asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan mobilisasi

6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MOBILISASI Posted by sammy in Kesehatan Dec 12th, 2008 | 6 responses X Welcome Googler! If you find this page useful, you might want to subscribe to the RSS feed for updates on this topic. You were searching for "askep gangguan mobilitas fisik ". See posts relating to your search » Powered by WP Greet Box WordPress Plugin PENDAHULUAN Berbagai perubahan terjadi pada system musculoskeletal, meliputi tulang keropos (osteoporosis), pembesaran sendi, pengerasan tendon, keterbatasan gerak, penipisan discus intervertebralis, dan kelemahan otot, terjadi pada proses penuaan. Pada lansia, struktur kolagen kurang mampu menyerap energi. Kartilago sendi mengalami degenerasi didaerah yang menyangga tubuh dan menyembuh lebih lama. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya osteoarthritis. Begitu juga masa otot dan kekuatannya juga berkurang. DEFINISI Imobilisasi adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat/ organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh. (Lindgren et al. 2004)

Upload: irwina-devi-umaroh-riandani

Post on 10-Aug-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobilisasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MOBILISASIPosted by sammy in KesehatanDec 12th, 2008 | 6 responses

X

Welcome Googler! If you find this page useful, you might want to subscribe to the RSS feed for updates on this topic.You were searching for "askep gangguan mobilitas fisik". See posts relating to your search »Powered by WP Greet Box WordPress Plugin

PENDAHULUAN

Berbagai perubahan terjadi pada system musculoskeletal, meliputi tulang keropos (osteoporosis), pembesaran sendi,

pengerasan tendon, keterbatasan gerak, penipisan discus intervertebralis, dan kelemahan otot, terjadi pada proses

penuaan.

Pada lansia, struktur kolagen kurang mampu menyerap energi. Kartilago sendi mengalami degenerasi didaerah yang

menyangga tubuh dan menyembuh lebih lama. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya osteoarthritis. Begitu juga

masa otot dan kekuatannya juga berkurang.

DEFINISI

Imobilisasi adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment

(gangguan pada alat/ organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental.

Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan

sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini

dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka

dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh.

Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan

paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh.

(Lindgren et al. 2004)

PENYEBAB

Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi, sebagai contoh:

Gangguan sendi dan tulang:

Penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan menghambat pergerakan (mobilisasi)

Penyakit saraf:

Adanya stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan sarap

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobilisasi

Penyakit jantung atau pernafasan

Gangguan penglihatan

Masa penyembuhan

AKIBAT IMOBILISASI

Imobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut:

Infeksi saluran kemih

Sembelit

Infeksi paru

Gangguan aliran darah

Luka tekansendi kaku

PEMERIKSAAN FISIK

1. Mengkaji skelet tubuh

Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan

ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang

panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.

2. Mengkaji tulang belakang

Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)

Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)

Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)

3. Mengkaji system persendian

Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,

deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya

kekakuan sendi

4. Mengkaji system otot

Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar

ekstremitas untuk mementau adanya edema atau

atropfi, nyeri otot.

5. Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak

normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari

yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobilisasi

berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.

cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan

selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron,

cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).

6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang

lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya

edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji

denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian

kapiler.

7. Mengkaji fungsional klien

A.KATZ Indeks

Termasuk katagori yang mana:

Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.

Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.

Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.

Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.

Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu

Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.

Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Keterangan:

Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak

melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.

B. Indeks ADL BARTHEL (BAI)

NO FUNGSI SKOR KETERANGAN1 Mengendalikan rangsang pembuangan

tinja0

1

2

Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).

Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).

Terkendali teratur.2 Mengendalikan rangsang berkemih 0 Tak terkendali atau pakai kateter

Kadang-kadang tak terkendali (hanya

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobilisasi

1

2

1x/24 jam)

Mandiri3 Membersihkan diri (seka muka, sisir

rambut, sikat gigi)0

1

Butuh pertolongan orang lain

Mandiri4 Penggunaan jamban, masuk dan keluar

(melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)

0

1

2

Tergantung pertolongan orang lain

Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.

Mandiri5 Makan 0

1

2

Tidak mampu

Perlu ditolong memotong makanan

Mandiri6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk 0

1

2

3

Tidak mampu

Perlu banyak bantuan untuk bias duduk

Bantuan minimal 1 orang.

Mandiri7 Berpindah/ berjalan 0

1

2

3

Tidak mampu

Bisa (pindah) dengan kursi roda.

Berjalan dengan bantuan 1 orang.

Mandiri8 Memakai baju 0

1

2

Tergantung orang lain

Sebagian dibantu (mis: memakai baju)

Mandiri.9 Naik turun tangga 0

1

2

Tidak mampu

Butuh pertolongan

Mandiri10 Mandi 0

1

Tergantung orang lain

Mandiri

TOTAL SKOR

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mobilisasi

Skor BAI :

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan ringan

9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat

0-4 : Ketergantungan total

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.

CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat

memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan

panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.

MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan

magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur

jaringan lunak melalui tulang. Dll.

Pemeriksaan Laboratorium:

Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.

MASALAH KEPERAWATAN

Kerusakan mobilitas fisik

Gangguan rasa nyaman nyeri

Resiko terhadap kerusakan integritas kulit

Gangguan perfusi jaringan perifer

Kurang perawatan diri

Resiko terhadap cidera

Resiko terjadi infeksi

konstipasi

DAFTAR PUSTAKA

R. Boedhi-Darmojo, H. Hadi Martono, Buku Ajar geriatri(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), edisi ke 2, Jakarta, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.

Joseph J. Gallo, William Reichel, Lillian M. Andersen, Buku Saku Gerontologi, Edisi 2, Jakarte, EGC, 1998.

Dr. Hardywinoto, SKM, Dr. Tony Setia budhi, Ph. D.Panduan Gerontologi, Jakarta, PTGramedia Pustaka Utama,

1999.

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddarth,Cetakan Ke satu,

Jakarta, EGC, 2001