asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah koping
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping
Ketidakberdayaan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr
Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara
Karya Tulis Ilmiah
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Gussifa Zamharira
132500046
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program
studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah : Asuhan Kepada Pasien
Dengan Masalah Koping Ketidakberdayaan Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr
Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun
material, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, P.hD selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, MNurs (MntlHlth) selaku Dosen
pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep Selaku dosen penguji karya
tulis ilmiah ini
Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang
tua saya sendiri Bapak H. Bambang Hastiyanto S.H dan Ibunda yang sangat
saya sayangi H.j Asma Faridasyah, serta kakak saya Febrie Hastriyana S.Si
dan adik saya Jihan Fadhillah yang selalu memberikan motivasi, dukungan
moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.
2. Untuk orang terdekat saya Kak Vera, Kak Frida, Kak Emma, Kak Ova, Tiwi
dan Farija yang telah berkenan untuk membantu saya saat sedang kesulitan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kepada teman-teman sains terdekat Dara Hati, Rini Maulida, Rara Zamzami,
Sari Sam, Hendra, Anisya Fio dan Ridwan atas dukungan dan doa kalian
kepada saya.
4. Kepada teman-teman dari DIII Keperawatan stambuk 2013 terkhusus teman
terdekat saya Ai, Puput Fatma, Dchrist, Wandya serta teman satu bimbingan
saya Lastri, Winda Dalimunthe, Tri Andika yang selalu saling
menyemangatkan dan menguatkan, serta teman-teman Posko Zumba.
Medan, 29 Juni 2016
Gussifa Zamharira
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2 C. Manfaat ...................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................................................... 4
1. Definisi ................................................................................................... 4 2. Pengkajian ............................................................................................. 9 3. Analisa Data ........................................................................................... 9 4. Rumusan Masalah ................................................................................. 10 5. Perencanaan ........................................................................................... 10
B. Asuhan Keperawatan Kasus ...................................................................... 12 1. Pengkajian ............................................................................................. 12 2. Analisa Data .......................................................................................... 25 3. Rumusan Masalah ................................................................................. 27 4. Perencanaan .......................................................................................... 28 5. Implementasi dan Evaluasi .................................................................... 32
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ............................................................................................ 36 2. Saran ...................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38 LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan yang semakin maju dan modern manusia akan
lebih mudah mengalami stres apabila manusia tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Kebutuhan hidup seperti
kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dapat berdampak buruk
pada individu yang tidak mampu dalam menggunakan mekanisme
koping dan gagal dalam beradaptasi. Jika demikian maka individu
akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat dari emosional,
psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif,
serta kestabilan emosional.
Seseorang bisa dikatakan sehat jiwa apabila mampu
mempertahankan kondisi fisik, mental, dan intelektual dalam suatu
kondisi yang optimal melalui pengendalian diri, peningkatan
aktualisasi diri, serta selalu menggunakan koping yang positif dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi (Nasir dan Muhit, 2011).
Seseorang yang mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam
menghadapi masalah kehidupan sehari-hari memerlukan kemampuan
pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi
stres, cara yang digunakan oleh individu untuk mengurangi stres itulah
yang disebut dengan koping.Koping adalah suatu usaha individu untuk
mengatasi stres psikologis (Potter & Perry, 2010).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk menghadapi ketidakberdayaan pada pasien skizofrenia peran
keluarga serta orang-orang terdekat perlu untuk memberikan dukungan
agar dapat mengurangi stres pada pasien tersebut.
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang
secara signifikan tidak akan mempngaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi
(Herdman, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada
klien dengan masalah koping ketidakberdayaan
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah
koping ketidakberdayaan.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
dengan masalah koping ketidakberdayaan.
3. Mampu merencanakan intervensi keperawatan pada klien
dengan masalah koping ketidakberdayaan.
4. Mampu melakukan implementasi pada klien dengan masalah
koping ketidakberdayaan.
5. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan masalah
koping ketidakberdayaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Manfaat
1. Bagi klien
Untuk meningkatkan pengetahuan klien dalam menghadapi
tekanan yang mengancam dirinya baik fisik maupun
psikologik. Serta dapat menyelesakan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap
situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun
perilaku.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan perawat dapat mempertahankan dan
meningkatkan asuhan keperawatan dengan masalah koping
ketidakberdayaan agar dapat memberikan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas.
3. Bagi institusi Pendidikan
Meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan
mahasiswa dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah,
dan mampu memenuhi standar kompetensi khususnya
mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
1. Definisi
1.1 defenisi Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap
situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Koping adalah suatu usaha
individu untuk mengatasi stres psikologis (Potter & Perry, 2010).
Menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan
perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal
dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Mekanisme koping cara yang digunakan individu dalam
menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi
yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku (Nazir dan Muhit,
2011).
1.2 Sumber-Sumber Koping
a. Sumber Koping Primer
Sumber koping primer merupakan suatu kemampuan individu
dalam menghadapi situasi yang penuh stres dengan melibatkan
kemampuan kognisi afeksi, fisiologi perilaku dan respon sosial.
Sumber koping primer ini merupakan evaluasi terhadap kesejahteraan
individu. Disini individu memaknai stresor dalam hal pengertian stresor
bagi inidividu sediri, intensitasnya, dan keunikan individu dalam
menginterpretasi stresor.
b. Sumber Koping Skunder
Penilaian sekunder individu adalah evaluasi terhadap sumber
koping, pilihan atau strategi yang dilakukan seseorang (Stuart dan
Sundeen, 1987). Penilaian terhadap koping sumber sekunder
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merupakan hal penting dalam menghadapi suasana kehidupan yang
penuh stres.
Jadi bisa dikatakaan bahwa sumber koping primer dan skunder
merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam evaluasi individu.
Terdapat lima sumber utama koping dimana hal tersebut membantu
individu untuk beradaptasi terhadap stres dan penyakit. Hal tersebut
diantaranya finansial, kemampuan dan keterampilan individu, teknik
bertahan, dukungan sosial, dan dorongan motivasi. Lazarus dan
Folkman (1985) menambahkan juga beberapa sumber daya diantaranya
kesehatan dan energi, keyakinan positif, pemecahan masalah dan
keterampilan sosial, serta sosial dan sumber daya yang ada.
Penelitian emiris mengarahkan dukungan untuk hubungan timbal
balik antara faktor predisposisi dan sumber koping ke dalam kekuatan
komunitas sosial. Seperti penilaian primer, penilaian sekunder dari
sumber koping melibatkan kognitif, afektif, fisik, perilaku, dan respon
sosial
1. Penilaian Primer
Seseorang saat berkonsentrasi pada ketersediaan dan efektivitas
dari strategi coping yang mungkin dilakukan. Tetapi penilaian
sekunder lebih dari latihan intelektual belaka untuk menganalisis
semua hal yang dapat dilakukan. Agaknya, proses evaluasi
kompleks yang memperhitungkan pilihan koping yang tersedia,
kemungkinan bahwa memberikan pilihan mengatasi, akan
mencapai apa yang seharusnya dan kemungkinan bahwa seseorang
dapat menerapkan strategi tertentu secara efektif.
2. Afektif
Sebelumnya menimbulkan respon cemas yang umum terjadi
disempurnakan menjadi emosi spesifik yang dominan. Termasuk
senang, sedih, takut, marah, penerimaan, ketidakpercayaan,
antisipasi, dan kaget atau terkejut. Emosi dapat diklasifikasikan
lebih lanjut sesuai dengan jenis, durasi, dan intensitas-karakteristik
yang berubah dari waktu ke waktu dan peristiwa. Contohnya ketika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
emosi berkepanjangan dari waktu ke waktu dapat diklasifikasikan
sebagai suasana hati; ketika berkepanjangan selama jangka waktu
yang lama, dapat dianggap sebagai sikap.
3. Respon Fisik
Akan mereflesikan interaksi neuroendokrin dengan melibatkan
beberapa hormon pertumbuhan, prolaktin, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), luteinizing dan hormon follicle-
stimulating, hormon tyroid-merangsang, vasopressin, oksitosin,
epinefrin, norepinefrin, dan insulin.
4. Respon Perilaku
Akan mencerminkan baik emosi dan perubahan fisiologis yang
dialami oleh individu, serta analisis kognitif tentang situasi stres.
Caplan menggambarkan empat fase interdigitating atau aspek dari
respon individu untuk peristiwa stres.
Fase 1 adalah perilaku yang mengubah lingkungan stres atau
memungkinkan individu untuk melarikan diri dari itu
Fase 2 adalah perilaku untuk memperoleh kemampuan baru
untuk bertindak mengubah keadaan eksternal setelahnya
Fase 3 adalah perilaku intrapsikis bergantung terhadap
rangsangan emosional yang tidak menyenangkan
Fase 4 perilaku intrapsikis untuk berdamai dengan situasi dan
sisa gejaladengan penyesuaian internal
Konseptualisasi respon perilaku individu dalam fase ini mungkin
akan membantu untuk perawat.
5. Respon Sosial
Mengevaluasi dukungan sosial yang sebenarnya tersedia untuk
individu. Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan
peningkatan tingkat gangguan kejiwaan dan morbiditas medis
umum dan kematian di antara orang-orang yang terisolasi secara
sosial.Jadi, juga, penelitian di bidang sosiologi medis,
epidemologis, psikologi organisasi dan sosial, dan stres
eksperimental mengungkapkan bahwa para anggota lingkungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sosial yang dirasakan oleh individu ditekankan sebagai "significant
others" yang melayani fungsi pelindung dan restoratif kesehatan.
1.3 Sistem Dukungan Sosial
Dukungan sosial untuk individu dimulai dalam rahim dan
dikomunikasikan dalam berbagai cara untuk bayi yang baru lahir,
termasuk cara dia diadakan, makan, dan menghibur. Saat kehidupan
berlangsung, dukungan semakin berasal dari anggota keluarga lainnya,
dari rekan-rekan di sekolah, tempat kerja, dan di masyarakat. Pada saat
kebutuhan besar, dukungan dapat diberikan oleh perawat atau profesional
kesehatan lainnya. Meskipundemikian, sistem pendukung sosial atau
jaringan sosial yang umum dipahami, mencerminkan kompleksitas
dimensi.
Mengingat kompleksitas konsep, itu tidak mengejutkan bahwa
definisinya berbeda oleh berbagai peneliti dan praktisi. Definisi ini
menunjukkan bahwa berbagai jenis dukungan dapat diberikan oleh sistem
dukungan sosial.Meskipun diutarakan secara berbeda oleh masing-masing
teori, lima fungsi umum dari jaringan sosial dapat digambarkan sebagai:
1. Dukungan emosional
2. Tugas-berorientasi pada bantuan
3. Umpan balik dan evaluasi
4. Keterkaitan sosial dan integrasi
5. Akses untuk informasi baru
Nilai jaringan sosial dalam memberikan dukungan emosional telah
lama dikenal. Beberapa percaya itu adalah fungsi utama dan menyamakan
dukungan dengan cinta, kasih sayang, dan pengasuhan.
Meskipun fungsi relatif dari dukungan sosial dapat dikenakan
beberapa variasi, ada kesepakatan yang kuat dengan Caplan pada efeknya.
Dua bidang efeknya sangat relevan, hubungan dukungan sosial untuk
membantu mencari dan adaptasi psikologis. Dalam sebuah artikel,
Gourash menguraikan empat cara umum bahwa jaringan sosial
bepengaruh pada pencarian bantuan:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Penyangga pengalaman stres yang menyingkirkan kebutuhan untuk
bantuan
2. Menghalangi kebutuhan untuk bantuan profesional melalui penyediaan
dukungan insrtumental dan afektif
3. Bertindak sebagai skrining dan rujukan agen untuk layanan profesional
4. Mengirimkan sikap, nilai, dan norma-norma tentang pencarian bantuan
Temuan ini memiliki implikasi untuk pencegahan primer, sekunder, dan
tersier.
1.4 Jenis - Jenis Mekanisme Koping
Mekanisme koping dapat didefinisikan sebagai upaya diarahkan
pada manajemen stres. Ia bisa menjadi tugas yang berorientasi dan
melibatkan upaya pemecahan masalah langsung untuk mengatasi ancaman
itu sendiri atau intrapsikis atau ego pertahanan yang berorientasi dengan
tujuan mengatur tekanan emosional seseorang (Stuart dan Sundeen, 1987).
Mekanisme koping dapat berupa konstruktif atau destruktif. Dapat
dianggap konstruktif ketika kecemasan seseorang diperlakukan sebagai
sinyal peringatan bahwa ada sesuatu yang salah dan individu menerimanya
sebagai tantangan untuk memperjelas dan menyelesaikan masalah
mendasar.
Dalam hal ini, kecemasan dapat dibandingkan dengan demam-baik
berfungsi sebagai peringatan bahwa sistem sedang diserang. Setelah kerja
berhasil, mekanisme koping yang konstruktif akan mengubah jalan masa
lalu yang menjadi pengalaman dimanfaatkan untuk memenuhi ancaman di
masa depan. Mekanisme koping destruktif, sebaliknya, digunakan untuk
melindungi diri dari kecemasan tanpa menyelesaikan konflik yang
menyebabkan itu. Mekanisme ini merupakan salah satu penggelapan
bukannya resolusi (Stuartdan Sundeen, 1987).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pengkajian
Pengkajian adalah data data yang diperlukan untuk mendukung
perawat dalam mengkaji dan menentukan masalah keperawatan.
Pengkajian yang diperlukan meliputi:
1. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, pendidkan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis.
2. Keluhan utama yang dirasakan klien.
3. Riwayat kesehatan sekarang.
4. Riwayat kesehatan masa lalu.
5. Riwayat kesehatan keluarga.
6. Riwayat keadaan psikososial.
7. Status mental.
8. Pemeriksaan.
3. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Terdapat dua tipe data yaitu data subjektif dan data objektif.
1. Data Subjektif
1. Klien mengatakan tidak ada pilihan pakaian.
2. Klien mengatakan keluarga klien tidak membawaklien untuk kontrol
ulang.
3. Klien mengatakan tentang biaya yang akan dikeluarkan untuk
kontrol jika klien memiliki asuransi kesehatan.
4. Klien mengatakan jika biaya asuransi kesehatan yang dimilikinya
tidak dikenakan biaya yang mahal klien akan rajin kontrol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Data Objektif
1. Pakaian yang dipakai klien kusam dan tidak rapi.
2. Klien terlihat tidak mengerti mengenai asuransi kesehatan yang
dimilikinya.
3. Klien terlihat bertanya biaya dari asuransi kesehatan yang
dimilikinya.
4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah
apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat
berdasarkan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien.
5. Perencanaan
Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan
mengawali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat
prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat
konsultasi dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah
literature yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi
yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan
penatalaksaan klinik (Potter & Perry, 2005).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan kriteria hasil Nursing Outcomes Classification dan
Nursing Intervensi Classificationketidakmampuan koping keluarga
menurut Potter & Perry (2010) adalah
Hasil dari NOC:
1. Koping keluarga: Tindakan keluarga untuk menangani stresor yang
mengganggu sumber keluarga.
2. Normalisasi Keluarga: Kapasitas sistem keluarga untuk
mengembangkan strategi guna mencapai fungsi optimal ketika anggota
keluarga mengalami penyakit kronis ataupun disabilitas.
Intervensi NIC:
1. Terapi keluarga: membantu anggota keluarga untuk menggerakkan
keluarga mereka ke arah cara hidup yang lebih produktif.
2. Dukungan keuarga: Meningkatkan nilai, minat, dan tujuan keluarga.
3. Promosi keterlibatan keluarga: memfasilitasi partisipasi keluarga
dalam keluarga dan emosional fisik klien.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN DATA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 23 Tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jl. Binjai Km. 12No. 15 Kab. Deli Serdang
Tanggal Masuk RS : 12 Februari2016
No. Register : 03.51.97
Ruangan/kamar : Bukit Barisan
Golongan darah : -
Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2016
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Genogram :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan :
1. Perempuan :
2. Laki-laki:
3. Klien :
II. KELUHAN UTAMA :
Klien merasa tidak dihargai karena di masukkan ke rumah sakit jiwa
oleh abang iparnya. Klien malu dengan penyakit jiwa yang dialami
sehingga tidak ingin berbicara dengan orang yang baru ia temui.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
klien mengeluh takut dan malu dengan orang lain karena
penyakitnya, klien juga merasa tidak dihargai karena di
masukkan ke rumah sakit jiwa oleh abang kandungnya.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Untuk memperbaiki keadaan klien sering menyendiri jika tidak
ada kegiatan dan jika tidak ada yang mengajak klien berbicara.
B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa takut jika keluarganya tidak datang berkunjung
lagi, klien beranggapan jika keluarganya tidak datang lagi ia
tidak bisa kembali ke rumah.
2. Bagaimana dilihat
Klien terlihat kooperatif, mudah diajak berbicara dan klien
sudah dapa terlihat memulai pembicaraan.
C. Severity
Klien merasa terganggu karena dirawat di rumah sakit jiwa
sehingga klien tidak dapat berkumpul dengan keluarganya.
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami rasa takut jika keluarganya
tidak mengunjungi klien lagi sehingga klien tidak dapat pulang
kerumah.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebanyak tiga kali.
Pada tanggal 09 Februari 2015 klien pertama kalinya dirawat di
rumah sakit jiwa selama 10 hari, pada tanggal 03 Agustus 2015
klien kembali dirawat selama 42 hari dan pada tanggal 12 Februari
2016 klien kembali dirawat di ruangan Bukit Barisan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien dirawat dengan baik seperti pemberian makanan pada pagi
siang dan sore hari, melakukan kegiatan di pagi hari seperti senam
dan melakukan kegiatan kebersihan dan minum obat secara teratur
dua kali sehari.
C. Pernah dirawat/ dioperasi
Klien sampai saat ini dirawat di rumah sakit jiwa dengan diagnosa
medis Skizofrenia Paranoid.
D. Lama dirawat
Klien sudah dirawat di rumah sakit jiwa sejak tanggal 12 februari
2016.
E. Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan.
F. Imunisasi
Klien mengatakan mendapat imunisasi lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Kedua orangtua klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan.
C. Penyakit Keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga klien.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal.
F. Penyebab meninggal
Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien menyadari penyakit jiwa yang dialaminya dan klien ingin
segera sembuh dan pulang kerumah.
B. Konsep Diri :
- Gambaran diri : Klien menyukai seluruh
bentuk tubuhnya, klien
berusaha untuk cepat sembuh.
- Ideal diri : Klien ingin sembuh dan
pulang ke rumah berkumpul
dengan keluarga.
- Harga diri : Klien merasa kurang dihargai
oleh keluarga karena klien
dimasukkan ke rumah sakit
jiwa oleh kakak iparnya dan
klien merasa malu karena
penyakitnya.
- Peran diri : Klien berperan sebagai anak
ke enam dari sepuluh.
bersaudara di dalam keluarga.
- Identitas : Klien sebagai anak laki-laki
tertua dan sebagai adik ke
enam dari ke lima kakaknya.
C. Keadaan Emosi
Emosi klien dalam keadaan tenang.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang tua dan adik perempuan
- Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Hubungan dengan orang lain
Klien berhubungan baik dengan orang sekitarnya
- Hambatan berhubungan dengan orang lain
Karena malu klien lebih memilih untuk menyendiri. Dampak
malu yang terjadi pada klien yaitu:
1. Klien menarik diri kepada orang yang baru dikenalnya
2. Klien tidak mau memulai pembicaraan dengan orang lain
3. Saat berbicara kontak mata klien kurang
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama islam
dan yakin terhadap Tuhannya
yaitu Allah.
- Kegiatan ibadah : Selama dirawat di rumah
sakit jiwa klien jarang
melakukan ibadah seperti
shalat dikarenakan klien
merasa terganggu dengan
suasana ruangan yang ramai
dan ribut.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Klien sadar penuh (compos
mentis).
- Penampilan : Klien memakai pakaian yang
kusam, rambut pendek bewarna
hitam lurus, kulit kering.
- Pembicaraan : Saat dilakukan pengkajian
klien terlihat lambat saat
menjawab pertanyaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Afek : Afek klien datar.
- Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara
klien kooperatif, interaksi
berjalan dengan baik.
- Persepsi : Klien tidak memiliki gangguan
persepsi.
- Proses pikir : Klien mampu menjawab setiap
pertanyaan dengan baik.
- Isi pikir : Selama wawancara klien
mampu menjawab pertanyaan
dan berbicara sesuai dengan
topik pembicaraan.
- Waham : Klien tidak memiliki waham.
- Memori : Klien mampu mengingat
kejadian sewaktu pertama
kalinya klien dirawat di rumah
sakit jiwa.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Klien memiliki kesadaran penuh, cara berjalan klien menyeret, cara
berbicara dengan pelan, pakaian klien kusam, kulit bersih tidak ada
lesi, kulit kering, rambut berminyak, kuku kaki dan tangan bersih
tidak panjang.
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37˚C
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 77x/menit
- Pernapasan : 18x/menit
- TB : 163 Cm
- BB : 60 Kg
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Bentuk kepala klien simetris
dan tidak ditemukan benjolan
atau kelainan.
- Ubun-ubun : Normal, tidak terdapat
kelainan.
- Kulit kepala : Kulit kepala klien bersih
tidak ada ketombe, tidak ada
kutu, rambut berminyak.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan
rambut
: Penyebaran rambut merata,
warna rambut hitam dan
pendek.
- Bau : Rambut klien berbau
- Warna kulit : Sawo matang
Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Simetris dan tidak ditemukan
adanya kelainan
Mata
- Kelengkapan dan
kesimetrisan
: Klien memiliki mata yang
lengkap dan simetris antara mata
kiri dan mata kanan.
- Palpebra : Tidak ditemukan adanya
kelainan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Konjungtiva dan sclera : Berwarna merah.
- Pupil : Reaksi terhadap cahaya baik.
- Kornea dan iris : Tidak ditemukan adanya
kelainan
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi
septum nasi
: Tidak ditemukan adanya
kelainan
dan letaknya di medial.
- Lubang hidung : Lubang hidung simetris antara
kiri dan kanan.
- Cuping hidung : Tidak ditemukan pernapasan
cuping hidung.
Telinga
- Bentuk telinga : Klien memiliki dua telinga
dengan bentuk yang normal dan
simetris antara kiri dan kanan.
- Ukuran telinga : Simetris antara kiri dan kanan.
- Lubang telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Ketajaman pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Bibir klien simetris dan lembab.
- Keadaan gusi dan gigi : Gigi lengkap tidak berlubang,
gigi bewarna kuning bersih tidak
ada sisa makanan yang
tertinggal,gusi bewarna merah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Keadaan lidah : Lidah bersih bewarna merah
muda, tidak terdapat sisa
makanan.
- Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Leher
- Posisi trachea : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Thyroid : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Suara : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Kelenjar limfe : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Vena jugularis : Tidak dilakukan pemeriksaan.
- Denyut nadi karotis : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Kulit bersih tidak berminyak,
tidak ada lesi dan
pembengkakan.
- Kehangatan : Suhu tubuh dalam keadaan
normal 37 ̊ C.
- Warna : Bewarna sawo matang.
- Turgor : Kembali cepat dalam < 2 detik.
- Kelembaban : Kulit kering.
- Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan adanya
Kelainan pada kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan : Tiga kali sehari
- Nafsu/selera makan : Klien makan tiga kali sehari,
dalam sekali makan klien
menghabiskan satu piring
nasi.
- Nyeri ulu hati : Tidak merasakan adanya
nyeri pada ulu hati.
- Alergi : Tidak ada alergi makanan.
- Mual dan muntah : Klien tidak ada merasakan
mual dan muntah.
- Jumlah dan jenis
makanan
: Satu porsi dengan jenis
nasi, lauk dan sayur.
- Waktu pemberian
cairan/minum
: Pagi, siang, dan sore.
- Masalah makan dan
minum (kesulitan
menelan, mengunyah)
: Klien tidak mengalami
kesulitan dalam
mengunyah dan menelan
makanan.
II. Perawatan diri/ personal hygine
- Kebersihan tubuh : Kebersihan tubuh klien
baik, klien mandi tiga kali
sehari, bau tubuh klien
tidak tercium.
- Kebersihan gigi : Gigi dan mulut bersih,
klien menyikat gigi pada
pagi hari, warna gigi klien
kuning.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Keberishan kuku kaki
dan tangan
: Kuku kaki dan tanggan
klien rapi dan pendek.
III. Pola kegiatan aktivitas
Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAB dan
BAK dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau
orang lain, klien mandi 3 kali sehari, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri. Saat pagi hari klien biasanya mencuci baju atau
mencuci piring.
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1x/hari
- Karakteristik feses : Lembek
- Riwayat
perdarahan
: Tidak ditemukan
adanya kelainan
- BAB terakhir : Sehari yang lalu
- Diare : Klien tidak mengalami
diare
- Penggunaan
laktasif
: Tidak menggunakan
laktasif
2. BAK
- Pola BAK : 6-8 x/hari
- Karakter urine : Tidak dilakukan
pemeriksaan.
- Nyeri/rasa
terbakar/kesulitan
BAK
: Tidak ditemukan
nyeri/rasa
terbakar/kesulitan BAK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Riwayat penyakit
ginjal/ kandung
kemih
: Tidak ada riwayat
penyakit ginjal/kandung
kemih
- Penggunaan
diuretik
: Tidak menggunakan
diuretik.
- Upaya mengatasi
masalah
: Tidak ditemukan adanya
masalah
V. Mekanisme koping
- Adaptif : Klien mampu berbicara
dengan orang lain
- Maladaptif : Saat bertemu dengan
orang yang baru dikenal
klien merasa malu karena
menderita sakit jiwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Analisa Data
Data penyebab Masalah keperawatan
Ds :
- Klien mengatakan
tidak ada pilihan
pakaian
Do:
- Pakaian yang
dipakai klien
kusam dan tidak
rapi
Faktor kendala
lingkungan
Ketidakmampuan
mendapatkan pakaian
Hambatan memilih
pakaian
Hambatan
mempertahankan
penampilan yang
memuaskan
Defisit perawatan diri
: berpakaian
Defisit perawatan diri :
berpakainan
Ds :
- Klien mengatakan
keluarga tidak
membawa klien
untuk kontrol
- Klien mengatakan
jika penyakit klien
kambuh keluarga
langsung
membawa klien ke
rumah sakit
Kesulitan ekonomi
Konflik keluarga
Ketidakefektifan
manajemen regimen
trapeutik keluarga
Ketidakefektifan
manajemen regimen
terapeutik keluarga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ds :
- Klien mengatakan
tentang biaya jika
klien asuransi
kesehatan
- Klien mengatakan
jika biaya asuransi
kesehatan yang
dimilikinya tidak
dipungut biaya
klien akan rajin
kontrol.
Do :
- Klien terlihat tidak
mengerti tentang
asuransi kesehatan
yang dimilikinya
untuk mengambil
obat
- Klien terlihat
bertanya biaya dari
asuransi
kesehatannya
Kesulitan ekonomi
Konflik keluarga
Kurang pengetahuan
Ketidakberdayaan
Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
keluarga
Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
diri
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Rumusan Masalah
1. Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri: berpakaian.
2. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
3. Ketidakefektifan manajemen regimen kesehatan-diri.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan kendala
lingkungan ditandai dengan tidak ada pilihan pakaian, hambatan
memilih pakaian.
2. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
berhubungan dengan konflik keluarga; kesulitan ekonomi yang
ditandai dengan keluarga tidak membawa klien untuk kontrol
kerumah sakit.
3. Ketidakefektifan manajemen regimen kesehatan-diri berhubungan
dengan kurang pengetahuan; kesulitan ekonomi; ketidakberdayaan
yang ditandai dengan ketidaktahuan fungsi asuransi kesehatan
yang dimiliki; tidak ada yang mengajak kontrol ke rumah sakit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Perencanaan
Hari/Tanggal No.
Dx
Perencanaan keperawatan
Selasa,
24 Mei 2016
1. Tujuan dan Indikator Hasil
Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukkan
perawatan diri berpakaian. Dengan skala 4 pada
indikator :
1. Mampu memilih pakaian
Rabu,
25 Mei 2016
2. Tujuan dan Indikator Hasil
Dalam keluarga akan mampu menunjukkan
partisipasi keluarga dalam perawatan profesional.
Dengan skala 3 pada indikator:
1. Mampu berpartisipasi dalam perencanaan
perawatan
2. Mampu berpartisipasi dalam menyediakan
perawatan.
3. Mampu berpartisipasi dalam keputusan
bersama dengan pasien.
Jumat, 27
Mei 2016
3 Tujuan dan Indikator Hasil
Dalam waktu 1x6 jam klien mampu menunjukkan
manajemen diri : Penyakit akut. Dengan skala 3
pada indikator:
1. Mampu mematuhi aturan pengobatan
Jumat, 27
Mei 2016
4 Tujuan dan Indikator Hasil
Dalam waktu 1x6 jam klien mampu menunjukkan
manajemen diri: penyakit kronis. Dengan skala 3
pada indikator:
1. Mampu mengikuti aturan pengobatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selasa,
24 Mei
2016
No.
Dx
Rencana Tindakan Rasional
1. Bantuan perawatan diri
berpakaian
Dengan aktivitas :
1. Informasikan pasien
mengenai
ketersediaan pilihan
pakaian
2. Sediakan pakaian
pribadi, dengan
tepat
1) Informasi
mengenai
ketersediaan
pilihan
pakaian akan
sangat
berguna bagi
pasien untuk
memberikan
pilihan
pakaian yang
sesuai untuk
meningkatkan
kenyamanan
penggunaan
pakaian.
2) Pakaian
pribadi yang
tepat untuk
pasien sangat
berguna untuk
meningkatkan
rasa nyaman
dalam
menggunakan
pakaian yang
sesuai agar
tidak
tercampur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan
pakaian pasien
lainnya.
Rabu, 25
Mei 2016
2. Dukugan pengasuhan
Dengan aktivitas :
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
2. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
terkait dengan perannya
(untuk menyediakan
perawatan)
3. Menyediakan informasi
mengenai pasien sesuai
dengan apa yang
menjadi keinginan
pasien
1) Mengukur
tingkat
pengetahuan
caregiver
dalam
memberikan
dukungan
pengasuhan
2) Mengukur
tingkat
pengetahuan
caregiver
terkait dengan
perannya
untuk dapat
menyediakan
perawatan
yang tepat
bagi pasien
3) Menyediakan
informasi
yang sesuai
sangat penting
untuk
memenuhi apa
yang menjadi
keinginan
pasien
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Mobilisasi keluarga
1. Kolaborasi dengan
anggota keluarga dalam
perencanaan dan
pelaksanaan terapi
pasien dan perubahan
gaya hidup
2. Ajatkan pemberian
perawatan di rumah
mengwnai terapi pasien
yang sesuai.
Mobilisasi keluarga
1) Melakukan
kolaborasi
dengan
anggota
keluarga guna
melakukan
pelaksanaan
terapi dan
perubahan
gaya hidup
yang sesuai
kepada pasien.
2) Mengajarkan
anggota
keluarga
untuk
pemberian
terapi
perawatan di
rumah yang
sesuai dengan
kebutuhan
pasien.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
1. Selasa, 24
Mei 2016
Bantuan perawatan diri
berpakaian:
1. Informasikan pasien
mengenai ketersediaan
pilihan pakaian.
2. Sediakan pakaian
pribadi, dengan tepat
S:
1. Klien
mengatakan
pakaian yang
tersedia
terbatas.
O:
1. Pakaian yang
dipakai klien
kusam
2. Pakaian yang
dipakai klien
terlihat longgar
3. Pakaian yang
tersedia
terbatas
A: Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana tindakan
yang dilakukan
bantu perawatan
diri berpakaian.
1) Tanyakan
kepada perawat
ruangan
mengenai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ketersediaan
pakaian.
2) Menyarankan
kepada klien
dan perawat
ruangan untuk
memberitahu
keluarga agar
menyediakan
pakaian pribadi
yang sesuai.
2. Rabu, 25 Mei
2016
Dukugan pengasuhan
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
2. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
terkait dengan
perannya (untuk
menyediakan
perawatan)
3. Menyediakan
informasi mengenai
pasien sesuai dengan
apa yang menjadi
keinginan pasien
S:
1. klien
mengatakan
keluarga tidak
membawa
klien untuk
kontrol
2. klien
mengatakan
keluarga tidak
menanyakan
apa yang
menjadi
keinginan
pasien
O: -
A:
Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana tindakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang akan
dilakukan yaitu
mengajarkan
keluarga untuk
memberikan
dukungan
pengasuhan.
3. Rabu, 25 Mei
2016
Mobilisasi keluarga
1. Kolaborasi dengan
anggota keluarga
dalam perencanaan dan
pelaksanaan terapi
pasien dan perubahan
gaya hidup
2. Ajarkan pemberian
perawatan di rumah
mengenai terapi pasien
yang sesuai.
S:
1. Klien
mengatakan
klien tidak
diberikan
perawatan oleh
keluarga saat
dirumah
2. Klien
mengatakan
saat penyakit
jiwanya
kambuh
keluarga akan
langsung
membawa
klien ke rumah
sakit jiwa.
O: -
A:
Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keperawatan yang
akan dilakukan
yaitu mengajarkan
keluarga untuk
pemberian
perawatan dirumah
mengenai terapi
yang dibutuhkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. F dengan masalah
koping ketidakberdayaan dan melakukan pembahasan teoritis dengan kasus, maka
pada kesempatan ini menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa
saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan dapat diambil kesimpulan
sekiranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr Muhammad Ildrem Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
Koping adalah suatu usaha individu untuk mengatasi stres psikologis
(Potter & Perry, 2010). Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan memengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi (, 2011)
Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus Koping Ketidakberdayaan yang
dilakukan kepada Tn. F berusia 23 tahun, dengan diagnosa medis skizofrenia yang
telah dirawat sejak tanggal 12 februari 2016 di ruang Bukit Barisan Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.
Setelah dilakukan pengkajian terdapat data subjektif yang mengatakan
bahwa klien mengeluh merasa malu dengan orang lain karena penyakit jiwa yang
di deritanya sehingga klien lebih memilih tidak berbicara dengan orang yang baru
klien temui. Klien beranggapan jika keluarganya tidak datang lagi klien tidak akan
bisa kembali kerumah. Klien juga mengatakan jika asuransi kesehatan yang klien
miliki memiliki biaya yang tidak mahal klien akan rajin kontrol ulang saat sudah
kembali kerumah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Saran
1. Bagi klien
Untuk meningkatkan pengetahuan klien dalam menghadapi tekanan yang
mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. Serta dapat
menyelesakan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon
terhadap situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan
keperawatan dengan masalah koping ketidakberdayaan agar dapat
memberikan Asuhan Keperawatan yang berkualitas.
3. Bagi institusi Pendidikan
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan terus meningkatkan kualitas
dan kuantitas dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan terutama
dalam pemberian asuhan keperawatan dengan masalah koping, serta
tindakan-tindakan yang diambil dalam membuat asuhan keperawatan
koping ketidakberdayaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek (2016). Nursing Interventions Clasification. Edisi 6. Indonesia.
Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).
Herdman, T. H (2012). NANDA Internasional Nursing Diagnoses : Defenitions
and Classifications, 2012-2014. Oxford : Wilay-Blackwell.
Keliat, B.A (1999). Penatalaksanaan Stres. Jakarta: EGC.
Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress Appraisal and Coping. New York:
Publishing Company.
Moorhead (2016). Nursing Outcomes Classification. Edisi 6. Indonesia.
Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).
Natsir, Muhit. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Indonesia.
Stuart, Sundeen. (1987). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 3𝑟𝑟𝑟𝑟 ed.
St. Louis: Mosby Company.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Dx
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
4. Selasa, 24
Mei 2016
3. Informasikan pasien
mengenai ketersediaan
pilihan pakaian.
4. Sediakan pakaian
pribadi, dengan tepat
S:
2. Klien
mengatakan
pakaian yang
tersedia
terbatas.
O:
4. Pakaian yang
dipakai klien
kusam
5. Pakaian yang
dipakai klien
terlihat longgar
6. Pakaian yang
tersedia
terbatas
A: Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana tindakan
yang dilakukan
bantu perawatan
diri berpakaian.
3) Tanyakan
kepada perawat
ruangan
mengenai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ketersediaan
pakaian.
4) Menyarankan
kepada klien
dan perawat
ruangan untuk
memberitahu
keluarga agar
menyediakan
pakaian pribadi
yang sesuai.
5. Rabu, 25 Mei
2016
4. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
5. Mengkaji tingkat
pengetahuan caregiver
terkait dengan
perannya (untuk
menyediakan
perawatan)
6. Menyediakan
informasi mengenai
pasien sesuai dengan
apa yang menjadi
keinginan pasien
S:
3. Klien
mengatakan
keluarga tidak
membawa
klien untuk
kontrol
4. Klien
mengatakan
keluarga tidak
menanyakan
apa yang
menjadi
keinginan
pasien
O: -
A:
Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana tindakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang akan
dilakukan yaitu
mengajarkan
keluarga untuk
memberikan
dukungan
pengasuhan.
6. Rabu, 25 Mei
2016
3. Kolaborasi dengan
anggota keluarga
dalam perencanaan dan
pelaksanaan terapi
pasien dan perubahan
gaya hidup
4. Mengajarkan
pemberian perawatan
di rumah mengenai
terapi pasien yang
sesuai.
S:
3. Klien
mengatakan
klien tidak
diberikan
perawatan oleh
keluarga saat
dirumah
4. Klien
mengatakan
saat penyakit
jiwanya
kambuh
keluarga akan
langsung
membawa
klien ke rumah
sakit jiwa.
O: -
A:
Masalah tidak
teratasi
P:
Rencana
keperawatan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
akan dilakukan
yaitu mengajarkan
keluarga untuk
pemberian
perawatan dirumah
mengenai terapi
yang dibutuhkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA