bab 4 implementasi dan evaluasi 4.1 spesifikasi sistemthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-1-00092-if...
TRANSCRIPT
45
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Spesifikasi Sistem
Implementasi dilakukan pada sebuah PC server (OS Mikrotik), PC
client yang terbagi dalam 15 titik serta intermediary network devices yang
mendukung implementasi jaringan. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang
dibutuhkan dalam mengimplementasikan jaringan, antara lain yaitu :
- 2 buah Kenbotong Antenna Grid 24 dbi – 2.4 Ghz
- 1 buah Mikrotik Router Board RB433
- 2 buah Mikrotik Mini PCI R52 Atheros 2.4 / 5 Ghz
- Kabel UTP belden Cat 6
- Kabel UTP belden Cat 5e
- Konektor RJ45
- Switch TP-link 16 Port
- POE (Power Over Ethernet) adaptor
- 1 PC server dengan Router Mikrotik
4.1.1 PC Router
PC router merupakan PC yang biasa digunakan oleh user sehari-
hari, yang berbeda adalah operating system yang digunakan. Bila pada PC
user sehari-hari menggunakan OS Windows, Linux, dan Mac OS, maka
untuk PC router menggunakan OS mikrotik agar PC tersebut dapat bekerja
46
sebagai router. Dalam implementasi yang dilaksanakan menggunakan
Mikrotik versi 2.9.27 sebagai Router OS dalam mengimplementasi jaringan.
4.1.2 Router Board
Router Board merupakan sebuah perangkat keras yang berfungs i
mengirim dan menerima gelombang radio dengan frekuensi tertentu dari
suatu point ke point lainnya. Dalam implementasi menggunakan Router
Board RB433 karena selain diperkuat dengan processor Atheros, juga
memiliki 3 slot Mini PCI, dimana hal ini mendukung implementasi yang
menggunakan 2 Mini PCI dalam implementasi. Selain itu, RB433 juga
memiliki kinerja yang baik dengan harga yang sangat kompetitif.
Spesifikasi Router Board RB433 :
• CPU: Atheros AR7130 300MHz network processor
• Memory: 64MB DDR SDRAM onboard memory
• Boot loader: RouterBOOT
• Data storage: 64MB onboard NAND memory chip
• Ethernet: Three 10/100 Mbit/s Fast Ethernet ports with Auto-
MDI/X
• miniPCI: Three MiniPCI Type IIIA/IIIB slots
• Extras: Reset switch, Beeper
• Serial port: One DB9 RS232C asynchronous serial port
• LEDs: Power, NAND activity, 5 user LEDs
47
• Power options: Power over Ethernet: 10..28V DC (except power
over datalines). Power jack: 10..28V DC
• Dimensions: 10.5 cm x 15 cm, 137 grams
• Power consumption: ~3W without extension cards, maximum – 25
W
• Operating System: MikroTik RouterOS v3, Level4 license
4.1.3 Antena
Dalam menghubungkan point to point koneksi wireless,
dibutuhkan antena untuk menghubungkan koneksi tersebut. Frekuensi yang
dihasilkan oleh antena berbeda-beda, misalnya 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Dalam
implementasi yang dilaksanakan menggunakan antena Grid Kenbotong
dengan frekuensi 2.4 Ghz. Dan untuk mendapatkan bandwidth dari
provider harus melalui antena Backbone yang berada pada gedung
Jamsostek. Maka antena yang dibangun menggunakan polarisasi vertikal,
karena selain lebih cocok untuk koneksi directional, juga dapat mengurangi
efek interferensi, sehingga dapat menghasilkan sinyal yang kuat
4.1.4 Switch
Switch digunakan untuk mengubungkan beberapa PC dalam
sebuah network domain. Dalam implementasi jaringan, ditemukan
beberapa titik PC client yang memiliki jarak lebih dari 100 meter.
Sedangkan media kabel Unshielded twisted-pair (UTP) memiliki batas
jangkau maksimum 100 meter dan bila melebihi batas jangkau, paket data
48
yang melewati media tersebut akan loss. Maka untuk memperkuat sinyal,
digunakan switch.
4.1.5 Mikrotik Mini PCI
Wireless MiniPCI produksi Mikrotik yang bekerja sesuai dengan
standar 802.11a+b+g, untuk aplikasi wirelesss broadband. Bekerja pada
frekuensi 2.192-2.539 dan 4.920-6.100GHz.
4.1.6 Peralatan Lainnya
Peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam melakukan
implementasi jaringan antara lain adalah konektor RJ45, kabel UTP Cat 5e
dan Cat 6, serta Cable Tester dan Crimping Tools.
4.2 Rancangan Topologi
Topologi dibawah ini merupakan topologi yang diimplementasikan,
dimana untuk koneksi internet menggunakan antena grid yang terhubung dengan
provider internet, yaitu Quantum. Sedangkan untuk jaringan lokal, dibagi
menjadi beberapa titik yang berbeda lokasi. Dan menempatkan switch pada titik
yang memiliki jarak kabel UTP yang melebihi 100 meter.
49
Gambar 4.1 Topologi Jaringan Lantai Dasar
50
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Lantai 1
51
4.3 Instalasi Mikrotik
Mikrotik Router OS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi router network yang
handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan
wireless.
Dalam implementasi, Mikrotik dipilih sebagai Router OS dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Mikrotik OS lebih murah dibandingkan dengan Router OS lainnya,
seperti windows server 2003.
2. Memiliki banyak fitur, diantaranya Firewall & Nat, Routing, Hotspot,
Point to Point Tunneling Protocol, DNS server, dan DHCP server.
3. Tidak membutuhkan hardware komputer yang tinggi.
4. Mudah dan cepat dalam instalasi.
5. Reliable, dimana dapat bekerja selama 24 jam penuh.
Komputer yang akan digunakan sebagai router network cukup dengan
spesifikasi menengah, di tempat implementasi, Mikrotik dipergunakan pada cpu
Pentium III 800 Mhz, RAM 512 mb dan hdd 80 Gb sebagai firewall dan server.
Dengan analisis spesifikasi PC Router Mikrotik sebagai berikut:
1. PC Router Mikrotik yang diperuntukkan sebagai Proxy Server, maka
dibutuhkan Kapasitas HDD yang besar.
52
2. RAM dengan kapasitas besar ditujukan sebagai cache/buffer untuk
menangani proxy bila proxy diaktifkan, serta untuk menangani banyaknya
jumlah koneksi.
3. Dalam memilih Processor, cukup menggunakan processor Intel Pentium
800 Mhz, dengan pertimbangan processor PC Router lebih baik memiliki
kemampuan lebih tinggi dari processor Router Board 433 yang memiliki
processor 300 Mhz. Sebab PC Router memiliki tugas yang lebih banyak,
seperti menangani koneksi client, proxy, NAT dan lainnya.
Setelah cd siap maka masukkan ke CD-ROM dan lakukan boot dari CD.
pastikan komputer yang akan dipergunakan memiliki minimal satu ethernet card.
Setelah proses booting selesai maka akan muncul tampilan berikut :
Gambar 4.3 Tampilan Awal Instalasi Mikrotik
53
Tampilan diatas adalah pilihan paket-paket yang akan di install, tekan 'a' untuk
menginstall semuanya dan diteruskan dengan menekan 'I' untuk melanjutkan
proses instalasi. Proses instalasi dilanjutkan dengan pembuatan partisi dan format
harddisk, harap diingat bahwa mikrotik akan mengambil semua space yang ada
di harddisk. karena itu tidak disarankan untuk menginstalasi mikrotik pada
harddisk operasional yang berisi data-data penting. Setelah melakukan
pembuatan partisi dan memformat harddisk maka tahap terakhir adalah
menginstall paket-paket yang dipilih pada awal tadi ke dalam harddisk. setelah
selesai tekan enter untuk reboot.
Gambar 4.4 Tampilan Administrator Mikrotik
54
Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login sebagai
user admin dan tanpa password.
4.4 Konfigurasi Mikrotik
Dalam implementasi yang dilaksanakan, terdapat 2 router mikrotik yang
di konfigurasi, yaitu mikortik router board dan mikrotik PC Router. Untuk
mengkonfigurasi mikrotik menggunakan sebuah komputer client dengan
program WinBox. Untuk terhubung dengan mikrotik, maka pada WinBox harus
memasukkan IP PC Router atau IP Router Board.
Gambar 4.5 WinBox Loader
55
4.5 Konfigurasi Mikrotik Board RB433
Setelah Antena telah terpasang, maka untuk menghubungkan antena
Hotel Sahid dengan antena backbone provider Quantum, maka perlu melakukan
konfigurasi pada Router Board RB433. Yaitu melalui Winbox, dan melakukan
konfigurasi pada mikrotik Router Board seperti pada gambar 4.4 dibawah ini :
1. Pilih Interfaces
2. Pilih salah satu interface wlan
3. Ganti mode menjadi station wds
4. Pilih Band yang sesuai
5. Pilih frekuensi yang sesuai
6. Masukkan SSID yang diinginkan. (SSID sebagai identitas antena)
7. Pilih scan list sebesar 2192 - 2600
8. Pilih frekuensi, karena menggunakan antena 2.4 Ghz, maka frekuensi yang
dipilih adalah 2437.
56
Gambar 4.6 Interface Wireless 1
4.5.1 Penggunaan Frekuensi Superchannel
Pada implementasi awal, dalam menghubungkan antena Sahid
dengan antena backbone mengalami banyak kendala, seperti penuhnya
lalu lintas jalur broadband pada frekuensi tertentu sehingga
menyebabkan sulitnya menstabilkan koneksi dengan antena backbone.
Akibatnya koneksi antar kedua antena sering terputus.
Untuk menstabilkan koneksi, maka perlu dilakukan perubahan
pada frekuensi yang digunakan. Bila pada pengaturan mikrotik wireless
57
awal menggunakan Frequency Mode : manual txpower, maka diubah
menjadi Frequency : Mode superchannel. Dengan menggunakan mode
superchannel pilihan channel yang tersedia menjadi lebih banyak, yang
semula hanya terbatas dalam 11 channel umum, maka kini channel yang
tersedia lebih dari 11 channel yang bisa digunakan sehingga pada saat
implementasi, akan mendapatkan koneksi yang jauh lebih stabil terhadap
antena backbone. Perbedaan frekuensi pada mode manual txpower
dengan mode superchannel dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.7 Frekuensi Mode manual t xpower
58
Pada gambar diatas, pada konfigurasi awal mikrotik OS yang terdapat
pada Router Board RB433 menggunakan Frequency Mode : manual txpower
Gambar 4.8 Daftar Frekuensi manual txpower
Pada gambar diatas dapat dilihat daftar frekuensi yang tersedia. Frekuensi
diatas adalah frekuensi umum yang biasa digunakan, sehingga lalulintas
broadband sangat padat. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menstabilkan
koneksi antena Sahid dengan antena backbone pada gedung Jamsostek.
59
Gambar 4.9 Frekuensi Mode Superchannel
Pada gambar diatas, frequency mode manual txpower diganti dengan
mode superchannel. Untuk mengaktifkan mode superchannel perlu diinstal
terlebih dahulu, karena fitur superchannel tidak terdapat pada default OS
miktorik.
60
Gambar 4.10 Daftar Frekuensi Superchannel
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa frekuensi yang disediakan oleh
mode superchannel jauh lebih banyak daripada mode manual txpower. Dengan
penggunaan frekuensi yang disediakan oleh mode superchannel akan membuat
koneksi antena Sahid dengan antena backbone menjadi stabil dan tidak mudah
putus.
61
4.5.2 Percobaan Koneksi Jaringan Wireless Broadband
Setelah mengkonfigurasi frekuensi, band dan scan list, maka
koneksi antena Sahid dengan antena backbone sudah dapat terhubung.
Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 4.11 Interface Wireless
Untuk mengetahui apakah koneksi terhadap antena backbone
stabil dan lancar maka dapat dilakukan beberapa percobaan, seperti ping
dan bandwidth test terhadap antena backbone tersebut. Pada percobaan
test pertama, dilakukan test ping, dan dapat terlihat hasilnya seperti pada
gambar dibawah ini.
62
Gambar 4.12 Test Ping
Dari test ping yang dilakukan, tidak ditemukan adanya koneksi
yang terputus antara koneksi antar Sahid dan antena backbone.
Selanjutnya akan dilakukan test bandwidth terhadap antena backbone
seperti pada gambar dibawah ini.
63
Gambar 4.13 Bandwidth Test
Pada bandwidth test yang dilakukan, dapat terlihat bahwa
aktivitas transfer data dan receive data dapat berjalan dengan baik. Ini
membuktikan bahwa penggunaan frekuensi superchannel dalam
menghadapi masalah sulitnya menstabilkan koneksi antar antena Sahid
dengan antena backbone yang disebabkan oleh padatnya lalulintas
broadband dapat bekerja dengan baik.
64
4.6 Konfigurasi Mikrotik Local Area Network
Setelah selesai mengkonfigurasi Router Board RB443, maka langkah
selanjutnya adalah mengkonfigurasi mikrotik PC router. PC router bertugas
membagi bandwidth ke masing-masing pc client. Setelah menginstal mikrotik
pada PC Router, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengaturan IP pada
Network Interface yang terpasang pada PC Router.
Gambar 4.14 Layar Admin Mikrotik
4.6.1 Konfigurasi IP Network Interface Pada PC Router
Untuk mengatur IP pada Network Interface yang terhubung
langsung dengan PC Router, dapat dilakukan pada layar admin mikrotik,
dengan cara memasukan perintah seperti berikut ini :
65
1. Memberi nama Network Interface :
interface ethernet set ether1 name=PUBLIC
interface ethernet set ether2 name=LAN
2. Memberi IP Address pada Network Interface :
/ip address add address=192.168.1.2 netmask=255.255.255.0
interface=PUBLIC
/ip address add address=172.16.1.1 netmask=255.255.255.0
interface=LAN
Gambar 4.15 IP Address Interface
66
4.6.2 Konfigurasi DNS Pada PC Router
Setelah memberi ip address pada kedua network interface yang terdapat
pada PC router. Maka tahap selanjutnya adalah mengkonfigurasi DNS provider.
Untuk menentukan DNS, maka dapat dilakukan dengan memasukkan perintah
seperti dibawah ini:
ip dns set primary-dns=192.168.XX.XX allow-remoterequests=yes
ip dns set secondary-dns=192.168.XX.XX allow-remoterequests=yes
4.6.3 Konfigurasi Default Gateway PC Router
Tahap selanjutnya setelah mengkonfigurasi DNS adalah
memasukkan default gateway Router Board RB433. Konfigurasi ini
penting dilakukan agar PC Router dapat menerima bandwidth internet
serta membagi bandwidth tersebut ke PC Client yang terhubung. Untuk
mengkonfigurasi gateway, maka dapat dilakukan dengan perintah seperti
berikut:
Konfigurasi Default Gateway:
/ip route add gateway=192.168.1.1
67
Gambar 4.16 Default Gateway
4.6.4 Test Ping
Tahap berikutnya adalah melakukan ping memastikan bahwa PC
Router telah terkoneksi dengan internet. Ping dapat dilakukan dengan
perintah seperti berikut:
/ping www.binusmaya.binus.ac.id
Bila hasil dari ping terlihat seperti dibawah ini. Maka sudah dapat
dipastikan, PC Router telah terhubung dengan internet.
68
Gambar 4.17 Test Ping
4.6.5 NAT (Network Address Translation) / Masquerading
Agar semua komputer yang ada di LAN bisa terhubung dengan
internet, maka Anda perlu melakukan konfigurasi NAT (Masquerade)
pada Mikrotik.
Perintah NAT pada mikrotik:
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-
interface=PUBLIC
69
Gambar 4.18 NAT
4.6.6 Pengaturan IP LAN
Dalam implementasi yang dilakukan, network address yang
digunakan adalah 172.16.1.0/24, dimana network address ini memiliki
range IP mulai dari 172.16.1.2/24 – 172.16.1.254/24, sedangkan IP
address 172.16.1.1 digunakan sebagai default gateway, serta IP address
172.16.255 adalah boardcast address.
Pada WinBox, masukkan IP mikrotik PC Router yaitu
192.168.1.2. Seperti gambar dibawah ini :
70
Gambar 4.19 WinBox Loader
Untuk mengeset IP jaringan dapat dilakukan dengan cara :
1. Pilih IP
2. Pilih ARP
3. Dalam box ARP, pilih Add(+)
4. Masukkan IP dan Subnetmask yang sesuai dengan PC
Client
Tabel 4.1 List IP Address LAN
PC No. IP Address/Prefix Gateway MAC Address
1 172.16.1.2/24 172.16.1.1 00:E9:D7:48:2A:56
71
2 172.16.1.3/24 172.16.1.1 00:51:3A:B4:9E:7D
3 172.16.1.4/24 172.16.1.1 00:A1:84:F6:7D:98
4 172.16.1.5/24 172.16.1.1 00:45:4E:31:94:FB
5 172.16.1.6/24 172.16.1.1 00:C1:3F:C6:93:E0
6 172.16.1.7/24 172.16.1.1 00:18:14:33:83:7D
7 172.16.1.8/24 172.16.1.1 00:03:DC:2E:28:33
8 172.16.1.9/24 172.16.1.1 00:E0:A7:E7:57:FA
9 172.16.1.10/24 172.16.1.1 00:E9:BC:A6:30:A1
10 172.16.1.11/24 172.16.1.1 00:52:93:E8:E3:77
11 172.16.1.12/24 172.16.1.1 00:4A:80:2F:D5:44
12 172.16.1.13/24 172.16.1.1 00:69:68:3D:A0:A8
13 172.16.1.14/24 172.16.1.1 00:24:0A:8A:23:4B
14 172.16.1.15/24 172.16.1.1 00:90:D4:1C:37:B7
15 172.16.1.16/24 172.16.1.1 00:22:9F:80:4F:C7
72
Gambar 4.20 ARP List
4.6.7 Pengaturan Bandwidth
Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut
bandwidth, maka perlu dilakukan yang namanya bandwidth management
atau bandwidth control. Bandwidth management dapat dikonfigurasi
dengan perintah seperti dibawah ini :
ip firewall mangle add src-address=172.16.1.0/24 action=mark-
connection new-connection-mark=Clients-con chain=prerouting
73
ip firewall mangle add connection-mark=Clients-con action=mark-packet
new-packet-mark=Clients chain=prerouting
Perintah untuk membatasi kecepatan download dan upload :
queue tree add name=Clients-Download parent=LAN packet-
mark=Clients limit-at=307200 max-limit=389120
queue tree add name=Clients-Upload parent=PUBLIC packet-
mark=Clients limit-at=51200 max-limit=614400
Setelah dilakukan konfigurasi diatas, maka hasilnya dapat dilihat
pada WinBox, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.21 Mangle
74
Gambar 4.22 Queue Tree
4.6.8 Burst Limit
Burst Limit merupakan sebuah fitur mikrotik, yang berfungsi
mengatur kecepatan bandwidth dalam waktu tertentu, baik kecepatan
maksimal maupun kecepatan minimal. Biasanya burst limit digunakan
untuk mempercepat akses internet pada detik-detik awal, sehingga user
tidak akan merasa koneksi internet yang lambat.
75
Gambar 4.23 Layar Queue – Burst
Keterangan :
Max Limit - bandwidth maksimal yang bisa didapat oleh client
Burst Limit - bandwidth yang bisa dilewati oleh client dalam jangka
waktu tertentu
Burst threshold - bandwidth minimal yang didapat oleh client selama
bandwidth belum mencapai max limit
76
Contoh:
Max Limit 256kbps
Burst Limit 512kbps
Burst Threshold 128kbps
Burst Time 10s
Pada saat pertama kali client terhubung ke internet, client tidak
mungkin langsung mendapatkan bandwidth 256kbps, maka dalam hal ini
mikrotik akan mengatur client agar bandwidth minimal yang didapat
adalah 128kbps terlebih dahulu, dan mikrotik akan melakukan burst
sehingga bandwidth akan menjadi jadi 512kbps selama 10 detik, setelah
10 detik maka bandwidth kembali pada Max Limit, yaitu 256kbps.
4.6.9 Membuat IP Address Pool
IP Pool digunakan sebagai DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol), dimana PC Client yang terhubung dapat langsung
mendapatkan IP, sehingga tidak perlu dilakukan pengaturan IP lagi.
Pengaturannya dapat dilakukan seperti dibawah ini :
ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.1.2-172.16.1.254
77
Menambahkan DHCP Network
ip dhcp-server network add address=172.16.1.2/24 gateway=172.16.1.1
dns-server=192.168.XX.XX,192.168.XX.XX
Menambahkan Server DHCP
ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=LAN
address-pool=dhcp-pool
Gambar 4.24 IP Pool
78
4.6.10 Evaluasi
Setelah melakukan pengembangan jaringan baru pada Hotel Sahid
Jaya maka didapatkan hasil kinerja jaringan yang jauh lebih baik
dibandingkan jaringan sebelumnya. Pada jaringan lama, setiap kantor
divisi memiliki jaringan LAN yang terpisah satu sama lain, dan memiliki
akses internet yang lambat. Sedangkan pada jaringan baru, setiap jaringan
LAN kantor divisi yang ada digabung menjadi satu, memasang Mikrotik
PC Router sebagai bandwidth management, menggunakan frekuensi
superchannel sebagai mode frekuensi yang digunakan pada Router Board
dan mengganti provider internet yang lama menjadi provider internet
Quantum, maka didapatkan kinerja jaringan yang jauh lebih baik.
Dengan adanya dukungan jaringan internet dan LAN yang baru,
maka kinerja dan kualitas pelayanan karyawan terhadap costumer Hotel
Sahid Jaya meningkat. Hal ini dapat terlihat dari tabel evaluasi dibawah
ini.
Tabel 4.2 Tabel Evaluasi
Jaringan Lama Jaringan Baru
1. Restaurant dan outlet-outlet
belum memiliki hotspot
2. Setiap divisi memiliki jaringan
yang berbeda, sehingga sulit
1. Beberapa restaurant dan outlet-
outlet memiliki hotspot yang
dapat digunakan oleh costumer
2. Setiap divisi saling terhubung,
79
untuk dapat saling
berkomunikasi dan bertukar data
satu sama lain.
3. Koneksi internet yang lambat
4. Belum memiliki PC Router yang
mengatur seluruh traffic jaringan
sehingga mempermudah dalam
komunikasi dan pertukaran data.
3. Dengan menggunakan provider
Quantum, maka didapatkan
koneksi internet yang jauh lebih
cepat
4. Memiliki PC Router yang
mengatur seluruh traffic jaringan
Perbandingan Kecepatan Bandwidth dengan menggunakan bandwidth meter:
Gambar 4.25 Hasil Bandwidth Test PC Client pada Jaringan Lama
80
Gambar 4.26 Hasil Bandwidth Test PC Client pada Jaringan Baru.
Gambar 4.27 Hasil Bandwitdh Test Provider Quantum