bab i gambar seri gerakan sholat
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertulis dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan dan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka pendidik
mempunyai peranan yang sangat menentukan, artinya bagaimanapun baik dan
lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana dan prasarana
pendidikan lainnya, tanpa pendidik mustahil tujuan pendidikan dapat dicapai.
Undang-undang SPN tahun 2003 pasal 28 satuan pendidikan formal
pertama yang diselenggarakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
adalah pendidikan usia dini yang berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK),
Raudatul Athfal (RA) ataupun bentuk lain yang sederajat. Untuk itu TK, RA
harus mampu mengembangkan potensi anak didik, agar dapat
mengembangkan diri baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Tujuan pendidikan TK, RA sebagaimana tercantum dalam
Kepmen Dikbud RI No. 0486/U/1992 Bab II Pasal 3 ayat 1 dalam Diknas
1
(2003:143) yaitu; Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik
dalam menyesuaikan diri di lingkungan dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya.
Sebagai dasar pendidikan tentunya guru merupakan titik sentral
pendidikan di sekolah, guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan
profesionalisme dan kompetensinya dalam menjalankan tugas sehari-hari baik
sebagai tenaga pendidik, pengajar, atau pembimbing yang senantiasa harus
mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dimana masa usia dini
dikatakan sebagai masa emas dalam rentang perkembangan individu, pada
masa ini anak usia dini mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari
segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial.
Berbagai fenomena permasalahan di TK, RA ditemui guru dalam
memberikan pelayanan pendidikan di sekolah, khususnya dalam
perkembangan motorik anak usia dini sebagaimana diungkap Jamaris (2003)
anak yang mengalami kesulitan belajar motorik adalah lemahnya koordinasi
gerak visual motorik yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan
koordinasi antara gerakan visual (pandangan mata) dan motorik (gerakan
tangan, gerakan jari tangan atau kaki) secara serempak pada tujuan.
Berbagai permasalahan yang dialami anak seperti dalam kegiatan
motorik kasar anak tidak dapat menendang bola ke arah yang dituju.
Tendangan selalu meleset walaupun ia telah melakukan berulang kali.
Kesulitan ini mengganggu proses belajar menulis, membaca dan belajar
2
lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar atau kegiatan lainnya
membutuhkan kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan visual motorik.
Aspek yang perlu di kembangkan pada anak prasekolah,yaitu: motorik,
bahasa, kognitif, emosi, social, moralitas, dan kepribadian. Agar semua aspek
ini dapat berkembang dengan baik, maka di perlukan model perkembangan
motorik khusus untuk anak-anak prasekolah
Ada pun tata cara sholat, mulai dari wudhu hingga akhir sholat,
merupakan sebuah rangkaian yang tertib dan memiliki ketentuan khusus yang
harus di taati. Karena ini menjadi sebuah latihan kedisiplinan bagi yang
melaksanakannya. Waktu sholat yang telah ditetapkan dalam waktu-waktu
tertentu dan membiasakan seorang anak untuk hidup teratur sehat dan disiplin.
Perlu di tekankan lagi bahwa pengenalan kewajiban sholat terhadap
anak haruslah di lakukan dalam rangka menciptakan kecintaan mereka akan
ritual sholat, bukan karena target atau pun kewjiban itu sendiri. Itu makanya
para guru perlu melakukan metode dan media yang bergambar yang
menyenangkan anak dan juga memberikan penghargaan dan memotifasi
mereka untuk selalu bersemangat dalam melakukan sholat.
Pada Sekolah TK, umumnya sudah tersusun kurikulum pada tiap
sekolah yang merancang kegiatan atau aktivitas yang mengacu pada
perkembangan motorik anak. Salah satu aktivitas tersebut adalah terdapat
dalam materi ibadah belajar shalat yang lebih mengacu pada gerakan shalat.
Ini biasanya ada pada sekolah TK Islam dimana indikatornya adalah anak bisa
mengetahui gerakan shalat, bacaan shalat dan do’a dalam shalat.
3
Pada usia pra sekolah ini, secara biologis pertumbuhan otot-otot besar
anak terjadi secara lamban, tidak terdapat hal-hal yang menggoncangkannya.
Sebaliknya pertumbuhan otot-otot halus sudah terjadi sehigga si anak sudah
mampu melakukan gerak rukuk dan sujud secara baik. Anak sudah dapat
dilatih untuk berwudhu dan shalat, karena kemampuan anggota wudhunya dan
gerakan shalat sudah dapat dilakukan menurut petunjuk yang diberikan
kepadanya. Tepat sekali hadis nabi yang memerintahkan agar orang tua
menyuruh anaknya salat apabila anaknya berumur 7 tahun dan memukulinya
pada umur 10 tahun jika anak tidak melaksanakannya.
Pada anak usia TK tidak mudah untuk meningkatkan pengembangan
motoriknya, pada hal dengan usia ini merupakan masa terjadinya pematangan
fungsi-fungsi fisik dan pisikis yang siap merespon stimulasi yang di berikan
oleh lingkungan. Untuk dapat merespon gerakan tersebut maka perlu bagi
guru merancang suatu media, metode atau permainan yang bisa merangsang
motorik pada anak.
Ada pun cara yang dapat dilakukan di TK dalam mempersiapkan
motorik antara lain dengan menggunakan sarana pendukung berupa alat
peraga atau alat permainan yang dapat digunakan oleh anak mau pun guru
dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut dapat memberikan informasi atau
menghasilkan pengertian, memberi kesenangan, serta mengembangkan
imajinasi anak.
Sebagai alat untuk mencapai tujuan yang akan dicapai tidak selamanya
memadai. Oleh karna itu dalam memilih media yang akan digunakan dalam
4
program anak TK guru perlu mempunyai alasan yang dan factor-faktor yang
mendukung pemilihan media yang akan digunakan. Disekolah, gurulah yang
menentukan apa aktifitas atau olah raga yang dapat dilakukan anak sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dan guru dapat membantu
mengembangkan minat dan rrasa percaya diri anak dan perasaan mampu
melakukan berbagai kegiatan fisik / motorik yang sesuai untuk anak tk.
Dengan arahan yang baik, anak yang pemalu akan mau beraktifitas fisik
bersama sekelompok teman-teman sebaya
Berdasarkan observasi awal yang didapat penulis pada TK adzkia II
Padang mengenai perkembangan motorik kasar anak, pertama, salah satu
kegiatan perkembangan motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang yang
berupa mengenal dan mempraktekkan gerakan shalat ternyata masih banyak
anak yang belum mempunyai gerakan shalat yang tepat dan benar. Meskipun
mereka ada yang hafal dan mengenal gerakan tapi gerakan tersebut belum
benar dilakukan dan sayangnya jumlah anak yang tidak tepat melakukannya
lebih dari 45% dan itu angka yang signifikan untuk dipertimbangkan
solusinya. Temuan yang kedua, penulis melihat dari segi guru, penggunaan
media untuk membuat anak tertarik mengetahui ketepatan setiap gerakan
shalat masih kurang. Media yang digunakan guru hanya berupa gambar
gerakan shalat beserta urutannya dimana jenis gambar yang dipakai adalah
gambar tidak bergerak. Ketiga, penulis menemukan metode dalam
mengajarkan perkembangan motorik kasar anak melalui gerakan shalat tidak
memakai game atau permainan melainkan lebih ke praktek pada hal
5
permainan sangat penting dalam memacu minat belajar anak dan rasa keingin
tahuannya terhadap suatu hal.
Demikianlah permasalah yang ditemukan penulis di TK Adzkia II
Padang dalam hal perkembangan motorik kasar anak pada materi gerakan
shalat.
Untuk meminimalisirkan permasalahan tersebut,penulis akan
mengaplikasikan permainan gambar seri dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan Motorik Kasar Anak Melalui
Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat di Taman Kanak-kanak Adzkia II
Padang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya variatif penggunaan media dan alat peraga yang digunakan
guru dalam memberikan pembelajaran materi ibadah khususnya pada
gerakan shalat di TK Adzkia II Padang
2. Anak belum mempunyai gerakan shalat dan urutan shalat yang benar dan
akurat.
3. Pembelajaran gerakan shalat oleh guru tidak memakai permainan yang
menarik atau baru lagi bagi anak.
6
C. Pembatasan Masalah
Sebagaimana dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu Penelitian ini
ingin mengukur perkembangan motorik kasar anak melalui penggunaan media
gambar seri gerakan sholat, dan materi yang diambil dalam penggunaan media
gambar seri gerakan sholat untuk melihat perkembangan motorik kasar anak
ini adalah gerakan sholat dan urutan gerakan shalat di TK Adzkia II Padang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan sebagai berikut,”Bagaimanakah permainan gambar seri gerakan
sholat dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK Adzkia II
Padang?”
E. Rancangan Pemecahan Masalah
1. Guru hendaknya dapat meningkatkan minat anak dalam mengikuti
kegiatan fisik
2. Guru hendaknya memberikan penjelasan kepada anak dalam melakukan
gambar seri gerakan sholat
3. Guru menyediakan alat yang akan digunakan, agar anak tidak merasa
bosan dan tertarik untuk mengikuti permainan tersebut
4. Guru mengoptimalkan anak agar senang dan berinisiatif untuk mengikuti
permainan
7
F. Tujuan Penelitian
1. Dapat mengembangkan fisik motorik kasar pada anak
2. Dapat mengembangkan motorik kasar anak melalui permainan gambar seri
gerakan sholat menggunakan kartu
3. Dengan permainan gambar seri gerakan sholat anak bisa mengontrol
gerakan sholat pada anak
4. Dapat mengembangkan kemampuan gerakan sholat melalui permainan
gambar seri gerakan sholat menggunakan kartu
5. Media yang digunakan dapat menarik perhatian atau memotivasi anak
G. Manfaat Penelitian
1. Sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada
anak di TK Adzkia II Padang.
2. Bagi siswa; mengaplikasikan permainan gambar seri gerakan sholat untuk
meningkatkan motorik kasar anak di TK adzkia II Padang.
3. Bagi guru; alat peraga permainan gambar seri gerakan sholat dapat di
terapkan sebagai salah satu pembelajaran motorik kasar anak.
4. Bagi penulis sendiri; dengan penelitian ini dapat menambah pengalaman
dan wawasan untuk melakukan kegiatan penelitian terutama dalam
peningkatan kemampuan motorik kasar anak.
5. Bagi peneliti selanjutnya; dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sumber informasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian dimasa yang
akan datang dengan dimensi dan aspek yang lain.
8
6. Bagi Dinas Pendidikan; diharapkan agar dapat mengembangkan
kemampuan motorik anak usia dini dengan mengaplikasikan media yang
inovatif di lingkungan TK baik dalam kegiatan IGTKI dan KKG lebih
khususnya.
H. Defenisi Operasional
1. Perkembangan Motorik
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar
adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri
(Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002).
2. Permainan gambar seri gerakan sholat
Menurut Marhijantuo (1999:425) bahwa “Gambar seri adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada
penerima yang mempunyai urutan peristiwa dan disajikan secara berurut
dengan warna yang menarik dan indah.
Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan gambar seri
adalah rangkaian beberapa gambar yang dapat membuat sebuah kejadian yang
menarik bagi anak.
9
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Masitoh (2007:18) Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan
pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak
Menurut Santoso (2008:9) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 Tahun
dilakukan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan
informal.
Menurut Herawati (2005:7) Pendidikan anak usia dini adalah merupakan
salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
kearah pertumbuhan, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
dan kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual).
Berdasarkan pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
Hakekat (PAUD) adalah upaya untuk mestimulasikan, membimbing,
mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan anak
10
a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Bredecamp dalam Masitoh (2007:17) mengatakan bahwa
“Pendidikan Anak Usia DIni mencakup berbagai program yang melayani anak
dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan
intelektual, social, emosi, bahasa, dan fisik anak”.
Menurut Santoso (2008:29) Pendidikan Anak Usia Dini adalah individu
sebagai mahluk sosikultural yang sedang mengalami proses perkembangan
yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya, dan memiliki sejumlah
karakteristik tertentu
Sedangkan menurut Hartati (2005:28) Pendidikan Anak Usia Dini
adalah pendidikan yang dilaksanakan baik oleh keluarga, sekolah, maupun
masyarakat untuk mendidik anak-anak menjalani proses perubahan kearah
perkembangan yang lebih sempurna agar kelak menjadi manusia yang
bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa
Berdasarkan defenisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa salah
satu bentuk pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan seperti, fisik, kecerdasan, daya pikir, emosi,
spiritual anak
b. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai menurut Sujiono (2009:16)
adalah:
11
1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologi anak usia dini dan
mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologi
yang bersangkutan
2. Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-
usaha yang terkait dengan pengembangannya
3. Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan
anak usia dini
4. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini
5. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
perkembangan anak usia kanak-kanak
Menurut Santoso (2008:23) tujuan pendidikan anak usia dini adalah
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak
agar dapat tumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai,
norma, dan harapan masyarakat.
Menurut Syarifudin dalam masitoh (2007:14) bahwa tujuan pendidikan
mencakup 4 hal diantaranya
1. Mengembangkan pribadi, baik aspek jasmani, mental, moral, maupun
keagamaan
2. Tuntunan social yaitu untuk menjadi anggota masyarakat dan warga
negara yang baik dan terpelajar
3. Kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan
4. Kemampuan belajar sepanjang hayat
12
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi perkembangan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengembangkan kecerdasan peserta didik
pada masa emas dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan
c. Manfaat pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Sujiono (2009:40) manfaat pendidikan bagi anak usia dini
adalah:
1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai
dengan tahap perkembangan
2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
3. Mengembangkan sosialisasi anak
4. Menanamkan peraturan dan disiplin pada anak
Menurut Yuliani (2009:46) manfaat Pendidikan Anak Usia Dini adalah:
1. Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak
2. Mengenal anak dengan dunia sekitar
3. Mengembangkan sosialisasi anak
4. Mengenalkan peraturan
5. memberikan kesempatan kepada anak pada masa bermain
6. memberikan stimulasi
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa manfaat
dari pendidikan anak usia dini adalah memberikan wawasan dan imajinasi
13
serta rangsangan sensorik dan motorik kasar agar tumbuh dan berkembang
dengan baik untuk mempersiapkan kejenjang pendidikan dasar
d. Karakteristik pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Dinata dalam Aisyah (2003:19) karakteristik anak usia dini
adalah
1. Membutuhkan rasa aman, istirahat, dan makan yang baik
2. Datang kedunia yang diprogramkan untuk meniru
3. Membutuhkan latihan dan rutinitas
4. Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban
5. Cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa
6. Membutuhkan pengalaman langsung
7. Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar
8. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak
Selanjutnya beberapa karakteristik anak usia dini Aisyah dalam Hartati
(2005:14) sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu
2. Merupakan pribadi yang unik
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
4. Masa paling potensial untuk belajar
5. Menunjukkan sikap egosentris
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
7. Sebagai bagian dari mahluk social
14
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik
pendidikan anak usia dini adalah sesuaan dengan kemampuan dan sifat dari
anak usia dini itu sendiri yaitu mempunyai sikap rasa ingin tahu yang banyak,
suka berimajinasi, perlu rutinitas untuk latihan, cara berfikir yang berbeda
dengan orang dewasa dan lain sebagainya.
2. Pengembangan Motorik Kasar
a. Pengertian Motorik Kasar
Secara Anak usia TK tidak lagi di repotkan dengan berbagai kegiatan
jasmani yang bersifat dasar, seperti bagaimana agar dapat berdiri atau
berjalan dengan baik. Pada masa ini tugas perkembangan jasmani anak
ditekan pada koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, melompat,
bergantungan, melempar, dan menangkap, seperti menjaga keseimbangan.
Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi
gerak motorik kasar
Menurut Jamaris (2003:6) motorik kasar adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. oleh karena itu
biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar. Pengembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok
otot-otot anak tertentu yang dapat membuat mereka meloncat, memanjat,
berlari, menaiki sepeda, dan lain-lain.
Menurut Hadis dalam Sujiono (2007:13) untuk merangsang motorik
kasar dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat,
15
memeras, bersiul, membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlari,
berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di papan titian, dan sebagainya
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar
adalah gerakan tubuhyang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak, seperti
kemampuan anak berlari, menendang, duduk,dan lain-lain.
b. Tujuan Motorik Kasar
Menurut Sujiono (2007:210) tujuan motorik kasar adalah sebaggai
berikut:
1. Meningkatkan kemampuan mengelola
2. Mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi
3. Meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
Menurut Hildayani (2008:20) tujuan dari motorik kasar adalah dapat
mengatur keseimbangan tubuh, dapat mengkoordinasi mata, tangan, kaki
dan seluruh tubuh. Berdasarkan pendapatan di atas dapat disimpulkan
bahwa tujuan dari motorik kasar adalah anak usia dini mulai memiliki
koordinasi dan keseimbangan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik.
Berdasarkan pendapatan diatas dapat penulis disimpulkan bahwa
tujuan dari motorik kasar anak adalah agar anak mampu melakukan
aktivitas motorik / fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan
anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi menjadi suatu karya.
16
c. Manfaat Motorik Kasar
Menurut Samsudin (2007:2) Manfaat motorik Kasar Anak usia dini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan perkembangan dan aktivitas system peredaran
darah, pencaenaan, pernafasan, dan syaraf
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik seperti bertambahnya tinggi dan
berat badan
3. Dapat meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual, emosi,
dan social
Menurut Sumatri (2005:5) manfaat motorik kasar anak yaitu dapat
diperoleh anak TK ketika anak tersebut semakin terampil dalam menguasai
keterampilan motoriknya, selain itu kondisi badan semakin sehat karena
bergerak, anak tersebut semakin mandiri dan percaya diri, serta anak yang
baik perkembangan motoriknya mempengaruhi keterampilan social yang
positif.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
dari motorik kasar dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, meningkatkan
perkembangan keterampilan
d. Tahap Perkembangan Motorik Kasar
Menurut Sujiono (2007:16) tahap perkembangan motorik kasar anak
5-6 tahun adalah:
1. Berlari dan langsung menendang bola
2. Melompat-lompat dengan kaki bergantian
17
3. Melambung bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan
dua tangan
4. Berjinjit dengan tangan dipinggul
5. Berjalan pada garis yang sudah ditentukan
6. Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut
7. Mengayuhkan satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa kehilangan
keseimbangan
Menurut Hildayani (2008:14) Tahap Perkembangan Motorik Kasar
Anak 5-6 tahun adalah:
1. Anak dapat berlari dan mengontrol gerakan dalam permainan
2. Gerakan melompat yang dilakukan dapat digabungkan dengan gerakan
lain, misalnya berlari lalu melompat sejauh kurang lebih 60-75 cm
3. Dapat melempar dengan gerakan yang benar dengan cara
melangkahkan kaki kanan kedepan sambil melempar
4. Menangkap bola kecil dengan menggunakan telapak tangan
5. Keterampilan menaiki dan menuruni tangga
6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari
7. Berguling-guling
8. Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama
Maka dapat penulis simpulkan bahwa tahap perkembangan motorik
kasar anak pada usia 4-5 Tahun pada tahap perkembangan ini anak sudah
mulai nampak pada motorik kasarnya seperti, menuruni tangga dengan
18
cepat, seimbang saat berjalan mundur, melompat rintangan, melempar dan
menangkap bola, dan melambungkan bola.
3. Alat Permainan
a. Pengertian Alat Perrmainan
Alat bermain untuk anak usia dini selalu dirancang dengan pemikiran
yang mendalam dan disesuaikan dengan rentang usia perkembangan anak,
Sudono (1995:11) Alat Permainan adalah:
Merupakan bahan perkembangan dirinya menyangkut seluruh perkembangannya. Sedangkan bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan alat, tanpa alat permainan tidak akan menghasilkan pengertian memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi
Menurut Saputra (2001:78) mengatakan bahwa pengertian alat
bermain adalah:
“semua alat permainanyang digunakan anak untuk memenuhi naluri permainannya. Dan alat ini berfungsi untuk mengenal lingkungan juga mengajak anak mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan alat permaianan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan mengguakan panca indranya secara aktif.
b. Tujuan Alat Permainan
Alat permainan sangat penting digunakan dalam proses belajar
mengajar di taman kanak-kanak. Tanpa adanya alat permainan tidak akan
dapat mengerti suatu pelajaran yang di berikan oleh guru. Dengan adanya
alat permainan anak akan dapat mempraktekannya secara langsung serta
dapat meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas anak.
19
Menurut Pea body dalam Sudono (1995:20) menyatakan:
“tujuan alat permainan bagi anak adalah untuk mengembangkan bahasa secara intensif yaitu pengenalan bentuk, warna, serta berbagai kosa kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak, mengembangkan kreativitas untuk mengungkapkan perasaan anak.
Sedangkan menurut Cuisenaire dalam sudono (1995:21)
“Menyatakan tujuan alat permainan anak adalah untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak pengenalan konsep serta peningkatan keterampilan anak dalam bernalar
Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa adalah
untuk memperjelas materi yang diberikan, memberikan motivasi dan
rangsangan kepada anak agar berekspresi dan bereksperimen dalam
mengembangkan aspek perkembangan, dan memberikan kesenangan
kepada anak dalam bermain.
c. Fungsi alat Permainan
Fungsi alat permainan adalahuntuk mengenal lingkungan, dan
mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya dengan alat permainan anak
akan melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca
indranya secara aktif.
Menurut Sari dalam Sudono (1995:107) menyatakan bahwa alat
permainan berfungsi untuk melengkapi alat bantu atau menjelaskan proses-
proses kegiatan yang diselengarakan selain itu juga sebagai alat untuk
memusatkan perhatian anak pada setiap pelaksanaan kegiatan”.
20
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi alat
permainan adalah menciptakan situasi bermain yang menyenangkan,
menumbuhkan rasa percaya diri anak yang pasif,memberikan stimulasi,dan
memberikan kesempatan anak bersosialisasi dengan teman sebaya.
d. Karakteristik Alat Permainan
Menurut Prayitno (1998:12) menyatakan karekteristik alat permainan
adalah:
1. Alat permainan hendaknya mempunyai daya tarik bagi anak
2. Sesuai dengan kebutuhan bermain pengembangan berfikir, emosi,
bahasa, kepercayaan diri dan motorik anak
3. Sesuai dengan kesanggupan anak, tidak terlalu sukar dan tidak
membahayakan
Sedangkan menurut Saputra dalam katmini (2005:62) menyatakan
karakteristik alat permainan yaitu:
1. Dapat digunakan berbagai cara
2. Untuk mengembangkan kecerdasan serta motorik kasar
3. Segi keamanan dapat diperhatikan baik dari bentuk penggunaan
maupun pemilihan bahannya
4. Melihat anak terlibat secara aktif
5. Sifatnya konstruktif
21
4. Gambar Seri
a. Pengertian Gambar Seri
Gambar seri dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan
tujuan memungkinkan belajar secara efisien & efektif, dan dapat menarik
perhatian siswa. Menurut Azhar (2003: 111) gambar seri adalah kumpulan
dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan untuk dijadikan
sebuah cerita. Sedangkan menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan
gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang membuat sebuah
cerita.
Jadi menurut penulis gambar seri merupakan serangkaian gambar
yang tersusun secara berurut atau acak sehingga dapat membentuk sebuah
cerita.
b. Fungsi Gambar Seri
Penggunaan gambar seri dalam proses pembelajaran akan dapat
memfokuskan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga tidak
membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar seri juga
dapat menarik minat siswa untuk mengungkapkan idea atau gagasan dalam
bentuk tulisan.
Menurut Basuki (1991: 28)
Media gambar seri dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk 1) mengembangkan kemampuan visual. 2) mengembangkan imajinasi. 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan 4) mengembangkan kreativitas anak.
22
c. Kelebihan dan kelemahan media gambar seri
Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga
dengan media kartu gambar seri. Menurut Subana (2001:324) bahwa
kelebihan media gambar seri adalah “Mudah dibuat, mudah disimpan,
dapat dibawa kemana pergi, memberikan informasi langsung, murah
harganya dan dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain memiliki kelebihan media gambar seri juga memiliki
kekurangan, kekurangannya yaitu kadang-kadang ukuran terlalu kecil,
tidak bisa menyampaikan ke wujud makna secara keseluruhan.
Dari uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu
gambar seri mempunyai kelebihan yakin mudah di peroleh dimana saja
serta dapat menterjemahkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk yang
nyata, mudah cara pemakaiannya karena tidak menggunakan peralatan
yang canggih serta harganya relative murah dan dapat digunakan dalam
berbagai disiplin ilmu.
Disamping ada kelebihan media kartu gambar seri juga mempunyai
kekurangan. Kekurangannya yaitu karena berdimensi dan sukar mewakili
bentuk sebenarnya, gambar tidak dapat memperlihatkan gerak
sepertihalnya gambar hidup, siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan
isi gambar.
23
d. Manfaat Kartu Gambar Seri
Melihat dari banyaknya sisi kelebihan media kartu gambar seri maka
dapat dirasakan manfaat penggunaan kartu gambar berseri. Menurut
Subana (2001: 322) bahwa manfaat media kartu gambar seri antara lain
sebagai berikut:
a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa
b) Mempermudah pengertian pada diri siswa
c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih
mudah memahami apa yang dimaksud.
d) Memperjelas bagian-bagian yang penting menyangkut suatu uraian.
Dapat dimaknai bahwa media kartu gambar seri bermanfaat untuk
menimbulkan daya tarik anak dalam belajar, sehingga dapat memudahkan
anak dalam memahami hal yang sedang dipelajarinya.
5. Gerakan Sholat
a. Pengertian Gerakan Sholat
Dalam Agama Islam shalat merupakan ibadah wajib yang harus
dilakukan oleh setiap orang yang telah mencapai akil baliq, yang juga
merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadah.
Begitu agung kedudukannya di dalam Islam sehingga Rasulullah SAW
menyebutnya sebagai pilar agama Islam.
Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah adapun pengertian
Sholat secara bahasa (Etimologi) berarti do’a, sebagaimana tertera dalam
surah At-Taubah ayat ke 103, sedangkan secara Istilah (Terminologi) shalat
24
adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai
dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.
Adapun menurut Nuhuyanan, Kadir (2002:19) shalat secara istilah
ialah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan
menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu’, dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Sementara Abbas (1991:2) mengartikan sebagai “at-tadliem” yang
berarti mengagungkan karena dalam shalat terdapat pengagungan terhadap
rabb (Allah). Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting
dianatara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik
bagi kondisi akhlak manusia. Shalat didirikan sebanyak lima kali setiap
hari, dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam
suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan
dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan
ibadah shalat di salah satu rumah milik Allah, mesjid.
Permasalahan shalat merupakan permasalahan yang sangat penting,
khususnya yang berkaitan dengan tata caranya, disamping beberpa
permasalahan lain yang berkaitan dengan ibadah yang agung ini, seperti
cara berwudhu’, kiat shalat dengan khusyu’ dan lain-lain. Sehingga
Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti cara
shalat beliau. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah
kamu sebagaimana kamu lihat aku shalat” HR. Bukhari, muslim dan
Ahmad dalam Nasruddin (2006:46).
25
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas bahwa setiap
gerakan sholat merupakan bagian dari olah raga otot-otot dan persendian
tubuh, dan juga dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh
tetapi dengan syarat semua gerakan sholat di lakukan dengan benar,
perlahan, dan tidak terburu-buru serta istiqomah dan konsentrasi.
b. Bentuk Gerakan Sholat
Menurut Aminah (2009:18) Tata cara gerakan sholat adalah:
1. Berdiri 2. Takbir3. Bersedekap4. Membaca do’a Iftitah5. Ruku’6. I’tidal7. Sujud8. Duduk antara dua sujud9. Sujud (lakukan seperti nomor enam diatas)10. Tahiyat awal11. Tahiyat akhir12. Salam
c. Ketentuan Sholat.
Menurut Aminah (2009:27) ada beberapa ketentuan dalam sholat
yaitu:
1. Syarat shalat
a. Beragama Islam
b. Sudah akil balig dan berakal
c. Suci dari kotoran dan najis
d. Menutup aurat
e. Telah masuk waktu sholat
26
f. Menghadap kiblat
2. Rukun sholat
a. Niat
b. Berdiri atau duduk bagi yang tak mampu
c. Takbiratul ihram dengan membaca “allahu Akbar”
d. Membaca surat al-fatihah
e. Ruku’ lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)
f. I’tidal lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)
g. Sujud dua kali, lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)
h. Duduk antara dua sujud, lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)
i. Membaca tasyahud ahkir
j. Membaca salam yang pertama
k. Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun sholat
3. Sunnah sholat
a. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku’, bangkit
dari ruku’ (I’tidal), berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat
awal)
b. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelanggan kiri ketika
bersedekap
c. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram
d. Membaca ta’awudz sewaktu akan membaca surat al-fatihah
e. Membaca ayat atau surat al-quran sesudah membaca surat al-
fatihah pada rakaat pertama dan kedua
27
f. Mengeraskan bacaan al-fatihah dan ayat atau surat al-quran pada
rakaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya, dan subuh
g. Membaca takbir ketika berpindah rukuk
h. Meluruskan belakang kepala dengan punggung ketika bangkit dari
ruku’
i. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud
j. Membaca “sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku’
dan membaca “allahumma rabbana walakal-hamdu”
k. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk bertasyahud,
dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan
l. Duduk iftirasy dalam semua duduk sholat
m. Duduk bersimpuh (tawarruk) pada waktu tasyahud akhir
n. Membaca salam yang kedua
o. Memalingkan muka kekanan dan kekiri waktu membaca salam
yang pertama dan kedua
4. Yang membatalkan sholat
a. Makan dan minum
b. Berbicara selain bacaan sholat, termaksud tertawa
c. Terlihat auratnya
d. Kentut atau berhadats (buang air kecil atau besar)
e. Terkena najis
f. Membelakangi kiblat
g. Melakukan pekerjaan di luar gerakan sholat
28
B. Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan
penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian.
Adapun penelitian terdahulu yang hampir sama diataranya sebagai berikut:
Joni (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Sopan
Santun dan Keterampilan Melakukan Gerakan Sholat Melalui Metode Role
Playing Pada Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa Metode role playing
terbukti dapat meningkatkan perkembangan sopan santun dan keterampilan
melakukan gerakan sholat pada murid. Dengan demikian role playing gerakan
sholat dapat meningkatkan sopan santun anak.
Rosita (2010) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan
Keterrampilan Siswa Dalam Menulis Cerita Melalui Penggunaan Gamabar
Seri menyimpulkan bahwa gambar seri dapat dugunakan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis cerita.
Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan tetapi masih
berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian Joni pemeblajaran gerakan
sholat dapat dijadikan referensi bagi penulis hanya bedanya penulis
menggunakan gambar seri dalam belajarar gerakan sholat untuk
perkembangan psikomotorik kasar anak sedangkan Joni menggunakan
pembelajaran gerakan sholat untuk peningkatan sopan santun anak. Begitu
juga dengan penelitian Rosita,A.Md. Persamaan penelitian penulis dengan
penelitian Rosita adalah sama-sama menggunakan media gambar seni untuk
pembelajaran namun bagi Rosita media tersebut digunakan untuk peningkatan
29
anak dalam menulis cerita sedangkan penulis menggunakannya untuk
penignkatan psokomotorik kasar anak.
Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini. Pada
penelitian ini menekankan penggunaan gambar seri untuk meningkatkan
perkembangan motorik kasar anak usia dini pada aktivitas gerakan sholat.
C. Kerangka Konseptual
Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua variabel
yaitu variabel bebas adalah penggunaan media gambar seri dan variabel terikat
yaitu peningkatan pengembangan motorik kasar.
Untuk mempermudah kita dalam memahami alur dari penelitian
tindakan kelas ini maka saya membuat kerangka berpikir yang disesuaikan
dengan langkah-langkah strategi dari pembelajaran gerakan shalat
berdasarkan gambar seri, sehingga dengan melihat dan membaca kerangka
berpikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja yang peneliti lakukan di dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi peneliti.
30
BAGAN 1
KERANGKA KONSEPTUAL
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan perkembangtan Psikomotorik kasar anak
D. Hipotesis Penelitian
Permainan gambar seri gerakan sholat bagi anak TK Adzkia II Padang
dapat dipergunakan untuk membangun motorik kasar anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Permainan ini juga dapat mengembangkan motorik kasar anak dan
dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK yang sesuai
dengan kebutuhannya.
Pengembangan Motorik Kasar Anak
Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat
Media Alat untuk permainan Gambar Seri Gerakan Sholat
Kartu Bergambar Gerakan Sholat
Gambar seri yang mempunyai 12 gerakan sholat
Berkembangnya Motorik Kasar Kelompok B 1 TK IT adzkia II Padang
31
32
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan jenis kulitatif ini diambil karena penulis
membutuhkan data-data dari perpustakaan untuk dijadikan referensi dalam
menentukan langkah-langkah sesuai teori yang di dapat.
Menurut Depdiknas (2003:9) penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian yang dilakukan secara sistematis, refleksi terhadap berbagai aksi
atau tindakan yang dilakukan oleh guru / pelaku mulai dari perencanaan
sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan
Arikunto (2006:2) mengemukakan ada tiga pengertian penelitian
tindakan kelas (PTK) yaitu:
1. penelitian, menunjukan suatu kagiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologo tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti
2. tindakan, menunjukan suatu gerak gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
denagan tujuan tertentu. Dalam penelitian terbentuk siklus kegiatan untuk
siswa
32
3. kelas, dalam hal ini pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah
lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud
dengan istilah adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama pula dari guru
Penelitian tindakan kelas juga dapat memperbaiki dan meningkatkan
mutu praktek pembelajaran yang dilakukan gurudemi tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan demikian guru dapat melaksanakn kegiatan ini setelah
meneliti kegiatan-kegiatan sendiri, dikelasnya sendiri dengan melibatkan anak
didiknya, melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi.
Guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang
selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah anak B1 di TK Adzkia II Padang
dengan jumlah murid 13 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis
kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis,
situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman
Kanak-Kanak. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa
berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan
33
prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan
yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan
kreativitas anak.
Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu:
perencanan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
evaluasi, serta refleksi yang operasionalnya sebagai berikut
Siklus I.
Siklus 1
.
Siklus 2
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (model penelitian siklus menurut Arikunto 2006:16)
Perencanaan
pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Tujuan tercapai
Kondisi awal
Penilisan laporan
34
1. Kegiatan perencanaan (Plan)
a. Menyusun rencana pembelajaran berupa satuan kegiatan mingguan dan
satuan kagiatan harian yang berisikan permainan gambar seri gerakan
sholat
b. Menyusun model kegiatan permainan gambar seri gerakan sholat yang
akan diberikan kepada anak
c. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
d. Menetapkan aturan permainan
e. Persiapan guru diluar kelas
2. Pelaksanan tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pada
bagian berikut ini
1. Pertemuan pertama gambar seri gerakan sholat
a. Pendahuluan
1. Mengecek seluruh persiapan, gambar seri gerakan sholat
2. Guru membuat lapangan permainan brupa persegi panjang
3. Guru mengabsensi anak
b. Kegiatan inti
1. Guru mempraktekkan tentang cara permainan gambar seri
gerakan sholat
35
2. Guru menyuruh anak satu persatu untuk melakukan permainan
yang telah diperagakan oleh guru
3. Guru memberi aba-aba permainan gambar seri gerakan sholat
tersebut
4. Jarak yang ditempuh pada lari ini 3 meter
5. Setiap anak harus dapat menyusun gambar seri gerakan sholat
dengan benar dan
c. Penutup
1. Mengevaluasi anak secara lisan tentang tentang permainan
gambar seri garaka sholat tersebut
2. Memberikan pujian atau reword kepada anak-anak setelah
melakukan permaianan gambar seri gerakan sholat
3. Pengamatan (observasian)
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak dan
guru selama proses permainan gambar seri gerakan sholat berlangsung
setiap aktivitas anak yang tertera pada format observasi dicatat oleh guru
4. Refleksi (Reflection)
Merumuskan hal yang belum dan telah dilakukan berdasarkan hasil
observasi dan evaluasi. Merumuskan tindakan yang perlu dilakukan
selanjutnya dan menjelaskan bagaimana melakukannya
D. Instrumentasi
36
Berikut ini penulis menyajikan Instrumen penelitian pengembangan
psikomotorik kasar anak melalui gerakan sholat dengan menggunakan gambar
seri
1. Format observasi, merupakan pedoman observasi untuk mengecek
kagiatan yang dilakukan berdasarkan indicator yang digunakan aspek yang
diamati melalui pedoman ini adalah yang berkaitan dengan motorik kasar
anak
2. Dokumentasi, berupa kamera untuk merekam pembelajaran yang sedang
berlangsung
3. Format wawancara, dilakukan untuk tanggapan keaktifan anak terhadap
kegiatan setelah pembelajaran berlangsung
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut adalah:
1. Data tentang kegiatan anak selama pembelajaran dengan jalan mengamati
langsung kegiatan anak selama menyajikan pembelajaran yaitu.
a. Observasi
Mengumpulkan datauntuk mendapatkan informasi dengan cara
pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak
b. Dokumentasi
Berupa foto-foto rekaman anak selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
c. Wawancara
37
Suatu kagiatan untuk mengumpulkan informasi yang akandijadikan
data
2. Kegiatan belajar anak dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung
F. Teknik Analisis Data
Data yang yang diperoleh selama penelitian yang berlangsung
dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualintatif untuk memperoleh
hasil yang maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hasil
analisis ini akan dimasukkan ke dalam laporan penelitian.
1. Cara Menganalisis Hasil Observasi
Menurut Kunandar (2008:127-128) dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ada dua analisis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti
yaitu
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistic deskriptif untuk
mencari nilai rata-rata persentase keberhasilan anak
b. Data kualitatif
Data kualitatif, data yang merupakan informs berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi anak yang berkaitan dengan tingkatan
pemahaman terhadap pandangan atau sikap anak terhadap pembelajaran
2. Teknik analisis wawancara
Mengaplikasikan model menurut Hariyadi (2099:24), analisis data
menggunakan rumus
38
P =FN
x100 %
Keterangan:
P = Angka Persentase yang diperlukan
F = Frekuensi aktifitas Sisiwa
N= Jumlah anak dalam satu kelas
3. Teknik Dokumentasi (Portofolio)
Peneliti menggunakan model Miles dan Hubermen (dalam Sujiono,
2009:33) mengelompokan komponen analisis data.
a. Data Reduction (pengelompokan data)
Merangkum dan memilih hal-hal yang penting untuk mencari tema
dan polanya, dan membuang yang tidak perlu
b. Data Display (penyajian data)
Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, dan
sejenisnya. Melalui penyajian data yang terorganisir, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami
c. Conclusion Drawing (penarikan simpulan)
Dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah semua baru yang
sebelunya belum pernah ada, temuan dapat berupadeskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga diteliti menjadi jelas
Untuk menentukan bahwa aktifitas anak meningkat maka
interprestasi aktifitas belajar anak menurut Arikunto (2006:241) dapat
melambangkan dengan Sangat Tinggi ( ST ), Tinggi ( T ), Rendah ( R ).
39
Aktifitas anak meningkat jika presentasi hasil kegiatan anak
meningkat dari hasil pengamatan sebelumnya. Menurut kurikulum
Taman Kanak-Kanak Indikator dari kemampuan Motorik Kasar yang
dikembangkan pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar anak melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat
NoIndikator
NilaiSangat tinggi
Tinggi Rendah
Jumlah anak
%Jumlah anak
%Jumlah anak
%
1
2
Kemampuan anak dalam berlari untuk dapat menyusun gambar seri geraka sholat dengan benar
Kemampuan anak dalam melakukan gerakan sholat dengan benar
Nilai Rata-rata
Tabel 2. Hasil Wawancara Anak Dalam Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Solat
N
O
Pertanyaan Jawaban Alasan
1 Apakah anak-anak senang dalam mengikuti permainan gambar seri gerakan sholat?
2 Apakah anak mengalami kesulitan dalam mengurutkan
40
gambar seri gerakan sholat
3 Apakah anak dapat menirukan gerakan yang ada pada gambar seri gerakan sholat
Nilai rata-rata
41