bab i edisi diklat.docx

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimul tertentu (Smeltzer, Suzanne C, 2002) !ejala yan" dirasakan satu den"an individu yan" lain berbeda #ada oran" peka, setiap faktor pemicu dapat mencetuskan seran"an asma Setiap oran" dapat men"enali den"an se"era fak apa yan" berpen"aruh padanya $aktor pemicu asma adalah aler"en, infeksi, iritasi, %S#A, reflek "astroesopa"us, dan psikolo"is (Andra, &essie, 20' Asma merupakan salah satu penyakit kronik yan" menjadi permasalahan di dunia ata !%*A (!lobal %nitiative for Asthma) menunjukkan 200 juta penderita Asma, data + - (+orld ealth -r"anitation) pada tahun 20'' menunjukkan ada 2 . juta penderita asma dan pada tahun 20'2 terdapat hamp 00 juta penderita asma di dunia #enyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di %ndonesia Asma menjadi lima besa penyebab kematian di dunia karena prevalensinya mencapai '/, 1 dari berba penyakit yan" dapat menyebabkan kematian di dunia i %ndonesia, asma ma dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, den"an jumlah pender pada tahun 20'0 sebanyak 0, 31 dari total jumlah penduduk yan" mempunya keluhan kesehatan (4emenkes 5% 20'2) i 6a7a timur prevalensi asma yan" diderita pada tahun 20'0 adalah 2/, 31 dari total penduduk yan" mempunya keluhan kesehatan, pada tahun 20'' sebanyak 23,8 1 dan 2 ,2 1 dari total jumlah penduduk yan" mempunyai keluhan kesehatan pada 20'2 (4emenkes 5% 20'2) i 4ota 4ediri an"ka penderita penyakit asma sekitar 23 3 pada tahun 20'0, sebanyak 2 ji7a pada tahun 20'' dan 220 ji7a pada tahun 20'2 ( inkes 4ota 4ediri, 20'2)

Upload: ayig-lastseason

Post on 07-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu (Smeltzer, Suzanne C, 2002). Gejala yang dirasakan satu dengan individu yang lain berbeda. Pada orang peka, setiap faktor pemicu dapat mencetuskan serangan asma. Setiap orang dapat mengenali dengan segera faktor apa yang berpengaruh padanya. Faktor pemicu asma adalah alergen, infeksi, iritasi, ISPA, reflek gastroesopagus, dan psikologis. (Andra, Yessie, 2013).Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi permasalahan di dunia. Data GINA (Global Initiative for Asthma) menunjukkan 200 juta penderita Asma, data WHO (World Health Organitation) pada tahun 2011 menunjukkan ada 235 juta penderita asma dan pada tahun 2012 terdapat hampir 300 juta penderita asma di dunia. Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Asma menjadi lima besar penyebab kematian di dunia karena prevalensinya mencapai 17,4% dari berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian di dunia. Di Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada tahun 2010 sebanyak 30,98% dari total jumlah penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan (Kemenkes R.I 2012). Di Jawa timur prevalensi asma yang diderita pada tahun 2010 adalah 27,98% dari total penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, pada tahun 2011 sebanyak 28,63% dan 29,23% dari total jumlah penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan pada 2012 (Kemenkes R.I. 2012). Di Kota Kediri angka penderita penyakit asma sekitar 2.838 jiwa pada tahun 2010, sebanyak 3.324 jiwa pada tahun 2011 dan 2.230 jiwa pada tahun 2012 (Dinkes Kota Kediri, 2012). Penyakit asma sampai saat ini tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Peradangan lapisan saluran pernapasan dan alergi merupakan faktor utama penyebab asma. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan pajanan pada asma, diataranya Alergen, Perubahan Cuaca, tekanan jiwa / stress dan lingkungan kerja yang dapat menjadi pemicu reaksi hiperaktif bronchi. Jika penanganan terlambat penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi bagi penderita. Adapun komplikasi dari penyakit asma dalam jangka yang lama mampu mengakibatkan pneumothorak, pneumomediastinum dan emfisema sub kutis, atelektasis, aspirasi, kegagalan jantung/gangguan irama jantung. Sumbatan saluran nafas yang meluas/gagal nafas, asidosis. (Andra, Yessie, 2013)Dampak masalah yang dapat ditimbulkan oleh Asma antara lain tidak efektifnya bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran gas, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resti infeksi. Maka dari itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam proses perawatan pada pasien Asma.Peran perawat dalam penanganan Asma dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan cara promotif seperti pendidikan kesehatan tentang Asma, preventif untuk mencegah komplikasi. Selain tindakan promotif juga dapat dilakukan tindakan preventif dengan meningkatkan asupan nutrisi, menjaga kebersihan lingkungan dapat juga dengan membiasakan hidup sehat dan tidak merokok karena rokok dapat merusak organ-organ tubuh terutama paru. Sedangkan untuk penderita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya sehingga mencegah terjadinya kekambuhan atau pun komplikasi. Bila sudah terkena perlu adanya kolaborasi dengan tim medis sebagai tindakan kuratif untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien.Dari hal diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus studi kasus pada pasien dengan diagnosa medis Asma yang mengalami masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektifdi Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri yang akan dijadikan laporan studi kasus sebagai persyaratan dalam menyelesaikan program D-III keperawatan.B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada Pasien dengan diagnosa medis Asma yang mengalami masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.2. Tujuan Khususa. Mampu melakukan pengkajian pada Pasien dengan diagnosa medis Asmab. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Pasien dengan diagnosa medis Asma c. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan pada Pasien dengan diagnosa medis Asmad. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Pasien dengan diagnosa medis Asmae. Mampu melakukan evaluasi setelah tindakan keperawatan pada Pasien dengan diagnosa medis Asma

C. Manfaat Penulisan1. Bagi Institusi PendidikanHasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan asuhan keperawatan Asma.2. Bagi Pasien dan KeluargaHasil penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan Pasien dan keluarga tentang Asma, shingga mampu merawat Pasien atau keluarga dengan penyakit Asma.3. Bagi Rumah SakitSebagai data informasi yang dapat membantu dalam mengambil kebijakan dalam mengadakan program keseatan bagi masyarakat terutama tentang Asma.4. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam memberikan tindakan untuk mencegah dan merawat penyakit Asma.D. Rumusan Masalah1. Bagaimana penanganan pasien Asma di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri ?E. Tujuan Pengambilan DataUntuk mengetahui jumlah penderita Asma di RSUD Gambiran Kota Kediri

F. Rancangan Kegiatan1. Data yang dibutuhkan yaitu data sekunder dari jumlah pasien Asma pada tahun 2012 20142. Metode pengambilan data dengan merekap data ruangan

E. Tempat Dan Waktu 1. Tempat : Ruang Sedap Malam2. Waktu : Studi Kasus dilaksanakan pada bulan Juni 2014

Kediri, 29 Desember 2014

Ari Arvianti