bab 3 analisis program 3.1 metode pengumpulan datathesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00597-mtif...
TRANSCRIPT
BAB 3
ANALISIS PROGRAM
3.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang menjadi inputan program akan diinput oleh calon investor sehingga
dapat dihitung lebih lanjut pertimbangan urutan prioritasnya. Pada aplikasi ini, penulis
memberikan ruang seluas-luasnya kepada investor untuk menginput berbagai
kemungkinan data yang tentunya dapat dibandingkan. Ada berbagai cara investor dapat
mengumpulkan data, antara lain:
• Data internet
Pada opsi ini, investor dapat mengambil data otentik dari halaman internet suatu
perusahaan atau badan penyedia nilai-nilai harga tanah, emas, kurs mata uang,
dan sebagainya, yang nantinya akan dihitung dengan aplikasi ini.
• Database
Yang dimaksud dengan database adalah investor mengambil data dari database
badan penyedia data investasi, atau bahkan dapat mengumpulkan databasenya
sendiri.
28
• Semua sumber
Investorpun dapat menggunakan segala data dari sumber manapun, yang
terpenting adalah data tersebut otentik, dan benar adanya. Data yang diambil
haruslah data yang dapat dihitung dan berupa data yang lengkap.
3.2 Permasalahan yang Dihadapi
Dewasa ini, banyak sekali investor yang kurang memahami cara yang tepat
untuk berinvestasi. Dan pada kenyataannya, mereka hanya mengandalkan intuisi dan
pengalaman semata. Apabila ditelaah lebih lanjut, akan lebih baik apabila
mengikutsertakan data otentik dalam perhitungan, agar didapat urutan prioritas yang
lebih terpercaya.
Investorpun sering menghadapi kebingungan saat memilih banyak jenis usulan
investasi. Kebingungan ini ditambah lagi dengan banyaknya jenis parameter yang
mempengaruhi kecenderungan prioritas pemilihan jenis investasi yang ada. Ini
disebabkan karena adanya keterbatasan otak manusia untuk memperhitungkan pengaruh
bobot pada tiap parameter terhadap setiap jenis usulan investasi yang memungkinkan.
Maka dari itu program ini dibuat untuk memecahkan persoalan tersebut.
29
3.3 Penyelesaian Masalah
Didasari oleh perhitungan yang cukup rumit dan kemungkinan adanya para
pengguna aplikasi yang tidak mengerti apabila ditampilkan secara mendetail proses-
proses yang terjadi pada metode ini, maka aplikasi yang akan dibuat tidak menampilkan
langkah mendetail metode secara keseluruhan. Dengan pertimbangan ini pula, program
akan dibuat semudah mungkin digunakan, supaya dapat digunakan oleh hampir setiap
orang yang ingin berinvestasi.
Secara global, program ini disusun untuk dapat mengaplikasikan metode
Dempster Shafer Fuzzy Analytical Hierarchy Process pada beberapa pertimbangan
usulan. Dengan input-input yang ada, diharapkan program ini dapat menghasilkan
output, yaitu urutan prioritas usulan.
3.3.1 Analisis Objek Usulan Investasi Dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy
Process
Pada setiap usulan investasi, tentunya ada beberapa parameter yang ingin
dibandingkan. Parameter yang dimaksud adalah suatu faktor pembanding antara usulan
investasi yang satu, dengan usulan investasi yang lainnya. Tentunya, parameter yang
dimaksud bersifat komparatif antara parameter usulan investasi yang satu dengan
parameter usulan investasi yang lainnya. Misalnya usulan pertama adalah emas, usulan
kedua adalah tanah, usulan ketiga adalah rumah, serta usulan keempat adalah dollar
(kurs mata uang tertentu).
Untuk setiap parameter yang ingin dibandingkan, harus memiliki bobot masing-
masing. Bobot pada tiap parameter harus berjumlah 1. Bobot tiap parameter tidak harus
30
sama, tergantung dari pertimbangan investor. Prioritas parameter ditandai dengan
besarnya bobot tiap parameter. Misalnya ada 3 parameter (a, b, dan c). Apabila
parameter A merupakan separuh prioritas, parameter B merupakan sepertiga prioritas,
dan parameter C adalah sisanya, maka pembobotan parameter A=0,5; B=0,3; C=0,2
(apabila dijumlah harus bernilai 1; 0,5+0,3+0,2=1).
Apabila digambarkan dalam bentuk hirarki, akan terlihat sebagai berikut.
Gambar 3.1 Contoh Bentuk Hirarki Fuzzy Analytical Hierarchy Process
Setelah memberikan bobot pada tiap parameter dan telah dilakukan konfirmasi
bahwa jumlah bobot tiap parameter adalah 1, selanjutnya adalah penentuan jenis
penilaian tiap parameter terhadap usulan investasi. Jenis penilaian ini dibagi menjadi 2,
yaitu penilaian individu dan penilaian berdasarkan data.
31
Penilaian individu adalah penilaian yang langsung diberikan oleh investor pada
parameter di tiap usulan investasi. Penilaian ini dipakai supaya ada unsur intuisi dalam
penilaian, bukan hanya semata-mata dari data saja. Unsur intuisi ini sangat dipengaruhi
oleh pengalaman sang investor dalam menilai suatu parameter terhadap usulan investasi,
sehingga diharapkan hasil perhitungan dari metode ini dapat lebih akurat dan terpercaya.
Pada dasarnya, metode Dempster Shafer sendiri melibatkan unsur intuisi yang
merupakan nilai lebih dibandingkan dengan metode-metode lainnya yang sejenis.
Penilaian berdasarkan data adalah penilaian yang didasari oleh data yang ada.
Penilaian ini dibagi menjadi dua, yaitu penilaian max dan min. Penilaian max adalah
penilaian dimana semakin besar data, semakin baik bobotnya. Contoh penilaian max
antara lain perkembangan ekonomi, penilaian teknis, dan lainnya. Sedangkan penilaian
min adalah penilaian dimana semakin kecil data, semakin baik bobotnya. Adapun contoh
penilaian min antara lain resiko penyusutan, kestabilan fluktuasi, dan lainnya.
Berhubung penilaian ini berdasarkan data otentik, maka data yang akan diproses harus
didapat secara otentik dan benar. Misalnya data mengenai perkembangan nilai, data
yang dimasukkan adalah selisih nilai pada bulan 12 dengan nilai pada bulan 1. Apabila
digunakan range waktu 12 bulan pada suatu usulan investasi, maka usulan investasi
lainnya juga harus menggunakan range waktu yang sama. Data dapat diperoleh dari
internet, ataupun media lain yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Program
ini hanya menerima input angka dari investor yang telah menghitung nilai
perkembangan tiap usulan investasi. Ini dimaksudkan agar memungkinkan investor lebih
leluasa menentukan berbagai jenis parameter yang ingin dibandingkan.
Hasil penilaian individu ataupun data tersebut, digunakan untuk menentukan
nilai pairwise comparison pada tiap parameter. Nilai pada tiap usulan investasi yang
32
sama akan dikelompokkan menjadi satu usulan investasi. Misalnya pada suatu
parameter, nilai usulan A=10; B=7; C=7; D=5. Maka pada pairwise comparison,
menjadi A=10; B,C=7; D=5.
Apabila telah didapatkan nilai pairwise comparison dari input user, maka hirarki
AHP akan dapat dilengkapi. Hirarki AHP yang dimaksud akan terlihat sebagai berikut:
Gambar 3.2 Hirarki DFS-AHP
Pada hirarki di atas, dapat dilihat bahwa pada parameter A yang berbobot 0.5
terdapat urutan usulan investasi A, BC, serta Θ. Yang dapat dismpulkan dari hal ini
adalah pada parameter A, usulan investasi yang paling tinggi adalah usulan A, dilanjuti
33
dengan usulan investasi B serta C (yang memiliki tingkat prioritas yang sama). Lambang
Θ menggantikan usulan investasi yang paling kecil.
3.3.2 Analisis dan Perhitungan Bobot Dengan Metode Dempster Shafer
Setelah nilai pairwise comparison didapatkan, selanjutnya adalah menentukan
nilai comparison matrix. Nilai pada pairwise comparison disusun menjadi matriks dua
dimensi mengikuti aturan metode Dempster Shafer.
Θ
Θ
1 0 0
0 1 0
0 0 1
1⁄ 1⁄ 1⁄ 1
Maksud dari matriks di atas adalah membentuk susunan matriks 2 dimensi yang
memiliki diagonal utama bernilai 1. Kemudian pada baris dan kolom terakhir diletakkan
lambang Θ.
Yang perlu diperhatikan adalah nilai terendah pada tiap usulan investasi akan
diganti dengan Θ. Misalnya pada contoh di atas, D digantikan dengan Θ. Setelah disusun
sedemikian rupa, selanjutnya menentukan nilai pada kolom Θ, yaitu nilai pada pairwise
34
comparison dikalikan dengan bobot pada tiap parameter. Setelah didapat nilai pada tiap
kolom Θ, dapat ditentukan nilai baris teta dengan cara 1/nilai kolom Θ. Lalu dilanjutkan
dengan menentukan nilai priority vector pada tiap barisnya dengan rumus ((1/jumlah
kolom n) + (teta pada n/jumlah kolom teta)*(1/jml item)).
Setelah didapat secara lengkap susunan comparison matrix dari tiap parameter,
barulah masuk ke dalam tahapan Dempster’s Rules of Combination. Tahapan ini adalah
perkalian satu-satu tiap usulan investasi (gabungan) tiap parameter dari angka priority
vector pada comparison matrix di tahapan sebelumnya. Rumus Dempster’s Rule of
Combination dapat dilihat seperti di bawah ini.
0,
∑ ,
1 ; 0 0,1,2,… 1,0,1,2,… 1,
,
; 0,1,2,… 1,0,1,2,… 1,
Perkalian satu-satu ini dilakukan sampai semua tiap usulan investasi (gabungan)
tiap parameter telah saling dikalikan. Tiap hasil perkalian yang terjadi, disimpan dengan
label irisan dari tiap pengalinya. Apabila tidak ada irisan antara pengalinya, berarti hasil
perkalian itu termasuk dalam himpunan kosong. Pada metode ini, Θ adalah himpunan
semesta.
Apabila semua nilainya telah dikelompokkan dalam label-labelnya (irisannya),
dapat dihitung nilai 1-k (nilai ini adalah satu dikurangi nilai dari himpunan kosong).
Lalu dilakukan pembagian terhadap nilai irisan tersebut dengan nilai 1-k ini, sehingga
35
didapat nilai numerik yang apabila dijumlah semuanya bernilai 1. Nilai ini adalah nilai
peringkat prioritas dari tiap usulan investasi yang ada. Maka kemungkinan adanya irisan
yang berisi lebih dari 1 usulan investasi bisa saja terjadi. Semua itu kembali lagi pada
pertimbangan investor sebagai pilihan akhir. Angka ini juga menunjukkan tingkat
prioritas secara matematis, yaitu misalnya pada hasil akhir nilai usulan investasi
A=0,3598, sedangkan B=0,1749, ini menandakan bahwa usulan investasi A dua kali
lebih bermanfaat daripada usulan investasi B.
3.4 Perancangan Algoritma Program Aplikasi Penentuan Portofolio Investasi
Dengan Metode Dempster Shafer Fuzzy, Analytical Hierarchy Process
Untuk merancang program aplikasi penentuan portofolio investasi dengan
metode Dempster Shafer Fuzzy, Analytical Hierarchy Process, digunakan Microsoft
Visual C# 2010, yang dapat dioperasikan pada sistem operasi yang dapat mengenal file
berekstensi .exe (executable).
Algoritma untuk program ini adalah sebagai berikut:
1. Input banyaknya usulan [2…5]
2. Input nama usulan sesuai jumlah
3. Output nomor beserta nama usulan + konfirmasi
4. Input jumlah parameter [2…5]
5. Input nama parameter sesuai jumlah
6. Input bobot parameter sesuai dengan parameternya [jumlah harus 1]
36
7. Output konfirmasi parameter beserta bobot dengan jumlah 1,
apabila salah jumlah, ulang ke tahap 6.
8. Masuk perhitungan tiap parameter (sampai habis). Menentukan
penilaian (individu/data)
i. Individu, langsung meminta input [1…10]
ii. Data
1. Max; memasukkan data awal dan data akhir.
Kemudian data tersebut dikurangi. Hasil selisih
antara data akhir dengan data awal
dibandingkan dengan jenis usulan lainnya.
Hasil selisih terbesar mendapatkan penilaian
tertinggi; mis: perkembangan ekonomi.
2. Min; memasukkan data awal dan data akhir.
Kemudian data tersebut dikurangi. Hasil selisih
antara data akhir dengan data awal
dibandingkan dengan jenis usulan lainnya.
Hasil selisih terkecil mendapatkan penilaian
tertinggi; mis: kestabilan.
9. Menampilkan comparison matrix tiap parameter
1 Matriks 2 dimensi (dengan array 2 dimensi) sesuai dengan
rumus DFS-AHP (mengikuti pola)
2 Cari nilai kolom Θ (teta); pairwise comparison dikali
bobot tiap parameter
37
3 Tentukan nilai baris teta; 1/kolom Θ
4 Hitung jumlah tiap kolom
5 Hitung nilai priority vector dengan rumus:
((1/jumlah kolom n)+(teta pada n/jumlah kolom
teta)*(1/jml item))
10. Menampilkan priority vector tiap parameter tiap pilihan (item)
11. Menghitung perkalian satu satu tiap item tiap parameter dari angka
yang didapat pada priority vector
12. Simpan angka hasil perkalian, dengan labelnya (irisanya). Bila tidak
ada irisan, simpan sebagai variable kosong (k)
13. Hitung (1-k)
14. Bagi tiap hasil irisan dengan hasil (1-k)
15. Output angka beserta irisannya sebagai tingkat prioritas usulan
investasi yang memungkinkan.
3.5 Perancangan Program Aplikasi
Pada tahapan ini, akan dibuat rancangan proses, dan rancangan layar dari
program aplikasi yang akan dibuat. Untuk aplikasi yang akan dibuat, digunakan bahasa
pemrograman C#.
3.5.1 Perancangan Proses
Proses yang digunakan dalam aplikasi ini akan dijelaskan dalam flowchart pada
gambar di bawah ini.
38
Gambar 3.3 Flowchart Proses Program
Dan pada gambar di bawah ini akan ditampilkan State Transition Diagram dari
proses pada program aplikasi.
40
Gambar 3.5 Use Case Diagram
Gambar diatas menjelaskan use case diagram dari program aplikasi yang akan
dirancang oleh penulis. Kemudian pada halaman selanjutnya, untuk menjelaskan
rancangan program lebih lanjut akan disertakan keterangan tentang aplikasi program
yang disajikan dalam bentuk diagram.
44
3.5.2 Perancangan Layar
Isi dari program aplikasi ini akan melibatkan 5 form. Form pertama meminta
input jumlah usulan investasi dan nama usulan investasi. Pada form kedua, aplikasi
meminta input banyaknya parameter beserta nama parameter yang masing-masing
dilengkapi dengan bobot. Pada form ketiga, ditampilkan hirarki AHP yang terbentuk.
Pada form keempat, diminta jenis input penilaian, jenis penilaian, serta menampilkan
pairwise comparison dan comparison matrix. Pada form kelima, ditampilkan urutan
beserta bobot tiap-tiap kemungkinan usulan investasi yang didapat dari Dempster’s Rule
of Combination.
3.5.2.1 Form Pertama
Form pertama meminta input banyaknya jumlah usulan investasi, serta nama
usulan investasi.
45
Gambar 3.9 Form Pertama
Pada form ini akan diminta berapa banyaknya usulan investasi yang diinginkan,
dibatasi antara 2 sampai 5. Teks “Usulan ke-n” di bawahnya akan muncul jumlahnya
sesuai dengan input dari user. Tombol submit di bawah digunakan untuk menuju ke
form berikutnya. Form ini juga dilengkapi oleh validasi, dimana apabila ada usulan yang
belum diisi, maka walaupun menekan tombol submit, user tetap tidak dapat menuju ke
form berikutnya, dan variabel belum disimpan. Apabila semua input sudah tervalidasi,
input akan disimpan sebagai suatu variabel.
46
3.5.2.2 Form Kedua
Form kedua meminta input banyaknya jumlah parameter yang ingin
dibandingkan, nama parameternya, serta bobot pada tiap-tiap parameter.
Gambar 3.10 Form Kedua
Pada form ini, akan diminta berapa banyaknya parameter yang diinginkan,
dibatasi antara 2 sampai 5. Teks “Parameter ke-n” di bawahnya akan muncul jumlahnya
sesuai dengan input dari user. Tombol submit di bawah digunakan untuk menuju ke
form berikutnya. Form ini juga dilengkapi oleh validasi, dimana apabila ada parameter
yang belum diisi, bobot yang bernilai minus, ataupun jumlah bobot yang tidak sama
47
dengan 1, maka apabila user menekan tombol submit, user tetap tidak dapat menuju ke
form berikutnya, dan variabel belum disimpan. Apabila semua input sudah tervalidasi,
input akan disimpan sebagai suatu variabel.
3.5.2.3 Form Ketiga
Form ketiga akan menampilkan hirarki AHP usulan investasi yang telah diinput
oleh user di form sebelumnya.
Gambar 3.11 Form Ketiga
48
Pada form ini, program hanya menampilkan hirarki AHP sesuai urutan parameter
seperti pada gambar di atas. Apabila tombol submit ditekan, maka program akan
membuka form berikutnya.
3.5.2.4 Form Keempat
Form keempat akan meminta penilaian tiap-tiap usulan investasi terhadap
masing-masing parameter yang ada.
Gambar 3.12 Form Keempat
49
Pada form ini, program meminta jenis penilaian terlebih dahulu, apakah itu
penilaian individu atau penilaian berdasarkan data. Apabila user memilih penilaian
individu, maka program akan langsung meminta input dari user dari 1 sampai 10.
Penilaian ini akan langsung dijadikan sebagai pairwise comparison yang ada pada
bagian kanan. Apabila user memilih penilaian berdasarkan data, program akan meminta
jenis penilaian data pada setiap usulan investasi yang ada, apakah itu penilaian max, atau
penilaian min. Penilaian max adalah penilaian yang harus dipilih apabila selisish data
awal dengan data akhir semakin besar, semakin baik. Contoh penilaian max adalah
parameter perkembangan. Sedangkan penilaian min adalah penilaian yang harus dipilih
apabila selisih data awal dengan data akhir semakin kecil, semakin baik. Contoh
penilaian min adalah kestabilan. Setelah itu, program menghitung selisih hasil akhir
dengan hasil awal yang akan dijadikan urutan penilaian. Setelah mendapatkan penilaian
pada masing-masing usulan, nilai tersebut akan diproses ke dalam perhitungan pairwise
comparison.
Setelah didapat hasil pairwise comparison untuk setiap usulan investasi,
kemudian hasil tersebut akan disimpan oleh program. Langkah ini akan diulang sampai
semua parameter habis. Validasi juga terdapat pada form ini. Setelah semuanya lengkap,
semua tombol akan menjadi tidak aktif dan tombol Finish akan menjadi aktif. Setelah
tombol Finish ditekan, maka program akan menampilkan form selanjutnya.
50
3.5.2.5 Form Kelima
Form kelima akan menampilkan hasil komputasi perhitungan Dempster’s Rules
of Combination.
Gambar 3.13 Form Kelima
Pada form ini, akan ditampilkan hasil komputasi data-data yang telah diinput
berdasarkan rumus Demspter’s Rules of Combination pada bagian bawah seperti gambar
di atas. Hasil ini merupakan hasil numerik beserta label berisikan masing-masing usulan
investasi yang didapat dari perhitungan DFS-AHP.