bab 2 landasan teori 2.1 pengertian sistem...

50
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten et al (2004, p12), “Information system is an arrangement of people, data, processes, and information technology that interact to collect, process, store, and provide as output the information needed to support an organization”. Dengan demikian, sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang-orang, data, proses, dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. Menurut Laudon dan Loudon (2004, p8), “Information system can be defined technically as a set of interrelated components that collect (or retrive), process, store and distribute information to support decision making, coordination, and control in a organization”. Dengan demikian, sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis dan visualisasi dalam suatu organisasi. Menurut Hall (2001, p7), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi di mana data 8

Upload: dinhliem

Post on 21-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Whitten et al (2004, p12), “Information system is an

arrangement of people, data, processes, and information technology that interact

to collect, process, store, and provide as output the information needed to

support an organization”. Dengan demikian, sistem informasi adalah suatu

pengaturan dari orang-orang, data, proses, dan teknologi informasi yang saling

berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan

informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi.

Menurut Laudon dan Loudon (2004, p8), “Information system can be

defined technically as a set of interrelated components that collect (or retrive),

process, store and distribute information to support decision making,

coordination, and control in a organization”. Dengan demikian, sistem

informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan

bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,

koordinasi, kontrol, analisis dan visualisasi dalam suatu organisasi.

Menurut Hall (2001, p7), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan

didistribusikan kepada para pemakai.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi

adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi di mana data

8

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

9

dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai

untuk mendukung pengambilan keputusan dan mencapai sasaran.

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al (2000, p7), “Accounting information system is a

unified structure within an entity, such as a business firm, that employs physical

resources and other components to transform economic data into accounting

information”. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah

struktur kesatuan di dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang

mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen-komponen lainnya untuk

mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi.

Menurut Gelinas et al. (2005, p15), Sistem Informasi Akuntansi adalah

sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi, tujuannya untuk

mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap

aspek keuangan dari kegiatan bisnis, di mana terintegrasi dengan sistem

informasi dan tidak dapat membedakan sebagai pemisah subsistem.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi

Akuntansi adalah sebuah struktur kesatuan di dalam satu organisasi atau entitas

yang memperkerjakan sumber daya manusia ataupun modal, yang mengubah

data akuntansi menjadi informasi akuntansi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

10

2.2.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p8-10), tujuan dan kegunaan sistem

informasi akuntansi adalah :

1. Mendukung operasional sehari-hari.

2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal.

3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan

jabatannya.

Menurut Jones dan Rama (2006, p6-7), tujuan dan kegunaan Sistem

Informasi Akuntansi ada lima, yaitu :

1. Menghasilkan laporan eksternal

Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan khusus

untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal

perusahaan. Laporan-laporan tersebut mencakup financial statement, tax

returns, dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh perwakilan pihak-pihak

yang terkait.

2. Mendukung aktifitas yang rutin

Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas operasi

yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.

3. Mendukung keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bersifat non-

rutin yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.

4. Perencanaan dan pengawasan

Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan

pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

11

dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara

anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

5. Pengimplementasian pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi

yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau

penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut

dapat berhasil yaitu dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi

yang terkomputerisasi.

2.2.3 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6-7), terdapat 6 komponen dari

sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. Orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai macam fungsi.

2. Prosedur dan instruksi, baik manual maupun otomatis. Dilibatkan dalam

pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai aktivitas

organisasi.

3. Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.

4. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan di

sekelilingnya, dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan

informasi.

6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang mengamankan data

dalam Sistem Informasi Akuntansi.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

12

2.2.4 Siklus Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p45-47), siklus Sistem Informasi

Akuntansi yang merupakan siklus transaksi akuntansi (transaction cycles) terdiri

dari :

1. General ladger and financial Reporting Cycle

Merupakan pusat dari siklus lainnya. Siklus ini unik di mana pemrosesan

transaksi individual bukanlah merupakan fungsi keseluruhannya maupun

fungsinya yang penting. Selain itu, juga lebih banyak bekerja sama dengan

pemrosesan yang berhubungan dengan akuntansi daripada kejadian bisnis.

Arus masuk utamanya timbul dari output siklus transaksi lainnya. Sebagai

tambahan, siklus ini meliputi transaksi non-rutin dan penyesuaian yang

timbul selama atau pada akhir tiap periode akuntansi.

2. Revenue cycle

Siklus ini meliputi tiga kejadian bisnis atau transaksi kunci : permintaan atas

proyek, eksekusi proyek dan pengiriman (penjualan), serta peneriamaan kas.

3. Expenditure Cycle

Siklus ini meliputi dua kejadian bisnis atau transaksi kunci : pembelian dan

pengeluaran kas.

4. Resources-management cycle

Siklus ini terdiri dari semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya

fisik perusahaan. Jadi melibatkan kejadian bisnis sebagai berikut :

a) Memperoleh modal dari berbagai sumber (termasuk pemilik),

menginvestasikan modal dan membayar modal ke penerimanya.

b) Memperoleh, memelihara, dan menyingkirkan fasilitas (asset tetap)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

13

c) Memperoleh, menyimpan, dan menjual persediaan (barang dagangan).

d) Memperoleh, memelihara, dan membayar personil.

5. Other Transaction Cycles

Siklus ini merupakan siklus-siklus lain selain yang telah dijelaskan di atas

yang tergantung dari jenis perusahaan. Misalnya pada perusahaan manufaktur

menambahkan siklus produksi atau konversi (production / conversion cycle).

2.3 Sistem Pengeluaran kas

Menurut Hall (2001, p274) sistem pengeluaran kas akan memproses

pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuam utama

dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima

jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut

melakukan pembayaran lebih awal, perusahaan melewati penghasilan bunga

yang dapat dihasilkan dari dana tersebut. namun demikian, jika kewajiban

dibayar telat, perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat

mengacaukan kredibilitasnya sendiri. Diagram arus data yang menggambarkan

arus informasi dan sumber daya dasar dari sistem pengeluaran kas memiliki tiga

proses yaitu :

1. Proses utang dagang mempelajari file utang dagang untuk jatuh tempo setiap

item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan

pembayaran.

2. Proses pembayaran kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok.

Salinan cek-cek tersebut dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti bahwa

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

14

kewajibannya dibayar, dan akun utang dagangnya diperbaharui untuk

memindahkan kewajban tersebut.

3. Pada periode akhir, baik proses pengeluaran kas maupun proses utang dagang

mengirimkan rangkuman informasi ke buku besar. Informasi ini

direkonsiliasi dan diposkan ke akun kontrol kas dan utang dagang.

2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

2.4.1 Pengertian Penjualan

Berdasarkan pendapat Warren et al. yang diterjemahkan Farahmita A.,

Amanugrahani dan Hendrawan T. (2005, p290), “Penjualan adalah jumlah yang

dibebankan ke pelanggan untuk barang yang dijual, baik secara tunai maupun

kredit”.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) mendefinisikan, “Penjualan barang

meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli

untuk dijual kembali seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah

properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. Dan penjualan jasa biasanya

menyangkut tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan jasa

tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau secara lebih dari satu

periode.” (PSAK No.23.1).

Dari pengertian diatas, dapat ditarik simpulan bahwa penjualan

merupakan transaksi yang melibatkan penjualan dan pembelian dimana terjadi

proses perpindahan produk atau pelayanan jasa yang dapat dilakukan secara

tunai yang dilunasi oleh pembeli pada saat penjualan terjadi maupun secara

kredit yang dapat menimbulkan piutang.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

15

2.4.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Mengacu pada pendapat Wilkinson et al. (2000, p416-417), tujuan Sistem

Informasi Akuntansi Penjualan Kredit meliputi:

1. Mencatatat order penjualan secara akurat dan cepat.

2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak mendapatkan kredit.

3. mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat.

4. Menagih piutang kepada pelanggan pada waktunya.

5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara cepat dan akurat.

6. Memposting penjualan dan penerimaan kas ke akun-akun yang berhubungan

di dalam buku besar piutang.

7. Mengamankan produk sampai pengiriman.

8. Mengamankan kas sampai dideposit.

2.4.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Penjualan Kredit

Berdasarkan pada pendapat Wilkinson et al. (2000, p419), dokumen yang

terdapat pada penjualan kredit, yaitu:

1. Customer order: surat yang berisikan order dari pelanggan yang dikirim

kepada perusahaan.

2. Sales order: surat yang dibuat perusahaan berdasarkan customer order.

3. Order acknowledgment: surat pemberitahuan kepada pelanggan bahwa order

telah diterima.

4. Picking list: daftar yang diterima kepada bagian gudang untuk

mempersiapkan barang yang dipesan.

5. Packing slip: daftar yang berisi barang ketika dikemas untuk dikirimkan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

16

6. Billing of lading: dokumen pengapalan.

7. Shipping notice: dokumen yang digunakan sebagai bukti bahwa barang telah

dikapalkan.

8. Sales invoice: dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan yang berisikan

jumlah penjualan.

9. Remittance advice: dokumen yang berisikan jumlah kas yang diterima dari

pelanggan.

10. Deposito slip: dokumen yang menyertai ketika kas dideposito ke bank.

11. Back order: dokumen yang disiapkan ketika jumlah persediaan tidak sesuai

dengan sales order.

12. Credit memo: dokumen untuk retur penjualan yang terjadi.

13. Credit application: form yang digunakan untuk memasukkan data konsumen

yang menerima kredit.

14. Salesperson call report: form yang digunakan untuk menjelaskan salesperson

mana yang melakukan panggilan kepada pelanggan.

15. Delinquent notice: dokumen yang disiapkan oleh manajer kredit ketika

sebuah akun dipertimbangkan tidak tertagih.

16. Cash register receips: form yang digunakan untuk menggambarkan kas yang

diterima.

2.5 Sistem Informasi Akuntansi Piutang.

Berdasarkan pendapat Warren et al. yang diterjemahkan oleh Farahmita

A., Amanugrahani dan Hendrawan T. (2005, p392), “Piutang meliputi semua

klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

17

atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari

total aktiva lancar perusahaan”. Transaksi paling umum yang menciptakan

piutang adalah penjualan barang atau jasa secara kredit. Account receivable

(piutang usaha) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam

periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari.

Menurut Horngren et al. (2002, p12), Piutang Dagang adalah suatu janji

untuk menerima uang dari pelanggan dimana perusahaan telah menjual barang-

barang atau telah melakukan jasa kepadanya.”

Jadi Piutang Dagang adalah sejumlah uang yang terhutang oleh

konsumen kepada perusahaan karena terjadinya transaksi penjualan barang dan

jasa.

Menurut Gelinas et al. (2005, p393), proses penagihan terdiri dari tiga

bagian penting, yaitu:

1. Billing customer.

2. Managing customer account, dan

3. Securing payment for good sold or service rendered.

Proses billing / account receivable / cash receipt merupakan struktur

yang saling berinteraksi antara manusia, peralatan, metode dan kontrol yang

dirancang untuk membuat aliran informasi dan bertujuan:

1. Mendukung pekerjaan berulang yang rutin pada bagian kredit, kasir dan

bagian piutang.

2. Mendukung proses pemecahan masalah untuk manajer keuangan.

3. Membantu dalam persiapan laporan internal dan eksternal.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

18

2.6 Sistem Pengendalian Internal

2.6.1 Pengertian Pengendalian Internal.

Menurut Hall (2001, p150), “pengendalian internal merangkum pada

kebijakan, praktek, dan prosedur yang digunakan untuk mencapai 4 tujuan

utama, yaitu :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi

akuntansi.

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan oleh manajemen”.

Menurut Jones dan Rama (2006, p13), “Internal control is the rules,

policies, procedures, and information system used to ensure that a company’s

financial data are accurate and reliable and to protect a company’s asset from

loss or theft”. Dengan demikian, pengendalian internal adalah aturan, kebijakan,

prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk menjamin data keuangan

perusahaan akurat dan dapat dipercaya dan dapat untuk melindungi asset

perusahaan dari kehilangan atau pencurian.

2.6.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal.

Menurut Wilkinson et al. (2000, p235), Pengendalian internal

dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi. Tujuan organisasi

dibagi menjadi tiga kategori:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

19

1. Efektifitas dan efisiensi operasi.

2. Reliabilitas atau kehandalan pelaporan keuangan.

3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

2.6.3 Pengendalian Internal Dalam Sistem Penjualan Kredit dan Piutang

Menurut Wilkinson et al. (2000, p451-453), unsur Pengendalian Internal

dalam sistem penjualan kredit meliputi:

1. Pengendalian Umum

a. Pengendalian Organisasi

Harus ada pemisahan tugas antara bagian operasional dengan bagian

pencatatan.

b. Pengendalian Dokumen

Dokume harus lengkap dan up-to-date

c. Pengendalian Asset Accountability

Buku besar pembantu piutang harus dipertahankan dan direkonsiliasi

secara berkala dengan rekening kontrol yang ada di buku besar. Demikian

juga halnya dengan catatan persediaan.

d. Pengendalian Praktik Manajemen

Karyawan, termasuk programmer harus diberikan pelatihan. Audit harus

dilakukan terhadap kebijakan penjualan dan penerimaan kas. Manajer

haru melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan-laporan

mengenai kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui

komputer.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

20

e. Pengendalian Data Center Operation

Staf IT dan akuntansi harus diawasi, dan kinerja mereka di-review

dengan bantuan laporan kontrol proses komputer dan pencatatan akses.

f. Pengendalian Otorisasi

Semua transaksi penjualan kredit harus diotorisasi oleh manajer kredit.

g. Pengendalian Akses

Menggunakan password untuk hak akses, melindungi gudang dan kas

secara fisik.

2. Pengendalian Aplikasi

a. Pengendalian Input

1. Dokumen yang disiapkan untuk penjualan, pengiriman, dan

penerimaan kas diberi nomor berurut, dan setiap dokumen harus

mendapat persetujuan dari pihak yang berotorisasi.

2. Validasikan data pada pemesanan penjualan dan bukti kas masuk saat

data disiapkan dan dientry untuk di proses.

3. Memperbaiki error yang terdeteksi selama data entry dan sebelum

data diposting ke dalam catatan pelanggan dan persediaan.

4. Masukkan total batch yang berhubungan dengan data penting pada

sales invoice dan bukti kas masuk. Dalam kasus penerimaan kas, total

dari bukti kas masuk harus dibandingkan dengan total dari slip

deposito.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

21

b. Pengendalian Processing

1. Pindahkan barang pesanan dari gudang dan kirimkan barang hanya

berbasiskan otorisasi tertulis seperti stock request copies.

2. Berikan faktur kepada pelanggan hanya pada saat terdapat notifikasi

dari departemen pengiriman tentang jumlah kuantitas yang dikirim.

3. Terbitkan nota kredit untuk retur penjualan hanya setelah terbukti

barang tersebut telah dikembalikan.

4. Verifikasi semua perhitungan pada faktur penjualan sebelum dikirim

atau diposting ke dalam akun pelanggan. Bandingkan juga faktur

penjualan dengan shipping notices.

5. Verifikasi semua jumlah total yang diposting ke dalam akun piutang

dari transaksi batch, kemudian posting jumlah total pada akun buku

besar.

6. Setorkan semua kas yang diterima dengan batas penundaan yang

minimum untuk menghindari penggunaan kas secara tidak sah oleh

karyawan.

7. Membetulkan kesalahan yang terjadi selama proses, biasanya berupa

kesalahan posting ke dalam accounts dan pengentrian data yang

benar.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

22

c. Pengendalian Output

1. Siapkan laporan bulanan yang harus dikirimkan kepada semua

pelanggan kredit.

2. Semua kopian dari dokumen transaksi penjualan kredit sampai

penerimaan kas diberi nomor urut dan setiap nomor urut diperiksa

secara periodik untuk menghindari adanya gaps.

3. Siapkan daftar printed transaction, dan account summary secara

periodik untuk dapat dilakukan audit.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p205), terdapat unsur

pengendalian internal lai yang harus ada, yaitu:

1. Preventative Controls, yaitu tindakan untuk mencegah kesalahan dan

kecurangan sebelum terjadi.

2. Detective Controls, yaitu tindakan untuk meng-uncovered kesalahan dan

kecurangan yang terjadi.

3. Corrective Controls, yaitu tindakan untuk memperbaiki kesalahan.

Berdasarkan pada pendapat Gelinas et al. (2005, p301), terdapat dua

unsur pengendalian internal:

1. Control goals of operation processes

a. Effectiveness: ukuran kesuksesan dari satu atau lebih tujuan proses yang

merefleksikan kriteria yang digunakan untuk menilai efektivitas berbagai

proses bisnis.

b. Effciency: ukuran produktivitas sumber daya yang digunakan untuk

mencapai tujuan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

23

c. Security of resources: perlindungan proses organisasi dari kerugian,

kebangkrutan, penyikapan, peniruan, dan penyalahgunaan lainnya.

2. Control goals of information processes

a. Input validity: tujuan pengendalian yang menjamin bahwa masukan data

yang disetujui secara tepat dan menunjukkan objek dan keadaaan

ekonomi saat ini.

b. Input completeness: pengendalian yang menjamin bahwa semua kejadian

atau objek valid yang dimasukkan ke dalam sistem.

c. Input accuracy: tujuan pengendalian yang menjamin bahwa kejadian

secara benar dimasukkan ke dalam sistem.

d. Update completeness: tujuan pengendalian yang menjamin bahwa semua

kejadian yang dimasukkan dalam komputer dan direfleksikan masing-

masing dalam master data.

e. Update accuracy: tujuan pengendalian yang menjamin bahwa data yang

dimasukkan dalam komputer, direfleksikan secara benar ke masing-

masing master data.

2.6.4 COSO Internal Framework.

Committee of Sponsoring Organizations (COSO) adalah kelompok ikatan

profesi yang terdiri dari American Accounting Association, AICPA, Institute of

Internal Auditors, Institute of Management Accountings, dan Financial

Executives Institute. Ditahun 1992, COSO menerbitkan hasil studi untuk

mengembangkan sebuah definisi dari internal controls dan menyediakan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

24

panduan untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. Laporannya telah

diterima secara luas sebagai torisasi atas pengendalian internal.

COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang

diimplementasikan oleh dewan direksi, manajemen, dan mereka yang

bertanggung jawab menyediakan kepastian yang masuk akal yang mengontrol

tujuan-tujuan untuk mengikuti :

1 Efektivitas dan efisiensi operasi.

2 Keandalan dari pelaporan keuangan.

3 Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang ada.

Menurut Gelinas et al. (2005, p235) definisi Pengendalian Internal dari

COSO Report, “ Internal Control is a process – effected by an entity’s board of

directors, management and other personeel – designed to provide reasonable

assurance regarding the achievement of objectives in the following categories :

effectiveness and eficiency of operation, realiability of financial reporting,

compliance with applicable laws and regulation”. Pengendalian internal

menyediakan kepastian yang masuk akal dari pada absolut, karena kemungkinan

kesalahan manusia, kolusi, dan kesalahan pengelolaan manajemen membuat

proses ini sebagai yang tidak sempurna. Model internal control COSO memiliki

5 komponen yaitu :

1. Control Environment

Pusat dari segala bisnis terletak pada orang-orangnya, atribut, individualnya,

termasuk integritas, nilai-nilai etis, dan kompetensi dan lingkungan dimana

mereka beroperasi.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

25

2. Control Activities

Peraturan pengendalian dan proses harus diterapkan dan dieksekusi untuk

membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi manajemen

adalah perlu untuk mengarahkan resiko menuju pencapaian dari tujuan

organisasi.

3. Risk Assessment

Organisasi harus waspada dan berkutat dengan resiko yang akan

dihadapinya. Dia harus menetapkan tujuan, mengintegrasikannya dengan

penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas lain sehingga

organisasi beroperasi dengan benar. Juga harus diterapkan mekanisme untuk

mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola resiko yang berhubungan.

4. Information and Communication

Yang mengelilingi aktivitas kontrol adalah sistem informasi dan komunikasi.

Mereka memungkinkan orang-orang di dalam organisasi menangkap dan

menukarkan informasi yang diperlukan untuk mengadakan, mengelola, dan

mengendalikan operasinya.

5. Monitoring

Keseluruhan proses harus dimonitor dan modifikasi dibuat bila diperlukan.

Dalam hal ini sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai kondisi.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

26

2.7 Sistem Basis Data (Database)

2.7.1 Pengertian Data

Menurut Turban et al. (2003, p15), adalah fakta-fakta yang belum diolah

atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian,

kegiatan-kegiatan, dan transaksi-transasi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan

diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya.

2.7.2 Pengertian Database

Menurut Connolly et al. (2002, p15), Database adalah kumpulan data

yang saling berhubungan secara logis dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan

informasi dalam suatu organisasi.

Menurut Date (2000, p10), Database adalah sekumpulan data persisten

yang digunaka oleh suatu sistem aplikasi dalam perusahaan. Persisten artinya

suatu data telah tersimpan dalam DBMS dan hanya dapat dihapus melalui DBMS

dengan cara-cara tertentu.

Jadi, Database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan yang

disimpan untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi.

2.7.3 Keuntungan Database

Menurut Date (2000, p15), keuntungan menggunakan datebase adalah

sebagai berikut:

1. Compactness : mengurangi penggunaan kertas.

2. Speed : mesin dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat daripada

manusia.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

27

3. Less drudgery : mengurangi pemeliharaan data dengan tangan manusia

karena tugas mekanis yang dilakukan dengan mesin jauh lebih baik.

4. Currency : database lebih akurat dan terkini (up to date).

2.8 Freight Forwarding

2.8.1 Pengertian Freight Forwarding

Menurut Suyono (2005, p239), Freight Forwarding adalah badan usaha

yang bertujuan memberikan jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh

kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan

penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui

darat, laut dan/atau udara.

Menurut Ronosentono (2006, p54), Freight Forwarding adalah Badan

Hukum yang melaksanakan perintah pengiriman barang (muatan) dari satu atau

beberapa orang pemilik barang, yang dikumpulkan dari satu atau beberapa

tempat, sampai ketempat tujuam akhir melalui suatu sistem pengaturan lalulintas

barang dan dokumen, dengan menggunakan satu atau beberapa jenis angkutan,

dengan tanpa atau harus memiliki sarana angkutan yang dimaksud.

2.8.2 Jenis-jenis Freight Forwarding

Menurut Ronosentono (2006, p62), Freight Forwarding dalam kegiatan

operasionalnya sehari-hari dapat dibagi dalam 2 jenis golongan yaitu:

1. Atas dasar operasional

Pengiriman barang oleh forwarder hanya dapat dilaksanakan dengan

menggunakan sarana angkutan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

28

mereka, yaitu dengan melihat bentuk, kemasan, berat, dan isi barang yang

bersangkutan. Tetapi secara operasional, mereka hanya akan melayani pada

areal pengiriman barang terbatas kemampuan atau keinginannya masing-

masing. Umpannya saja di Indonesia, forwarder itu dibagi itu dibagi dalam

tiga kategori, yaitu:

a. Forwarder Internasional (Kelas A)

b. Forwarder Domestik/Regional (Kelas B)

c. Forwarder Lokal (Kelas C)

2. Atas dasar sarana angkutan

Jenis Forwarder lainnya yang berdasarkan sarana angkutan yang dilayani

oleh yang bersangkutan, dalam hal ini apakah menggunakan sarana angkutan

laut, udara, atau kereta api saja, maka untuk forwarder yang terasuk pada

golongan atau jenis ini, dapat dibagi sebagai berikut yaitu:

a. Sea Freight Forwarder

b. Air Freight Forwarder

c. Rail and Inland Freight Forwarder

d. Combined Transport Operator

Untuk dapat mendirikan perusahaan Freight Forwarding diperlukan

Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Departemen Perhubungan Republik

Indonesia, melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan, No.KM-10 tahun

1988 yang menetapkan beberapa persyaratan yaitu:

1. Perusahaan Freight Forwarding atau Perusahaan Transportasi harus memiliki

Surat Ijin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT), yang diterbitkan

oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

29

2. Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding) harus

berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dengan modal yang disetor kepada Bank,

minimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

3. Memiliki tenaga ahli dibidang “Freight Forwarding” yang memiliki ijazah

Freight Forwarder (jasa pengurusan transportasi) minimal setingkat Sarjana

muda atau sederajat serta telah berpengalaman dalam bidangnya.

4. Memilki ruang kantor yang cukup untuk melaksanakan pekerjaannya dengan

dilengkapi dengan sarana atau perangkat komunikasi yang memadai maupun

sarana dan prasarana lainnya.

5. Memiliki mitra usaha (Agent) diluar negeri maupun didalam negeri, yang

akan dapat bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Forwading

bersangkutan, dalam rangka penyerahan barang kepada yang berhak

menerimanya.

6. Disamping tenaga ahli dibidang Freight Forwarding, perusahaan harus pula

memiliki tenaga–tenaga staff yang berpengalaman dibidang pengurusan lalu-

lintas dokumen perdagangan atau surat-surat berharga lainnya, serta laulintas

barang baik di dalam maupun di luar pelabuhan, serta aspek-aspek angkutan

niaga baik angkutan darat, laut dan udara.

7. Lain-lain yang dapat menunjang kegiatan operasional maupun teknis

administrasi usaha pengurusan transportasi.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

30

2.8.3 Aktivitas-aktivitas Umum Freight Forwading

Menurut Suyono (2005, p240), aktivitas Freight Forwarding secara

menyeluruh dapat berupa:

1. Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkut yang

sesuai, kemudian memesan ruang muat (space).

2. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat,

mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang.

3. Mempelajari letter of credit (L/C) barang, peraturan negara tujuan ekspor,

negara transit, negara impor kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen

lain yang diperlukan.

4. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan laut/udara, mengurus izin

Bea dan Cukai, kemudian menyerahkan barang kepada pihak pengangkut.

5. Membayar biaya-biaya handling serta membayar freight.

6. Mendapatkan Bill of Lading/air waybill dari pihak pengangkut.

7. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim

kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang.

8. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, bedasarkan info

dari pihak pengangkut dan agen forwarder di negara transit/tujuan.

9. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.

10. Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan Bea masuk

dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transit atau tujuan.

11. Melaksanakan transprortasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan

barang di gudang.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

31

12. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan

melaksanakan pendistribusian barang bila diminta.

Menurut Ronosentono (2006, p129), seorang forwarder dalam

melaksanakan tata kerjanya harus mampu serta menguasai hal-hal sebagai

berikut:

1. Pengetahuan mengenai barang.

2. Perintah pengiriman barang.

3. Pemeriksaan barang.

4. Penentuan sarana angkutan.

5. Kalkulasi biaya dan tarif pengiriman.

6. Pemantauan barang.

7. Penyerahan barang.

8. Penagihan jasa forwarding.

9. Resiko jasa forwarding.

Menurut Suyono (2005, p459), tujuan pokok memilih syarat perdagangan

dalam perdagangan international adalah untuk menentukan titik atau tempat

dimana penjual harus memenuhi kewajiban melakukan penyerahan barang secara

fisik dan yuridis kepada pembeli. Berikut macam-macam syarat penyerahan

barang:

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

32

1. Ex Works (EXW)

“Ex Works” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, bila dia

menempatkan barang-barang itu untuk pembeli ditempat kediaman penjual

atau tempat lain yang ditentukan, belum diurus formalitas ekspornya dan juga

tidak dimuat keatas kendaraan pengangkut manapun.

2. Free Carrier (FCA)

“Free Carrier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang,

yang sudah mendapatkan izin ekspor, kepada pengangkut yang ditunjuk

pembeli ditempat yang disebut.

3. Free Alongside Ship (FAS)

“Free Alongside Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang, bila barang-barang itu ditempatkan disamping kapal dipelabuhan

pengapalan yang disebut.

4. Free On Board (FOB)

“Free On Board” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan pengapalan

yang disebut.

5. Cost and Freight (CFR)

“Cost and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan pengapalan.

6. Cost, Insurance, and Freight (CIF)

“Cost, Insurance, and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan

pengapalan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

33

7. Carriage Paid To (CPT)

“Carriage Paid To” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib

pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang

itu sampai ke tempat tujuan yang disebut.

8. Carriage and Insurance Paid to (CIP)

“Carriage and Insurance Paid to” berarti bahwa penjual melakukan

penyerahan barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri,

tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk

mengangkut barang-barang itu sampai ke tempat tujuan yang disebut.

9. Delivered At Frontier (DAF)

“Delivered At Frontier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam

kewenangan pembeli pada saat datangnya alat angkut, belum dibongkar,

sudah diurus formalitas ekspornya, namun belum diurus formalitas impornya,

ditempat atau pada titik yang disebut diwilayah perbatasan tetapi belum

memasuki wilayah pabean dari negara yang bertetangga.

10. Delivered Ex Ship (DES)

“Delivered Ex Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam kewenangan

pembeli diatas kapal, belum diurus formalitas impornya, dipelabuhan tujuan

yang disebut.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

34

11. Delivered Ex Quay (DEQ)

“Delivered Ex Quay” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-

barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam kewenangan

pembeli diatas dermaga, belum diurus formalitas impornya, dipelabuhan

tujuan yang disebut.

12. Delivered Duty Unpaid (DDU)

“Delivered Duty Unpaid” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang kepada pembeli, belum diurus formalitas impornya, dan

belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang ditempat tujuan yang

disebut.

13. Deliverery Duty Paid (DDP)

“Deliverery Duty Paid” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan

barang-barang kepada pembeli sudah diurus formalitas impornya, namun

belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang ditempat tujuan yang

disebut.

Menurut Suyono (2005, p272), dalam pengangkutan peti kemas dari

suatu negara ke negara lainnya, petikemas mempunyai dua status, yaitu:

1. Full Container Load (FCL)

Ciri-cirinya adalah:

a. Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.

b. Petikemas diisi (stuffing) oleh shipper (shipper load and count) dan

petikemas yang sudah diisi diserahkan di container yard (CY) pelabuhan

muat.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

35

c. Di pelabuhan bongkar, petikemas diambil oleh consignee di CY dan di-

unstuffing oleh consignee.

d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan

kehilangan barang yang ada dalam petikemas.

2. Less than Container Load (LCL)

Ciri-cirinya adalah:

a. Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan untuk

beberapa consignee.

b. Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi (stuffing) di-

container freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran.

c. Di pelabuhan bongkar, petikemas di-unstuffing di CFS oleh perusahaan

pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan

breakbulk.

d. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan

barang yang diangkut dalam petikemas.

Menurut Ronosentono (2006, p172) Letter of Credit (LC) adalah surat

berharga berupa janji untuk membayar yang diterbitkan oleh bank, atas

permintaan nasabahnya (applicant – pembeli atau importir) terhadap suatu

transaksi dagang, yang ditujukan kepada penerima (benefeciary – penjual atau

eksportir) diluar negeri, sebagai mitra dagangnya, apabila telah memenuhi

persyaratan-persyaratan yang ditentukan.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

36

2.9 Analisis Dan Perancangan Sistem

2.9.1 Analisis Sistem

2.9.1.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792), “System analysis is

a rigorous and systematic approach to decision making, characterized by

acomprehensive definition of available alternatives and exhaustive

analysts of marits of each alternatives as a basis for choosing the best

alternatives”. Dengan demikian, Analisis Sistem adalah sebuah

pendekatan yang teliti dan sistematis untuk pengambilan keputusan,

merupakan definisi dari alternatif yang ada dan analisis yang mendalam

mengenai alternatif yang pantas sebagai sebuah dasar memilih alternatif

yang terbaik.

2.9.1.2 Tahapan Analisis Sistem

Berdasarkan pendapat Bodnar dan Hoopwood (2001, p500-504),

tahapan dalam analisis sistem adalah sebagai berikut:

1. Melakukan survei terhadap sistem yang sedang berjalan sekarang.

2. Mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan informasi.

3. Mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan sistem (system

requirements).

4. Mengembangkan suatu laporan analisis sistem.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

37

2.9.2 Perancangan Sistem

2.9.2.1 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Whitten et al. (2004, p39), Perancangan Sistem

merupakan spesifikasi atau konstruksi dari suatu solusi yang berbasis

komputer dan teknis bagi kebutuhan-kebutuhan bisnis yang

diidentifikasikan dalam analisis sistem. (Catatan: Rancangan mengambil

bentuk dari sebuah working prototype.)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792), “System design is

the process of preparing detailed specification for the development of the

new information systems”. Dengan demikian, Perancangan Sistem adalah

proses menyiapkan spesifikasi secara rinci untuk pengembangan sistem

informasi yang baru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perancangan Sistem

merupakan proses menyiapkan spesifikasi dari suatu solusi untuk

pengembangan sistem informasi sesuai kebutuhan yang diidentifikasikan

dalam analisis sistem.

2.9.2.2 Tahapan Perancangan Sistem

Berdasarkan pendapat Bodnar dan Hopwood (2001, p511-515),

tahapan dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi alternatif-alternatif perancangan.

2. Mempersiapkan spesifikasi-spesifikasi perancangan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

38

3. Mempersiapkan dan mengajukan spesifikasi-spesifikasi

perancangan sistem.

4. Perencanaan (blueprinting) proses bisnis.

2.10 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.10.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen et al. (2000, p12), “Object oriented analysis and

design is a collection of general guidelines for carrying out analysis and

design”. Menurut Mathiassen, analisis dan perancangan berorientasi objek

merupakan kumpulan dari langkah-langkah secara umum untuk menyelesaikan

analisis dan perancangan.

Menurut Whitten et al (2004, p31), “Object Oriented Analysis and

Design is a collection of tools and techniques for systems development that will

utilize object technologies to construct a system and its software”. Dengan

demikian, analisa dan perancangan berorientasi objek adalah sekumpulan tool

dan teknik untuk pengembangan sistem yang akan memberikan kegunaan bagi

object teknologi untuk membangun sebuah sistem dan softwarenya.

Menurut Mathiassen et al (2000, p15), “Analisis dan perancangan

berorientasi objek tersebut mempunyai empat aktifitas utama yang digambarkan

sebagai berikut : “

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

39

Gambar 2.1 Kegiatan Utama dan hasilnya dalam OOA&D

Sumber : Mathiassen et al. p.15

2.10.2 Object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), object adalah suatu entitas dengan

identitas, keadaan dan sifat tertentu. Jadi dapat disimpulkan object adalah sesuatu

yang dapat dilihat, disentuh, atau dapat dirasakan dimana user dapat menyimpan

data dan berasosiasi dengan behaviour.

2.10.3 System Definition

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al. (2000, p24-25), “System

definition: A concise description of a computerized system expressed in natural

language.” Dengan demikian, dapat diterjemahkan bahwa system definition

merupakan suatu deskripsi singkat dari sistem yang terkomputerisasi yang

diperlihatkan dalam bahasa natural. System definition seharusnya singkat dan

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

40

tepat, dan berisikan keputusan yang paling utama (fundamental) mengenai

sistem.

Terdapat tiga subaktivitas yang harus dilakukan untuk membuat system

definition, yaitu usaha untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari situasi,

membuat dan mengevaluasi ide-ide untuk perancangan sistem, dan diakhiri

dengan memformulasikan dan mengevaluasi system definition sesuai dengan

situasi yang ada. System definition dihasilkan melalui iterasi pada tiga

subaktivitas tersebut.

2.10.4 FACTOR Criterion

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al (2000, p39-40), FACTOR

criterion terdiri dari 6 elemen sebagai berikut:

1. Functionality : fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application

domain.

2. Application domain : bagian-bagian dari sebuah organisasi yang mengelola,

mengawasi, atau mengendalikan problem domain.

3. Conditions : kondisi-kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

4. Technology : baik teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem

dan teknologi dimana sistem akan berjalan.

5. Objects : objek-objek utama di dalam problem domain.

6. Responsibility : keseluruhan tanggung jawab sistem dalam hubungan dengan

konteksnya.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

41

2.10.5 Rich Picture

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al. (2000, p26), “A rich picture is an

informal drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation.”

Dapat diterjemahkan bahwa rich picture merupakan sebuah gambaran informal

yang mempresentasikan pemahaman ilustrator dari suatu situasi. Dengan

demikian, dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi di antara pemakai

dalam sistem dan mendapatkan sebuah gambaran dari situasi dengan cepat.

Untuk memulai rich picture adalah dengan menggambarkan entitas yang

penting, seperti orang, objek fisik, tempat, organisasi, peran, dan tugas. Orang

dapat berupa pengembang sistem (system developer), pengguna (user),

pelanggan, dan lain-lain. Objek fisik dapat berupa mesin, perangkat, atau

persediaan di gudang. Tempat mendeskripsikan lokasi orang dan benda.

Organisasi dapat berupa keseluruhan perusahaan, departemen, atau proyek yang

melibatkan beberapa perusahaan. Peran dan tugas mengikat orang kepada

organisasi yang merefleksikan tanggung jawab atas tugas-tugas spesifik.

Setelah entitas yang relevan dideskripsikan, lalu hubungan di antara

entitas-entitas tersebut dideskripsikan. Proses merupakan hubungan yang paling

mendasar di antara entitas dalam suatu rich picture. Sebuah proses

mendeskripsikan aspek-aspek dari situasi yang berubah, tidak stabil, atau di

bawah pengembangan. Secara grafis, proses dapat diilustrasikan dengan arah

panah. Proses meliputi pekerjaan, produksi, pemrosesan informasi, perencanaan,

pengendalian, proyek pengembangan, dan perubahan organisasi.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

42

2.10.6 Problem Domain Analysis

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p46), problem domain

adalah bagian dari konteks yang diadministrasi, dimonitor, dan dikontrol oleh

sistem. Tujuan dari aktifitas ini adalah mengidentifikasikan dan memodelkan

problem domain. Sedangkan model merupakan gambaran dari class, structure,

dan behaviour pada problem domain

Behavior

Structure

System Definition

Model

Classes

Gambar 2.2 Aktivitas Problem Domain

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.46))

2.10.6.1 Classes

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al (2000, p51-53), “Class : A

description of a collection of objects sharing structure, behavioral

pattern, and attributes”, dapat diterjemahkan sebagai suatu deskripsi dari

sekumpulan objek-objek yang berbagi struktur, pola perilaku, dan atribut-

atribut.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

43

“Event : An instantaneous incident involving one or more

objects”, dapat diterjemahkan sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang

terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih objek.

Untuk menjalankan aktivitas classes dapat dimulai dengan

mengidentifikasikan kandidat atau calon yang mungkin untuk classes dan

events dalam model problem domain. Setelah itu, evaluasi dan pilih

secara kritis classes dan events yang benar-benar relevan dengan konteks

sistem.

Aktivitas classes menghasilkan suatu event table dengan classes

dan events yang berkaitan seperti terlihat pada Tabel 2.1 Dimensi

horizontal terdiri dari classes yang terpilih, dimensi vertikal terdiri dari

events yang terpilih, dan tanda cek mengindikasikan objects dari class

yang terlibat dalam event spesifik. Abstraksi, klasifikasi, dan seleksi

merupakan tugas-tugas utama dalam aktivitas class. Class merupakan

kegiatan yang pertama dilakukan di dalam problem domain analysis.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

44

Class Events Customer Assistant Apprentice Appointment Plan Reserved * * + * Cancelled * * + Treated * +

Employed + + Resigned + +

Graduated + Agreed * * *

Tabel 2.1 Contoh Event Table untuk Sistem Hair Salon

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.100))

2.10.6.2 Structure

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al. (2000, p69), structure

bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan struktural di antara classes

dan objects dalam problem domain. Prinsip-prinsip yang digunakan

dalam structure, yaitu pembelajaran abstrak, hubungan statis di antara

classes; pembelajaran konkrit, hubungan dinamis di antara objects;

pemodelan hanya hubungan-hubungan struktural yang diperlukan. Hasil

dari structure berupa sebuah class diagram dengan classes dan

structures.

Konsep structure menurut Mathiassen adalah sebagai berikut:

1. Class Structures

Class structures memperlihatkan hubungan-hubungan konseptual

yang statis di antara classes, terdiri dari:

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

45

a. Generalization

“Generalization: A general class (the super class) describes

properties common to a group of specialized classes (the

subclasses)”. Dengan demikian dapat diterjemahkan

generalisasi sebagai suatu kelas yang umum (kelas super) yang

mendeskripsikan sebuah grup dari kelas-kelas khusus

(subkelas).

b. Cluster

“Cluster: A collection of related classes”. Dengan demikian

dapat diterjemahkan cluster sebagai sekumpulan dari classes

yang berhubungan.

2. Object Structures

Object structures menangkap hubungan-hubungan yang dinamis di

antara objects dalam problem domain, terdiri dari:

a. Aggregation

“Aggregation : A superior object (the whole) consists of a

number of inferior objects (the parts)”. Dengan demikian dapat

diterjemahkan aggregation sebagai suatu objek superior

(keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah objek-objek inferior

(bagian-bagian).

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

46

b. Association

“Association : A meaningful relation between a number of

objects”. Dengan demikian dapat diterjemahkan bahwa

association sebagai suatu hubungan yang berarti di antara

sejumlah objects.

2.10.6.3 Behavior

Berdasarkan pendapat Mathiassen et al. (2000, p93), aktivitas

behavior adalah aktivitas terakhir dalam problem domain analysis,

bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dari

suatu problem domain sistem sepanjang waktu. Tugas utama dalam

aktivitas ini adalah menggambarkan pola perilaku (behavioral pattern)

dan attribute dari setiap class. Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah pola

perilaku (behavioral pattern) dengan attributes untuk setiap class dalam

suatu class diagram, yang dikenal dengan state chart diagram.

Event trace merupakan serangkaian events yang melibatkan

sebuah object yang spesifik. Behavioral pattern merupakan suatu

deskripsi dari event traces yang mungkin untuk seluruh objects dalam

sebuah class. Terdapat tiga notasi untuk behavioral pattern, yaitu:

a. Sequence : events muncul satu per satu secara berurutan.

Notasinya : “+”.

b. Selection : pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul.

Notasinya : “|”.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

47

c. Iteration : sebuah event muncul sebanyak nol atau berulang kali.

Notasinya : “*”.

2.10.7 Application Domain Analysis

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p115), Application

domain adalah organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengontrol problem

domain. Tujuan dari application domain ini adalah untuk menganalisis

kebutuhan dari pengguna sistem.

Gambar 2.3 Aktifitas Application Domain

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.117))

2.10.7.1 Usage

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p119-120), use

case adalah pola interaksi antara sistem dan actor di dalam application

domain. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi

use case, dimana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan

dapat disertai keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

48

case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah

sebuah fenomena yang dinamik.

Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi

dengan target sistem. Cara untuk mengidentifikasi actor adalah dengan

mengetahui alasan actor menggunakan sistem. Masing-masing actor

memiliki alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Cara lainnya

yaitu dengan melihat peran dari actor seperti yang dinyatakan oleh use

case dimana actor tersebut terlibat. Masing-masing actor memiliki peran

yang berbeda-beda.

2.10.7.2 Function

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p137-139)

kegiatan function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem

dapat membantu actor dalam melaksanakan perkerjaan mereka. Tujuan

dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem

memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar

function-function yang merinci function-function yang kompleks. Daftar

function harus lengkap, menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan

dan actor dan harus konsisten dengan use case. Function memiliki empat

tipe yang berbeda, yaitu :

a. Update, function ini disebabkan oleh event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model

tersebut.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

49

b. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state

dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks.

c. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

d. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi

yang disediakan oleh actor atau model, hasil dari function ini adalah

tampilan dari hasil komputasi.

Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan

kemampuan system memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah

sebuah function list yang kompleks. Daftar function harus lengkap,

menyatakan kebutuhan kolektif dari actor serta harus konsisten use case.

2.10.7.3 Interface

Menurut Mathiassen et al (2000, p151-152), “Interface is the

facilities that make a system’s model and functions availables to actors”.

Dengan demikian, interface adalah sebuah fasilitas yang menghubungkan

model sistem dan functions dengan actor.

Interface menghubungkan sistem dengan semua actor yang

berhubungan dalam konteks digunakan oleh actor untuk berinteraksi

dengan sebuah sistem. Oleh karena itu, interface secara garis besar dibagi

menjadi ke dalam dua golongan, yaitu :

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

50

1. User interfaces merupakan suatu hubungan interaksi antar user.

2. System interfaces merupakan suatu hubungan interaksi antara sistem

dengan sistem yang lain.

2.10.8 Architectural Design

Pada architectural design tersebut bertujuan untuk menstrukturisasikan

suatu sistem yang terkomputerisasi. Aktivitasnya terdiri dari :

1. Criteria, aktifitas ini mendefinisikan apa saja kondisi dan kriteria yang

digunakan pada rancangan yang akan dibuat.

2. Component, mendefinisikan bagaimana suatu sistem distrukturisasikan

menjadi komponen-komponen.

3. Process, bertujuan untuk mendefinisikan struktur fisik dari suatu sistem

arsitektur.

Gambar 2.4 Aktifitas Architectural Design

(Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.176))

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

51

2.10.8.1 Criteria

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al (2000, p177-179),

dalam menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan

mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi

kegiatan desain yang meliputi technical, conceptual, dan human.

Sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-ciri, yaitu :

1. Tidak memiliki kelemahan

Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas

berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam

menentukan prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan

pendesainan.

2. Menyeimbangkan beberapa criteria.

Konflik sering terjadi antar criteria, oleh karena itu untuk

menentukan criteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara

untuk menyeimbangkannya dengan kriteria-kriteria yang lain

bergantung pada situasi sistem tertentu.

3. Usable, flexible, dan comprehensible.

Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir

setiap proyek pengembangan sistem.

Tabel dibawah ini adalah beberapa kriteria umum yang digunakan

dalam kegiatan desain yang berorientasi objek :

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

52

Criteria Ukuran dari Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks,

organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis. Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak

terotorisasi terhadap data dan fasilitas. Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis. Correct Pemenuhan dari kebutuhan. Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan

fungsi. Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan. Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

melaksanakan fungsi yang diinginkan. Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk. Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman

terhadap sistem. Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian dari sistem pada

sistem lain yang berhubungan. Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang

berbeda. Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain.

Tabel 2.2 Criteria dalam perancangan

(Sumber Mathiassen et al, 2000, p.178)

2.10.8.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen et al (2000, p189-200), “Arsitektur

Komponen adalah sebuah struktur sistem yang terdiri dari komponen-

komponen yang saling berhubungan”. Komponen merupakan kumpulan

dari bagian-bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan

memiliki fungsi yang jelas. Sebuah arsitektur komponen yang baik

membuat sistem menjadi lebih mudah untuk dipahami,

mengorganisasikan pekerjaan desain, menggambarkan stabilitas dari

konteks sistem dan mengubah tugas desain menjadi beberapa tugas yang

lebih tidak kompleks.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

53

Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur :

1. Arsitektur layered

Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Sebuah

arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk

menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas

bergantung kepada lapisan yang ada dibawahnya. Perubahan yang

terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi lapisan yang ada

diatasnya.

2. Arsitektur generic

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari antar

muka, function, dan komponen-komponen model. Dimana komponen

model terletak pada lapisan yang paling bawah, diikuti dengan

function system dan komponen interface diatasnya.

3. Arsitektur client-server

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi

sistem di antara beberapa processor yang tersebar secara geografis.

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa

client. Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan

database dan resources yang dapat disebarkan kepada client melalui

jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk

menyediakan antarmuka lokal untuk setiap penggunanya.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

54

Berikut adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-

server dimana U (user interface), F (function), M (model) :

Client Server Architecture U U + F + M Distributed presentation U F + M Local presentation U + F F + M Distributed functionality U + F M Centralized data U + F + M M Distributed data

Tabel 2.3 Jenis architecture client-server

2.10.8.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen et al (2000, p211), “process architetecture is

a system-execution structure composed of interdependent processes”.

Dengan demikian, Arsitektur Proses adalah struktur dari eksekusi sistem

yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Untuk

mengeksekusi atau menjalankan sebuah sistem dibutuhkan processor.

Sedangakan external device adalah processor khusus yang tidak dapat

menjalankan program. Arsitektur proses harus dapat memastikan bahwa

sistem dapat dijalankan secara memuaskan dengan menggunakan

processor yang telah tersedia.

Beberapa pola distribusi dalam kegiatan desain process

architecture :

1. Centralized pattern

Mengacu pada Mathiassen et al (2000, p215), pada pola ini semua

data ditempatkan pada server dan client hanya menghandle user

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

55

interface saja. Keseluruhan model dan semua fungsi bergantung pada

server, dan client hanya berperan sebagai terminal.

2. Distributed pattern

Mengacu pada Mathiassen et al (2000, p217) pola ini merupakan

kebalikan dari centralized pattern. Pada pola ini, semua

didistribusikan kepada client dan server hanya diperlukan untuk

melakukan update model diantara clients.

3. Decentralized pattern

Mengacu pada Mathiassen et al (2000, p219) pola ini dapat dikatakan

merupakan gabungan dari kedua pola sebelumnya. Pada pola ini,

client mengimplementasikan model yang lokal, sedangkan servernya

memakai model common (umum).

2.10.9 Component Design

Pada component design tersebut bertujuan untuk menentukan sebuah

implementasi dari persyaratan di dalam suatu arsitektural framework. Aktifitas

pada component design adalah :

1. Model component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan

model pada problem domain. Tujuannya adalah untuk menyampaikan data

saat ini dan data yang telah lalu ke function dan ke pengguna sistem lain.

2. Function component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan

kebutuhan functions. Tujuan dari function component adalah untuk

memberikan ke user interface dan component dari sistem lain untuk

mengakses model.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

56

3. Connecting component digunakan untuk menghubungkan komponen-

komponen sistem. Pada connecting component ada dua konsep, yaitu :

a. Coupling adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan

bagaimana dekatnya hubungan amtara dua class atau component.

b. Cohesion merupakan ukuran seberapa kuatnya keterikatan dari suatu

class atau component.

Gambar 2.5 Aktifitas Component Design

( Sumber Mathiassen et al, p.232 )

2.10.10 Diagram dalam Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen et al (2000, p334), “ada delapan diagram yang

digunakan untuk menggambarkan empat tahap atau aktifitas utama dalam

analisis dan perancangan berorientasi objek adalah sebagai berikut :

1. Rich picture menggambarkan sebuah pandangan menyeluruh dari people,

object, process, structure, dan problem domain, system problem dan

application domain.

2. Class diagram menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan struktural

yang saling timbal balik.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00019-AKSI Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut

57

3. State chart diagram menggambarkan behavioural yang digunakan pada

semua object dalam sebuah class khusus dan diuraikan oleh state dan transisi

lainnya.

4. Use case diagram, model yang digunakan untuk interaksi antara sistem dan

actor dalam application domain. Pada use case diagram berisi actor dalam

sebuah sistem.

5. Sequence diagram menggambarkan secara grafis bagaimana objek-objek

berinteraksi satu sama lain melalui message-message yang dilakukan dari

suatu use case atau operasi.

6. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang

memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Navigation

diagram menggambarkan semua windows user interface dan hubungan

dinamisnya.

7. Deployment diagram menguraikan sebuahnfigurasi sistem dalam bentuk

processor dan objek yang dihubungkan ke processor. Deployment diagram

menggambarkan komponen sistem program, external device dan hubungan

struktural timbal balik.

8. Window diagram adalah sebuah konstruksi dari sebuah window tunggal dan

deskripsi dari kegunaanya.”