bab 1 290709 updt kotak

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan organisasi baru dengan berbagai bentuk jenis usahanya. Kompetensi yang semakin ketat di antara organisasi laba maupun nir laba yang ada sekarang ini, telah mendorong masing-masing organisasi untuk terus meningkatkan hasil hingga maksimal. Salah satu jenis organisasi yang tumbuh subur dewasa ini adalah yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Setiap organisasi dalam bidang ini menawarkan berbagai macam model, teori, dan landasan sebagai solusi pengembangan sumber daya manusia yang tepat, salah satunya berbasiskan spiritual seperti ESQ Leadership Center. Disamping itu, organisasi ini sendiri tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya manusia, karena faktor human capital memegang peranan 1

Upload: dayintaamandinicinantya

Post on 12-Jun-2015

558 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 290709 Updt Kotak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan organisasi baru dengan berbagai

bentuk jenis usahanya. Kompetensi yang semakin ketat di antara organisasi laba

maupun nir laba yang ada sekarang ini, telah mendorong masing-masing organisasi

untuk terus meningkatkan hasil hingga maksimal. Salah satu jenis organisasi yang

tumbuh subur dewasa ini adalah yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber

daya manusia. Setiap organisasi dalam bidang ini menawarkan berbagai macam

model, teori, dan landasan sebagai solusi pengembangan sumber daya manusia yang

tepat, salah satunya berbasiskan spiritual seperti ESQ Leadership Center. Disamping

itu, organisasi ini sendiri tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya

manusia, karena faktor human capital memegang peranan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan organisasi yaitu membantu orang untuk dapat membantu dirinya

sendiri dengan nilai-nilai spritual.

Konosuke Matsushita dalam buku Rahasia Sukses ESQ Power (Ary

Ginanjar ,2005) mengatakan bahwa ” asset make possibility, people make it happen.

First we make people, and then we make product “. Lalu yang dimaksud disini adalah

human capital yang bagaimana?

1

Page 2: Bab 1 290709 Updt Kotak

1. Berbudaya

2. Manusia yang nir-budaya mengandalkan kepada naluri dan hukum rimba

3. Manusia yang nir-budaya tidak mampu untuk berorganisasi

4. Sumber daya manusia yang berbudaya adalah yang mempunyai nilai-nilai

positif yang dapat dikontribusikan kepada organisasi di mana ia berada

Hanya organisasi yang berbudaya akan menjadi organisasi yang mempunyai

keunggulan, baik dalam berprestasi dan dalam mentransformasi diri. Asumsinya

sederhana, bahwa sebuah kelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan

akan mempunyai nilai yang dimiliki dan dilaksanakan bersama (shared value).

Dengan nilai bersama tersebut, permasalahan yang muncul sebagai akibat dari

perubahan-perubahan lingkungan, bahkan yang paling drastis sekalipun dapat

diatasi secara efektif .

Definisi Budaya Organisasi menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000) :

Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi

cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam

penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,

yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota

organisasi.

Setiap anggota organisasi mempunyai watak dan perilaku yang berbeda di

sebabkan karena beberapa hal, misalnya latar belakang pendidikan, keterampilan,

2

Page 3: Bab 1 290709 Updt Kotak

watak dasar maupun faktor lain. Keberagaman perilaku tersebut akan mempengaruhi

jalannya kegiatan organisasi, yang bukan saja berdampak pada hasil yang akan

dicapai, tetapi juga bagi masyarakat yang menikmati hasil produksi tersebut.

Pada dasarnya kinerja karyawan ESQ Leadership Center ini sudah baik,

terlihat dari pelayanan kepada para peserta training (yang dalam hal ini merupakan

customer mereka) dilayani secara baik, kegiatan training berjalan dengan lancar,

terorganisirnya kegiatan Alumnae Day yang ditujukan khusus untuk alumni agar

dapat mengikuti serangkaian acara menarik bersama seluruh keluarganya secara free,

serta layanan after training service dimana alumni disediakan balkon mewah untuk

dapat mengikuti training yang dipandu Dr. Ary Ginanjar langsung di Menara 165

secara gratis seumur hidup. Disamping itu juga peserta yang menghadiri training

ESQ semakin hari semakin meningkat bukan hanya untuk wilayah Jakarta tapi sudah

menyebar hingga seluruh Indonesia bahkan Amerika, Belanda, Australia, Singapura,

Brunai Darussalam, Malaysia, Jepang dan Dubai. Tidak ketinggalan ESQ sudah

mempresentasikan materinya hingga ke universitas Oxford di Inggris. Namun

demikian, melihat perkembangan organisasi yang bergerak di bidang training yang

ada di Jakarta cukup banyak, untuk menjaga klien agar jangan sampai lari pada

organisasi training lain, maka perlu meningkatkan kinerja yang selama ini sudah

baik. Mengingat kebanyakan sifat manusia adalah pelupa sehingga organisasi perlu

untuk terus mendorong, memotivasi, mengingatkan anggota mengenai visi, misi, dan

nilai yang dipegang teguh oleh organisasi agar tidak lupa poin-poin yang dianut.

Menurut Gibson, Ivancevich, Donelly (1990) konsep yang menguraikan tentang

3

Page 4: Bab 1 290709 Updt Kotak

kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri organisasi yang memulai dan mengarahkan

perilaku disebut dengan motivasi.

Dengan demikian perlu diupayakan perbaikan kinerja karyawan secara

berkesinambungan dan melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya memotivasi serta

termasuk dalam upaya memantapkan budaya organisasi maka sebagai langkah nyata

pelaksanaannya salah satunya ialah melalui penerapan kegiatan morning briefing di

ESQ Leadership Center. Morning briefing is a learning program conducted in the

morning time before working hours in such a short time that has purposes is to

remind the employees about certain knowledge or skills concerning their job

(Morning briefing adalah program belajar yang dilakukan sebelum waktu

bekerja dalam waktu yang singkat dan bertujuan untuk mengingatkan karyawan

mengenai pengetahuan atau ketrampilan menyangkut pekerjaan mereka 1).

Pimpinan ESQ Leadership Center yaitu Dr. Ary Ginanjar Agustian

terinspirasi oleh perusahaan Jepang yaitu PT.Matsushita Kotobuki Elektronik di mana

para instruktur mewajibkan para karyawan eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat

“ saya juara “ seratus kali dalam sehari. Dan ini dimaksudkan untuk menjaga energi

agar tidak hilang. Maka, ESQ Leadership Center memiliki 7 (tujuh) nilai dasar yang

senantiasa di junjung tinggi oleh semua karyawan ESQ dan dibacakan berulang-

ulang.

Morning Briefing yang diselenggarakan di ESQ Leadership Center dimulai

pukul 08.00 WIB dan berlangsung sekitar kurang lebih 60 menit. . Kegiatan ini wajib

1 www.damandirionline.com

4

Page 5: Bab 1 290709 Updt Kotak

diikuti seluruh anggota organisasi dan akan dikenakan sanksi bagi yang tidak hadir

atau bahkan terlambat datang. Berikut urutan kegiatan Morning Briefing yang

didalamnya juga disertai gerakan non verbal mengikuti statement-statement yang

ditentukan.

Dalam buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan

Spiritual oleh Ary Ginanjar Agustian , Stephen R. Covey penah mengatakan tentang

fungsi kebiasan dan mengulang-ulang suatu perbuatan :“ Taburlah gagasan , petiklah

perbuatan, taburlah perbuatan petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan , petiklah

karakter, taburlah karakter, petiklah nasib.

William James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja

yang anda lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut

Doug Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur

telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sbb : Kesinambungan suatu pemikiran atau

tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentunya sebuah alur, atau

saluran di dalam otak. Orang mengatakan bahwa otak itu mirip tanah liat, tempat

suatu alur mudah terbentuk. Begitu hal itu terjadi, pemikiran seseorang secara alami

akan terus mengalir melalui arah tersebut, sebab hal itu merupakan garis dengan

perlawanan yang paling kecil. Tindakannya dilakukan mengikuti bawah sadar atau

otomatis. Setelah keluar dari “ alur “ atau “ saluran “ lama , maka pikiran secara

alami akan mengalir melaului saluran yang baru, sementara saluran yang lama

berangsung- angsur hilang.

5

Page 6: Bab 1 290709 Updt Kotak

Termasuk didalamnya adalah repetitive magic power yang dipercaya dapat

terus secara otomatis memotivasi karyawan karena energi yang dihasilkan melalui

kegiatan tersebut diharapkan melahirkan komitment spritual yang mengalir hingga ke

jalan darah masing-masing karyawan .

Berdasarkan latar belakang diatas maka melalui kesempatan ini penulis ingin

meneliti dengan Judul : “Hubungan antara Kegiatan Morning Briefing sebagai

Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan ESQ Leadership Center”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas makan rumusan masalahnya adalah

“Apakah ada hubungan antara kegiatan Morning Briefing dengan motivasi kerja

karyawan ESQ Leadership Center?”

1. 3 Identifikasi Masalah

Maka berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti mengidentifikasi

masalah menjadi sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara komunikator kegiatan Morning Briefing dengan

prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan ESQ

Leadership Center?

2. Apakah ada hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing dengan

prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan ESQ

Leadership Center?

6

Page 7: Bab 1 290709 Updt Kotak

3. Apakah ada hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing dengan

prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan ESQ

Leadership Center?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui hubungan antara komunikator kegiatan Morning Briefing

dengan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan

ESQ Leadership Center

2. untuk mengetahui hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing

dengan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan

ESQ Leadership Center

3. untuk mengetahui hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing

dengan prestasi, pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan kerja karyawan

ESQ Leadership Center

1.5 Kegunaan penelitian

1.5.1 Kegunaan teoritis:

Dapat memberi kontribusi, menambah wawasan tentang teori dan

kajian ilmu komunikasi khususnya Manajemen Komunikasi serta bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya terutama pada bidang

kajian budaya organisasi dan motivasi kerja

1.5.2 Kegunaan praktis:

7

Page 8: Bab 1 290709 Updt Kotak

Bagi pihak organisasi penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam

menerapkan kebijakan sumber daya manusia serta yang menyangkut kegiatan

organisasi ESQ Leadership Center.

Penelitian ini diharapkan membantu memahami sejauh mana kegiatan

yang diterapkan pada organisasi dapat mememotivasi anggotanya sehingga

menghasilkan hasil kerja yang lebih produktif.

8

Page 9: Bab 1 290709 Updt Kotak

1. 6 Kerangka Pemikiran

9

Motivation-Hygiene TheoryDua faktor yang mendorong karyawan termotivasi kerja yaitu faktor intrinsik (daya dorong yang timbul dari dalam diri seseorang), dan faktor ekstrinsik (daya dorong yang datang dari luar diri

seseorang terutama dari organisasi dimana ia bekerja) Frederick Herzberg, 1966

Apakah ada hubungan antara kegiatan Morning Briefing dengan motivasi kerja karyawan ?

Ekstrinsik Motivasi Kerja

X1 : Komunikator kegiatan Morning Briefing

Indikator Kredibilitas

komunikator Daya tarik

komunikator Kekuasaan

komunikator

X2 : Isi pesan kegiatan Morning Briefing

Indikator Struktur pesan Gaya pesan Daya tarik pesan

X3 : Intensitas kegiatan Morning Briefing

Indikator Frekuensi kegiatan Durasi kegiatan

Y1 : Prestasi kerjaIndikator : Karyawan mencapai keberhasilan dalam bekerja

Y2 : Pengakuan kerjaIndikator : Karyawan ingin dihargai

Y3 : Tanggung jawab kerjaIndikator :

Karyawan melaksanakan tugas sekali fungsi Karyawan mampu menyelesaikan tugas

sebaik-baiknya

Y4 : Kemajuan kerjaIndikator :

Karyawan mengembangkan potensi diri Karyawan ingin meningkatkan kemampuan

kerja

(Herzberg dalam Robbins. Saydam dalam Samsudin, 2003)

Variabel XKegiatan Morning Briefing

Variabel YMotivasi kerja karyawan

Page 10: Bab 1 290709 Updt Kotak

1.6.1 Kerangka Teoritis:

Organisasi punya kepribadian seperti halnya individu. Kita menyebut

kepribadian tersebut sebagai budaya organisasi. budaya organisasi adalah sistem

pengertian yang diterima secara bersama. Dalam setiap organisasi terdapat pola

mengenai kepercayaan, ritual, mitos serta aspek yang berkembang cukup lama. Kasus

itu pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama di antara para anggota

mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana anggotanya harus

berprilaku. Jika budaya itu memang ada, dan kita menyatakan bahwa memang

demikian adanya, maka budaya harus mempunyai dimensi mencolok yang dapat

didefinisikan dan diukur.

Jika organisasi tidak mempunyai budaya yang dominan dan hanya terdiri dari

banyak sub budaya maka pengaruh dari budaya terhadap keefektifan organisasi akan

jauh lebih tidak jelas. Kenapa? Karena tidak akan terdapat konsistensi di dalam

persepsi atau perilaku.

Budaya yang kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang dianut dengan kuat ,

diatur dengan baik, dan dirasakan bersama secara luas. Makin banyak anggota yang

menerima nilai-nilai inti, menyetujui kejajaran tingkat kepentingannya , dan merasa

sangat terikat kepadanya maka makin kuat kebudayaan tersebut.

Organisasi agama kebatinanan dan perusahaan jepang merupakan contoh

organisasi yang mempunyai budaya yang kuat. Apakah pengaruh dari suatu budaya

yang kuat terhadap keefektifan organisasi? jawabaannya adalah: keefektifan

mensyaratkan bahwa budaya , strategi, lingkungan dan teknologi sebuah organisasi

10

Page 11: Bab 1 290709 Updt Kotak

bersatu makin kuat suatu organisasi makin penting bahwa budaya ternyata cocok

dengan variabel tersebut.

Budaya dapat menjadi sarana kuat untuk mengontrol dan dapat bertindak sebagai

subsitusi bagi formalisasi.

Definisi Budaya Organisasi menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000) :

Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara

pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian

ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggotanya, yang kemudian

memotivasi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Motivation-Hygiene Theory dari Frederick Herzberg (1966): ia

mengembangkan teori khusus dapat diterapkan ke dalam motivasi kerja. Ia

berkesimpulan bahwa ada dua faktor yang dapat menentukan motivasi seseorang,

yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik (Thoha, 2003 : 230). Asumsi dasar dari

teori ini bahwa ada 2 faktor yang mendorong karyawan termotivasi kerja yaitu faktor

intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri seseorang, dan faktor

ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari

oragnisasi tempatnya bekerja. Namun, keduanya dapat diteliti secara terpisah karena

faktor intrinsik berasal dari dalam masing2 individu, sedangkan faktor ekstrinsik

merupakan tindakan preventif dan memperhitungkan lingkungan yang berhubungan

dengan kerja .

11

Page 12: Bab 1 290709 Updt Kotak

Jadi dengan dorongan faktor intrinsik maka karyawan akan menyenangi

pekerjaannya yang memungkinkannya menggunakan kreativitas dan inovasinya,

bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi, dan tidak perlu diawasi dengan ketat.

Sedangkan, dengan dorongan faktor ekstrinsik karywan cenderung melihat kepada

apa yang diberikan oleh organisasi. Adapun yang termasuk ke dalam faktor ekstrinsik

antara lain dapat berupa upah yang baik , kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan,

program pelatihan kerja, program pengarahan kerja, hubungan yang baik dengan

sesama pekerja, pengawasan kerja yang baik, dan sebagainya (Herzberg dalam

Robbins, 2003 :212).

Dalam penelitian ini digunakan faktor ekstrinsik sebagai usaha untuk

meningkatkan motivasi kerja karyawan, yaitu melalui kegiatan Morning Briefing

yang termasuk ke dalam hubungan baik sesama pekerja dan kebijaksanaan

perusahaan.

Herzberg mengemukakan bahwa motivasi kerja dapat diukur dengan prestasi

(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), dan

kemajuan (advancement) (Robbins, 2003 :212).

Faktor di atas diharapkan dapat berpengaruh di dalam peningkatan motivasi

kerja karyawan ESQ Leadership Center, karena apabila karyawan merasa hubungan

yang mereka jalin dengan pihak perusahaan itu menguntungkan mereka maka mereka

akan bersikap positif yang akhirnya menimbulkan penampilan kerja yang baik.

12

Page 13: Bab 1 290709 Updt Kotak

1.6.2 Kerangka Konseptual

1.6.2.1 Kegiatan Morning Briefing

Morning briefing is a learning program conducted in the morning time before

working hours in such a short time that has purposes is to remind the employees

about certain knowledge or skills concerning their job 2

( Morning briefing adalah program belajar yang dilakukan sebelum waktu bekerja

dalam waktu yang singkat dan bertujuan untuk mengingatkan karyawan mengenai

pengetahuan atau ketrampilan menyangkut pekerjaan mereka ).

Maka untuk variabel Morning Briefing terbagi dalam 3 sub variabel yakni:

1. Komunikator

2. Pesan kegiatan Morning Briefing

3. Intensitas kegiatan

1. Komunikator : adalah pihak yang bertugas menyampaikan,

mensosialisasikan dan juga membangun motivasi pada diri komunikan

terhadap pesan atau kebijaksanaan sesuai dengan arah dan tujuan yang

diharapkan. Dalam penelitian ini organisasi bertindak sebagai

komunikatornya. Karakteristik komunikator agar dapat diterima oleh

komunikan :

1. Kredibilitas (Effendy, 2000 : 44) : Kewibawaan seorang

komunikator di hadapan komunikaan. Terdiri dari 2 faktor yaitu

2 Avalaible @ www.damandirionline.com

13

Page 14: Bab 1 290709 Updt Kotak

keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk

komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungan

dengan topik yang dibicarakan. Keahlian diukur dengan:

Cerdas. Dapat menerima rangsangan dengan cerdas dan

mempunyai inisiatif

Mampu. Dapat menjalankan atau melaksanakan sesuatu

dengan baik dan sesuai dengan batas waktu.

Ahli atau banyak tahu. Mempunyai wawasan luas.

Berpengalaman.

Terlatih (Rahkmat, 2001 : 260)

2. Keterpercayaan (Tan, 1981 : 165) adalah tingkat dimana sumber

dirasakan termotivasi untuk mengkomunikasikan pendapatnya

tanpa prasangka-prasangka. Sementara Rakhmat berpendapat

keterpercayaan adalah kesan komunikasi tentang komunikator

yang berkaitan dengan wataknya. Diukur dengan:

Jujur . Tidak memanipulasi data dan fakta dalam

menyampaikan atau berbuat sesuatu.

Tulus. Tidak mengharapkan balas jasa dari perbuatannya.

Adil. Tidak membedakan sesuatu dan menganggap

semuanya adalah sama atau setara.

Sopan. Ketika berbuat atau menyampaikan sesuatu tidak

menyakiti perasaan orang sekitarnya.

14

Page 15: Bab 1 290709 Updt Kotak

Etis. Perbuatan yang dilakukan tidak melanggar norma-

norma yang berlaku. (Rakhmat, 2001: 260)

3. Daya tarik adalah keadaan yang menunjukkan komunikan melihat

komunikator sebagai seseorang yang menyenangkan dalam bentuk

peranan yang memuaskan. Jika pihak komunikan merasa bahwa

komunikator mempunyai sifat-sifat yang menarik, maka akan

mendorong keterlibatan keduanya dalam hubungan komunikasi

yang menyenangkan. Dengan demikian efektivitas komunikasi

yang dilaksanakan oleh pemimpin kegiatan Morning Briefing

sebagai komunikator, akan dipengaruhi oleh kesan anggota

organisasi terhadap daya tarik komunikator tersebut. Diukur

dengan :

Daya tarik fisik . Yaitu dengan berpenampilan rapi dan

bersih,. Daya tarik fisik untuk sebagian besar orang

merupakan hal yang objektif.

Kesamaan . Yaitu besarnya persamaan yang didapat dari

frame of reference dan frame of experience

Kemampuan. Dapat ditandai dari pengalaman dan

pengetahuan. (Rakhmat, 2001 : 261)

2. Isi pesan

15

Page 16: Bab 1 290709 Updt Kotak

Pesan adalah informasi yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal

yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber.

Pesan memiliki 3 unsur:

Struktur pesan, ditujukan dengan pola penyampaian pesan secara

tersirat ataupun tersurat, pola urutan argumentasi (mana yang lebih

dahulu, argumentasi yang disenangi atau tidak disenangi), pola

objektivitas (satu sisi atau dua sisi).

Gaya pesan, menunjukkan adanya variasi linguistik dalam

penyampaian pesan (perulangan, kemudah dimengertian,

perbendaharaan kata).

Daya tarik pesan atau appeals pesan, mengacu pada motif-motif

psikologis yang dikandung dalam pesan baik secara rasional

maupun emosional

(Rakhmat, 2000:63).

3. Intensitas kegiatan

Intensitas kegiatan merupakan banyaknya serta jumlah waktu yang digunakan

dalam pelaksanaan sebuah kegiatan. Dalam hal ini intensitas kegiatan diukur dengan

frekuensi dan durasi.

Frekuensi adalah seberapa sering karyawan mengikuti kegiatan Morning

Briefing

16

Page 17: Bab 1 290709 Updt Kotak

Durasi adalah lamanya karyawan mengikuti kegiatan Morning Briefing dari

awal hingga akhir

1.6.2.2 Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri

manusia yang mengaktifkan, memberi daya, serta mengarahkan perilaku pada

pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup kerjanya (Husein, 2002: 239).

Herzberg mengemukakan bahwa motivasi kerja dapat diukur dengan prestasi

(achivement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), dan

kemajuan (advancement) dalam bekerja (dalam Robbins, 2003 :212).

Seseorang yang termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial guna

menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi di mana ia

bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam

hal bekerja. Konsep tentang motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi

tentang kinerja kerja karyawan.

Pemenuhan kebutuhan akan pengakuan (recognition) dalam bekerja

merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang

bersumber dari pemberian kompensasi. Pengakuan merupakan faktor motivasi yang

diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan

atau fisik dimana orang tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi nonfinansial,

kebutuhan akan harga diri atau pengakuan lebih bersifat individual atau mencirikan

pribadi, ingin dirinya dihargai, atau diakui sesuai dengan kapasitasnya.

17

Page 18: Bab 1 290709 Updt Kotak

Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban seseorang untuk

melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan baik sesuai dengan pengarahan yang

diterima. Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan atau organisasi ingin

dipercaya memegang tanggung jawab yang lebih besar dari pada apa yang telah

diperolehnya.

Kemajuan kerja (advancement) merupakan pengembangan potensi diri

seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaan. Setiap karyawan tentunya

menghendaki adanya kemajuan atau perubahan dalam pekerjaannya yang tidak hanya

dalam hal jenis pekerjaan yang berbeda dan bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih

baik.

1.6.3 Kerangka Operasional

1. Kegiatan Morning Briefing

2. Motivasi Kerja

Variabel x : Kegiatan Morning Briefing

Sub variabel x1 : Komunikator

Indikator :

1. Kredibilitas komunikator

2. Daya tarik komunikator

3. Kekuasaan komunikator

Sub variabel x2 : Pesan kegiatan Morning Briefing

18

Page 19: Bab 1 290709 Updt Kotak

Indikator :

1. Struktur pesan Morning Briefing

2. Gaya pesan Morning Briefing

3. Appeals pesan

Sub variabel x3 : Intensitas kegiatan

Indikator :

1. Frekuensi mengikuti kegiatan

2. Durasi mengikuti kegiatan

Variabel y : Motivasi Kerja

Sub variabel: y1 : Prestasi

Indikator:

1. Pencapaian keberhasilan dalam bekerja

Sub variabel y2: Pengakuan

Indikator:

1. Keinginan untuk dihargai

Sub variabel y3: Tanggung jawab

Indikator:

1. Melaksanakan tugas sesuai fungsinya

2. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan baik

Sub variabel y4: Kemajuan

Indikator :

19

Page 20: Bab 1 290709 Updt Kotak

1. Pengembangan potensi diri

2. Keinginan meningkatkan kemampuan kerja

1.7 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara komunikator kegiatan Morning briefing dengan prestasi

kerja karyawan.

2. Ada hubungan antara komunikator kegiatan Morning Briefing dengan

pengakuan kerja karyawan.

3. Ada hubungan antara komunikator kegiatan Morning Briefing, dengan

tanggung jawab kerja karyawan.

4. Ada hubungan antara komunikator kegiatan Morning Briefing, dengan

kemajuan karyawan.

5. Ada hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing dengan prestasi

kerja karyawan.

6. Ada hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing dengan pengakuan

kerja karyawan.

7. Ada hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing dengan tanggung

jawab kerja karyawan.

8. Ada hubungan antara isi pesan kegiatan Morning Briefing dengan tinggi

kemajuan kerja karyawan.

9. Ada hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing dengan prestasi

kerja karyawan.

20

Page 21: Bab 1 290709 Updt Kotak

10. Ada hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing dengan pengakuan

kerja karyawan.

11. Ada hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing dengan tanggung

jawab kerja karyawan.

12. Ada hubungan antara intensitas kegiatan Morning Briefing dengan kemajuan

kerja karyawan.

1.8 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif serta menggunakan metode

korelasional yang berusaha mencari hubungan positif antara kegiatan Morning

Briefing sebagai budaya organisasi dengan motivasi kerja karyawan.

1.8.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif,

karena penulis ingin meneliti apakah ada hubungan antara kegiatan Morning Briefing

dengan motivasi kerja karyawan. Metode ini dapat membuktikan secara langsung

hubungan antara variabel x dengan variabel y, karena langsung menjelaskan

hubungan antara variabel, menanyakan kepada responden dengan cara menyebar

angket lalu mengujinya dengan variabel. Jika keduanya ada hubungan, maka variabel

x berkorelasi positif dengan variabel y, namun sebaliknya jika variabel Y berkorelasi

negatif maka tidak ada hubungan.

21

Page 22: Bab 1 290709 Updt Kotak

Teknik Pengumpulan Data

Angket

Angket adalah pengumpulan data primer melalui daftar pertanyaan yang

telah disusun berdasarkan operasionalisasi variabel kepada responden

yang telah dipilih, yaitu karyawan ESQ Leadership Center. Angket yang

disebar menggunakan pertanyaan tertutup, dengan alternatif jawaban yang

telah disediakan oleh peneliti.

Wawancara

Yaitu mencari informasi dan keterangan dengan cara tatap muka dan

melakukan tanya jawab dengan responden seputar masalah yang

berhubungan dengan penelitian.

Studi Kepustakaan

Dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui teori-teori komunikasi yang

digunakan dan relevan, serta untuk memperoleh referensi ilmiah yang

berkaitan dengan penelitian maupun data yang berhubungan dengan

penelitian.

I. 9 Uji Validitas dan Reabilitas

1.9.1 Validitas

Validitas merupakan kesucian alat ukur dengan apa yang hendak kita ukur

(Rakhmat, 1996 : 19). Teknik penyusunan yang akan digunakan adalah validitas

konstruk. Validitas konstruk yaitu mencari kerangka-kerangka konsep sehingga

22

Page 23: Bab 1 290709 Updt Kotak

peneliti dapat menyusun tolak ukur operasional konsep-konsep yang dipilih. Untuk

mencapai validitas tersebut, peneliti menyusun angket berdasarkan permasalahan

yang diteliti dengan memperlihatkan instrumen atau alat ukur secara logis berisi

sampel yang mencerminkan konsep yang akan diukur serta merujuk pada

kepustakaan yang ada. Selain itu pembuatan daftar pertanyaan dan angket disesuaikan

dengan kondisi responden.

Validitas konstruk (construk validity) yaitu bagaimana alat ukur yang

dikembangkan mampu mengemukakan seluruh aspek yang membangun kerangka

dari konsep-konsep yang diteliti. Cara-cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

i. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

ii. Melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden.

iii. Mempersiapkan tabulasi jawaban.

iv. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik korelasi Rank Spearman.

Rumus tersebut adalah :

Dimana :

R (X) : Rangking skor butir pernyataan

R (Y) : Rangking dari total jumlah skor keseluruhan butri pernyataan

23

Page 24: Bab 1 290709 Updt Kotak

n : Jumlah sampel untuk uji validitas

Suatu item pertanyaan dikatakan valid atau dapat mengukur variabel

peneltian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau

sama dengan 0,30 (Robert M. Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 : 141).

Dasar pengambilan keputusan :

Jika r positif, serta r 0,30 maka item pertanyaan tersebut valid.

v. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik korelasi Rank Spearman.

Rumus tersebut adalah :

Dimana

:

R (X) : Rangking skor butir pernyataan

R (Y) : Rangking dari total jumlah skor keseluruhan butri pernyataan

n : Jumlah sampel untuk uji validitas

Suatu item pertanyaan dikatakan valid atau dapat mengukur variabel

penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau

sama dengan 0,30 (Robert M. Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 : 141).

Dasar pengambilan keputusan :

24

Page 25: Bab 1 290709 Updt Kotak

Jika rs positif, serta r 0,30 maka item pertanyaan tersebut valid.

Jika rs negatif, serta r 0,30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

1.9. 2 Relialibilitas

Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah dua

(split half procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri dari berbagai

pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap, sehingga sedapat

mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama banyaknya memiliki taraf

kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding.

Masing-masing jawaban soal nomor ganjil (X) maupun nomor genap (Y)

dijumlahkan kemudian hasilnya dikorelasikan dengan rumus Spearman yang telah

dituliskan di atas. Hasil akhirnya menghasilkan korelasi antara belahan pertama dan

kedua (rb).

Berdasarkan rb tersebut kemudian dilakukan perhitungan terhadap besarnya

indeks reliabilitas secara keseluruhan instrumen penelitian dengan menggunakan

rumus Spearman Brown :

(Sugiono, 2002 : 122)

Dimana :

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen.

rb : Korelasi product momen antara belah pertama dan kedua.

25

Page 26: Bab 1 290709 Updt Kotak

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan

berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih

dari sama dengan 0,70 (Robert M. Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 : 141).

Dasar pengambilan keputusan :

Jika ri positif, serta r 0,70 maka variabel tersebut reliabel.

Jika ri negatif, serta r 0,70 maka variabel tersebut tidak reliabel.

1. 10 Teknik Analisis Data

Analisis adalah pengelompokkan, membuat suatu urutan,

memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca, serta

menerangkan sesuatu atau memberikan deskripsi terhadap sesuatu (Nazir,

1987 : 71).

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diakumulasikan dan disusun

secara sistematis untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan 2 teknik

yaitu :

1. Analisa Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data

yang terkumpul untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2002 : 112).

Teknik ini memaparkan jawaban responden dalam bentuk tabel frekuensi

dan presentase. Tabel-tabel tersebut selanjutnya disertai interpretasi

penulis mengetahui makna dari data-data penelitian tersebut. Perhitungan

presentase dalam tabel frekuensi dihitung berdasarkan rumus :

26

Page 27: Bab 1 290709 Updt Kotak

P

Dimana :

P : Presentase frekuensi

f : Frekuensi kelas

n : Jumlah sampel (Supranto, 2000 : 63)

2. Analisis Statistik Inferensial

Teknik analisis inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiono, 2002 : 113). Dalam

penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diuji masing-masing berskala

ordinal, maka koefisien korelasi yang digunakan dihitung berdasarkan

rumus Rank Spearman (Spearman Rank Order Correlation), teknik

korelasi tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

diantara variable X dan variable Y.

Rumus :

rs

Dimana :

rs : Koefisien korelasi Spearman Rank.

di : Selisih angka yang dibuat untuk kelompok X dan Y.

n : Banyaknya sampel

27

Page 28: Bab 1 290709 Updt Kotak

(Siegel, 1997 : 253)

Langkah-langkah penggunaan koefisien korelasi Spearman Rank Order

(Siegel, 1997 : 250-257) adalah sebagai berikut :

1. Skor data dari variabel X dan Y diberi rangking mulai dari nomor

1 sampai N.

2. Menghitung selisih rangking pasangan (di) dengan rangking X dan

rangking Y.

3. Kemudian selisih rangking pasangan dikuadratkan untuk

memperoleh dijumlah sampai N kasus guna mendapatkan .

4. Kadang-kadang dalam penelitian terjadi dua subjek atau lebih

mendapat skor yang sama pada variabel yang sama, maka

sebelumnya menghitung dilakukan perhitungan faktor koreksi,

yaitu :

Dimana :

T : Faktor koreksi jumlah rangking berkerangka sama.

t : Banyaknya data yang berkerangka sama pada rangking tertentu.

5. Jika proporsi angka sama dalam observasi-observasi X dan Y dan

jumlahnya besar, maka digunakan rumus berikut untuk

menghitung

28

Page 29: Bab 1 290709 Updt Kotak

rs

Dengan :

Dimana :

: Selisih rangking X dan Y untuk setiap jumlah n

n : Jumlah sampel

: Jumlah koreksi X

: Jumlah koreksi Y

6. Jika n 10, signifikansi suatu harga observasi ditetapkan dengan

menghitung t yang berkaitan dengan harga tersebut menggunakan

rumus sebagai berikut :

29

Page 30: Bab 1 290709 Updt Kotak

Dimana derajat kebebasan sama dengan n-2, untuk penelitian ini

tingkat signifikansi ditetapkan sebesar 0,05 pada tabel dua sisi

(two tailed).

1.11 Populasi dan sampel

1.11.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2008 : 80). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah 500 orang karyawan ESQ Leadership Center .

Penentuan besarnya sampel minimal untuk peserta kegiatan Morning

Briefing akan diambil menggunakan Yamane.

1.11.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono 2000:152). Pada

penelitian ini, teknik sampling yang dipergunakan adalah sampling random strata.

Sampling random strata adalah teknik pengambilan sampel dengan mengambil

anggota sampel dari populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak

homogen dan strata secara proporsional (Sugiyono 2008 : 82). Teknik sampling

ini digunakan apabila populasinya tidak homogen (heterogen). Stratified

30

Page 31: Bab 1 290709 Updt Kotak

proportional random sampling : menggambarkan sifat populasi yang heterogen

dan harus dibagi ke dalam strata yang seragam atau homogon, kemudian dari

setiap strata diambil sample dengan cara acak.

1. 12 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada karyawan ESQ Leadership Center Jakarta.

Penelitian ini dimulai pada akhir bulan April sampai dengan Agustus 2009 atau

sampai dengan penelitian ini selesai dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. 2002

Ary Ginanjar Agustian .Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spriritual. Hlm 104, 267, 363, 401

Skripsi. Novita Bakrie.KX00327. Iklim Komunikasi pada panti asuhan di Sadakeling

Bandung,

31

Page 32: Bab 1 290709 Updt Kotak

Skripsi. Dewi Fauziyah. Hubungan Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja

pengurus pesantren.

Skripsi. Ervina Herdwiastuty. KX0040561. Hubungan antara kegiatan Employee

Gathering “Priok Power Grathering”dengan motivasi kerja karyawan.

32