bab 2 tinjauan pustaka 2.1 anatomi...

22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani (Lee K.J,1995; Mills JH et al, 1997). Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. Ke arah liang telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan berhubungan dengan membran timpani. Bentuk daun telinga dengan berbagai tonjolan dan cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan panjang sekitar 2,5 cm, akan menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500 Hz (Mills JH et al, 1997). Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi. Telinga tengah terbagi atas tiga bagian dari atas ke bawah, yaitu epitimpanum terletak di atas dari batas atas membran timpani, mesotimpanum disebut juga kavum timpani terletak medial dari membran timpani dan hipotimpanum terletak kaudal dari membran timpani (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991). Organ konduksi di dalam telinga tengah ialah membran timpani, rangkaian tulang pendengaran, ligamentum penunjang, tingkap lonjong dan tingkap bundar (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et al, 1997). Kontraksi otot tensor timpani akan menarik manubrium maleus ke arah anteromedial, mengakibatkan membran timpani bergerak ke arah dalam, sehingga besar Universitas Sumatera Utara

Upload: duongxuyen

Post on 26-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Telinga

Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga luar sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran

timpani (Lee K.J,1995; Mills JH et al, 1997).

Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. Ke arah

liang telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua

pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan

berhubungan dengan membran timpani. Bentuk daun telinga dengan berbagai tonjolan dan

cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan panjang sekitar 2,5 cm, akan

menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500 Hz (Mills JH et al, 1997).

Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi. Telinga tengah terbagi

atas tiga bagian dari atas ke bawah, yaitu epitimpanum terletak di atas dari batas atas

membran timpani, mesotimpanum disebut juga kavum timpani terletak medial dari

membran timpani dan hipotimpanum terletak kaudal dari membran timpani (Liston SL et

al,1989; Pickles JO,1991).

Organ konduksi di dalam telinga tengah ialah membran timpani, rangkaian tulang

pendengaran, ligamentum penunjang, tingkap lonjong dan tingkap bundar (Liston SL et

al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et al, 1997).

Kontraksi otot tensor timpani akan menarik manubrium maleus ke arah

anteromedial, mengakibatkan membran timpani bergerak ke arah dalam, sehingga besar

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

energi suara yang masuk dibatasi (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et al,

1997).

Fungsi dari telinga tengah akan meneruskan energi akustik yang berasal dari telinga

luar kedalam koklea yang berisi cairan. Sebelum memasuki koklea bunyi akan

diamplifikasi melalui perbedaan ukuran membran timpani dan tingkap lonjong, daya ungkit

tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani. Meskipun bunyi yang

diteruskan ke dalam koklea mengalami amplifikasi yang cukup besar, namun efisiensi

energi dan kemurnian bunyi tidak mengalami distorsi walaupun intensitas bunyi yang

diterima sampai 130 dB (Mills JH et al, 1997).

Aktifitas dari otot stapedius disebut juga reflek stapedius pada manusia akan

muncul pada intensitas bunyi diatas 80 dB (SPL) dalam bentuk reflek bilateral dengan sisi

homolateral lebih kuat. Reflek otot ini berfungsi melindungi koklea, efektif pada frekuensi

kurang dari 2 khz dengan masa latensi 10 mdet dengan daya redam 5-10 dB. Dengan

demikian dapat dikatakan telinga mempunyai filter terhadap bunyi tertentu, baik terhadap

intensitas maupun frekuensi (Liston SL et al,1989; Pickles JO,1991; Mills JH et al, 1997;

Wright A, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Gambar 2.1. Anatomi Telinga (Dhingra PL., 2007)

Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran. Telinga

dalam terletak di pars petrosus os temporalis dan disebut labirin karena bentuknya yang

kompleks. Telinga dalam pada waktu lahir bentuknya sudah sempurna dan hanya

mengalami pembesaran seiring dengan pertumbuhan tulang temporal. Telinga dalam terdiri

dari dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang merupakan

susunan ruangan yang terdapat dalam pars petrosa os temporalis ( ruang perilimfatik) dan

merupakan salah satu tulang terkeras. Labirin tulang terdiri dari vestibulum, kanalis

semisirkularis dan kohlea (Santi PA, 1993; Lee KJ, 1995; Wright A, 1997; Mills JH et al,

1998).

Vestibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang dengan ukuran

panjang 5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm. Dinding medial menghadap ke meatus

akustikus internus dan ditembus oleh saraf. Pada dinding medial terdapat dua cekungan

yaitu spherical recess untuk sakulus dan eliptical recess untuk utrikulus. Di bawah eliptical

recess terdapat lubang kecil akuaduktus vestibularis yang menyalurkan duktus

endolimfatikus ke fossa kranii posterior diluar duramater (Santi PA, 1993; Lee KJ, 1995;

Wright A, 1997; Mills JH et al, 1998).

Di belakang spherical recess terdapat alur yang disebut vestibular crest. Pada ujung

bawah alur ini terpisah untuk mencakup recessus kohlearis yang membawa serabut saraf

kohlea kebasis kohlea. Serabut saraf untuk utrikulus, kanalis semisirkularis superior dan

lateral menembus dinding tulang pada daerah yang berhubungan dengan N. Vestibularis

pada fundus meatus akustikus internus. Di dinding posterior vestibulum mengandung 5

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

lubang ke kanalis semisirkularis dan dinding anterior ada lubang berbentuk elips ke skala

vestibuli kohlea (Mills JH et al, 1998; Santi PA, 1993).

Gambar 2.2 Anatomi Telinga Dalam (Dhingra PL., 2007)

Ada tiga buah semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis superior, posterior dan

lateral yang terletak di atas dan di belakang vestibulum. Bentuknya seperti dua pertiga

lingkaran dengan panjang yang tidak sama tetapi dengan diameter yang hampir sama

sekitar 0,8 mm. Pada salah satu ujungnya masing-masing kanalis ini melebar disebut

ampulla yang berisi epitel sensoris vestibular dan terbuka ke vestibulum (Wright A., 1997).

Ampulla kanalis superior dan lateral letaknya bersebelahan pada masing-masing

ujung anterolateralnya, sedangkan ampulla kanalis posterior terletak dibawah dekat lantai

vestibulum. Ujung kanalis superior dan inferior yang tidak mempunyai ampulla bertemu

dan bersatu membentuk crus communis yang masuk vestibulum pada dinding posterior

bagian tengah. Ujung kanalis lateralis yang tidak memiliki ampulla masuk vestibulum

sedikit dibawah cruss communis (Ballenger, 1996).

Kanalis lateralis kedua telinga terletak pada bidang yang hampir sama yaitu bidang

miring ke bawah dan belakang dengan sudut 30 derajat terhadap bidang horizontal bila

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

orang berdiri. Kanalis lainnya letaknya tegak lurus terhadap kanal ini sehingga kanalis

superior sisi telinga kiri letaknya hampir sejajar dengan posterior telinga kanan demikian

pula dengan kanalis posterior telinga kiri sejajar dengan kanalis superior teling kanan

(Mills JH, 1998).

Koklea membentuk tabung ulir yang dilindungi oleh tulang dengan panjang sekitar

35 mm dan terbagi atas skala vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala timpani dan

skala vestibuli berisi cairan perilimfa dengan konsentrasi K+ 4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l.

Skala media berada dibagian tengah, dibatasi oleh membran reissner, membran basilaris,

lamina spiralis dan dinding lateral, berisi cairan endolimfa dengan konsentrasi K+ 144

mEq/l dan Na+ 13 mEq/l. Skala media mempunyai potensial positif (+ 80 mv) pada saat

istirahat dan berkurang secara perlahan dari basal ke apeks (Ballenger JJ, 1996).

Gambar 2.3 Kohklea (Dhingra PL., 2007)

Organ corti terletak di membran basilaris yang lebarnya 0.12 mm di bagian basal

dan melebar sampai 0.5 mm di bagian apeks, berbentuk seperti spiral. Beberapa komponen

penting pada organ corti adalah sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters,

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Hensen’s, Claudiu’s, membran tektoria dan lamina retikularis (Santi PA, 1993; Wright A,

1997; Mills JH et al, 1998).

Sel-sel rambut tersusun dalam 4 baris, yang terdiri dari 3 baris sel rambut luar yang

terletak lateral terhadap terowongan yang terbentuk oleh pilar-pilar Corti, dan sebaris sel

rambut dalam yang terletak di medial terhadap terowongan. Sel rambut dalam yang

berjumlah sekitar 3500 dan sel rambut luar dengan jumlah 12000 berperan dalam merubah

hantaran bunyi dalam bentuk energi mekanik menjadi energi listrik (Ballenger JJ, 1996).

Gambar 2.4 Organ Corti (Dhingra PL., 2007)

2.1.1 Vaskularisasi telinga dalam

Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelaris

anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke

meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A. Kohlearis

communis yang bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A. Vestibulokohlearis. A.

Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis, urtikulus dan sebagian duktus

semisirkularis. A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah putaran basal kohlea

terpisah menjadi cabang terminal vestibularis dan cabang kohlear. Cabang vestibular

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal kohlea.

Cabang kohlear memperdarahi ganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen

spiralis. A. Kohlearis berjalan mengitari N. Akustikus di kanalis akustikus internus dan

didalam kohlea mengitari modiolus (Santi PA, 1993; Lee K.J, 1995).

Vena dialirkan ke V.Labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus inferior atau sinus

sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke sinus

petrosus superior dan inferior (Santi PA, 1993 ; Lee K.J, 1995).

2.1.2 Persarafan telinga dalam

N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk oleh bagian kohlear dan

vestibular, didalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar N.Fasialis dan

masuk batang otak antara pons dan medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh

N.Kohlearis dengan ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatus akustikus

internus.

Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi N.Kohlearis dengan ganglion spiralis corti

terletak di modiolus (Santi PA,1993; Wright A, 1997; Mills JH et al,1998).

2.2 Fisiologi Pendengaran

Beberapa organ yang berperan penting dalam proses pendengaran adalah membran

tektoria, sterosilia dan membran basilaris. Interaksi ketiga struktur penting tersebut sangat

berperan dalam proses mendengar. Pada bagian apikal sel rambut sangat kaku dan terdapat

penahan yang kuat antara satu bundel dengan bundel lainnya, sehingga bila mendapat

stimulus akustik akan terjadi gerakan yang kaku bersamaan. Pada bagian puncak

stereosillia terdapat rantai pengikat yang menghubungkan stereosilia yang tinggi dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

stereosilia yang lebih rendah, sehingga pada saat terjadi defleksi gabungan stereosilia akan

mendorong gabungan-gabungan yang lain, sehingga akan menimbulkan regangan pada

rantai yang menghubungkan stereosilia tersebut. Keadaan tersebut akan mengakibatkan

terbukanya kanal ion pada membran sel, maka terjadilah depolarisasi. Gerakan yang

berlawanan arah akan mengakibatkan regangan pada rantai tersebut berkurang dan kanal

ion akan menutup. Terdapat perbedaan potensial antara intra sel, perilimfa dan endolimfa

yang menunjang terjadinya proses tersebut. Potensial listrik koklea disebut koklea

mikrofonik, berupa perubahan potensial listrik endolimfa yang berfungsi sebagai

pembangkit pembesaran gelombang energi akustik dan sepenuhnya diproduksi oleh sel

rambut luar (May, Budelis, & Niparko, 2004).

Pola pergeseran membran basilaris membentuk gelombang berjalan dengan

amplitudo maksimum yang berbeda sesuai dengan besar frekuensi stimulus yang diterima.

Gerak gelombang membran basilaris yang timbul oleh bunyi berfrekuensi tinggi (10 kHz)

mempunyai pergeseran maksimum pada bagian basal koklea, sedangkan stimulus

berfrekuensi rendah (125 kHz) mempunyai pergeseran maksimum lebih kearah apeks.

Gelombang yang timbul oleh bunyi berfrekuensi sangat tinggi tidak dapat mencapai bagian

apeks, sedangkan bunyi berfrekuensi sangat rendah dapat melalui bagian basal maupun

bagian apeks membran basilaris. Sel rambut luar dapat meningkatkan atau mempertajam

puncak gelombang berjalan dengan meningkatkan gerakan membran basilaris pada

frekuensi tertentu. Keadaan ini disebut sebagai cochlear amplifier.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Gambar 2.5. Skema Fisiologi Pendengaran (Hall, J. 1998)

Skema proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh telinga

luar, lalu menggetarkan membran timpani dan diteruskan ketelinga tengah melalui

rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran tersebut melalui daya

ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap

lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam dan di

proyeksikan pada membran basilaris, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara

membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang

menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan

terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius

sampai ke korteks pendengaran. (Keith, 1989

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

2.3 Jenis Gangguan Pendengaran

Ada tiga jenis gangguan pendengaran yang dapat dikenali dengan uji pendengaran

yakni : gangguanuan konduktif, gangguan sensorineural dan gabungan keduanya atau tipe

campuran.

Tuli konduktif terjadi akibat tidak sempurnanya fungsi organ yang berperan

menghantarkan bunyi dari luar ke telinga dalam. Gangguan telinga luar dan telinga tengah

dapat menyebabkan tuli konduktif.

Tuli sensorineural disebabkan oleh kerusakan pada koklea atupun retrokoklea. Tuli

sensorineural dapat bersifat akut (acute sensorineural deafness) yakni tuli sensorineural

yang terjadi tiba-tiba dimana penyebab tidak diketahui dengan pasti dan chronic

sensorineural deafness tuli sensorineural yang terjadi secara perlahan (Cody, 1992).

2.4 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gangguan Pendengaran

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan ambang dengar

akibat bising, yakni lama paparan bising, frekuensi paparan bising, tingkatan/besaran

paparan, usia dan jenis kelamin dari penderita (Dobie RA, 1998).

Lama paparan bising lebih dari 10 tahun akan menyebabkan peningkatan NIPTS

(Noise Induce Permanen Treshold Shift) terutama pada frekuensi 4 KHz.

Tingkatan/besaran paparan bising diatas 85 dBA pada frekuensi tinggi lebih cepat

menyebabkan gangguan dengar dibandingkan pada frekuensi rendah (Dobie RA, 1998).

Gangguan dengar yang terjadi pada frekuensi percakapan 500, 1000, 2000, dan

3000 Hz (berdasarkan AMA hearing handicap scale) tergantung dari lama paparan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

bising maupun tingkatan/besar paparan bising. Semakin lama dan semakin tinggi

tingkatan/besar paparan bising akan menimbulkan peningkatan NIPTS pada frekuensi

percakapan (Dobie RA, 1998).

Derajat gangguan pendengaran berdasarkan International Standard Organization

(ISO) adalah normal (0 – 25 dB), tuli ringan (26 – 40 dB), tuli sedang (41 – 60 dB), tuli

berat (61 – 90 dB), dan tuli sangat berat (>90 dB) (Bashiruddin, 2002).

Penelitian oleh Karl D. Kryter pada tahun 1965 menunjukkan bahwa perbedaan

jenis bising yang diterima oleh pekerja juga mempengaruhi besarnya pergeseran ambang

dengar.

Penelitian Coles (1963), menyatakan bahwa tingkat tekanan suara dari senjata

otomatis sebesar 174 dB. Glorig dan Wheeler (1955) menyatakan bahwa bising yang di

timbulkan senjata genggam sebesar 180 dB. Yarington (1968) menemukan tekanan suara

akibat ledakan meriam Howitzer 105 sebesar 190 dB dan anti tank sebesar 185,6 dB

(Alberti P.W, 1997).

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51 tahun 1999 tentang nilai ambang batas

faktor bising dalam lingkungan kerja adalah sebagia berikut.

Tabel 2.1 Paparan Bising yang Diperkenankan

Sound Level dBA Lama Paparan (jam per hari) 85 16 90 8 92 6 95 4 100 2 105 1 110 0,5 115 0,25

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Pfander (1975) menyebutkan bahwa tekanan suara sebesar 165 dB hanya diijinkan

paparan selama 0.23 detik per hari dan untuk 145 dB hanya 0.3 detik per hari. Sebuah

penelitian terhadap 1073 prajurit arteleri Kroasia, menunjukkan hasil bahwa 907 (84.25%)

orang mengalami peningkatan ambang dengar (fatique) pada tingkatan yang berbeda segera

setelah melakukan tembakan (Spirov A,1982).

2.5 Bunyi

Bunyi adalah gelombang yang timbul dari getaran moleku-molekul benda yang

saling beradu sama lain dan terkoordinasi. Gelombang tersebut akan meneruskan energi

dan sebagian dipantulkan kembali. Dalam perambatannya bunyi memerlukan media.

Media tempat gelombang bunyi merambat harus mempunyai massa dan elastisitas. Pada

umumnya medianya adalah udara. Gelombang bunyi tidak di rambatkan di ruang hampa.

Kecepatan rambatan bunyi melalui udara sebesar ±340 meter/detik. Pada medium yang

berbeda, kecepatan bunyi dapat meningkat. Melalui air kecepatan bunyi dapat meningkat

±4 kali, dan melalui besi menjadi ±14 kali lebih besar (Bashiruddin J, 2002).

Gelombang bunyi disebarkan ke berbagai arah di udara. Apabila suatu benda

bergetar, maka getaran tersebut akan diteruskan ke lapisan udara disekitarnya dan

selanjutnya dirambatkan terus ke lapisan udara yang lebih jauh, begitu seterusnya. Di

udara, getaran melakukan pemampatan (compression) dan perenggangan (rarefaction)

yang timbul bersamaan dengan getaran sumber bunyi. Di daerah pemampatan, tekanan

udara lebih tinggi dari normal. Bila sumber bunyi berhenti bergetar, maka udara akan

kembali ke keadaan awal (status istirahat) dan penyebaran tekanan yang cepat akan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

berhenti. Jenis getaran bunyi dapat di bedakan menjadi getaran selaras dan getaran tak

selaras (Bashiruddin J, 2002).

Getaran selaras adalah getaran harmonik sederhana atau di kenal juga dengan

getaran sinusoidal. Contohnya adalah garpu tala yang bergetar. Sedangkan contoh getaran

tidak selaras dikenal sebagai bunyi bising, desis, gemeretak, desir atau detakan. Bunyi yang

dapat didengar memiliki periode 1/20 sampai 1/15.000 detik, tergantung dari frekuensi

getarannya (Dobie R , 1998).

Frekuensi adalah jumlah getaran per detik. Jika suatu periode berakhir selama 1/100

detik, maka berarti terdapat 100 getaran (cycle/siklus). Di Eropa, satuan ini di sebut Hertz

dan di singkat Hz, untuk menghormati ahli fisika Jerman yang bernama Heinrich Hertz.

Selanjutnya terminologi ini di berlakukan oleh Badan Standar Internasional (International

Standard Association) untuk dibakukan. Frekuensi merupakan suatu besaran fisik yang

dapat diukur dengan pasti (Ballenger, 1996).

Bila dua garpu tala mempunyai frekuensi yang sama kita bunyikan dengan kekuatan

yang berbeda, maka akan terdengar bahwa salah satu akan berbunyi lebih keras. Garpu tala

yang dipukul lebih keras akan terjadi gerakan maksimum yang berkaitan dengan perubahan

tekanan udara yang lebih tinggi. Secara sederhana keadaan ini disebut Amplitudo-nya lebih

besar. Perbedaan tekanan udara inipun dapat diukur secara tepat karena juga merupakan

besaran fisik. Satuan tekanan udara = 1 dyne/cm2

Bunyi dapat dibedakan dalam 3 rentang frekuensi yaitu 0-20 Hz (infrasonik), 20-

18.000 Hz (sonik), dan >18.000 Hz (ultrasonik). Infrasonik tidak dapat dideteksi oleh

telinga manusia, biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, bangunan maupun truk

= mikrobar (Mills JH, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

dan kendaraan besar. Bila getaran dengan frekuensi infra mengenai tubuh akan

menyebabkan resonansi dan akan terasa nyeri pada beberapa bagian tubuh. Frekuensi dari

20-18.000 Hz merupakan frekuensi yang dapat dideteksi telinga manusia. Frekuensi di atas

20.000 Hz, dalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu pengobatan,

penghancuran dan diagnosis (P.W.Alberti, 1997).

Untuk membuat udara bergetar dibutuhkan energi. Energi sebanding dengan

tekanan per satuan luas. Daya yang di butuhkan untuk menghasilkan bunyi yang mulai

terdengar adalah 10-16 watt/cm2

(Wright A., 1997).

2.5.1 Sifat gelombang suara

Bila gelombang suara membentur suatu rintangan atau dinding maka kemungkinan

yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan, dilenturkan, dibiaskan, diabsorpsi atau

diteruskan. Fenomena ini tergantung pada hubungan antara panjang gelombang suara,

ukuran rintang beberapa jenis dinding dan sudut datang. Permukaan gelombang

didefinisikan sebagai suatu prmukaan di mana seluruh partikelnya bergetar satu fase.

Sebagai contoh, bila suatu titik sumber memancar, gelombang akan menyebar secara

seragam ke segala arah dan permukaan gelombang berbentuk lengkung. Tetapi bila

seseorang yang berada cukup jauh, maka permukaan gelombang yang ditangkapnya akan

berbentuk relatif lebih datar. Apabila tidak terdapat permukaan yang memantul, maka

gelombang akan merambat secara bebas.

Apabila gelombang bunyi menabrak suatu dinding padat, sebagian dari energinya

akan di pantulkan dan sebagian lagi akan dirambatkan serta sebagian lain akan diserap

melalui massa dinding tersebut. Tetapi apabila dindingnya tipis, energi bunyinya akan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

dirambatkan. Oleh karena telinga kita memiliki respon yang kurang lebih logaritmis

terhadap energi bunyi, maka bila menginginkan suatu sekat suara yang baik, penting sekali

untuk menurunkan energi ke tingkat di bawah 1/1000 kali (Wright A., 1997).

2.5.2 Intensitas bunyi: Desibel (dB)

Cakupan tekanan suara yang dapat diterima oleh telinga normal sangat luas

sehingga sulit untuk mengetahui angkanya. Dekat ambang dengar, bunyi mempunyai

tekanan sebesar kira-kira 2/10.000 dyne/cm2

Tidak akan ada artinya membicarakan desibel bila titik awalnya tidak ditentukan.

Suatu bunyi dengan tekanan tertentu dapat mempunyai beberapa nilai desibel, tergantung

dari tekanan mana yang dipilih sebagai angka nol untuk titik awal pada skala. Pada

prakteknya, ada 3 titik awal yang sering dipakai pada skala desibel. Pertama yakni 0.0002

dyne/cm

. Tekanan ini harus dikalikan 10 juta kali untuk

dapat menyebabkan rasa nyeri di telinga. Skala desibel (dB) dipakai agar angka-angka

dalam cakupan frekuensi itu dapat diikuti. Hal ini dilakukan dengan memilih satu titik

tertentu pada skala penekanan sebagai dasar, dan menyatakan titik-titik lain pada skala

sebagai rasio dari dasar ini, mengambil angka logaritma dari rasio ini, kemudian angka

logaritma tersebut dikalikan 20 (Bashiruddin, 2002).

2, yang dipilih karena dulu angka ini dianggap sebagai tekanan suara yang sesuai

dengan pendengaran yang terbaik manusia. Titik awal lain adalah ambang rata-rata

pendengaran normal. Yang terakhir, 1 dyne/cm2

Skala dengan titik awal 0.0002 dyne/cm

(1 mikrobar) sering dipakai sebagai

tekanan pembanding, terutama untuk kalibrasi mikrofon.

2 disebut skala tingkat tekanan suara (Sound

Pressure Level = SPL). Jadi 60 dB SPL berarti tekanan 60 dB diatas 0.0002 dyne/cm2.

Skala berdasarkan ambang pendengaran rata-rata normal disebut skala tingkat ambang

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

dengar (Hearing Treshold Level) atau skala ambang dengar (Hearing Level= HL). Jadi 60

dBHL berarti tekanan 60 desibel diatas ambang tekanan standar pembanding yang sesuai

dengan pendengaran normal rata-rata frekuensi ini (Keith, 1989).

Perbedaan penting antara kedua skala ini adalah skala SPL berdasarkan suatu titik

awal fisika (0.0002 dyne/cm2

Tanda desibel pada angka gangguan pendengaran suatu audiometer mengikuti skala

ambang dengar (HL). Titik nol pada angka gangguan frekuensi tertentu adalah sebenarnya,

tingkat suara yang sesuai dengan rata-rata ambang dengar tersebut, seperti yang ditetapkan

oleh American National Standard Institute (ANSI) (Dobie R. A., 2009)

), sedangkan skala HL berdasarkan titik awal ukuran

psikologik atau perilaku, yakni pendengaran normal rata-rata.

2.6. Audiometri Nada Murni

Audiometri nada murni adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur sensivitas

pendengaran dengan alat audiometer yang menggunakan nada murni (pure tone). Ambang

nada murni diukur dengan intensitas minimum yang dapat didengar selama satu atau dua

detik melalui antaran udara ataupun hantaran tulang. Frekwensi yang dipakai berkisar

antara 125 – 8000 Hz dan diberikan secara bertingkat (Feldman dan Grimes, 1997).

Audiometri harus memenuhi 3 persyaratan untuk mendapatkan keabsahan

pemeriksaan yaitu (1) audiometri yang telah dikalibrasi, (2) suasana/ruangan sekitar

pemeriksa harus tenang, dan (3) pemeriksa yang terlatih.

Komponen yang ada pada audiometri yaitu:

1. Oscilator: untuk menghasilkan bermacam nada murni

2. Amplifier: alat untuk menambah intensitas nada

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

3. Interuptor/pemutus : alat pemutus nada

4. Atteneurator: alat mengukurintensitas suara

5. Earphone: alat merubah sinyal listrik yang ditimbulkan audiometer menjadi

sinyal suara yang dapat didengar

6. Masking noise generator: untuk penulian telinga yang tidak diperiksa

Cara pemeriksaan audiometri adalah headphone dipasang pada telinga untuk

mengukur ambang nada melalui konduksi udara. Tempat pemeriksaan harus kedap udara.

Pasien diberitahu supaya menekan tombol bila mendengar suara walaupun kecil. Suara

diberi interval 2 detik, biasanya dimulai dengan frekwensi 1000 Hz sampai suara tidak

terdengar. Kemudian dinaikkan 5 dB sampai suara terdengar. Ini dicatat sebagai audiometri

nada murni (pure tone audiometry) (Keith, 1989).

Biasanya yang diperiksa terlebih dahulu adalah telinga yang dianggap normal (tidak

sakit) pendengarannya melalui hantaran udara, kemudian diperiksa melalui hantara tulang.

Kalau perbedaan kekurangan pendengaran yang diperiksa 50 dB atau lebih dari telinga

lainnya, maka telinga yang tidak diperiksa harus ditulikan (masking). Ketika memeriksa

satu telinga pada intensitas tertentu, suara akan terdengar pada telinga yang satu lagi. Hal

ini disebut “cross over” yang dapat membuat salah interpretasi pada pemeriksaan

audiometer.

Ada beberapa ketentuan yang praktis bila masking diperlukan yakni:

1. Masking untuk hantaran udara (AC) diperlukan bila terdapat perbedaan

kehilangan pendengaran sebesar 45 dB atau lebih pada waktu percobaan.

2. Masking untuk hantaran tulang (BC) diperlukan bila :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

a. Apabila treshold hantaran tulang (BC) pada telinga yang dites lebih sensitif

dari treshold hantaran tulang yang tidak diperiksa.

b. Apabila tidak ada respon pada hantaran tulang setelah mempengaruhi

maksimum output dari audiometer (Keith, 1989)

Gambar 2.6. Gambaran audiometri normal

Gambar 2.7. Gambaran audiometri tuli sensorineural

Gambar 2.8. Gambaran audiometri tuli konduktif

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Gambar 2.9. Gambaran audiometri tuli campuran

Gambar 2.10. Gambaran audiometri tuli akibat bising

2.7 Perlindungan Fungsi Pendengaran

Perlindungan fungsi pendengaran dapat dilakukan dengan rekayasa lingkungan

(enviromental engineering) dan proteksi perorangan pada individu-individu yang terpapar

trauma akustik. Tujuan program konservasi pendengaran yang ideal adalah mengurangi

efek paparan trauma akustik.

Terdapat 2 macam pelindung telinga, yakni:

1. Bentuk sumbat (plug), yang dimasukkan ke dalam liang telinga secara tepat sesuai

ukuran masing-masing.

2. Bentuk bantalan (muff), yang dipegang dengan tali kepala dan melingkari telinga,

dimana berguna menutupi telinga luar.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

Brenda L (1993) pada penelitiannya mendapati bahwa ear plug dapat menurunkan

efek bising di telinga tengah sebesar 15 sampai 30 dB. Sedangkan ear muff merupakan

protektif yang lebih baik, khususnya pada frekuensi 500 Hz dan 1 KHz. Pada tingkat

kebisingan yang tinggi pengguanaan ear plug saja tidak begitu baik dan disarankan

menggunakan kombinasi ear plug dan ear muff .

Penting juga diketahui bahwa tekanan suara (sound energy) berhubungan dengan

tingkatan bising yang tinggi (high noise level) yang dapat mencapai telinga dalam melalui

pergetaran tulang serta struktur-struktur disekitarnya. Sehingga konduksi melalui tulang

dan jaringan disekitarnya dapat dibatasi dengan pemakaian alat pelindung pendengaran.

Suatu pelindung pendengaran yang ideal (infinite protector) seharusnya dapat menurunkan

efek bising sebesar 20 -30 dB (Bashiruddin J, 2002).

2.8 Jenis Senjata

Senjata yang biasa digunakan oleh prajurit Batalyon Infanteri 100 Raider Kodam I

Bukit Barisan ada 2 macam, yaitu Pistol FN US 45 dan Senapan Serbu (SS) 1 R5.

1. Pistol FN US 45

Senjata pistol ini diproduksi oleh pabrikan Amscor dari Amerika Serikat pada

tahun 1958. Kaliber dari senjata ini adalah 11 mm dengan panjang pistol 219 mm. Jarak

tembak efektif dari pistol ini adalah 50 meter dengan jarak tembak maksimal 1500 meter.

2. Senapan Serbu (SS) 1 R5

Senjata jenis ini diproduksi oleh PT. PINDAD Indonesia tahun 2003. Kaliber

dari senjata ini adalah 5,56 mm X 45 mm dengan panjang senjata apabila dilipat 546 mm

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

dan apabila popor direntangkan 771 mm. Jarak tembak efektif senjata ini 375 meter dan

jarak tembak maksimal 5000 meter.

2.9 Kerangka Konsep

Kerangka konsep kaitan antara paparan bising dan gangguan pendengaran akibat

bising pada prajurit Batalyon Infanteri 100 Raider Kodam I Bukit Barisan dapat dilihat

pada gambar 2.11 berikut.

Gambar 2.11. Kerangka Konsep Kaitan antara Paparan Bising dan Gangguan Pendengaran Akibat Bising pada Prajurit Batalyon Infanteri 100 Raider Kodam I Bukit Barisan

Gangguan Pendengaran Paparan

Bising Kerusakan pada sel-sel rambut

kokhlea

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telingarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter... · 2012-12-20 · tulang pendengaran dan bentuk spesifik dari membran timpani

2.10 Kerangka Kerja

Gambar 2.12. Kerangka Kerja Anamnesis dan Pemeriksaan Audiometri pada Parajurit

Batalyon Infanteri 100 Raider Kodam I Bukit Barisan

Anamnesis

THT Rutin

Normal Abnormal

Pemeriksaan Audiometri

Eksklusi

Eksklusi

Normal Abnormal

Universitas Sumatera Utara