bab 3 elektrifikasi badai petir_final

Upload: fretzjosue

Post on 04-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    1/56

    ELEKTRIFIKASI BADAI

    PETIR

    By:

    Hanung Natendra S - 23210105

    Widya Anggoro Putro - 23210106

    Bambang Cahyono - 23210109

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    2/56

    Referensi

    The Institution of Energy andTechnology, London, United Kingdom.Power and Energy Series, TheLightning Flash

    Chapter 1Charge Structure and GeographicalVariation of Thunderclouds by Earle

    Williams

    Chapter 2Thunderstorm Electrification Mechanismby Rohan Jayaratne

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    3/56

    Thunderstorm

    Petir, guruh, cumulonimbus

    Hujan Es

    Salju

    Angin Kencang

    Hujan Deras

    Tidak Hujan sama sekali

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    4/56

    Formasi Awan

    Awan di atmosfer terdiri dari tetesanair dan kristal es.

    Partikel padat dan cair > panjang

    gelombang cahaya yang dapat dilihat.

    Udara terkena sinar matahari

    dipermukaan bumi dan naik ke atas

    Udara mengalami supersaturasimenjadi uap air.

    Lifted Condensation Level (1 km)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    5/56

    Awan Petir

    Pemisahan muatan listrik :Tumbukan antara graupeldengan kristal es atau dengan

    partikel graupel lainnya. Partikel graupel terbentuk

    ketika butiran cairan yang superdingin ditambah dengan butiranes dan membeku sehinggaukurannya bertambah

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    6/56

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    7/56

    Struktur Muatan Awan Petir

    Metode pengindera jarak jauh

    Teori G.C. Simpson (pengukuran muatanmenggunakan balon) dan C.T.R. Wilson

    (mengukur jarak petir, perubahan medanelektrostatik saat terjadi petir, mengukurbesar dan polaritas muatan)

    Simpson = Mengukur kerapatan muatanruang, Wilson = Menentukan besaranmuatan yang ditransfer oleh rangkaian petir

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    8/56

    Struktur Muatan Awan Petir

    wilson

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    9/56

    Struktur Muatan Awan Petir

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    10/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Bentuk, ukuran, intensitas awan petir

    bervariasi dipengaruhi oleh kondisi

    lingkungan.

    Pertimbangan kondisi lingkungan adalah:

    Ketersediaan uap air

    Ketidakstabilan atmosfer

    Jarak vertikal dari awan apung

    Ketinggian daerah fasa campuran

    Konsentrasi aerosol

    Efek daratan vs lautan

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    11/56

    Variasi Geografis Awan Petir

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    12/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Ketersediaan uap air

    Energi dari awan petir berasal dari energi laten

    panas yang dilepas ketika uap air berubah

    menjadi bentuk cair atau padat lewat proseskondensasi, deposisi uap dan pembekuan.

    Perbedaan temperatur tergantung pada

    konsentrasi uap air pada kondisi saturasi

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    13/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Ketidakstabilan atmosfer Gerakan vertikal dari udara disebabkan oleh gaya

    awan apung akibat adanya perbedaan temperatur,konsentrasi uap air dan kondensasi antara udara

    naik dan turun dan lingkungannya. CAPE yang besar atmosfer akan menghasilkan

    updraft yang besar dan badai aktif elektrik yangkuat.

    Updraft yang besar akan mengakibatkan endapanpada daerah fasa campuran di awan dan pengaruhdari pemisahan muatan menjadi besar.

    CAPE yang besar diakibatkan pemanasanpermukaan, pada daratan lebih mudah panas.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    14/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Panjang Vertikal dari awan apung Air parcels mengalami gaya apung ke atas

    pada jarak vertikal yang lebih besar, sehinggakecepatannya meningkat dan akanmenghasilkan badai petir

    Ketinggian dimana gaya apung ke atas samadengan nol dinamakan Level of NeutralBuoyancy (di bawah tropopause)

    Ketinggian tropopause Tropik 17 km

    Midlatitude summer 12-13 km

    Midlatitude winter 6-7 km

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    15/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Ketinggian daerah fasacampuranDibatasi 0C dan -40C Tinggi pada musim panas 4-5 km

    dan semakin dekat pada musim

    dingin

    Konsentrasi aerosol

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    16/56

    Variasi Geografis Awan Petir

    Efek Daratan vs LautanPemanasan daratan

    CAPE

    Updraft

    Teori konvektif

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    17/56

    Variasi Geografis Awan Petir

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    18/56

    Mekanisme elektrifikasi badai

    petir

    Teori elektrifikasi muatan masih

    menjadi misteri yang harus

    dipecahkan.

    Sir John Mason mengidentifikasikan

    bahwa elektrifikasi badai petir sebagai

    satu dari tiga problem yang belum

    sempurna untuk dipecahkan dalamilmu fisika awan

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    19/56

    Mekanisme pembentukan badai

    petir(Contd)

    Mason + Moore & Vonnegut : Ketinggian awan harus > 3-4 km.

    Semakin tinggi awan memproduksi lebihbanyak frekuensi terjadinya petir.

    Walaupun petir dapat terjadi di warmclouds, proses elektrifikasi yang kuatdiobservasi hanya jika awan melebihifreezing level

    Daerah elektrifikasi awanbadai hampirselalu berhubungan dengan ice &supercooled water

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    20/56

    Mekanisme pembentukan badai

    petir(Contd)

    Mason + Moore & Vonnegut (contd): Elektrifikasi yang kuat terjadi ketika awan

    memperlihatkan aktivitas konveksisecara cepat dan vertikal

    Pembentukan muatan dan prosespemisahannya erat berhubungandengan proses pembentukan hujan

    Sambaran pertama petir sering terjadi

    sekitar 12-20 min setelah penampakanpartikel hujan. Durasi rata-rata pembentukan petir dari

    satu awan badai sekitar 30 min

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    21/56

    Mekanisme pembentukan badai

    petir(Contd)Mason + Moore & Vonnegut (contd): Lokasi pusat muatan ditentukan oleh

    temperatur, bukannya ketinggian awan.

    Nilai muatan yang terkandung sekitar 20-30C

    Tahap awan matang , medan elektrik sebesar400 kV/m dapat terjadi.

    Penjelasan diatas menyimpulkan bahwaproses elektrifikasi terjadi pada kondisi esdiawan walaupun beberapa kali pernahterjadi pada suhu yang lebih hangat (>0C)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    22/56

    Mekanisme pembentukan badai

    petir(Contd)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    23/56

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    24/56

    Mekanisme Induksi

    Salah satu teori lama yang palingpopuler

    Bergantung pada medan listrik vertikal

    yang ada untuk menginduksikanmuatan polarisasi dalam partikel

    Partikel yang lebih kecil dibawah

    partikel yang lebih besar, partikeldengan muatan yang berlawanan

    terpisah dan muatannya menaikkan

    medan listrik

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    25/56

    Mekanisme Induksi (Pict)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    26/56

    Mekanisme Induksi (Contd)

    Elster&Geitel : tetes air yang jatuh danmenumbuk droplet dan terpolarisasi akibatadanya medan listrik vertikal.

    Muller-Hillebrand : menghitung magnitudedari muatan terpisah ketika 2 partikelberinteraksi dalam medan listrik (denganparameter : radius,waktu kontak,titikpertemuan)

    Jennings : mekanisme induksi droplet hanya

    menghasilkan medan pecahan dari medanlistrik keseluruhan (antara air-air)

    Latham&Mason : menjelaskan tentangkemungkinan transfer muatan induksi ketikakristal es memantul antar es-es

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    27/56

    Mekanisme Induksi (Contd)

    Aufdermaur&Johnson : menunjukkan bahwadroplet yang sangat dingin dapat mengeluarkanmuatan dari butir es dalam medan listrik radial.Pada medan listrik radial, butir es memilikiperbedaan potensial terkait dengan lingkungan

    sehingga tumbukan sesaat disetiap titikdipermukaan memisahkan sejumlah muatanyang sama.

    Gaskell : menemukan bahwa droplet beku yangmemantul dari butir es dalam medan listrik

    memisahkan muatan yang tidak dapat dijelaskansecara sederhana dalam bentuk muatan induktif

    Illingworth&Caranti : Konduktivitas es terlalurendah untuk transfer muatan lengkap olehproses induktif selama waktu kontak partikel es

    (secara tipikal,

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    28/56

    Mekanisme Induksi (Contd)

    Kesimpulan mekanisme induksi :

    - Proses transfer muatan dapat

    dipahami

    - Magnitude transfer muatan bisadihitung

    - Model yang digunakan oleh masing-

    masing peneliti berbeda-beda danjuga hasil yang didapatkan, sehingga

    kesulitan untuk menggabungkan antar

    hasil uji.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    29/56

    Mekanisme Konveksi

    Pertama kali diteliti oleh Grenet, dilanjutkanoleh Vonnegut

    Teorinya berdasarkan pergerakan partikel iondi atmosfir secara kuat ke arah atas didalam

    awan badai dan dengan kompensasi iondiluar awan yang bergerak turun

    Ion Positif yang dihasilkan oleh muatanditanah bergerak naik hingga ke permukaan

    awan bagian atas. Kemudian menyebabkansedikit ion negatif menyisip di bagian atasdan banyak ion negatif bergerak turunkebawah untuk menghasilkan kembali ionpositif di tanah.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    30/56

    Mekanisme Konveksi (Pict)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    31/56

    Mekanisme Konveksi

    Kesimpulan mekanisme konveksi :- Ada pertanyaan dari Chalmers bahwa ion negatif

    seharusnya juga ikut terbawa bersamaan dengan ionpositif saat pergerakan keatas.

    - Standler & Winn juga menunjukkan total point dischargecurrent terlalu kecil untuk menghasilkan petir.

    - Wormell juga menunjukkan bahwa konsentrasi ion tidakcukup untuk meng generate ion berikut untuk siklusselanjutnya.

    - Ada juga yang meragukan mengenai proses waktudimana point discharge tidak terjadi jika medan yang

    menginduksi tanah tidak mencapai 800 V/m dan lebihjauh lagi, ion positif butuh waktu untuk mencapai bagianatas awan.

    - Sehingga : Teori konveksi gagal untuk menjelaskanproses awal elektrifikasi awan badai petir.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    32/56

    Teori Selective Ion Capture

    Diperkenalkan oleh Wilson Tetes hujan yang turun terpolarisasi

    akibat adanya medan listrik vertikal ke

    arah bawah. Menghasilkan muatan sisa yang

    menentukan jenis muatan awan badaipetir

    Wormell menyanggahnya bahwakonsentrasi ion di atmosfer tidakcukup untuk menyebabkan adanya

    muatan sisa.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    33/56

    Teori Drop Breakup

    Tetes air jatuh yang tidak bermuatan dalam medanlistrik vertikal kearah bawah akan terpolarisasi menjadiion positif di bawah hemisphere dan ion negatif diatashemisphere.

    Jika tetes air yang jatuh tersebut pecah sepanjangequator, akan menghasilkan fragmen sebesar 0,3 nC

    masing-masing droplet. Matthews dan Mason menunjukkan bahwa muatan

    yang terpisah meningkatkan medan listrik dan fragmenyang lebih besar bermuatan positif. Merekaberkesimpulan bahwa muatan positif yang lebih kecilberada dalam titik engah awan badai.

    Problem utama mengenai teori ini bahwa tetes air yangbesar tidak dapat pecah dengan mudah hanya jika haltersebut bersinggungan dengan tetes yang lain.Selanjutnya, tetes air jatuh tidak selalu pecah di equatorsehingga mengurangi jumlah muatan yang terpisah.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    34/56

    Teori Melting of Ice

    Dinger&Gunn + Drake : Ketika esmencair, menghasilkan muatan positifnetto

    Iribane + Mason : Muatan dipisahkanoleh gelembung udara kecil padabagian permukaan saat prosespeleburan es

    Akan tetapi, polaritas dari muatanpositif dalam proses peleburan estidak dijelaskan yang membuat teoriini susah diterima oleh para ahli yanglain

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    35/56

    Percobaan Pengembunan (Riming

    Experiment)

    Hipotesa Baker dkk mampu menjelaskantanda transfer muatan yang terjadi antara 2partikel es yang berinteraksi sehubungandengan laju pertumbuhan relatif tanpa adanyapengembunan.

    Percobaan dilakukan pertama kali olehReynolds dkk memutar sebuah bola logamtertutup es melalui awan yang sangat dingin dankristal es dalam freezer yang dapat didinginkan

    ke -25 C. Bola memperoleh: Muatan listrik negatif ketika kadar air awan tinggi

    Muatan positif ketika kadar air awan rendah. Dalamkasus terakhir, tanda bisa dibalik untuk negatif

    dengan memanaskan bola dengan lampu.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    36/56

    Percobaan Pengembunan (Riming

    Experiment)

    Takahashi memutarbatang berdiameter 3mmmelalui suatu tetesanawan yang sangat dingindan kristal es pada

    kecepatan 9m/dtk,menunjukkan bahwa tandadan besar muatan yangdiperoleh di batangdipengaruhi olehtemperatur dan kadar airdi awan. Temperatur sekitar -10C

    muatan di batang (+) disemua kadar air awan

    Temperatur lebih rendah

    muatan(+) pada kadar airtin i dan rendah ta i

    Percobaan Pengembunan (Riming

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    37/56

    Studi serupa dilakukan olehJayaratne, menunjukkanbahwa butir graupel mengikutiinteraksi kristal es:

    Memberikan muatan positifpada temperatur dan kadar airtinggi di awan

    Muatan negatif padatemperatur dan kadar air lebihrendah

    Pada kadar air 1gr/m3perubahan tanda muatanterjadi di temperatur20C.

    Gambar di samping jugamenjelaskan bahwatemperatur pembalikanmuatan akan tinggi pada kadarair rendah.

    Kadar air 0.2g/m3 temperatur

    pembalikan muatan 10C.

    Percobaan Pengembunan (Riming

    Experiment)

    Muatan yang diperoleh dari kejadian

    pemantulan kristal es dengan butir

    graupel yang bergerak pada

    kecepatan 3m/detik melalui mixedcloud.

    Percobaan Pengembunan (Riming

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    38/56

    Penelitian Jayaratne tersebut juga

    digunakan untuk menjelaskan kehadiranstruktur muatan tripolar klasik di awan petir. Pada temperatur di atas temperatur pembalikan

    tanda muatan graupel akan memiliki muatan

    (+) dan kristal reboundakan membawa muatannegatif pada updraughts.

    Di bagian atas awan, pada temperatur rendah kristal akan membawa muatan (+)

    membentuk pusat muatan (+) di bagian atasawan.

    Butiran yang jatuh membawa muatan (-) danditambah dengan kristal es dari bawah,membentuk pusat muatan (-) pada temperaturpembalikan tanda.

    Percobaan Pengembunan (Riming

    Experiment)

    Percobaan Pengembunan (Riming

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    39/56

    Baker dkkmengembangkan studi

    Jayaratne sampai suhu -

    35C perubahan tanda

    terjadi pada suhu 18C Kadar air di awan = 0.3

    gr/m3

    Rata-rata ukuran kristal = 40m

    Konsentrasi kristal = 50/ml

    Kecepatan = 3m/detik

    Percobaan Pengembunan (Riming

    Experiment)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    40/56

    Pertumbuhan Rata-Rata Relatif dan

    Lapisan Air (liquid like layer)

    Percobaan charging kristal es/graupel,

    Baker (1987)

    menjelaskan muatan dengan tanda terbalik

    dalam faktor pertumbuhan relatif rata-rata

    partikel yang berinteraksi.

    Target pengembunan :

    menangkap butiran air yang sangat dingin

    Butiran air juga bertambah akibat proses

    diffusi dari penguapan lingkungan.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    41/56

    Pertumbuhan Rata-Rata Relatif dan

    Lapisan Air (liquid like layer)

    Kristal es kecil dalam awan yangtumbuh terjadi karena proses diffusi dari

    penguapan lingkungan Waktu proses pembekuan butiran air

    pada permukaan embun tergantungpada suhu; pada suhu yang rendah: pembekuan

    butiran cepat, hanya ada sedikit uap yangterlepas

    pada suhu yang lebih tinggi lebih banyakua terle as

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    42/56

    Baker dan Dash (1989) : mencari mekanisme yang menyebabkan

    bertambahnya tingkat pertumbuhan rata-ratamuatan yang berpindah

    mendapatkan bahwa orientasi molekuldipermukaan menyebabkan kelebihan ion negatifdalam lapisan yang mengalami pencairan yangkacau pada permukaan es.

    Muatan dipermukaan tergantung pada

    pertumbuhan rata-rata;partikel yang tumbuh dengan cepat

    mempunyai lapisan dengan permukaan yanglebih tipis

    mempunyai lebih banyak muatan negatif saat

    Pertumbuhan Rata-Rata Relatif dan

    Lapisan Air (liquid like layer)

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    43/56

    Potensial Kontak Charging

    Caranti dan Illingworth pengembunanpada permukaan es mempunyai potentialyang lebih negatifdibandingkan denganpermukaan yang tidak mengalami

    pengembunan. Potensial kontak menjadi lebih negatif dengan

    menurunnya suhu hingga mencapai harga yangsebenarnya sekitar -400 mV pada suhu sekitar -20 0C.

    Hipotesa mereka kristal es bertumbukandengan permukaan yang mengembunmenyebabkan charging negatif pada awankarena perbedaan potensial kontak antara kristaldan permukaan yang mengembun.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    44/56

    Caranti (1985) menemukan perubahanpada potential kontak berhubungandengan perubahan penguapan.

    Avila dan Caranti (1991, 1992)

    percobaan yang menggunakan butiranes yang berinteraksi dengan permukaanyang mengalami pengembunan mekanisme potensial kontak tidak dapat aktif

    karena kedua permukaan yang berinteraksiyang mempunyai potensial kontak yangsama telah dibentuk akibat prosespembekuan yang cepat dari air yang sangatdingin.

    Potensial Kontak Charging

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    45/56

    Pengaruh ukuran droplet Percobaan Jayaratne and Saundersspektrum ukuran droplet

    berperan penting dalam menentukan tanda muatan yang terpisah

    selama tabrakan antara graupel dan kristal es (percobaan

    dilakukan dengan rata-rata diameter droplet awan 10 m

    diperbesar sampai 30 m). Jayaratne dan Saunders

    mengulangi percobaan

    menggunakan ukuran dropletlebih kecil ( diameter kurang dari

    4m)

    Diperoleh hasil, pada suhu 10C

    graupel bermuatan (-).

    Dengan spektrum ini, maka pengaruh

    muatan-temperatur pembalikan muatanakan berubah dibandingkan dengan

    menggunakan ukuran sebelumnya

    Dari percobaan Avila dkk, menunjukkan hal yang berbeda.

    Muatan graupel negatif pada semua temperatur jika ukuran spektrum droplet dibuat jauh

    lebih besar dari 30 m

    Pengaruh ukuran droplet

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    46/56

    Droplet besarmemerlukan waktu lebih

    lama untuk membeku

    memberikan kristal waktu

    lebih lama untuk

    menemukan area

    pertubuhan yang cepat di

    permukaan graupel Efek ini dapat

    memprediksi tanda

    pengisian muatan graupel

    dengan ukuran droplet

    Pengaruh ukuran dropletTerhadap laju pertumbuhan relatif partikel (1)

    Pengaruh ukuran droplet

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    47/56

    Droplet dengan ukuran lebih besarlebih menyebar dan membekuseperti hemispheres;, sementaradroplet ukuran lebih kecil lebihterkonsentrasi dan membekuseperti spheres dan sering

    membentuk struktur seperti rantai. Area pertemuan graupel dan

    droplet meningkat seiring ukurandroplet droplet lebih besarmemberikan kondukti panas lebihbesar

    Pada ambient temperatur sama,droplet lebih besar akan membuatpartikel graupel lebih hangat

    Efek ini dapat memprediksi tandapengisian muatan graupel denganukuran droplet besar/kecil

    Pengaruh ukuran dropletTerhadap laju pertumbuhan relatif partikel (2)

    Schematic diagram showing the structure of rime formed by smalldroplets.

    Pengaruh ukuran droplet

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    48/56

    Pada jumlah yang sama, droplet ukuran kecil akanmenghasilkan area pertumbuhan lebih besar dipermukaan graupel. Pada temperatur dan laju pertambahan pengembunan

    yang sama, kristal akan memiliki kesempatan lebihbesar untuk menemukan area pertumbuhan

    Droplet ukuran besar mempunyai area permukaan lebihkecil dibandingkan droplet kecil pada massa yang sama.

    Pada temperatur dan laju pertambahan pengembunanyang sama, droplet besar menyediakan uap kepermukaan graupel lebih sedikit.

    Efek ini dapat memprediksi tanda pengisian muatangraupel (-)/(+)dengan ukuran droplet besar/kecil

    Pengaruh ukuran dropletTerhadap laju pertumbuhan relatif partikel (3-4)

    Pengaruh ukuran droplet

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    49/56

    Efek ukuran droplet awan terhadap lajupertumbuhan kristal es (lebih kecil, lebih cepat): Laju pertumbuhan kristalmeningkat jika droplet

    lebih banyak

    Pada kadar air yang sama, flux penguapan lebih

    besar pada droplet kecil (karena mempunyai arealebih besar)

    Pertumbuhan kristallebih cepat di awan dengandroplet kecil

    Laju pertambahan embun sama

    (droplet kecil memiliki efisiensi tabrakan lebih kecil)

    Pertumbuhan kristal yang lebih cepatmemberikan muatan lebih (-) berdasarkanhipotesa laju pertumbuhan relatif

    Pengaruh ukuran dropletTerhadap laju pertumbuhan relatif partikel (5)

    P h Ch i l I iti

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    50/56

    Kotoran kimia mempunyaiefek yang besar pada tandatransfer muatan saattabrakan antar es: NaCl pada embun graupel

    bermuatan (-)

    Garam amonium graupelbermuatan (+)

    Investigasi Jayaratne dkk : Besarnya pengisian

    meningkat tajam seiringpenurunan temperatur.

    Saat ini, belum adapenjelasan yang masukakal tentang perbedaanpengisian muatan tersebut

    Pengaruh Chemical Impurities

    Pengisian muatan setiap tabrakan kristal sebagai fungsi

    temperatur. Awam mengandung cairan asam sulfat dan

    NaCl

    P h Ch i l I iti

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    51/56

    Mobilitas ion di air dan es

    berbeda-beda. Contoh: ion Cl- lebih mudah

    berdifusi ke es dibandingkan ion

    Na+.

    Sehingga pemukaan es yangterkontaminasi NaCl, akan bermuatan

    (+) di sekitar lapisan kuasi-cair.

    Hal ini berdampak kristal es akan

    menghilangkan muatan (+) pada

    lapisan ini sehingga graupel bermuatan(-)

    Demikian juga dengan ion NH4+

    yang bergabung di dalam es

    memberikan muatan positif selama

    interaksi kristal es.

    Pengaruh Chemical Impurities

    P h Ch i l I iti

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    52/56

    Pengaruh chemical impurities dalam menentukan tandadan besar muatan yang terpisah saat terjadi tabrakanantar partikel es : masih merupakan suatu misteri

    belum dapat dijelaskan dengan suatu hipotesa.

    Sangat masuk akal apabila membayangkan badai petirdi beberapa lokasi geografis yang berbeda akanmengandung inti kondensasi awan berupa macam-macam zat kimia, seperti kelebihan garam di awandaerah pantai dan maupun laut.

    Badai petir di seluruh dunia menunjukkan struktur

    muatan yang mirip. Pertanyaan-pertanyaan ini menimbulkan kesulitan

    besar untuk menjelaskan elektrifikasi badai dalam halmekanisme pengisian es-es non-konduktif.

    Pengaruh Chemical Impurities

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    53/56

    Efek-Efek Medan Listrik Thunderstorm

    Medan listrik yang berkembang dalamthunderstorm (hujan angin disertai petirdan guruh) mencapai orde 100 kV/m Medan ini cukup tinggi untuk mempengaruhi

    perilaku awan dan partikel-partikel endapan(precipitation particles).

    Richards dan Dawson (1971) menaikkantetes air pada terowongan angin (windtunnel) dan menerapkan medan listrik

    vertikal yang menyebabkan distorsitetesan. Untuk tetes radius 3mm, medan kritis sekitar

    900 kV/m.

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    54/56

    Griffith dan Latham (1972) menunjukkanbahwa pada level tekanan 500-mbar, medankritis turun menjadi 550 kV/m.

    Medan kritis paling rendah dicatat oleh Crabb

    dan Latham (1974), yang menumbukanpasangan tetes air radius 2,7 mm dan 0,65mm dengan kecepatan relatif 5,8 m/s.

    Mendeteksi corona pada medan sampaiserendah 250 kV/mmenunjukkan bahwainteraksi partikel dapat memulai petir.

    Medan listrik pada thunderstorm dapatmengubah kecepatan jatuh partikel-partikelbermuatan

    Efek-Efek Medan Listrik Thunderstorm

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    55/56

    Penutup

    Masih ada masalah-masalahmengenai elektrifikasi thunderstormyang belum terungkap, misalnya: Apakah jelas bahwa materi permukaan,

    yang bisa mengangkut muatan, dialihkanselama proses kontak?

    Masalah lain yang perlu dijelaskanadalah pengamatan Curran dan Rust(1992) bahwa thunderstorm pengendapanrendah menghasilkan pukulan petir positifke tanah (ground).

  • 7/29/2019 Bab 3 Elektrifikasi Badai Petir_FINAL

    56/56

    Usaha Yang Dilakukan

    Eksperimen untuk simulasi situasi awal riilsedekat mungkinpenting untuk mengisiinformasi dari studi-studi lapangan.

    Penggunaan model-model numerik, misalnya,Dye et. al. (1986), Lantham dan Dye (1989), dan

    Norville et. al (1991) menggunakan awanCCOPE yang diteliti secara cermat di Montanauntuk menguji elektrifikasi melalui cara tumbukankristal/graupel dengan model satu-dimensi.

    Helsdon dan Farley (1987) menggunakan awan

    yang sama dalam model dinamis tiga-dimensiyang meliputi pemuatan dengan banyak proses.

    Studi-studi dengan radar Doppler pesawat danbalon selanjutnya dibutuhkan, bersama denganteknik penginderaan jarak jauh berbasis-ground .