bab 4
TRANSCRIPT
![Page 1: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/1.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 1/14
BAB IV
KEPRIBADIAN DAN NILAI
A. Kepribadian
Kepriadian membentuk perilaku setiap individu dan merupakan keseluruhan cara dimana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi.
I. Faktor-faktor Penentu Kepribadian
Kepibadian dihasilkan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
1. Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi, dan irama biologis. Terdapat tiga dasar
penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor
keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama
berfokus pada penyokong geneus dari perilaku dan tempramen anak-anak. Dasar kedua
berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi
kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman, dan
kelompok sosial dan pengaruh-pengaruhlain yang kita alami. Sebagai contoh budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu. Kepribadian seseorang meskipun pada
umumnya stabil dan konsisten dapat berubah bergantung pada situasi yang dihadapi. Faktor
![Page 2: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/2.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 2/14
keturunan membekali kita dengan sifat dan kemampuan bawaan, tetapi potensi penuh kita
ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaikan diri dengan lingkungan.
II. Sifat-sifat Kepribadian
Karakteristik yang umunya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh,
malas, ambisius, setia, dan takut ketika ditunjukan dalam berbagai situasi. Semakin konsisten
dan sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi maka semakin
mendiskripsikan karakteristik seorang individu. Dua pendekatan yang menjadi kerangka kerja
yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
1. Myers-Briggs Type Indicator.
Instrumen penilaian kepribadian yang berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan
merasa atau bertindak dalam situasi tertentu. Individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik :
a. Ekstraver (E) versus Introver (I)
Individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka
bergaul, dan tegas. Sedangkan introver digambarkan sebagai individu yang pendiam dan
pemalu.
b. Sensitif (S) versus Intuitif (N)
Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih
menyukai rutinitas dan urutan, mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, intuitif mengandalkan
proses-proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”.
c. Pemikir (T) versus Perasa (F)
Individu dengan karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani
berbagai masalah, sedangkan perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi mereka.
d. Memahami (J) versus Menilai (P)
![Page 3: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/3.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 3/14
Individu dengan karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka
teratur dan terstruktur, sedangkan menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan.
Klasifikasi tersebut kemudian dikombinasikan ke dalam 16 tipe kepribadian. Sebagai contoh
sebagai berikut :
a. Tipe INTJ (Introverted Intuitive Thinking Judging) adalah visioner, mereka biasanya
memilki ide orisinal dan dorongan yang kuat untuk mewujudkan ide dan tujuan-
tujuan mereka sendiri. Mereka digolongkan sebagai orang yang skeptis, kritis, bebas,
tekun, dan acap kali keras kepala.
b. Tipe ESTJ (Extraverted Sensing Thinking Judging) adalah organisator, mereka
cenderung realistis, logis, analitis, tegas, dan memiliki jiwa pebisnis atau mekanik
alami. Mereka suka mengatur dan menjalankan berbagai aktivitas.
c. Tipe ENTP (Extraverted Intuitive Thinking Perceiving) adalah konseptor, mereka
cenderung inovatif, individualistis, cakap, dan tertarik dengan ide-ide wirausaha.
Mereka memiliki banyak akal dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
menantang tetapi mengabaikan tugas-tugas rutin.
2. Model Lima Besar (Big Five Model).
Faktor-faktor Lima Besar mencakup :
a. Ekstraversi (extraversion), yaitu tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan
dengan individu lain. Individu ini cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan
mudah bersosialisasi. Sebaliknya sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut,
dan pendiam.
b. Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness), yaitu cenderung patuh
terhadap individu lainnya. Individu ini senang bekerjasama, hangat, dan penuh
kepercayaan, sebaliknya individu yang tidak mudah bersepakat cenderung dingin,
tidak ramah, dan suka menentang.
![Page 4: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/4.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 4/14
c. Sifat berhati-hati (consientiousness), yaitu individu yang bertanggungjawab, teratur,
dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya sifat berhati-hati yang cenderung mudah
bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
d. Stabilitas emosi (emotional stability), yaitu menilai seseorang untuk menahan stres.
Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan
memiliki pendirian, yang teguh. Sebaliknya stabilitas emosi yang negatif cenderung
mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
e. Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience), yaitu cenderung kreatif,
ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya mereka yang
tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan
hal-hal telah ada.
III. Menilai kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian karena
penelitian menunjukkan bahwa tes tes kepribadian sangatt berguna dalam membuat keputusan
perekrutan serta nilai dalam tes kepribadian dapat membantu manajer meramalkan calon
terbaik untuk suatu pekerjaan dan alasan lain agar manajer bisa lebih memahami dan lebih baikdalam mengatur individu yang bekerja dengan mereka.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
1 survei mandiri
2 survei peringkat oleh pengamat
3 ukuran proyeksi (Roschach test dan thematic apperception test)
Survei mandiri adalah sesuatu survei yang diisi oleh suatu individu itu sendiri untuk menilai
kepribadian mereka.kekurangan dari survey jenis ini adalah individu dapat berbohong atau
hanya menunjukkan kesan yang baik individu berbohong untuk mendapatkan hasil tes terbaik
![Page 5: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/5.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 5/14
guna untuk menciptakan kesan yang baik.hal ini benar benar menjadi masalah ketika hasil
survei tersebut dijadikan dasar penerimaan karyawan.dan kekurangan lain adalah akurasi.
Survei peringkat oleh pengamat dikembang untuk memberikan suatu penilaian bebas mengenai
kepribadian,survei ini mungkin dilakukan oleh rekan kerja(bias dengan sepengetahuan individu
yang dinilai ,bias tidak)Meskipun survey mandiri dan survey peringkat oleh pengamat sangat
berkaitan,penilitian mengungkap bahwa suvei peringkat oleh pengamat merupakan dasar
pertimbangan yang lebih baik atas keberhasilan suatu pekerjaan.juga adalah penting untuk
disadari bahwa baik survey mandiri maupun survei peringkat oleh pengamat bias memberi tahu
kita sesuatu yang unik mengenai perilaku seseorang individu ditempat kerja
IV. Sifat kepribadian utama yang mempengaruhi perilaku organisasi
1. Evaluasi inti diri : Tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai
diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif dan apakah
mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka
*Evaluasi diri seseorang individu ditentukan oleh dua elemen utama :
a.Harga diri (self esteem)
Tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri dan sampai mana
mereka menganggap diri mereka berharga atau tidak sebagai manusia
b.Lokus kendali(lokus of control)
Tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri
Internal adalah individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apapun
yang terjadi pada diri mereka
2. Machiavellianisme : Tingkat di mana seorang individu pragmatis,
mempertahankan jarak emosional dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.
![Page 6: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/6.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 6/14
3. Narsisme : Kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih dan mengutamakan diri
sendiri
4. Pemantauan diri : Kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan
perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal
5. Berani Mengambil resiko
6. Kepribadian proaktif : Sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani
bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti
7.Kepribadian Tipe A : Keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-
menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan bila perlu melawan
upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain.
Karakteristik Tipe A adalah
1. Selalu bergerak berjalan dan makan dengan cepat
2. Merasa tidak sabaran
3. Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada saat bersamaan
4.Tidak dapat menikmati waktu luang
5.Terobsesi dengan angka angka mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa
mereka peroleh
*Kepribadian tipe B adalah jarang tergoda oleh keinginan untuk mendapatkan sejumlah hal
yang terus meningkat atau berpartisipasi dalam serangkaian peristiwa yang terus berkembang
dangan jumlah waktu yang selalu berkurang
Karakteristik tipe B:
1.Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu ataupun ketidaksabaran
![Page 7: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/7.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 7/14
2.Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian maupun prestasi mereka
kecuali atas tuntutan situasi
3.Bersenang senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan mereka
4. Bisa santai tanpa merasa bersalah.
B. NILAI
Nilai menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih
disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide – ide seorang individu
mengenai hal – hal yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas. Sifat
isi menyampaikan bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir dari kehidupan adalah penting.
Sifat intensitas menjelaskan betapa pentingnya hal tersebut. Ketika menggolongkan nilai
seorang individu menurut intensitasnya, kita mendapatkan sistem nilai orang tersebut. Setiap
dari kita memiliki hierarki nilai yang membentuk sistem nilai kita. Sistem ini diidentifikasikan
oleh kepentingan relatif yang kita tentukan untuk nilai seperti kebebasan, kesenangan, harga
diri, kejujuran, kepatuhan, dan persamaan.
I. Pentingnya Nilai
Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar pemahaman
sikap dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita.
Individu memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya
tentang apa yang “seharusnya” dan apa yang “tidak seharusnya” terjadi. Tentu saja, pendapat –
pendapat ini tidak bebas dari nilai. Sebaliknya, hal tersebut memuat interpretasi – interpretasi
mengenai apa yang benar dan yang salah. Selanjutnya, timbul implikasi bahwa perilaku atau
hasil –hasil tertentu lebih disukai dari yang lain. Akibatnya, nilai menutupi objektivitas dan
rasionalitas. Secara umum, nilai memengaruhi sikap dan perilaku.
![Page 8: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/8.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 8/14
II. Jenis-jenis Nilai
Dalam bagian ini, kita akan meninjau 2 pendekatan untuk mengembangkan tipologi – tipologi
nilai.
Rokeach Value, Survey.
Milton Rokeach menciptakan Rokeach Vakue Survey (RVS). RVS terdiri atas 2 kumpulan nilai,
dengan setiap kumpulan memuat 18 pokok nilai individual. 1 kumpulan, yang disebut nilai
terminal, merujuk pada keadaan – keadaan akhir yang diinginkan. Ini adalah tujuan yang ingin
dicapai seseorang selama masa hidupnya. Kumpulan lainnya, disebut dengan nilai
instrumental, merujuk pada perilaku atau cara – cara yang lebih disukai unttuk mencapai nilai
terminal.
Beberapa penelitian menegaskan bahwa nilai RVS berubah – ubah diantara setiap kelompok.
Individu dalam pekerjaan atau kategori yang sama (misalnya, manajer perusahaan, anggota
serikat kerja, orang tua, dan siswa) cenderung memiliki nilai yang sama.
Kelompok kerja kontemporer.
Pekerja – pekerja yang tumbuh dewasa dengan pengaruh dari Masa DepresiHebat, Perang Dunia II, Andrews Sisters, dan tembok Berlin memasuki angkatan
kerja selama tahun 1960 – an percaya akan kerja keras, ststus quo, dan tokoh
yang berkuasa. Kita menyebut mereka Veteran (beberapa orang menggunakan
nama Tradisionalis).
Generasi Boomer (Baby Boomers) adalah kelompok yang lahir setelah Perang
Dunia II ketika para veteran kembali ke keluarga mereka masing – masing dan
zaman sudah membaik. Boomers memasuki angkatan kerja dari pertengahan
tahun 1960 – an sampai pertengahan tahun 1980 –an. Kelompok ini sangat
dipengaruhi oleh gerakan hak sipil, pembebasan wanita, Beatles, Perang
Vietnam, dan kompetisi baby boom.
![Page 9: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/9.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 9/14
Kehidupan Generasi X telah dibentuk oleh globalisasi, kedua orang tua berkarier,
MTS, AIDS, dan komputer. Mereka menghargai fleksibilitas, pilihan kehidupan,
dan pencapaian kepuasan kerja. Keluarga dan hubungan sangat penting bagi
kelompok ini. Tidak seperti Veteran, Generasi X adalah kelompok yang skeptis,
terutama dari otoritas. Mereka juga menikmati kerja yang berorientasi pada tim.
Peserta angakatan kerja yang paling baru, Nexters (juga disebut Neters,
Millennials, Generation Y, dan Generation Next ) tumbuh dalam kondisi
perekonomian yang makmur, tetapi kemudian turut merasakan merosotnya
kondisi perekonomian. Masa – masa di mana bonus dan pekerjaan berlimpah
telah berlalu. Para Nexter menikmati keberagaman dan merupakan generasi
pertama yang menerima teknologi.
II. Nilai, Kesetiaan, dan Perilaku Etis
Skandal – skandal terbaru perusahaan seperti manipulasi laporan keuangan, penyembunyian
fakta, dan konflik – konflik kepentingan memang menunjukkan suatu penurunan. Meskipun isu
ini belum pasti, banyak individu berpikir bahwa standar – standar etika mulai terkikis pada akhirtahun 1970 – an. Jika sebelumnya terdapat penurunan dalam standar –standar etika, mungkin
kita harus melihat model kelompok kerja kita untuk mendapatkan sebuah penjelasan yang
masuk akal. Bagaimanapun, manajer terus melaporkan bahwa tindakan atasan mereka
merupakan faktor terpenting yang memengaruhi perilaku etis dan tidak etis dalam organisasi
mereka. Dengan adanya fakta ini, nilai yang dimiliki oleh individu yang berada pada posisi
manajemen menengah dan atas harus memiliki kaitan dengan seluruh iklim etis dalam sebuah
organisasi.
![Page 10: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/10.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 10/14
III. Nilai Lintas Kultur
Karena nilai berbeda – beda di setiap kultur, sebuah pemahaman mengenai perbedaan ini
harus berguna dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku karyawan dari negara – negara
yang berbeda.
Kerangka Hofstede untuk menilai kultur.
Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menganalisis variasi kultur dibuat
pada akhit tahun 1970 – an oleh Geert Hofstede. Ia menyurvei lebih dari 116.000 karyawan IBM
di 40 negara mengenai nilai mereka terkait pekerjaan. Ia menemukan bahwa manajer dan
karyawan memiliki 5 dimensi nilai kultur nasional yang berbeda –beda. Kelima dimensi tersebut
disebutkan dan didefinisikan sebagai berikut :
Jarak kekuasaan
Tingkatan dimana individu dalam suatu negara setuju bahwa kekuatan dalam institusi
dan organisasi didistribusikan secara tidak sama. Peringkat yang tinggi atas jarak
kekuasaan berarti bahwa ketidaksamaan kekuatan dan kekayaan yang besar ada dan
ditoleransi dalam kultur tersebut.
Individualisme versus kolektivisme
Individualisme adalah tingkatan di mana individu lebih suka bertindak sebagai individu
dari pada sebagai anggota suatu kelompok dan menjunjung tinggi hak – hak individual.
Kolektivisme menekankan kerangka sosial yang kuat dimana individu mengharap
individu lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
Maskulinitas versus feminimitas
Penilaian maskulinitas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat peran yang terpisah
untuk pria dan wanita, dengan pria yang mendominasi masyarakat. Penilaian
feminimitas yang tinggi berarti bahwa terdapat sedikit perbedaan antara peran pria dan
wanita. Dalam hal ini, tingkat feminimitas yang tinggi tidak berarti bahwa kultur
![Page 11: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/11.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 11/14
tersebut menekankan peran wanita; justru menekankan persamaan antara pria dan
wanita. Dalam kultur seperti ini, wanita diperlakukan sama dengan pria dalam segala
aspek kehidupan masyarakat.
Penghindaran ketidakpastian
Tingkatan dimana individu dalam suatu negara lebih memilih situasi terstruktur
dibandingkan situasi tidak terstruktur. Dalam kultur dimana tingkat penghindaran
ketidakpastian tinggi, individu memiliki tingkat kekhawatiran yang juga tinggi mengenai
ketidakpastian dan ambiguitas. Kultur semacam ini cenderung menekankan hukum,
peraturan, dan kendali yang didesain untuk mengurangi ketidakpastian.
Orientasi jangka panjang versus orientasi jangka pendek
Ini merupakan poin terbaru dalam tipologi Hofstede. Poin ini berfokus pada tingkat
ketaatan jangka panjang masyarakat terhadap nilai – nilai tradisional. Individu dalam
kultur orientasi jangka panjang melihat ke masa depan dan menghargai penghematan,
ketekunan, dan tradisi. Sementara itu, individu dalam kultur orientasi jangka pendek
menghargai masa kini; perubahan diterima dengan lebih siap, dan komitmen tidak
mewakili halangan – halangan menuju perubahan.
Kerangka GLOBE untuk menilai kultur
Program penilaian Global Leadership and Organizational Behavior Effectiveness (GLOBE) adalah
sebuah penyelidikan lintas kultural mengenai kepemimpinan dan kultur nasional yang terus –
menerus dilakukan, dimulai pada tahun 1993. Menggunakan data dari 825 organisasi di 62
negara, tim GLOBE mengidentifikasikan 9 dimensi dalam kultur nasional yang saling berbeda :
Ketegasan. Tingkatan sampai mana suatu masyarakat mendorong individu untuk
bersikap tegar, konfrontatif, tegas, dan kompetitif dibandingkan rendah hati dan
lembut.
Orientasi masa depan. Tingkatan sampai mana suatu masyarakat mendorong dan
menghargai perilaku yang berorientasi pada masa depan, seperti perencanaan,
![Page 12: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/12.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 12/14
investasi masa depan, dan penundaan kepuasan. Pada dasarnya, hal ini sama
dengan orientasi jangka panjang / jangka pendek milik Hofstede.
Perbedaan gender. Tingkatan sampai mana suatu masyarakat memperbesar
perbedaan peran gender. Hal ini sama dengan dimensi maskulinitas – feminimitas
dari Hofstede.
Penghindaran ketidakpastian. Seperti yang didefinisikan oleh Hofstede, tim GLOBE
mendefinisikan istilah ini sebagai kepercayaan masyarakat terhadap norma dan
prosedur sosial untuk mengurangi ketidakmampuan dalam memprediksi kejadian
masa depan.
Jarak kekuasaan. Seperti Hofstede, tim GLOBE mendefinisikan hal ini sebagai
tingkatan sampai mana anggota suatu masyarakat dapat menerima kekuasaan
dibagi secara tidak adil.
Individualisme / kolektivisme. Sekali lagi, istilah ini didefinisikan seperti yang
didefinisikan oleh Hofstede sebagai tingkatan sampai mana individu didorong oleh
situasi – situasi sosial untuk bergabung dalam kelompok – kelompok suatu organisasi
dan masyarakat.
Kolektivisme dalam kelompok. Berlawanan dengan berfokus pada institusi sosial,
dimensi ini mencakup hal luas dari bagaimana anggota suatu institusi sosial merasa
bangga atas keanggotaannyadalam kelompok kecil, seperti keluarga, teman – teman
disekitarnya, dan perusahaan tempatnya bekerja.
Orientasi kinerja. Hal ini merujuk pada tingkatan sampai mana suatu masyarakat
mendorong dan menghargai anggotanya atas peningkatan prestasi dan keunggulan.
Orientasi kemanusiaan. Hal ini didefinisikan sebagai tingkatan sampai mana suatu
masyarakat mendorong dan menghargai individu untuk bersikap adil, altruistis
(mendahulukan kepentingan individu lain), murah hati, perhatian, dan baik terhadap
individu lain.
![Page 13: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/13.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 13/14
Implikasi terhadap PO
Dua puluh tahun lalu, adalah wajar untuk mengatakan bahwa perilaku organisasi memiliki bias
Amerika yang kuat. Sebagian besar konsep dikembangkan oleh orang Amerika menggunakan
subjek orang – orang Amerika dalam konteks domestik.
PO telah menjadi sebuah disiplin ilmu global dan konsep – konsepnya harus menceminkan nilai
– nilai kultural yang berbeda dari individu di negara – negara yang berbeda. Untungnya,
terdapat banyak penelitian yang telah diterbitkan selama beberapa tahun terakhir, yang
memungkinkan kita untuk menentukan dimana konsep – konsep PO dapat diterapkan secara
universal pada seluruh kultur.
![Page 14: Bab 4](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020714/5572002449795991699ede96/html5/thumbnails/14.jpg)
5/16/2018 Bab 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-4-55ab4f91eadf2 14/14
STUDI KASUS “BANGKIT DAN JATUHNYA CARLY FIORINA”
JAWABAN
1. Dalam kasus ini kesalahan utama Carly Fiorina ialah sikap ketidak mau tahuan dan
ketidak pekaannya sebagai pemimpin dalam Perusahaan HP untuk mengoorganisir para
bawahannya agar tetap berkinerja baik dan mampu menghasilkan laba , dalam kasus ini
ada sedikit pertentangan mengenai kepribadian, karena memang benar sebuah
kepribadian seseorang selalu mempengaruhi atas hasil kinerja dan perilakunya
2. Ya Bisa, kepribadian adalah suatu cerminan diri seseorang dalam berperilaku dan
menghadapi kondisi dimana ada sikap baik dan keburukannya, kepribadian tentu bisa
menguat dalam artian menguat apabila ia merasa nyaman dalam zona nya, seperti
Fiorina yang ia kurang peka terhadap kondisi perusahaan di dalam nya ia hanya merasa
sudah berhasil dengan pamornya di mata orang banyak tetapi tidak dalam perusahaan
nya sendiri
3. Masalah gender memang seingkali dipermasalahkan dalam hal pemilihan pemimpin
yakni dimana para wanita sering dicendeungkan lebih perasa dan menggunakan
perasaan dalm bertindak daripada seorang pria, dalm hal kasus ini terbukti dari sikap
Fiorina
4. Terkadang Sebuah Tes kepribadian dalam tahap wawancara memang tergolong kurang
akurat ,seperti dalam kasus Fiorina hanya menjawab tes kepribadian dalm bentuk
sebuah soal-soal yang bisa saja hasilnya dimanipulasi tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya