bab 1 dan tipus preterm birth and low birth weight

Upload: lulu-nafisah

Post on 17-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

preterm birth and low birth weightunwanted pregnancy

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator kesehatan suatu bangsa salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian bayi (Maryunani, 2008). Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini (Hidayat, 2008). Setiap tahun diperkirakan delapan juta bayi lahir mati atau meninggal pada bulan pertama kelahirannya dan sebagian besar dari kematian ini terjadi di negara berkembang (WHO, 1999). Dari tujuh juta bayi yang meninggal setiap tahun, kira-kira dua pertiga meninggal pada bulan pertama kehidupannya (Sarwani, 2011). Angka Kematian Bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan berdasarkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2009 menyebutkan angka kematian bayi 31 per 1000 kelahiran hidup (Wijayanti, 2011). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 diperoleh AKI di Indonesia 228 per 100.000 KH (kelahiran hidup), AKB 34 per 1000 KH, dan Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 20 per 1000 KH. Penyebab utama kematian neonatal adalah bayi berat lahir rendah (BBLR) 30,3%, dan penyebab utama kematian pada bayi adalah gangguan perinatal sebesar 34,7%. Menurut data RISKESDAS 2007, prematuritas menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kematian perinatal, yaitu sebesar 32,4% di samping penyebab-penyebab lain seperti gangguan atau kelainan pernafasan (35,9%) dan sepsis (12,0%) (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2011).Target Millenium Development Goals sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi AKI maksimal 102 per 100 ribu kelahiran dan AKB 23 per 100 ribu kelahiran. Penyebab utama tingginya angka kematian bayi, khususnya pada masa perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat badan lahirnya di atas 2500 gram (Winkjosastro, 2007). Berdasarkan data BKKBN (2012), di Provinsi Bali terdapat 84,7 % dengan berat badan lahir normal 2500-4000 gram, sedangkan 15,3 % berat badan lahir tidak normal yang terdiri dari 9,9 % berat badan lahir