bab 2
DESCRIPTION
depresi post partumTRANSCRIPT
![Page 1: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1. DEFINISI
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah
melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali
ditemukan oleh pitt pada tahun 1988, depresi post partum adalah depresi yang
bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah,
gangguan nafsu makan dan kehilangan libido.3
Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan,
mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan merasa
serba kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan
keluarga, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.
Depresi post partum dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan
berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau ringan. Gejalanya sama
saja tetapi disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan
kemampuannya sebagai seorang ibu.3
2.2. ETIOLOGI
Depresi post partum dapat di sebabkan karena gangguan hormonal.
Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin,
steroid dan progesterone. Pitt mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post
partum3 :
3
![Page 2: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/2.jpg)
2.2.1. Faktor Konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah
riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta
apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih
umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara
berada dalam proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri
begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung
sementara bayinya harus tetap dirawat.3
2.2.2. Faktor Fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya
gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor
fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting.
Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode laten
selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini
sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan
estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan
faktor penyebab yang sudah pasti.3
2.2.3.Faktor Psikologi
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir
kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada
penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel mengindikasikan
4
![Page 3: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/3.jpg)
pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk
memulai hubungan baik antara ibu dan anak.3
2.2.4.Faktor Sosial Dan Karakteristik
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai
lebih sering menimbulkan depresi pada ibu-ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.3
2.3. KLASIFIKASI
Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu 4:
2.3.1. Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa
hari saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan
dan khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya
berlangsung dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih
kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.4
2.3.2. Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang
membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua
minggu sampai setahun setelah melahirkan.4
2.3.3. Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi,
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya
jadi tergantung secara keseluruhan.4
2.4. PATOFISIOLOGI
5
![Page 4: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/4.jpg)
Menurut Kruckman menyatakan terjadinya depresi pascasalin dipengaruhi oleh
faktor 5:
2.4.1. Biologis
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat
kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut
terlalu cepat atau terlalu lambat5.
2.4.2. Karakteristik ibu, yang meliputi :
2.4.2.1.Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi
seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30
tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi
perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan
dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi
seorang ibu5.
2.4.2.2 Faktor pengalaman
Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang dilakukan
oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa
depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang
berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali
baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres. Selain itu
6
![Page 5: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/5.jpg)
penelitian yang dilakukan oleh Le Masters yang melibatkan suami
istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan hipotesis
bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi
pertama.5
2.4.2.3.Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial
dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang
memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya
diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan
orang tua dari anak-anak mereka5.
2.4.2.4.Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar
trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan
semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan
perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi
pascasalin.5
2.4.2.5.Faktor dukungan sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan,
persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena
kehamilannya sedikit banyak berkurang5.
7
![Page 6: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/6.jpg)
2.5. MANIFESTASI KLINIS
Seperti halnya pada depresi gejala yang menonjol dalam depresi post partum
adalah trias depresi yaitu2:
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60%
wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain2:
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
8
![Page 7: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/7.jpg)
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
2.6. DIAGNOSA
Kriteria yang digunakan dalam menegakkan diagnosis berdasarkan pada riwayat
dan gejala-gejala mengikuti Diagnostic And Statisctical Manual of Mental
Disorders, edisi keempat (DSM-IV), yaitu 2:
2.6.1 Gejala Depresi Mayor
Afek depresif.
Kehilangan minat dan kegembiraan.
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
dan menurunnya aktivitas.
2.6.2. Gejala Depresi Minor
Konsentrsi dan perhatian kurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Waktu tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
Menurunnya libido
9
![Page 8: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/8.jpg)
Dari Diagnostic and Statistical Manual Mental Disorders, edisi keempat (DSM
IV).
Depresi postpartum diartikan dalam DSM-IV dimulai empat minggu
setelah melahirkan. Dimana gejala yang harus ada sepanjang hari hampir setiap
hari selama dua minggu2.
2.7 PENATALAKSANAAN
Semua pasien depresi harus mendapatkan terapi berupa psikoterapi,
farmakoterapi dan beberapa memerlukan terapi fisik. jenis terapi bergantung dari
diagnosis, berat penyakit, dan respon terhadap terapi sebelumnya.6
2.7.1 Psikoterapi
Psikoterapi interpersonal, suatu terapi jangka pendek, merupakan terapi
dengan sasaran masalah interpersonal seperti perubahan peran dalam rumah
tangga, memperbaiki hubungan dalam pernikahan, dukungan sosial dan stres
kehidupan. Bentuk dari psikoterapi ini berupa konseling baik kelompok maupun
individu yang dipimpin oleh profesional dibidang kesehatan jiwa7.
Bagi wanita yang menyusui dapat memilih terapi ini dibandingkan terapi
medikamentosa dalam penanganan depresi pasca persalinan yang ringan.
Hambatan dari terapi ini ialah kesan mendapatkan cap negatif akibat melakukan
konseling, kurangnya terapis yang terlatih untuk memberikan psikoterapi,
mengatur waktu terapi, dan biaya7.
10
![Page 9: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/9.jpg)
2.7.2. Antidepresi
Depresi pasca persalinan yang berat merupakan indikasi untuk
pemberian antidepresi. SSRI merupakan regimen obat pilihan yang dapat mulai
diberikan. Dalam pemberian obat antidepresi, pemantauan dilakukan bersama
ahli psikiatri. Jika gejala depresi mulai membaik selama 6 minggu pemberian,
pengobatan sebaiknya diteruskan paling sedikit selama 6 bulan untuk mencegah
relaps, dilakukan tapering off dan penghentian obat dalam jangka waktu 2-4
minggu setelah pemberian full course8.
Pemeberian obat ini harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian
dalam pemberian obat antidepresi karena obat anti depresi dalam hal ini SRSI,
diekskresi sebagian kecil melalui ASI, dan dapat mememberikan efek samping
pada bayi8.
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota
keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan
mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk8:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
11
![Page 10: BAB 2](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022071805/563dbbc6550346aa9ab02cd6/html5/thumbnails/10.jpg)
Ada cara-cara menghidari atau mengatasi depresi :
1. Batasi pengunjung jika kehadiran mereka ternyata malah mengganggu waktu
istirahat anda
2. Untuk sementara waktu hindari komsumsi coklat atau gula dalam jumlah
yang berlebihan karena dapat menjadi bahan pemicu depresi
3. Perbanyak mendengar musik favorit anda agar anda dapat merasa lebih rileks
disarankan musik-musik yang menenangkan
4. Lakukan olahraga atau latihan ringan, cara ini selain ampuh dalam
mengurangi depresi, tapi juga dapat membantu mengembalikan bentuk tubuh
5. Sesekali berpergianlah agar anda tak merasa bosan, karena berada di rumah
6. Dukungan yang suportif dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat
berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.
2.8. PROGNOSIS
Identifikasi dan intervensi secara dini prognosisnya pada wanita yang
mengalami depresi postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah
dilaporkan tertangani dengan baik jika efek depresi post partum ini diketahui
sejak awal. Pencegahan yang paling utama adalah informasi tentang faktor
resiko terjadinya depresi postpartum di masyarakat sebagai nilai penting untuk
mencegah terjadinya depresi ini. Skrining awal terjadinya depresi postpartum ini
dapat diketahui saat ibu membawa bayinya pada tempat pelayanan kesehatan
untuk dilakukan imunisasi sehingga pencegahan terjadinya depresi postpartum
dan depresi secara umum dapat dihindari.
12