asuhan keperawatan tetanus um

Upload: ool-uul

Post on 06-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    1/10

    KONSEP MEDIS

    TETANUS NEONATORUM

    A. DEFENISI

    Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit akut yang terjadi pada neonatus (bayiberusia < 1 bulan) yang menyerang sistem saraf pusat.

    B. ETIOLOGI

    Penyebab penyakit ini adalah : eksotoksin yang dihasilkan oleh Clostridiumtetani yang neurotropik dan bersifat anaerobik.

    Pada bayi, penyakit ini ditularkan biasanya melalui tali pusat, yaitu karenapemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril, serta pemakaian obat,bubuk, atau daun-daunan yang digunakan dalam perawatan tali pusat.

    C. PATOFISIOLOGI

    1. Penularan melalui pemotongan dan perawatan tali pusat dengan alatdan bahan yang tidak benar dan tidak steril.2. Organisme multipel membentuk toksin tetanospasmin yang merupakantoksin kuat / neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme

    otot dan mempengaruhi sistem saraf pusat.3. Eksotoksin mencapai sistem saraf pusat dengan melewati aksonneuron atau sistem vaskular. Kemudian menjadi terikat pada sel saraf ataujaringan saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namuntoksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleharititoksin.4. Hipotesa cara absorpsi dan bekerjanya toksin :- Toksin diabsorpsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik

    dibawa ke kornu anterior susunan saraf pusat.- Toksin diabsorpsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah

    arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat.5. Toksin bereaksi pada myoneural junction sistem saraf pusat, antara lain :

    a. Sinaps ganglion sumsum tulang belakang. Eksotoksin memblok sinapsjalur antagonis, mengubah keseimbangan dan koordinasi impuls sehing-ga tonus otot meningkat dan menjadi kaku.

    b. Otak. Toksin yang menempel pada cerebral ganglionsides didugamenyebabkan kekakuan dan kejang yang khas pada tetanus.

    c. Saraf autonom. Terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkangejala keringat berlebihan, hipertermia, hipotensi, hipertensi, aritmia,heart block atau takikardia.

    Masa inkubasi 3 28 hari, dengan rata-rata 6 hari. Bila kurang dari 7 hari,biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    2/10

    kategori Tetanus NeonatorumSedang

    Tetanus NeonatorumBerat

    Umur bayi > 7 hari 0 7 hari

    Frekuensikejang

    Kadang-kadang sering

    Bentuk kejang Mulut mencucu,Trismus kadang,

    Kejang rangsang (+)

    Mulut mencucu,Trismus terus-menerus,

    Kejang rangsang (+)

    Posisi badan Opistotonus kadang-kadang Selalu opistotonus

    Kesadaran Masih sadar Masih sadar

    Tanda-tandainfeksi

    Tali pusat kotor,Lubang telinga kotor/bersih

    Tali pusat kotor,Lubang telinga kotor/bersih

    D. MANIFESTASI KLINIS

    1. Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek karena kejang ototrahang dan faring (tenggorok).

    2. Mulut mencucu seperti mulut ikan (karpermond)3. Kejang terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara, dan sentuhan.4. Kadang-kadang disertai sesak napas dan wajah bayi membiru.5. Dinding abdomen kaku, mengeras.6. Bila terdapat kejang otot pernapasan, dapat terjadi sianosis.7. Demam biasanya tidak ada atau hanya demam ringan. Bila ada demam

    kemungkinan prognosis buruk.

    Sering timbul komplikasi terutama brokhopneumonia, asfiksia dan sianosis akibatobstruksi jalan napas oleh lendir / sekret, dan sepsis.

    E. PROSEDUR DIAGNOSTIK

    Pemeriksaan diagnostik mencakup :

    1. Pemeriksaan fisik adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutamapada rahang.

    2. Pemeriksaan darah kalsium dan fosfat. Jumlah leukosit normal atau sedikit

    meningkat.3. Pemeriksaan likuor serebrospinal tidak khas; normal.4. Biakan kuman memerlukan prosedur khusus untuk kuman anaerobik.

    F. PENATALAKSANAAN

    Pengobatan terutama untuk memperbaiki keadaan umum, menghilangkankejang, mengikat toksin yang masih beredar, dan pemberian antibiotika terhadapinfeksi.

    Perawatan

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    3/10

    1. Bayi sebaiknya dirawat oleh perawat yang cakap dan berpengalaman.Sebaiknya disediakan 1 perawat untuk seorang bayi. Bayi harus dirawat ditempat yang tenang dengan penerangan dikurangi agar rangsangan bagitimbulnya kejang berkurang.

    2. Saluran pernapasan dijaga supaya selalu bersih. Pemasangan spatel lidahyang dibungkus kain untuk mencegah lidah tergigit.

    3. Harus tersedia zat asam. Zat asam diberikan kalau terdapat sianosis, atauserangan apnea, dan pada waktu ada kejang.

    4. Perawatan adekuat; kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan cairan danelektrolit.

    5. Pemakaian makanan harus hati-hati, bila perlu pemasangan NGT.6. Kalau pemberian makanan per os tidak mungkin, maka diberi makanan atau

    cairan intravena.

    Mengatasi Kejang

    Kejang dapat diatasi dengan mengurangi rangsangan atau pemberian obat anti

    kejang. Obat yang dapat dipakai adalah kombinasi Fenobarbital dan Largaktil.Fenobarbital dapat diberikan mula-mula 30 60 mg parenteral, kemudiandilanjutkan per os dengan dosis maksimum 10 mg/hari.Largaktil dapat diberikan bersama Luminal mula-mula 7,5 mg parenteral,kemudian diteruskan dengan dosis 6x2,5 mg setiap hari.Kombinasi yang lain adalah Luminal dan Diazepam dengan dosis mg/kg BB.Obat anti kejang yang lain ialah Kloralhidrat yang diberikan lewat rektum.

    Pemberian Antitoksin

    Untuk mengikat toksin yang masih bebas dapat diberi ATS (AntiTetanus Serum)

    dengan dosis 10.000 satuan setiap hari selama 2 hari.

    Pemberian Antibiotika

    Untuk mengatasi infeksi dapat digunakan Penisilin 200.000 satuan setiap haridan diteruskan sampai 3 hari sesudah panas turun.

    Pencegahan

    Pencegahan yang paling baik adalah pemotongan dan perawatan tali pusat yangbaik; harus digunakan bahan-bahan dan alat-alat yang steril. Pemberian

    vaksinasi dengan suntikan toksoid pada ibu hamil dalam triwulan terakhir dapatmemberi proteksi pada bayi.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    4/10

    KONSEP ASKEPTETANUS NEONATORUM

    A. PENGKAJIAN

    1. Anamnesa meliputi riwayat kesehatan dan bagaimana penyakitmempengaruhi aktivitas pasien dan kemampuan berfungsi. Kliendiobservasi apakah mereka dapat melakukan dan apakah terjadiperubahan dalam fungsi. Respon setelah pemberian medikasijuga diperhatikan. Klien ditanyakan apakah mereka melihat adaperbaikan. Selama pengkajian, klien diobservasi pada saatbergerak, berjalan, atau minum.

    2. Pemeriksaan Fisik

    a. Kekakuan anggota gerak lengan kehilangan sifat daya ayun dan tetappada sisi tubuh.

    b. Tremor diperberat oleh stress dan ansietas; lebih hebat bila anggotagerak diistirahatkan, menghilang selama tidur; gerakan pill rollingpada jari-jari; tremor kepala.

    c. Gerakan bradikinesia (gerakan tubuh lambat); akinesia (memulaiaktivitas menjadi sulit).

    d. Postur bungkuk ke depan; berjalan lambat, singkat, langkah kaku; akanberlari bila terdorong.

    e. Aktivitas otot hilang dan/atau tak terkoordinasi gangguan menulis

    (mikrografia).f. Kegelisahan.g. Kekakuan dan nyeri menyebar pada tungkai dan bahu.

    h. Ekspresi wajah kosong seperti topeng mata melebar/melotot; mata takberkedip atau berkedip tak teratur.

    i. Bicara lambat, perlahan, monoton; kacau; bicara lembut, penurunanvolume.

    j. Disfagia.k. Salivasi berlebihan dan air liur mengalir.

    l. Perubahan emosional depresi; nervosa; alam perasaan berubah-ubah;

    halusinasi; paranoid; demensia.m. Efek samping obat-obatan.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.2. Kurang perawatan diri (makan, minum, berpakaian, hygiene) berhubungan

    dengan tremor dan gangguan motorik.3. Konstipasi berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivitas.4. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tremor,

    pelambatan dalam proses makan, kesukaran mengunyah dan menelan.5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume bicara,

    ketidakmampuan menggerakkan otot-otot wajah.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    5/10

    6. Koping tidak efektif berhubungan dengan depresi dan disfungsi karenaperkembangan penyakit.

    C. RENCANA TINDAKAN

    Perencanaan tindakan yang dilakukan untuk klien dengan Parkinson meliputi:

    1. Perbaikan mobilitas fisik.2. Tingkatkan aktivitas perawatan diri sehari-hari.3. Tingkatkan defekasi.4. Perbaikan status nutrisi.5. Tingkatkan komunikasi.6. Dukung kemampuan mekanisme koping.

    D. IMPLEMENTASI DAN RASIONALISASI

    1. Memperbaiki mobilitas fisik.

    Tujuan : Mencapai perbaikan mobilitas fisik

    a) Jelaskan penyebab gejalaR : Pengertian klien dapat membantu meningkatkan kepatuhan padaprogram latihan di rumah.

    b) Ajarkan untuk berjalan tegak, pandangan lurus, dengan kaki renggang,dan lengan mengayun dengan normal.R : Upaya sadar untuk menstimulasi gaya berjalan dan posisi normaldapat memperbaiki mobilitas dan mengurangi kehilangan kese-imbangan.

    c) Instruksikan untuk latihan 3-5 kali seminggu, sedikitnya 30 menit setiapsesi.R : Mencegah dekondisi, yang diakibatkan inaktivitas atau melambatnyagerakan. Keuntungannya antara lain: meningkatkan kekuatan otot;memperbaiki koordinasi dan deksteritas; mengurangi kekakuan;mencegah kontraktur; memperbaiki fleksibilitas; meningkatkanperistaltik; memperbaiki ketahanan kardiovaskular; meningkatkankemampuan untuk mentoleransi stress; rasa kontrol yang menurunkanperasaan ketidakberdayaan.

    d) Konsul dengan ahli terapi fisik untuk program latihan khusus meliputi:- Pemanasan 10 menit.- Olahraga 15-40 menit.- Pendinginan meningkatkan ekskresi sisa tubuh dari latihan dan menu-runkan frekuensi jantung secara perlahan.

    - Latihan tubuh bagian bawah, badan, tubuh bagian atas, dan kepala.- Latihan relaksasi.R : Pemanasan meregangkan otot untuk mencegah cedera; olahragamengkondisikan tonus otot jantung dan otot lain; pendinginan selama 10menit; rentang latihan untuk melatih otot; latihan relaksasi memberikansebagian control terhadap ansietas.

    e) Anjurkan latihan bernapas sambil berjalan.R : Membantu menggerakkan rangka tulang rusuk dan transport oksigenuntuk mengisi bagian paru-paru yang kurang oksigen.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    6/10

    f) Instruksikan periode istirahat yang sering.R : Mencegah frustasi dan kelelahan

    g) Tekankan kepatuhan terhadap program latihan benar-benar merupakanpilihan bagi klien.R : Dengan meningkatkan perasaan kontrol klien dan penentuan diridapat memperbaiki kepatuhan terhadap program latihan.

    h) Libatkan anggota keluarga atau orang terdekat dalam penyuluhan.R : Dukungan agar dapat mendorong klien untuk mematuhi program.

    i) Rujuk ke dokter terapis atau bahan rujukan untuk pedoman latihankhusus.R : Klien dapat memerlukan instruksi tambahan dan pemantauan tindaklanjut.

    j) Diskusikan strategi untuk mempertahankan kemandirian sedapatmungkin.R : Dengan melakukan aktivitas yang lazim dilakukan membantumengembangkan perasaan normal pada individu yang sakit kronis.

    k) Bahas pentingnya menyelesaikan tugas dan merencanakan masa

    depan.R : Membantu meyakinkan partisipan tentang harga diri klien.

    2. Meningkatkan aktivitas perawatan diri sehari-hari.

    Tujuan : Mencapai kemandirian aktivitas kehidupan sehari-hari

    a) Kaji ketidakmampuan fungsional yang berhubungan dengan kebutuhanperawatan diri.R : Sebagai data untuk perencanaan intervensi.

    b) Ajarkan dan dukung klien selama aktivitas kehidupan sehari-hari.R : Meningkatkan perawatan diri.

    c) Bantu dalam melakukan aktivitas perawatan sehari-hari.R : Meningkatkan perawatan diri.

    d) Modifikasi lingkungan seperti alat bantu naik turun tempat tidur danpagar di sekeliling tempat tidur.R : Kompensasi ketidakmampuan fungsi.

    e) Beri dorongan kepada pasien agar melakukan aktivitas pembebananberat badan harian di luar rumah di bawah sinar matahari untukmemperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D.

    f) Ajarkan untuk memantau dan melaporkan bila ada tanda dan gejala

    fraktur seperti; nyeri hebat tiba-tiba pada punggung bawah terutamasetelah mengangkat atau membungkuk, spasme otot, nyeri punggungkronik, keletihan, konstipasi.

    3. Meningkatkan defekasi.

    Tujuan : Mencapai eliminasi usus adekuat

    a) Pertahankan masukan cairan sampai 2000 ml/hari kecuali terdapatkontraindikasi.R : Asupan cairan adekuat membantu sekresi normal usus.

    b) Anjurkan penggunaan makanan yang tinggi zat serat, pelunak feses,dan/atau enema.R : Memudahkan sekresi normal usus.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    7/10

    c) Gunakan dudukan toilet yang ditinggikan.R : Memudahkan aktivitas toileting karena pasien sukar bergerak dariposisi berdiri ke posisi duduk, maupun sebaliknya.

    4. Memperbaiki status nutrisi.

    Tujuan : Mencapai dan mempertahankan kepuasan status nutrisi

    a) Pantau berat badan setiap minggu.R : Mengetahui tingkat asupan kalori adekuat.

    b) Pertahankan diet lunak yang seimbang, tinggi serat, dan asupan cairanadekuat.R : Antisipasi efek samping L-dopa dalam program pengobatan yaitukonstipasi.

    c) Anjurkan menghindari konsumsi makanan dan obat-obatan yangmengandung piridoksin HCl (vitamin B6, daging babi, hepar, pisang,ham, kuning telur).

    R : Piridoksin mempercepat penghancuran L-dopa menjadi dopaminsebelum mencapai otak.

    d) Nasihatkan diet rendah protein pada siang hari.R : Mencegah terhambatnya L-dopa mencapai otak oleh protein.

    e) Tunggu 45 menit sebelum makan setelah meminum L-dopa.R : Protein bersaing dengan L-dopa untuk transport ke otak.

    f) Pertahankan makan dalam jumlah kecil tapi sering sesuai indikasi.R : Meningkatkan intake makanan perlahan-lahan.

    g) Posisikan pasien duduk tegak lurus selama waktu makan.R : Mempermudah kesulitan menelan akibat tremor pada lidah dangangguan motilitas faring.

    5. Meningkatkan komunikasi.

    Tujuan : Pencapaian kemampuan komunikasi

    a) Jelaskan efek gangguan bicara.R : Pengertian dapat meningkatkan kepatuhan pada latihan perbaikanbicara.

    b) Jelaskan keuntungan latihan perbaikan bicara setiap hari.R : Latihan bicara setiap hari membantu memperbaiki keberhasilan

    muskulatur bicara dan meningkatkan kecepatan, volume, dan artikulasi.c) Ajarkan tindakan latihan berbicara.R : Memperbaiki tonus otot dan kontrol serta kejelasan bicara.

    d) Anjurkan praktik di depan cermin.R : Memungkinkan klien untuk melihat dan mengevaluasi bibirnya dangerakan lidah.

    e) Lakukan latihan untuk memperbaiki kenyaringan suara denganmeletakkan tangan di atas abdomen, tarik napas perlahan, dankeluarkan perlahan; mengambil napas dalam sebelum berbicara;menghitung angka dengan hirup napas diantara setiap angka.R : Meningkatkan masukan udara dan memperbaiki kontrol masukan

    udara selama bicara.f) Lakukan latihan variasi suara dengan teratur dari lembut sampai kuat

    diawali dengan menghirup napas; melakukan tekanan pada setiap kata;

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    8/10

    serta meninggikan dan merendahkan suara saat bartanya danmenjawab.R : Meningkatkan kejelasan bicara.

    g) Lakukan latihan lidah beberapa kali antara lain :- Julurkan lidah sejauh mungkin, tahan, rileks.- Julurkan lidah dan gerakan perlahan dari sudut ke sudut.

    - Regangkan lidah ke dagu dan kemudian ke hidung.- Julurkan lidah keluar dan masukkan kembali ke dalam secepat mung-kin.

    - Gerakan lidah dengan melingkar secepat mungkin di sekitar bibir.- Praktikkan kata-kata dengan bunyi konsonan akhir.R : Menguatkan lidah dan meningkatkan rentang geraknya, untukmemperbaiki artikulasi.

    h) Praktikkan latihan bibir dan rahang dan ulangi beberapa kali, antara lain:- Buka dan tutup mulut dengan perlahan, tutup bibir rapat-rapat, lakukanberulang kali tapi secepat mungkin.

    - Tutup bibir dengan senyum lebar, tahan, rileks.

    - Lipat bibir, tahan, rileks.- Lipat, tahan, senyum, tahan.- Katakan ma-ma-ma-ma secepat mungkin.R : Menguatkan dan meningkatkan rentang gerak bibir untukmembentuk bunyi bicara.

    i) Lakukan latihan untuk memperlambat kecepatan bicara denganmengucapkan kata-kata dalam suku kata atau frase dalam bentuk sukukata.R : Membantu memperbaiki pengucapan kata demi kata.

    j) Latihan berbagai ekspresi wajah (tersenyum, tertawa, cemberut,meringis, bersiul, mengembungkan pipi) dengan menggunakan cermin.R : Penyakit parkinson menyebabkan gerakan otot wajah terbatas,menyebabkan wajah seperti topeng. Latihan ini dapat membantumengatasi efek ini.

    k) Anjurkan baca koran kuat-kuat. Tentukan berapa banyak kata-katadapat anda ucapkan dalam sekali bernapas sebelum volume menurun.R : Membantu klien belajar mempertahankan volume untuk setiap sukukata dan bunyi konsonan akhir.

    l) Rujuk klien ke ahli terapi bicara.R : Klien memerlukan instruksi tambahan dan pemantauan tindak lanjut.

    6. Mendukung kemampuan mekanisme koping.

    Tujuan : Pengembangan mekanisme koping adekuat

    a) Instruksikan klien berpartisipasi aktif dalam setiap program terapi danlatihan yang mencakup program social dan rekreasiR : Membantu mengatasi perasaan malu, apatis, bosan dan merasasendiri akibat keadaan fisik yang lambat.

    b) Beri dukungan dan sumber bantuan apa saja yang dapat diberikan olehkerja sama fisioterapi, psikoterapi, terapi obat-obatan dan dukungan

    partisipasi kelompok.R : Membantu mengurangi depresi yang sering muncul pada keadaanini.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    9/10

    c) Bentuk program aktivitas pada keseluruhan hari klien.R : Mencegah waktu tidur yang terlalu banyak yang dapat mengarahpada tidak adanya keinginan dan apatis.

    d) Dorong keluarga atau orang terdekat untuk selalu memberikandukungan, rasa aman, sabar, kasih sayang dan pengertian pada klien.R : Meningkatkan kemampuan koping dan memberikan rasa keamanan.

    e) Jelaskan bahwa perubahan perilaku mungkin merupakan bagian dariproses penyakit atau karena pengaruh obat.R : Menigkatkan pengertian klien dapat membantu mengurangiperasaan stres dan depresi.

  • 8/3/2019 Asuhan Keperawatan Tetanus um

    10/10

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda, BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH Brunner dan Suddarth; Edisi 8 Volume 3, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta ; 2001.

    2. Baughman C. Diane, Hackley C. JoAnn, BUKU SAKU KEPERAWATANMEDIKAL-BEDAH Brunner dan Suddarth, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta ; 2000.

    3. Price, Wilson, PATOFISIOLOGI; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit;

    Edisi 6 Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ; 2005.

    4. Carpenito Lynda Juall, RENCANA ASUHAN DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN;Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif ;Edisi 2, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta ; 1999.

    5. Tucker Susan Martin, dkk., STANDAR PERAWATAN PASIEN; ProsesKeperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi; Edisi V Volume 3, Penerbit BUkuKedokteran EGC, Jakarta ; 1998.