asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : inkontinensia urin
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahankeluarnya urine. Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan, antara lain :
masalah medik, sosial maupun ekonomi. Masalah medik berupa iritasi dan kerusakan
kulit di di sekitar prianal akibat urine. Masalah sosial berupa perasaan malu,
mengisolasi diri dari pergaulannya, dan mengurung diri di rumah. Pemakaian pempers
atau perlengkapan lain guna menjaga supaya tidak selalu basah oleh urine, memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Pengalaman inkontinensia memiliki dampak nyata pada
kesejahteraan psikologis orang dewasa. Ketakutan akan kehilangan kontrol yang
disaksikan oleh orang lain menyebabkan pasien membatasi aktivitas sosial dan
kemasyarakatan. Orang yang mengalami inkontinensia menunjukan suatu rentang emosi
mencakup peningkatan depresi, iritabilitas, cemas, dan perasaan tidak berdaya.
Prevalensi kelainan ini cukup tinggi, yakni pada wanita lebih !"#!$ dan #"%$
sudah dalam keadaan cukup parah pada saat datang berobat. Pada pria, prevalensinya
lebih rendah daripada wanita yaitu kurang lebih separuhnya. &urvey yang dilakukan
diberbagai negara 'sia didapatkan bahwa prevalensi pada beberapa bangsa 'sia adalah
rata"rata (,( $ )#,%$ pada wanita dan *,%$ pada pria+. ikatakan oleh berbagai
penulis bahwa sebenarnya prevalensi yang dilaporkan itu baru %!$ dari prevalensi
sesungguhnya karena sebagian dari mereka tidak terdeteksi- hal ini karena pasien
menganggap penyakit yang dialami ini merupakan hal yang wajar atau mereka enggan
menceritakan keadaannya kepada dokter karena takut mendapatkan pemeriksaan yang
berlebihan. Pada lansia, prevalensinya lebih tinggi daripada usia reproduksi, dilaporkan
prevalensi inkontinensia pada lansia wanita sebesar %$ dan pria /$ )Purnomo,(!!0+. Prevalensi inkontinesia urin di Indonesia belum ada angka yang pasti, dari hasil
beberapa penelitian didapatkan angka kejadian berkisar antara (!$ sampai dengan !$
)&uparman 1 2ompas, (!!%+.
Inkontinensia tidak harus dikaitkan dengan lansia. Inkontinensia dapat dialami
setiap individu pada usia berapapun walaupun kondisi saat ini lebih umum dialami
lansia. Inkontinensia yag berkelanjutan memungkinkan terjadinya kerusakan pada kulit.
&i3at urin yang asam mengiritasi kulit. Pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi
dan sering mengalami inkontinensia berisiko terkena luka dekubitus )Potter 1 Perry,
(!!%+.
Penatalaksanaan inkontinensia dengan menggunakan tindakan non 3armakologis
dapat dilakukan dengan cara menggunakan terapi perilaku, pengaturan makanan dan
minuman, bladder training, penguatan otot panggul. Pasien dengan inkontinensia harus
memperhatikan intake cairan, menghindari makanan dan minuman yang mengandung
ka3ein dan alkohol. Inkontinensia urin merupakan suatu gejala dan bukan merupakan
suatu penyakit. Karena itu, penanganan kasus inkontinensia urin dilakukan dengan
pendekatan multidisiplin, tentunya peran perawat juga memberi pengaruh besar
terhadap kesembuhan dan peningkatan kualitas hidup pasien.
1.2 Tujuan
.(. 4ujuan 5mum
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
2/20
&etelah pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatn pada klien dengan inkontinensia urine secara komprehensi3.
.(.( 4ujuan Khusus
. Menjelaskan de3inisi dari inkontinensia urine.
(. Menjelaskan etiologi, mani3estasi klinik, pemeriksaan diagnostic dan
tatalaksana pada inkontinensia urine.
. Menjelaskan pato3isiologi inkontinensia urine dan menyusun Web of Caution
)6O7+ dari inkontinensia urine.
#. Menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan inkontinensia urine.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mengetahui tentang inkontinensia urine dan mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatannya secara komprehensi3.
(
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
3/20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defn!
Inkontinensia urine merupakan keluarnya urin yang tidak terkontrol yang
mengakibatkan gangguan hygene dan sosial dan dapat dibuktikan secara objekti3.Inkontinensia ini dapat terjadi dengan derajat yang ringan berupa keluarnya urin hanya
berupa tetes sampai dengan keadaan berat dan sangat mengganggu penderita )&uparman
1 2ompas, (!!%+.
Inkontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemmih yang tidak
terkendali atau terjadi di luar keinginan. 8ika inkontinensia terjadi akibat kelainan
in3lamasi )sistitis+, mungkin si3atnya hanay sementara. 9amun, jika kejadian ini timbul
karena kelainan neurologi yang serius )paraplegia+, kemungkina besar si3atnya akan
permanen )&melter 1 ;are, (!!+.
2.2 Et"l"g
Inkontinensia urin dibagi menjadi inkontinensia akut dan kronikejalanya sangat responsi3
terhadap terapi estrogen dosis rendah, yang diberikan baik oral atau topikal.
>ejala akan berkurang dalam beberapa hari hingga * minggu, walaupun respon
biokimia intraseluler memakan waktu lebih panjang.
d. Pharmaceutical. Obat"obatan sering dihubungkan dengan inkontinensia pada
usia lanjut. ;eberapa golongan obat seperti diuretic, anti kolinergik, psikotropik,
analgesic"narkotik, penghambat adrenergic al3a, agonis adrenergic al3a,
penghambat calsium channel, dan lain"lain dapat menyebabkan inkontinensia.
+ &edative ?ypnotics )benodiaepines : diaepam, 3luraepam+
&edati3, seperti benodiaepin dapat berakumulasi dan menyebabkan
con3usion dan inkontinensia sekunder, terutama pada usia lanjut. 'lkohol
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
4/20
juga mempunyai e3ek serupa dengan benodiaepines, mengganggu
mobilitas dan menimbulkan diuresis.
(+ @oop iuretics
Obat"obatan seperti diuretik akan meningkatkan pembebanan urin di
kandung kemih sehingga bila seseorang tidak dapat menemukan toilet padawaktunya akan timbul urge incontinence.
+ 'nti"cholinergic 'gents
'gen antikolinergik dan sedati3 dapat menyebabkan timbulnya atonia
sehingga timbul retensi urin kronis dan over3low incontinence.
#+ 'lpha"adrenergic agonist and antagonist
'gen alpha"adrenergik yang sering ditemukan di obat in3luena, akan
meningkatkan tahanan outlet dan menyebabkan kesulitan berkemih.
&ebaliknya, obat"obatan ini sering berman3aat dalam mengobati beberapa
kasus stress incontinence. 'lpha blockers, yang sering dipergunakan untuk
terapi hipertensi dapat menurunkan kemampuan penutupan uretra dan
menyebabkan stress incontinence.A+ 7alcium 7hannel ;lockers
7alcium channel blockers untuk hipertensi dapat menyebabkan
berkurangnya tonus s3ingter uretra eksternal dan gangguan kontraktilitas otot
polos kandung kemih sehingga menstimulasi timbulnya stress incontinence.
Obat ini juga dapat menyebabkan edema peri3er, yang menimbulkan
nokturia.
e. Psikologis.
epresi dan kecemasan dapat menyebabkan pasien mengalami BkebocoranC
urin. Mekanisme ini biasanya merupakan kombinasi dari bladder overactivity
dan relaksasi s3ingter uretra yang tidak tepat. Intervensi awal ditujukan pada
gangguan psikologinya. &etelah gangguan tersebut diatasi tetapi masih terdapat
inkontinensia maka harus dilakukan evaluasi lebih lanjut.
3. =ndocrine disorders.
Output urin yang berlebihan bisa disebabkan oleh karena intake cairan yang
banyak, minuman berka3ein, dan masalah endokrin. iabetes mellitus melalui
e3ek diuresis osmotiknya dapat menyebabkan suatu kondisi overactive bladder.
Kondisi yang mengakibatkan poliuria seperti hiperglikemia, hiperkalsemia,
pemakaian diuretika, dan minum banyak juga dapat mencetuskan inkontinensia
akut. Kelebihan cairan seperti gagal jantung kongesti3, insu3isiensi vena tungkai
bawah akan mengakibatkan nokturia dan inkontinensia akut malam hari.
Inkontinensia akut pada laki"laki sering berkaitan dengan retensi urin akibathipertro3i prostate.skibala dapat mengakibatkan obstruksi mekanik pada bagian
distal kandung kemih yang selajutnya menstimulus otot detrusor involunter.
g. 2estricted mobility. 5sia lanjut dengan kecenderungan mengalami 3rekuensi,
urgensi, dan nokturia akibat proses menua akan mengalami inkontinensia jika
terjadi gangguan mobilitas karena gangguan moskuloskeletal, tirah baring dan
perawatan di rumah sakit. Keterbatasan mobilitas ini dapat disebabkan karena
kondisi nyeri arthritis, de3ormitas panggul, gagal jantung, penglihatan yang
buruk, hipotensi postural atau post prandial, perasaan takut jatuh, stroke,
masalah kaki atau ketidakseimbangan karena obat"obatan. Pola miksi di samping
atau di tempat tidur dapat mengatasi masalah ini.
#
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
5/20
h. &tooli impaction. Impaksi 3eses akan mengubah posisi kandung kemih dan
menekan syara3 yang mensuplai uretra serta kandung kemih, sehingga akan
dapat menimbulkan kondisi retensi urine dan over3low incontinence.
(.(.( Interkontinensia Persisten
Inkontinensia persisten merujuk pada kondisi urikontinensia yang tidak berkaitan dengan kondisi akut
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
6/20
2.# Pat"f!"l"g
4erjadinya pengisian kandung kencing sehingga meningkatkan tekanan
tekanan didalam kandung kemih. Otot"otot detrusor ) lapisan yang ke tiga dari
kandung kencing+ memberikan respon dengan relaksasi agar dapat memperbesar volume daya tamping. ;ila titik daya tamping telah tercapai, biasanya A!"(!! ml
urin akan merangsang stimulus yang ditransmisikan lewat serabut re3lek e3eren ke
lengkungan pusat re3lek untuk mikturisasi. Impuls kemudian disalurkan melalui
serabut e33erent dari lengkungan re3lek ke kandung kemih, menyebabkan kontraksi
otot detrusor. &3ingter interna yang dalam keadaan normal menutup, serentak
bersama"sama membuka dan urine masuk ke irethra posterior. 2elaksasi s3ingter
eksterna dan otot perineal mengikuti dan isis kandung kemih keluar. Pelaksanaan
kegiatan re3lek bisa mengalami interupsi sehingga berkemih ditangguhkan melalui
dikeluarkannya impuls inhibitor dari pusat kortek yang berdampak kontraksi diluar
kesadaran dari s3ingter interna. ;ila salah satu dari system yang komlek ini
mengalami rusak, akan bisa terjadinya inkontinrensia urine. );runer and suddart,(!!!+.
Pato3isiologi berdasarkan klasi3ikasi inkontinensia urin:
. Inkontinensia stress: kebocoran urin terjadi ketika tekanan intra abdomen
melebihi tekanan uretra )misalnya batuk, mengedan, atau mengangkat beban+.
;iasanya pada gejala inkontinensia uretra.
(. Inkontinensia urgensi: ketidak stabilan otot detrusor idiopatik menyebabkan
peningkatan tekanan intravesika dan kebocoran urin.
. Hiperrefleksia detrusor : hilangnya control kortikal menyebabkan kandung
kemih yang tidak dapat dihambat dengan kontraksi detrusor yang tidak stabil.
Kandung kemih terisi, re3leE sakralis dimulai dan kandung kemih melakukan
pengosongan secara spontan.
#. Inkontinensia overflow: kerusakan pada serat e3eren dari re3leE sakralis
menyebabkan atonia kandung kemih. Kandung kemih terisi oleh urin yang
konstan. Misalnya distensi kandung kemih kronis akibat obstruksi
2.$ %&' (terla)*r+
2., Manfe!ta! kln!
Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai mani3estasi, antara lain:
+ Dungsi s3ingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau
bersin. ;isa juga disebabkan oleh kelainan di sekeliling daerah saluran kencing.
(+ Dungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.+ 4erjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak
dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
2.- Pe)erk!aan Penunjang
(.0. @aboratorium
Pemeriksaan urinalis, kultur urine dan jika perlu sitologi urine
dipergunakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya proses
in3lamasi
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
7/20
Pemeriksaan penunjang membantu dalam menentukan jenis maupun
derajat inkontinensia dan dipergunakan untuk melakukan evaluasi pasa waktu
sebelum maupun setelah terapi. Pemeriksaan itu diantaranya adalah pemeriksaan
urodinamik yang terdiri atas pemeriksaan uro3lometri, pengukuran pro3il
tekanan uretra, sistometri, valsava leak point pressure, serta video urodinamika.Pemeriksaan pencitraan yang meliputi pielogra3i intravena maupun sistogra3i
miksi diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya 3istula uretrovagina,
muara ureter ektopik, dan penurunan leher buli"buli uretra pada sistogra3i.
Pemeriksaan residu urine dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya obstruksi in3ravesika atau kelemahan otot detrusor. Pemeriksaan itu
dilakukan dengan melakukan kateterisasi atau 5&> sehabis miksi.
Pemeriksaan urodinamik yang paling sederhana adalah mengukur
tekanan intravesika dengan urodinamika eyeball. alam posisi dorsolitotomi
pasien dipasang kateter. &etelah sisa urin dikeluarkan, ujung kateter
dihubungkan dengan semprit )syringe+ A! ml tanpa pendorongnya, dan
diletakkan setinggi dengan permukaan buli"buli )sim3isis pubis+. Kateter diisi air steril secara perlahan melalui semprit secara gravitasi. Kemudian pasien diminta
untuk mengatakan jika terjadi perasaan penuh pada buli"buli.volume yang telah
dimasukkan dicatat dan ketinggian air )meniskus+ pada semprit diperhatikan.
2. Penatalak!anaan
Penatalaksanaan inkontinensia urin menurut 4onagho 1 Mc 'nuch )(!!%+ meliputi
modi3ikasi lingkungan, terapi perilaku, terapi 3armakologi, terapi pembedahan, dan
alat bantu.
(.%. Modi3ikasi @ingkungan
;ertujuan untuk memudahkan klien dalam melakukan urinasi, meliputi:
a. Pemasangan bel di ruangan yang mudah dijangkau klien
b. Penerangan yang cukup
c. 4oilet duduk portable, urinal dan bedpan atau pispot
d. ?indari penggunaan restrain karena akan mempersulit klien ketika ingin
berkemih
e. Melatih 2OM pasi3 dan akti3 untuk meningkatkan kekuatan otot
(.%.( 4erapi non 3armakologi
ilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari
timbulnyainkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, in3eksi saluran kemih,
diuretik, guladarah tinggi, dan lain"lain. 'dapun terapi yang dapat dilakukan
adalah :3. Melakukan latihan menahan kemih )memperpanjang interval
waktuberkemih+ dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga
3rekwensiberkemih *"0 E
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
8/20
ataupengasuhnya bila ingin berkemih. 4eknik ini dilakukan pada lansia
dengangangguan 3ungsi kogniti3 )berpikir+.
i. Melakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan
ototdasar panggul secara berulang"ulang.
(.%. 4erapi 3armakologiObat"obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen
adalahantikolinergik seperti OEybutinin, Propantteine, icylomine,
3lavoEate,Imipramine.Pada inkontinensia stress diberikan al3a adrenergic agonis,
yaitupseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra. Pada s3ingter relaE
diberikan kolinergik agonis seperti ;ethanechol ataual3akolinergik antagonis
seperti praosin untuk stimulasi kontraksi, danterapi diberikan secara singkat.
(.%.# 4erapi pembedahan
4erapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress
danurgensi, bila terapi non 3armakologis dan 3armakologis tidak
berhasil.Inkontinensia tipe over3low umumnya memerlukan tindakan
pembedahan untukmenghilangkan retensi urin. 4erapi ini dilakukan terhadaptumor, batu,divertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pelvic )pada wanita+.
(.%.A Modalitas lain
&ambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yangmenyebabkan
inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa alat bantu bagilansia yang
mengalami inkontinensia urin, diantaranya adalah pampers, kateter,dan alat
bantu toilet seperti urinal, komod dan bedpan.
2./ K")*lka!
In3eksi saluran kemih merupakan sumber morbiditas yang menonjol united
states dan juga menonjol dalam perkembangan kegagalan ginjal kronis pad tiap bagian
dari saluran kemih.
Kebanyakan in3eksi saluran kemih tidak merupakan komplikasi, keadaannya
tidak simtomasis, spontan, jelas dan sebagian merupakan cukup menonjol yang
mengisyarakatkan pemikiran sebagai suatu masalah kesehatan. 4idak terdapat hal yang
kontroversial dikalangan yang melaksanakan pencegahan pelayanan kesehatan
sehubungan pertanyaan tentang kebutuhan pemeriksaan in3eksi asimtomasis, namun
terdapat kesukaran untuk mengidenti3ikasi kelompok beresiko dimana deteksi dan
pengobatan dari in3eksi ini memperlihatkan perbaikan kesehatan seseorang. 6anita
cenderung mudah terserang in3eksi saluran kemih bila dibandingkan dengan pria.
%
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
9/20
BAB 3
ASUHAN KEPE0A%ATAN
3.1 Pengkajan
Pada pengkajian data yang perlu di kaji adalah tanggal, jam, tempat pengkajian.
. ata &ubyekti3
a. ;iodata
Pada biodata yang perlu dikaji adalah nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan alamat.
'dapun hal F hal yang perlu ditanyakan mengenai gejala inkontinensia :
. ;erapa kali inkontinensia terjadi G
(. 'pakah ada kemerahan, lecet, bengkak pada daerah perineal G
. 'pakah klien mengalami obesitas G
#. 'pakah urine menetes diantara waktu ;'K, jika ada berapa banyak G
A. 'pakah inkontinensia terjadi pada saat"saat yang bisa diperkirakanseperti pada saat batuk, bersin tertawa dan mengangkat benda"benda
berat G
*. 'pakah klien menyadari atau merasakan keinginan akan ;'K
sebelum inkontinensia terjadi G
0. ;erapa lama klien mempunyai kesulitan dalam ;'K < inkontinensia
urine G
%. 'pakah klien merasakan kandung kemih terasa penuh G
/. 'pakah klien mengalami nyeri saat berkemih G
!. 'pakah masalah ini bertambah parah G
. ;agaimana cara klien mengatasi inkontinensia G
b. Keluhan 5tamaKeluhan utama yang dikeluhkan oleh sebagian besar klien dengan
inkontinensia urin berupa nokturia, urgency, disuria, dan oliguri.
c. 2iwayat Kesehatan
. 'pakah klien pernah mengalami penyakit yang serupaG
(. ;agaimana riwayat urinasi klienG
. 'pakah klien pernah mengalami trauma tulang belakang atau cedera
genitaurinariusG
#. 'pakah klien pernah mengalami operasi bedah ginjal G
A. 'pakah klien pernah mengalami I&K < ;P? G
d. 2iwayat Kesehatan Keluarga'pakah ada keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan
penyakit yang diderita klien. 'dakah anggota kelurga klien yang menderita
M.
e. 2iwayat Kesehatan &ekarang
2iwayat penyakit sekarang merupakan riwayat klien pertama kali
menderita inkontinensia urin hingga saat klien masuk rumah sakit.
(. ata Obyekti3
a. Pemeriksaan 5mum
K5 klien biasanya baik
Kesadaran : 7omposmentis
4anda"tanda vital
/
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
10/20
4ensi : 9ormal )!
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
11/20
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan yang
merupakan tanggung"gugat perawat. )9'9',//!+
iagnosa keperawatan yang berkaitan dengan inkontinensia urin
menurut menurut 7arpenito,@ynda 8uall adalah sebagai berikut :
a. Inkontinensia stress berhubungan dengan peningkatan tekanan
abdomen.
b. Inkontinensia urgency berhubungan penurunan kapasitas kandung
kemih, sekunder akibat berkemih sering.
c. Inkontinensia Dungsional berhubungan dengan gangguan mobilitas.
d. 'nsietas berhubungan dengan inkontinensia over3low.
3.3 Interen! an 0a!"nal
a. Inkontinensia stress berhubungan dengan peningkatan tekanan abdomen.
4ujuan : Inkontinensia berhenti atau berkurang.Kriteria hasil :
" Klien melaporkan berkurangnya atau hilangnya inkontinensia stress.
" klien dapat menjelaskan penyebab inkontinensia dan rasional terapi.
Intervensi 2asional
. 4entukan 3aktor penunjang
inkontinensia antara lain : kelahiran
anak, obesitas, penuaan, dll.
(. 'jarkan latian otot dasar panggul
.Pada inkontinensia stress, otot dasar
panggul ) pubokoksigeus+ dan otot levator
ani telah melemah atau meregang akibat
kelahiran anak, obesitas, penuaan, dll.
(.@atihan otot dasar panggul menguatkan
dan mengencangkan otot dasar panggul.?asil studi telah menunjukkan bahwa
latian otot panggul meningkatkan atau
sepenuhnya mengendalikan inkontinensia
stress )ougherty,//%+.
b. Inkontinensia urgency berhubungan penurunan kapasitas kandung kemih, sekunder
akibat berkemih sering.
4ujuan: Inkontinensia berhenti atau berkurang.
Kriteria ?asil :
" Klien mampu menjelaskan penyebab inkontinensia.
" Klien mampu menguraikan iritan kandung kemih.
Intervensi 2asional
. Kaji 3aktor penyebab atau 3aktor
penunjang inkontinensia antara
lain : iritan kandung kemih,
penurunan kapasitas kandung
kemih, overdistensi kandung
. Komponen essential dari setiap program
pelatihan kontinen )yang diarahkan pada
diri sendiri atau pada pemberi asuhan+
meliputi motivasi, pengkajian pola
berkemih dan dan inkontinen, asupan
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
12/20
kemih, kontraksi kandung kemih
yang tak terinhibisi akibat
gangguan neurologis. Kaji pola
berkemih dan asupan cairan.
(. ;erikan hidrasi optimal, jika tidak ada kontraindikasi.
. Kurangi atau hilangkan 3aktor
penyebab atau 3aktor penunjang
jika memungkinkan.
cairan yang teratur sebanyak (!!!"!!!
m@
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
13/20
e. 'nsietas berhubungan dengan inkontinensia over3low.
4ujuan : 'nsietas berkurang dibuktikan dengan kontrol ansietas.
Kriteria ?asil : a. Melaporkan tidak ada mani3estasi kecemasan secara 3isik.
b. Mani3estasi perilaku akibat kecemasan tidak ada.
c. Klien dapat menjalankan aktivitas sehari F harinya.
Intervensi 2asional
.@akukan pengkajian untuk mengetahui
tingkat ansietas klien.
(. Observasi tanda"tanda vital )keadekuatan
nadi, tekanan darah+
. ;eri dorongan klien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietasnya.
#. Kolaborasikan dengan dokter pengobatanuntuk mengurangi ansietas klien sesuai
kebutuhan klien.
.5ntuk mengetahui kondisi klien dan
sebagai langkah awal sebelum mengambil
keputusan.
(.4anda F tanda vital adalah indikator
kondisi yang dialami klien.
.5ntuk mengetahui penyebab ansietas
klien.
#. Pengobatan medis untuk mengurangiansietas klien.
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
14/20
BAB #
PEMBAHASAN KASUS
Kasus &emu
9y. M #A tahun adalah seorang single #other dengan ( orang anak laki" laki
masing berusia % dan # tahun. 9y. M adalah seorang penjahit di sebuah usaha konveksi
di dekat rumahnya. ;eberapa minggu yang lalu 9y. M kehilangan pekerjaannya
dikarenakan tempat bekerjanya mengalami kebangkrutan. 5ntuk memenuhi kebutuhan
keluarganya 9y. M bekerja seadanya sebagai kuli panggul di pasar. ;eberapa hari ini
9y. M mengeluhkan keadaan dirinya yang tidak dapat mengontrol buang air kecil saat
mengangkat benda berat ataupun saat batuk dan bersin. ?al ini sangat mengganggu
aktivitas sehari F harinya, sedangkan 9y. M harus mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari kuli panggul. Keadaan ini mendorong 9y. M untuk datang ke 2&5'.
#.1 Pengkajan
Pada pengkajian data yang perlu di kaji adalah tanggal, jam, tempat pengkajian.
#.. ata &ubyekti3
a. ;iodata
Pada biodata yang perlu dikaji adalah :
9ama : 9y. M
5mur : #A tahun
'gama : Islam
Pendidikan : &MPPekerjaan : Kuli panggul di pasar
9ama suami : 4n. D )alm+
5mur : "
'gama : "
Pendidikan : "
Pekerjaan : "
'lamat : "
'dapun hal F hal yang perlu ditanyakan mengenai gejala inkontinensia :
. ;erapa kali inkontinensia terjadi G
" @ebih dari # kali per hari
(. 'pakah ada kemerahan, lecet, bengkak pada daerah perineal G
" 'da kemerahan dan lecet di area perineal
. 'pakah klien mengalami obesitas G
" a, ;; klien 0Akg dan 4; klien A0cm sehingga IM4 klien adalah
!,#
#. 'pakah urine menetes diantara waktu ;'K, jika ada berapa banyak G
" 4idak
A. 'pakah inkontinensia terjadi pada saat"saat yang bisa diperkirakan
seperti pada saat batuk, bersin tertawa dan mengangkat benda"benda
berat G
#
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
15/20
" a, inkontinensia terjadi pada saat klien mengangkat benda"benda
yang cukup berat.
*. 'pakah klien menyadari atau merasakan keinginan akan ;'K
sebelum inkontinensia terjadi G
" 4idak 0. ;erapa lama klien mempunyai kesulitan dalam ;'K < inkontinensia
urine G
" ;eberapa hari terakhir, kira F kira # hari terakhir.
%. 'pakah klien merasakan kandung kemih terasa penu G
" a
/. 'pakah klien mengalami nyeri saat berkemihG
" 4idak
!. 'pakah masalah ini bertambah parahG
" a
. ;agaimana cara klien mengatasi inkontinensiaG
" Klien menggunakan popok untuk mengatasi masalahinkontinensianya.
b. Keluhan 5tama
Klien mengeluhkan sering buang air kecil tidak terkontrol saat batuk,
bersin dan mengangkat benda berat.
c. 2iwayat Kesehatan
Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang perlu dikhawatirkan.
d. 2iwayat Kesehatan Keluarga
Klien tidak memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit yang
mungkin dapat diturunkan seperti M atau hipertensi.
e. 2iwayat Kesehatan &ekarang
Klien mengeluhkan sering buang air kecil tidak terkontrol saat batuk,
bersin dan mengangkat benda berat, hal ini sangat mengganggu aktivitas
sehari"hari klien sehingga klien memeriksakan dirinya ke 2&5'.
3. 2iwayat Psikologi
Klien adalah seorang single mother dengan ( orang anak. Klien baru
saja kehilangan pekerjannya. Klien mengaku sangat kehilangan dan
bingung harus mencari pekerjaan lainnya.
#..( ata Obyekti3
a. Pemeriksaan 5mum
K5 : baik
Kesadaran : 7omposmentis4anda"tanda vital
4ensi : (!
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
16/20
22 klien sedikit meningkat (E
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
17/20
ansietas
&: klien berkemih
tanpa disadari saat batuk,
bersin
O: kemerahan sekitar
perianal
?ygiene yang kurang
sehubungan dengan
aktivitas
inkontinensia
J
Penegeluaran urin
involunter J
Meninggalkan sisa di
area perianal
J
2isiko gangguan
integritas kulit
gangguan integritas kulit
#.2 Dagn"!a
a. Inkontinensia stress berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen dan otot panggul yang lemah, sekunder akibat obesitas.
b. 'nsietas berhungan dengan perubahan lingkungan yang aktual dalam statussosialekonomi sekunder akibat pekerjaan baru.
c. Kerusakan integritas kulit : lecet dan kemerahan pada area perineal
berhubungan dengan kelembapan area perineal.
#.3 Interen! an 0a!"nal
#.. Inkontinensia stress berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdomen
dan otot panggul yang lemah, sekunder akibat obesitas.
4ujuan : Inkontinensia berhenti atau berkurang.
Kriteria hasil :
" Klien melaporkan berkurangnya atau hilangnya inkontinensia
stress.
" klien dapat menjelaskan penyebab inkontinensia dan rasional
terapi.
Intervensi 2asional
. 4entukan 3aktor penunjang
inkontinensia antara lain : kelahiran
anak, obesitas, penuaan, dll. Pada
kasus 9y. M 3aktor penunjang yangditemukan adalah obesitas dengan
IM4 : !,#
(. 'jarkan latian otot dasar panggul
.Pada inkontinensia stress, otot dasar
panggul ) pubokoksigeus+ dan otot levator
ani telah melemah atau meregang akibat
kelahiran anak, obesitas, penuaan, dll.
(.@atihan otot dasar panggul menguatkan
dan mengencangkan otot dasar panggul.
?asil studi telah menunjukkan bahwa
latian otot panggul meningkatkan atau
sepenuhnya mengendalikan inkontinensia
stress )ougherty,//%+.
#..( 'nsietas berhungan dengan perubahan lingkungan yang aktual dalam status
sosialekonomi sekunder akibat pekerjaan baru.
0
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
18/20
4ujuan : 'nsietas berkurang dibuktikan dengan kontrol ansietas.
Kriteria ?asil : a. Melaporkan tidak ada mani3estasi kecemasan secara
3isik.
b. Mani3estasi perilaku akibat kecemasan tidak ada.
c. Klien dapat menjalankan aktivitas sehari F harinya.
Intervensi 2asional
. @akukan pengkajian untuk mengetahui
tingkat ansietas klien.
(. Observasi tanda"tanda vital )keadekuatan
nadi, tekanan darah+
. ;eri dorongan klien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan
ansietasnya.#. Kolaborasikan dengan dokter
pengobatan untuk mengurangi ansietas
klien sesuai kebutuhan klien.
. 5ntuk mengetahui kondisi klien dan
sebagai langkah awal sebelum
mengambil keputusan.
(. 4anda F tanda vital adalah indikator
kondisi yang dialami klien.
. 5ntuk mengetahui penyebab ansietas
klien.
#. Pengobatan medis untuk mengurangi
ansietas klien.
#.. >angguan Integritas Kulit
4ujuan : lecet dan kemerahan pada area perineal dapat berkurang atau
menghilang.
Kriteria ?asil : a. Iritasi kulit berkurang atau sembuh.
b. 4erjadi penyembuhan luka pada klien.
Intervensi 2asional
. Menjaga kebersihan kulit, kulit tetap
dalam keadaan kering, ganti sprei atau
pakaian bila basah ;erikan penjelasan
tentang pentingnya personal hygiene
(. 'njurkan klien untuk bladder training
. 'njurkan klien untuk latihan perineal
atau pelvic muscle eEcercise :
a. Kontraksikan otot perinealuntuk menghentikan
pengeluaran urine.
b. Kontraksi dipertahankan
selama A"! detik dan
kemudian mengendorkan atau
lepaskan.
c. 5langi sampai ! kali, "# E <
hari.
. Menghindari iritasi dan lecet yang lebih
parah pada klien
(. ;ladder training digunakan untuk
mengembalikan 3ungsi kandung kemih ke
dalam kondisi normal.
. Membantu menguatkan kontrol muskuler
)jika di indikasikan +
%
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
19/20
/
-
8/18/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Inkontinensia Urin
20/20
BAB $
PENUTUP
$.1 Ke!)*ulan
Inkontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemmih yang tidak
terkendali atau terjadi di luar keinginan. 8ika inkontinensia terjadi akibat kelainan
in3lamasi )sistitis+, mungkin si3atnya hanay sementara. 9amun, jika kejadian ini timbul
karena kelainan neurologi yang serius )paraplegia+, kemungkina besar si3atnya akan
permanen )&melter 1 ;are, (!!+.
Inkontinensia urine merupakan keluarnya urin yang tidak terkontrol yang
mengakibatkan gangguan hygene dan sosial dan dapat dibuktikan secara objekti3.Inkontinensia ini dapat terjadi dengan derajat yang ringan berupa keluarnya urin hanya
berupa tetes sampai dengan keadaan berat dan sangat mengganggu penderita )&uparman
1 2ompas, (!!%+.
;eberapa klasi3ikasi inkontinensia urine, diantaranya Inkontinensia 5rge,
Inkontiinensia 5rine &tress, Inkontinensia Paradoksa )over3low+, Inkontinensia 5rine
Dungsional, Inkontinensia 4otal.
'suhan keperawatan pada klien dengan inkontinensia urin disesuaikan
berdasarkan etiloginya sehingga diharapkan akan lebih maksimal.
$.2 Saran
iharapkan dengan adanya makalah ini kita menjadi lebih mngerti tanda 1
gejala dari inkontinensia urin. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami
mengharapkan masukan agar akan lebih baik lagi kedepannya.
(!