bab 19 audit

27
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas dua bidang tambahan yang penting dari aktivitas dalam audit laporan keuangan. Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas tersebut mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda sebagai berikut ini : 1. Prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun- akun spesifik 2. Prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca 3. Prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor 4. Prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit. Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini : 1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan 2. Mengevaluasi temuan 1

Upload: vindy-nugraha-siampa

Post on 26-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 19 audit

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas dua bidang tambahan yang penting dari aktivitas dalam audit

laporan keuangan. Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang

dilaksanakan dalam aktivitas tersebut mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda sebagai

berikut ini :

1. Prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun- akun spesifik

2. Prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca

3. Prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor

4. Prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari

tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien

Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama

ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit.

Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang

baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor

dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini :

1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan

2. Mengevaluasi temuan

3. Berkomunikasi dengan klien

Tanggung jawab pokok seorang auditor dalam menyelesaikan audit suatu laporan

keuangan. Langkah yang harus dilakukan meliputi review terhadap peristiwa kemudian,

membaca notulen rapat direksi dan dewan komisaris serta komite-komite sampai tanggal

penerbitan laporan audit, perolehan bukti atas tuntutan-tuntutan hukum, klaim dan

pembebanan, dan peroleh surat representasi dari kliennya. Langkah pengevaluasian atas

temuan-temuannya meliputi penentuan tingkat materialitas dan risiko audit tahap akhir, review

secara detail dan teknis atas kertas kerja dan laporan keuangan, merumuskan pendapat dan

penyusunan konsep laporan audit.

1

Page 2: bab 19 audit

Auditor diminta untuk mengomunikasikan kepada kliennya tentang kondisi-kondisi yang

dapat dilaporkan yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern dan hal-hal lain yang

berkaitan dengan pelaksanaan audit. Sebagai tambahan, auditor dapat membuat rekomendasi

kepada kliennya yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas operasi kliennya dalam bentuk

management letter. Akhirnya auditor harus menyadari tanggung jawabnya setelah audit selesai

(tanggung jawab paska audit) yang berkaitan dengan peristiwa kemudian yang terjadi antara

tanggal selesainya pekerjaan lapangan (tanggal laporan) dengan tanggal penerbitan laporan

auditor, diketemukannya fakta setelah tanggal laporan dan adanya prosedur audit penting yang

tidak dilaksanakan selama audit.

2

Page 3: bab 19 audit

BAB II

PEMBAHASAN

A. MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN

Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik

untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :

Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian

Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas

pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560,

Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas

peristiwa dan transaksi yang :

Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan

Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta

laporan auditor

Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, kerangka waktu untuk peristiwa kemudian

berlangsung dari tanggal neraca sampai penerbitan laporan auditor. Gambar tersebut juga

mengidentifikasi periode peristiwa kemudian, yang berlangsung dari tanggal neraca sampai

akihir pekerjaan lapangan. Selama periode ini, auditor diwajibkan menurut GAAP untuk

menemukan peristiwa kemudian.

3

Tanggal neraca Akhir pekerjaan lapangan Tanggal penerbitan31 Des (tanggal laporan) 1 Mar laporan 15 Mar

Periode kemudian

Periode peristiwa kemudian

Page 4: bab 19 audit

Jenis Peristiwa

Peristiwa atau transaksi di atas dikenal sebagai peristiwa kemudian. Berikut adalah dua

jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :

a) Peristiwa Kemudian Jenis 1

Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal

neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan

laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas

laporan keuangan.

b) Peristiwa Kemudian Jenis 2

Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca

tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan

pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material,

menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2

Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat,

seperti piutang usaha dan persediaan pada

jumlah yang berbeda dari yang dicatat.

Penerbitan obligasi jangka panjang atau

saham preferen atau saham biasa.

Pembelian suatu perusahaan.

Penyelesaian estimasi kewajiban akhir tahun

yang dicatat, seperti perkara pengadilan atau

litigasi dan jaminan produk pada jumlah yang

berbeda dari yang dicatat.

Kerugian dari bencana akibat kebakaran atau

banjir.

Sebagai contoh kasus, salah satu perusahaan debimr klien dinyatakan bangkrut pada

tanggal 13 Februari 1994, yang pada Saat tanggal neraca per 31 Desember 1993 belum

dìmasukkan dalam estimasì piutang yang tidak dapat tertagìh. Kebangkrutan Salah satu

debitur klien tersebut mengandung unsur ketidak-pastian dalam laporan keuangan yang

diaudit, yang oleh karenanya klien perlu meminta adjustment terhadap kemungkínan rugì

yang akan dideritanya tersebut. Lain halnya apabila setelah tanggal neraca, diketahui adanya

4

Page 5: bab 19 audit

suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau kerugian luar biasa yang disebabkan

kebakaran, atau bencana alam. Maka terhadap kejadian tersebut diperlukan adanya

pengungkapan dalam bentuk catatan kaki.

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal

laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut :

a) Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir tahun

seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.

b) Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir

pekerjaan lapangan.

Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia serta

membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan

perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.

Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan

dan akuntansi mengenai:

a. Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal

neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.

b. Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang,

atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.

c. Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggung jawabkan atas

dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.

d. Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal

neraca.

Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya

yang sesuai.

Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.

Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai peristiwa kemudian yang

menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.

5

Page 6: bab 19 audit

Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang

dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Temuan-temuan yang diperoleh dari langkah-langkah di atas, mempunyai pengaruh

yang sangat besar terhadap pendapat auditor. Auditor harus mempertimbangkan apakah

Dia harus membuat pengungkapan ataukah harus membuat adjustment terhadap statemen

keuangan auditan, atau bahkan harus mengubah keputusan terhadap pendapat yang telah

dirumuskan.

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam

laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.

Tergantung pada materialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan

pegecualian atau pun pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Membaca Notulen Rapat

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite

keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.

Misalnya:

Otorisasi pengeluaran obligasi

Otorisasi pengeluaran saham baru

Otorisasi pembelian kembali saham sendiri

Otorisasi pembayaran dividen

Otorisasi penghentian jenis produk tertentu

Kelima hal tersebut diatas berpengaruh terhadap asersi-asersi manajemen dalam

laporan keuangan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat menyebabkan

auditor :

6

Page 7: bab 19 audit

Melakukan pengujian substantif tambahan

Meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.

Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna

memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misal :

informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah

pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan

dalam kertas kerja.

Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian

FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian

situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan

(kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya

akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali

merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang

potensial dari perselisihan pajak penghasilan,klaim,dll. GAAP mempersyaratkan bahwa

kontinjensi kerugian harus :

a) Dicatat sebagai kewajiban

b) Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

c) Diabaikan

Pertimbangan Audit

SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang :

a) Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian

mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan

penilaian (LCA).

b) Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.

c) Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.

d) Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

7

Page 8: bab 19 audit

Surat Pertanyaan Audit

AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien

merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang

LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen

kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.

Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan

penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat :

a) Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan

b) Masalah yang dihadapi adalah tidak material

Mendapatkan Surat Representasi Klien

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen

dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat

representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management

Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi

bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang

layak atas suatu pendapat.

Representasi manajemen harus dapat :

a) Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor

b) Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut

c) Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

8

Page 9: bab 19 audit

Isi Surat Representasi

Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus

termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :

a) Laporan keuangan

b) Kelengkapan informasi

c) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

d) Peristiwa kemudian

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 333 (PSA No. 17) tentang

Representasi Manajemen mengatur lebih lanjut mengenai Surat Representasi Klien. Dalam

paragraf 05 SPAP Seksi 333 (PSA No. 17) diatur bahwa Representasi tertulis* dari

manajemen harus diperoleh untuk semua laporan keuangan dan periode yang dicakup oleh

laporan audit. Sebagai contoh, jika laporan keuangan komparatif dilaporkan, representasi

tertulis yang diperoleh pada penyelesaian audit yang terkini harus mencakup semua periode

yang dilaporkan.

*) Selama audit berlangsung, manajemen perusahaan biasanya membuat banyak

representasi bagi auditor, baik secara lisan maupun tertulis, dalam menanggapi

pertanyaan khusus atau melalui laporan keuangan. Jadi, yang ditegaskan dalam Par. 05

di atas adalah representasi tertulis.

Misalkan laporan keuangan yang diaudit adalah laporan keuangan untuk tahun buku

2009 yang disajikan dalam bentuk laporan komparatif dengan tahun buku 2008, maka dalam

hal ini Surat Representasi Manajemen harus diperoleh baik untuk tahun 2009 maupun 2008.

Jadi auditor tidak boleh meminta klien mempersiapkan surat representasi untuk tahun 2009

saja.

Paragraf 13 SPAP Seksi 333 (PSA No. 17) juga menjelaskan bahwa penolakan manajemen

utnuk melengkapi representasi tertulis merupakan pembatasan terhadap lingkup audit yang

9

Page 10: bab 19 audit

menghalangi auditor untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dan biasanya

cukup menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat atau menarik diri dari perikatan.

Namun, berdasarkan pada sifat representasi yang tidak dapat diperoleh tersebut atau

keadaan penolakan, auditor dapat menyimpulkan bahwa pendapat wajar dengan

pengecualian adalah layak. Di samping itu, auditor harus mempertimbangkan dampak

penolakan tersebut terhadap kemampuannya untuk mengandalkan representasi manajemen

yang lain.

Jadi, dari penjelasan di atas, jika auditor tidak bisa memperoleh surat representasi klien

dari manajemen perusahaan maka dengan mempertimbangkan sifat representasi ataupun

keadaan penolakan dari manajemen, auditor minimal harus memberikan opini wajar dengan

pengecualian.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi

manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada

keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :

a) Memperoleh surat rep

b) Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan

dengan prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan

standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan

pemberian pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis

Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas

laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan

10

Page 11: bab 19 audit

adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam

mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan

serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan

hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :

a) Diantisipasi dalam perencanaan audit

b) Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif

Berbagai prosedur analitis dapat digunakan dan prosedur itu harus :

a) Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit

b) Didasarkan atas laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi audit

telah diakui

B. MENGEVALUASI TEMUAN

Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuan- temuan:

1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan

2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit. Untuk mencapai tujuan ini,

auditor menyelesaikan langkah- langkah berikut:

Membuat penilaian akhir atau materialitas dan risiko audit.

Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemapuan entitas untuk

memperthakankan kelajutan usahanya (going concern).

Melakukan review teknis atas laporan keuangan.

Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.

Melakukan review akhir atas kertas kerja.

Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit

Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan

adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini

11

Page 12: bab 19 audit

adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang

belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup

komponen berikut :

a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian

substantive atas rincian transaksi dan saldo

b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit

c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh

prosedur audit lainnya,

Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang

mungkin , sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah

saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat

mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode

sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.

Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan

auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan

audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat

meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga

meningkat.

Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:

a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan

b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko

salah saji yang material

Mengevaluasi Kelanjutan Usaha

AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan

yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya

selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan

12

Page 13: bab 19 audit

keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang

substansia tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk

terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah

bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau

melakukan tindakan yang serupa.

Auditor bisanya mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai

kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya. Jika auditor merasa yakin

bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan

untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :

a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh

kondisi atau peristiwa tersebut

b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif

c) Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan

entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak

d) Menyertakan suatu paragraf penjelasan

Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap

harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.

Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:

a) Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang

substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya

selama periode waktu yang layak.

b) Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.

c) Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi- kondisi dan peristiwa itu serta setiap

factor yang dapat mengurangi.

d) Kemungkinan penghentian operasi.

e) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan).

f) Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlah

atau klasifikasi kewajiban.

13

Page 14: bab 19 audit

Jika, setelah mempertimbangkan kondisi- kondisi yang diidentifikasi dan rencana

manajemen, auditor menyimpulkan bahwa ada keraguan yang substansial mengenai

kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usaha selama periode waktu terisisa

yang layak, maka laoran audit biasanya berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

paragraph penjelasan tentang ketidakpastian (sesudah paragraph pendapat) untuk

mencerminkan kesimpulan itu.

Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan

Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,

review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.

Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-

masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

Daftar periksa itu mencakup hal- hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-

masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan. Kebanyakan kantor

akuntan sekarang mempunyai daftar periksa terpisah untuk klien SEC dan non-SEC. daftar

periksa yang lengkap dan temuan dari para pereview harus tercantum dalam kertas kerja.

Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan Audit

Dalam proses pelaksanaan audit, dìlakukan berbagai macam pengujìan oleh staff yang

terlibat dalam penugasan tersebut. Pengujian tersebut dilakukan secara terbatas untuk

berbagai jenis rekening beserta lingkupannya. Apabila pengujian tersebut telah diselesaikan,

selanjutnya auditor melakukan peringkasan atas temuan-temuannya tersebut.

Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan

mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan

keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada

partner yang melakukan penugasan itu.

Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu

konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya secara

14

Page 15: bab 19 audit

lisan dan berusaha membersihkan dasar laporkan semua temuannya secara lisan dan berusaha

memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang diusulkan dan pengungkapan

tambahan yang pada akhirnya dapat dicapai beberapa kesepakatan yang dapat dicapai. Jika

kesepakatan tersebut tidak dapat dicapai, auditor akan mengeluarkan jenis pendapat lainnya.

Penyampaian pendapat tersebut dilakukan melalui suatu laporan audit.

Melakukan Review Akhir Atas Kerja

Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan

kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat

dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.

REVIEW SIFAT REVIEW

Manajer

Mereview kertas kerja yang direview oleh auditor

senior dan mereview beberapa atau semua kertas kerja

yang direview oleh oleh auditor

Partner yang bertanggung jawab

terhadap penugasan

Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer

dan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif

Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit yaitu :

Review yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap apabila :

a) Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi

bersangkutan.

b) Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan

dalam surat penugasan.

c) Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing. Dan pelaporan signifikan yang timbul

selama audit telah diselesaikan dengan tepat.

d) GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah di penuhi.

15

Page 16: bab 19 audit

Beberapa kantor akuntan mewajibkan suatu review independen “dingin” (atau kedua)

atas kertas kerja oleh seorang partner yang tidak berpartisipasi dalam audit. Review tersebut

diharuskan dalam audit atas perusahaan yang terdaftar pada SEC.

16

Page 17: bab 19 audit

BAB III

KESIMPULAN

Dalam banyak hal, kadangkala pekerjaan lapangan masih perlu dicek ulang, mengingat

ada beberapa informasi penting yang ada ditangan pimpinan puncak. Auditor harus

menuntaskan masalah-masalah yang diduga akan muncul tersebut. Dengan demikian dalam

pekerjaan audit di lapangan masih dipandang perlu dilengkapi oleh beberapa informasi yang

dipandang sangat Íital, dan oleh karenanya masih diperlukan satu tahapan pekerjaan audit

dalam rangka penuntasan pekerjaan audit di lapangan.

Pekerjaan dan tanggung jawab auditor tidak hanya berhenti sampai dengan

pengumpulan informasi dì lapangan telah diselesaìkan. Dalam rangka penyempurnaan

pekerjaannya, Dia harus memperhatikan kejadian-kejadian setelah tanggal neraca baik yang

secara langsung maupun tìdak langsung mempengaruhi informasi yang dísajìkan dalam

statement keuangan klien. Seorang auditor harus memperhatikan adanya fakta-fakta baru

ataupun kejadian baru yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi laporan audit belum

diserahkan kepada klien. Hal ini disebabkan fakta-fakta baru tersebut dapat menjadikan

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan atau tidak mempunyai

bobot yang layak bahkan mungkin dapat dikategorikan menyimpang dari standar pelaporan

yang layak. Mengingat berbagai fakta baru tersebut dapat menyesatkan pembaca laporan

audit, dan tentu saja akan berakìbat terhadap pembentukan opini auditor.

Berbagai prosedur telah dilaksanakan dalam proses audit. Namun, auditor juga tidak

bisa meninggalkan tanggung jawabnya terhadap proses pelaporan yang menjadi tanggung

jawabnya tersebut. Banyak faktor ataupun kondisi yang memerluka perhatian auditor

mengenai peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi pendapat yang dirumuskan mula-

mula. Hal ini disebabkan, adanya berbagai kondisi yang tidak pasti selama proses audit

dilakukan. Oleh karena itu, dalam memformulasikan Pendapat Akuntan, berbagai peristiwa

tersebut harus dipertimbangkan masak-masak.

17

Page 18: bab 19 audit

LAMPIRAN

CONTOH BERBAGAI KONDISI YANG MUNGKIN HARUS DILAPORKAN

Berikut ini disampaikan beberapa contoh kondisi yang mungkin harus dilaporkan.

Penyajian permasalahan berikut dikelompokkan dengan berbagai kategori kondisi dan contoh

kondisinya. Berbagai permasalahan tersebut harus dikomunikasikan dengan manajemen dan

komisi audit.

Design struktur pengendalian yang tidak sempurna, antara lain:

1) Keseluruhan design struktur penegendalian yang tidak memadai.

2) Konsistensi pemisahan kewajiban tidak memadai dengan tujuan pengendalian.

3) Tidak ditemukan adanya penelaahan dan persetujuan terhadap transaksi, penjurnal, dan

posting rekening, dan keluaran sistem yang memadai.

4) Prosedur yang tidak memadai terhadapa penjaminan dan penerapan prinsip-prinsip

akuntansi.

5) Tidak ditemukan adanya teknik pengendalian lain yang memadai dalam membuat

pertimbangan jenis dan tingkat aktivitas transaksi.

6) Ketentuan yang tidak memadai terhadap penjagaan keamanan aktiva perusahaan.

7) Bukti adanya kegagalan sistem untuk menghasilkan output yang sempurna dan cermat

yang konsisten terhadap kebutuhan dan tujuan saat ini, dikarenakan oleh design yang

cacat/rusak.

Kesalahan dalam pengoperasian struktur pengendalian, yang antara lain:

1) Bukti adanya kesalahan dalam identifikasi untuk pengendalian dalam rangka melindungi

dan medeteksi salah saji terhadap informasi akuntansi.

2) Bukti bahwasannya sistem telah gagal untuk menghasilkan output yang dengan

konsisten yang lengkap dan cermat dengan tujuan pengendalian perusahaan karena

asanya salah penerapan prosedur pengendalian.

3) Bukti adanya kesalahan pengaman assets terhadap kerugian, kerusakan, ataupun salah

saji.

18

Page 19: bab 19 audit

4) Bukti adanya unsur kesengajaan menghindari struktur pengendalian intern oleh pihak

yang bertanggung jawab dengan merusak keseluruhan tujuan sistem.

5) Bukti adanya kesalahan penanganan dari bagian struktur pengendalian intern, seperti

terkonsiliasi tidak dibuat tepat waktu.

6) Bukti-bukti adanya kesalahan bertindak yang disengaja oleh pengawai ataupun

manajemen.

7) Bukti adanya manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan-catatan akuntansi atau

dokumen-dokumen pendukung.

8) Bukti adanya salah penerapan prinsip akuntansi yanf disengaja.

9) Bukti adanya salah penyajian oleh klien untuk auditor.

10) Bukti bahwasannya kualifikasi dan latihan pengawai atau manajemen yang kurang agar

dapat menyelesaikan fungsi-fungsi yang ditanganinya.

Lain-lain:

1) Kesadaran terhadap pengendalian pada tingkat yang tidak memadai dan tidak

diketemukan dalam suatu organisasi.

2) Kesalahan untuk menanggapi dan melakukan tindakan koreksi terhadap struktur

pengendalian intern yang cacat dan telah diketahui pada masa-masa yang lalu.

3) Bukti yang sangat penting dan berpengaruh luas terhadap adanya transaksi oleh pihak-

pihak berkepentingan yang tidak diungkapkan.

4) Bukti terhadap tujuan yang bias atau penyimpangan tujuan yang tidak pantas oleh

pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kebijaksanaan akuntansi.

19

Page 20: bab 19 audit

DAFTAR PUSTAKA

Boyton. Willian C, Johnsos. Raymond N, Kell. Walter G, Modern Auditing, 2003, Erlangga,

Jakarta

http://julian-cholse.blogspot.com/2012/06/modern-auditing-penyelesaian-audit_20.html

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:fCK4mgZ4l4EJ:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/

pemeriksaan_akuntansi_2/

bab_9_penyempurnaan_pekerjaan_audit_dan_tanggungjawab_postaudit.pdf+tanggung+jawab+se

sudah+audit&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgcJkdYo85HopWmxkX7m27mK5jOW2AdMNXKTW

JjbLc3tRr_q2l29zHsAVjh3B_Nt6E_FLG08c3e_BJSkIXn8BWWeHTlLehGIFZ4UbIKHszNmH5H2Py40g0q

KMxmjWd-S34o-KnJ&sig=AHIEtbT-49TDg6tkt9PtfWWEAtIdRdSYfQ

20