bab 4 pengenalan batuan
DESCRIPTION
weweTRANSCRIPT
![Page 1: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IVPENGENALAN BATUAN DI LAPANGAN
4.1 Pengenalan batuan
Didalam kegiatan pengamatan atau observasi, pengenalan batuan
adalah bagian yang sangat penting. Batuan harus dikenal di lapangan, agar
dapat mempelajari dan menafsirkan gejala geologi lain. Pengenalan batuan
secara langsung di lapangan sangat membantu dalam kajian geologi karena
kita melihat secara langsung hubungan struktur antara satu dengan yang lain.
Beberapa jenis batuan memang memerlukan pengamatan mikroskopis untuk
mengidentifikasikannya, akan tetapi adakalanya kita masih dapat melihat
dengan bantuan lensa pembesar (Loupe).
Unsur utama sebagai pembeda jenis batuan adalah tekstur dan
komposisi mineral. Secara umum dapat dijelaskan bahwa tekstur adalah aspek
batuan yang dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan keteraturan dari butirannya,
sedangkan kemas (fabrik) adalah komponen tekstur yang merupakan
hubungan ukuran dan bentuk dari butir.
4.2 Batuan Sedimen
Ada tiga kategori yang utama pada batuan sedimen yaitu tekstur
klastik (fragmental) dan nonklastik, termasuk tekstur kristalin dan tekstur
kristalin karena proses diagenesa. Kebanyakan batuan sedimen dikelompokkan
berdasarkan tekstur klastik, walaupun yang lain juga penting untuk diamati
secara langsung di lapangan.
![Page 2: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/2.jpg)
4.2.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Besar butir (grain size)Besar butir adalah unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan
dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Tabel 4.1
adalah skala besar butir yang umum dipakai.
Tabel 4.1 Klasifikasi batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir (Skala Wenthwort)
UKURANNAMA BUTIR
NAMA BATUAN
(mm) MEMBUNDAR MENYUDUT (rounded) (angular) BONGKAH
KER
IKIL
(gra
vel)
KONGLOMERAT
BR
EKSI
RO
MB
AK
AN BREKSI
256 BONGKAH BONGKAH
BERANGKAL KONGLOMERAT BREKSI
64 BERANGKAL BERANGKAL
KERAKAL KONGLOMERAT BREKSI
4 KERAKAL KERAKAL
BUTIRAN KONGLOMERAT BREKSI
2BUTIRAN BUTIRAN
PASIR SANGAT
PASI
R (s
and)
BATUPASIR SANGAT KASAR1 KASAR
PASIR KASAR BATUPASIR KASAR1/2
PASIR SEDANG BATUPASIR SEDANG1/4
PASIR HALUS BATUPASIR HALUS1/8 PASIR SANGAT PATUPASIR SANGAT HALUS
1/16 HALUSLANAU
LUM
PUR
(mud
)
BATULANAU1/256
(silt)LEMPUNG BATULEMPUNG / SERPIH (shale)
Derajat pemilahan (Sorting)
![Page 3: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/3.jpg)
Pemilahan adalah derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
Gambar 4.2 menunjukan tingkat pemilahan yang masih dapat diamati
dengan menggunakan lensa pembesar.
Gambar 4.2 Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir
Kebundaran Butir (Rounding)Merupakan aspek bentuk butir yang menyatakan ketajaman sudut
butiran. Aspek ini mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.
Gambar 4.3 Derajat Kebundaran (Powers M.C, 1953)
Kemas (fabrik)Merupakan sifat hubungan antara butir sebagai fungsi orientasi butiran
Dan packing. Secara umum dapat membrikan gambaran tentang arah
aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas.
4.2.2 Tekstur batuan sedimen kristalin
![Page 4: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/4.jpg)
Beberapa tekstur lain, yaitu tekstur yang terbentuk karena pertumbuhan
mineral setelah pengendapan (misalnya Oolitik) dan tekstur biogenetik, hasil
pengendapan organik karbonat (misalnya stromatolit). Tekstur dari hasil
diagenesa misalnya pressure-solution atau stylolite
4.2.3 Tekstur Batuan Sedimen Karbonat
Dalam pengamatan lapangan tekstur batuan karbonat yang mampu
diamati adalah tekstur primer. Secara umum tekstur batuan karbonat terdiri
dari:
- Kerangka organic
- Butiran/ klastik
- Masa dasar (matriks textur)
Jenis butiranBatuan karbonat sangat didukung oleh keberadaan organisme sebagai
unsure penyusun. Jenis butir batuan karbonat dapat dibagi menjadi :
Kerangka organic
Biasanya ditunjukan oleh kerangka koral baik dalam posisi tumbuh
maupun tidak.
Bioklastik
Terdiri dari fragmen-fragmen atau cangkang binatang yang lepas-lepas.
Intraklastik
Adanya fragmen non-organik yang menunjukkan hasil rombakan dari
batugamping sebelumnya ataupun material terrigen.
Chemiclastic
Butiran yang terbentuk ditempat sedimentasi karena proses coagulasi,
akresi, penggumpalan seperti oolite, pisolite.
Besar butir
![Page 5: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/5.jpg)
Dalam membedakan besar butir batuan karbonat umunya
menggunakan derajat besar butir oleh Grabau (1912) seperti pada klasifikasi
berikut yang telah dimodifikasi oleh Folk (1959)
4.2.4 Tekstur Batuan Vulkanik
Tekstur batuan vulkanik cukup rumit karena pada tipe tertentu tidak
dapat dipisahkan dengan tekstur batuan beku. Secara umum batuan vulaknik
dapat dibagi menjadi epiklastik dan piroklastik. Dari segi tekstur maupun proses
yang mengontrol batuan epiklastik menunjukkan kesamaan dengan sediment
klastik, sehingga biasanya klasifikasi yang digunakan sama dengan batuan
sediment klastik.
Berbeda halnya dengan batuan piroklastik, kesan material asalnya
masih sangat jelas. Batuan puroklastik terbagi ke dalam pyroclastic fall,
pyroclastic flows, dan pyroclastic suges. Tekstur kristal mineral masih sangat
jelas dan susah dipilah (welding)
4.3 Batuan Beku
Batuan beku adalah hasil kristalisasi magma dan kehadirannya pada
kerak bumi akan mengikuti aturan kristalisasi dari suatu komposisi larutan
asalnya. Oleh karena itu komposisi dan teksturnya juga merupakan
pencerminan dari sifat larutan silikatnya.
4.3.1. Tekstur Batuan Beku
Berdasarkan teksturnya, secara umum batuan beku dapat
dikelompokkan menjadi; batuan fanerik, batuan afanitik dan batuan bertekstur
![Page 6: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/6.jpg)
gelas (glassy). Dalam uraian disini lebih ditekankan pada batuan yang dapat
dikenal dilapangan (batuan fanerik).
Batuan fanerik dengan tekstur granular terdiri dari butiran mineral
atau kristal. Tekstur ini dapat berupa porfiritik, yaitu terdiri dari butiran kristal
yang lebih besar (fenokrist/ phenocryst) pada masa yang lebih halus. Istilah
kesempurnaan bentuk kristal ditunjukkan pada gambar 4.5 dan sifat
deskriptifnya ditunjukkan pada tabel 4.4
Gambar 4.4. Sketsa bentuk butir (kristal/mineral) (a)euhedral (b) subhedral, dan (c)
anhedral
Tabel 4.5. Bentuk kristal/mineral untuk batuan beku berbutir sedang sampai kasar
Gambar 4.6. Beberapa contoh tekstur pada batuan fanerik A. ipidiomorfik granular,
B. Alotriamorfik granular, C. Porfiritik.
![Page 7: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/7.jpg)
4.3.2. Petunjuk Pemerian Batuan Beku di Lapangan
1. Dari singkapan yang baik, ambilah contoh batuan yang segar yang
mewakili. Apabila pada singkapan sebagian batuan telah lapuk,
perhatikanlah tekstur dan warna pelapukan batuan tersebut. Kadang-
kadang hasil lapukan batuan tersebut dapat menunjukkan kekerasan
relatif mineral pembentuk batuan dan komposisi batuan segarnya,
misalnya lapukan batuan yang banyak mengandung ortopiroksin dan
olivin dapat berwarna coklat kemerahan.
2. Amatilah bagaimana besar butir, bentuk butir serta hubungan antara
butir. Pergunakanlah loupe atau pembesar 10X sampai 20X untuk
deskripsi lebih detail dan perhatikanlah hal-hal dibawah ini :
Jika besar butir relatif homogen (Aphryc) dan teramati dengan mata
telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar, catatlah kenampakan
(bentuk kristal / mineral) butirannya, apakah euhedral, subhedral atau
anhedral dan bagaimana komposisi mineral-mineral terang dan gelapnya.
Simpulkan apakah termasuk batuan felsik, intermedit atau mafik (lihat
tabel).
Bila besar butir tidak homogen (Porphyritic) amatilah besar butirnya
dan bagaimana hubungan tekstur antar fenokris dan massa dasar.
Selanjutnya amatilah derajat homogenitas pada singkapan dan
batuan serta kehadiran laminasi, vesikular dan tekstur khas lainnya,
misalnya kehadiran fragmen batuan asing (xenolith) atau batuan samping
yang terbawa intrusi atau aliran lava.
Kombinasikanlah seluruh pengamatan anda pada singkapan ini untuk
menghasilkan nama satuan batuan dan hubungan struktur dengan batuan
di sekitarnya.
![Page 8: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/8.jpg)
Untuk membantu menentukan komposisi mineral, terutama untuk
mineral yang utama dan sangat menyolok dapat dipakai komparator
seperti pada gambar 4.6
4.3.3. Penamaan Batuan Beku
Penamaan batuan beku didasarkan pada komposisi mineral dan
teksturnya. Penamaan batuan beku juga dapat menggunakan dasar
klasifikasi yang dikeluarkan oleh IUGS, 1973.
Gambar 4.7. Komparator untuk memperkirakan prosentase mineral gelap (Mafik)
dan terang (Felsik)
Gambar 4.8. Beberapa tesktur khusus batuan beku
![Page 9: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/9.jpg)
Q + A + P = 100Atau
F + A + P = 100
KLASIFIKASI BATUN BEKU SECARA MEGASKOPIK(Menurut IUGS, 1973)
Plutonic Rocks1. quartzolit2. alkalin feldspar granit3. granit4. granodiorit5. tonalit6. alkalin feldspar syenit7. syenit8 monzonit9. monzodiorit10. monzodiorit, monzogabro11. diorit,gabro,anorthosit12. feldspatoid syenit13. essexite14. theralite15. foidit16. ultramafic
Volcanic Rocks2. alkaline feldspar rhyolit3. rhyolit4. dacite5. plagiodacite6. alkaline feldspar trachyte7. trachyte8. latite9. latite-andesite,mugearite10. andesite,basalt11. phonolite12. tephritic phonolite13. phonolitic tephrite14. tephrite,basanite15. foidite, nephelinite, leucitite16. ultramafic rocks
P A
M < 90
Q
F
6060
6060
9090
15
12 13 1411
20 20
10 105
5
56
1
2 3 4
7 8 9
1010
35 6590
50
16
M = 90 - 100
M < 90
![Page 10: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/10.jpg)
Secara megaskopik batuan beku dapat dibagi atas dua kelompok
besar yaitu :
1. Golongan Fanerit
Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata
biasa), berbutir sedang-kasar (lebih besar dari 1 mm).
Golongan/kelompok fanerik dapat dibagi atas beberapa jenis
betuan, seperti terlihat pada diagram segitiga 1a, 1b dan 1c. Dasar
pembagiannya adalah kandungan MINERAL KWARSA (Q) atau MINERAL
FELDSPATOID (F), FELDSPAR ALKALI (A) serta kandungan MINERAL
PLAGIOKLAS.
Cara penentuan nama batuan dihitung dengan menganggap jumlah
ketiga mineral utama (Q + A + P) atau (F + A + P) adalah 100%.
Contoh :Suatu batuan diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10% dan mineral opak =
10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A dan P yang dihitung kembali
untuk diplot di diagram adalah sebagai berikut (Gambar 4.8) :
Jumlah mineral Q + A + P =
50% + 30% + 10% = 100% - 10% (jumlah mineral opak) = 90%
Jadi mineral Q = 50/90 x 100% = 55,55%
A = 30/90 x 100% = 33,33%
P = 100% - (Q+A) = 11,12%
Bila diplot pada diagram a, hasilnya adalah Batuan Granit (Granitoid)
![Page 11: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/11.jpg)
2. Golongan Afanitik
Bertekstur afanitik, tidak dapat dideskripsikan secara megaskopik,
berbutir halus (lebih kecil dari 1 mm). Jenis batuan ini tidak dapat
ditentukan persentasenya secara megaskopik. Cara yang terbaik untuk
memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warna
batuan, karena warna batuan umumnya mencerminkan proporsi
kandungan mineral-mineral felsik (Feldspar berwarna terang) dan mineral
mafik (berwarna gelap). Semakin banyak mineral mafik batuan, semakin
gelap warna batuan.
Gambar 4.9. Diagram klasifikasi batuan beku fanerit (IUGS, 1973)
a.Klasifikasi umum, b. Batuan ultramfik, gabroik dan anortosit, c. Batuan ultramafik I. Granitoid, II. Syenitoid, III. Dioritoid, IV. Gabroid, V. Syenitoid (fold), VI. Dioritoid (fold), VII. Fldolit, VIII. Anortosit, IX. Peridotit, X. Piroxenit, XI. Hornblendit, II-IV qualifier fold = bearing, bila fold hadir, IX-XI. Batuan ultramafik.
Apabila batuan mempunyai tekstur porfiritik, dimana fenokris masih
dapat terlihat, sehingga dapat ditentukan jenisnya. Dengan menghitung
prosentase mineral fenokris, serta didasarkan pada warna batuan / massa
![Page 12: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/12.jpg)
dasarnya, maka dapat diperkirakan prosentase masing-masing mineral
Q/F, A, P; maka nama batuan dapat ditentukan, (Gambar 4.9).
Gambar 4.9. Diagram klasifikasi batuan beku fanit
Q-kwarsa, A. Feldspar Alkali (termasuk ortoklas, sanidin, pertit dan anortoklas, P-plagioklas, F-feldspatoid, Mel-melilit, Ol-olivin, Px-piroksin, M-mineral mafik
4.4. Batuan Metamorf
4.4.1. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur batuan metamorf merupakan hasil pertumbuhan di dalam fasa
padat, seringkali sejalan dengan proses deformasi. Hal ini yang menyebabkan
pencerminan tekstur / bentuk kristal akan mudah menjadikan petunjuk jenis
batuannya.
4.2.1. Penamaan Batuan Metamorfik
Beberapa jenis batuan metamorfik utama ditunjukkan pada tabel.
![Page 13: Bab 4 Pengenalan Batuan](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022081812/577c845b1a28abe054b895ec/html5/thumbnails/13.jpg)
Tabel 4.5. Tabel untuk determinasi batuan metamorf