bab 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2007-2-00560-ti_bab 1.pdf · hal inilah...

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran, hal utama yang menjadi perhatian produsen tidak hanya bertumpu pada perusahaan itu sendiri akan tetapi perusahaan akan mengorientasikan bisnisnya pada layanan yang diberikan oleh perusahaan. Fenomena ini terjadi karena munculnya pesaing-pesaing baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin hubungan dengan konsumen. Konsumen tidak lagi hanya memperhatikan harga barang akan tetapi juga menilai suatu barang dari kualitas barang tersebut, sehingga perusahaan harus berusaha dengan keras untuk tetap mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkannya. Dengan semakin dewasanya konsumen maka permintaan konsumen terhadap mutu atau kualitas dari suatu barang juga turut meningkat, hal ini dapat dilihat dari perkembangan perindustrian-perindustrian didunia dimana perusahaan tidak hanya memproduksi dalam jumlah banyak atau mengejar kuantitas dari barang akan tetapi perusahaan juga berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari barang-barangnya. Contoh nyata yang dapat kita ambil yaitu : motor-motor buatan Cina yang sempat mamasuki pasaran Indonesia beberapa waktu yang lalu, akan tetapi sekarang sama sekali tidak kedengaran kabar anginnya, produk-produk tersebut sama sekali tidak mampu bersaing dengan motor-motor dari Jepang, hal

Upload: duongtram

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah

mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran,

hal utama yang menjadi perhatian produsen tidak hanya bertumpu pada

perusahaan itu sendiri akan tetapi perusahaan akan mengorientasikan bisnisnya

pada layanan yang diberikan oleh perusahaan. Fenomena ini terjadi karena

munculnya pesaing-pesaing baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin

hubungan dengan konsumen. Konsumen tidak lagi hanya memperhatikan harga

barang akan tetapi juga menilai suatu barang dari kualitas barang tersebut,

sehingga perusahaan harus berusaha dengan keras untuk tetap mempertahankan

mutu dari produk yang dihasilkannya.

Dengan semakin dewasanya konsumen maka permintaan konsumen terhadap

mutu atau kualitas dari suatu barang juga turut meningkat, hal ini dapat dilihat

dari perkembangan perindustrian-perindustrian didunia dimana perusahaan tidak

hanya memproduksi dalam jumlah banyak atau mengejar kuantitas dari barang

akan tetapi perusahaan juga berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari

barang-barangnya. Contoh nyata yang dapat kita ambil yaitu : motor-motor buatan

Cina yang sempat mamasuki pasaran Indonesia beberapa waktu yang lalu, akan

tetapi sekarang sama sekali tidak kedengaran kabar anginnya, produk-produk

tersebut sama sekali tidak mampu bersaing dengan motor-motor dari Jepang, hal

Page 2: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

2

ini terbukti dari keluhan-keluhan yang sering konsumen dengar bahwa motor-

motor dari Cina tidak dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.

Berdasarkan fenomena diatas dapat dinyatakan diatas bahwa mutu atau

kualitas merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena

akan berpengaruh secara langsung pada konsumen, dimana kita ketahui bahwa

konsumen akan kehilangan kepercayaannya apabila sudah dikecewakan oleh

produk dengan kualitas yang rendah. Dalam rangka menjaga kekonsistensian

suatu produk maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan performansi

kualitas, tidak hanya melalui inspeksi akan tetapi juga melalui pengendalian

proses statistik atau Statistical Process Control , peningkatan kualitas dengan

proses statistik dapat dipadukan dengan Seven Quality Control Tools yang akan

menggambarkan banyaknya jumlah produk cacat, sebab-sebab kecacatan, langkah

perbaikan yang perlu diambil dan penggunaan tools pengendali mutu yang

lainnya. Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT.

Mitsubishi Krama Yudha Motor & mfg

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setiap konsumen pasti ingin mendapatkan produk yang berkualitas, sesuai

dengan apa yang diharapkannya sebelum membeli produk tersebut. Sebagai

produsen tentu saja harus memberikan yang terbaik untuk konsumennya dengan

kata lain harga barang yang harus dibayar oleh konsumen haruslah sebanding

dengan mutu barang yang didapat. Alasan inilah yang telah mendorong setiap

Page 3: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

3

produsen untuk meningkatkan performansi dari kualitas produk yang

dihasilkannya dengan melakukan serangkaian pengujian kualitas.

Konsep dari kulaitas sekarang ini tidak hanya sekedar membuang atau

memperbaiki produk yang rusak akan tetapi merupakan suatu sistem yang

berorientasi pada pencegahan kerusakan atau produk yang tidak sesuai dengan

spesifikasi dan bukan terfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan yang

terjadi pada produk.

Permasalahan yang terjadi di PT Mitsubishi Krama Yudhamotor adalah pada

proses pembuatan pintu dan proses palleting, dimana dalam proses tersebut sering

terjadi kecacatan sehingga menganggu proses produksi secara keseluruhannya,

karena jika terjadi kecacatan perlu dilakukan Rework atau perbaikan, sehingga

akan mengakibatkan pemborosan waktu proses. Cacat yang terjadi juga akan

merugikan perusahaan karena terjadi pemborosan bahan baku yang digunakan

dalam proses produksi.

Berdasarkan permasalahan diatas pembahasan topik ini diharapkan dapat

memberikan suatu solusi atas masalah tersebut, dimana pemecahan masalah

tersebut berupa batasan-batasan mutu yang lebih jelas, proses pengendalian

kualitas yang lebih sistematis dan terkoordinir.

Perumusan masalah dalam skripsi ini dijabarkan sebagai berikut :

a. Apa jenis cacat yang paling sering terjadi pada produk yang diteliti?

b. Apakah produk cacat tersebut masih dalam batas yang kendali statistik?

c. Apa faktor-faktor yang manjadi penyebab kecacatan?

d. Bagaimana mencegah terjadinya kecacatan ?

Page 4: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

4

1.3 Ruang Lingkup

Dalam skripsi ini akan dibahas produk Door pada bulan juni-juli dari Colt

Diesel,Fuso serta L300 dan yang menjadi fokus utama pada penulis yaitu :Door

panel Assy LH / RH (fe 10) Colt Diesel, karena :

• volume produksi mencapai 75% dari total produksi, serta sebagai

market leader,oleh karena itu mutu harus tetap terjaga.

• Karena proses produksi melibatkan banyak mesin dan operator

memungkinkan banyak kesalahan yang terjadi.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui jenis cacat yang paling sering terjadi pada proses Door.

2. Menjabarkan faktor-faktor yang menjadi Penyebab dari kerusakan-

kerusakan tersebut

3. Memperbaiki system pengendalian kualitas yang ada di perusahaan

untuk meminimalkan kecacatan.

Manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah :

1. Menberikan usulan perbaikan pada perusahaan untuk menerapkan

pengendalian kualitas .

2. Perusahaan akan mengetahui penyebab dari kerusakan yang paling

utama.

3. perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya karena kualiats dari

produk terkendali.

Page 5: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

5

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM ), merupakan

salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) patungan antara pihak

perusahaan swasta Jepang dan pihak swasta yang bertujuan untuk bekerja sama

menghasilkan part atau komponen yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor

roda empat dengan merk dagang “MITSUBISHI”.

Persetujuan usaha patungan (joint venture) antara pihak swasta jepang yang

diwakili oleh Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation

(MMC) dengan perusahaan swasta nasional yang diwakili oleh PT. Krama Yudha

Tiga Berlian (PT. KTB) dan PT. Krama Yudha (PT. KY) terjadi pada tanggal 18

januari 1973 dengan persentase kepemilikan jumlah saham, yaitu :

1. PT. Krama Yudha (PT. KY) : 18,2 %

2. PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT.KTB) : 17,2 %,

3. Mitsubishi Motors Corporation (MMC) : 32,3 %

4. Mitsubishi Motors (MC) : 32,3 %.

Pada tanggal 19 Mei 1973 didirikan PT.MKM dengan modal dasar sebesar

US$42,866,250.00 dan selanjutnya diresmikan dengan berdasarkan akte Notaris

Eliza

Pondang pada tanggal 3 Agustus 1973. Pembangunan pabrik yang berlokasi di

Jakarta dimulai pada tanggal 14 Januari selama 4 bulan, selanjutnya memasukkan

mesin – mesin pada bulan mei 1974. Pada bulan Oktober dimulai produksi

Page 6: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

6

percobaan PT. MKM yang berlangsung untuk beberapa bulan sedangkan produksi

komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975 dengan pembuatan body part.

Pada bulan Desember 1982 pihak Jepang yang juga diwakili oleh Mitsubishi

Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) bekerja sama

dengan pihak Indonesia dengan melakukan usaha patungan dengan mendirikan

perusahan PT. Colt Engine and Manufacture (PT. CEM) yang mulai berproduksi

pada bulan Oktober dan melakukan produksi secara komersial pada tahun 1985.

Pada tanggal 1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing melakukan merger dengan PT. Colt Engine and Manufacture

dengan alasan antara lain yaitu untuk efisiensi. Pada saat merger perbandingan

saham antara kedua belah pihak yaitu pihak Indonesia sebesar 35.4 % dan jepang

sebesar 64.4 %, untuk selanjutnya PT. CEM disebut dengan PT. MKM II yang

memproduksi komponen mesin kendaraan

(Engine Plant) dan PT. MKM disebut sebagai PT. MKM I memproduksi

komponen badan kendaraan (Stamping Plant).

Gedung pabrik yang dulunya digunakan PT. CEM menjadi PT. MKM 2

memproduksi Engine and Engine part, transmission and transmission parts,

steering and steering parts dan assembling engine seperti crank shaft, cylinder

head, connecting rod, cylinder block, cam shaft. Sedangkan PT. MKM 1

memproduksi Body Parts dan chassis parts seperti rear door, bumper, front door,

jigs, dies dengan proses drawing, cutting, stamping, welding, piercing by robot

laser, assembling, cad design, CNC machining, die finishing, jig assay dan

painting.

Page 7: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

7

Pada tahun 1991 PT. MKM 2 mulai memproduksi front axle untuk colt diesel

L300. Di tahun 1995 melakukan perluasan stamping area dan pemasangan mesin

press besar. Pada tahun 1996 dimulai perakitan steering column untuk Fuso truck,

colt diesel (FE) dan kendaraan penumpang (passanger car), perluasan pabrik

stamping B dan assembling line, engine factory. Pada tahun 1997 pengadaan

instalasi baru untuk memproduksi transmision untuk kuda dan colt L300. Ekspor

cylinder head, crank shaft, conecting rod untuk 4G15 ke Mitsubishi Motor Kyoto,

Jepang pada tahun 1998.

Pada tahun 1999 mulai memproduksi MITSUBISHI KUDA dilanjutkan

dengan mengekspor stamping part KUDA ke Mitsubishi Motor Philippines Corp.

(MMPC), dilanjutkan pada tahun 2000 mengekspor mesin dan bagian transmisi ke

Filipina (ATC). Tahun 2002 Mitsubishi mengeluarkan sedan baru yang dikenal

dengan “ All Mitsubishi Lancer “ dan L200 4WD Strada. Mitsubishi pada tahun

2004 mencapai penjualan hingga naik 16% dari 77.000 unit di tahun 2003 menjadi

90.000 unit, dimana hasil penjualan ini merupakan break record bagi Mitsubishi

di Indonesia. Untuk meningkatkan penjualan maka pada tanggal 23 Februari 2005

diluncurkan produk baru yaitu Mitsubishi Grandis 2.4 MIVEC.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing menghasilkan produk

dengan rincian sebagai berikut :

1. Body Parts and Chasis Parts

2. Engine and Engine Parts

3. Transmission and Transmission Parts

4. Steering and Steering Parts

Page 8: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

8

5. Fuel Tank, Exhaust Pipe, Muffler

6. Stamping Dies and Jigs.

Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor

ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan

eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.

PT. MKM memiliki afiliasi dengan beberapa pabrik kelompok Mitsubishi

Krama Yudha group dengan rincian sebagai berikut:

1. PT. Krama Yudha Kusuma Motors

2. PT. Krama Yudha Ratu Motors

3. PT. Tri Jaya Union

Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu

internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan

sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan

berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal

tersebut terintegrasi dalam :

1. Persyaratan pelanggan, undang – undang, peraturan dan standar yang

berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku dalam

proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak sampai

karyawan.

2. Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem

Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of

Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat dipahami ke

seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan.

Page 9: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

9

3. Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memlihara, mempertahankan dan

meningkatkan profesionalisme karyawan guna melaksanakan perbaikan.

4. Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan

keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem

Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.

Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan

pihak PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :

Page 10: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

10

Gambar 1.1.Kebijakan Lingkungan PT. MKM

KEBIJAKAN LINGKUNGAN

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta

tindakan darurat yang bertujuan:

Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air,

udara, kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja

Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada

keselamatan dan kesehatan kerja

Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada

keselamatan dan kesehatan kerja

Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan

Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain

Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan

H. MIYATAKE

Page 11: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

11

1.1 Visi & Misi Perusahaan

Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini

mempunyai visi, misi, serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :

1. Visi MKM

a. Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN.

b. Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery)

menempatkan prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan

konsumen.

c. Meningkatkan kepuasan kepada pemilik perusahaan, pemegang

saham, direktur, dan seluruh karyawan.

2. Misi MKM

a. Menurunkan biaya

b. Meningkatkan mutu

c. Pengendalian jadwal pengiriman

d. Mengembangkan produk baru

e. Manajemen keselamatan dan lingkungan.

Page 12: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

12

1.1. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab

Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja

sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas

Page 13: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

13

Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja

sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas

kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan

berlawanan satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari

satu sumber untuk mengkoordinasi kelompok tersebut.

Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya

masalah manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi

ketegangan dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi

lebih efektif dan menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan

arus pekerjaan yang lancar, luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap

sehingga organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan

pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan

biaya rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh

hasil yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota

organisasi harus digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya

sendiri, mengkoordinasi kerja sama dengan departemen–departemen lainnya dan

pada umunya membangkitkan semangat tim yang diperlukan.

Page 14: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

14

Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut

dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur

organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur

organisasi terutama menjelaskan tentang :

1. Fungsi–fungsi yang ada dari suatu perusahaan

2. Tingkatan–tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing

– masing fungsi

3. Memperlancar kerjasama antar fungsi

4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi

sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam

rangka mengambil keputusan

5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan

lainnya

6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur –

prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM)

mempunyai pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang

dibantu oleh Tiga Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap

Direktur membawahi beberapa departemen.

1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang

a. Board of Director

President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director

dan Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director, mereka

Page 15: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

15

secara bersama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT.

MKM yaitu :

1. Membuat Kebijakan Mutu Tahunan Perusahaan

2. Membuat tujuan Mutu Tahunan Perusahaan

3. Memilih Wakil Manajemen

4. Melakukan Kajian Bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu

5. Melakukan Kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal

eksternal sistem manajemen mutu

6. Melakukan Kajian sember daya

b. Departemen Human Resources Development

1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen

HRD

2. Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial

3. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pengembangan karyawan

4. Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK, dan

berhubungan dengan instansi pemerintah

5. Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan dan pengetahuan

karyawan

6. Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan

7. Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan

8. Bertanggung jawab terhadap BOD meeting

Wewenang :

1. Menetapkan kebijakan bagi depatemen HRD

Page 16: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

16

2. Menetapkan langkah - langkah pengetahuan dan keterampilan karyawan

3. Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan

c. Departemen General Affair

1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen.

2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting

3. Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan

4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset perusahaan

5. Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan

6. Bertanggung jawab terhadap tugas admninistrasi umum

7. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan dalam

bekerja

8. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana

Wewenang :

1. Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan

perusahaan

2. Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group tentang

masalah – masalah umum & kepersonaliaan

3. Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai

4. Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi

5. Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam

pekerjaan

6. Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana

d. Departemen Marketing

Page 17: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

17

1. Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian baik

pasar domestik maupun luar negeri

2. Bertanggung jawab dalam pembelian sub material dan peralatan dari

pemasok / agen dalam negeri

3. Bertanggung jawab dan mengontrol pembelian raw material, peralatan

dan tools import

4. Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian

5. Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru

6. Kontrol Stock

Wewenang :

1. Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga

2. Melakukan evaluasi harga supplier, pembayaran supplier derta

penerbitan purchase order

3. Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level dari

material

4. Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order

material

e. Departemen Localization Process

Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap

perluasan-perluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek–proyek

yang akan dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja.

f. Departemen Controling

Page 18: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

18

Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen

Controlling, seperti :

1. Bertanggung jawab membuat laporan penjualan

2. Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan

3. Memonitoring pengeluaran biaya

4. Memonitoring Pendapatan

5. Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan

6. Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut

pembayaran

7. Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan

Wewenang :

1. Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling

2. Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen

3. Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di

perusahaan.

g. Departemen Prod. Stamping

Membuat sistem : Kontrol produksi

Kontrol kualitas

Kontrol Keselamatan

Kontrol sub material

Kontrol Mesin / alat

Kontrol Man power

Pendidikan

Page 19: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

19

Peningkatan : Layout

Cara kerja

Sub amterial, Cost Down

Man Hour

Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi

Mengontrol Kualitas produksi

Mengontrol biaya pemakaian sub material

Mengontrol Keselamatan

Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping

Effisiensi Man hour

h. Departemen Production Engine

1. Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi untuk

menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal

2. Menjamin mutu produksi

3. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah

ditetapkan.

Wewenang :

1. Meningkatkan produktifitas

2. Mengoptimalkan SDM

3. Meminimumkan distribusi biaya produksi

4. Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien

5. Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja

6. Menjaga iklim kerja yang berkaitan dengan karyawan produksi

Page 20: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

20

i. Departemen Production Planning & Controlling

1. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi

yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi yang

di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine ,domestik dan Export

Delivery

2. Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan

pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine

3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan

produksi di pabrik Stamping dan Engine

Wewenang :

1. Berwenang terhadap menetapkan hal–hal yang berkaitan dengan

perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery.

2. Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang

berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta

delivery di pabrik Stamping dan Engine

3. Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan

kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine

j. Departemen Production engineering

1. Manejemen total pekerjaan di departemen

∼ Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model

∼ Pelaksanaan perubahan barang

∼ Proses pembuatan master schedule

∼ Die / Jig Manufacturing & maintenance

Page 21: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

21

∼ Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate

∼ Proses Jig machinning

∼ Proses Die / Jig Finishing & Maintenance

2. Leader total pekerjaan di departemen

3. Monitoring total pekerjaan di departemen

4. Evaluasai total pekerjaan di departemen

5. Budgeting dan Invesment

6. Promotion Man power total departemen

Wewenang :

1. Approval Planning dan report section

2. Memutuskan pelasanaan pekerjan

3. Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan

4. Pelaksanaan perbaikan departemen

5. Memutuskan sistem budgeting departemen

6. Approval promotion Man Power

k. Departemen Quality Engineering

1. Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru untuk

mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang telah

disepakati

2. Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi dari

kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran ,utu

departemen & sasaran mutu perusahaan

3. Menyampaikan informasi dari Dept – Head ke Sub Section Head

Page 22: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

22

Wewenang :

1. Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kgiatan realisasai

produk baru

2. Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec /

standart

3. Memutuskan kegiatan overtime di seksinya

l. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV )

1. Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian

perusahaan

2. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan

manajemen mutu

3. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem

manajemen

Wewenang :

1. Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 1996,

TPM and keselamatan.

2. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000,

ISO 14001 : 1996, TPM keselamatan.

3. Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO 14001 :

1996, TPM dan keamanan

4. Rapat bulanan

5. Tinjauan Manajemen

Page 23: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

23

1.4. Mekanisme Kegiatan PT. MKM

PT. MKM merupakan perusahaan assembling dan manufacturing yang

memproduksi bodypart dan engine kendaraan dengan merk “MITSUBISHI”.

Manajemen PT. Mitshubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing, di dalam

memasuki abad ke-21 telah menetapkan kebijakan pembangunan sistim

manejemen mutu perusahaan didasarkan sistem manajemen mutu berlandas ISO-

9001:2000.

Manual Mutu PT. MKM ini di buat dengan tujuan untuk memberikan

pengertian yang baik tentang “KEBIJAKAN MUTU”, TUJUAN MUTU”,

“PROSEDUR MUTU” bagi kepentingan internal (Sistem Manajemen Mutu

Organisasi) dan eksternal (Pelanggan, Pemasok dan pihak-pihak terkait), sehingga

mampu memberikan garansi bahwa mutu produk yang dihasilkan sudah sesuai

dengan persyaratan pelanggan, sekaligus sebagai prasayarat guna mendapatkan

sertifikasi sistem manajemen mutu ISO-9001:2000.

Kepentingan internal berguna bagi organisasi untuk melakukan kajian

terhadap pengendalian manual mutu, sistem manajemen mutu, tanggung jawab

manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan

peningkatan sistem mutu, sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan

dalam mencapai sasaran mutu secara efektif dan effisien. Kepentingan eksternal

berguna bagi pelanggan dalam melakukan kajian apakah persyaratan yang diminta

pelanggan telah dapat dipenuhi oleh PT. MKM sehingga pelanggan puas terhadap

pelayanan PT. MKM, bagi pemasok yang melakukan transaksi bisnis dan

mengirimkan part atau komponen ke PT. MKM dapat dijadikan sebagai pedoman

Page 24: BAB 1 ok - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2007-2-00560-TI_Bab 1.pdf · Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT. ... karena jika terjadi kecacatan

24

“Sistem Jaminan Mutu Produk” yang dipersyaratkan oleh PT. MKM, serta pihak-

pihak terkait dengan kegiatan non-business PT. MKM akan tetapi berpengaruh

kepada produk yang dihasilkan oleh PT. MKM. Manajemen PT. MKM memiliki

komitmen penuh untuk melakukan penyempurnaan dan Peningkatan Sistem

Manajemen Mutu dengan melakukan revisi-revisi di dokumen Manual Mutu,

Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, Lembar Data dan dokumen penunjang lainnya

serta implementasi pelaksanaan beserta kajian evaluasinya.

Secara singkat proses produksi PT. MKM dapat digambarkan sebagai berikut:

PT. MKM melakukan assembling transmission, engine, machining engine

components seperti cylinder head, crank shaft, cam shaft di MKM II. Proses

produksi bagian lain antara lain design engineering, stamping part, assembling

body part, dies manufacturing, jig manufacturing dan painting di MKM-I. Hasil

proses engine assy dan stamping part tersebut dikirim ke PT. Krama Yudha Ratu

Motor (PT. KRM) untuk L300, 120SS dan truck, PT. Krama Yudha Kesuma

Motor (PT. KKM) untuk Mitsubishi KUDA dan PT. Trijaya Union (PT. TJU)

untuk kendaraan jenis bis. Proses perakitan selesai kemudian dikirim ke PT.

Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT. KTB) untuk di distribusikan ke

konsumen.

Gambar 1.3. Aliran produk PT. MKM