azizah-ujian hospital engineering

7
UJIAN HOSPITAL ENGINEERING NAMA : LAILA AZIZAH NIM : 20141030022 KELAS : 10 A Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan didirikan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan mempunyai manfaat yang optimal. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak lepas dari penggunaan sarana dan prasarana baik medik maupun non medik dengan konsekuensi membutuhkan adanya system pemeliharaan yang berkesinambungan untuk menjamin mutu kinerja alat agar selalu siap dan laik pakai serta aman bagi pasien, operator dan lingkungan. Dalam era globalisasi tuntutan mutu pelayanan peralatan medis tidak dapat dielakan lagi, karena pada era globalisasi memberikan peluang terjadinya persaingan kualitas pelayanan kesehatan disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Sesuai dengan Peraturan Men-Kes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan pasal 2 ayat 1, menyatakan bahwa “ Setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan pemakai ”. Untuk itu Departemen Kesehatan berkewajiban menyusun suatu kebijakan standar, norma, pedoman,

Upload: melissa-jordan

Post on 26-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MMR

TRANSCRIPT

UJIAN HOSPITAL ENGINEERINGNAMA: LAILA AZIZAHNIM : 20141030022KELAS: 10 A

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan didirikan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan mempunyai manfaat yang optimal. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak lepas dari penggunaan sarana dan prasarana baik medik maupun non medik dengan konsekuensi membutuhkan adanya system pemeliharaan yang berkesinambungan untuk menjamin mutu kinerja alat agar selalu siap dan laik pakai serta aman bagi pasien, operator dan lingkungan.Dalam era globalisasi tuntutan mutu pelayanan peralatan medis tidak dapat dielakan lagi, karena pada era globalisasi memberikan peluang terjadinya persaingan kualitas pelayanan kesehatan disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Sesuai dengan Peraturan Men-Kes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan pasal 2 ayat 1, menyatakan bahwa Setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan pemakai . Untuk itu Departemen Kesehatan berkewajiban menyusun suatu kebijakan standar, norma, pedoman, criteria dan prosedur serta melaksankan pembinaan dan pengawasan.Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, Pasal 39 menyatakan bahwa Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan, kemanfaatan . Alat kesehatan yang dimaksud adalah instrument, apparatus, mesin yang digunakan untuk mencegah , mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit.Disamping itu Undang-undang ini mengamanatkan pula penyelengaraan pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).Salah satu upaya yang dikembangkan dalam pelayanan kesehatan adalah upaya meningkatkan peran, tugas, dan fungsi Teknisi Elektromedis, yang merupakan salah satu factor penting dalam upaya mendukung peningkatan pelayanan kesehatan melalui tersedianya peralatan kesehatan dengan kondisi dan fungsi yang laik pakai.Pemeliharaan Peralatan Kesehatan adalah suatu upaya yang dilakukan agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi layak pakai, dapat difungsikan dengan baik dan dapat mencapai usia pakai yang lebih lama. Dibawah ini menujukan Bagan pemeliharaan.1. Pemeliharaan Terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. - Jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah peralatan, kualifikasi petugas sesuai denagn bidangnya dan pembiayaan yang tersedia. - Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif (perbaikan)2. Pemeliharaan Tidak Terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak / tidak terduga dan harus segera dilaksanakan. Perlu ada tenaga yang selalu siap pakai (standby) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana

Dari penjelasan Bagan diatas dapat dijelaskan bahwa Pemeliharan Terencana atau yang disebut juga dengan Pemeliharaan Preventif. Pemeliharaan Preventif ini meliputi :1. Pemantauan fungsi (inspection maintenance). - Dilihat (Visual inspection) - Didengar (Hearing inspection) - Ditulis pada checklist - Difahami ditindaklanjuti2. Pemeliharaan berkala (preventive maintenance) - Pembersihan (Cleaning) ;Interior, eksterior - Pelumasan (Lubricating) - Pengaturan (Adjusting) : Mekanik, elektronik - Penggantian part (Replacing) - Pengencangan (Tightening)

3. Kalibrasi/ verifikasi (calibration) & Safety test - Kalibrasi legal (BPFK) - Kalibrasi internal/ Verifikasi (Teknisi lokal) - Safety test (BPFK/ Teknisi lokal)

Prosedur Tetap Pemeliharaan Peralatan Kesehatan merupakan suatu tahapan urutan kerja pemeliharaan yang harus dipenuhi dan dilakukan. Prosedur tetap pemeliharaan (standard maintenance procedure) dapat dibuat oleh pemasok alat / supplier dan atau oleh teknisi rumah sakit bersama supplier atau agen tunggal dengan melihat pada buku technical manual atau buku service manual.Urutan pembuatan prosedur tetap pemeliharaan, sbb : - Uraian fungsi alat - Prasyarat - Persiapan - Pelaksanaan - Pencatatan - Pengemasan alat kerja dan dokumen teknis - Pelaporan

Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan merawat orang sakit. Untuk mewujudkan tujuan maka harus didukung oleh suatu peralatan sarana utilitas yang baik. Peralatan sarana utilitas dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan umur kegunaannya jika diterapkan suatu prinsip manajemen pemeliharaan yang efektif dan efisien. Beberapa rumah sakit terlihat bahwa upaya pemeliharaan masih belum memuaskan. Banyak peralatan sarana yang kurang berfungsi secara otomatis. Manajemen pemeliharaan yang baik pada rumah sakit dapat menciptakan suasana yang nyaman, bersih, indah, sehat, baik bagi para pengguna maupun pekerja rumah sakit sehingga dapat mempengaruhi secara psikologis sembuhnya pasien.Kurang efisiennya penggunaan dan pemeliharaan sarana dan peralatan kesehatan juga diakibatkan karena kurang dilakukannya perencanaan pengadaan peralatan dan pemeliharaanya. Di beberapa negara kurang dari separoh peralatan yang ada tidak digunakan secara rutin. Karena lemahnya pengoperasian dan kurangnya kemampuan pemeliharaan serta tidak tersedianya biaya pemeliharaan (yang seharusnya di sediakan sekurangnya 1 % dari nilai investasi peralatan tersebut), optimalnya biaya pemeliharaan adalah 7 - 8 % dari biaya peralatan. Kurang baiknya pemeliharaan peralatan medik sering kali berakibat pada pendeknya masa pakai peralatan tersebut, dan berdampak pada meningkatnya tambahan biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan mencapai 20%-40%. Berkurangnya inventaris peralatan yang dapat digunakan meningkatkan biaya pelayanan hingga 60%-80%. Disamping itu tidak tepatnya pemilihan peralatan medik mengakibatkan meningkatnya secara bermakna biaya kesehatan yang harus ditanggung pasien Dalam Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi. Salah satu langkah kunci dalam tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan. Dan dalam langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di atas dinyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun petunjuk teknis dan standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan. Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operational Procedure (SOP) dalam pemeliharan dan pemanfaatan sarana kesehatan dan alat kesehatan, kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan tehnisi dan operator alat, sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang. Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan pemanfaatan secara optimal. Perencanaan dan pelaksanaan peraturan/perundangan tentang pemanfaatan dan pemeliharaan alat kesehatan dan sarana penunjangnya di rumah sakit sebagian besar mengacu pada kebijakan yang berlaku, baik kebijakan dari pusat maupun kebijakan intern rumah sakit yang bersangkutan tentang prosedur perencanaan dan pengadaaan alat kesehatan dan sarana penunjangnya. Hasil Kajian terhadap proses perencanaan pengadaan peralatan dirumah sakit berdasarkan analisa kebutuhan secara klinis dengan studi kelayakan dan sesuai dengan kebijakan, namun tidak sesuai dengan spesifikasi alat yang dibutuhkan. Perhitungan tarif seringkali berdasar tarif kompetitor sehingga komponen biaya pemeliharaan tidak diperhitungkan, sehingga penggunaaan alat tidak efisien. Data menunjukkan terjadinya peningkatan pemanfaatan alat kesehatan setiap tahun, namun hal ini tidak bisa diasumsikan bahwa pemakaiannya sudah sesuai dengan indikasi penggunaannya. Tidak adanya data yang rinci terhadap setiap penggunaan atau tindakan dari peralatan tersebut sehingga dari 10 besar penyakit yang ada di RS tidak dapat menggambarkan pemanfaatan alat kesehatan. Bottom of Form