bab i ayar lagi belum jadi
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah dan timbul secara mendadak dalam beberapa jam dengan gejala-
gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.
Disfungsi neurologis berupa hemiparalisis atau hemiparesis yang disertai dengan
defisit sensorik. Kejadian serangan penyakit stroke bervariasi antara tempat,
waktu dan keadaan penduduk (ustan, !""#$. %enurut &ational 'ural ealth
)sssociation bahwa di )merika Serikat perempuan yang meninggal akibat strokelebih banyak dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang meninggal akibat
kanker payudara, kasus stroke perempuan di )merika mencapai *+ pertahun,
perempuan yang berusia +" tahun ke atas yang merokok dan mengonsumsi
kontrasepsi oral dengan kandungan esterogen yang lebih tinggi memiliki resiko
terkena stroke !" kali lebih besar daripada rata-rata. Sudah tercatat lebih dari *,
juta jiwa meninggal di seluruh dunia, dua dari tiga kematian terjadi di negara
sedang berkembang. ahkan untuk ndonesia sendiri kejadian stroke sudah
meningkat tajam dengan jumlah terbesar di )sia (/astroki, !""#$.
Stroke akan mengakibatkan dampak yang fatal bagi tubuh seseorang
diantaranya seperti penurunan aktifitas atau gangguan mobilisasi. Sumbatan pada
darah akan mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi sehingga
mengakibatkan gangguan pada sistem saraf pusat. Saraf yang kekurangan nutrisi
lama-kelamaan akan kehilangan fungsinya. Seperti contohnya apabila yang
diserang adalah bagian pengendali otot maka tubuh akan mengalami penurunan
otot volunter yang berdampak pada gangguan mobilisasi. Dandianjurkan bagi
penderita untuk melakukan latihan aktifitas sedikit demi sedikit sesuai dengan
kemampuan pasien agar otot tidak mengalami kekakuan, otot yang dilatih terus-
menerus dapat meningkatkan fungsi otot yang telah menurun.
%aka dari itu sangat dibutuhkan tindakan berupa asuhan keperawatan pada
stroke non hemoragik khususnya, agar angka prevelensi stroke dapat menurun
tiap tahunnya. al yang paling dibutuhkan agar seseorang tidak terkena stroke
adalah dengan menjaga gaya hidup sehat karena realitanya banyak orang yang
0
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
2/24
!
terkena stroke disebabkan oleh gaya hidup mereka yang tidak sehat. mobilitas
merupakan suatu kondisi yang relatif. ndividu tidak saja kehilangan kemampuan
geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan
normalnya. %obilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri,
meningkatkan kesehatan, memperlambat proses masuknya penyakit. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan
tindakan keperawatan (1ahit, !""#$. %elihat banyaknya penderita stroke di
negara ini, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, yang menderita
kecacatan maupun tidak, maka penulis ingin mendalami lebih lanjut bagaimana
penyakit ini terjadi, karena itu disusunlah karya tulis ilmiah ini dengan judul
2)suham Keperawatan pada Klien Stroke &on emoragik dengan %asalah
3angguan %obilisasi 4isik5.
1.2 Tujuan
a. 6ujuan 7mum
7ntuk mengetahui )suhan Keperawatan Klien Stroke &on emoragik
dengan %asalah 3angguan %obilisasi 4isik di 'S7D Dr.%oewardi.
b. 6ujuan Khusus
)dapun tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mampu 8
0. 7ntuk melakukan pengkajian pada klien stroke hemoragik dengan
masalah gangguan mobilisasi fisik.
!. 7ntuk menentukan diagnosa pada klien stroke hemoragik dengan
masalah gangguan mobilisasi fisik.
+. 7ntuk melakukan intervensi pada klien stroke hemoragik dengan
masalah gangguan mobilisasi fisik.
*. 7ntuk melakukan implementasi pada klien stroke hemoragik dengan
masalah gangguan mobilisasi fisik.
9. 7ntuk melakukan evaluasi pada klien stroke hemoragik denganmasalah gangguan mobilisasi fisik.
1.3 Manfaat Penulisan
)dapun %anfaat :enelitisn yang dapat diambil adalah 8
0. agi :eneliti
7ntuk menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan penulis untuk
diaplikasikan ilmu yang di dapat selama pendidikan
!. agi :erawat
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
3/24
+
)gar perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat
pada pasien dengan stroke non hemoragik.
+. agi nstansi )kademik
Dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikannnya di masa yang
akan datang.
*. agi 'umah Sakit
Dapat dipakai untuk acuan dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan bagi pasien khususnya dengan gangguan sistem persarafan
stroke non hemoragik dan melakukan pencegahan dengan memberi
penyuluhan kepada pasien hipertensi karena bisa berakibat menjadi
penyakit stroke.9. agi :asien dan Keluarga
Supaya pasien dan keluarga bisa mengerti gambaran umum tentang
stroke non hemoragik beserta perawatan yang benar bagi klien agar
penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.
BAB II
TINJAUAN TE!I
2.1 "#nse$ %tr#ke
!.0.0 :engertianStroke atau cerebro vaskuler accident (;$.
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
4/24
*
Stroke iskemik atau non hemoragik adalah infark atau kematian jaringan
yang serangannya terjadi pada usia !"-" tahun dan biasanya timbul setelah
beraktifitas fisik atau karena psikologis (mental$ yang disebakan karena
trombosis maupun emboli pada pembuluh darah di otak (4ransisca, !""?$.
!.0.! @tiologi
%enurut Smelt=er (!""9$ stroke non hemoragik dapat disebabkan oleh 8
a. 6rombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher$
b. @mbolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain
c. skemia (penurunan aliran darah ke area otak$
d. emoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.)kibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan
kehilangan atau gangguan motorik, berfikir, berbicara, memori, sensasi,
pernafasan, pencernaan, eliminasi, baik sementara maupun permanen.
!.0.+ Klasifikasi
%enurut Ayndon (!""?$ klasifikasi stroke non hemoragik adalah 8
a. 6) (transient ischemic attack$ 8 stroke yang berlangsung hanya
beberapa menit, dapat terjadi beberapa kali dalam sehari
b. 3angguan neurologik iskemik reversibel 8 berlangsung lebih lama
dengan kesembuhan yang cepat dengan gangguan minimal tetapi
menetap
c. Stroke in evolution 8 dengan bertambahnya gangguan neurologik yang
terjadi berangsur-angsur dan bisa bertambah buruk
d. Stroke lengkap 8 gangguan neurologik menetap, adanya infark, selalu
bersifat mendadak yang biasanya terjadi pada penderita hipertensi.
!.0.* %anifestasi Klinis
%enurut %isbach (!"0+$ %anifestasi klinis stroke non hemoragik adalah8
a. ipertensi
b. 3angguan motorik (kelemahan otot, gangguan mobilitas fisik$
c. 3angguan sensorik
d. 3angguan visual
e. 3angguan keseimbangan
f. &yeri kepala (migrain, vertigo$
g. %untah
h. Disartria (kesulitan berbicara$
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
5/24
9
i. :erubahan mendadak status mental (apatis, somnolen, delirium,
supor, koma$
!.0.9 :atofisiologi
Stroke non hemoragik disebabkan oleh trombosis akibat plak
aterosklerosis yang memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari
pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak.Saat terbentuknya
plak fibrosis (ateroma$ di lokasi yang terbatas seperti di tempat percabangan
arteri. 6rombosit selanjutnya melekat pada permukaan plak bersama dengan
fibrin, perlekatan trombosit secara perlahan akan memperbesar ukuran plak
sehingga terbentuk trombus (Sudoyo, !""#$.
6rombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawahingga terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu menyebabkan
pengurangan aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan
mengalami kekurangan nurisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami
kekurangan oksigen dan glukosa akan menyebabkan asidosis lalu asidosis
akan mengakibatkan natrium, klorida, dan air masuk ke dalam sel otak dan
kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema setempat. Kemudian
kalsium akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas sehingga terjadi
perusakan membran sel lalu mengkerut dan tubuh mengalami defisit
neurologis lalu mati (@sther, !"0"$.
Ketidakefektifan perfusi jaringan yang disebabkan oleh trombus dan
emboli akan menyebabkan iskemia pada jaringan yang tidak dialiri oleh
darah, jika hal ini berlanjut terus-menerus maka jaringan tesebut akan
mengalami infark. Dan kemudian akan mengganggu sistem persyarafan yang
ada di tubuh seperti 8 penurunan kontrol volunter yang akan menyebabkan
hemiplagia atau hemiparese sehingga tubuh akan mengalami hambatan
mobilitas, defisit perawatan diri karena tidak bisa menggerakkan tubuh untuk
merawat diri sendiri, pasien tidak mampu untuk makan sehingga nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Defisit neurologis juga akan menyebabkan
gangguan pencernaan sehingga mengalami disfungsi kandung kemih dan
saluran pencernaan lalu akan mengalami gangguan eliminasi. Karena ada
penurunan kontrol volunter maka kemampuan batuk juga akan berkurang dan
mengakibatkan penumpukan sekret sehingga pasien akan mengalami
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
6/24
gangguan jalan nafas dan pasien kemungkinan tidak mampu menggerakkan
otot-otot untuk bicara sehingga pasien mengalami gangguan komunikasi
verbal berupa disfungsi bahasa dan komunikasi.
!.0. Komplikasi
%enurut atticaca (!"">$ Komplikasi stroke non hemoragik ada dua
macam yaitu gangguan otak yang berat, dan kematian (bila tidak dapat
mengontrol respon pernafasan atau kardiovaskuler.
!.0.# :emeriksaan :enunjang
%enurut atticaca (!"">$ pemeriksaan yang dapat menunjang untuk
penderita stroke yaitu 8
a. ;6 Scan 8 memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematom, infark maupun iskemia serta posisinya secara pasti. Brang
yang terkena stroke biasanya ditemukan lesi pada otak ataupun jaringan
yang iskemi, akan terlikat hipodens maupun hiperdens.b. %agneting 'esonance maging (%'$ 8 menentukan posisi serta luas
terjadinya perdarahan otak dan infark. :ada penderita stroke akan
ditemukan adanya pendarahan ataupun sumbatan oleh trombus maupun
emboli di pembuluh darah otak.
c. )ngiografi serebral 8 untuk menentukan penyebab stroke secara spesifik
(perdarahan ataupun sumbatan$. :ada orang normal tidak akan
ditemukan adanya perdarahan ataupun sumbatan di dalam pembuluh
darah di otak. Sedangkan pada penderita stroke akan ditemukan adanya
gangguan dalam pembuluh darah di otak.
d. @lektroensefalografi (@@3$ 8 mengidentifikasi masalah pada gelombang
otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. Saat pemeriksaan
pada penderita stroke maka otak akan memberikan respon gelombang
yang menunjukkan adanya lesi pada serebral.
!.0.> :enatalaksanaan %edis
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
7/24
#
%enurut @sther (!"0"$ 6erapi pada penderita stroke non hemoragik
bertujuan untuk meningkatkan perfusi darah ke otak, membantu lisis
bekuan darah dan mencegah trombosis lanjutan, melindungi jaringan otak
yang masih aktif dan mencegah cedera sekunder lain, beberapa terapinya
adalah 8
a. 6erapi trombolitik 8 menggunakan recombinant tissue plasminogen
activator (r6:)$ yang berfungsi memperbaiki aliran darah dengan
menguraikan bekuan darah, tetapi terapi ini harus dimulai dalam
waktu + jam sejak manifestasi klinis stroke timbul dan hanya
dilakukan setelah kemungkinan perdarahan atau penyebab lain
disingkirkanb. 6erapi antikoagulan 8 terapi ini diberikan bila penderita terdapat
resiko tinggi kekambuhan emboli, infark miokard yang baru terjadi,
atau fibrilasi atrial
c. 6erapi antitrombosit 8 seperti aspirin, dipiridamol, atau klopidogrel
dapat diberikan untuk mengurangi pembentukan trombus dan
memperpanjang waktu pembekuan
d. 6erapi suportif 8 yang berfungsi untuk mencegah perluasan stroke
dengan tindakannya meliputi penatalaksanaan jalan nafas dan
oksigenasi, pemantauan dan pengendalian tekanan darah untuk
mencegah perdarahan lebih lanjut, pengendalian hiperglikemi pada
pasien diabetes sangat penting karena kadar glukosa yang
menyimpang akan memperluas daerah infark.
2.2 "#nse$ M#&ilisasi 'isik
!.!.0 :engertian
%obilitas atau mobilisasi merupakan kmampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya (idayat, !""$.
!.!.! Cenis %obilitas
%enurut idayat (!""$ mobilitas dapat dibagi menjadi 8
a. %obilitas penuh 8 merupakan kemampuan seeseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. %obilitas penuh ini merupakan fungsi
saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh
area tubuh seseorang.
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
8/24
>
b. %obilitas sebagian 8 merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya. al ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi.pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik
dan sensorik. %obilitas sebagian ini dibagi menjadi ! jenis yaitu 8
0$ %obilitas sebagian temporer 8 merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. al
tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem
muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dantulang.
!$ %obiitas sebagian permanen 8 merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. al tersebut
disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel. ;ontohnya
adalah terjadinya hemiplagi karena stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang, poliomielitiskarena terganggunya sistem saraf
motorik dan sensorik.
!.!.+ 4aktor yang mempengaruhi mobilitas
%enurut idayat (!""$, mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya 8
a. 3aya hidup
:erubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena agaya hidup akan berdampak pada perilaku atau
kebiasaan sehari-hari
b. :roses penyakitcedera:roses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang
karena dapat berpengaruh pada fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh
orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan
gerak ekstremitas bawah.
c. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. Sebagai contoh orang yang memiliki budaya sering
berjalan jauh akan memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, dan
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
9/24
?
begitu pula sebaliknya ada orang yang mudah terkena
3angguan mobilitas karena jarang berjalan jauh atau karena adanya
adat dan budaya tertentu yang melarang untuk beraktifitas.
d. 6ingkat energi@nergi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. )gar seseorang
dapat melakukan mobilisasi dengan baik maka dibutuhkan energi
yang cukup.
e. 7sia dan status perkembangan
6erdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang
berbeda. al ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak seiring dengan perkembangan usia.
2.3 "#nse$ Te#ri Asu(an "e$era)atan!.+.0 :engkajian
:engkajian adalah langkah pertama dalam berfikir untuk menentukan
diagnosa keperawatan.Sedangkan menurut Ko=ier (!"0"$ pengkajian meliputi
beberapa hal yang berkesinambungan yakni pengumpulan data, pengaturan
data, validasi data serta pencatatan data (1ilkinson E &ancy, !"0!$.
)namnesa pemeriksaan stroke menurut Conathan (!""#$ meliputi 8
a. dentitas pasien 8 nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, nomor
registrasi, diagnosa medis
b. dentitas penanggung jawab 8 nama, umur, alamat, pendidikan,
hubungan dengan pasien
c. Keluhan utama 8 pasien biasanya mengalami nyeri kepala disertai
gangguan bicara, kelemahan anggota gerak baik sebagian maupun
seluruh bagian tubuh, tubuh tiba-tiba lemas tanpa diketahui
penyebabnya
d. 'iwayat penyakit dahulu 8 pada pasien stroke biasanya ditemukan
riwayat hipertensi, diabetes melitus, sering merokok
e. 'iwayat kesehatan keluarga 8 kemungkinan adanya riwayat stroke
dalam keluarga
Sedangkan dalam pola pengkajian fungsional 3ordon yang dikutip dari
Ko=ier (!"0"$meliputi 8
a. :ola aktifitas dan latihan 8 penderita stroke tidak akan mampu
melakukan aktifitas dan perawatan diri secara mandiri karena
kelemahan anggota gerak adalah tanda yang pasti ada pada penderita
stroke. Kekuatan otot berkurang, mengalami gangguan koordinasi,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
10/24
0"
gangguan keseimbangan (vestibularis$ beserta penurunan kesadaran
pasien bisa sampai pada keadaan koma
b. :ola persepsi dan kognitif 8 penderita stroke akan mengalami gangguan
pada semua pola pengecapan (fasialis$, peraba, pendengaran
(koklearis$, penglihatan (optikus, okulomotorius, troklearis$, penciuman
(olfaktorius$, sehingga pasien akan terlihat sangat tertekan dengan
keadaannya.
Dan untuk pemeriksaan fisik pada seseorang yang mengalami gangguan
mobilisasi stroke non hemoragik meliputi 8
a. Kepala 8 bentuk mesocephal, rambut kotor tidak terawat, nyeri kepala
b. %ata 8 sklera ikterik, reflek pupil negatif, konjungtiva anemis,
penglihatan berkurang dan mengalami gangguan
c. idung 8 banyak polip, mengalami gangguan penciuman
d. 6elinga 8 keadaan kotor, banyak serumen, ada gangguan pendengaran
e. %ulut 8 sianosis, mukosa bibir kering, stomatitis, ada plak, karies gigi,
mengalami gangguan pengecapan, reflek mengunyah dan menelan
buruk, paralisis lidah
f. :aru 8 suara nafas nafas abnormal, menggunakan otot bantu aksesori,
batuk, penumpukan sekret
g. )bdomen 8 hipoperistaltik atau hiperperistaltik
h. @kstremitas 8 kelemahan akstremitas baik sebagian maupun seluruhnya
i. 3enetalia 8 kotor, distensi kandung kemih
!.+.! Diagnosa keperawatan
ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
(1ilkinson, !"0!$
!.+.+ ntervensi
Diagnosa Keperawatan 8 ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuskular.6ujuan 8 :asien mampu beraktifitas di tempat tidur tanpa bantuan orang lain.
Kriteria asil 8
a. :asien mampu berbalik sendiri di tempat tidur atau dengan bantuan bila
perlu
b. %ampu melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendiri
ntervensi 8
a. Aakukan pengkajian mobilitas dengan 'B% dan uji kekuatan otot
b. Aatih rentang gerak sendi
c. eri penguatan positif selama aktifitas
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
11/24
00
d. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik dalam penyusunan rencana untuk
mempertahankan dan meningkatkan mobilitas di tempat tidur
!.+.* mplementasi
4okus tahapan pelaksana tindakan keperawatan adalah kegiatan pelaksana
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
:endekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen
dan interdependen.
a. ndependen (mandiri$
6indakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau
tenaga kesehatan lain.
b. Dependen
6indakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis. 6indakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan
medis dilaksanakan.
c. nterdependen
nterdependen merupakan tindakan keperawatan yang menjelaskan sutu
kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan
lain misalnya 8 dokter, ahli gi=i, fisioterapi dan tenaga sosial.
!.+.9 @valuasi
)da dua komponen untuk mengavaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu 8
a. @valuasi 4ormatif (proses$
4okus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. @valuasi proses haru
dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan
untuk membantu keefektifan terhadap tindakan evaluasi dan dilakukan
secara terus-menerus dilaksanakan sampai tujuan yang telah ditentukan
tercapai.
b. @valuasi submatif (hasil$
4okus evaluasi ini adalah perubahan perilaku atau status kesehatan
pasien pada akhir tindakan keperawatan pasien. 6ipe evalusi ini
dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
12/24
0!
BAB III
METDE PENELITIAN
3.1 Desain $enelitian
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dengan desain studi kasus. Deskriptif yaitu metode ilmiah yang bersifat
mengumpulkan data, menganalisa data dan menarik kesimpulan dengan
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu strategi yang menyelidiki suatu
gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti
kuantitatif yang bersandar pada berbagai sumber.
3.2 %u&jek $enelitian
Klien Stroke &on emoragik dengan %asalah 3angguan %obilisasi 4isik
3.3 Batasan Istila(
)dapun batasan istilah dalam karya tulis ini yaitu 8
stilah :engertian
Stroke Stroke adalah sindrom yang terdiri dari
tanda dan atau gejala hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal (global$ yang
berkembang cepat (dalam detik atau
menit$, gejala ini berlangsung lebih dari
!* jam atau menyebabkan kematian
(3insberg, !"">$.
%obilisasi %obilisasi adalah kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur dengan tujuan untuk
memenuhi aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya
(idayat, !""$.
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
13/24
0+
)suhan Keperawatan :roses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan
secara langsung pada klien diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan berdasarkan kaidah-
kaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, bersifat humanistic, dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif
klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien.
3.* L#kasi +an ,aktu $enelitian
). Aokasi
Aokasi penelitian dilakukan di 'uang )nggrek 'S7D Dr.%oewardi
Surakarta
. 1aktu
1aktu penelitian dilakukan pada hari kamis, tanggal 0? juni !"0* pukul
">."" 1
3.- Teknik $engu$ulan +ata
6eknik pengumpulan data yang digunakan dalam study kasus ini menggunakan8
0$ Bbservasi pasrtisipasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap
pasien untuk mengetahui keadaan pasien dan ikut memberikan asuhan
keperawatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien.
!$ 1awancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung pada pasien, keluarga
dan perawat ruangan serta tim kesehatan lainnya mengenai masalah yang
berhubungan dengan penyakit klien.
+$ Studi dokumentasi yaitu menggunakan catatan medic untuk memperoleh
data dan hasil pemeriksaan, program pengobatan dan terapi yang diberikan
serta catatan lain yang relevan dengan penulisan Karya 6ulis lmiah ini.
*$ Studi kepustakaan yaitu penulis menggunakan bacaan ilmiah baik medis
maupun keperawatan yang erat dengan masalah keperawatan yang dibahas.
3./ Instruen Pengu$ulan Data
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
14/24
0*
nstrumen dalam karya tulis ini yaitu 8 buku saku, bolpoint, alat-alat 66."" di
bangsal )nggrek 'S7D Dr.%oewardi. Data diperoleh dari pasien dan
keluarga, status pasien, dan perawat jaga. Data didapatkan dengan cara
observasi, pemeriksaan fisik dan data-data pendukung yang ada seperti hasil
lab dan ;6 Scan. Dan data yang diperoleh adalah sebagai berikut 8
a. dentitas :asien
:asien bernama 6n.S, umur 9 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama
slam, pendidikan SD, pekerjaan petani, status telah menikah, alamat
6agung '6 " '1 "+ angsalan, 6eras, oyolali, dirawat sejak hari
Selasa+ Cuni !"0* jam 0."" 1, nomor rekam medik "0!"??FF,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
15/24
09
pasien dirawat di bangsal )nggrek , dengan diagnosa medik stroke
non hemoragik.
b. dentitas :enanggung jawab
:enanggung jawab adalah istri6n.S bernama &y.%, umur " tahun,
agama slam, jenis kelamin perempuan pendidikan S%:, pekerjaan
petani, status telah menikah, alamat 6agung '6 " '1 "+ angsalan,
6eras, oyolali.
c. Keluhan utama
Keluarga mengatakan keluhan utama pasien saat dirumah adalah tidak
bisa menggerakkan tubuh bagian kanan.
d. 'iwayat Kesehatan
0$ 'iwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah dirawat di rumahsakit beberapa tahun yang lalu karena hipertensi.
!$ 'iwayat kesehatan sekarang
:asien pulang bekerja dari sawah sekitar pukul 0+.+" 1 lalu
makan siang kemudian tidur, saat bangun tidur tiba-tiba pasien sulit
bicara (walaupun masih bisa dimengerti$ dan anggota tubuh sebelah
kanan tidak bisa digerakkan. Keluarga membawa pasien ke 3D
'S7D Dr. %oewardi pukul 0."" 1 dengan keluhan pusing,
bicara pelo, tubuh lemas, tangan kanan dan kaki sebelah kanan tidak
bisa digerakkan. Kemudian pasien dipindah ke bangsal )nggrek .
+$ 'iwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit seperti pasien yaitu hipertensi dan stroke, dan
tidak mempunyai penyakit menular ataupun menurun.
e. :engkajian 4ungsional 3ordon0$ :ola aktifitas
Sebelum sakit, keluarga mengatakan pasien beraktifitas di rumah
dengan mandiri seperti menyapu, memasak, bekerja di sawah, dan
lain-lain. Selama sakit, keluarga mengatakan semua kegiatan
pasien di tempat tidur maupun yang lain harus dibantu oleh
keluarga. 7ntuk kemampuan perawatan diri 8 makan, minum,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
16/24
0
mandi, toiletting, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, ambulasi,
keseluruhannya nilai * yaitu tergantung total.
!$ :ola persepsi dan konsep diri
a$ 3ambaran diri
Keluarga mengatakan bahwa 6n.S tidak ada bagian tubuh
yang paling disukai maupun yang tidak disukai, semuanya
biasa saja, keluarga merasa kasihan kepada pasien karena
tidak bisa berbicara untuk mengungkapkan keinginannya.
b$ dentitas diri
Keluarga mengatakan 6n.S adalah seorang suami dan kakek
bagi cucu-cucunya, hidup rukun dan bahagia bersama
keluarganya.
c$ arga diri
Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak merasa harga
dirinya rendah selama sakit
d$ :eran diri
Keluarga mengatakan pasien sedih karena merepotkan
keluarganya dan tidak bisa bekerja seperti biasanya
e$ deal diri
Keluarga mengatakan, ingin pasien cepat sembuh dan segera
pulang agar bisa beraktifitas seperti biasanya. Keadaan pasien
lemas, kurang bersih, terlihat sedih dengan keadaannya yang
sekarang, mungkin karena sudah banyak merepotkan
keluarganya saat sakit ini.f. :emeriksaan 4isik
0$ Keadaan umum dan tanda vital
Keadaan umum pasien lemah, saat diperiksa 3;S 8 @+
kesadaran sopor, komunikasi pasien tidak dapat dimengerti, pasien
membuka mata hanya bila diberi rangsangan nyeri, tanda-tanda
vital (0? Cuni !"0* jam ">.09$ tekanan darah 0#"00" mmg, nadi
?" Fmenit, suhu +o;, pernafasan !! Fmenit.
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
17/24
0#
:emeriksaan head to toe dimulai dari kepala 8 simetris, bentuk
mesochepal, rambut kotor, acak-acakan, banyak uban, penampilan
tidak rapi, tidak ada lesi.
!$ Sistem persyarafan
%ata 8 kanan dan kiri tidak simetris, reflek pupil baik, sklera non
ikterik, konjungtiva non anemis, pasien tidak mampu saat dites
angka dengan perantara jari penulis, namun mampu saat dites
lapang pandang dan konfrontasi (mengikuti arah gerak tangan
perawat$, saat gerak buka tutup mata ada keterlambatan gerak pada
mata sebelah kanan. idung 8 keadaan kotor, ada polip, tidak bisa
membedakan bau antara minyak wangi dengan minyak kayu putih.
%ulut 8 ada caries gigi, mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis,
gigi ada yang berlubang, pengecapan pasien tidak bisa
membedakan rasa asin, manis, dan asam, reflek menelan baik, lidah
tidak bisa digerakkan dengan lancar, pasien tidak bisa berbicara
dan hanya seperti meracau. 6elinga 8 kanan dan kiri simetris, tidak
ada lesi, keadaan kotor, ada sedikit serumen, sulit untuk mengikuti
instruksi dari perawat, saat di tes weber, rine, dan bisikan hasilnya
negatif baik telinga kanan maupun kiri. Aeher 8 tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid.
+$ Sistem muskuloskeletal dan integumen
@kstremitas atas 8 akral hangat, terpasang infus 'inger )setat !"
tpm di sebelah kanan sejak 0# Cuni !"0*, abocath sudah di ganti 0
kali, ekstremitas kanan lemah uji kekuatan otot tangan kanan hanya
bisa menggeser, tidak mampu melakukan gravitasi ! tangan kiridan kaki kiri mampu menahan gravitasi tapi tidak mampu menahan
tahanan pemeriksa nilai +, capilarry refil test + detik. @kstremitas
bawah 8 akral hangat, tidak ada lesi dan edema, kaki sebelah kanan
bisa digerakkan dengan lemah, uji kekuatan otot kaki kiri mampu
menahan gravitasi tapi tidak mampu menahan tahanan pemeriksa
nilai + kaki kanan ada kontraksi otot lemah nilai !.
Kanan Kiri
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
18/24
0>
!+
9 +
*$ :ersonal hygiene
Kebersihan pasien setiap hari diurus oleh keluarga baik dari mandi,
berpakaian, dan sebagainya.
9$ :engkajian :siko-Sosio-Spiritual
Keluarga mengatakan kemungkinan pasien agak terpukul dengan
keadaan yang tiba-tiba dialami saat ini karena mungkin takut bila
merepotkan keluarga. Sosialisasi pasien dengan orang lain terganggu
karena pasien mengalami gangguan komunikasi (bicara$. :asien masih
sholat 9 waktu dengan isyarat karena tidak mampu melakukan
gerakan-gerakan sholat.
g. :emeriksaan :enunjang
:emeriksaaan laboratorium tanggal # Cuni !"0*, dengan hasil (hasil
lab yang tidak normal$ 8 pemeriksaan darah, hemoglobin 8 00." gdA (& 8
0!-0 gdA$, A@D 8 !9mm (& 8 "-!" mm$. itung jenis sel, eosinofil 8 "
(& 8 0-+ $, limfosit 8 0?,0 (& 8 !"-*" $, hematokrit 8 +*. (& 8 +#-*# $, eritrosit 8 +.?? uA (& 8 *.!-9.* uA$.
:emeriksaan ;6 Scan tanggal ? Cuni !"0* dengan hasil 8 lesi
hipodens intraserebral fronto temporal kiri (">-"?$, struktur mediana di
tengah, sistema ventrikel baik, sulci gyri tak prominent, slices interval 0"
mm. Kesan 8 infark serebri fronto temporal kiri.
6erapi yang diberikan sejak tanggal * Cuni !"0+ adalah 8 infus ringer
asetat !" tetes per menit, infus manitol 0!9ml jam, injeksi ranitidine
*9mg0! jam via jam via
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
19/24
0?
beraktifitas di tempat tidur tanpa bantuan orang lain. Dengan kriteria hasil 8
mampu berbalik sendiri di tempat tidur atau dengan bantuan bila perlu,
mampu melakukan rentang pergerakan penuh ataupun sebagian padaseluruh
sendi. ntervensinya meliputi 8 lakukan pengkajian mobilitas dengan 'B%
dengan rasionalisasi program latihan yang teratur meliputi 'B%, dan uji
kekuatan otot dengan rasionalisasi untuk mengetahui meningkatkan massa
otot dan untuk memperbaiki kerja jantung, latih rentang gerak sendi dengan
rasionalisasi untuk meningkatkan mobilitas sendi dan sirkulasi, lakukan
pengkajian fungsi syaraf kranialis dengan rasionalisasi untuk mengetahui
tingkat kesadaran pasien, beri reinforment positif selama aktifitas dengan
rasionalisasi untuk memotivasi pasien, kolaborasi dengan ahli terapi fisik
dalam penyusunan rencana untuk mempertahankan dan meningkatkan
mobilitas di tempat tidur.
*.0.* mplementasi
ari Kamis 0? Cuni !"0* pukul ">."" 1 melakukan implementasi
berupa 8 mengkaji tingkat kesadaran pasien dengan 3;S H tidak ada respon
subjektif dari pasien, dan respon objektif @+
:ukul ">."" 1 mengkaji tanda-tanda vital H tidak ada respon subjektif, dan
respon objektif pasien mau diperiksa, tekanan darah8 0#"00" mmg,
pernafasan 8 !* Fmenit, nadi 8 ?" Fmenit, suhu 8 +o;. :ukul "?."" 1
memberikan obat-obatan injeksi untuk meningkatkan volume intravaskuler H
tidak ada respon subjektif, dan respon objektif obat injeksi masuk via
intravena berupa ceftriaFone 0gr, ranitidin ! ml, citicolin ! ml, memberikan
terapi infus manitol !"tpm. :ukul 0"."" 1 melakukan pengkajian
pemeriksaan saraf kranial H tidak ada respon subjektif, dan respon objektifmengalami hambatan pada pemeriksaan saraf kranial nervus syaraf
olfaktorius atau syaraf penciuman, nervus syaraf optikus atau syaraf
penglihatan, nervus < syaraf trigeminalis atau syaraf sensorik wajah dan
motorik mulut, nervus
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
20/24
!"
melakukan pengkajian kekuatan otot dengan hasil anggota gerak kanan nilai !
dan kiri nilai +.
ari CumJat tanggal !0 Cuni !"0* pukul "?."" 1 memberi obat- obatan
injeksi untuk meningkatkan volume intravaskulerH tidak ada respon subjektif,
dan respon objektif obat injeksi masuk via intravena berupa ceftriaFone 0 gr,
ranitidin !ml, citicolin ! ml. :ukul 0".+" 1 melatih rentang gerak sendi H
tidak ada respon subjektif, dan respon objektif pasien tidak bisa
menggerakkan tangan kanan dan kaki kanan, tangan dan kaki kiri bisa
bergerak dengan lemah. :ukul 00.+" 1 mengkaji tanda-tanda vital H tidak
ada respon subjektif, dan respon objektif pasien mau diperiksa, tekanan
darah 8 09"0"" mmg, pernafasan 8 !! Fmenit, nadi 8 ? Fmenit, suhu 8 +
o
;. :ukul 00.+" 1 melakukan latihan 'B% pasif pada pasienH respon
subjekif objektif pasien maumelakukan 'B% dengan bantuan perawat, pasien
bisa miring ke kiri.. :ukul 0!."" 1 memberikan penguatan positif kepada
pasien agar termotivasi unuk berusaha sembuh H respon subjektif dan objektif
pasien terlihat berkedip dan bersuara tanda setuju.
ari Sabtu !0 Cuni !"0* pukul 0"."" 1 melakukan pengkajian kekuatan
ototH respon subjektif pasien mengucap kata yang sulit dimengerti, respon
objektif tangan kanan dan kaki kanan nilai +, tangan kiri dan kaki kiri nilai !.
*.0.9 @valuasi
ari terakhir pengkajian, !0 Cuni !"0* pukul 0+.+" 1. Subjektif8
keluarga mengatakan pasien belum bisa beraktifitas ringan, baru bisa miring
kiri dengan lemah. Objektif8 tekanan darah 09"0""mmg, pemeriksaan saraf
kranial mengalami hambatan pada nervus 8 , ,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
21/24
!0
karena keinginan pasien
tidak dapat tersampaikan
dengan baik, pasien tidak
bisa melakukan mobilisasi
apapun saat ditempat tidur
karena kelemahan anggota
gerak tubuh.
DB 8
keadaan umum sedang,
terlihat lemas,
uji kekuatan otot 8 tangan
kiri dan kaki kiri derajat +
sedangkan tangan kanan
dan kaki kanan derajat !,
6ekanan darah 0#"00"
mmg, 3;S 8 +, !, +,
mengalami hambatan pada
pemeriksaan saraf kranial
nervus 8 , ,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
22/24
!!
atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah dengan batasan karakteristik
perubahan cara berjalan, keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan
motorik kasar, penurunan kekuatan otot, pergerakan lambat (erdman !"0+$.
atasan karateristik tersebut sesuai dengan yang dialami oleh 6n.S didukung
dengan data subyektif keluarga mengatakan 6n.S mengalami hambatan
mobilitas fisik dan mengatakan kaki sebelah kanan tidak bisa digerakkan,
juga terdapat penurunan kekuatan otot nilai + pada kaki kanannya. Sehingga
penulis mengambil diagnosa pertama yaitu hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan neuromuskular karena syaraf dan muskulo
pasien mengalami gangguan disebabkan oleh strokenya.
*.!.+ :erencanaan
ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular.
6ujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan +F!* jam
diharapkan pasien mampu beraktifitas di tempat tidur tanpa bantuan orang
lain. Dengan kriteria hasil 8 mampu berbalik sendiri di tempat tidur atau
dengan bantuan bila perlu, mampu melakukan rentang pergerakan penuh
ataupun sebagian pada seluruh sendi. ntervensinya meliputi 8 lakukan
pengkajian mobilitas dengan 'B% dan uji kekuatan otot, latih rentang gerak
sendi, lakukan pengkajian fungsi syaraf kranialis, beri penguatan positif
selama aktifitas, kolaborasi dengan ahli terapi fisik dalam penyusunan
rencana untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas di tempat tidur.
*.!.* mplementasi
mplementasi untuk diagnosa pertama adalah melakukan pengkajian
mobilitas dengan 'B% dan uji kekuatan otot, melatih rentang gerak sendi,
melakukan pengkajian fungsi syaraf kranialis,memberi penguatan positifselama aktifitas. mplementasi yang penulis lakukan sudah dijelaskan pada
resume kasus diatas, sedangkan implementasi berupa kolaborasi dengan ahli
terapi fisik dalam penyusunan rencana guna mempertahankan dan
meningkatkan mobilitas di tempat tidur belum bisa penulis lakukan karena
belum bertemu langsung dengan ahli terapi fisik.
*.0.0 @valuasi
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
23/24
!+
Diagnosa pertama dengan kriteria hasil 8 mampu berbalik sendiri di
tempat tidur atau dengan bantuan bila perlu, mampu melakukan rentang
pergerakan penuh ataupun sebagian pada seluruh sendi. Data subjektif 8
keluarga mengatakan pasien belum bisa beraktifitas ringan, baru bisa
miring kiri dengan lemah. Objektif 8 tekanan darah 09"0"" mmg,
pemeriksaan saraf kranial mengalami hambatan pada nervus 8 , ,
-
7/24/2019 BAB I Ayar Lagi Belum Jadi
24/24
!*
0$ agi nstitusi
)gar institusi pendidikan dapat menjadikan karya tulis ilmiah ini
sebagai bahan bacaan dalam penelitian dimasa yang akan datang mengenai
stroke non hemoragik dengan gangguan mobilisasi fisik.!$ agi 'umah Sakit
Dari K6 diatas semoga dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan pelayanan dal melayani penyakit stroke non hemoragik
dengan gangguan mobilisasi fisik.
+$ agi :eneliti berikutnya
Dari K6 diatas semoga dapat dijadikan sebagai bahan acuhan
penelitian berikutnya mengenai kasus penyakit stroke non hemoragik
dengan gangguan mobilisasi fisik.