bab 2 landasan teori 2.1 internet menurut elbert dan...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet
Menurut Elbert dan Griffin (2009: 185), internet adalah sebuah sistem
raksasa pada komputer yang saling berhubungan, lebih dari 100 juta komputer di
lebih dari 100 negara yang kita ketahui sekarang.
Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), internet adalah jaringan global dari
jaringan - jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan
jaringan – jaringan dari korporasi, pemerintah, organisasi, dan pribadi.
Chaffey (2009, p4), mengartikan bahwa internet merujuk kepada jaringan
fisik yang menghubungkan komputer – komputer di seluruh dunia. Jaringan fisik
ini terdiri dari infrastruktur server – server jaringan dan hubungan komunikasi
diantara mereka yang bertugas untuk memegang dan mentransportasikan
informasi antara PC client dan server web.
Berdasarkan pengertian internet diatas dapat disimpulkan internet
merupakan sebuah sistem raksasa yang terhubung dengan jaringan-jaringan
komputer diseluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan memperoleh
informasi.
2.2 WWW (World Wide Web)
Menurut McLeod dan P. Schell (2008:78), World Wide Web, disebut juga
web dan WWW adalah ruang informasi yang bertindak sebagai server yang
menyimpan dokumen – dokumen hypermedia dan dapat diambil melalui suatu
skema alamat yang unik.
8
http://www.domain.com/index.html
Protokol Nama Domain Hypertext Markup Languange
Gambar 2.1: Terminologi World Wide Web
2.3 HTML
(Princeton.edu, 2012), HyperText Markup Language (HTML) adalah
kumpulan tag dan aturan yang mengacu pada Standard Generalized Markup
Language (SGML) yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web,
menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah penjelajah web internet dan
formating hypertext sederhana yang ditulis kedalam berkas format ASCII agar
dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi.
Menurut Shelly, dan Woods (2011, P.9) HTML adalah platform
independen, yang berartidapat membuat, atau kode, file HTML pada satu jenis
komputer dan kemudianmenggunakan browser pada jenis lain dari komputer
untuk melihat bahwa file sebagai halaman Web.
Menurut Strauss dan Frost (2012:31), HTML (Hypertext Markup
Language) adalah sebuah standar presentasi halaman web. Konten yang baik
adalah kunci untuk menarik perhatian pelanggan bagi sebuah website dan
mempertahankan kepentingan mereka atau menerima kunjungan berulang.
Menurut Chaffey (2011:128), HTML (HyperText Markup Language)
adalah Halaman standar web presentasi dengan menggunakan format untuk
menentukant pesan dan tata letak halaman web.
2.4 PHP atau Hypertext PreProcessor
PHP atau Hypertext Preprocessor menurut Welling dan Thomson (2008,
P. 2) adalah server-side scripting bahasa pemograman yang dirancang khusus
untuk Web. Dengan sebuah Halaman HTML yang dapat menanamkan kode PHP
9
dan selanjutnya akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP
tersebut disimpan pada server web dan menghasilkan berupa output HTML atau
lainnya.
2.5 Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (2012: 28-29) pemasaran adalah proses
dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai
dari pelanggan sebagai imbalannya.
2.6 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004: 46), strategi pemasaran adalah
logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit
bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.
1. Pemimpin pasar (Market Leader)
Sebuah perusahaan yang menguasai sebuah pasar yang dapat mengikuti
beberapa strategi para pemimpin pasar. Contoh: Aqua sebagai merek utama
air mineral.
2. Penantang pasar (Market Challenger)
Perusahaan nomor dua yang agresif menyerang pesaing unutk
menambah pangsa pasar lebih banyak. Contoh: 2tang sebagai pesaing dan
menyerang Aqua sebagai penguasa pasar air mineral.
3. Pengikut pasar (Market Follower)
Perusahaan yang menggunakan strategi ini memperoleh pangsa pasar
dan laba yang stabil dengan mengikuti produk, harga, serta program
pemasaran pesaing.
10
4. Perelung pasar (Market Nicher)
Perusahaan yang lebih kecil dalam suatu pasar atau bahkan perusahaan
yang lebih besar namun tidak memiliki posisi yang mapan. Mereka
melakukan spesialisasi dengan melayani celah pasar yang diabaikan oleh
kebanyakan pesaing. Melalui perelungan yang cermat, perusahaan yang lebih
kecil dalam industri memiliki kemampuan menghasilkan laba yang sama
dengan pesaing yang lebih besar.
2.7 Marketing Mix
Menurut Ebert dan Griffin (2009: 356), dalam merencanakan dan
melaksanakan strategi, para manajer bergantung pada empat komponen dasar.
Elemen itu sering kali disebut sebagai “4 P” dalam pemasaran, dan disebut
sebagai alat untuk menjalankan strategi, mereka membentuk bauran pemasaran
(marketing mix), masing-masing adalah:
1. Product (produk)
Pemasaran dimulai dengan produk yaitu, barang, jasa, atau gagasan
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seorang pemakai. Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Dengan demikian menyusun dan mengembangkan produk
baru merupakan tantangan bagi tenaga pemasaran. Memenuhi kebutuhan
seorang pemakai seringkali berarti mengubah produk-produk yang telah ada.
Salah satu strateginya adalah defrensiasi produk. Defrensiasi produk berarti
penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan
produkproduk yang telah beredar.
2. Pricing (penetapan harga)
Memilih harga jual yang sesuai kadang-kadang juga merupakan tindak
penyeimbangan. Disatu sisi, harga harus mendukung beragam biaya : biaya
operasi, biaya 17 administrasi dan riset organisasi itu juga selain juga biaya
pemasaran, seperti biaya iklan dan biaya penjual. Di sisi lain, harga tidak
dapat terlalu tinggi karena pelanggan dapat berpindah ke produk-produk
11
pesaing.
3. Promotion (promosi)
Komponen bauran pemasaran yang paling terlihat nyata tidak lain
adalah promosi, yang mengacu pada teknikteknik untuk mengkomunikasikan
informasi mengenai produk.
4. Place (penempatan / distribusi)
Yaitu bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan
bagaimana menyampaikan produk dari produsen ke pemakai.
2.8 E-marketing
E-marketing (Electronic Marketing) merupakan suatu proses pemasaran
yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik (Chaffey, Chadwick,
Johnston & Mayer, 2006: 9).
E-Marketing merupakan bagian dari e-business (Electronic Business).
Definisi E-business itu sendiri merupakan segala kegiatan yang dapat
mendukung keseluruhan proses bisnis perusahaan, yang dilakukan melalui
media elektronik seperti E-commerce, E-CRM (Customer Relationship
Management), E-SCM (Supply Chain Management), E-procurement dan
termasuk E-Marketing di dalamnya (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer,
2006: 11).
Menurut Strauss dan Frost, (2009: 6), e-marketing adalah penggunaan
teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memberikan
nilai (value) kepada pelanggan. E-Marketing mempengaruhi pemasaran
tradisional dalam dua cara. Pertama, e-marketing meningkatkan efisiensi dalam
fungsi pemasaran. Kedua, teknologi dari e-marketing merubah banyak strategi
pemasaran. Hasil perubahan dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai
(value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Jadi dapat diartikan e-marketing adalah usaha perusahaan untuk
mempromosikan, mengkomunikasikan, menginformasikan dan menjual
12
produknya baik berupa barang ataupun jasa dengan menggunakan aplikasi
elektronik salah satunya adalah melalui Internet.
2.9 Keuntungan E-Marketing
Menurut Kotler & Armstrong (2004: 55), pemasaran online memberikan
manfaat pada konsumen maupun marketer. Keuntungan online marketing untuk
konsumen:
• Convenient
Artinya konsumen tidak harus terjebak kemacetan, menemukan tempat
parkir, dan berjalan melalui toko-toko yang tidak terhitung jumlahnya untuk
menemukan produk. Konsumen dapat membandingkan merek, mengecek
harga dan memesan barang 24 jam sehari dari lokasi manapun.
• Easy an Private
Konsumen menghadapi lebih sedikit perselisihan dalam membeli barang dan
tidak perlu untuk menghadapi penjual atau membuka diri mereka terhadap
bujukan dan hubungan emosional.
• Information
Layanan online dan internet memberikan konsumen akses terhapa
perbandingan informasi yang berlimpah mengenai perusahaan dan produk.
• Interactive and immediate
Konsumen dapat berinteraksi ddengan situs penjual untuk menemukan
informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan
lalu memesan atau men-download-nya secara langsung.
Keuntungan untuk marketers:
• Pemasaran online merupakan suatu alat yang bagus untuk membangun
hubungan dengan konsumen. Perusahaan dapat berinterkasi dengan
13
konsumen untuk mempelajari tentang kebutuhan dan keinginan konsumen
yang lebih spesifik dan untuk membangun database konsumen.
• Pemasaran online dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
Online marketer dapat menghindari biaya-biaya untuk mempertahankan
tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi dan peralatan lainnya.
• Pemasaran online juga menawarkan fleksibilitas yang besar memungkinkan
marketer untuk membuat penyesuaian terhadap penawaran dan program-
programnya.
• Internet merupakan suatu medium global yang memungkinkan pembeli dan
penjual untuk mengklik dari satu tempat ke tempat lainnya dalam hitungan
detik.
2.10 Eight Golden Rules
Eight golden rules merupakan delapan prinsip dalam pembuatan sistem
interaksi yang disebut “golden rules” yang diterapkan pada sebagian besar
sistem interaksi. Berikut ini merupakan isi dari eight golden rules tersebut
(Shneidermen, B., & Plaisant, C., 2005) :
• Konsisten. Serangkaian tindakan yang konsisten dilakukan pada situasi yang
sama; istilah yang identik digunakan pada menu dan help screen; konsisten
pada penggunaan warna, layout, kapitalisasi, tipe tulisan dan lainnya.
• Memenuhi keberagaman pengguna aplikasi. Keberagaman yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan misalnya tingkatan pengguna,
rentang umur, dan sebagainya.
• Memberika feedback yang informatif. Aplikasi harus menyediakan respon
untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna.
• Pencegahan kesalahan. Aplikasi yang dirancang harus meminimalkan
kesalahan yang dilakukan oleh pengguna. Jika pengguna melakukan suatu
kesalahan, maka antarmuka harus mendeteksi kesalahan tersebut dan
memberikan instruksi yang mudah dan konstruktif untuk memperbaiki
kesalahan tersebut.
14
• Merancang dialog untuk penutup. Aplikasi sebaiknya memberikan feedback
yang informatif pada setiap serangkaian tindakan yang telah dilakukan
oleh pengguna.
• Memungkinkan untuk melakukan tindakan yang berkebalikan. Fitur-fitur
yang mungkin untuk dilakukan tindakan secara berlebihan misalnya tugas
memasukkan data, pengisian sekelompok tugas seperti nama dan alamat.
• Mendukung kendali internal locus. Pengguna aplikasi menginginkan agar
aplikasi yang digunakan dapat memberikan respon terhadap tindakan yang
dilakukan oleh pengguna. Tindakan berupa banyaknya data yang harus
dimasukkan dan ketidakmampuan melakukan tindakan yang diinginkan
dalam penggunaan suatu aplikasi dapat menimbulkan ketidaknyamanan
pengguna dalam menggunakan suatu aplikasi.
• Mengurangi penggunaan memori jangka pendek. Tampilan harus sederhana,
menggunakan tampilan yang memiliki banyak halaman, kurangi intensitas
pergeseran window.
2.11 Kerangka SOSTAC
Kerangka SOSTAC dikembangkan oleh Paul Smith (1999), yang
merangkum berbagai tahap yang harus dilibatkan dalam strategi pemasaran
dari pengembangan strategi untuk implementasi. Ada enam elemen pendekatan
SOSTAC pada perencanaan e-marketing, yaitu:
• Situation Analysis
• Objectives
• Strategy
• Tactics
• Action
• Control
Menurut Chaffey (2011:389), Pengukuran efektivitas e-marketing
merupakan integral dari proses strategi dalam rangka untuk menilai apakah
tujuan telah dicapai. Loop tertutup dengan menggunakan analisis data analisis
15
Web. Metrik yang dikumpulkan sebagai bagian dari tahap kontrol untuk terus
meningkatkan e-marketing melalui pembuatan perangkat tambahan untuk
website dan komunikasi pemasaran terkait.
Gambar 2.2 SOSTAC - Kerangka Kerja Umum Untuk E-
Perencanaan Pemasaran
Sumber : Chaffey (2009, p419)
2.11.1 Situation Analysis (Where Are We Now ?)
Menurut Chaffey (2009, p420) situation analysis
adalah lingkungan analisis dan review proses internal dan
sumber daya untuk menginformasikan strategi. Lingkungan
pemasaran yang terus berubah, memberikan banyak
kesempatan untuk mengembangkan produk baru, pasar baru,
dan media baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan
saluran baru untuk mencapai mitra bisnis. Tujuan dari
situation analysis adalah untuk memahami lingkungan saat ini
dan masa depan perusahaan yang beroperasi agar tujuan
16
strategis yang realistis dapat mengingat apa yang terjadi di
pasar.
2.11.1.1 SWOT Analysis
Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis
SWOT mengalir dari analisis situasi yang menguji
kekuatan internal perusahaan dan kelemahan yang
berhubungan dengan lingkungan, kompetisi, peluang,
ancaman eksternal. Peluang dapat membantu untuk
menentukan target pasar atau mengidentifikasi peluang
produk baru, sedangkan ancaman adalah wilayah
pemasaran.
Gambar 2.3 SWOT Analysis: Strengths (S), Weaknesses (W),
Opportunities (O), and Threats (T)
Sumber : Kotler dan Amstrong (2012, p54)
2.11.1.2 Competitor Analysis
Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis
adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh pesaing
yang sudah ada dan pesaing yang baru dan diterapkan oleh
pelanggan mereka.
17
Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis
atau pemantauan para pesaing pengguna e-commerce
untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah
sangat penting dalam e-marketplace, karena sifat dinamis
dari media internet. Hal ini memungkinkan layanan baru
akan diluncurkan dan promosi berubah jauh lebih cepat
daripada melalui komunikasi cetak.
Benchmarking dari layanan online dan strategi para
pesaing merupakan bagian penting dari perencanaan
kegiatan dan juga harus terjadi secara terus-menerus
dalam rangka untuk merespon pendekatan pemasaran baru
seperti harga atau promosi. Benchmarking para pesaing
memiliki perspektif yang berbeda yang melayani tujuan
yang berbeda:
1. Review pada kemampuan internal: seperti sumber daya,
struktur dan proses vs pelanggan eksternal yang
dihadapi fitur pada situs.
2. Dari proposisi inti melalui branding untuk online value
proposition (OVP). Proposisi inti akan didasarkan pada
kisaran harga produk yang ditawarkan, dan promosi.
OVP menggambarkan jenis layanan web yang
ditawarkan yang menambah nilai brand.
3. Berbagai aspek dari siklus hidup pelanggan: akuisisi
pelanggan, konversi ke retensi. Kemampuan pesaing
harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran digital
masing-masing pesaing. Ini harus dinilai dari sudut
pandang dari segmen pelanggan yang berbeda atau
personal, mungkin melalui sesi kegunaan.
4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh
pelanggan melalui survei dan kelompok fokus melalui
analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data di
akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung situ,
biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume penjualan dan
18
pendapatan dan pangsa pasar), konversi (tingkat
konversi rata-rata) dan retensi seperti konversi berulang
dan jumlah pelanggan aktif.
5. Di dalam sektor dan di luar sektor: benchmarking
terhadap situs serupa dalam sektor dan peninjau sektor
yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online,
jejaringan sosial dan situs brand.
6. Tindakan keuangan ke non-keuangan. Meninjau
melalui sumber-sumber intelijen kompetitif seperti
laporan perusahaan atau pengiriman informasi pajak
tambahan mungkin tersedia pada omset dan laba yang
dihasilkan oleh saluran digital.
7. Dari pengalaman pengguna untuk evaluasi ahli.
Penelitian benchmarking harus mengambil dua
perspektif alternatif, dari ulasan pelanggan yang
sebenarnya untuk kegunaan evaluasi ahli independen.
2.11.1.3 Intermediary Analysis (Analisis Perantara)
Menurut Chaffey (2011:398), Pentingnya perantara
pada website seperti portal dalam jalur website organisasi
atau mempengaruhi pengunjung saat mereka mengkonsumsi
konten. Situasi analisis juga melibatkan mengidentifikasi
perantara yang relevan untuk beberapa pangsa pasar
tertentu.
2.11.1.4 SLEPT factors
Menurut Chaffey (2011:180), Untuk melihat faktor
lingkungan makro pada suatu perusahaan maka digunakan
kerangka kerja SLEPT. SLEPT terdiri dari faktor Social,
Legal, Economic, Political, dan Technological. SLEPT
berguna untuk menekankan pentingnya hukum dalam
19
mempengaruhi praktek pemasaran melalui Internet. Faktor-
faktor SLEPT yaitu:
• Social factors - pengaruh persepsi konsumen dalam
menentukan penggunaan internet untuk kegiatan yang
berbeda.
• Legal and ethical factors - menentukan metode dengan
produk yang mana yang dapat dipromosikan dan dijual
secara online. Pemerintah, atas nama masyarakat, berusaha
untuk melindungi hak-hak individu untuk privasi.
• Economic factors - variasi dalam kinerja ekonomi di
berbagai negara dan wilayah mempengaruhi pola belanja
dan perdagangan internasional.
• Political - organisasi pemerintah nasional dan transisi
memiliki peran penting dalam menentukan masa depan
adopsi dan kontrol internet dan aturan dengan yang diatur.
• Technological factors - perubahan teknologi
menawarkan kesempatan baru dengan cara produk dapat
dipasarkan.
2.11.1.5 Resource Analysis
Menurut Chaffey (2011:398), Sebuah audit internal akan
menilai kemampuan sumber daya dari perusahaan seperti
orang-orangnya, proses dan teknologi untuk mengirimkan
e-marketing sebagai pebandingan dengan para pesaingnya
2.11.2 Objectives (Where Do We Want To Be?)
Menurut Chaffey (2009, p281) Objectives merupakan
pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan.
Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan tujuan agar
perusahaan akan focus terhadap apa yang ingin dicapai.
20
Manfaat dalam penerapan e-marketing dirangkum
menjadi 5S, yaitu :
1. Sell merupakan salah satu manfaat dari penerapan e-
marketing yang membantu dalam meningkatkan penjualan,
karena promosi yang dilakukan secara online dapat
menjangkau masyarakat yang luas.
2. Serve merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-
marketing untuk menambah value bagi customer, dengan
meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback untuk
customer.
3. Speak merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-
marketing untuk lebih dekat dengan customer. Dalam
mencapai tujuan ini perusahaan diharapkan untuk dapat
membuat e-marketing yang bisa menjadi sarana komunikasi
yang efektif.
4. Save merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-
marketing untuk mengurangi biaya promosi, dengan
menciptakan e-marketing yang bisa mengurangi biaya
promosi yang sering dikeluarkan perusahaan.
5. Sizzle merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-
marketing untuk meningkatkan brand awareness dan
recognition melalui jalur online.
2.11.3 Strategy (How Do We Get There?)
Setelah tujuan yang ingin dicapai berhasil dirumuskan
pada tahap sebelumnya, maka penyusunan strategi yang tepat
sasaran dapat dilakukan. Banyak orang yang bertanya apa
sebenarnya perbedaan dari Strategi dan Taktik pada tahapan
kerangka perencanaan SOSTAC®.
21
Strategi itu sendiri hanya merupakan panduan umum
untuk mencapai tujuan. Bedanya dengan taktik adalah, taktik
diharuskan menjabarkan detail mengenai cara atau tools spesifik
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, disesuaikan dengan
strategi yang telah ditetapkan (Chaffey & Smith, 2013: 454).
Cara yang dapat digunakan untuk mengingat elemen
kunci yang harus ada dalam strategi-khususnya dalam
pembentukan strategi emarketing yang efektif-adalah dengan
berpedoman pada akronim berikut: STOP and SIT (Chaffey &
Smith, 2013: 459).
Pertama, strategi yang dibuat harus difokuskan untuk
mencapai Objectives (O) yang telah ditentukan sebelumnya.
Identifikasi semua Segments (S) yang mungkin dapat dimiliki
oleh perusahaan.
Segmentation merupakan pengklasifikasian customer ke
dalam beberapa kelompok berbeda untuk dapat mengetahui
kebutuhan produk atau jasa spesifik dari masing-masing
kelompok. Berhubung kebutuhan segment customer yang
ditargetkan secara online mungkin akan berbeda dengan segment
customer yang telah ada pada jalur offline, mungkin akan
diperlukan adanya pemilihan ulang mengenai Target Market (T)
atau segment yang ingin dikuasai melalui marketing secara
online. Positioning (P) juga merupakan salah satu bagian paling
mendasar yang harus diperhatikan dalam pembentukan strategi
emarketing, karena pemilihan produk yang ingin dijual melalui
jalur online, penentuan harga yang tepat dan penawaran value
seperti apa yang dijanjikan kepada calon customer dengan adanya
e-Marketing, akan menentukan posisi perusahaan di dalam
marketplace dibandingkan dengan para competitor yang ikut
bersaing di dalamnya. Apakah semua hal tersebut (STOP)
nantinya dapat dibentuk menjadi sebuah strong proposition yang
dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan?
Perlu diketahui, pengertian proposition yang dimaksud
diatas adalah Customer Value Proposition (yang dalam konteks
pembuatan strategi e-Marketing disebut sebagai Online Value
22
Proposition) dimana menurut Anderson, Narus, & Rossum
(2006, Three Kind of Value Proposition: Which Alternative
Conveys Value to Customers? section,para. 1) diartikan sebagai:
i. All benefit to your customers dimana Customer Value
Proposition diartikan sebagai daftar dari seluruh keuntungan
yang akan diperoleh customer jika membeli produk atau
jasa perusahaan.
ii. Favorable points of difference between your product with
your competitors dimana Customer Value Proposition
diartikan sebagai daftar keuntungan lebih yang akan
diperoleh customer bila membeli produk atau jasa
perusahaan bila dibandingkan dengan membeli pada
kompetitor.
iii. Resonating focus dimana Customer Value Proposition
diartikan sebagai keuntungan paling besar yang ditawarkan
oleh perusahaan untuk menjaga customer agar mau membeli
produk atau jasa perusahaan baik di masa sekarang maupun
di masa depan.
Strong value proposition atau value proposition yang efektif harus
mampu menarik minat target customer untuk membeli suatu produk atau
jasa yang ditawarkan perusahaan, bahkan harus mampu mempengaruhi
pelanggan agar bersedia untuk loyal menggunakan produk atau jasa yang
dijual perusahaan.
Unsur lain yang harus ada dalam pembentukan strategi, selain STOP
adalah SIT. SIT merupakan singkatan dari Sequence or Stage (S),
Integration (I), Tools (T). Cara merumuskan strategi dengan memakai tiga
komponen tersebut, pertama-tama tentukan terlebih dahulu stage atau
sequence dari tipe e-Marketing yang akan dibangun. Apakah tipe emarketing
yang akan dibangun hanya berupa website brochureware (model level 2 dari
5 level tipe pembangunan e-Marketing pada perusahaan), atau sudah masuk
ke dalam tipe simple interactive website (model level 3 dari 5 level tipe
pembangunan e-Marketing pada perusahaan) yang mendukung adanya
komunikasi antar User (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2009: 162).
23
Setelah menentukan stage atau level website seperti apa yang akan
dibangun, tentukan apakah harus ada integrasi proses atau integrasi database
antara channel online dengan offline jika aplikasi online sudah
diimplementasikan nantinya, perlukah dilakukan integrasi antara data
customer pada database offline dengan data customer yang disimpan pada
database online ? Kemudian jangan lupa tentukan juga mengenai Tools
seperti apa yang akan dipakai untuk mewujudkan website e-Marketing
tersebut.
2.11.4 Tactics (How Exactly Do We Get There?)
Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran
untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di
sekitar bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-
marketing yang efektif maka dapat digunakan tahapan
pemasaran 7Ps, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.4 Unsur Marketing Mix
Sumber : Chaffey (2009, p449)
1. Product
Unsur marketing mix yang melibatkan melakukan riset
kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang
24
sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan
customer service, menyediakan informasi produk yang
lengkap, testimonial dari user dan lain – lain.
2. Promotion
Unsur marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan
pelanggan dan stakeholder lainnya untuk
menginformasikan kepada customer tentang produk dan
organisasi.
Gambar 2.5 Unsur Marketing Mix
Sumber : Chaffey (2009, p449)
3. Price
Unsur Harga dalam marketing mix mengacu pada kebijakan
harga organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan
model penentuan harga dan untuk menetapkan harga untuk
produk dan jasa. Contohnya adalah dengan memberikan
harga diskon kepada customer yang membeli produk
dengan quantity yang banyak.
4. Place
25
Unsur marketing mix yang melibatkan distribusi produk
kepada pelanggan sesuai dengan permintaan dan
meminimalkan biaya persediaan, transportasi dan
penyimpanan.
5. People
Unsur marketing mix yang melibatkan pengiriman layanan
kepada pelanggan selama interaksi dengan pelanggan.
6. Process
Unsur marketing mix yang melibatkan metode dan prosedur
perusahaan gunakan untuk mencapai semua fungsi
pemasaran.
7. Physical Evidence
Unsur marketing mix yang melibatkan ekspresi nyata dari
produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan.
2.11.5 Action (The Details of Tactics who Does, what and when)
Menurut Chaffey (2009, p469) action merupakan
komponen perencanaan tindakan e-marketing mengacu
pada kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk
melaksanakan suatu rencana. Hal – hal yang perlu
diselesaikan saat menentukan tindakan atau action yaitu
tingkat investasi apa di saluran internet yang cukup uintuk
memberikan layanan, apa yang akan menjadi payback,
pelatihan staff, tanggung jawab yang diperlukan untuk
keefektifan internet marketing, perubahan struktur
organisasi yang diperlukan dalam internet memberikan
layanan berbasis internet, dan kegiatan seperti apakah yang
dapat dilakukan untuk mengelola website. Berikut hal – hal
yang perlu ditentukan dalam menentukan action yakni
tasks, resources, rekan kerja dan outsourcing, anggaran
26
termasuk biaya untuk pengembangan, promosi dan
pemeliharaan, skala waktu, dan staff.
2.11.6 Control (How Do We Get There?)
Menurut Chaffey (2009, p470) control merupakan
unsur rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi
teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk
mendapatkan customer view, opini dan teknik baru seperti
analisis web-server log files yang menggunakan teknologi
untuk memantau apakah tujuan telah tercapai. Selain itu,
control dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan dan
monitoring saluran kinerja melalui situs web dan saluran
tradisional.
2.12 Pengertian Wireframes
Chaffey (2009, p636) menurut Wodtke (2002),
wireframes adalah sebuah gambar dasar dari setiap halaman,
digambar untuk mengindikasikan elemen – elemen setiap
halaman, relasi setiap elemen, dan seberapa penting hubungan
relatif setiap elemen.
27
Gambar 2.6 Contoh wireframe (Chaffey, 2009, p638)
2.13 Pengertian Blueprint
Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan
Morville (2002), blueprint adalah menunjukkan sebuah
hubungan antara halaman satu dengan yang lainnya dan isi
komponen yang lainnya, dan dapat digunakan untuk
menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.
28
Gambar 2.7 Contoh Blueprint (Chaffey, 2009, p637)
2.14 Pengertian Gantt Chart
Menurut Taylor (2004, p304), gantt chart adalah sebuah
grafik batang dengan masing-masing batang menandakan
sebuah aktivitas proyek yang ditunjukkan dalam satuan waktu.
Tujuan dari grafik ini adalah untuk menampilkan status dari
tiap sumber daya pada semua waktu.