bab i pendahuluan 1.1 kondisi umum · pdf fileberdasarkan peraturan presiden republik...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM
A. Tugas pokok, wewenang dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia,
yang di tindaklanjuti dengan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia
NOMOR PER-006/A/JA/3/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Jaksa Agung Republik Indonesia NOMOR PER-009/A/JA/01/2011
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republiki Indonesia,
sebagai berikut :
a. Kepala Badan Diklat
b. Sekretariat Badan, yang terdiri dari :
- Bagian Penyusunan Program, Laporan Pemantauan dan
Penilaian (KABAG SUNPROGLAPNIL) yang membawahi Sub
Bagian Penyusunan Program dan Laporan (Kasubag Suproglap)
dan Sub Bagian Pemantauan dan Penilaian (Kasubag Panil).
- Bagian Tata Usaha (KABAG TU) yang membawahi Sub Bagian
Perlengkapan dan Perpustakaan, Sub Bagian Keuangan dan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
- Kelompok Jabatan Fungsional
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajmen dan Kepemimpinan,
yang terdiri dari :
- Bidang Program (KABID PROGRAM) yang membawahi Sub
Bidang Perencanaan dan Sub Bid Evaluasi
- Bidang Penyelenggara (KABID PENYELENGGARA) yang
membawahi Sub Bidang Akademis dan Sub Bidang Pengajaran
- Kelompok Jabatan Fungsional
2
d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional, yang terdiri
atas :
- Bidang Program (KABID PROGRAM) yang membawahi Sub
Bidang Perencanaan dan Sub Bid Evaluasi
- Bidang Penyelenggara (KABID PENYELENGGARA) yang
membawahi Sub Bidang Akademis dan Sub Bidang Pengajaran
- Kelompok Jabatan Fungsional
Badan Diklat Kejaksaan RI adalah unsur penunjang tugas dan
wewenang Kejaksaan di bidang Pendidikan dan Pelatihan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Jaksa Agung.
Tudas dan wewenang Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI
adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, sedangkan
fungsinya adalah :
a. Perencanaan dan perumusan kebijakan di bidang pendidikan dan
pelatihan ;
b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ;
c. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan ;
d. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi/lembaga baik di
dalam negeri maupun luar negeri dalam bidang pendidikan dan
pelatihan ;
e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang pendidikan dan pelatihan ;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
B. Sarana dan Prasasarana.
Badan Diklat Kejaksaan RI saat ini mempunyai 2 kampus sebagai
tempat pendidikan dan pelatihan, yaitu :
a. Kampus A yang berada di Ragunan ;
3
b. Kampus B yang berada di Ceger.
Ad. A. Kampus A
Untuk kampus A (Ragunan) saat ini telah tersedia fasilitas
sebagai berikut :
a. Mesjid
b. Gedung perkantoran (gedung Wicaksana)
c. Aula Pertemuan
d. Klinik
e. Gedung perpustakaan
f. Ruang makan (2 lantai)
g. Gedung Museum
h. 5 (lima) fasilitas asrama, yaitu :
No. NAMA ASRAMA JUMLAH
KAMAR
KAPASITAS JUMLAH
KAPASITAS
1. Asrama Padi 25 X 3 (orang) 75
2. Asrama Kapas 25 X 3 (orang) 75
3. Asrama Pedang 25 X 3 (orang) 75
4. Asrama
Timbangan
28 X 4 (orang) 112
5. Asrama Adhi
- Lantai dasar 16 X 2 (orang) 32
- Lantai I 27 X 2 (orang) 54
- Lantai II 30 X 2 (orang) 60
- Lantai III 30 X 2 (orang) 60
- Lantai IV 30 X 2 (orang) 60
- Lantai V 30 X 2 (orang) 60
- Lantai VI 30 X 2 (orang) 60
- Lantai VII 30 X 2 (orang) 60
JUMLAH 506 783
i. 3 (tiga) gedung kelas
4
No. NAMA GEDUNG JUMLAH KELAS
1. Gedung Satya 15
2. Gedung Wira 3
3. Gedung Perpusatakaan 2
JUMLAH 20
j. Kolam Renang
k. Ruang Fitness
l. Ruang Musik ( Band dan Karaoke)
m. Ruang permaianan Bilyar
n. Ruang sauna
o. Lapangan tenis (indoor).
p. 4 (tiga) unit rumah dinas.
q. Ruang koperasi, dll
Ad. B. Kampus B
Untuk kampus B (Ceger) saat ini telah tersedia fasilitas sebagai
berikut :
a. Fasilitas asrama
No. NAMA ASRAMA JUMLAH
KAMAR
KASPASITAS JUMLAH
KAPASITAS
1. Adhyaksa Loka
Ceger
122 X 2 (orang) 244
b. Fasilitas gedung kelas
No. NAMA GEDUNG JUMLAH KELAS
1. Adhyaksa Loka Ceger 8
Dimana di Kampus B ini juga terdapat fasilitas, antara lain :
c. Gedung Puri Adhyaksa
d. Rumah Sakit Adhyaksa
C. Lain – lain
5
Saat ini Badan Diklat Kejaksaan RI telah mendapatkan Akreditas A
dari Lembaga Admistrasi Negara (LAN) dan mendapatkan SNI / ISO
9001 : 2008
1.1. POTENSI DAN PERMASALAHAN
A. Potensi.
Keberadaan Badan Diklat Kejaksaan RI dengan 2 (dua) kampus yang
letak posisinya sangat strategis, berbasis lingkungan yang sejuk dan
hijau, sarana dan prasarana yang telah memenuhi standar
pelayanan Pendidikan dan Pelatihan serta sebagai Kampus yang
berakreditasi A dan telah mendapatkan SNI / ISO tentu saja
mempunyai potensi tinggi terhadap minat kementrian / lembaga /
instansi untuk mau bekerjasama dalam melaksanakan pendidikan
dal pelatihan bagi aparatur mereka.
Begitu juga seiring perkembangan populasi dan aktivitas kegiatan
resmi dan minimnya tempat-tempat pertemuan dengan fasilitas
gedung dan parkir yang sangat memadai di DKI Jakarta khususnya
wilayah Jakarta Selatan tentu saja gedung Aula Badan Diklat
Kejaksaan RI (seperti halnya, aula/gedung Manggala Wana Bhakti
Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, dll) menjadi sebuah
potensi yang dapat digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan
resmi.
B. Permasalahan .
a. Badan Diklat Kejaksaan RI dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan, pada periode 2 (dua) tahun belakang ini
mengalami trend kenaikan, baik dari jenis pendidikan maupun
6
jumlah peserta pendidikan dan pelatihan, dimana pada tahun
2014 ada sekitar 19 jenis pendidikan (yang dibagi atas beberapa
gelombang dan angkatan), sedangkan pada periode tahun 2015
terjadi kenaikan/penambahan menjadi 21 jenis pendidikan (yang
dibagi atas beberapa gelombang dan angkatan). Begitu juga
dengan siswa/peserta diklat, pada tahun 2014 jumlah
siswa/peserta diklat berjumlah 2.813 siswa/peserta diklat dan
naik signifikan pada tahun 2015 menjadi 3. 514 siswa/peserta
diklat.
Trend ini tentu saja harus diwaspadai, mengingat target
pencapaian yang diberikan pimpinan kepada Badan Diklat sesuai
dengan skema NAWACITA pemberintahan Jokowi – JK, setiap
tahunnya menunjukkan peningkatan pencapaian kinerja, oleh
sebab itu sangat mendesak untuk segera dilakukan pembenahan
sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, baik dari sisi
ketersediaan sarana asrama maupun sarana kelas untuk
pembelajaran. Oleh sebab itu maka tidak ada kata lain selain
peningkatan dan pembangunan gedung, sebagai konsekwensi
logis dengan adanya target pencapaian kinerja yang diharapkan
pimpinan.
b. Kebijakan dalam rangka peningkatan jumlah widyaiswara dalam
mengatasi baik lonjakan jumlah peserta diklat maupun dalam
rangka mengantisipasi ketersediaan widyaiswara yang berkualitas
dan permanen tentu saja menjadi sebuah pemikiran yang sentral
dalam terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di
Badan Diklat Kejaksaan RI.Hal ini dapat ditempuh dengan
penambahan kuota penerimaan pegawai untuk widyaiswara dan
juga dapat ditempuh dengan jalur kebijakan dalam bentuk mutasi
dan promosi.
7
Sebuah pemikiran dasar yang dapat dikembangkan seperti halnya
di Lemdiklat Kepolisian dan TNI, bahwa setiap pimpinan baik
Kapolda (dan Direktur), Kapolres (dan Kasat), Danrem, Dandim
(dan Pasi) Klas I, dimutasikan (diminta untuk membantu sebagai
widyaiswara madya maupun widyaiswara muda) karena sebagai
perwira-perwira “pilihan” tentu saja mereka selain mempunyai
kemampuan dedikasi dan kepribadian yang baik juga mereka
sangat memadai kemampuan teknisnya (sebagimana kita ketahui
sebagai perwira dengan penugasan di kota besar banyak hal-hal
teknis yang perlu disiasati dalam rangka menterjemahkan
kebijakan pimpinan jika belum memadainya aturan yang ada,
sehingga perwira-perwira tersebut mempunyai daya kreasi dan
inovasi positif yang jauh lebih baik dalam menyikapi banyak hal.
Tentu saja ini juga merupakan bagian yang sangat penting dalam
membentuk kualitas SDM.
Namun untuk menghindari kesan “terkotakan”/”masuk kotak”
tentu saja perlu kebijakan lanjutan dengan proses pergiliran per
periode ( mungkin setahun atau setahun setengah) dan
dilanjutkan dengan PROMOSI.
c. Seiring dengan ditingkatkannya status dari Pusat Pendidikan dan
Pelatihan menjadi Badan Pendidikan dan Pelatihan dan telah
dipimpinannya Badan Diklat dengan penempatan jabatan eselon I
dan bukan lagi eselon II, tentu saja harus dilakukan banyak
penyesuain struktur jabatan dalam pengembangan organisasi
Badan Diklat Kejaksaan RI dan tentu saja yang tidak kalah
penting adalah pendelegasian, baik itu Aset maupun Kewenangan
( termasuk didalamnya keberadaan 6 (enam) sentra pendidikan).
Hal ini tentu saja perlu segera dirumuskan sehingga Badan Diklat
Kejaksaan RI merupakan unit kerja satu-satunya tempat
informasi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
8
d. Ketertarikan pihak luar baik kementerian/lembaga/instansi
maupun perorangan terhadap fasilitas yang ada di Badan Diklat
Kejaksaan RI tentu saja diharapkan selain mempunyai nilai positif
pada pencitraan Kejaksaan RI ke depan juga kami melihat sebagai
suatu potensi yang dapat dikembangkan guna
peningkatan/pencapaian PNBP yang maksimal. Untuk itu Badan
Diklat Kejaksaan RI harus segera mendapatkan posisi dalam
rangka turut membantu Kejaksaan RI maupun pemerintah dalam
rangka peningkatan/pencapaian PNBP.
e. Ke depan tentu saja sangat diharapkan Badan Diklat Kejaksaan
RI dengan tanggungjawab penugasan mencetak kader-kader yang
berkualitas dan profesional dengan integritas dan kepribadian
yang baik di harapkan dapat di pikirkan untuk disatukan dengan
Pusat Penelitian dan Pengembangan. Hal ini tentu saja sebagai
suatu pemikiran logis bagi satu kesatuan pandangan dalam
sebuah kebijakan dalam rangka sebagai pusat ilmu pengetahuan
dan perkembangannya.
f. Banyaknya surat Jaksa Agung, Wakil Jaksa Agung maupun Jaksa
Agung Muda sebagai tata cara pelaksanaan kegiatan (kebijakan)
baik langsung maupun atas nama (an.) yang tidak ditembuskan
ke Badan Diklat Kejaksaan RI. Hal ini tentu saja berdampak
buruk bagi proses pencetakan kader yang yang harus diberikan
ilmu dan pengetahuan yang “terbaru”. Untuk itu perlu kiranya
pimpinan Kejaksaan RI untuk dapat menegaskan kepada setiap
unit kerja yang memproduksi surat untuk juga ditembuskan
kepada Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI.
Sesuai dengan RENSTRA Kejaksaan RI yang di dasarkan pada
NAWACITA pemerintahan Jokowi – JK, yang memberikan
penugasan, target dan pencapaian yang luar biasa, tentu saja
9
“membesarkan Badan Diklat Kejaksaan RI” menjadi kata kunci
bagi keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas Kejaksaan RI ke
depan.
10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI
2.1 VISI :
Visi adalah suatu pandangan jauh kedepan yang akan mengarahkan
kita untuk menuju pada kondisi yang akan dicapai di masa depan. Visi
akan diwujudkan oleh seluruh pemangku kepentingan yang ada di
Badan Diklat Kejaksaan RI
Sehubungan dengan hal itu Badan Diklat Kejaksan RI mengacu pada
NAWACITA dan Visi Kejaksaan RI mencanangkan visi :
“ MENJADIKAN BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI SEBAGAI PUSAT
PENGEMBANGAN APARATUR KEJAKSAAN YANG PROFESIONAL,
PROPOSIONAL DAN AKUNTABEL “
Dari visi yang ditetapkan tersebut, ada sebuah cita-cita logis yang
diharapkan, yaitu Badan Diklat dengan dukungan kebijakan dan
kewenangan Pimpinan Kejaksaan RI, diharapkan dapat memberikan
pendelegasian penuh dalam pengelolaan dan pengkaderan SDM
Kejaksaan RI guna diberikan pembekalan dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan serta kemampuan manajemen. Juga dengan dukungan
pendanaan yang maksimal dalam rangka pemberian dan penyiapan
sarana dan prasarana yang terbaik, sehingga dapat menciptakan pola
Pendidikan dan Pelatihan yang modern, sebagai acuan para kader
dalam melaksanakan tugas di lapangan.
a. Profesional : segenap aparatur Kejaksaan RI dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya didasarkan atas nilai luhur TRI KRAMA
ADHYAKSA, kompetensi, kapabilitas yang ditunjang dengan
pengetahuan dan wawasan yang luas, ketrampilan yang memadai
dan berpegang teguh pada peraturan serta kode etik profesi yang
berlaku.
11
b. Proporsional : dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
Kejaksaan menggunakan semboyan yakni menyeimbangkan yang
tersurat dan tersirat dengan penuh tanggung jawab, taat azas,
efektif dan efisien serta penghargaan terhadap hak-hak publik.
c. Akuntabel : kinerja aparatur Kejaksaan RI memiliki kapasitas dan
kapabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 MISI
Misi Badan Diklat Kejaksaan RI merupakan penjabaran dari cita-cita
dan landasan kerja organisasi serta merupakan fondasi dari
perencanaan strategik Badan Diklat Kejaksaan RI. Dengan misi ini
diharapkan seluruh pemangku kepentingan baik di Badan Diklat RI
maupun Kejaksaan RI dapat mengenal dan mengetahui peran,
program/sasaran kerja serta hasil yang akan diperoleh/dicapai oleh
Badan Diklat Kejaksaan RI, yaitu :
1. Mengoptimalkan pengembangan program dan jenis diklat berbasis
kompetensi ;
2. Membina dan mengembangkan jaringan kerjasama dalam dan luar
negeri ;
3. Mengoptimalkan sistem manajemen diklat yang profesional sebagai
model proses pembelajaran ;
4. Membentuk aparatur Profesional, Proporsional dan Akuntabel ;
5. Melaksanakan program reformasi birokrasi Kejaksaan RI.
2.3 TUJUAN
Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada pernyataan visi dan misi serta
konsistensi dengan tugas dan fungsi Badan Diklat Kejaksaan RI.
Pernyataan tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di
12
masa mendatang, yang dalam implementasinya tujuan akan
mengarahkan pada perumusan sasaran kebijakan, program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka merealisasikan misi,
yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional
dengan dilandasi kepribadian dan etika aparatur sipil negara
sesuai dengan kebutuhan instansi ;
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pelopor
perubahan serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa ;
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
pada pelayanan masyarakat ;
4. Menciptakan kesamaan visi dan pola pikir dalam melaksanakan
tugas.
2.4 SASARAN STRATEGI
Sasaran strategis Badan Diklat Kejaksaan RI merupakan penjabaran
dari tujuan yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih
spesifik, terukur dan akan dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
Sasaran strategis yang akan dirumuskan akan menjadi arahan dan
tolak ukur yang jelas dalam penyusunan strategi program dan kegiatan
berikut indikator keberhasilannya.
Sesuai dengan sasaran strategis Kejaksaan RI, maka Badan Diklat
Kejaksaan RI mempunyai beban tugas untuk “menyiapkan SDM
Kejaksaan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik”. Dengan target pencapaian sasaran “terwujudnya
aparatur sipil negara yang memiliki kompetensi di bidangnya”.
2.5 SASARAN PROGRAM :
13
Sasaran Program (outcome) Badan Diklat Kejaksaan RI merupakan
hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka mendukung
pencapaian Sasaran Strategis Kejaksaan Republik Indonesia yang
mencerminkan berfungsinya keluaran (output). Sesuai Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L)
2015-2019, Sasaran Program (outcome) disusun berdasarkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Sasaran Program yang dirumuskan harus menggambarkan hasil (outcome)
dari pelaksanaan program unit organisasi Eselon I sesuai tugas dan
fungsinya. Hasil (outcome) program merupakan sinergitas berbagai output
kegiatan dalam program tersebut. Sasaran Program merupakan Sasaran
Strategis unit Eselon I.
2. Setiap Program dapat memilih dari satu Sasaran Program.
3. Sasaran Program dapat dirumuskan sama dengan sasaran strategis
Kementerian/Lembaga sesuai denganbidang tugas fungsi unit organisasi
Eselon I masing-masing dan atau dirumuskan setingkat lebih rendah dari
sasaran strategis Kementerian/Lembaga sesuai bidang tugas fungsi unit
organisasi Eselon I dan harus dipastikan sasaran program yang
dirumuskan unit organisasi Eselon I memiliki sebab akibat (causality)
dengan sasaran strategis Kementerian/Lembaga.
Pada periode RENSTRA Tahun 2015-2019, Badan Diklat Kejaksaan RI
menetapkan Sasaran Program sebagai berikut :
1. Terlaksananya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
dan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan bagi
aparatur Kejaksaan dalam rangka peningkatan kompetensi.
2. Terciptanya SDM Aparatur Kejaksaan yang profesional, proporsional
dan akuntabel dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik.
Diklat yang menjadi prioritas adalah : 1. Jumlah diklat yang dilaksanakan yang menjadi prioritas nasional
dan prioritas Kejaksaan adalah :
14
A. Diklat Teknis yang terdiri dari : a. Diklat Bidang Pembinaan :
- Diklat Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) - Diklat SIMKARI - Diklat Operator Data Base - Diklat Pengawal Tahanan - Diklat Pengelolaan Barang Bukti
b. Diklat Bidang Intelejen :
- Diklat TP4 - Diklat Intelejen Dasar - Diklat Wira Intelijen - Diklat Humas
c. Diklat Bidang Tindak Pidana Umum :
- Diklat Teknis Terpadu Penanganan Perkara Anak (SPPA) - Diklat Teknis Penanganan Perkara Kekerasan Terhadap
Perempuan (Gender) - Diklat Kebakaran Hutan dan Lahan. - Diklat Teknis Penanganan Perkara Penebangan Liar
(Ilegal Loging) - Diklat Teknis Penanganan Perkara Pertambangan Liar
(Ilegal Mining) - Diklat Teknis Penanganan Perkara Perikanan (ilegal
Fishing) - Diklat penanganan perkara Narkotika dan Psikotropika - Diklat Cyber Crime
d. Diklat Bidang Tindak Pidana Khusus :
- Diklat SPPT untuk Apgakum - Diklat Teknis Penangana Perkara Tindak Pidana Korupsi
dan Pencucian Uang - Diklat Teknis Penanganan Perkara HAM Berat - Diklat Teknis Terpadu Hakim, Jaksa dan Polisi - Diklat Teknis Penanganan Perkara Perpajakan dan
Perbankan
e. Diklat Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara :
f. Diklat Bidang Pengawasan :
B. Diklat Fungsional yang terdiri dari : a. Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) b. Diklat Pranata Komputer c. Diklat Pustakawan d. Diklat Arsiparis e. Diklat Sandiman f. Diklat Pranata Humas
15
g. Diklat Pranata Kepegawaian
C. Diklat Manajemen dan Kepemimpinan, yang terdiri dari : a. Diklat Manajemen :
- Diklat Revolusi Mental - Diklat Kepegawaian - Diklat Keuangan - Diklat Manajemen Of Training (MOT) - Diklat Training Of Trainer (TOT) - Diklat Training of Fasilitator (TOF) - Diklat TOC
b. Diklat Kepemimpinan :
- Diklat PIM II, III, dan IV - Diklat Prajabatan
2.6 CAPAIAN SASARAN PROGRAM BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI
Keberhasilan pencapaian hasil (outcome) Sasaran Badan Diklat
Kejaksaan RI diukur menggunakan Indikator Kinerja Program. Indikator
Kinerja Progran dalam Kerangka Akuntabilitas Organisasi merupakan
ukuran pencapaian kinerja program. Indikator Kinerja Program dalam
Struktur Manajemen Kinerja merupakan sasaran kinerja program yang
secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi
Kementerian/Lembaga setingkat Eselon IA. Sesuai Peraturan Menteri
Perencaaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L)
2015-2019, kriteria yang dipergunakan dalam merumuskan Indikator
Kinerja Program adalah sebagai berikut :
1. Harus mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon IA sesuai
dengan visi, misi, dan tupoksinya;
2. Harus dapat mendukung pencapaian kinerja K/L (visi, misi dan sasaran
strategis K/L); dan
3. Harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu.
Ketercapaian Sasaran Program Badan Diklat Kejaksaan RI, diukur
dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Program, yaitu:
16
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program
1 2 3
1.
2.
Meningkatnya Kompetensi
Pegawai Kejaksaan RI
Meningkatnya kepuasan
stakeholder atas layanan
Badiklat
Jumlah SDM yang bersertifikat
Kompetensi
Indeks Kepuasan Peserta Diklat
Indeks Kepuasan stakeholder
17
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI
Arah kebijakan dan Badan Diklat Kejaksaan RI adalah
serangkaian upaya dari Badan Diklat Kejaksaan RI untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penentuan arah
kebijakan dan stategi ini, Badan Diklat Kejaksaan RI mempedomani
Arah Kebijakan dan Strategi Kejaksaan Republik Indonesia yang
merupakan prioritas dalam pelaksanaannya.
Mengacu pada nomenklatur RPJPN tahun 2005-2025 dan RPJMN
tahun 2015-2019, maka terdapat 2 (dua) hal penting dari Arah
Kebijakan dan Strategi Nasional yang menjadi agenda prioritas bagi
arah kebijakan dan strategi sebagaimana diatur dalam Rencana
Strategis Kejaksaan, yaitu :
1. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, dengan
sasaran yang akan diwujudkan, antara lain yaitu :
a. Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;
b. Penyempurnaan dan Peningkatan Reformasi Birokrasi Nasional
(RBN);
c. Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan
Kebijakan Publik dengan Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat
dalam Pengambilan Kebijakan Publik dan Pengelolaan Badan
Publik yang Baik.
2. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya, dengan sasaran yang akan diwujudkan :
a. Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan;
b. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
18
c. Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan Liar, dan
Penambangan Liar;
d. Pemberantasan Narkoba dan Psikotropika;
e. Melindungi Anak, Perempuan, dan Kelompok Marjinal.
Mempertimbangkan antara arah kebijakan dan strategi nasional
disandingkan dengan sasaran dan strategi pembangunan Kejaksaan
tahun 2015-2019, maka arah kebijakan dan strategi Kejaksaan R.I
disesuaikan dengan arah kebijakan dan strategi nasional adalah
sebagai berikut :
19
1. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis dan Terpercaya
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
1. Membangun
transparansi dan
akuntabilitas kinerja
pemerintah.
Meningkatnya transparansi
dan akuntabilitas dalam
setiap proses
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan sehingga
terwujud tata kelola
pemerintahan yang baik,
yang ditandai dengan
terwujudnya sistem
pelaporan kinerja instansi
pemerintah dan
meningkatnya akses publik
terhadap informasi kinerja
Arah kebijakan 1
Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi
pemerintah secara terintegrasi, kridibel, dan dapat diakses publik.
Strategi :
1. Penyempurnaan kebijakan yang mengatur sistem akuntabilitas
kinerja Kejaksaan.
2. Pemantapan implementasi SAKIP.
3. Pengembangan sistem pelaporan kinerja Kejaksaan secara
transparan yang terintegrasi, kridibel dan dapat diakses oleh
publik.
4. Penyusunan dan penetapan instrumen pengukuran kinerja
setiap unit kerja (Instrumen Penilaian Kinerja Unit (IPKU) dan
setiap pegawai Kejaksaan R.I (Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)).
20
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
instansi pemerintah,
meningkatnya implementasi
open government pada
seluruh instansi pemerintah
serta makin efektifnya
penerapan e-government
untuk mendukung
manajemen birokrasi secara
modern.
5. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan modern
guna mendukung sistem pelaporan kinerja Kejaksaan.
6. Partisipasi masyarakat dalam rangka kontrol terhadap kinerja
Kejaksaan.
Arah kebijakan 2
Penerapan open government merupakan upaya untuk mendukung
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka,
partisipasif dan akuntabel dalam penyusunan kebijakan publik,
serta pengawasan terhadap penyelenggaraan negara dan
pemerintah.
Strategi :
1. Pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan
interaktif yang dapat diakses publik.
21
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
2. Pembangunan paperless sistem untuk memudahkan pelaporan
(e-office).
3. Pembangunan e-bugeting sistem untuk keterbukaan dalam
perencanaan penganggaran.
4. Pembangunan e-monev untuk setiap satuan kerja kejaksaan.
5. Pelaksanaan standar-standar open government di Kejaksaan
yang mencakup :
a. Transparansi, menjamin tersedianya informasi publik dan
mekanisme penyampaian informasi yang mudah dan cepat.
b. Partisipasi, memberikan ruang kepada masyarakat untuk
menyampaikan gagasan dan saran terkait penyusunan
serta penerapan kebijakan oleh Kejaksaan dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik.
c. Akuntabilitas, memperkuat pertanggungjawaban kinerja
dan menjaga integritas pegawai dalam melaksanakan tugas
dan fungsi Kejaksaan.
22
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Arah kebijakan 3
Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses
pemerintahan dan pembangunan yang sederhana, efisien,
transparan, dan terintegrasi.
Strategi :
1. Perumusan kebijakan dan grand strategi pengembangan e-
government di Kejaksaan sesuai dengan kebutuhan publik
khususnya terkait dengan informasi penanganan perkara ;
2. Pengembangan dan penyempurnaan aplikasi SIMKARI
sebagai basis infrastruktur e-government di Kejaksaan ;
3. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
infrastruktur di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri dalam
pelayanan informasi publik.
23
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
2. Penyempurnaan dan
peningkatan kualitas
Reformasi Birokrasi
nasional (RBN).
Meningkatnya kualitas
birokrasi dan tata kelola
pemerintah yang baik
dalam mendukung
peningkatan daya saing
dan kinerja pembangunan
nasional di berbagai
bidang, yang ditandai
dengan terwujudnya
kelembagaan birokrasi
yang efektif dan efisien,
meningkatan kapasitas
pengelolaan Reformasi
Birokrasi,dimplementasikan
nya UU Aparatur Sipil
Negara secara konsisten
Arah kebijakan 1 :
Restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif,
efisien, dan strategis.
Strategi :
1. Penyempurnaan kelembagaan birokrasi Kejaksaan.
2. Penataan kelembagaan Kejaksaan yang mencakup penataan
tugas, fungsi dan wewenang.
3. Penguatan koordinasi tentang Reformasi Birokrasi antar
lembaga dan kementerian serta perbaikan proses dan
mekanisme koordinasi kerja antar bidang.
Arah kebijakan 2 :
Penguatan kapasitas pengelolaan Reformasi Birokrasi Kejaksaan.
Strategi :
24
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
pada seluruh instansi
pemerintah dan
meningkatnya kualitas
pelayanan publik.
1. Penguatan kebijakan Reformasi Birokrasi Kejaksaan.
2. Penguatan kelembagaan dan tata kelola pengelolaan Reformasi
Birokrasi Kejaksaan dengan mengarusutamakan prinsip-
prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
3. Penataan regulasi dan kebijakan di bidang kepegawaian yang
selaras dengan kebijakan nasional tentang aparatur negara..
4. Pelaksanaan RB di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.
5. Penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RB di Kejaksaan
Arah kebijakan 3 :
Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
transparan, kompetitif, dan berbasis merit sistem.
Strategi :
1. Pengendalian jumlah dan redistribusi jaksa/pegawai Kejaksaan
2. Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang
25
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
transparan, kompetitif, berbasis merit sistem dan Computer
Assited Test (CAT).
3. Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan diklat,
ditambah dengan seleksi dan kelulusan pendidikan dan
pelatihan yang obyektif untuk mencetak aparatur Kejaksaan
yang profesionalisme berintegritas dan akuntabel.
4. Penerapan sistem promosi dan mutasi secara terbuka berbasis
kompetensi dengan melihat prestasi kerja, reward dan
punishment.
5. Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai Kejaksaan.
6. Penguatan sistem informasi kepegawaian.
7. Pengendalian dan monitoring jumlah dan redistribusi
Jaksa/Pegawai Kejaksaan berdasarkan analisis beban kerja.
Arah kebijakan 4:
Peningkatan kualitas pelayanan publik.
26
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Strategi :
1. Peningkatan pelayanan publik yang lebih terpadu dengan
mengimplementasikan kebijakan dalam UU No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik secara Konsisten.
2. Penerapan Standar Pelayanan Publik di Kejaksaan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Jaksa Agung.
3. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelayanan publik.
4. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik
melalui citizencharter.
5. Penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik
yang meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian dan
pengawasan, termasuk pengawasan masyarakat.
27
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
3. Meningkatkan
partisipasi publik
dalam proses
pengambilan kebijakan
publik dengan
meningkatkan peran
aktif masyarakat
dalam pengambilan
kebijakan publik dan
pengelolaan badan
publik yang baik.
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam
pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan
badan publik yang baik.
Arah kebijakan :
Melaksanakan secara konsisten UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
Strategi :
1. Penataan regulasi yang mengatur kewajiban untuk membuat
laporan kinerja serta membuka akses informasi publik untuk
mewujudkan kinerja Kejaksaan yang transparan, efektif, efisien
dan akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pengelolaan dan pelayanan informasi secara berkualitas.
3. Penyebaran informasi publik secara berkualitas melalui
berbagai media center, media komunitas dan media tradisional.
4. Penguatan PPID baik di pusat maupun di daerah sesuai
dengan UU KIP serta peraturan pelaksananya.
5. Penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi.
28
2. Memperkuat Kehadiran Negara dalam Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum yang Bebas
Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya.
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
1. Peningkatan
penegakan hukum
yang berkeadilan
1. Meningkatnya kualitas
penegakan hukum dalam
rangka penanganan
berbagai tindak pidana,
mewujudkan sistem
hukum Pidana dan Perdata
yang efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel
bagi pencari keadilan dan
kelompok rentan, dengan
Arah kebijakan 1 :
Meningkatkan kualitas penegakan hukum dalam rangka
penanganan berbagai tindak pidana termasuk tindak pidana
perbankan dan pencucian uang.
Strategi :
1. Penguatan peraturan Jaksa Agung maupun peraturan
lainnya yang mendukung kinerja Kejaksaan dibidang
penanganan perkara tindak pidana termasuk Tindak
Pidana Perbankan dan Pencucian Uang.
29
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
didukung oleh aparat
penegak hukum yang
profesional dan
berintegritas.
2. Optimalisasi penanganan perkara tindak pidana
termasuk tindak pidana perbankan dan Pencucian Uang.
3. Meningkatkan pengetahuan para Jaksa tentang
pemahaman dan perbaikan mekanisme penyelidikan dan
penyidikan Tindak Pidana Perbankan dan Pencucian
Uang.
4. Meningkatkan koordinasi antara instansi penegak hukum
dalam penanganan perkara tindak pidana.
5. Percepatan penyelesaian perkara tindak pidana dalam
proses penuntutan sampai tingkat eksekusi.
6. Diklat teknis dan fungsional dilaksanakan secara obyektif
dan transparan berbasis IT.
7. Meningkatkan pengawasan internal terhadap Jaksa yang
menangani perkara tindak pidana untuk mengantisipasi
terjadinya mafia peradilan.
8. Penguatan kode perilaku Jaksa.
30
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Arah kebijakan 2 :
Meningkatkan keterpaduan dalam sistem peradilan pidana.
Strategi :
1. Meningkatkan koordinasi dan forum komunikasi antar
instansi penegak hukum.
2. Pendidikan dan pelatihan Jaksa untuk mengantisipasi
disparitas pemahaman dalam pemberlakukan dan
penerapan hukum.
3. Meningkatkan Diklat Teknis terpadu antar aparat
penegak hukum (Jaksa, Polisi dan Hakim).
4. Pembangunan sarana dan prasarana yang berbasis
31
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
teknologi informatika (TI) termasuk sistem informasi
manajemen penanganan perkara tindak pidana yang
terintegrasi, transparan dan akuntabel (sebagai pilot
project di lingkungan Kejaksaan).
5. Penguatan kewenangan pengawasan untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kewenangan. (penguatan
lembaga APIP terutama pada fungsi pencegahan dan
pembinaan mental dan integritas Jaksa/Pegawai
Kejaksaan).
6. Eksaminasi penanganan perkara tindak pidana yang
efektif dan transparan
Arah kebijakan 3 :
Melaksanakan Sistem Peradilan Pidana Anak.
Strategi :
32
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
1. Meningkatkan koordinasi antar lembaga/kementerian
yang terkait.
2. Pendidikan dan pelatian kemampuan Jaksa anak.
3. Penyusunan Peraturan Jaksa Agung yang terkait dengan
Sistem Peradilan Anak.
4. Penyediaan sarana dan prasarana serta pengembangan
Sistem Peradilan Anak.
5. Menjamin terlaksananya diversi pada setiap tahapan
penanganan perkara pidana anak.
Arah kebijakan 4 :
Melaksanakan reformasi Sistem Hukum Perdata yang mudah
dan cepat
Strategi :
1. Kejaksaan lewat Bidang Datun bahwa dalam
33
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
penyelesaian perkara Datun dilaksanakan secara cepat
(small claim court) diutamakan penyelesaiannya dengan
mediasi.
2. Kejaksaan lewat Bidang Datun bahwa dalam
penyelesaian perkara Datun dilaksanakan secara cepat
(small claim court) diutamakan penyelesaiannya dengan
mediasi.
3. Peningkatan kapasitas Jaksa Pengacara Negara dalam
rangka turut serta memperbaharui peraturan
perundang-undangan di bidang hukum Perdata dan Tata
Usaha Negara.
4. Mendorong Jaksa Pengacara Negara untuk
memanfaatkan lembaga
Arah kebijakan 5 :
Meningkatkan kualitas Aparat Penegak Hukum
34
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Strategi :
1. Peningkatkan kesejahteraan para Jaksa dan Pegawai
Kejaksaan.
2. Penyempurnaan mekanisme penjenjangan karir pegawai.
3. Rekruitmen Pegawai Kejaksaan yang transparan,
kompetitif, berbasis merit sistem dan Computer Assisted
Test (CAT).
4. Penerapan manajemen kinerja Kejaksaan.
5. Pelaksanaan kaderisasi kepemimpinan yang obyektif dan
akuntabel.
2. Terwujudnya
penghormatan,
Arah kebijakan 1 :
Penyelesaian secara berkeadilan atas kasus Pelanggaran
HAM masa lalu
35
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
perlindungan, dan
pemenuhan hak atas
keadilan bagi warga
negara.
Strategi:
1. Terlaksananya koordinasi antar instansi terkait dalam
penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu untuk menuju
kepastian hukum.
Arah kebijakan 2 :
Optimalisasi bantuan hukum dan layanan Peradilan bagi
masyarakat.
Strategi :
1. Bersama-sama dengan aparat penegak hukum
melakukan sosialisasi penyelenggaraan bantuan hukum.
2. Peningkatan pelayanan informasi di Kejaksaan.
3. Penguatan pemberi bantuan hukumdan pelayanan
hukum dibidang Perdata dan Tata Usaha Negara.
4. Penyuluhan hukum dan penerangan hukum
36
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Arah kebijakan 3 :
Penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
Strategi :
1. Penguatan mekanisme koordinasi aparat penegak hukum
dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan kekerasan seksual terhadap perempuan, serta
penguatan mekanisme tindak lanjut penanganan
kasusnya.
2. Perlakukan khusus dari Jaksa dalam penanganan kasus
kekerasan dimana anak baik sebagai saksi maupun
korban.
3. Penyediaan fasilitas prasarana penunjang sehingga dapat
mengurai pra dan pasca trauma yang dihadapi oleh anak.
4. Peningkatan kemampuan dan pemahaman dari Jaksa
37
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
dalam menangani kasus anak sebagai korban dan saksi.
(Diklat penanganan kasus kekerasan perempuan dan
anak).
Arah kebijakan 4 :
Meningkatkan Pendidikan Hak Asasi Manusia
Strategi :
1. Diklat HAM bagi para Jaksa.
2. Pengembangan kurikulum pelatihan HAM bagi para Jaksa
dengan memanfaatkan hasil penelitian.
Arah kebijakan 5 :
Membangun budaya hukum
Strategi :
1. Penyuluhan hukum dan penerangan hukum kepada
38
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
masyarakat tentang pemahaman hukum yang
diharapkan akan menumbuhkan partisipasi masyarakat
dalam mengurangi terjadinya pelanggaran hukum serta
berperan dalam proses pengawasan penegakan hukum.
2. Perluasan akses dan optimalisasi pengelolaan
penanganan pengaduan masyarakat.
2. Pencegahan dan
pemberantasan
korupsi.
Menurunnya tingkat korupsi
serta meningkatnya
efektivitas pencegahan dan
pemberantasan korupsi.
Arah kebijakan 1 :
Meningkatkan Efektivitas Implementasi Kebijakan Anti-
korupsi
Strategi :
1. Optimalisasi penanganan kasus tindak pidana korupsi
oleh Kejaksaan (Penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
dan eksekusi).
39
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
2. Pelaksanaan kerjasama luar negeri dalam pengembalian
aset hasil tindak pidana korupsi.
3. Penguatan mekanisme koordinasi dan monitoring
evaluasi Strategis Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi.
Arah kebijakan 2 :
Meningkatkan pencegahan korupsi.
Strategi :
1. Melaksanakan kampanye anti korupsi ke masyarakat.
2. Melakukan penyuluhan hukum dan penerangan hukum
kepada masyarakat tentang pencegahan korupsi.
3. Pengembangan sistem pencegahan tindak pidana korupsi
melalui Pendampingan Hukum (Legal Assistance),
Pemberian Pendapat Hukum (Legal Opinion) dan
40
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Tindakan Hukum Lain kepada Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD di seluruh
Indonesia.
3. Pemberantasan
tindakan
penebangan liar,
perikanan liar, dan
penambangan liar.
3.1. Penebangan Liar.
(Peningkatan instrumen
penegakan hukum).
Arah kebijakan 1 :
Peningkatan instrumen penegakan hukum
Strategi :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Jaksa melalui
Diklat tentang Ilegal Loging.
2. Percepatan dalam penanganan perkara Ilegal Loging.
3. Tersedianya sarana dan prasarana dalam penanganan
perkara Ilegal Loging.
4. Meninjau kembali dan memperbaiki peraturan teknis di
41
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
Kejaksaan mengenai penanganan perkara kejahatan
terkait dengan hutan agar selaras dengan perkembangan
regulasi nasional.
Arah kebijakan 2 :
Peningkatan efektivitas penegakan hukum.
Strategi :
1. Menyusun Peraturan Jaksa Agung terkait dengan
penanganan perkara Ilegal Loging yang didalamnya
mengatur SOP.
2. Penyederhanaan prosedur penegakan hukum kasus Ilegal
loging.
3. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait tentang
Ilegal loging.
4. Mempercepat proses penegakan hukum (penuntutan,
42
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
persidangan dan eksekusi).
3.2. Perikanan
liar(menurunnya
kegiatan perikanan liar
di wilayah perairan
Indoneia).
Arah kebijakan :
Peningkatan koordinasi dalam penanganan pelanggaran
tindak pidana perikanan liar.
Strategi :
1. Menyusun Peraturan Jaksa Agung terkait dengan
penanganan perkara perikanan liar yang didalamnya
mengatur SOP.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Jaksa melalui
Diklat tentang perikanan liar.
3. Mempercepat proses penegakan hukum (penuntutan,
persidangan dan eksekusi) perikanan liar.
4. Mengamankan dan merawat barang bukti yang terkait
43
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
dengan perikanan liar agar nilai ekonominya dapat
dipertahankan.
3.3. Penambangan liar.
(Berkurangnya PETI
tidak bertanggung
jawab).
Arah kebijakan :
Penegakan hukum pada pelanggaran kegiatan pertambangan
secara tegas, konsekuen dan adil.
Starategi :
1. Menyusun Peraturan Jaksa Agung terkait dengan
penanganan perkara penambangan liar yang
didalamnya mengatur SOP.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Jaksa melalui
Diklat tentang penambangan liar.
3. Mempercepat proses penegakan hukum (penuntutan,
44
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
persidangan dan eksekusi) penambangan liar.
4. Mengamankan dan merawat barang bukti yang terkait
dengan penambangan liar agar nilai ekonominya dapat
dipertahankan.
4. Pemberantasan
Narkoba dan
Psikotropika.
Menguatnya pencegahan
dan penanggulangan
narkoba yang ditandai
dengan terkendalinya angka
prevalensi penyalahgunaan
narkoba.
Arah kebijakan :
Menguatnya pencegahan dan penanggulangan narkoba.
Strategi :
1. Menyusun Peraturan Jaksa Agung terkait dengan
penanganan perkara Narkoba dan Psikotropika yang
didalamnya mengatur SOP.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Jaksa melalui
Diklat tentang Narkoba dan Psikotropika.
3. Mempercepat proses penegakan hukum (penuntutan,
45
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
persidangan dan eksekusi) Narkoba dan Psikotropika.
5. Melindungi anak,
perempuan dan
kelompok marjinal.
Tersedianya sistem
perlindungan dari berbagai
tindak kekerasan dan
perlakuan salah lainnya
dengan mengoptimalkan
proses pencegahan,
penanganan, dan rehabilitasi
terhadap perempuan, anak
dan kelompok marjinal.
Arah kebijakan :
Memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak dari
berbagai tindak kekerasan, temasuk Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO).
Strategi :
1. Penyusunan Peraturan Jaksa Agung dan SOP terkait
dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
2. Optimalisasi penanganan terkait dengan kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
3. Percepatan dalam penanganan perkara terkait dengan
perkara kekerasan perempuan dan anak (penuntutan,
46
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEJAKSAAN
1 2 3
persidangan dan eksekusi).
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 47
Berdasarkan atas pembidangan dari sasaran strategis sebagaimana
tersebut maka seluruh arah kebijakan dan strategi nasional telah
termaktub dalam arah kebijakan dan strategi Rencana Strategis Kejaksaan
Republik Indonesia Tahun 2015-2019. Dari arah dan strategi tersebut
diatas diimplementasikan ke dalam beberapa program sebagai berikut :
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kejaksaan R.I
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kejaksaan R.I
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan
R.I
4. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan R.I
5. Program Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan Permasalahan Hukum
di Bidang IPOLEKSOSBUD Hukum dan Hankam.
6. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum (Pidum)
7. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana
Khusus,Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara Tindak Pidana
Korupsi.
8. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha
Negara.
Program, yang terkait dengan Badan Diklat Kejaksaan RI adalah :
PROGRAM BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI KEJAKSAAN REPUBLIK
INDONESIA.
Sasaran program dan Indikator Kinerja dari program ini adalah sebagai
berikut :
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR
1. Tersedianya SDM
berkualitas dalam rangka
peningkatan kualitas
pelayanan publik
• Persentase aparatur yang bekerja sesuai
dengan jenis diklat yang pernah
ditempuh baik diklat Teknis Fungsional
maupun diklat Manajemen dan
Kepemimpinan.
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 48
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR
• Persentase Jaksa yang lulus assesment
menduduki jabatan struktural
• Persentase Tata Usaha yang lulus
assesment untuk menduduki jabatan
structural
• Jumlah aparatur yang bergelar S – 2 dan
S – 3
• Jumlah aparatur yang memiliki nilai
TOEFL di atas 500
• Persentase aparatur yang memiliki
keahlian berbicara di muka public
• Persentase aparatur yang memiliki
kemampuan pemanfaatan komputer dan
teknologi informasi
• Persentase widyaiswara bergelar Master /
Doktor yang dapat menerapkan metode
pembelajaran sesuai jaminan mutu
pendidikan
• Jumlah aparatur yang memiliki
sertifikasi pengadaan barang dan jasa
Atas target kinerja seperti yang tersebut diatas, maka arah kebijakan dan
strategi yang ditempuh Badan Diklat Kejaksaan RI dalam lima tahun ke
depan tahun 2015 – 2019 akan dikelompokan dalam 2 (dua) tema, yaitu :
1. Peningkatan Kualitas Penegakan Hukum
Peningkatan kualitas penegakan hukum yang ditujukan bagi penegakan
hukum yang dilakukan Kejaksaan dalam penanganan perkara, dengan
arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :
a. Mengutamakan ketersediaan SDM Jaksa yang profesional, melalui :
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM melalui serangkaian
pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar negeri,
peningkatan kualitas dan kuantitas widyaiswara/pengajar, modernisasi
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 49
pola pembelajaran, peningkatan pendidikan terpadu antar penegak
hukum, serta menetapkan standar mutu pendidikan.
b. Mengutamakan ketersediaan sarana dan prasaran penunjang, melalui :
peningkatan dan pembangunan ruang pembelajaran serta asrama
siswa, perluasan dan pemeliharaan sarana teknologi informasi
(wifi/internet, cctv, dan sejenisnya), penambahan dan pemeliharan
kendaraan operasional di lingkungan Badan Diklat, peningkatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung kerja staf dan pegawai,
modernisasi informasi kegiatan di lingkungan Badan Diklat.
2. Mewujudkan tata kelola Badan Diklat Kejaksaan RI yang Bersih dan
Bebas KKN
Dalam rangka mewujudkan tata kelola Badan Diklat Kejaksaan RI yang
Bersih dan Bebas KKN, arah kebijakan dan strategi yang akan ditempuh :
a. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga, melalui : pembenahan
terhadap laporan pengelolaan keuangan, sehingga mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), pembenahan terhadap laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), mengoptimalkan pemanfaatan e-mpnev,
menggunakan sistem e-budgeting dalam perencanaan dan pengelolaan
keuangan, memanfaatkan sarana LPSE (e-procurement) dan ULP,
meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran.
b. Mewujudkan integritas Aparatur Kejaksaan, melalui : terpenuhinya
seluruh kewajiban LHKPN bagi Jaksa dan Tata Usaha yang memenuhi
kualifikasi tertentu untuk melaporkan harta kekayaannya kepada KPK,
meningkatka n pemenuhan komponen reformasi birokrasi dalam
perencanaan program dan kegiatn dalam setiap tahunnya,
meningkatkan pengawasan melekat dari pimpinan setiap satuan kerja,
meningkat peran pengawasan dalam melakukan pencegahan terjadinya
korupsi dalam pengelolaan keuangan dan aset, mewajibkan seluruh
pejabat untuk melaksanakan pakta integritas dan pembangunan
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 50
mekanisme kontrol pelaksanaan pakta integritas secara ketat,
pemberlakukan sistem reward and punishment secara efektif dan
melaksanakandiklat Budaya Anti Korupsi bagi Aparatur Kejaksaan.
3. Peningkatan kapasitas SDM Badan Diklat Kejaksaan RI serta Pemantapan
Reformasi Birokrasi.
Adapun arah kebijakan dan strategi Badan Diklat Kejaksaan RI dalam
rangka meningkatkan kapasitas SDM dan memantapkan reformasi
birokrasi, melalui :
a. Penataan dan pengembangan kelembagaan, yaitu melalui : melakukan
audit kelembagaan atas seluruh bidang kerja, melakukan audit
terhadap sarana dan prasarana dalam upaya terus mempertahankan
SNI / ISO 9001 : 2008, mengupayakan pengembangan kelembagaan
khususnya untuk mendapatkan PNBP dalam rangka “mengenalkan”
Badan Diklat Kejaksaan RI sebagai tempat/sarana pendidkan dan
pelatihan yang layak dan baik untuk di gunakan oleh
kementerian/lembaga/instansi, penataan jabatan struktural dan
fungsional serta pelaksana administrasi sebagai konsekwensi
perubahan dari Pusat Diklat menjadi Badan Diklat, yang awalnya di
pimpin oleh pejabat eselon II sekarang dipimpin oleh pejabat eselon I.
b. Pengembangan sistem ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, yaitu
dengan : membangun e-office, e-arsip, e-pupn, e-monev, e-lakip serta
optimalisasi pemanfaatan data base aset Kejaksaan, koordinasi
berjenjang dalam penyusunan SOP yang terintegrasi yang berbasis
teknologi informatika.
c. Pengembangan profesionalisme SDM aparatur Badan Diklat melalui :
mengikutsertakan jajaran Jaksa maupun Tata Usaha di Badan Diklat
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan baik di Badan Diklat
sendiri, pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
kementerian/lembaga/instansi lain, memenuhi permintaan sebagai
tenaga pengajar pada kementerian/lembaga/instansi lain, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri, mengirimkan widyaiswara/tenaga
pengajar untuk mendapatkan pendidikan peningkatan kompetensi, dll.
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 51
4. Peningkatan Kualitas Layanan Publik Badan Diklat Kejaksaan RI
Arah kebijakan dan strategi yang akan ditempuh adalah :
a. Konsistensi dan komitmen melaksanakan standar pelayanan minimal
dan standar pelayanan prima.
b. Pemanfaatan dan pengoptimalan sistem teknologi informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 52
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
Target kinerja dan kerangka pendanaan Badan Diklat Kejaksaan RI Tahun
2015-2019 berupa hasil dan satuan hasil yang akan dicapai dari setiap
indikator kinerja, baik indikator kinerja sasaran strategis, indikator kinerja
program dan indikator kinerja kegiatan sebagaimana terdapat dalam tabel
sebagai berikut :
- 535353 -
53
4.1. TARGET KINERJA
LINGKUP KODE PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN/PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR/SASARAN
/PROGRAM/KEGIATAN
KELUARAN INDIKATORKELUARAN
TARGETKINERJA UNIT
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
ES.1 006.01.05 PendidikanDanPelatihanAparaturKejaksaan
- Tersedianya SDMKejaksaan Yangberkualitas dalamrangka meningkatkankualitas pelayananpublik
Persentase aparaturyang bekerja sesuaidengan jenis diklatyang pernahditempuh baik diklatteknis fungsionalmaupun diklatmanajemenkepemimpinan
DiklatManajemenkepemimpinandanTeknis
Fungsional
JumlahangkatanDiklatyang
diselenggarakan
39 47 55 63 71
KEPALABADANDIKLAT
ES.2 5006 PenyelenggaraanPendidikandanPelatihanTeknis
Fungsional
Tersusunnya RencanaProgram Kerja, Saranadan Prasarana,Anggaranpengembangan dankerjasama, sertapengelolaan data,Laporan, Pelaksanaan,Hubungan Masyarakatdan StandarisasiPendidikan danPelatihan
Jumlah Angkatanpendidikan danpelatihan teknisfungsional
Jumlah angkatanPendidikan dan PelatihanAparaturTeknisKejaksaan
- Angkatan 28 32 36 40 44
KAPUSPENDIDIKAN
DANPELATIHANTEKNIS
FUNGSIONAL
Jumlah Pendidikan danPelatihan PembentukanJaksa yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan PenyelidikanKasus Intelijen yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Tindak Pidana
- Angkatan
- 545454 -
54
Khusus yangdiselenggarakanJumlah Pendidikan danPelatihan Tindak PidanaUmum yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihanPerkaraPerdataTata Usaha Negara yangdiselenggarakan
- Angkatan
5007 PenyelenggaraanPendidikan danPelatihanManajemen danKepemimpinan
Meningkatnyawawasandan kualitas SumberDaya ManusiaKejaksaan RI dalampenyelenggaraanproses pendidikan danpelatihan teknisfungsional
Jumlah angkatanpendidikan danpelatihan manajemendankepemimpinan
Jumlah AgkatanPendidikan dan PelatihanManajemen danKepemimpinan
- Angkatan 11 15 19 23 27 KAPUSPENDIDIKAN
DANPELATIHANMANAJEMEN
DANKEPEMIMPINA
N
- 555555 -
55
LINGKUP KODE PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN/PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR/SASARAN
/PROGRAM/KEGIATAN
KELUARAN INDIKATORKELUARAN
TARGETKINERJA UNIT
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 5008 Dukungan
ManajemenTeknisLainnyaBadanPendidikanDanPelatihanKejaksaan
Terselenggaranyapengelolaanurusanumum,kepegawaian,anggaran,perbendaharaan,pengelolaanakuntansidanverifikasi,sertaperlengkapanperpustakaandandokumentasi
SEKRETARISKEPALABADANDIKLAT
TersedianyaSaranadanPrasarana,PeralatandanPeralatanGedungKantor
Terselenggaranyapengelolaanurusanumum,kepegawaian,anggaran,perbendaharaan,pengelolaanakuntansidanverifikasi,sertaperlengkapan
LayananPerkantoran - BulanLayanan 12 12 12 12 12
- 565656 -
56
perpustakaandandokumentasi
KendaraanBermotor KendaraanBermotor - Unit 18 18 18 18 18PerangkatPengolahDataDanKomunikasi
PerangkatPengolahDataDanKomunikasi - Unit
PeralatandanFasilitasPerkantoran
PeralatandanFasilitasPerkantoran - Unit
Gedung/Bangunan Gedung/Bangunan - M²
- 575757 -
57
LINGKUP KODE PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN/PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR/SASARAN
/PROGRAM/KEGIATAN
KELUARAN INDIKATORKELUARAN
TARGETKINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 ES.1 006.01.05 PendidikanDan
PelatihanAparaturKejaksaan
- Tersedianya SDMKejaksaan Yangberkualitas dalamrangka meningkatkankualitas pelayananpublik
Persentase aparaturyang bekerja sesuaidengan jenis diklatyang pernahditempuh baik diklatteknis fungsionalmaupun diklatmanajemenkepemimpinan
DiklatManajemenkepemimpinandanTeknisFungsional
JumlahangkatanDiklat
yangdiselenggarakan
130,031 130,031 130,031 130,031 130,031
ES.2 5006 PenyelenggaraanPendidikandanPelatihanTeknis
Funfsional
Tersusunnya RencanaProgram Kerja, Saranadan Prasarana,Anggaranpengembangan dankerjasama, sertapengelolaan data,Laporan, Pelaksanaan,HubunganMasyarakatdan StandarisasiPendidikan danPelatihan
Jumlah Angkatanpendidikan danpelatihan teknisfungsional
Jumlah angkatanPendidikan danPelatihan AparaturTeknisKejaksaan
- Angkatan 54,661 54,661 54,661 54,661 54,661
Jumlah Pendidikan danPelatihan PembentukanJaksa yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan PenyelidikanKasus Intelijen yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Tindak PidanaKhusus yang
- Angkatan
- 585858 -
58
LINGKUP KODE PROGRAM/
KEGIATAN
SASARAN/PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR/SASARAN/PROGRAM/KEGIATA
NKELUARAN INDIKATOR
KELUARAN
TARGETKINERJA TARGETKINERJA(dalamjuta)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
diselenggarakan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Tindak PidanaUmum yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan PerkaraPerdata Tata UsahaNegara yangdiselenggarakan
- Angkatan
5007 PenyelenggaraanPendidikan danPelatihanManajemen danKepemimpinan
Meningkatnyawawasan dan kualitasSumberDayaManusiaKejaksaan RI dalampenyelenggaraanprosespendidikandanpelatihan teknisfungsional
11,237 11,237 11,237 11,237 11,237
Jumlah angkatanpendidikan danpelatihanmanajemen dankepemimpinan
Jumlah AgkatanPendidikan danPelatihan ManajemendanKepemimpinan
- Angkatan 11,237 11,237 11,237 11,237 11,237
- 595959 -
59
ES.1 006.01.05
PendidikanDanPelatihan
AparaturKejaksaan
- Tersedianya SDMKejaksaan Yangberkualitas dalamrangkameningkatkankualitas pelayananpublik
Persentase aparaturyang bekerja sesuaidenganjenisdiklatyangpernah ditempuh baikdiklat teknis fungsionalmaupun diklatmanajemenkepemimpinan
DiklatManajemenkepemimpinandanTeknis
Fungsional
JumlahangkatanDiklatyang
diselenggarakan
39 47 55 63 71 130,031
130,031
130,031
130,031
130,031
ES.2 5006 Penyelenggaraan Pendidikandan PelatihanTeknisFungsional
TersusunnyaRencana ProgramKerja, Sarana danPrasarana, Anggaranpengembangan dankerjasama, sertapengelolaan data,Laporan,Pelaksanaan,HubunganMasyarakat danStandarisasiPendidikan danPelatihan
Jumlah Angkatanpendidikan danpelatihan teknisfungsional
Jumlah angkatanPendidikan dan PelatihanAparaturTeknisKejaksaan
- Angkatan 28 32 36 40 44 54,661
54,661
54,661
54,661
54,661
Jumlah Pendidikan danPelatihan PembentukanJaksayangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan PenyelidikanKasus Intelijen yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Tindak PidanaKhusus yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Tindak PidanaUmum yangdiselenggarakan
- Angkatan
Jumlah Pendidikan danPelatihan Perkara PerdataTata Usaha Negara yangdiselenggarakan
- Angkatan
5007 Penyelenggaraan Pendidikandan PelatihanManajemen dan
Meningkatnyawawasan dankualitas SumberDaya Manusia
11,237
11,237
11,237
11,237
11,237
Jumlah angkatan Jumlah Agkatan Pendidikan - Angkatan 11 15 19 23 27 11,23 11,23 11,23 11,2 11,23
- 606060 -
60
Kepemimpinan Kejaksaan RI dalampenyelenggaraanproses pendidikandan pelatihan teknisfungsional
pendidikan danpelatihan manajemendankepemimpinan
dan Pelatihan ManajemendanKepemimpinan
7 7 7 37 7
- 535353 -
RencanaStrategis(Renstra)BadanDiklatKejaksaanRI2015-2019 53
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Diklat Kejaksaan RI Tahun 2015-
2019 merupakan tindak lanjut dari RENSTRA Kejaksaan Republik Indonesia
Tahun 2015-2019 yang disusun dalam rangka memenuhi ketentuan
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri PPN/Kepala
Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) Tahun 2015-2019.
Penyusunan RENSTRA Badan Diklat Kejaksaan RI Pengawasan Tahun
2015-2019 dilakukan dengan berpedoman pada Sasaran Program Badan Diklat
Kejaksaan RI yang tertuang dalam RENSTRA Kejaksaan Republik Indonesia
Tahun 2015-2019, yaitu : Meningkatnya Kompetensi Pegawai Kejaksaan RI dan
Meningkatnya kepuasan stakeholder atas layanan Badiklat Kejaksaan RI.
Sasaran program program tersebut dituangkan dalam Program Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan. Program Pengawasan dan
Tersedianya SDM berkualitas dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
publik tersebut dilaksanakan prioritas kegiatan sebagai pedoman Badiklat
Kejaksaan RI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun.
Agar pelaksanaan kegiatan selalu pada jalur yang benar, maka
pelaksanaan RENSTRA Badiklat Kejaksaan RI Tahun 2015-2019 dimonitor dan
dievaluasi secara triwulan dan tahunan dengan Laporan Kinerja yang disusun
berdasarkan Pasal 18 ayat (2) dan Pasal 19 Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Jakarta, Desember 2016
MUHAMMAD YUSNI, SH, MH Jaksa Utama NIP. 19600606 198603 1 002
61
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi umum..............................................................................1
1.2. Potensi dan Permasalahan...................................................................5
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEJAKSAAN RI 1.1. Visi.................................................................................10 1.2. Misi................................................................................11 1.3. Tujuan............................................................................11 1.4. Sasaran
Strategis.........................................................................12
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kejaksaan Republik Indonesia………………………………………………………………17
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
1.1. Target Kinerja..........................................................................52
1.2. Kerangka Pendanaan.....................................................................52
BAB V PENUTUP............................................................................................61 LAMPIRAN