audit 4.docx

16
Fair Presentation, Independence and Ethical Conduct Resume The Philosophy of Auditing R.K Mautz Disusun untuk Memenuhi Tugas Auditing dan Atestasi Oleh: Kadek Agus Dwi Permana PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: dwi-permana

Post on 28-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit 4.docx

Fair Presentation, Independence and Ethical Conduct

Resume The Philosophy of Auditing

R.K Mautz

Disusun untuk Memenuhi Tugas Auditing dan Atestasi

Oleh:

Kadek Agus Dwi Permana

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Audit 4.docx

A. Fair Presentation

Auditing berpusat pada konsistensi pada laporan keuanagan yang menggambarkan

keadaan perusahaan yang sebenarnya. Kita sebagai Seorang profesional, mengartikan

hubungan pada data laporan pada keadaan yang sesungguhnya disebut sebagai “present

fairly”. Dimana ungkapan ini terdapat pada semua standart yang digunakan oleh auditor. Hal

yang menarik yang perlu dicatat yaitu pernyataan pada Prosedur Audit no 27 dan no 28. Inti

dari fair presentation adalah perpanjangan dari informasi termasuk didalamnya laporan

keuangan yang wajar dan saling berhubungan dengan berbagai data, yang telah diuji

kebenarannya oleh auditor dengan prosedur yang ada.

Dalam pandangan sesorang profesional auditor konsep dari sebuah penyajian yang

wajar terdiri dari tiga konsep dasar yang ketiganya saling berhubungan satu sama lain, yang

membutuhkan pertimbangan yang independen, yaitu :

1. Accounting propriety konsep

2. Adequate disclosure konsep

3. Audit obligation konsep

B. Accounting Propriety (kesopanan dalam pencatatan)

Pada proses audit berhubungan dengan logika, tidak seperti akuntansi yang merupakan seni

dalam pencatatan yang menggambarkan ide dan konsep pencatatan yang berasal dari angka

atau atau identitas lainnya, tetapi memiliki identitasnya masing-masing yang berpengaruh

satu sama lainnya. ada proses audit meminjam konsep akuntansi secara umum dan semua

ungkapan-ungkapan yang ada di dalamnya, termasuk ide, Seperti :

1. Beberapa prinsip akuntansi

2. Terdapat beberapa kesepakatan dan beberapa pihak yang berwenang

3. beberapa aplikasi pendukung.

Pada proses audit secara jelas dan pasti pertanggungjawaban yang berhubungan pada

standart yang digunakan oleh auditor tersebut.

1. Pada proses audit harus menetapkan apakah laporan yang diberikan telah sesuai

dengan persyaratan pada prinsip-prinsip dasar akuntansi.

Page 3: Audit 4.docx

2. Pada proses audit harus menetapkan apakah penggunaan prinsip-prinsip dasar

akuntansi telah diterapkan dengan baik, sesuai dengan penggambaran keadaan

keuangan perusahaan yang sebenarnya.

C. Adequate disclosure (pengungkapan yang sewajarnya)

konsep dari adequate disclosure, dimana istilah ini digunakan disini meskipun Tidak

secara langsung menggambarkan kebenaran dalam laporan yang ada. Jumlah dan jenis-jenis

dari informasi tersebut memperlihatkan substansi dari konsep yang tersedia.penyingkapan

tidak selalu harus didukung oleh data yang tersedia. Detail yang terlalu banyak, seperti

hampir semuanya, lebih dapat membahayakan malah tidak membantu. Gunakan istilah “full

disclosure” dapat juga mengabaikan ide tidak hanya jumlah dari pengungkapan yang lebih

penting tetapi juga jenis informasi yang terungkap. Sesunggunhnya, subyek dari adequate

disclosure terbasuk dibawah ini:

1. Penjelasan dari keterangan yang akan diungkapkan

Salah satu dari tugas pencatatan adalah untuk mengurangi informasi yang

terperinci dari data yang ada di sebuah perusahaan, sehingga perlu diatur jumlahnya.

Hal ini ingin ditunjukkan pada pembaca laporan keuangan bahwa terlalu banyak data

sulit untuk mencari inti sari dari informasi yang ada berdasarkan aktivitas dan kondisi

yang ada pada perusahaan. Disisi lain, perangkuman dan penyingkatan mungkin akan

membawa dampak yang ekstrim yang berfungsi sebagai pembanding dan pembeda

hal-hal yang menghilang atau terselubung. Jadi, sesungguhnya detail terhadap suatu

informasi yang terlalu banyak maupun yang terlalu sedikit pun akan membahayakan.

2. Ruang lingkup dari informasi yang akan diungkapkan

a. Dengan sopan memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang baik

Terlihat masuk akal juka pengungkapan informsi yang pantas dan sesuai pada

suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pembaca laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan yang serius pada perusahaan tersebut. Proses yang

dirahasiakan, perkembangan dari penelitian, formula-formula lain, mungkin

merupakan sebuah perencanaan dari bagian pemasaran. Mungkin karena

adanya pengungkapan tersebut akan lebih merusak informasi pada pembaca

laporan keuangan daripada manfaat yang akan diperoleh.

b. Dengan sopan untuk membatasi antara akuntansi dan audit

Page 4: Audit 4.docx

Tipe dari akuntansi sendiri membatasi informaasi yang dilaporkan pada

keadaan normal. Meskipun laporan keuangan telah dipubikasikan secara

umum mungkin didalamnya tercantum informasi mengenai rencana

perusahaan untuk kedepan, produk-produk baru yang akan dikembangkan,

semuanya itu disajikan terpisah dengan laporan keuangan yang biasanya

dilaporkan. Demikian juga dengan audit yang memisahkan pemeriksaan audit

serta opini audit dalam laporan keuangan yang biasanya diterbitkan oleh

perusahaan. Seringkali penjelasan yang diberiukan terletak pada halaman

tertentu dengan judul yang lebih spesifik yang terpisah dengan laporan

keuangan yang ada.

D. Munculnya Analis Laporan Keuangan

Tampaknya penampilan yang besar pada instituusi akan mampu membayar dan akan

membutuhkan nasihat pada skala investasi seperti keinginan oleh individu investor. besar

kemungkinan bahwa munculnya investor institusi, oleh karena itu, telah memiliki banyak

hubungannya dengan faktor-faktor yang berkontribusi, kita tidak bisa menghindari

kesimpulan bahwa profesi baru ini memang ada dan merupakan pasar investasi faktor yang

berpengaruh

Sebagai kelompok, analis keuangan memiliki minat yang kuat dalam informasi

perusahaan. Literatur Anda menunjukkan bahwa mereka tidak dengan yang dibuat dalam

laporan akuntansi yang tradisional ditemukan memuaskan, tetapi bahwa mereka ingin

informasi tambahan sebagai dasar untuk promosi peluang investasi lainnya. Dalam konteks

ini, sebuah laporan oleh subkomite pada kecukupan laporan tahunan industri kimia adalah

instruktif. Untuk menemukan subkomite. informasi yang mereka inginkan dibagi dalam

laporan tahunan dalam tiga kategori: (1) yang penting, (2) yang diinginkan, dan (3) yang

berguna

E. Penasihat Profesional

Relatif sedikit orang yang memiliki baik kemampuan atau kepentingan, sifat

penyelidikan dan analis bahwa investasi harus didahului oleh sejumlah besar uang dalam

surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan. Di sisi lain, mereka yang berinvestasi atas

dasar petunjuk belaka atau firasat, diharapkan pada perusahaan yang tidak melibatkan diri

Page 5: Audit 4.docx

untuk menemukan kembali investasi awal untuk memberikan apalagi setiap prospek dan

keuntungan.

F. Hubungan Timbal Balik antar Ahli Pasar Keuangan

Pada saat ini, perbandingan dua grafik akan membantu dalam menunjuk perubahan di

pasar sekuritas. hubungan di mana ide-ide kita sekarang pengungkapan didasarkan pada

bentuknya. Informasi yang tersedia untuk investor oleh perusahaan melalui media laporan

keuangan yang telah diaudit. transformasi secara langsung dari perusahaan kepada investor

tapi satu perantara. Auditor yang meninjau informasi dan menawarkan pendapatnya. tapi

penafsiran ini hampir tidak cukup untuk menggambarkan fungsi pasar surat berharga saat ini.

G. Data Keuangan yang telah Diaudit dan yang Belum Diaudit

Pada pernyataan ini, sangat jelas bahwa data yang lebih dipercaya merupakan laporan

keuangan yang telah diaudit dibandingkan data yang belum diaudit sama sekali. Namun, data

yang diaudit dengan auditor yang ahli sehingga menjadikan data tersebut lebih terpercaya dan

lebih memiliki nilai lebih ketika dijual untuk mendapatkan investor baru.

H. Sikap Manajemen terhadap Pengungkapan

Dalam banyak hal auditor menjadi lamban dalam memperhitungkan mengenai

pengungkapan. dalam banyak hal auditor adalah lamban dalam hitungan memperpanjang

pengungkapan. memang, tampaknya ada sikap yang sama sekali baru berkembang pada

bagian dari manajemen perusahaan dalam hal ini, memang tampaknya ada sikap yang baru

berkembang pada bagian dari manajemen perusahaan.

I. Sikap Audit atas Pengungkapan yang Memadai

Telah terjadi perubahan dalam dunia investasi, di mana audit kini tak lagi menjadi satu –

satunya dasar dalam fair prsentation atas sebuah financial statement bagi investor yang

membaca da membuat keputusan berdasarkan financial statement yang diaudit tersebut. Duni

investasi telah menjadi sebuah pasar yang terkontrol, di mana di dalamnya terdapat banyak

profesional yang ikut andil bahkan memiliki peranan penting dan sangat terintegrasi dalam

memenuhi kebutuhan perusahaan maupun investor. Adanya perubahan ini tentunya akan

menjadi sebuah tantangan bagi tanggungjawab profesional serta kapabilitas dari auditor,

karena akibat perubahan tersebut auditor harus:

Page 6: Audit 4.docx

1. Memahami kepentingan dan hak para profesional lain

2. Menerima pembagian yang wajar atas tanggungjawab profesional dalam mengendalikan

pasar dan melindungi investor

J. Pengungkapan yang Informatif adalah Bagian dari Peraturan Publik

Untuk semua yang menganggap bahwa konsep dari “adequate disclosure” memiliki

posisi yang sangat membebani auditing, kita harus memberikan jawaban bahwa:

1. sebenarnya hal tersebut lebih bersifat sebagai opportunity daripada beban

2. dalam kondisi financial market saat ini, auditing harus dapat menjawab tantangan dalam

mempertahankan enviable position-nya saat ini dan memenuhi tanggungjawab

profesionalnya

3. tekanan dalam ekonomi Amerika saat ini dapat diatasi dengan baik dengan adanya peran

auditor independen yang bertanggungjawab dan merespon tantangan tersebut

K. Kewajiban Audit

Tanggung jawab auditor untuk pengungkapan dan penyajian secara wajar belum

berakhir ketia ia selesai memeriksa laporan keuangan yang disajikan manajemen. Auditor

juga harus menyajikan sebuah laporan atas pemeriksaan yang telah dilakukannya tersebut,

auditor memiliki tanggung jawab atas presentasi wajar sehubungan dengan laporannya.

Artinya, auditor harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi mereka yang membaca

laporan dari hal yang menyesatkan baik pada tingkat pemeriksaannya ataupun sifat

pendapatnya.

Independensi

Independensi secara umum berarti wujud sikap objektif dan tidak bias dalam

pengambilan putusan. Secara spesifik, independensi bagi para auditor adalah kemauan dan

kemampuan para auditor untuk senantiasa mempertahankan sikap yang bebas atau tidak

terikat oleh kepentingan manapun dan tekanan dari pihak siapapun, termasuk kepentingannya

sendiri, dalam menentukan putusan yang tepat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan hasil audit. Independensi dinilai kecil, bila pembaca laporan auditor menolak untuk

mengakui adanya independensi tersebut. Terdapat dua aspek dari independensi yaitu

independensi dari seorang praktisi akan tampak pada performa kerja individualnya

selanjutnya independensi auditor sebagai grup profesional. Kedua aspek tersebut dalam

chapter ini akan dibahas sebagai “independensi praktisi” dan “independensi profesi”.

Page 7: Audit 4.docx

Independensi Praktisi

Yakni independensi yang nyata atau faktual yang diperoleh dan dipertahankan oleh

auditor dalam seluruh rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan sampai tahap

pelaporan. Mr. John L. Carey mencatat dua arti dari independensi, yang pertama adalah

tingkat kepercayaan diri dari seorang profesional dan yang kedua adalah kondisi spesial yang

dapat mempengaruhi opini auditor dalam financial statements. Independensi sesungguhnya

merupakan “state of mind” atau sesuatu yang dirasakan oleh masing-masing menurut apa

yang diyakininya berlangsung sehingga seorang praktisi harus dapat menjaga “honest

disinterestedness” nya tersebut dalam merumuskan opininya. Independensi dikenal dalam

tiga dimensi yang harus dipraktikkan pada tiga tahap auditing, mulai dari perencanaan sampai

pada penyajian laporan audit. Ketiga jenis independensi itu adalah:

1. Independensi Program

Independensi program adalah kebebasan auditor dari pengaruh dan kendali pihak mana

pun, termasuk kliennya, dalam penentuan sasaran dan ruang lingkup pengujiannya, dalam

hal penerapan prosedur audit yang dipandang perlu, dan dalam hal pemilihan teknik audit

yang akan diaplikasikan. Independensi ini harus nyata pada seluruh tahap perencanaan

dengan upaya mencegah keinginan manajemen klien yang cenderung menghindari

cakupan audit pada bidang-bidang yang sensitif, atau hanya menginginkan

dilaksanakannya prosedur atau teknik pemeriksaan tertentu.

2. Independensi Investigasi

Independensi investigasi adalah kebebasan auditor dari pengaruh atau kendali pihak lain,

termasuk manajemen auditan dalam melakukan aktivitas pembuktian yang diperlukannya,

termasuk dalam hal akses terhadap semua sumber data atau informasi yang diperlukan,

dukungan teknis dari pihak auditan dalam rangka pemeriksaan lapangan atau pengujian

fisik, dan pemerolehan keterangan dari setiap pejabat atau personil organisasi.

3. Independensi Pelaporan

Independensi pelaporan dimaksudkan agar auditor memiliki kebebasan tanpa pengaruh

dan kendali klien atau pihak lain dalam mengemukakan fakta yang telah diuji, atau dalam

menetapkan judgment serta simpulannya, maupun dalam menyampaikan opini serta

rekomendasinya. Termasuk dalam hal ini adalah kebebasan dari pengaruh auditan dalam

pemilihan bahasa atau kata-kata, maupun urutan temuan sebagaimana hendak dimuat

Page 8: Audit 4.docx

dalam laporan. Dengan demikian, harus ada jaminan penuh bahwa klien tidak

mempengaruhi materi laporan audit.

Independensi Profesi

Yakni independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor dari pandangan publik

atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas. Independensi menurut tinjauan ini

sangat krusial karena tanpa keyakinan publik bahwa seorang auditor adalah independen,

maka segala hal yang dilakukannya serta pendapatnya tidak akan mendapat penghargaan dari

publik atau pemakainya. Agar independensi menurut tinjauan penampilan ini dapat

memperoleh pengakuan publik, maka cara yang efektif untuk mewujudkannya adalah dengan

menghindari segala hal-hal yang menyebabkan penampilan auditor dalam kaitannya dengan

kliennya mendapat kecurigaan dari publik. Namun demikian, untuk menghilangkan

kecurigaan itu tidaklah mudah, dan bahkan sering memperoleh sorotan dari publik. Berikut

ini dua masalah yang utama sehubungan dengan independensi auditor sebagaimana

dipersepsikan oleh publik:

1. Hubungan Bisnis antara Auditor dengan Klien

Sejumlah pihak berpendapat bahwa auditor dapat bersikap independen sepenuhnya

sepanjang auditor memiliki kepentingan ekonomis dengan klien, paling tidak sekaitan

dengan kepentingannya pada fee audit yang diperolehnya. Bagi orang awam, adalah

sangat realistis bila auditor berkompromi dengan kliennya sehubungan dengan program

audit, kegiatan investigasi, dan muatan laporan audit yang dihantarkan oleh auditor, yang

secara langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya fee yang

didapatkannya.

2. Organisasi dari Profesi

Faktor yang terkait dengan organisasi profesi.diantaranya;

a. Kecendurungan berfokus pada perusahaan besar

Hampir tidak bisa disangkal bahwa ada konsentrasi praktik akuntan pada kantor

akuntan besar dan bila tren ini terus berlanjut maka kantor akuntan kecil akan

terpinggirkan. Kantor akuntan kecil kalah dalam memproduksi jasa audit yang

berkualitas dan karena persaingan ini kantor akuntan kecil bisa didikte klien

besar. Dan ini merusak independensi.

b. Kurangnya solidaritas profesioal.

Page 9: Audit 4.docx

Solidaritas profesional mengacu pada dukungan yang diberikan pada auditor

independen oleh sesama anggota profesi ketika klien mengindikasikan keinginan

untuk meninggalkan auditor dan mencari jasa audit auditor lain. Kurangya

solidaritas membuat posisi tawar auditor lemah, klien dengan mudah akan

meninggalkan auditor jika auditor tidak melakukan apa yang diinginkannya.

c. Kecendurungan untuk menjadi “salesman”

Hal ini tidak lepas dari semakin ketatnya persaingan sehingga auditor harus bersaing

“menjual” jasa. Ini juga melemahkan independensi karena seolah-olah auditor yang

membutuhkan klien sehingga memberi peluang klien menekan auditor.

Kecocokan Auditing dan Jasa Manajemen

Jasa manajemen yang dilakukan oleh akuntan public merupakan sebuah kesempatan untuk

meningkatkan kesempata dalam pelayanan dan pemberian jasa oleh akuntan public. Sangat

alamiah bagi seorang professional bila mereka ingin memberikan jasa terbaik dan maksimal.

Kesempatan ini memberikan ruang yang sangat luas bagi pengembangan jasa manajemen

yang dilakukan oleh akuntan public. Akan tetapi tidak semua pemikiran menerima pemberian

jasa manajemen yang dilakukan oleh akuntan public. Terdapat dua pemikiran yang mendasari

hal tersebut, yaitu:

1. Sulitnya menetapkan standar professional untuk pekerjaan jenis ini

2. Pengaruh dari pekerjaan jasa manajemen terhadap independensi akuntan

Spesialisasi dalam Profesi

Salah satu solusi bagi permasalahan independensi auditor sementara pada waktu yang

bersamaan juga berpartisipasi dalam jasa manajemen adalah kemungkinan pembentukan

spesialisasi dalam profesi. Kerugian dari pembentukan spesialisasi adalah sebagaimana

sebelumnya dibahas yaitu sulitnya membentuk dan mempertahankan standar. Selain itu

pembentukan standar juga dapat membuat pandangan professional akan semakin terbatas dan

mempersempit kemungkinan bagi seorang professional menjadi ahli dalam sejumlah bidang.

Selain itu kerugian lainnya adalah kemungkinan menculnya persaingan, dan pekerjaan yang

diluar batas akibat dibentuknya spesialisasi. Akan timbul kemungkinan dimana para

professional akan bertindak dan berkelompok dalam persaingan dan saling memperkuat

kelompoknya guna bersaing, bukan memperkuat organisasi profesi mereka.

Ethical Conduct

Page 10: Audit 4.docx

Bases for General Theories of Ethics

Dasar-dasar dari teori etika telah dikembangkan beberapa kali oleh banyak filusuf.

Beberapa pemikiran dapat mengarahkan kita kepada pemikiran rasional dibalik etika dan

perilaku etis. Yang pertama adalah Socrates, sebuah kutipan dari A History of Philosophy

memberikan sekilas pemikiran Socrates mengenai etika. Socrates mendasari teorinya

mengenai etika kepada pengetahuan, dimana peranan pengetahuan kemudian diperluas

sebagai sebuah tuntunan praktis mengenai etika dan perilaku etis seseorang. Kemudian Hume

yang juga memiliki pendekatan tersendiri terhadap teori etika. Dimana Hume yang seorang

empiris menggambarkan etika berdasarkan penjelasan, atau keterangan yang bisa

menggambarkan sebuah keterkaitan maupun hubungan, sehingga dapat diklasifikasikan.

Kemudian Hume juga mempertahankan kebaikan personal yang dimiliki oleh seseorang

dalam membentuk karakter dan kepribadian yang dapat diterima oleh individu tersebut

maupun orang lain. Kebaikan personal tersebut dapat dipisahkan menjadi empat, yaitu:

1. Qualities useful to others

2. Qualities useful to the person himself

3. Qualities immediately agreeable to others

4. Qualities immediately agreeable to the person himself

Sifat dasar profesi

Abraham Flexner dalam Mautz dan Sharaf (1993; 285) menjabarkan kriteria dalam

mengidentifikasi sebuah profesi menjadi enam poin, yaitu:

1. Sebuah pekerjaan intelektual dengan tanggungjawab individual yang besar

2. Berbahan dasar dari sains dan pembelajaran

3. Penerapan praktis

4. Teknik komunikasi beredukasi

5. Kecenderungan diri terhadap organisasi

6. Motivasi altruistic yang meningkat

Auditing terdapat dalam kriteria yang disampaikan oleh Abraham Flexner tersebut pada poin

pertama, kelima dan keenam. Kemudian, tanggung jawab dari seorang professional dapat

digolongkan pada tiga poin penting yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap klien

2. Tanggung jawab terhadap masyarakat

3. Tanggung jawab terhadap anggota profesi yang lain