bab 3 metode penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00468-mn 3.pdf · antara dua variabel ......
TRANSCRIPT
37
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004,
p11), Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila
dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
mengontrol suatu gejala.
Metode penelitian yang digunakan didalam pengumpulan data adalah penelitian
survei. Menurut Kerlinger (1973) yang dikutip Sugiyono (2004, p7), penelitian survei adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian–
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan–hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis. Menurut Nazir (2003, p90), Metode survei menggunakan kombinasi dari teknik
yang mencakup sampel yang cukup besar sampai teknik pengamatan yang kurang formal
dengan sampel kecil dari kualitatif, ataupun studi yang cukup intensif mengenai suatu
fenomena. Metode survei dilaksanakan dilapangan, karenanya desain untuk penelitian survei
sangat bergantung dari pemilihan responden, pemilihan alat mengumpulkan data, prosedur–
prosedur yang dilaksanakan serta kondisi dilapangan.
Rancangan waktu yang dipergunakan dalam penelitian adalah cross sectional,
dimana data dikumpulkan pada suatu periode tertentu. Menurut Allis Nurdini yang dikutip
38
dari jurnal dimensi teknik arsitektur (2006, p52), penelitian cross sectional mengobservasi
fenomena pada satu titik tertentu, dan mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan
variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan
hipotesis serta tingkatan perbedaan diantara kelompok sampling pada satu titik waktu
tertentu.
Desain penelitian yang akan digunakan didalam penelitian dari tabel dibawah berikut
ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode
Penelitian
Unit Analisis Time Horizon
T - 1 Asosiatif Survei Individual Cross sectional
T - 2 Asosiatif Survei Individual Cross sectional
T - 3 Asosiatif Survei Individual Cross sectional
T - 4 Asosiatif Survei Individual Cross sectional
Keterangan:
1. T – 1: Untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas produk terhadap proses
keputusan pembelian.
39
2. T – 2: Untuk mengetahui pengaruh dimensi service quality terhadap proses
keputusan pembelian.
3. T – 3: Untuk mengetahui pengaruh peranan harga terhadap proses keputusan
pembelian.
4. T – 4: Untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas produk, dimensi service quality
dan peranan harga secara bersama-sama terhadap proses keputusan
pembelian.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Nazir (2003, p126), defenisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep
Variabel
Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala
Dimensi
Kualitas
Produk
(X1)
Keseluruhan
ciri dan
karakter–
karakter dari
sebuah produk
atau jasa yang
Daya tahan Produk mempunyai
daya tahan yang
tinggi
Interval Likert
Kinerja Kinerja produk yang
sesuai kebutuhan
pelanggan
40
menunjukkan
kemampuan
nya untuk
memuaskan
kebutuhan
yang tersirat
Kesesuaian Dengan adanya
pengontrolan
kualitas, menjadikan
produk terjaga lebih
baik
Reliabilitas Produk yang
menjamin kepuasan
konsumen
Dimensi
Service
Quality
(X2)
Pengalaman
yang tidak
berwujud
(intangible)
yang diterima
oleh konsumen
bersamaan
dengan produk
yang berwujud
(tangible) dari
suatu produk
yang dibeli
Keandalan Mengatasi masalah
dan keluhan yang
terjadi pada
konsumen
Interval Likert
Tanggapan Pelayanan yang
ramah dan
memuaskan kepada
pelanggan
Keyakinan Kualitas produk yang
sesuai dengan
keinginan konsumen
Empati Menjalin komunikasi
yang baik dengan
pelanggan dan
mengetahui
keinginan pelanggan
41
Berwujud Kebersihan,
kerapian, dan
kenyamanan
ruangan
Peranan Harga
(X3)
Harga
didefenisikan
sebagai apa
yang harus
diserahkan
konsumen
untuk membeli
suatu produk
atau jasa
Kuantitas Harga yang relatif
stabil
Interval Likert
Distribusi
Produk
Harga yang
kompetitif jika
dibandingkan dengan
harga produk
saingan
Segmen
Pasar
Jaminan kualitas
produk dan
kesesuaian harga
sesuai segmen pasar
Proses
Keputusan
Pembelian
(Y)
Proses peng–
integrasian
yang
mengkombina-
si
pengetahuan
untuk
mengevaluasi
Pengenalan
masalah
Mengetahui
keinginan dan
kebutuhan konsumen
Interval Likert
Pencarian
informasi
Perolehan informasi
dari pengalaman
konsumen dan media
iklan
42
dua atau lebih
perilaku
alternatif dan
memilih salah
satu
diantaranya
Evaluasi
alternatif
Evaluasi dalam
membandingkan
harga dan merek
lainnya
Keputusan
pembelian
Membeli produk
karena kualitas dan
pelayanan yang baik
Pasca
pembelian
Kinerja produk yang
sesuai dengan
harapan konsumen
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut
Sugiyono (2004, p13), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan
gambar. Dan sumber data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer.
Menurut Nazir (2003, p92), jika data primer yang diinginkan, maka si peneliti dapat
menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung
(participant atau nonparticipant), menggunakan informan, menggunakan questionair,
schedule atau interview guide, dan sebagainya.
43
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
Tujuan Penelitian Data Data
Jenis Sumber
T - 1 Dimensi Kualitas Produk Kualitatif Primer
T - 2 Dimensi Service Quality Kualitatif Primer
T - 3 Peranan Harga Kualitatif Primer
T - 4 Proses Keputusan Pembelian Kualitatif Prmier
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nazir (2003, p174), pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah
yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan
digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan data
didalam penelitian ini adalah:
1. Studi kepustakaan
Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang
akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku–buku ilmiah,
laporan penelitian, karangan–karangan ilmiah, tesis, dan disertasi, peraturan–
44
peraturan, ketetapan–ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber–
sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
2. Wawancara
Menurut Nazir (2003, p193), yang dimaksud dengan wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian.
3. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2004, p135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
45
Menurut Sugiyono (2004, p73), teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random, dan cluster sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi convenience sampling, quota sampling,
accidental sampling, purposive sampling, judgement sampling, dan snowball sampling.
Sumber: Sugiyono (2004, p74) Gambar 3.1 Teknik Sampling
Teknik Sampling
Non probability Sampling
Probability Sampling
1. Simple random sampling
2. Proportionate stratified random sampling
3. Disproportionate stratified random
4. Cluster sampling
1. Convenience sampling
2. Quota sampling
3. Accidental sampling
4. Purposive sampling
5. Judgement sampling
6. Snowball sampling
46
Teknik pengambilan sampel didalam penelitian ini adalah probablility sampling.
Metode yang digunakan adalah pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling).
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p124), Metode pemilihan sampel secara acak
sederhana memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap
elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Populasi dan pengambilan sampel pada
penelitian adalah pelanggan dari perusahaan yakni pabrik manufaktur elektronik dan furnitur.
Selain itu, juga pada pelanggan yang memesan dalam jumlah kecil atau partai kecil (minimal
10.000 butir) khususnya kepada pengecer seperti toko.
Menurut Sugiyono (2008, p118), dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Sumber: Sugiyono (2008, p118)
Gambar 3.2 Teknik Simple Random Sampling
Metode ini relatif sederhana karena hanya memerlukan satu tahap prosedur
pemilihan sampel. Setiap elemen populasi secara independen mempunyai probabilitas dipilih
satu kali (tanpa pengembalian). Pemilihan sampel secara acak sederhana secara operasional
memerlukan media yang memuat daftar seluruh elemen untuk dipilih secara sampel secara
manual atau dengan bantuan komputer.
Populasi homogen
Sampel yang
representatif Diambil secara
random
47
3.5.1 Menentukan Ukuran Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menghitung ukuran sampel
yang akan diambil. Umar (2002, p77)
n = N 1+ N (e)2
dimana :
n = ukuran sampel
N = populasi
e = tingkat ketepatan (presisi) 10% (0.1)
maka besar ukuran sampel adalah :
N = 1080 Keterangan : N diambil dari rata - rata jumlah pelanggan dari PT ADHI
METALINDO selama satu tahun.
n = 1080/ (1 + 1080. 0.12)
= 91,53
= 92 responden
Jadi jumlah minimum sampel yang harus diambil adalah 92 responden. Namun demikian
akan dibulatkan menjadi 100 responden.
3.6 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p30), mentransformasi data ordinal menjadi
data interval gunanya untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik yang mana data
setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan
48
menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data
ordinal ke data interval sebagai berikut:
1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, dan 4 yang
disebut sebagai frekuensi;
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom skor.
5. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel Tinggi Densitas);
7. Tentukan nilai skala dengan dengan menggunakan rumus:
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) - (Area Below Lower Limit)
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus: Y = NS + [1 + |NSmin|]
3.7 Metode Analisis
Menurut Nazir (2003, p346), analisis data merupakan bagian yang amat penting
dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna
yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan
perlu dipecahkan dalam kelompok–kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi,
NS=
49
serta diperas sedemikian rupa, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab
masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis.
Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah
tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah
memperlihatkan hubungan–hubungan antara fenomena. Beberapa tingkatan kegiatan perlu
dilakukan, antara lain memeriksa data mentah sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel
yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan komputer. Penggunaan
komputer berhajat pula kepada kodifikasi data diatas.
Setelah data disusun dalam kelompok–kelompok serta hubungan–hubungan yang
terjadi dianalisis, perlu pula dibuat penafsiran–penafsiran terhadap hubungan antara
fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena–fenomena lain diluar
penelitian tersebut. Berdasarkan analisis dan penafsiran yang dibuat, perlu pula ditarik
kesimpulan–kesimpulan yang berguna, serta implikasi dan saran untuk kebijakan
selanjutnya.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2004, p109), Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalkan meteran yang valid
dapat digunakan untuk mengukur panjang yang teliti, karena meteran memang alat untuk
mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur
berat badan.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p181), Validitas data penelitian ditentukan
oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, jika kata sinonim dari reliabilitas yang
paling tepat adalah konsistensi, maka esensi dari validitas adalah akurasi. Suatu instrumen
50
pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan perkataan lain instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur
validitas, yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related
validity), dan validitas konstruk (construct validity). Pada penelitian ini akan dibahas hal
menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan telah mengukur aspek
yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan
mengukur korelasi antar variabel dengan skor total variabel.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2004, p110), Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Menurut Nazir (2003, p133), ada tiga aspek pengertian tentang reliabilitas yakni
suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu
mantap, dalam pengerian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability),
dan dapat diramalkan (predictability). Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah–ubah
pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali–kali
akan memberikan hasil yang serupa. Suatu pertanyaan atau ukuran yang akurat adalah
ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua aspek diatas, yaitu aspek stabilitas
dan aspek akurasi digabungkan, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mantap
dan dapat mengukur secara cermat dan tepat.
Untuk melakukan pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 16.0. Dengan reliability analysis pada software SPSS 16.0 maka dapat menguji
51
tingkat reliabilitas dan melihat nilai cronbach alpha, bahwa suatu kuesioner dianggap reliabel
jika cronbach alpha’s > 0,6.
3.7.3 Normalitas Data
Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam
statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik yang memerlukan
data berdistribusi normal. Menguji normalitas data gunanya untuk memenuhi sebagian dari
syarat analisis parametrik. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau
uji statistik.
Menurut Sunyoto (2007, p95), uji asumsi klasik normalitas akan menguji data
variabel bebas (X), berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Uji asumsi klasik
normalitas dapat diketahui dengan cara melihat hasil normal probability plot, suatu data yang
dapat dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik-titik) data riil menggunakan garis
diagonal.
Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov melalui menu analyze kemudian descriptive statistics dan pilih menu explore,
dengan hipotesis pengujian yaitu:
H0 = data berdistribusi secara normal
H1 = data tidak berdistribusi secara normal
Dasar pengambilan keputusan
Jika angka Sig uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal.
Jika angka Sig uji Kolmogorov-Smirnov ≤ 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
52
3.7.4 Analisis Deskriptif
Menurut Kuncoro (2003, p172), istilah analisis deskriptif memiliki arti yang sulit
didefenisikan, karena menyangkut berbagai macam aktivitas dan proses. Salah satu bentuk
analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga
hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang
relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan
data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan
informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam defenisi masalah.
Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten
dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh
makna.
Bahwa nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan memperhitungkan:
• Nilai terendah = 1, yaitu jawaban responden adalah Sangat Tidak Setuju.
• Nilai tertinggi = 4, yaitu jawaban responden adalah Sangat Setuju.
Besar interval dapat ditentukan sebagai berikut:
Jarak Rmax – Rmin
Banyak Kelas k
dimana:
R = Range (rentang kelas)
k = Jumlah interval kelas
I = Besar interval kelas
Interval = =
53
3.7.5 Analisis Korelasi
Menurut Wikipedia Indonesia, koefisien juga disebut koefisien korelasi, adalah nilai
yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random
variable). Bahwa dilakukan analisis korelasi terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang signifikan antara variabel dependent dengan variabel indipendent didalam
penelitian. Salah satu jenis korelasi yang paling populer adalah koefisien korelasi pearson
product moment. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependent dengan variabel independent.
Rumusan korelasi pearson product moment adalah: (Sugiyono2004, p182)
rxy =
rxy = n xiyi – ( xi)( yi)
xi2 – ( xi)2 } { yi
2 – ( yi)2}
dimana :
rxy = koefisien korelasi
X = nilai item X
Y = nilai item Y
n = banyak sampel dalam penelitian
Rumusan korelasi ganda (Sugiyono2004, p190):
54
ry.x1.x2 = r2yx1 + r2yx2 ‐ 2ryx1ryx2rx1x2 1 – r2x1x2 dimana :
Ryx1x2 = korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama – sama dengan variabel Y
ryx1 = korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 = korelasi product moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = korelasi product moment antara X1 dengan X2
Bahwa nilai dikoefisien korelasi pearson tidak akan melebihi dari satu dalam nilai
absolut. Korelasi bernilai 1 jika terdapat hubungan linier yang positif, apabila bernilai -1
artinya hubungan linier yang negatif atau korelasinya negatif sempurna, dan antara -1 dan 1
yang menunjukkan tingkat dependenis linier antara dua variabel. Semakin dekat dengan -1
atau 1 maka semakin kuat korelasi antara kedua variabel tersebut. Jika nilai 0 maka berarti
tidak ada korelasinya.
Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan, maka dapat
digunakan pedoman sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
55
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004, p183)
Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
3.7.6 Analisis Regresi Berganda
Menurut wikipedia indonesia, regresi dalam statistika adalah salah satu metode
untuk menentukan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel–variabel
yang lainnya. Menurut Sugiyono (2004, p203), analisis regresi dilakukan bila hubungan dua
variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Untuk menetapkan kedua variabel
mempunyai hubungan kausal atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep–
konsep tentang dua variabel tersebut. Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling
populer dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab
–akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini.
Menurut Sugiyono (2004, p210), analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti,
bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independent minimal 2. Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah :
dimana:
Y = variabel terikat
a = konstanta
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3
56
b1,b2,b3 = koefisien regresi
X1,X2,X3 = variabel bebas
Untuk menghitung harga a, b1, b2, dan b3 dapat menggunakan persamaan simultan berikut:
x1y = b1 Σx12 + b2 Σx1 Σx2 + b3 Σx1Σx3
x2y = b1 Σx1Σx2 + b2 Σx22 + b3 Σx2Σx3
x3y = b1 Σx1Σx2 + b2 Σx2Σx3 + b3 Σx32
a = Y – b1 X1 – b2 X2 – b3 X3
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan
sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Menurut Sugiyono (2004, p51), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Menurut Nazir (2003, p151), kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
• Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
57
• Menyiagakan penelitian kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
• Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai–berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
• Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Didalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%, dan
batas ketidakakuratan sebesar 5% (0.05)
Dasar pengambilan keputusan adalah:
• Jika nilai sig > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
• Jika nilai sig < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Hipotesis 1: Untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas produk terhadap proses keputusan
pembelian.
• Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi kualitas produk
terhadap proses keputusan pembelian.
• Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi kualitas produk terhadap
proseskeputusan pembelian.
Hipotesis 2: Untuk mengetahui pengaruh dimensi service quality terhadap proses keputusan
pembelian.
• Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi service quality terhadap
proses keputusan pembelian.
58
• Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi service quality terhadap
proses keputusan pembelian.
Hipotesis3 : Untuk mengetahui pengaruh peranan harga terhadap proses keputusan
pembelian.
• Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara peranan harga terhadap proses
keputusan pembelian.
• Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara peranan harga terhadap proses
keputusan pembelian.
Hipotesis 4: Untuk mengetahui pengaruh dimensi kualitas produk, dimensi service quality,
dan peranan harga secara bersama-sama terhadap proses keputusan
pembelian.
• Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada dimensi kualitas produk, dimensi
service quality, dan peranan harga secara bersama-sama terhadap proses
keputusan pembelian.
• Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan pada dimensi kualitas produk, dimensi
service quality, dan peranan harga secara bersama-sama terhadap proses
keputusan pembelian.