bab 2. elektropneumatik

15
Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana P a g e 28 BAB 2 ELEKTRO PNEUMATIK PENGANTAR Dunia teknologi yang berkembang semakin cepat merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk membenahi semua aspek dalam rangka perbaikan kualitas luarannya. Salah satu hal yang menjadi sorotan saat ini adalah sistem kerja di industri yang semakin canggih, sehingga menuntut luaran lembaga pendidikan untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan di industri nantinya. Sistem pneumatik adalah salah satu sistem kontrol yang kini mulai ramai digunakan di industri–industri modern, karena efektif dan efisien serta murah dalam hal penggunaan sumber tenaga dan biaya. Elektropneumatik pada hakekatnya terdiri dari dua sistem pengontrolan, yaitu sistem pneumatik dan elektropneumatik. Pengontrolan sistem pneumatik menggunakan sumber tenaga dari udara bertekanan, sehingga hemat biaya. Sedangkan sistem elektropneumatik menggunakan sumber tenaga disamping udara bertekanan, juga berasal dari sumber tenaga listrik dengan kapasitas tegangan dan daya yang relatif kecil. Dengan demikian kedua sistem pengontrolan ini sangat ekonomis. Karakteristik dan aplikasi pneumatik Bidang aplikasi yang menggunakan pneumatik meliputi : Secara umum dalam penanganan material, seperti : - Pencekamam benda kerja - Penggeseran benda kerja - Pengaturan posisi benda kerja - Pengaturan arah benda kerja Penerapan umum – Pengemasan – Pemakanan – Pengukuran – Pemilahan bahan – Pengaturan buka / tutup – Pemindahan material – Pemutaran dan pembalikan benda kerja – Penyusunan benda kerja – Pengerjaan stempel dan embosing pada benda kerja.

Upload: catkakipediaowner

Post on 19-Nov-2015

115 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Materi Kendali Otomatis

TRANSCRIPT

  • Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    P a g e 28

    BAB 2

    ELEKTRO PNEUMATIK

    PENGANTAR

    Dunia teknologi yang berkembang semakin cepat merupakan tantangan bagi

    lembaga pendidikan untuk membenahi semua aspek dalam rangka perbaikan

    kualitas luarannya. Salah satu hal yang menjadi sorotan saat ini adalah sistem kerja di

    industri yang semakin canggih, sehingga menuntut luaran lembaga pendidikan untuk

    memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan di industri nantinya. Sistem

    pneumatik adalah salah satu sistem kontrol yang kini mulai ramai digunakan di

    industriindustri modern, karena efektif dan efisien serta murah dalam hal

    penggunaan sumber tenaga dan biaya.

    Elektropneumatik pada hakekatnya terdiri dari dua sistem pengontrolan,

    yaitu sistem pneumatik dan elektropneumatik. Pengontrolan sistem pneumatik

    menggunakan sumber tenaga dari udara bertekanan, sehingga hemat biaya.

    Sedangkan sistem elektropneumatik menggunakan sumber tenaga disamping udara

    bertekanan, juga berasal dari sumber tenaga listrik dengan kapasitas tegangan dan

    daya yang relatif kecil. Dengan demikian kedua sistem pengontrolan ini sangat

    ekonomis.

    Karakteristik dan aplikasi pneumatik

    Bidang aplikasi yang menggunakan pneumatik meliputi :

    Secara umum dalam penanganan material, seperti :

    - Pencekamam benda kerja

    - Penggeseran benda kerja

    - Pengaturan posisi benda kerja

    - Pengaturan arah benda kerja

    Penerapan umum

    Pengemasan Pemakanan Pengukuran Pemilahan bahan Pengaturan

    buka / tutup Pemindahan material Pemutaran dan pembalikan benda kerja

    Penyusunan benda kerja Pengerjaan stempel dan embosing pada benda kerja.

  • P a g e | 29

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Pneumatik diterapkan dalam pemesinan dan operasi kerja seperti :

    Pengeboran

    Pembubutan

    Pengefraisan

    Penggergajian

    Pengeboran

    Pembubutan

    Penyelesaian akhir

    Kontrol kualitas

    Pengubahan bentuk

    Keunggulan dan karakteristik khas dari udara bertekanan adalah :

    - Ketersediaan : Udara praktis terdapat dimana-mana dalam jumlah yang terbatas.

    - Transportasi : Udara dengan sangat mudah dapat ditransportasikan melalui pipa

    saluran sampai jarak yang jauh.

    - Penyimpanan : Udara bertekanan dari kompresor dapat disimpan dalam tabung

    untuk sewaktu-waktu dipergunakan

    - Temperatur : Udara bertekanan relatif tidak peka terhadap perubahan

    temperatur, sehingga menjamin pengoperasian yang handal.

    - Tahan ledakan : Udara bertekanan tidak mengandung resiko terbakar atau

    meledak.

    - Bersih : Udara bertekanan tanpa lubrikasi adalah bersih. Ini penting dalam

    industri makanan, kayu & tekstil.

    - Konstruksi : Konstruksi komponen yang sederhana sehingga harganya murah

    - Kecepatan : Udara bertekanan merupakan media kerja yang cepat.

    - Pengaturan : Dengan menggunakan komponen-komponen udara bertekanan,

    kecepatan dan gaya dapat diatur.

    - Beban berlebih: Perkakas dan elemen kerja pneumatik akan tetap aman

    terhadap beban berlebih yang diberikan. Beban berlebih akan menyebabkan

    peralatan berhenti tanpa ada kerusakan sedikitpun

  • P a g e | 30

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Kekurangan dari udara bertekanan adalah :

    - Pengadaan : Udara bertekanan harus disiapkan dengan baik untuk mencegah

    timbulnya resiko keausan komponen pneumatik (akibat partikel debu dan

    kondensasi).

    - Mampu dimampatkan : Udara bertekanan dapat dimampatkan sehingga tidak

    mungkin diperoleh kecepatan piston yang teratur & konstan.

    - Gaya : Udara bertekanan hanya efisien sampai gaya tertentu (untuk tekanan 6 7

    bar atau 600 700 kPa) maka gaya berkisar antara 20.000 30.000 Newton.

    - Gangguan suara: Udara buangan menimbulkan suara yang bising Untuk

    mengatasi digunakan material peredam suara Biaya : Pemakaian udara

    bertekanan memerlukan biaya yang relatif mahal.

    Pengertian

    Elektropneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip

    kerjanya memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak)

    sedangkan media kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik.

    Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan

    mengaktifkan sakelar, sensor ataupun sakelar pembatas yang berfungsi sebagai

    penyambung ataupun pemutus sinyal. Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan

    menghasilkan medan elektromagnit dan akan mengaktifkan/mengaktuasikan katup

    pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan

    media kerja pneumatik akan mengaktifkan atau menggerakkan elemen kerja

    pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan menjalankan sistem.

    Prinsip Kerja

    Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik.

    Sinyal yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan elektromagnetik dan

    akan mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian

    kerja pneumatik.

    Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja pneumatik seperti

    motor pneumatik yang menjalankan sistem

    Tenaga fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi

    dari fluida bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida

  • P a g e | 31

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara,

    serta hidrolik, yang menggunakan cairan.

    Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan yang

    sama ke segala arah. Dalam sistem pneumatik, aktuator berupa batang piston

    mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang kemudian memberikan gaya

    kepadanya.

    Gaya inilah yang menggerakkan piston pneumatik, baik maju atau mundur. Pada

    dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama

    keduanya adalah sifat dari fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak

    dapat ditekan (incompressible fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat

    terkompresi (compressible fluid).

    Gambar 24. Prinsip Kerja Pneumatika (silinder kerja tunggal), gerakan disebabkan

    oleh adanya tekanan udara.

    Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki karakteristik khusus,

    antara lain :

    Jumlahnya tak terbatas

    Mencari tekanan yang lebih rendah

    Dapat dimampatkan

    Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah

    Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya)

    Mengandung kadar air

  • P a g e | 32

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Pada sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yaitu

    Sistem pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor, cooler,

    dryer, tanki penyimpan

    Unit pengolah udara berupa filter, regulator tekanan, dan lubrifier (pemercik

    oli) yang lebih dikenal sebagai Air Service Unit

    Katup sebagai pengatur arah, tekanan, dan aliran fluida

    Aktuator yang mengkonversikan energi fluida menjadi energi mekanik

    Sistem perpipaan

    Sensor dan transduser

    Sistem kendali dan display

    Aktuator yang paling banyak digunakan pada rangkaian pneumatik adalah

    silinder. Silinder dapat bergerak maju (extend) atau mundur (retract) dengan cara

    mengarahkan aliran udara bertekanan ke satu sisi dari piston menggunakan katup

    pengatur arah.

    Saat ini dalam penggunaannya pneumatik banyak dikombinasikan dengan sistem

    elektrik. Rangkaian elektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan

    sebagai penyusun sistem kendali katup. Untuk aplikasi yang cukup rumit digunakan

    PLC (Programmable Logic Controller) yaitu kontroler berdasarkan logika yang dapat

    diprogram.

    Perbedaan pneumatik dan elektro-pneumatik

    Elektro-pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik . Prinsip kerja

    elektro-pneumatik hampir sama dengan pneumatik. Yang membedakan hanyalah dari

    cara mengontrol aktuator. Berikut adalah gambaran rangkaian elektro-pneumatik

    dengan pneumatik:

  • P a g e | 33

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Gambar 25 a. Rangkaian Pneumatik, Gambar 25 b. Rangkaian Elektro-pneumatik

    Dari gambar diatas kita dapat membuat beberapa perbedaan. Berikut ini adalah

    tabel perbedaan pneumatik dengan elektro-pneumatik dari gambar 24a. dan gambar

    24b. :

    Tabel 1. Perbedaan Pneumatik dan Elektro-pneumatik

    PART PNEUMATIK ELEKTRO-PNEUMATIK

    Actuating Device

    (output)

    Cylinder Cylinder

    Processing element

    (processor signal)

    Valve Solenoid valve

    Input elements (input

    signal)

    Pneumatikal Limit

    Switch

    Electrical limit switch

    Energy Supply (source) Compressor Compressor, Voltage

    supply

    Dengan adanya perbedaan dari pneumatik dan elektro-pneumatik, pasti ada pula

    keuntungan dan kekurangan dari pneumatik dan elektro-pneumatik. Adapun

    perbandingan pneumatik dengan elektro-pneumatik sebagai berikut:

  • P a g e | 34

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Tabel 2. Perbandingan Pneumatik dan Elektro-pneumatik

    PNEUMATIK ELEKTRO-PNEUMATIK

    Variasi rangkaian terbatas Lebih banyak variasi rangkaian

    Tidak perlu menggunakan listrik Memerlukan supply listrik

    Butuh converter agar dapat

    dikendalikan oleh PLC dan

    mikroprosesor

    Tidak butuh converter agar dapat

    dikendalikan melalui PLC dan

    mikroprosesor

    Sistem kontrol sederhana Sistem control lebih canggih

    1. SISTEM ELEKTRO-PNEUMATIK

    a. Sinyal listrik

    Komponen dasar dari sinyal listrik yaitu menggunakan listrik DC 24 Volt.

    Rangkaian sederhana dari rangkaian listrik adalah terdiri dari tegangan

    sumber DC, beban dan sistem pengkawatannya.

    Gambar 26. Rangkaian Kelistrikan DC Sederhana

    Ketika saklar dalam posisi menutup ( ON), arus akan bergerak melalui beban.

    Arus tersebut akan melalui sebuah penghantar atau konduktor sehingga akan

    mengakibatkan beban atau lampu menyala.

    b. Saklar

    Saklar adalah komponen dalam rangkaian yang berfungsi untuk memutuskan

    atau menyambungkan arus pada beban. Saklar terdiri dari dua jenis yaitu

    saklar push button dan saklar mekanik.

    1. Saklar mekanik yaitu saklar yang digerakan secara mekanais dalam

    menentukan posisi ON atao OFF nya. Posisi tersebut akan tetap selama

    belum dirubah posisinya secara mekanik.

  • P a g e | 35

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    2. Saklar push button yaitu saklar yang akan bekerja selama saklar tersebut

    ditekan, dan akan kembali ke posisi semula bila saklar tersebt sudah tidak

    ditekan kembali.

    Gambar 27. Saklar Mekanis dan Push Button

    c. Limit switch

    Limit switch mekanik dapat disetting pada suatu posisi atau kondisi tertentu.

    Pada saat benda kerja menyentuh limit switch tersebut, makan akan

    mengeluarkan sinyal untuk mengendalikan suatu sistem. Limit switch ini

    biasanya digunakan untuk memutuskan atau menyambung aliran arus.

    Gambar 28. Limit Switch

    d. Relay

    Relay adalah komponen untuk penyambung saluran dan pengontrol sinyal,

    yang kebutuhan energinya relatif kecil. Relay ini biasanya difungsikan dengan

    elektromagnet yang dihasilkan dari kumparan. Pada awalnya relay ini

  • P a g e | 36

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    digunakan pada peralatan telekomunikasi yang berfungsi sebagai penguat

    sinyal. Tapi sekarang sudah umum didapatkan pada perangkat kontrol, baik

    pada permesinan ataupun yang lainnya.

    Gambar 29. Relay

    Pemilihan relay yang sesuai kebutuhan harus memenuhi beberapa kriteria,

    antara lain:

    - Perawatan yang minim

    - Kemampuan menyambungkan beberapa saluran secara independent

    - Mudah adaptasi dengan tegangan operasi dan tegangan tinggi

    - Kecepatan operasi tinggi, misalnya waktu yang diperlukan untuk

    menyambungkan saluran singkat.

    Cara kerja relay:

    Apabila pada lilitan dialiri arus listrik maka arus listrik tadi akan mengalir

    melalui lilitan kawat dan akan timbul medan magnet yang mengakibatkan

    pelat yang ada di dekat kumparan akan tertarik ataupun terdorong sehingga

    saluran dapat tersambung ataupun terputus. Hal ini tergantung apakah

    sambungannya NO atau NC. Bila tidak ada arus listrik maka pelat tadi akan

    kembali ke posisi semula karena ditarik dengan pegas.

  • P a g e | 37

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Penunjukkan angka pada relay mempunyai arti sebagai berikut:

    Angka yang pertama menunjukkan contactor yang keberapa sedangkan

    angka yang kedua selalu bernomor untuk relay NO dan untuk relay yang

    NC.

    Keuntungan dan kerugian penggunaan Relay:

    Keuntungan:

    - Mudah mengadaptasi bermacam-macam tegangan operasi

    - Tidak mudah terganggu dengan adanya perubahan temperature

    disekitarnya, karena relay masih bisa bekerja pada temperature 233 K (-

    40o C) sampai 353 K (80o C)

    - Mempunyai tahanan yang cukup tinggi pada kondisi tidak kontak

    - Memungkinkan untuk menyambungkan beberapa saluran secara

    independent

    - Adanya isolasi logam antara rangkaian kontrol dan rangkaian utama

  • P a g e | 38

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Oleh karena keuntungan-keuntungan di atas maka penggunaan relay sampai

    saat ini masih dipertahankan.

    Kerugian:

    - Khususnya untuk NO, bila akan diaktifkan timbul percikan api

    - Memerlukan tempat yang cukup besar

    - Bila diaktifkan, berbunyi

    - Kontaktor bisa terpengaruh dengan adanya debu

    - Kecepatan menyambung atau memutus saluran terbatas.

    e. Solenoid

    Di lapangan kita bisa menemukan solenoid dengan arus searah (DC) ataupun

    arus bolak balik (AC). Sedangkan yang sering digunakan pada Electro-

    pneumatik adalah Solenoid DC. Solenoid DC secara konstruktif selalu

    mempunyai inti yang pejal dan terbuat dari besi lunak. Dengan demikian

    mempunyai bentuk yang simple dan kokoh. Selain itu maksudnya agar

    diperoleh konduktansi optimum pada medan magnet. Bila ada kelonggaran

    udara, tidak akan mengakibatkan kenaikan temperature operasi, karena

    temperature operasi hanya akan tergantung pada besarnya tahanan

    kumparan serta arus listrik yang mengalir. Bila solenoid DC diaktifkan

    (switched on) maka arus listrik yang mengalir meningkat secara perlahan.

    Ketika arus listrik dialirkan ke dalam kumparan akan terjadi elektromagnet.

    Selama terjadinya induksi akan menghasilkan gaya yang berlawanan dengan

    tegangan yang digunakan. Bila solenoid dipasifkan (switched off) maka

    medan magnet yang pernah terjadi akan hilang dan dapat mengakibatkan

    tegangan induksi yang besarnya bisa beberapa kali lipat dibandingkan dengan

    tegangan yang ada pada kumparan. Tegangan induksi ini dapat

    mengakibatkan rusaknya isolasi pada gulungan koil, selanjutnya bila hal ini

    terjadi terus akan terjadi percikan api. Untuk mengatasi hal ini maka harus

    dibuat rangkaian yang meredam percikan api, misalnya dengan memasang

    tahanan yang dihubungkan secara paralel dengan induktansi. Sehingga bila

    terjadi pemutusan arus listrik, energi akan tersimpan dalam bentuk medan

    magnet dan dapat hilang lewat tahanan yang dipasang tadi.

  • P a g e | 39

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Gambar 30. Solenoid

    2. STRUKTUR DAN KOMPONEN ELEKTRO-PNEUMATIK

    Desain sistem dalam elektropneumatik terdiri dari empat bagian yaitu:

    a. Supply energi (Compressor air &Electrical)

    b. Input elements (Limit switch/push button/proximity sensors)

    c. Processing elements (switcing logic,selenoid valves,pneumatic to electric

    converter)

    d. Actuator and final control elemens (sylinder,motors,directional control valves)

  • P a g e | 40

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    Gambar 31. Elemen Elektropneumatik

    3. SIMBOL DAN KATUB IDENTIFIKASI ELEKTRO-PNEUMATIK

    a. Simbol pada elektropneumatik

    Air service unit

    2/2 way valve

    3/2 way valve

    2

    1

    2

    1 3

  • P a g e | 41

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    4/2 way valve

    5/2 way valve

    3/2 way valve with

    push button

    3/2 way valve with

    mechanical

    button

    Double acting

    cylinder

    Single acting

    cylinder

    b. Identifikasi katub elektropneumatik

    No Kind Indicator

    1 Pressure P (Pressure) or 1

    2 Output from valve A, B, C, or 2, 4, 6,

    3 Loses from valve R, S, T, or 3, 5, 7,

    4 Control of signal X, Y, Z, or 1.2 ; 1.4 ; 1.6 ;

    4. PENGKAWATAN SINYAL LISTRIK

    Diagram pengkawatan sinyal listrik merupakan diagram kendali pada sistem

    elektropneumatik.

    4 2

    1 3

    4 2

    51

    3

    2

    1 3

    2

    1 3

  • P a g e | 42

    Pneumatik, Elektro Pneumatik dan PLC. Oleh: Rizki Taqwa Maulana

    5. INSTALASI UDARA BERTEKANAN

    Instalasi udara pada elektropneumatik merupakan komponen penggerak dari

    kerja akuator.