses ekspor
Produk Otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata Motors, TVS) ke Indonesia.
11
Bob s. Hadiwinata dan Aknolt K. Pakpahan, 2004, Fair Trade Gerakan Perdagangan Alternatif, Bandung: Pustaka belajar Oxfam, hal. 2
19
1.6.2 Hubungan Bilateral
Kerjasama bilateral merupakan interaksi antara dua negara yang saling
berkomitmen dalam mencapai kepentingan masing – masing negara.Indonesia
memiliki hubungan bilateral dengan mayoritas Negara – Negara yang berdaulat
baik di Asia, Eropa, Afrika dan juga Amerika.India merupakan salah satu negara
di Asia Selatan yang memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia.
Konsep hubungan bilateral, menurut Kusumohamidjojo konsep
hubungan bilateral:12
“Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara dua
negara yang berdekatan secara geografis maupun yang jauh
diseberang lautan dengan sasaran utama menciptakan kerjasama
politik, kebudayaan, dan struktur ekonomi.”
Hubungan antar bangsa sudah lama ada dan terus berkembang
sepanjang waktu. Di dorong oleh kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat
dipenuhi sendiri maka suatu negara berusaha mengadakan hubungan luar negeri
dengan negara lain dalam konsep interaksi hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan. Untuk Kerjasam Internasional jenis kerjasama bilateral mengacu
pada hubungan saling mempengaruhi antara dua negara.Dalam hubungan
internasional interaksi antar negara selalu berlangsung dalam dua tipe,
1. Hubungan yang ekstrim yaitu konflik
2. Hubungan yang harmonis yaitu kerjasama.
12
Budiono Kusumohamidjojo, Hubungan Internasional, Kerangka untuk Analitis, Bina Cipta Jakarta, 1987, halaman. 86
20
Menurut sejarah perkembangannya hubungan antar negara, kerjasama
bilateral adalah salah satu bentuk hubungan antar negara yang paling tertua dan
sudah terjadi sejak lama, sebelum adanya perjanjian Westpalia 1648.Sampai saat
ini, seiring dengan semakin menguatnya multipolarisme dalam sistem ekonomi
dan politik internasional, tetap dirasakan pentingnya kerjasama bilateral utamanya
dalam menciptakan hubungan yang harmonis.
Dilaksanakannya kerjasama bilateral antar dua negara dirasakan akan
sangat penting artinya, oleh karena itu suatu negara tidak dapat memenuhi semua
kebutuhannya tanpa kerjasama dengan negara lain.Pola interaksi timbal balik
antara dua negara dalam hubungan internasional di definisikan dengan hubungan
bilateral.Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam ilmu hubungan
internasional, mempunyai makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta
mengandung sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan
internasional itu sendiri.
Kerjasama dapat pula diartikan dengan adanya kepentingan yang
mendasari kesepakatan antara dua negara untuk berinteraksi dalam suatu bidang
kehidupan tertentu dengan cara-cara dan tujuan-tujuan yang telah disetujui
bersama untuk saling memenuhi kebutuhan bersama. Sebagaimana sebuah
kerangka pemahaman Holsti menjelaskan terbentuknya kerjasama sebagai berikut:
“Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati
dengan penyelesaian yang diusulkan atau membahas masalah,
mengemukakan bukti-bukti teknis untuk menyetujui suatu
penyelesaian atau lainnya dan mengakhiri perundingan dengan
21
perjanjian atau pengertia tertentu yang memuaskan kedua belah
pihak.Proses ini disebut kerjasama.”13
Pendapat Holsti di atas memberikan batasan konsepsi yang jelas
antara dua bentuk interaksi dalam hubungan internasional, yaitu konflik dan
kerjasama. Apabila dalam menghadapi suatu kasus satu (atau lebih) pihak-pihak
yang terlibat gagal mencapai kesepakatan, maka interaksi antar aktor tersebut
akan berujung pada konflik. Namun apabila pihak-pihak yang terlibat berhasil
mnecapai suatu kesepakatan bersama, maka interaksi antar aktor tersebut akan
menghasilkan suatu bentuk kerjasama.
Dalam kamus politik internasional, hubungan bilateral secara
sederhana dijelaskan sebagai,
“…keadaan yang menggambarkan adanya hubungan saling
mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua
negara)”.14
Batasan seperti ini mengandung maksud bahwa hubungan bilateral
merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua
negara.Terdapat beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral ini, dimana
yang paling umum adalah bidang perdagangan, pendidikan dan sosial budaya,
politik bahkan pertahanan keamanan.
13
K. J Holsti.1998. Politik Internasional : Kerangka untuk Analisis. Jakarta: Erlangga. Hal 209 14
Krisna Didi. 1993.Kamus Politik Internasional, Jakarta: PT. Grasindo. halaman 18
22
Dalam penelitian ini memfokuskan hubungan bilateral India dengan
Indonesia dalam bidang otomotif yang mana didalamnya membahas masalah
adanya hubungan kerjasama kemitraan strategis India dan Indonesia mengenai
kerjasama otomotif hingga kebijakan yang dihasilkan dapat mempengaruhi
perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motor,
TVS).
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis penelitian
Dalam penulisan ini, tipe penelitian yang dipakai adalah tipe penelitian
Deskriptif yang dikaji secara kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan dua atau lebih gejala atau variabel. Dengan demikian dapat diketahui
bagaimana korelasi antara dua variabel atau lebih dari pola, arah, sifat, bentuk,
maupun kekuatan hubungan.15
Metode itu digunakan untuk menjelaskan
perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata
Motors, TVS) di Indonesia Pasca kemitraan strategis India Indonesia dan pasca
perjanjian AIFTA.
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis data
sekunder, yaitu melalui informasi-informasi yang telah terangkum dalam buku-
buku dan yang tersedia dalam media massa, artikel-artikel dan tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan objek penelitian dalam media elektronik. Data-data yang penulis
15
Ylber Silalahi. 2009.Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. hal. 30-31
23
dapatkan melalui media-media tersebut dikumpulkan untuk kemudian diolah dan
dipilah serta di analisis untuk dijadikan sebuah tulisan.
1.7.3 Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah diperoleh, penulis menggunakan
teknik secara argumentatif, yaitu penelitian yang melihat persoalan atau fenomena
untuk kemudian ditelaah dan dianalisa. Menyederhanakan data tanpa mengurangi
maknanya atau bahkan membuang data yang sekiranya memang tidak dibutuhkan.
Data terpilih kemudian akan dipahami dan dijelaskan melalui pemahaman
intelektual yang logis. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang jelas dan
ilmiah.
1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian
Salah satu bagian dari point terpentingdalam penulisan ilmiah adalah
menentukan ruang lingkup pembahasan. Dengan ruang lingkup pembahasan kita
dapat mengatasi permasalahan yang diajukan sehingga pembahasan menjadi
terarah dan fokus dimana tidak menimbulkan kerancuan dan tentu saja tepat
sasaran. Untuk itu, penulis mengunakan dua batasan yaitu batasan waktu dan
batasan materi
1.7.4.1 Batasan Waktu
Dalam penelitian ini mengenai pengaruh pasca diberlakukannya
Kerjasama kemitraan strategis India Indonesia di Tahun 2005 dan Perjanjian
AIFTA (ASEAN-Idia Free rade Agreement) pada tahun 2010-2013
24
terhadap perkembangan ekspansi Perusahaan otomotif India (Bajaj Auto
Limited, Tata Motors, TVS) di Indonesia. Penulis mengamati sejak
diberlakukannya kemitraan strategis India Indonesia dan pasca berlakunya
AIFTA hingga tahun 2013.
1.7.4.2 Batasan Materi
Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini memfokuskan
pada perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto
Limited, Tata Motors, TVS) di Indonesia pasca diberlakukannya kemitraan
strategis India Indonesia dan AIFTA pada tahun 2010-2013.
1.8 Argumen Dasar
Kerjasama bilateral India-Indonesia yang terus menunjukkan
perkembangan yang baik hingga akhirnya pada tahun 2005 telah ditandatangani
Kemitraan Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India. Kemitraan
strategisini yang akan menjadi faktor untuk memperkuat hubungan bilateral
Indonesia dan India karena didalamnya terdapat upaya peningkatan investasi
diberbagai sektor penting termasuk bidang otomotif.Hingga berlanjut pada adanya
perjanjian Free Trade antara ASEAN India dalam kerangka AIFTA yang baru
diberlakukan di Indonesia tahun 2010. Salah satu kebijakan dari perjanjian ini
adanya pengurangan hambatan-hambatan Ekspor onderdil motor ataupun
pengurngan pajak, bea cukai sehingga mempermudah produk otomotif (Bajaj
Auto limitd, Tata Motors, TVS) semakin mengembangkan ekspansi
perusahaannya dan meningkatkan jumlah penjualannya hingga memiliki anak
25
perusahaan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan ekspansi tiga
perusahaan otomotif asal India di Indonesia tersebut telah banyak dipengaruhi
karena adanya kedua perjanjian perdagangan di bidang otomotif yang telah
dilakukan.
1.9 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun Empat Bab dimana masing-masing Bab akan
menyajikan penjelasan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian dan memenuhi tujuan dari penelitian ini.
BAB II penelitian menyajikan bahasan bagaimana India dan
Indonesia melakukan kerjasama perdagangan di bidang otomotif. Fokus penulis
dalam point selanjutnya adalah membahas mengenai perjanjian yang ditanda
tangani pada tahun 2005 yang berisi kerjasama kemitraan strategis India dan
Indonesia. Pada sub bab ini penulis akan jelaskan apa saja keputusan dan
kebijakan mengenai otomotif. Kemudian point selanjutnya dibahas didalamnya
mengenai gambaran proses bagaimana berlakunya perjanjian AIFTA (ASEAN –
India Free Trade Agreement) pada Oktober 2013. Hal pertama yang akan dibahas
adalah mengenai proses kerjasama AIFTA hingga sampai berlakunya di Indonesia
pada tahun 2010. Gambaran yang diberikan peneliti dalam bab ini setidaknya
berfungsi sebagai alat bagi pembaca untuk memahami masalah yang dibahas
dalam penelitian ini.
BAB III memuat gambaran bagaimanaperkembangan ekspansi
perusahaan otomotif asal india Bajaj Auto Limited, Tata Motors, dan TVS. Untuk
hal pertama akan dibahas mengenai bagaimana tiga perusahaanotomotif India
26
tersebut berkiprah didunia otomotif hingga produk perusahaan ini mengalami
banyak permintaan konsumen di Indonesia. Hingga pada akhirnya ketiga produk
otomotif tersebut sama-sama memiliki anak perusahaan di Indonesia. Disini
penulis akan gambarkan dan korelasai antara pengaruh perjanjian perdagangan
kemitraan strategis India dan Indonesia dibidang otomotif serta juga perjanjian
AIFTA yang sudah diberlakukan di Indonesia terhadap peningkatan ekspansi
Bajaj Auto limited, Tata Motors, dan TVS. Secara sederhana pada Bab III ini
penulis berupaya memberikan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.
BAB IV memuat gambaran mengenai penutup penelitian ini yang
berisi kesimpulan.Kerjasama kemitraan strategis India dan Indonesia serta adanya
perjanjian AIFTA ini berpengaruh terhadap ekspansi Produk otomotiv India Bajaj
Auto Limited. Taa motors, dan TVS yang hingga memiliki anak perusahaan di
Indonesia. Dalam Bab ini akan dipertegas dengan hasil temuan penelitian, serta
akan diuraikan diskusi lanjutan yang belum terselesaikan dalam penelitian ini atau
hal-hal lain yang perlu untuk diteliti lebih lanjut sehingga memungkinkan lahirnya
penelitian lain mengenai topik yang sama.