bab 1-proposal ptk
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Tujuan umum pengajaran sastra seperti yang tercantum dalam kurikulum 2007
yaitu agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Lalu, di dalam rambu-
rambunya pada butir 10 ditegaskan pula bahwa pembelajaran sastra dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengapresiasikan karya sastra.
Kegiatan mengapresiasi nalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap
masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian peran pelajaran sastra
menjadi sangat penting.
Mengingat perannya yang sedemikian itu, maka terselenggaranya pembe-lajaran
sastra yang menarik dan menyenangkan akan menjadi sebuah tuntutan yang harus
dipenuhi. Hal ini dimungkinkan karena pelajaran seperti ini akan dapat mendidik
siswa untuk dapat mengenal dan menghargai nilai-nilai yang dijunjung oleh
bangsanya, juga untuk dapat menghargai hidup, menikmati pengalaman orang lain,
serta dapat menemukan makna hidup dan kehidupan. Bukankah karya sastra (cerpen)
itu merupakan miniatur kehidupan manusia di sekitar pembaca?.
Jadi, dengan mempelajari sastra berarti siswa diajak untuk mempelajari manusia dan
lingkungannya. Biasanya siswa akan sangat antusias jika diajak untuk membicarakan
atau mendiskusikannya juga akan mengeluarkan segala pengalaman dan
pengetahuannya.
1
Berdasarkan artikel Koran Media Indonesia edisi sabtu 14 April 2008 dikatakan
oleh gunoto Saparie “Program Pengajaran apresiasi sastra Indonesia yang dipadukan
dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia masih kurang menarik bagi para
siswa. Penyebab kurang menariknya pelajaran apresiasi sastra Indonesia di antaranya
cara guru mengajar yang tidak memotivasi siswa, kurang akrabnya siswa dengan
karya sastra”. Kemudian lebih lanjut dikatakan”Ketidakberhasilan pengajaran
apresiasi sastra Indonesia juga disebabkan belum ditetapkannya alokasi waktu, untuk
pengajaran apresiasi sastra Indonesia sebagai mata ajar yang mandiri. Sampai kini
sastra diajarkan sebagai sambilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Dengan
demikan, secara tidak langsung bentuk evaluasi pengajaran bahasa akan
mempengaruhi bentuk evaluasi pengajaran sastra. Atau bisa jadi evaluasi pengajaran
sastra ditumpangkan ke dalam evaluasi pengajaran bahasa.”
Sayangnya, kendala pembelajaran itu sering terletak pada guru. Sebab, masih saja
guru yang terlalu mengandalkan LKS (Latihan Kerja Siswa), tidak menyukai sastra,
dan tidak bisa memilih bahan ajar yang tepat dan menarik untuk seusia siswa yang
dididiknya. Kenyataan inilah yang sering dianggap orang sebagai kegagalan. Gagal
karena siswa tidak memiliki daya apresiasi dan kepekaan rasa serta tidak menyukai
sastra.
Artikel Bali Post, Rabu tanggal 30 oktober tahun 2008 u, I nyoman suaka,dosen
STKIP Saraswati ,Tabana Bali, berpendapat”bahwa tayangan sinetron di televisi itu
sebenarnya sangat membantu guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah.
Pengajaran sastra yang begitu lesu bisa dibangkitkan dengan mengimbau siswa agar
menonton sinetron di televisi. Imbauan ini akan disambut gembira oleh peserta didik
2
karena keseharian mereka sudah terbiasa lama-lama nongkrong di depan pesawat
televisi.
Departemen Penerangan (kini dilikuidasi) ketika itu memberi andil yang besar
untuk membangkitkan khasanah kebudayaan melalui penayangan sinetron yang
diangkat dari karya sastra. Pemda Sumatera Barat dikabarkan memberikan dana
sebesar Rp 40 juta untuk menyukseskan produksi sinetron "Salah Asuhan". Dana
sejumlah itu amat besar saat itu. Berkat dukungan sutradara Ami Prijono, aktor Dolly
Marten, aktris Ida Iasha, Shanas Haque dan Pemda Sumbar, maka sinetron "Salah
Asuhan" meraih prestasi sebagai sinetron terbaik dalam "Festival Sinetron Indonesia"
tahun 1994.
Berangkat dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, Penelitian
Tindakan Kelas ini, akan mengkaji keterkaitan minat siswa dalam pembelajaran
karya sastra sinetron salah asuhan melalui rekaman tayangan televisi swasta RCTI
bagi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Curup tahun 2009.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah terjadi peningkatan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinetron
salah asuhan melalui rekaman tayangan telivisi swasta RCTI bagi siswa kelas XI
IPS di SMAN 1 Curup tahun 2009.
III. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
3
Mengetahui peningkatan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinestron
salah asuhan melalui rekaman tayangan telivisi swasta RCTI bagi Curup semester
2 tahun 2009
IV. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini, yaitu:
1. Bagi guru,mengembangkan pengetahuan yang sesuai dengan profesinya
sebagai tenaga pendidik
2. Bagi guru, memberikan sumbangan pemikiran yang sesuai dengan
profesinya sebagai pendidik
3. Bagi siswa, memberikan usaha perbaikan prestasi belajar
4. Bagi sekolah, memberikan dukungan dalam kegiatan belajar mengajar
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,
1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar
dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau
media.bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan
atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan suara yang direkam.
Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun
demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran
harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan
motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat
apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga
akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga
mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard
mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreteria pertamanya
adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan
penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik,
kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan.
5
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin
baiklah media itu.
Dari pernyataan diatas, Media pembelajaran karya sastra harus dapat merangsang
minat siswa, dan pengadaannya harus murah. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai
multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan
navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa
tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi,
kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah
untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan
pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana
media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk
menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika
juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara
keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan
oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan
merasa telah belajar sesuatu.
B. Jenis-Jenis media Pendidikan
Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu
media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh
pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media
karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol
pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau
kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan
6
sebagainya.
Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar
pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of
what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis for
media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media
merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang
lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis
berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol
komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif
murah ditinjau dari segi biayanya. Beberapa media grafis dengan ciri-cirinya adalah
sebagai berkut:
A. Gambar/Foto
Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling mudah
dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana-mana.
Kelebihan media gambar/foto
7
1) Sifatnya konkret; lebih realistis menunjukan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata.
2) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.
3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
5) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.
Kelemahan media gambar/foto
1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besa.Untuk dijadikan sebagai media pembelajaran baik, media foto setidaknya mempunyai beberapa syarat(1) Autentik,(2)Sederhana,,(3) Ukuran relative,(4) Gambar /foto sebaiknya mengandung gerak dan perbuatan.
a) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan
bagaian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal bisa
belajar menggambar, seorang guru haruslah dapat menuangkan ide-idenya
kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid,
menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan,
harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini langsung dibuat guru.
8
b) Diagram
Sebagai suatu gambar yang sedrhana yang menggunkan garis-garis dan
simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek
secara garis besar. Diagram menunjukan hubungan yang ada antara
komponen dan sifat-sifat proses yang ada disitu.
Kriteria diagram yang baik untuk dijadkan sebagai media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan
yang perlu.
2. Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan
Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum
yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah.
D. . Bagan/Chart
Seperti halnya media grafis yang lain, chart termasuk media visual. Fungsinya
yang pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila
hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah(1) Dapat dimengerti,(2) sederhana dan
lugas,tidak rumit dan berbelit-belit,(3) Diganti pada waktu tertentu agar tetap
menarik.
E. Grafik (Grafhs)
9
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol
verbal digunakan pula dsitu.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Sebagai media pendidikan yang baik, media grafik harus mampu memenuhi
beberapa kriteria-kriteria, diantaranya:
a. Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas
b. Hanya menyajikan satu ide setiap grafik
c. Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya.
d. Warna yang digunakan kontras dan harmonis.
e. Berjudul dan ringkas
f. Sederhana (simplicity)
g. Mudah dibaca (legibility)
h. Praktis, mudah (manageability)
i. Menarik (attractiveness
j. Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan (appropriateness
k. Telioti (accuracy))
Ada beberapa jenis grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik garis
(line graphs), grafik batang (bargraphs), grafik lengkaran (circle atau pie graphs) dan
grafik gambar (pictorial graphs).
10
f. Kartun
Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar
interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan
secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-
kejadian tertentu.
g. Poster
Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia
mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang
melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang untuk membeli
produk baru darei sesuatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana
atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
Kriteria poster yang baik hendaklah;
1. Sedehana
2. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai suatu
tujuan yang pokok
3. Bewarna
4. Slogannya ringkas dan jitu
5. Tulisannya jelas
6. Motif dan disain bervariasi.
h. Peta dan Globe
11
Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Alasan kenapa peta
dipakai sebagai media dalam KBM:
1.Memungkinkan siswa mengerti tentang suatu posisi daerah.
2. Dapat merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh
geografis.
3. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi
penduduk, tumbuh-tunbuhan dan kehidupan hewan serta bentuk muka bumi
sebenarnya.
i. Papan Flanel/Flannel Board
Papan Flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan
tertentukepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudahse
hingga dapat dipakai berkali-kali.
j. Papan Buletin (Bulletin Board)
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi
langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain
menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian-
kejadian dalam waktu tertentu.
k. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan didalam lambang-lambang auditif, baik
verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Beberapa jenis media
audio:
12
1) Radio
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan media yakni(i) Harga realtif murah dan program
yang variatif(ii) Sifatnya mudah dipindahkan (mobile)
(iii). Jika digunakan dengan alat perekam radio bisa mengatasi
problem jadwal(iv) Radio mengembangkan daya imajinasi anak
(v)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar
(vi) Radio dapat memperhatikan siswa pada kata-kata yang digunakan,
pada bunyi dan artinya
(vii) Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok mengajarkan musik
dan bahasa.
(viii) Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila
dibandingkan denagn jika dikerjakan oleh guru.
(ix)Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
Adapun kelemahan dari media ini meliputi:
1. Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)
2. Biasanya siaran disentalisasikan sehingga guru tidak dapat
mengontrolnya.
3. Penjadwalan siaran dengan jadwal pelajaran sering menimbulkan
masalah.
l. Televisi (TV)
Selain film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah
penerima pesannya, televisi tergolong kepada media massa.Kelebihan media
televisi meliputi:
13
1. TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua
bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan yang kan dicapai.
2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh
anak-anak karena mereka mengenalnya sebagi kehidupan diluar sekolah.
3.TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
4. TV mempunayi realistis dari film tapi juag mempunayi kelebihan yang lain
yaitu immediacy (objek yang baru ditangkap kamera dapat segera
dipertontonkan).
5. Sifatnya langsung dan nyatadengan TV siswa dapat mengetahui kejadian-
kejadian yang mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang
besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan meeka berbicara.
6. Horison kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas dan ruang dapat diatasi.
7.Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV kan
8. TV dapat meningkatkan pengetahun dan kemampuan guru dalam mengajar.
Beberapa kelemahan TV sebagai media:
1.Harga pesawat TV relatif murah
2. Sifat komunikasinya hanay satu arah.
3. Jika akan dimanfaatkan dikelas jadwal siran dan jadwal pelajaran disekolah
sering kali sulit disesuaikan.
4.Program diluar kontrol guru.
5. Besarnya gambar relatif kecil dibanding denagn film, sehingga jumlah siswa
yang dapat memanfaatkannya terbatas.
14
m. Video
Video sebagai media audio visual yang menmpilakan gerak, semakin lama semakin
populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif,
bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.
Kelebihan video dalam media pendidikan:
1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode singkat dari rangsangan luar lainnya.
2. Dengan alat perekam pita video sejumlah penonton dapat memperoleh informasi dari
ahli-ahli/spesialis.
3.Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya.
4.Menghemat waktu dan dapat diputar berulang-ulang.
5. Kamera TV lebih dekat dapat mengamati objek yang sedang bergerak atau objek yang
berbahaya seperti harimau.
Hal-hal yang perlu diperhatikan seiring denagn penggunaan alat peekam pita video dalam
proses mengajar adalah:
1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang di praktikan
2. Sifat komunikasinay bersifat satu arah dan ahrus dicari bentuk umpan balik.
3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.
4.Memerlukan peralatan ayng mahal dan kompleks.
Kriteria media pembelajaran diatas harus dikembangkan selain sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat dan kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
n. Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar
15
mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm. Ukuran yang
dipakai untuk sekolah adalah 16 mm.
Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan
Sebagai suatu media, film mempunayi beberapa keunggulan:
1. Film merupakan suatu denominator yang umum. Baik anak yang cerdas maupun
lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau
penguasaan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan
menggunakan film.
2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, dengan gerakan lambat,
pengulanagn akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
3. Film dapat kembali menampilkan masa lalu dan menyajikannya kembali.
4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari suatu negara kenegara yang lain.
5.Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik.
6. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya dikelas.
7. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi dll.
8. Film memikat perhatian kebutuhan. Hal yang abstrak dapat menjadi jelas.
10.Film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan)
11.Film dapat merangsang dan memotivasi kegiatan anak-anak.
16
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Menurut Sugiyono,2009:2, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,ada 2 kata kunci
a) Cara ilmiah :Kegiatan penelitian bercirikan keilmuan
(rasional,empiris,sistematis)
b) Data : Data teramati bersifat reliabel dan obyektif
Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini diklasifikasikan sebagai
penelitian tindakan Kelas. Menurut Suharsimi Arikunto,2005:58 menyatakan:
Penelitian Tindakan kelas(PTK) bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada prosesbelajar mengajar di kelas”.
Alasan penggunaan penelitian Tindakan Kelas ,yakni:
1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui Penelitian Tindakan Kelas
selalu berasal persoalan praktik pembelajaran yang dihadapi guru sehari-hari.
2. Permasalahan berfokus pada masalah praktis bukan teoritis.
A. Langkah-langkah Penelitian ini
Menurut M.C Togart 1993:28. Meliputi 4 tahap(1)Rencana/Planning., (2) Pelaksanaan
Tindakan/Action,(3) Observasi /Observation,(4) Refleksi/Reflection.
Dalam penelitian ini, guru mencari permasalahan untuk di atasi. Dalam hal ini bagaimana
caranya meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinestron salah
asuhan melalui rekaman tayangan televisi bagi siswa kelas XI. IPS di SMAN 1 Curup
tahun Pelajaran 2008/2009
17
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah keseluruhan yang dijadikan obyek penelitian menurut
Surahmat 2005:93 menyatakan;
“Subyek penelitian adalah suatu yang berhubungan dengan kelompok baik
manusia,gejala, nilai tes,benda-benda ataupun peristiwa”
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Ilmu
pengetahuan Sosial(IPS) Sekolah menengah atas(SMA) Negeri 1 Curup tahun Pelajaran
2008/2009 sebabanyak 37 siswa.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono ,2009:224 Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,
tanpa mengetahui teknik pengumpulan data , maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Oleh karena itu, dalam Penelitian ini di gunakan teknik pengumpulan data berupa
Observasi berjenis observasi partisipasif . Nasution(1988) menyatakan bahwa Observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Mengutip pendapat marshal (1995) menyatakan
bahwa”through observation,the researcher learn about behaviour and the meaning
attached to those behaviour(Melalui observasi ,peneliti belajar tentang prilaku dan makna
dari prilaku tersebut). Susan Stainback(1988) berpendapat”in participant observation, the
researcher observes what people do, listent to what the say ,and participates in their
activities”(dalam obervasi partisipasi, peneliti mengamati apa yang di kerjakan
orang,mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpatisipasi dalam aktivitas
mereka).
Alat yang digunakan berupa tes tertulis individu mengenai pertanyaan-
pertanyaan tentang siapa pelaku cerita, bagaimana konflik
18
antartokoh, konflik batin tokoh itu sendiri, di mana cerita itu terjadi,
bagaimana alur ceritanya, apa tema serta amanat sinetron tersebut .
Adapun yang diobservasi di penelitian ini siswa kelas XI.IPS sejumlah 37 siswa pada
saat Kegiatan belajar Mengajar pelajaran bahasa Indonesia di Ruang Audio Visual
SMAN 1 Curup jam ke4 sampai dengan jam ke 5. Atau jam 09.45 w.i.b sampai dengan
10.30 w.i.b.( 90 menit) melalui tayangan rekaman sinetron “Salah Asuhan”di telivisi .
D. Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian Tindakan ini dilaksanakan 2 siklus yang langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Refleksi awal
Pengalaman sebagai guru Bahasa Indonesia yang ditemui selama ini rendahnya minat
siswa belajar sastra Indonesia. Berdasarkan masalah yang direnungkan tersebut, peneliti
akan menggunakan media pembebelajaran berupa rekaman Sinetron “Salah Asuhan
“dalam pembelajaran di Kelas XI.IPS .
b) Perencanaan tindakan I
Peneliti mempersiapkan tindsksn-tiondsksn berikut ini:
1. Rekaman Sinetron “Salah Asuhan”,
2. Mempersiapkan sebuah televisi di ruang audio visual
3. Lembar observasi (terlampir)
4. Lembar Tes setelah tayangan (terlampir)
c) Pelaksanaan tindakan 1
1. Dalam tahap ini peneliti melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia karya
sastra dengan media rekaman sinetron “Salah Asuhan”
2. Selanjutnyyaa melakukan observasi selama penayangan sinetron
19
3. Setelah berakhirnya tayangan itu, Guru membagikan lembaran tes ke
setiap siswa .
d) Refleksi 1
Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes di pelaksanaan tindakan 1 ,kemudian
dilakukan rencana tindakan 2.
e) Replannning,
Hasil di siklus 1 akan di diskusikan dengan kawan sejawat ,baik berasal dari guru
SMAN 1 Curup maupun dari MGMP bahasa Indonesia di wilayah rejang
Lebong
Siklus 2 meliputi;
1. Perencanaan tindakan 2
2. Pelaksanaan tindakan 2
3. Evaluasi tindakan 2
4. Rfleksi tindakan 2
E. Pembahasan hasil tes atau evaluasi tiap siswa
Berdasarkan buku Evaluasi Pendidikan yang diterbitkan Pusat Pengemabngan Penataran
Guru tertulis bandung tahun 2007, Pengolahan hasil tes setiap siswa berdasa prosentase
jawaban yang benar dari keseluruhan soal yang dikerjakan siswa. Ini bertujuan mencari nilai
yang memuskan setiap siswa.
Rumus: skor akhir= (skor real x skor ideal)x 10
20
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto,2007.Penelitian Tindakan Kelas.jakarta:Bumi Aksara
Sugiyono,2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D
Bandung;Alfabeta
S.Nasution,2005.Metode Research.Jakarta:Bumi Aksara
Sutrisno hadi,Metodologi Research jilid 2.Yogyakarta:Andi press
21