asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah koping

49
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping Ketidakberdayaan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Karya Tulis Ilmiah Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Gussifa Zamharira 132500046 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Ketidakberdayaan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Gussifa Zamharira

132500046

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program

studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah : Asuhan Kepada Pasien

Dengan Masalah Koping Ketidakberdayaan Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr

Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun

material, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, P.hD selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, MNurs (MntlHlth) selaku Dosen

pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep Selaku dosen penguji karya

tulis ilmiah ini

Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan

ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang

tua saya sendiri Bapak H. Bambang Hastiyanto S.H dan Ibunda yang sangat

saya sayangi H.j Asma Faridasyah, serta kakak saya Febrie Hastriyana S.Si

dan adik saya Jihan Fadhillah yang selalu memberikan motivasi, dukungan

moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.

2. Untuk orang terdekat saya Kak Vera, Kak Frida, Kak Emma, Kak Ova, Tiwi

dan Farija yang telah berkenan untuk membantu saya saat sedang kesulitan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

3. Kepada teman-teman sains terdekat Dara Hati, Rini Maulida, Rara Zamzami,

Sari Sam, Hendra, Anisya Fio dan Ridwan atas dukungan dan doa kalian

kepada saya.

4. Kepada teman-teman dari DIII Keperawatan stambuk 2013 terkhusus teman

terdekat saya Ai, Puput Fatma, Dchrist, Wandya serta teman satu bimbingan

saya Lastri, Winda Dalimunthe, Tri Andika yang selalu saling

menyemangatkan dan menguatkan, serta teman-teman Posko Zumba.

Medan, 29 Juni 2016

Gussifa Zamharira

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2 C. Manfaat ...................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................................................... 4

1. Definisi ................................................................................................... 4 2. Pengkajian ............................................................................................. 9 3. Analisa Data ........................................................................................... 9 4. Rumusan Masalah ................................................................................. 10 5. Perencanaan ........................................................................................... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus ...................................................................... 12 1. Pengkajian ............................................................................................. 12 2. Analisa Data .......................................................................................... 25 3. Rumusan Masalah ................................................................................. 27 4. Perencanaan .......................................................................................... 28 5. Implementasi dan Evaluasi .................................................................... 32

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ............................................................................................ 36 2. Saran ...................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38 LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam kehidupan yang semakin maju dan modern manusia akan

lebih mudah mengalami stres apabila manusia tidak mampu

beradaptasi dengan lingkungannya. Kebutuhan hidup seperti

kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dapat berdampak buruk

pada individu yang tidak mampu dalam menggunakan mekanisme

koping dan gagal dalam beradaptasi. Jika demikian maka individu

akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental.

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat dari emosional,

psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang

memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif,

serta kestabilan emosional.

Seseorang bisa dikatakan sehat jiwa apabila mampu

mempertahankan kondisi fisik, mental, dan intelektual dalam suatu

kondisi yang optimal melalui pengendalian diri, peningkatan

aktualisasi diri, serta selalu menggunakan koping yang positif dalam

menyelesaikan masalah yang terjadi (Nasir dan Muhit, 2011).

Seseorang yang mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam

menghadapi masalah kehidupan sehari-hari memerlukan kemampuan

pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi

stres, cara yang digunakan oleh individu untuk mengurangi stres itulah

yang disebut dengan koping.Koping adalah suatu usaha individu untuk

mengatasi stres psikologis (Potter & Perry, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Untuk menghadapi ketidakberdayaan pada pasien skizofrenia peran

keluarga serta orang-orang terdekat perlu untuk memberikan dukungan

agar dapat mengurangi stres pada pasien tersebut.

Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang

secara signifikan tidak akan mempngaruhi hasil; persepsi kurang

kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi

(Herdman, 2012).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada

klien dengan masalah koping ketidakberdayaan

2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah

koping ketidakberdayaan.

2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien

dengan masalah koping ketidakberdayaan.

3. Mampu merencanakan intervensi keperawatan pada klien

dengan masalah koping ketidakberdayaan.

4. Mampu melakukan implementasi pada klien dengan masalah

koping ketidakberdayaan.

5. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan masalah

koping ketidakberdayaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

3. Manfaat

1. Bagi klien

Untuk meningkatkan pengetahuan klien dalam menghadapi

tekanan yang mengancam dirinya baik fisik maupun

psikologik. Serta dapat menyelesakan masalah,

menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap

situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun

perilaku.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat dapat mempertahankan dan

meningkatkan asuhan keperawatan dengan masalah koping

ketidakberdayaan agar dapat memberikan Asuhan

Keperawatan yang berkualitas.

3. Bagi institusi Pendidikan

Meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan

mahasiswa dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah,

dan mampu memenuhi standar kompetensi khususnya

mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

1. Definisi

1.1 defenisi Koping

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap

situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Koping adalah suatu usaha

individu untuk mengatasi stres psikologis (Potter & Perry, 2010).

Menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan

perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal

dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.

Mekanisme koping cara yang digunakan individu dalam

menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi

yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku (Nazir dan Muhit,

2011).

1.2 Sumber-Sumber Koping

a. Sumber Koping Primer

Sumber koping primer merupakan suatu kemampuan individu

dalam menghadapi situasi yang penuh stres dengan melibatkan

kemampuan kognisi afeksi, fisiologi perilaku dan respon sosial.

Sumber koping primer ini merupakan evaluasi terhadap kesejahteraan

individu. Disini individu memaknai stresor dalam hal pengertian stresor

bagi inidividu sediri, intensitasnya, dan keunikan individu dalam

menginterpretasi stresor.

b. Sumber Koping Skunder

Penilaian sekunder individu adalah evaluasi terhadap sumber

koping, pilihan atau strategi yang dilakukan seseorang (Stuart dan

Sundeen, 1987). Penilaian terhadap koping sumber sekunder

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

merupakan hal penting dalam menghadapi suasana kehidupan yang

penuh stres.

Jadi bisa dikatakaan bahwa sumber koping primer dan skunder

merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam evaluasi individu.

Terdapat lima sumber utama koping dimana hal tersebut membantu

individu untuk beradaptasi terhadap stres dan penyakit. Hal tersebut

diantaranya finansial, kemampuan dan keterampilan individu, teknik

bertahan, dukungan sosial, dan dorongan motivasi. Lazarus dan

Folkman (1985) menambahkan juga beberapa sumber daya diantaranya

kesehatan dan energi, keyakinan positif, pemecahan masalah dan

keterampilan sosial, serta sosial dan sumber daya yang ada.

Penelitian emiris mengarahkan dukungan untuk hubungan timbal

balik antara faktor predisposisi dan sumber koping ke dalam kekuatan

komunitas sosial. Seperti penilaian primer, penilaian sekunder dari

sumber koping melibatkan kognitif, afektif, fisik, perilaku, dan respon

sosial

1. Penilaian Primer

Seseorang saat berkonsentrasi pada ketersediaan dan efektivitas

dari strategi coping yang mungkin dilakukan. Tetapi penilaian

sekunder lebih dari latihan intelektual belaka untuk menganalisis

semua hal yang dapat dilakukan. Agaknya, proses evaluasi

kompleks yang memperhitungkan pilihan koping yang tersedia,

kemungkinan bahwa memberikan pilihan mengatasi, akan

mencapai apa yang seharusnya dan kemungkinan bahwa seseorang

dapat menerapkan strategi tertentu secara efektif.

2. Afektif

Sebelumnya menimbulkan respon cemas yang umum terjadi

disempurnakan menjadi emosi spesifik yang dominan. Termasuk

senang, sedih, takut, marah, penerimaan, ketidakpercayaan,

antisipasi, dan kaget atau terkejut. Emosi dapat diklasifikasikan

lebih lanjut sesuai dengan jenis, durasi, dan intensitas-karakteristik

yang berubah dari waktu ke waktu dan peristiwa. Contohnya ketika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

emosi berkepanjangan dari waktu ke waktu dapat diklasifikasikan

sebagai suasana hati; ketika berkepanjangan selama jangka waktu

yang lama, dapat dianggap sebagai sikap.

3. Respon Fisik

Akan mereflesikan interaksi neuroendokrin dengan melibatkan

beberapa hormon pertumbuhan, prolaktin, hormon

adrenokortikotropik (ACTH), luteinizing dan hormon follicle-

stimulating, hormon tyroid-merangsang, vasopressin, oksitosin,

epinefrin, norepinefrin, dan insulin.

4. Respon Perilaku

Akan mencerminkan baik emosi dan perubahan fisiologis yang

dialami oleh individu, serta analisis kognitif tentang situasi stres.

Caplan menggambarkan empat fase interdigitating atau aspek dari

respon individu untuk peristiwa stres.

Fase 1 adalah perilaku yang mengubah lingkungan stres atau

memungkinkan individu untuk melarikan diri dari itu

Fase 2 adalah perilaku untuk memperoleh kemampuan baru

untuk bertindak mengubah keadaan eksternal setelahnya

Fase 3 adalah perilaku intrapsikis bergantung terhadap

rangsangan emosional yang tidak menyenangkan

Fase 4 perilaku intrapsikis untuk berdamai dengan situasi dan

sisa gejaladengan penyesuaian internal

Konseptualisasi respon perilaku individu dalam fase ini mungkin

akan membantu untuk perawat.

5. Respon Sosial

Mengevaluasi dukungan sosial yang sebenarnya tersedia untuk

individu. Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan

peningkatan tingkat gangguan kejiwaan dan morbiditas medis

umum dan kematian di antara orang-orang yang terisolasi secara

sosial.Jadi, juga, penelitian di bidang sosiologi medis,

epidemologis, psikologi organisasi dan sosial, dan stres

eksperimental mengungkapkan bahwa para anggota lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

sosial yang dirasakan oleh individu ditekankan sebagai "significant

others" yang melayani fungsi pelindung dan restoratif kesehatan.

1.3 Sistem Dukungan Sosial

Dukungan sosial untuk individu dimulai dalam rahim dan

dikomunikasikan dalam berbagai cara untuk bayi yang baru lahir,

termasuk cara dia diadakan, makan, dan menghibur. Saat kehidupan

berlangsung, dukungan semakin berasal dari anggota keluarga lainnya,

dari rekan-rekan di sekolah, tempat kerja, dan di masyarakat. Pada saat

kebutuhan besar, dukungan dapat diberikan oleh perawat atau profesional

kesehatan lainnya. Meskipundemikian, sistem pendukung sosial atau

jaringan sosial yang umum dipahami, mencerminkan kompleksitas

dimensi.

Mengingat kompleksitas konsep, itu tidak mengejutkan bahwa

definisinya berbeda oleh berbagai peneliti dan praktisi. Definisi ini

menunjukkan bahwa berbagai jenis dukungan dapat diberikan oleh sistem

dukungan sosial.Meskipun diutarakan secara berbeda oleh masing-masing

teori, lima fungsi umum dari jaringan sosial dapat digambarkan sebagai:

1. Dukungan emosional

2. Tugas-berorientasi pada bantuan

3. Umpan balik dan evaluasi

4. Keterkaitan sosial dan integrasi

5. Akses untuk informasi baru

Nilai jaringan sosial dalam memberikan dukungan emosional telah

lama dikenal. Beberapa percaya itu adalah fungsi utama dan menyamakan

dukungan dengan cinta, kasih sayang, dan pengasuhan.

Meskipun fungsi relatif dari dukungan sosial dapat dikenakan

beberapa variasi, ada kesepakatan yang kuat dengan Caplan pada efeknya.

Dua bidang efeknya sangat relevan, hubungan dukungan sosial untuk

membantu mencari dan adaptasi psikologis. Dalam sebuah artikel,

Gourash menguraikan empat cara umum bahwa jaringan sosial

bepengaruh pada pencarian bantuan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

1. Penyangga pengalaman stres yang menyingkirkan kebutuhan untuk

bantuan

2. Menghalangi kebutuhan untuk bantuan profesional melalui penyediaan

dukungan insrtumental dan afektif

3. Bertindak sebagai skrining dan rujukan agen untuk layanan profesional

4. Mengirimkan sikap, nilai, dan norma-norma tentang pencarian bantuan

Temuan ini memiliki implikasi untuk pencegahan primer, sekunder, dan

tersier.

1.4 Jenis - Jenis Mekanisme Koping

Mekanisme koping dapat didefinisikan sebagai upaya diarahkan

pada manajemen stres. Ia bisa menjadi tugas yang berorientasi dan

melibatkan upaya pemecahan masalah langsung untuk mengatasi ancaman

itu sendiri atau intrapsikis atau ego pertahanan yang berorientasi dengan

tujuan mengatur tekanan emosional seseorang (Stuart dan Sundeen, 1987).

Mekanisme koping dapat berupa konstruktif atau destruktif. Dapat

dianggap konstruktif ketika kecemasan seseorang diperlakukan sebagai

sinyal peringatan bahwa ada sesuatu yang salah dan individu menerimanya

sebagai tantangan untuk memperjelas dan menyelesaikan masalah

mendasar.

Dalam hal ini, kecemasan dapat dibandingkan dengan demam-baik

berfungsi sebagai peringatan bahwa sistem sedang diserang. Setelah kerja

berhasil, mekanisme koping yang konstruktif akan mengubah jalan masa

lalu yang menjadi pengalaman dimanfaatkan untuk memenuhi ancaman di

masa depan. Mekanisme koping destruktif, sebaliknya, digunakan untuk

melindungi diri dari kecemasan tanpa menyelesaikan konflik yang

menyebabkan itu. Mekanisme ini merupakan salah satu penggelapan

bukannya resolusi (Stuartdan Sundeen, 1987).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

2. Pengkajian

Pengkajian adalah data data yang diperlukan untuk mendukung

perawat dalam mengkaji dan menentukan masalah keperawatan.

Pengkajian yang diperlukan meliputi:

1. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan,

agama, pendidkan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis.

2. Keluhan utama yang dirasakan klien.

3. Riwayat kesehatan sekarang.

4. Riwayat kesehatan masa lalu.

5. Riwayat kesehatan keluarga.

6. Riwayat keadaan psikososial.

7. Status mental.

8. Pemeriksaan.

3. Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta

kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data

merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.

Terdapat dua tipe data yaitu data subjektif dan data objektif.

1. Data Subjektif

1. Klien mengatakan tidak ada pilihan pakaian.

2. Klien mengatakan keluarga klien tidak membawaklien untuk kontrol

ulang.

3. Klien mengatakan tentang biaya yang akan dikeluarkan untuk

kontrol jika klien memiliki asuransi kesehatan.

4. Klien mengatakan jika biaya asuransi kesehatan yang dimilikinya

tidak dikenakan biaya yang mahal klien akan rajin kontrol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

2. Data Objektif

1. Pakaian yang dipakai klien kusam dan tidak rapi.

2. Klien terlihat tidak mengerti mengenai asuransi kesehatan yang

dimilikinya.

3. Klien terlihat bertanya biaya dari asuransi kesehatan yang

dimilikinya.

4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah

apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat

berdasarkan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien.

5. Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan

mengawali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan

adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat

pada klien dan hasil diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan

dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat

prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat

konsultasi dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah

literature yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi

yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan

penatalaksaan klinik (Potter & Perry, 2005).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Berdasarkan kriteria hasil Nursing Outcomes Classification dan

Nursing Intervensi Classificationketidakmampuan koping keluarga

menurut Potter & Perry (2010) adalah

Hasil dari NOC:

1. Koping keluarga: Tindakan keluarga untuk menangani stresor yang

mengganggu sumber keluarga.

2. Normalisasi Keluarga: Kapasitas sistem keluarga untuk

mengembangkan strategi guna mencapai fungsi optimal ketika anggota

keluarga mengalami penyakit kronis ataupun disabilitas.

Intervensi NIC:

1. Terapi keluarga: membantu anggota keluarga untuk menggerakkan

keluarga mereka ke arah cara hidup yang lebih produktif.

2. Dukungan keuarga: Meningkatkan nilai, minat, dan tujuan keluarga.

3. Promosi keterlibatan keluarga: memfasilitasi partisipasi keluarga

dalam keluarga dan emosional fisik klien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN DATA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. F

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 23 Tahun

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : Jl. Binjai Km. 12No. 15 Kab. Deli Serdang

Tanggal Masuk RS : 12 Februari2016

No. Register : 03.51.97

Ruangan/kamar : Bukit Barisan

Golongan darah : -

Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2016

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

Genogram :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Keterangan :

1. Perempuan :

2. Laki-laki:

3. Klien :

II. KELUHAN UTAMA :

Klien merasa tidak dihargai karena di masukkan ke rumah sakit jiwa

oleh abang iparnya. Klien malu dengan penyakit jiwa yang dialami

sehingga tidak ingin berbicara dengan orang yang baru ia temui.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

klien mengeluh takut dan malu dengan orang lain karena

penyakitnya, klien juga merasa tidak dihargai karena di

masukkan ke rumah sakit jiwa oleh abang kandungnya.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Untuk memperbaiki keadaan klien sering menyendiri jika tidak

ada kegiatan dan jika tidak ada yang mengajak klien berbicara.

B. Quantity/ quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien merasa takut jika keluarganya tidak datang berkunjung

lagi, klien beranggapan jika keluarganya tidak datang lagi ia

tidak bisa kembali ke rumah.

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat kooperatif, mudah diajak berbicara dan klien

sudah dapa terlihat memulai pembicaraan.

C. Severity

Klien merasa terganggu karena dirawat di rumah sakit jiwa

sehingga klien tidak dapat berkumpul dengan keluarganya.

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami rasa takut jika keluarganya

tidak mengunjungi klien lagi sehingga klien tidak dapat pulang

kerumah.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebanyak tiga kali.

Pada tanggal 09 Februari 2015 klien pertama kalinya dirawat di

rumah sakit jiwa selama 10 hari, pada tanggal 03 Agustus 2015

klien kembali dirawat selama 42 hari dan pada tanggal 12 Februari

2016 klien kembali dirawat di ruangan Bukit Barisan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien dirawat dengan baik seperti pemberian makanan pada pagi

siang dan sore hari, melakukan kegiatan di pagi hari seperti senam

dan melakukan kegiatan kebersihan dan minum obat secara teratur

dua kali sehari.

C. Pernah dirawat/ dioperasi

Klien sampai saat ini dirawat di rumah sakit jiwa dengan diagnosa

medis Skizofrenia Paranoid.

D. Lama dirawat

Klien sudah dirawat di rumah sakit jiwa sejak tanggal 12 februari

2016.

E. Alergi

Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan.

F. Imunisasi

Klien mengatakan mendapat imunisasi lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Kedua orangtua klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan.

B. Saudara Kandung

Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan.

C. Penyakit Keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga klien.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal.

F. Penyebab meninggal

Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien menyadari penyakit jiwa yang dialaminya dan klien ingin

segera sembuh dan pulang kerumah.

B. Konsep Diri :

- Gambaran diri : Klien menyukai seluruh

bentuk tubuhnya, klien

berusaha untuk cepat sembuh.

- Ideal diri : Klien ingin sembuh dan

pulang ke rumah berkumpul

dengan keluarga.

- Harga diri : Klien merasa kurang dihargai

oleh keluarga karena klien

dimasukkan ke rumah sakit

jiwa oleh kakak iparnya dan

klien merasa malu karena

penyakitnya.

- Peran diri : Klien berperan sebagai anak

ke enam dari sepuluh.

bersaudara di dalam keluarga.

- Identitas : Klien sebagai anak laki-laki

tertua dan sebagai adik ke

enam dari ke lima kakaknya.

C. Keadaan Emosi

Emosi klien dalam keadaan tenang.

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

Orang tua dan adik perempuan

- Hubungan dengan keluarga

Hubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Hubungan dengan orang lain

Klien berhubungan baik dengan orang sekitarnya

- Hambatan berhubungan dengan orang lain

Karena malu klien lebih memilih untuk menyendiri. Dampak

malu yang terjadi pada klien yaitu:

1. Klien menarik diri kepada orang yang baru dikenalnya

2. Klien tidak mau memulai pembicaraan dengan orang lain

3. Saat berbicara kontak mata klien kurang

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama islam

dan yakin terhadap Tuhannya

yaitu Allah.

- Kegiatan ibadah : Selama dirawat di rumah

sakit jiwa klien jarang

melakukan ibadah seperti

shalat dikarenakan klien

merasa terganggu dengan

suasana ruangan yang ramai

dan ribut.

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Klien sadar penuh (compos

mentis).

- Penampilan : Klien memakai pakaian yang

kusam, rambut pendek bewarna

hitam lurus, kulit kering.

- Pembicaraan : Saat dilakukan pengkajian

klien terlihat lambat saat

menjawab pertanyaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Afek : Afek klien datar.

- Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara

klien kooperatif, interaksi

berjalan dengan baik.

- Persepsi : Klien tidak memiliki gangguan

persepsi.

- Proses pikir : Klien mampu menjawab setiap

pertanyaan dengan baik.

- Isi pikir : Selama wawancara klien

mampu menjawab pertanyaan

dan berbicara sesuai dengan

topik pembicaraan.

- Waham : Klien tidak memiliki waham.

- Memori : Klien mampu mengingat

kejadian sewaktu pertama

kalinya klien dirawat di rumah

sakit jiwa.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Klien memiliki kesadaran penuh, cara berjalan klien menyeret, cara

berbicara dengan pelan, pakaian klien kusam, kulit bersih tidak ada

lesi, kulit kering, rambut berminyak, kuku kaki dan tangan bersih

tidak panjang.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37˚C

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Nadi : 77x/menit

- Pernapasan : 18x/menit

- TB : 163 Cm

- BB : 60 Kg

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Bentuk kepala klien simetris

dan tidak ditemukan benjolan

atau kelainan.

- Ubun-ubun : Normal, tidak terdapat

kelainan.

- Kulit kepala : Kulit kepala klien bersih

tidak ada ketombe, tidak ada

kutu, rambut berminyak.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan

rambut

: Penyebaran rambut merata,

warna rambut hitam dan

pendek.

- Bau : Rambut klien berbau

- Warna kulit : Sawo matang

Wajah

- Warna kulit : Sawo matang

- Struktur wajah : Simetris dan tidak ditemukan

adanya kelainan

Mata

- Kelengkapan dan

kesimetrisan

: Klien memiliki mata yang

lengkap dan simetris antara mata

kiri dan mata kanan.

- Palpebra : Tidak ditemukan adanya

kelainan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Konjungtiva dan sclera : Berwarna merah.

- Pupil : Reaksi terhadap cahaya baik.

- Kornea dan iris : Tidak ditemukan adanya

kelainan

- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi

septum nasi

: Tidak ditemukan adanya

kelainan

dan letaknya di medial.

- Lubang hidung : Lubang hidung simetris antara

kiri dan kanan.

- Cuping hidung : Tidak ditemukan pernapasan

cuping hidung.

Telinga

- Bentuk telinga : Klien memiliki dua telinga

dengan bentuk yang normal dan

simetris antara kiri dan kanan.

- Ukuran telinga : Simetris antara kiri dan kanan.

- Lubang telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Ketajaman pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Bibir klien simetris dan lembab.

- Keadaan gusi dan gigi : Gigi lengkap tidak berlubang,

gigi bewarna kuning bersih tidak

ada sisa makanan yang

tertinggal,gusi bewarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Keadaan lidah : Lidah bersih bewarna merah

muda, tidak terdapat sisa

makanan.

- Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Leher

- Posisi trachea : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Thyroid : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Suara : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Kelenjar limfe : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Vena jugularis : Tidak dilakukan pemeriksaan.

- Denyut nadi karotis : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan integument

- Kebersihan : Kulit bersih tidak berminyak,

tidak ada lesi dan

pembengkakan.

- Kehangatan : Suhu tubuh dalam keadaan

normal 37 ̊ C.

- Warna : Bewarna sawo matang.

- Turgor : Kembali cepat dalam < 2 detik.

- Kelembaban : Kulit kering.

- Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan adanya

Kelainan pada kulit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan : Tiga kali sehari

- Nafsu/selera makan : Klien makan tiga kali sehari,

dalam sekali makan klien

menghabiskan satu piring

nasi.

- Nyeri ulu hati : Tidak merasakan adanya

nyeri pada ulu hati.

- Alergi : Tidak ada alergi makanan.

- Mual dan muntah : Klien tidak ada merasakan

mual dan muntah.

- Jumlah dan jenis

makanan

: Satu porsi dengan jenis

nasi, lauk dan sayur.

- Waktu pemberian

cairan/minum

: Pagi, siang, dan sore.

- Masalah makan dan

minum (kesulitan

menelan, mengunyah)

: Klien tidak mengalami

kesulitan dalam

mengunyah dan menelan

makanan.

II. Perawatan diri/ personal hygine

- Kebersihan tubuh : Kebersihan tubuh klien

baik, klien mandi tiga kali

sehari, bau tubuh klien

tidak tercium.

- Kebersihan gigi : Gigi dan mulut bersih,

klien menyikat gigi pada

pagi hari, warna gigi klien

kuning.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Keberishan kuku kaki

dan tangan

: Kuku kaki dan tanggan

klien rapi dan pendek.

III. Pola kegiatan aktivitas

Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAB dan

BAK dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau

orang lain, klien mandi 3 kali sehari, ganti pakaian dilakukan

secara mandiri. Saat pagi hari klien biasanya mencuci baju atau

mencuci piring.

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1x/hari

- Karakteristik feses : Lembek

- Riwayat

perdarahan

: Tidak ditemukan

adanya kelainan

- BAB terakhir : Sehari yang lalu

- Diare : Klien tidak mengalami

diare

- Penggunaan

laktasif

: Tidak menggunakan

laktasif

2. BAK

- Pola BAK : 6-8 x/hari

- Karakter urine : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

- Nyeri/rasa

terbakar/kesulitan

BAK

: Tidak ditemukan

nyeri/rasa

terbakar/kesulitan BAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

- Riwayat penyakit

ginjal/ kandung

kemih

: Tidak ada riwayat

penyakit ginjal/kandung

kemih

- Penggunaan

diuretik

: Tidak menggunakan

diuretik.

- Upaya mengatasi

masalah

: Tidak ditemukan adanya

masalah

V. Mekanisme koping

- Adaptif : Klien mampu berbicara

dengan orang lain

- Maladaptif : Saat bertemu dengan

orang yang baru dikenal

klien merasa malu karena

menderita sakit jiwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

2. Analisa Data

Data penyebab Masalah keperawatan

Ds :

- Klien mengatakan

tidak ada pilihan

pakaian

Do:

- Pakaian yang

dipakai klien

kusam dan tidak

rapi

Faktor kendala

lingkungan

Ketidakmampuan

mendapatkan pakaian

Hambatan memilih

pakaian

Hambatan

mempertahankan

penampilan yang

memuaskan

Defisit perawatan diri

: berpakaian

Defisit perawatan diri :

berpakainan

Ds :

- Klien mengatakan

keluarga tidak

membawa klien

untuk kontrol

- Klien mengatakan

jika penyakit klien

kambuh keluarga

langsung

membawa klien ke

rumah sakit

Kesulitan ekonomi

Konflik keluarga

Ketidakefektifan

manajemen regimen

trapeutik keluarga

Ketidakefektifan

manajemen regimen

terapeutik keluarga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Ds :

- Klien mengatakan

tentang biaya jika

klien asuransi

kesehatan

- Klien mengatakan

jika biaya asuransi

kesehatan yang

dimilikinya tidak

dipungut biaya

klien akan rajin

kontrol.

Do :

- Klien terlihat tidak

mengerti tentang

asuransi kesehatan

yang dimilikinya

untuk mengambil

obat

- Klien terlihat

bertanya biaya dari

asuransi

kesehatannya

Kesulitan ekonomi

Konflik keluarga

Kurang pengetahuan

Ketidakberdayaan

Ketidakefektifan

manajemen kesehatan

keluarga

Ketidakefektifan

manajemen kesehatan

diri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

3. Rumusan Masalah

1. Masalah Keperawatan

1. Defisit perawatan diri: berpakaian.

2. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.

3. Ketidakefektifan manajemen regimen kesehatan-diri.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan kendala

lingkungan ditandai dengan tidak ada pilihan pakaian, hambatan

memilih pakaian.

2. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga

berhubungan dengan konflik keluarga; kesulitan ekonomi yang

ditandai dengan keluarga tidak membawa klien untuk kontrol

kerumah sakit.

3. Ketidakefektifan manajemen regimen kesehatan-diri berhubungan

dengan kurang pengetahuan; kesulitan ekonomi; ketidakberdayaan

yang ditandai dengan ketidaktahuan fungsi asuransi kesehatan

yang dimiliki; tidak ada yang mengajak kontrol ke rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

4. Perencanaan

Hari/Tanggal No.

Dx

Perencanaan keperawatan

Selasa,

24 Mei 2016

1. Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukkan

perawatan diri berpakaian. Dengan skala 4 pada

indikator :

1. Mampu memilih pakaian

Rabu,

25 Mei 2016

2. Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam keluarga akan mampu menunjukkan

partisipasi keluarga dalam perawatan profesional.

Dengan skala 3 pada indikator:

1. Mampu berpartisipasi dalam perencanaan

perawatan

2. Mampu berpartisipasi dalam menyediakan

perawatan.

3. Mampu berpartisipasi dalam keputusan

bersama dengan pasien.

Jumat, 27

Mei 2016

3 Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam waktu 1x6 jam klien mampu menunjukkan

manajemen diri : Penyakit akut. Dengan skala 3

pada indikator:

1. Mampu mematuhi aturan pengobatan

Jumat, 27

Mei 2016

4 Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam waktu 1x6 jam klien mampu menunjukkan

manajemen diri: penyakit kronis. Dengan skala 3

pada indikator:

1. Mampu mengikuti aturan pengobatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

Selasa,

24 Mei

2016

No.

Dx

Rencana Tindakan Rasional

1. Bantuan perawatan diri

berpakaian

Dengan aktivitas :

1. Informasikan pasien

mengenai

ketersediaan pilihan

pakaian

2. Sediakan pakaian

pribadi, dengan

tepat

1) Informasi

mengenai

ketersediaan

pilihan

pakaian akan

sangat

berguna bagi

pasien untuk

memberikan

pilihan

pakaian yang

sesuai untuk

meningkatkan

kenyamanan

penggunaan

pakaian.

2) Pakaian

pribadi yang

tepat untuk

pasien sangat

berguna untuk

meningkatkan

rasa nyaman

dalam

menggunakan

pakaian yang

sesuai agar

tidak

tercampur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

dengan

pakaian pasien

lainnya.

Rabu, 25

Mei 2016

2. Dukugan pengasuhan

Dengan aktivitas :

1. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

2. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

terkait dengan perannya

(untuk menyediakan

perawatan)

3. Menyediakan informasi

mengenai pasien sesuai

dengan apa yang

menjadi keinginan

pasien

1) Mengukur

tingkat

pengetahuan

caregiver

dalam

memberikan

dukungan

pengasuhan

2) Mengukur

tingkat

pengetahuan

caregiver

terkait dengan

perannya

untuk dapat

menyediakan

perawatan

yang tepat

bagi pasien

3) Menyediakan

informasi

yang sesuai

sangat penting

untuk

memenuhi apa

yang menjadi

keinginan

pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

3. Mobilisasi keluarga

1. Kolaborasi dengan

anggota keluarga dalam

perencanaan dan

pelaksanaan terapi

pasien dan perubahan

gaya hidup

2. Ajatkan pemberian

perawatan di rumah

mengwnai terapi pasien

yang sesuai.

Mobilisasi keluarga

1) Melakukan

kolaborasi

dengan

anggota

keluarga guna

melakukan

pelaksanaan

terapi dan

perubahan

gaya hidup

yang sesuai

kepada pasien.

2) Mengajarkan

anggota

keluarga

untuk

pemberian

terapi

perawatan di

rumah yang

sesuai dengan

kebutuhan

pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

5. Implementasi dan Evaluasi

No.

Dx

Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. Selasa, 24

Mei 2016

Bantuan perawatan diri

berpakaian:

1. Informasikan pasien

mengenai ketersediaan

pilihan pakaian.

2. Sediakan pakaian

pribadi, dengan tepat

S:

1. Klien

mengatakan

pakaian yang

tersedia

terbatas.

O:

1. Pakaian yang

dipakai klien

kusam

2. Pakaian yang

dipakai klien

terlihat longgar

3. Pakaian yang

tersedia

terbatas

A: Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana tindakan

yang dilakukan

bantu perawatan

diri berpakaian.

1) Tanyakan

kepada perawat

ruangan

mengenai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

ketersediaan

pakaian.

2) Menyarankan

kepada klien

dan perawat

ruangan untuk

memberitahu

keluarga agar

menyediakan

pakaian pribadi

yang sesuai.

2. Rabu, 25 Mei

2016

Dukugan pengasuhan

1. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

2. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

terkait dengan

perannya (untuk

menyediakan

perawatan)

3. Menyediakan

informasi mengenai

pasien sesuai dengan

apa yang menjadi

keinginan pasien

S:

1. klien

mengatakan

keluarga tidak

membawa

klien untuk

kontrol

2. klien

mengatakan

keluarga tidak

menanyakan

apa yang

menjadi

keinginan

pasien

O: -

A:

Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

yang akan

dilakukan yaitu

mengajarkan

keluarga untuk

memberikan

dukungan

pengasuhan.

3. Rabu, 25 Mei

2016

Mobilisasi keluarga

1. Kolaborasi dengan

anggota keluarga

dalam perencanaan dan

pelaksanaan terapi

pasien dan perubahan

gaya hidup

2. Ajarkan pemberian

perawatan di rumah

mengenai terapi pasien

yang sesuai.

S:

1. Klien

mengatakan

klien tidak

diberikan

perawatan oleh

keluarga saat

dirumah

2. Klien

mengatakan

saat penyakit

jiwanya

kambuh

keluarga akan

langsung

membawa

klien ke rumah

sakit jiwa.

O: -

A:

Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

keperawatan yang

akan dilakukan

yaitu mengajarkan

keluarga untuk

pemberian

perawatan dirumah

mengenai terapi

yang dibutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. F dengan masalah

koping ketidakberdayaan dan melakukan pembahasan teoritis dengan kasus, maka

pada kesempatan ini menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa

saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan dapat diambil kesimpulan

sekiranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan

keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr Muhammad Ildrem Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

Koping adalah suatu usaha individu untuk mengatasi stres psikologis

(Potter & Perry, 2010). Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan

seseorang secara signifikan tidak akan memengaruhi hasil; persepsi kurang

kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi (, 2011)

Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus Koping Ketidakberdayaan yang

dilakukan kepada Tn. F berusia 23 tahun, dengan diagnosa medis skizofrenia yang

telah dirawat sejak tanggal 12 februari 2016 di ruang Bukit Barisan Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara.

Setelah dilakukan pengkajian terdapat data subjektif yang mengatakan

bahwa klien mengeluh merasa malu dengan orang lain karena penyakit jiwa yang

di deritanya sehingga klien lebih memilih tidak berbicara dengan orang yang baru

klien temui. Klien beranggapan jika keluarganya tidak datang lagi klien tidak akan

bisa kembali kerumah. Klien juga mengatakan jika asuransi kesehatan yang klien

miliki memiliki biaya yang tidak mahal klien akan rajin kontrol ulang saat sudah

kembali kerumah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

B. Saran

1. Bagi klien

Untuk meningkatkan pengetahuan klien dalam menghadapi tekanan yang

mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. Serta dapat

menyelesakan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon

terhadap situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan

keperawatan dengan masalah koping ketidakberdayaan agar dapat

memberikan Asuhan Keperawatan yang berkualitas.

3. Bagi institusi Pendidikan

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan terus meningkatkan kualitas

dan kuantitas dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan terutama

dalam pemberian asuhan keperawatan dengan masalah koping, serta

tindakan-tindakan yang diambil dalam membuat asuhan keperawatan

koping ketidakberdayaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek (2016). Nursing Interventions Clasification. Edisi 6. Indonesia.

Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).

Herdman, T. H (2012). NANDA Internasional Nursing Diagnoses : Defenitions

and Classifications, 2012-2014. Oxford : Wilay-Blackwell.

Keliat, B.A (1999). Penatalaksanaan Stres. Jakarta: EGC.

Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress Appraisal and Coping. New York:

Publishing Company.

Moorhead (2016). Nursing Outcomes Classification. Edisi 6. Indonesia.

Editor bahasa Indonesia Nurjannah, Tumanggor (2016).

Natsir, Muhit. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori.

Jakarta : Salemba Medika.

Potter & Perry (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Indonesia.

Stuart, Sundeen. (1987). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 3𝑟𝑟𝑟𝑟 ed.

St. Louis: Mosby Company.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

No.

Dx

Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

4. Selasa, 24

Mei 2016

3. Informasikan pasien

mengenai ketersediaan

pilihan pakaian.

4. Sediakan pakaian

pribadi, dengan tepat

S:

2. Klien

mengatakan

pakaian yang

tersedia

terbatas.

O:

4. Pakaian yang

dipakai klien

kusam

5. Pakaian yang

dipakai klien

terlihat longgar

6. Pakaian yang

tersedia

terbatas

A: Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana tindakan

yang dilakukan

bantu perawatan

diri berpakaian.

3) Tanyakan

kepada perawat

ruangan

mengenai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

ketersediaan

pakaian.

4) Menyarankan

kepada klien

dan perawat

ruangan untuk

memberitahu

keluarga agar

menyediakan

pakaian pribadi

yang sesuai.

5. Rabu, 25 Mei

2016

4. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

5. Mengkaji tingkat

pengetahuan caregiver

terkait dengan

perannya (untuk

menyediakan

perawatan)

6. Menyediakan

informasi mengenai

pasien sesuai dengan

apa yang menjadi

keinginan pasien

S:

3. Klien

mengatakan

keluarga tidak

membawa

klien untuk

kontrol

4. Klien

mengatakan

keluarga tidak

menanyakan

apa yang

menjadi

keinginan

pasien

O: -

A:

Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

yang akan

dilakukan yaitu

mengajarkan

keluarga untuk

memberikan

dukungan

pengasuhan.

6. Rabu, 25 Mei

2016

3. Kolaborasi dengan

anggota keluarga

dalam perencanaan dan

pelaksanaan terapi

pasien dan perubahan

gaya hidup

4. Mengajarkan

pemberian perawatan

di rumah mengenai

terapi pasien yang

sesuai.

S:

3. Klien

mengatakan

klien tidak

diberikan

perawatan oleh

keluarga saat

dirumah

4. Klien

mengatakan

saat penyakit

jiwanya

kambuh

keluarga akan

langsung

membawa

klien ke rumah

sakit jiwa.

O: -

A:

Masalah tidak

teratasi

P:

Rencana

keperawatan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

akan dilakukan

yaitu mengajarkan

keluarga untuk

pemberian

perawatan dirumah

mengenai terapi

yang dibutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Koping

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA