bab i lit

6
BAB I PENDAHULUAN

Upload: heni-ayu-purnama

Post on 15-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I lit

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: BAB I lit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Liken Simpleks Kronis

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap

pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan

gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa

(oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.(1)

Erupsi kulit terjadi karena kebiasaan menggaruk pada daerah tertentu pada jangka

waktu yang lama. Garukan tersebut mengakibatkan perubahan karakteristik seperti penebalan

kulit dan warna kulit menjadi lebih gelap dan garis berbatas tegas pada kulit. Perubahan-

perubahan ini disebut likenifikasi.(2)

Liken simpleks kronik terlihat pada penderita eksema. Walaupun eksema dapat terjadi

pada seluruh tubuh, lesi pada liken simpleks kronik biasanya hanya ditemukan pada satu

daerah. Lesi pada daerah ini adalah sangat gatal dan tidak tahan untuk tidak menggaruknya.

Lesi ini jika semakin digaruk atau digosok, akan terasa semakin gatal.(2)

Liken simpleks kronik merupakan penyakit gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik,

lesi disebabkan garukan dan gosokan berulang, dengan gambaran likenifikasi berbatas

tegas.Sinonim dari liken simpleks kronik adalah neurodermatitis sirkumskripta, liken Vidal.(1,3,4,5,6)

Penyebab liken simpleks kronik tidak diketahui, diduga akibat gigitan serangga;

pakaian yang ketat; dermatitis seboroika; psoriasis. Penyakit ini biasanya timbul pada orang

yang kurang istirahat, gangguan emosi, misalnya mudah gugup, cemas, dan iritable.  Pruritus

memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo

nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari,

misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia,

penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga, dan aspek

psikologik dengan tekanan emosi.(1,3,6)

Liken simpleks kronis jarang terjadi pada anak – anak. Insiden puncak terjadi pada

usia 30 – 50 tahun. Wanita lebih sering dibanding pria. Pada wanita sering terjadi Liken

simpleks kronik pada leher belakang saat menopause ( Lichen nuchae ). Pada prurigo

Page 3: BAB I lit

nodularis yang berhubungan dengan dermatistis atopik onsetnya lebih dini, 19 – 24 tahun.

Pada prurigo nodularis tanpa dermatitis atopik onsetnya 48 – 62 tahun.(1,3,5,7)

Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur.

Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit

ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka baru hilang rasa

gatalnya untuk sementara ( karena diganti dengan rasa nyeri ).(1)

Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa,

lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,

likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.

Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.(1)

Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah di scalp,

tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha

bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung

kaki.(1,3,7)

Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis,

hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang

limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah,

kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol

lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang

terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.(1,3,4)

Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak

terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan

gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik.(1)

2.2

Page 4: BAB I lit

Keluhan Utama : Gatal.Keluhan Tambahan : Kulit menebal dan mengeras.

C. Riwayat Perjalanan PenyakitKurang lebih 1 bulan yang lalu pasien mengatakan pada lutut kanan timbul bercak

kemerahan yang gatal sebesar uang logam. Selain kemerahan juga timbul adanya bintik-bintik sebesar jarum pentul sebanyak dua buah ditengah bercak kemerahan. Kemudian pasien menggaruk terus-menerus sampai gatalnya hilang. Karena garukan, kulit pasien menjadi lecet, kemudian membengkak dan lama-lama bekasnya menjadi kehitaman. Bekas garukan yang berwarna hitam itupun kadang-kadang gatal dan pasien sering menggaruknya sampai lecet lagi. Lama-lama pada bekas garukan kulitnya menjadi tebal, keras, dan bersisik. Pasien mengatakan gatalnya timbul sewaktu-waktu, kadang-kadang saat beraktivitas maupun istirahat, dan bila timbul gatal, gatal sekali dan sulit untuk ditahan, sehingga pasien harus menggaruknya terus-menerus hingga gatalnya hilang. Kurang lebih 2 minggu yang lalu timbul gejala yang sama pada jari tangan kanan.

Pasien mengatakan sudah meminum obat dan menggunakan salep yang dibeli di apotek untuk mengurangi gejalanya, tapi gatalnya kadang-kadang tetap timbul dan kulitnya masih tebal dan keras. Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke RSUD Palembang BARI.

D. Riwayat Penyakit DahuluPasien mengatakan tidak mempunyai riwayat atopi, penyakit darah tinggi dan

diabetes melitus maupun penakit kronis lainnya. Pasien mengatakan tidak punya riwayat alergi terhadap makanan dan obat. Tidak ada riwayat atopi dalam keluarga.

E. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat atopi dalam keluarga disangkal

E. Status Generalisata Keadaan Umum : Tampak tidak sakit. Kesadaran : Kompos mentis. Tanda vital : TD dan suhu tidak diukur, frekuensi pernapasan 18x/menit,

frekuensi nadi 70x/menit. Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Hidung : Tidak ada kelainan. Telinga : Normotia. Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar dan tidak nyeri.

F. Status Dermatologik