bab i aids

Upload: aulina

Post on 05-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhghfdhjj

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I PENDAHULUANLATAR BELAKANGKami mengankat masalah AIDS dalam Makalahini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.

Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.

Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui apa sebenarnya AIDS itu, mengapa AIDS perlu mendapat perhatian khusus, serta bagaimana gejala-gejalanya. Selain itu kami Juga ingin mengetahui bagaimana penularan AIDS, siapa saja yang kemungkinan besar bisa tertular AIDS, bagaimana keadaan AIDS di Indonesia, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan AIDS.

MANFAAT PENELITIAN.Adapun manfaat yang ingin kami capai adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS. Meskipun informasi yang kami berikan melalui Makalah ini hanya sebagian kecil dan mungkin masih mempunyai kekurangan, tetapi setidaknya isi dari Makalah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui tentangh AIDS itu sendiri.

RUMUSAN MASALAH.Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana masalah yang diteliti. Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu bahaya AIDS dan cara pencegahannya maka rumusan masalah adalah :

Apakah bahaya AIDS dan bagaimana cara pencegahannya .

HIPOTESHipotesa berasal dari kata Hype artinya kurang, dan tesis artinya pendapat atau penelitian. Jadi Hipotesa adalah suatu pendapat atau pernyataan yang masih bersifat sementara dan kebenarannya harus dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian (Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sudah ditetapkan).

Adapun Hipotesa dari makalah ini adalah orang yang selalu melakukan hubungan seksual diluar nikah, lebih mudah terserang penyakit AIDS.

METODOLOGI PENELITIANMetode adalah suatu cara yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan Penelitian adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi dari sesuatu yang menjadi objek penelitian, yang sistimatis, terarah, dan mempunyai tujuan. Jadi metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan, mengetahui, mengkaji, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu hal yang menjadi objek penelitian .

Dalam melakukan sesuatu penelitian, ada beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu observasi, wawancara, metode study perpustakaan, analisis media massa ataupun melalui pembagian angket. Adapun metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah :

Analisis Media MassaTeknik analisa media massa termasuk metode pengumpulan data sekunder, yang dilakukan dengan menganalisis media massa yang memuat uraian dan data-data yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Misalnya : Surat Kabar, majalah, dan sebagainya.

Metode Study KepustakaanMetode Study kepustakaan juga termasuk metode pengumpulan data sekunder dan hampir sama dengan teknik analisis media massa. Melalui metode ini kita dapat memperoleh data melalui buku-buku kepustakaan, karya-karya tulisan arsip-arsip, dan sebagainya.

Karena metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode study perpustakaan dan analisa media massa, maka data-data yang terdapat dalam makalah ini termasuk jenis data SEKUNDER, yang diperoleh dari buku-buku, perpustakaan, majalah, surat kabar, dan semacamnya. Meskipun dalam makalah ini terdapat data yang berbentuk angka, tetapi data-data tersebut tidak termasuk data primer, karena angka tersebut kami peroleh dari buku-buku perpustakaan dan media massa yang kami jadikan sumber pengambilan data.BAB II BAHAYA AIDS DAN CARA PENCEGAHANNYAHIV DAN AIDSHIV (Human ImmunoDevesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired ImmunoDeviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

BAHAYA AIDS

Oarang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.GEJALA-GEJALA AIDSSejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :

Berat badan turun dengan drastis.

Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)

Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.

Mencret atau diare yang berkepanjangan.

Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).

Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.

Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

PENULARAN AIDSSebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara cara seperti di bawah ini :

Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).

Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.

Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.

Makan dan minum.

Gigitan nyamuk dan serangga lain.

Sama-sama berenang di kolam renang

Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS dapat terjadi melalui cara-cara sbb :

melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV

Transfusi darah yang mengandung virus HIV

Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap virus AIDS

Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang dikandungnya.

KELOMPOK YANG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI TERTULAR AIDS Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.

Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita ), Waria dan mucikari.

Penerima transfusi darah

Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.

Pecandu narkotika suntikan.

Pasangan dari pengidap AIDS

CARA PENCEGAHAN AIDS Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.

Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.

Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.

Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDSUsaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.

Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan Van Couver di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan Viral loard yang prosesnya lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani hidupnya.

Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

MISTERI PENDEMI HIV/AIDS DIDUNIAWHO ( World Healty Organisation) WHO melaporkan bahwa sejak pertengahan 1995, jumlah komulatif penderita AIDS sebanyak 20 juta. 18,5 juta orang dewasa dengan separuhnya adalah kaum wanita, dan 1,5 juta adalah anak-anak. 50% dari penderita AIDS adalah kaum remaja /kaum muda dalam kelompok berusia 15-24 tahun.

Sejak 1 Januari 1996 WHA melaporkan jumlah penderita AIDS sebanyak 41 juta HIV/AIDS didunia. Dengan 35,4 juta remaja dan dewasa, 15,5 jutawanita, dan 5,6 juta anak-anak. Sedangkan untuk tahun 2000 ini WHO memperkirakan jumlah HIV akan mencapai 30-40 juta dan jumlah AIDS 12-18 juta.

PENDEMI HIV/AIDS REGONAL ASIA TENGGARAPendemi HIV/AIDS regonal asia tenggara pada tahun 1994 secara komulatif ditemukan 3745 AIDS, sedangkan sudah diperkirakan lebih dari 2 jura dari 11 negara termasuk Indonesia, dan jumlah tersebut akan menjadi 3,5 juta ditahun 1995.

SYNDROMA GUNUNG ESSyndroma gunung es ini lebih menakutkan dunia, karena dengan ditemukannya HIV melalui pemeriksaan darah secara efidemilogi penyebaran HIV dimasyarakat akan menjadi lebih banyak 100-1000 kali. Sedangkan ditemukan satu AIDS berarti sudah ada 100-8000 orang yang tertular. Dari data yang ditemukan, HIV AIDS dapat terkena pada siapa saja, baik orang miskin, orang kaya, berpendidikan tinggi ataupun rendah, laki-laki maupun wanita dan sabagainya.

Saat ini infeksi AIDS pada wanita meningkat dengan cepat, karena wanita merupakan kelompok yang rendah dan mudah terinfeksi tanpa disadari. Sedangkan anak yang lahir dari ibu yang mengidap HIV, setelah usia 2 tahun sudah mulai menunjukkan HIV terbesar 30-40%.

SITUASI AIDS DI INDONESIAPenyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.

Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur, diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.

Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.

BAB III PENUTUPKESIMPULANTuhan YME. Mempunyai kekuasaan dalam mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, Dialah yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya. Begitupun dengan segala peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini misalnya : kebahagiaan, kesedihan bencana alam, kelahiran, kematian, dan sebaginya. Muncullah virus HIV/AIDS merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia.

HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.

Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS yaitu demam yang berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan sariwan yang terus menerus,berat badan turun dengan drastis, dsb, yang akan di akhiri dengan kematian.

Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.

AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh umat manusia.

Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

SARAN Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.

Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-ganti pasangan seksual.

Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat suntik itu steril atau tidak.

Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah tranfusi darah itu bebas dari virus HIV.

Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif.

Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan denganbaik, agar segala sesuatu tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS.

Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.

Mencegah Penularan, Strategi Efektif Atasi AIDS : OPINI

Dr Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi LIPI; Postdoctoral Fellow of Japan Society for Promotion of Science, National Institute of Infectious Diseases, Jepang.

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penyakit global yang menjadi masalah di seluruh dunia. Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, WHO melancarkan program The 3 by 5 Initiative dengan tujuan untuk menyuplai obat antiretroviral (ARV) kepada tiga juta pasien AIDS di negara berkembang menjelang tahun 2005.

Program ini dilakukan untuk memberantas penyakit AIDS yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus), yang jumlahnya kian hari terus bertambah. Menurut laporan WHO pada Desember 2002, lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal karena AIDS. Dan sekarang diperkirakan penderita AIDS berjumlah lebih dari 42 juta. Jumlah ini terus bertambah dengan kecepatan 15.000 pasien per hari. Jumlah pasien di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara diperkirakan sekitar 5,6 juta.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Ditjen PPM & PLP Depkes, sampai dengan November 2003 dilaporkan bahwa jumlah pasien AIDS dan pengidap HIV adalah 3.924 orang. Dalam jangka tiga bulan terakhir (Juli-September 2003) telah dilaporkan tambahan 151 kasus AIDS dan 126 pengidap infeksi HIV. Ini membuktikan bahwa kalau tidak dilakukan tindakan pencegahan dari dini, kasus AIDS/HIV akan menjadi masalah besar di Indonesia pada masa yang akan datang.

Terapi AIDS/HIV

Terapi AIDS/HIV saat ini adalah terapi kimia (chemotherapy) yang menggunakan obat ARV yang berfungsi menekan perkembangbiakan virus HIV. Obat ini adalah inhibitor dari enzim yang diperlukan untuk replikasi virus seperti reverse transcriptase (RT) dan protease. Inhibitor RT ini terdiri dari inhibitor dengan senyawa dasar nukleosid (nucleoside-based inhibitor) dan nonnukleosid (nonnucleoside-based inhibitor).

Di antara nucleoside-based inhibitor RT adalah AZT (zidovudine), ddI (didanosine), ddC (zalcitabine), 3TC (lamivudine), d4T (stavudine), dan lain-lain. Nevirapine dan efavirenz adalah nama obat ARV berupa inhibitor protease.Sementara itu, inhibitor protease yang sampai saat ini terdaftar resmi di USA Food and Drug Administration (FDA) adalah amprenavir (Agenerase), indinavir (Crixivan), lopinavir/ritonavir (Kaletra), ritonavir (Norvir), saquinavir (Fortovase), and nelfinavir (Viracept).

Terapi menggunakan obat AZV ini umumnya tidak dilakukan dengan satu jenis obat saja, tapi dengan kombinasi berbagai macam obat. Hal ini disebabkan karena pemakaian obat tunggal tidak menyembuhkan dan bisa memicu munculnya virus yang resisten terhadap obat tersebut.Pemakaian obat kombinasi menjadi standar pengobatan AIDS saat ini. Strategi ini disebut highly active antiretroviral threrapy (HAART). Dengan HAART ini, biasanya direkomendasikan untuk menggunakan protease inhibitor dengan minimal dua jenis obat lainnya. Walaupun demikian, cara ini juga masih belum efektif dan masih mengakibatkan munculnya virus yang resisten.

Walaupun demikian, upaya penemuan obat baru tetap dilakukan. Seiring dengan itu, juga dilakukan usaha untuk pengembangan vaksin terhadap virus HIV. Di antaranya yang cukup memberi harapan adalah kandidat vaksin dari rekombinant protein gp120 (protein selaput envelope protein virus HIV). Kandidat vaksin ini dikembangkan oleh VaxGen Inc, perusahaan yang bergerak di bidang produk biologi untuk penyakit menular yang berpusat di Australia.Namun sayang sekali, kandidat vaksin yang bernama AIDSVAX ini tidak terbukti efektif pada pengujian klinis fase-3, yaitu fase pengujian skala besar terhadap ketahanan manusia terhadap serangan virus HIV.

Kendala pengobatan AIDS/HIV

Sulitnya penemuan obat atau vaksin virus HIV ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain tingginya tingkat mutasi virus ini. Terjadinya mutasi ini menyebabkan virus mudah berubah bentuk dan sifat sehingga resisten terhadap obat. Jika obat yang dipakai adalah inhibitor terhadap enzim transcriptase seperti AZT (zinovudine, misalnya), terjadinya mutasi yang signifikan pada gen transcriptase akan membuat AZT tidak akan berfungsi lagi.Biasanya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan obat kombinasi. Tapi tindakan ini tidak mempan terhadap virus HIV disebabkan tingkat mutasinya yang tinggi. Baru-baru ini, salah satu studi terhadap 80 orang pasien yang diberi obat tripel zidovudine, lamivudine, dan nevirapine memperlihatkan bahwa 61% di antaranya ditemukan mutasi yang membuat virus resisten terhadap obat ini (Re et al, 2003).

Selain itu, virus HIV juga melakukan proses rekombinasi (penyilangan gen) dengan virus HIV yang berbeda tipe. Ini lebih menyebabkan lagi virus HIV bisa berubah menjadi bermacam-macam bentuk dan sifat. Karena biasanya obat yang dirancang hanya ditargetkan untuk virus tertentu, maka berubahnya virus akan menyebabkan obat yang dirancang tidak berfungsi lagi. Analisis virus HIV yang diisolasi dari pasien yang diberi obat inhibitor protease membuktikan bahwa rekombinasi virus menyebabkan resistennya virus terhadap protease inhibitor (Penn et al, 2001). Liciknya, virus ini hanya mengubah diri untuk menjadi resisten terhadap obat, tanpa mengurangi sifat patogennya.

Penularan AIDS dan gaya hidup

Virus HIV biasanya hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia, yang erat hubungannya dengan sistem daya tahan tubuh manusia karena merupakan sumber antibodi. Jadi, HIV akan berada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, cairan sperma, cairan vagina, cairan sumsum tulang, air susu ibu, dan cairan otak.

Karena itu, maka penularan HIV akan berlangsung pada saat terjadi pencampuran cairan tubuh yang mengandung virus HIV. Pencampuran tersebut bisa terjadi melalui berbagai perilaku. Di antaranya adalah hubungan seks dengan pasangan pengidap HIV, suntikan jarum yang tercemar virus HIV, transfusi darah yang mengandung HIV, dan kelahiran dari ibu yang mengidap HIV.

Dari sini jelas bahwa hubungan seks merupakan faktor utama penyebab penyebaran AIDS. Artinya, penyebaran AIDS sangat dipengaruhi oleh gaya hidup suatu masyarakat, seperti pergaulan pria dan wanita yang bebas, kenakalan remaja yang cenderung menggunakan NAPZA, atau perilaku homoseksual. Dengan kata lain, semakin banyak hal-hal di atas ditemukan dalam masyarakat, kecepatan penyebaran virus HIV akan semakin tinggi.Pencegahan penularan menjadi kunci

Karena kita tahu bahwa sampai saat ini tidak ada obat yang efektif untuk penyakit AIDS/HIV ini, seharusnyalah kita sadar bahwa upaya efektif yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi masalah ini adalah pencegahan. Dengan menghindari penyebaran virus HIV, dengan cara menjauhi gaya hidup yang menyebabkan penyebaran HIV, masalah ini akan bisa diatasi. Sebaliknya jika kita lalai dan tidak acuh terhadap perilaku yang menularkan virus HIV, masalah ini tidak akan bisa diatasi.

Dalam rangka memberantas AIDS/HIV di Indonesia, pada Maret 2003, Depkes telah mengeluarkan buku Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS Tahun 2003-2007. Di dalam buku tersebut ditetapkan untuk mencapai target di atas ada enam area yang diprioritaskan, yaitu pencegahan HIV/AIDS, perawatan, pengobatan dan dukungan terhadap orang HIV/AIDS, surveilans HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, kegiatan penelitian, lingkungan yang kondusif, koordinasi multipihak, serta penanggulangan berkesinambungan.Dari sini jelas sekali bahwa pencegahan merupakan hal yang utama. Tentu saja hal ini tidak mudah dilaksanakan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang AIDS/HIV itu sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi bahaya AIDS, bagaimana penularannya, serta bagaimana pecegahannya. Begitu juga kesadaran yang masih kurang. Karena itu, untuk melaksanakan pencegahan ini pun memerlukan kerja sama berbagai pihak, mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat pemerintahan.

Apa yang direncanakan oleh Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan, untuk menggalang komitmen politik dari anggotanya di pusat maupun daerah guna mencegah meluasnya HIV/AIDS melalui kebijakan serta peraturan yang terpadu, merupakan salah satu usaha yang efektif (Media Indonesia, 1/12/2003). Dengan memperingati Hari AIDS Sedunia ini, marilah kita sama-sama berusaha agar penyakit AIDS/HIV ini tidak semakin menyebar di negara kita.***

Sumber : http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2003120401373018Pengobatan HIV

Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan Aspek Sosial.

Aspek Medis meliputi : 1. Pengobatan Suportif. 2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik. 3. Pengobatan Antiretroviral. SuportifPenilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebab kan perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat Anabolik Steroid.Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan.agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tanpa kita sadari.Seperti misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini di maksudkan untuk mencegah terjadinya penularan Toksoplasma.begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan jamur.

Pencegahan infeksi oportunistikMeliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIVdan AIDS.

1. Tuberkulosis Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masasatu tahun.

2. Toksoplasmosis Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang kurang matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari. 3. CMV Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan, Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.

4. Jamur jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari Flukonazol 100 mg per hariAngka Harapan Hidup Penderita HIV-AIDS Meningkat

Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kemajuan terapi Anti-Retroviral (ARV) pada penderita HIV-AIDS membuat angka harapan hidup meningkat hingga 95 persen di seluruh dunia, hal tersebut terpublikasi dalam konferensi AIDS internasional di Wina, Austria pekan lalu.

"Untuk Indonesia, penderita yang tak putus obat ARV, angka harapan hidupnya mencapai 90 persen, dan masih bisa bertahan setelah lima tahun," ujar Dewan Penasihat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Zubairi Djoerban di Jakarta.

Bahkan, Ia melanjutkan, ada pasien yang masih bisa hidup setelah 16 tahun terinfeksi HIV dengan terapi ARV. "Dia bisa bekerja, hidup normal dan produkti," ujar Zubairi.

Situasi ini menunjukkan kemajuan pengobatan AIDS maju pesat ketimbang kanker. "Dulu saya lebih suka menangan pasien kanker, karena tingkat kematiannya tidak secepat AIDS, sekarang justru sebaliknnya," jelas Zubairi.

Tapi, Ia menegaskan, angka harapan hidup tersebut harus diikuti dengan terapi yang tak boleh putus. "Dan prinsipnya adalah pasien harus segera mungkin menggunakan ARV," kata Dia.

Evy Yunihastuti dari Kelompok Studi Khusus AIDS Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan mulai tahun ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan jumlah limfosit CD4, bagi terapi ARV mulai tahun 2010 meningkat. Kalau pada 2006, penderita dengan kadar CD4 sebanyak 200 sel per mili meter kubik baru dikenai terapi ARV, kini mulai 2010, penderita dengan kadar CD4 sel per mili meter kubik sudah harus diterapi