asuhan keperawatan isolasi sosial pada ny k
DESCRIPTION
keperawatanTRANSCRIPT
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
Dosen Pengampu :Ruti Wiyati S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Disusun Oleh :
Rizal Nugroho
P17420213061
IIB
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Masalah Utama
Isolasi Sosial
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ).
Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001).
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya.
Isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan
dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai
kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan. (Carpenito,
L J, 1998).
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi
akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI 2000).
2. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,
tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain.
Adapun gejala klinis sebagai berikut :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Gangguan hubungan sosial
d. Percaya diri kurang
e. Menciderai diri
3. Tanda dan Gejala
a. Menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
c. Sedih, afek datar
d. Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia
e. Apatis
f. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
g. Menggunakan kata – kata simbolik
h. Menggunakan kata – kata yag tidak berarti
i. Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara
j. Rendah diri
4. Akibat dari Isolasi Sosial
Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori persepsi
(halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri ( akibat dari harga diri rendah
disertai dengan harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri hidupnya )
5. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial pada individu
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Berikut ini akan dij
pelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial :
a. Respon Adaptif
Respon Adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya secara umum yang berlaku.Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas
normal ketika menyelesaikan masalah.Berikut ini adalah sikap yang termasuk respon adaptif :
1) Menyendiri
Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang terjadi dilingkungan
sosialnya
2) Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,dan perasaan dalam
hubungan sosial
3) Bekerja keras
Kemampuan individu saling membutuhkan satu sama lain.
4) Interdependen
Saling ketergantungan antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan
interpersonal
b. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan disuatu
tempat.Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon maladaptif :
1) Menarik diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang
lain.
2) Ketergantungan
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi
Seseorang yang menganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat dapat
membina hubungan sosial secara mendalam
4) Curiga
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
6. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor tumbang :
tugas perkembangan padafase tumbang tidak terselesaikan
2) Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasiyang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorangmenerimapesan yang
salingbertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresiemosi yang tinggi dalam keluarga yg
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor Sosial Budaya :
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan norma - norma
yangsalah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif ( lansia, berpenyakit
kronis dan penyandangcacat) diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4) Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal( atropi
otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – seldalam limbik dan daerah kortik
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya( keluarga.
2) Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadiakibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat keterbatasan
kemampuan membatasinyaketerba
7. Mekanisme Kopingtasan kemampuan m’atasinya
1) Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represiPerilaku curiga : regresi, proye
2) Perilaku dependen : regresiPerilaku dependen : regresi
3) Perilaku manipulatif : regresi, represiPerilaku manipulatif : regresi, represi
4) Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi
8. Perilaku
1) Menarik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri,wajah
komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitasmenurun, kurang berenergi, rendah diri, postur tubuh
sikap fetus.
2) Curiga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan,isolasi sosial, paranoiaisolasi
3) Manipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain, ekspresiperasaan
tidak langsung pada tujuan.
9. Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak
pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak – anak dan dewasa muda tentang keterampilan
koping kerena mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.p
10. Pohon Masalah
Resti mencederai diri,orang lain dan lingkungan
Defisit Perawatan diri Halusinasi
Intoleransi aktivitas
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah Kronis
Koping individu tidak efektif Koping Keluarga tidak efektif
11. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri rendah Kronis
c. Perubahan Persepsi sensori : Halusinasi
d. Defisit Perawatan Diri
e. Koping Individu Tidak Efektif
f. Koping Keluarga Tidak efektif
g. Intoleransi aktifitas
h. Defisit perawatan diri
i. Resti mencedarai diri,orang lain dan lingkungan.
12. Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan
Keperawatan
Data yang perlu dikaji
Isolasi Sosial 1. Subjektif
a. Klien mengatakan mulai bergaul dengan orang
lain.
b. Klien mengatakn dirinya tidak ingin ditemani
perawat dan meminta untuk sendirian
c. Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan
orang lain.
d. Tidak mau berkomunikasi
e. Dta tentang klien biasanya didapat dari keluarga
yang mengetahui keterbukaan klien
2. Objektif
a. Kurang spontan
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kurang berseri
d. Todak merawat diri dan tidak memperhatikan
kebersihan diri
e. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
f. Mengisolasi diri
g. Asupan makanan dan minuman terganggu
h. Retensi urine dan feses
i. Aktivitas menurun
j. Kurang berenergi atau bertenaga
k. Rendah diri
13. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
14. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Tindakan Keperawatan untuk klien
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
4) Melakukan interaksi dengan orang lain
b. Tindakan Keperawatan untuk keluarga
1) Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien
2) Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial
3) Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya
4) Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien.
5) Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi klien.
KASUS ISOLASI SOSIAL
Terdapat seorang pasien yang bernama Ny.K, berumur 20 tahun di Ruang Anggrek
Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto, masuk tanggal 10Februari 2015. Ny.K sudah di
rawat selama 6 minggu.
Ny.K di rawat karena mengalami musibah yaitu pembegalan mobil sewaktu pulang
dari kampusnya.Dan sebelum pembegalan, Ny.K diancam akan diperkosa jika berteriak atau
menelpon bantuan. Semenjak kejadian itu Ny.K menjadi murung dan selalu mengurung diri
tidak mau beraktifitas seperti biasanya. Ny.Kmenolak berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya, karena Ny.K merasa tertekan dan menganggap dirinya telah dinodai oleh para
begal tersebut.
ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL PADA Ny.K
DI RUANG ANGGREK KAMAR 02
RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
A. Identitas Klien
Nama : Ny.K
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl masuk : 10 Februari 2015
Identitas penanggungjawab :
Nama : Tn. B
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
B. Alasan masuk/faktor presipitasi
Ayah pasien mengatakan, Ny.K masuk ke Rumah Sakit karena salalu mengisolasi dirinya
di kamar, tidak mau makan dan tidak mau beraktifitas, dikarenakan Ny.K malu merasa
ternodai sewaktu pembegalan.
C. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
() Ya(v) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :
( - ) Berhasil ( - ) kurang berhasil ( - ) Tidak berhasil
3. Trauma :
Usia Pelaku Korban Saksi
(-) Aniaya Fisik
(-) Aniaya Seksual
(-) Penolakan
(-) Kekerasan dalam keluarga
(-) Tindakan kriminal
Jelaskan:
Istri pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami trauma sebelumya.
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa : ( ) Ada( v ) Tidak, Jika ada :
Hubungan keluarga : -
Gejala : -
Riwayat pengobatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Ayah pasien mengatakan Ny.K pernah sesekali hp nya dicuri sewaktu duduk di
bangku SMA
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital : TD = 150/80 S = 37oC HR = 80 x/m RR = 24 x/m
2. Ukur : BB = 70 kg TB = 180 cm
3. Keluhan fisik : -
E. Psikososial
1. Genogram
Pasien bernama Ny.K mempunyai seorang ayah yang bernama Tn.B. Dari semua
keluarganya dan saudara-saudaranya tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa
isolasi sosial seperti Ny.K.
Konsepsi diri :
a) Citra tubuh : Pasien merasa senang dengan keadaan tubuhnya.
b) Identitas : Pasien bernama Ny.K berusia 20 tahun.
c) Peran : Pasien berperan sebagai anak tunggal di keluarganya.
d) Ideal diri : Pasien ingin kembali ke rumah dan bisa berkumpul dengan
keluarganya dan tidak mengurung diri.
e) Harga diri : Pasien merasa malu karena harus tinggal di RSJ.
2. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti :
Orang yang paling berarti adalah ayahnya
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Sebelum sakit pasien selalu rajin untuk menimba ilmu di universitasnya, selain itu
dia juga aktif dalam organisasi di kampusnya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, ayah pasien mengatakan Ny.K
lebih senang menyendiri dan tidak bisa mengawali komunikasi dengan orang lain.
3. Spiritual
a) Nilai dan keyakinan :Tn.B mengatakan Ny.K beragama islam
b) Kegiatan ibadah :Tn.B mengatakan semenjak Ny.K mengisolasi dirinya dan
sering murung dan diam, Ny.K tidak pernah melaksanakan kewajibannya sebagai
seorang muslim.
F. Status Mental
1. Penampilan
( v ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan Ny.K tidak rapi karena Ny.K tidak mau untuk merias dirinya supaya
penampilannya rapi.
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Apatis ( ) Keras ( ) Lambat
( ) Gagap ( v ) Membisu( ) Inkoherensi
( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Ketika diajak berbicara Ny.K tidak merespon dan selalu diam.
3. Aktivitas motorik
( ) Lesu ( ) Tik ( ) Tegang ( ) Grimasem
( v ) Gelisah ( ) Tremor ( ) Agitasi ( ) Kompulsif
Jelaskan :
Pasien terlihat gelisah dan tidak tenang terlihat dari raut mukannya,yang terlihat
bingung dan frustasi.
4. Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( v ) Putus asa ( ) Khawatir ( ) Gembira
berlebihan
Jelaskan :
Pasien terlihat putus asa dan tidak ada semangat untuk hidup.
5. Afek
( ) Datar ( v ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Klien hanya berespon ketika ditanya perawat degan pertanyaan beberapa kali
6. Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan ( v ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
( v ) Kontak mata kurang ( ) Curiga
Jelaskan :
Saat diwawancarai atau diajak komunikasi oleh perawat pasien tidak kooperatif
karena pasien kebanyakan membisu ketika ditanya oleh perawat. Kontak mata pasien
kurang.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
( - ) Pendengar ( - ) Penglihat ( - ) Perabaan ( - ) Pengecap( - )
Penghidu
Jelaskan
Pasien tidak terlihat berhalusinasi.
8. Isi pikir
( ) Obsesi ( ) Depersonalisasi ( ) Phobia
( ) Hipokondria ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Ninilistik ( ) Somatik ( ) Sisip pikir
( ) Kebesaran( ) Siar pikir ( ) Curiga ( ) Kontrol pikir
Jelaskan :
Klien tidak ada gangguan tidak menunjukkan dan tidak ada waham
9. Proses pikir
( ) Sirkumtansial ( ) Flight of idea( ) Tangensial
( ) Blocking ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Pengulangan pembicaraan persevasi
Jelaskan
Ketika ditanya klien mau menjawab tapi hanya menjawab sebatas pertanyaan perawat
10. Tingkat kesadaran
( v ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
( ) disorientasi waktu ( ) Disorientasi orang ( ) Disorientasi tempat
Jelaskan :
Saat berinteraksi pasien terlihat bingung dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
11. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan :
Klien masih ingat kejadian-kejadian yang terjadi terutama pengalaman buruktersebut
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) Mudah beralih
( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Klien mengatakan sulit berkonsentrasi untuk hal, lain jika ia mencoba
memikirkannya, pikirannya kembali lagi teringat kejadian yang membuat ia malu.
13. Kemampuan penilaian
( ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien mampu memberi keputusan pada saat di beri pilihan sederhana
14. Daya tilik diri
( v ) Mengingkari penyakit yang diderita
( ) Menyalahkan hal diluar dirinya
Jelaskan :
Klien menyangkal bahwa klien saat ini sedang menderita penyakit jiwa. Yang klien
tahu bahwa dia ingin menyendiri untuk menenangkan pikiran dan tidak mau ditemui
oleh orang sekitarnya.
G. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( v ) Makanan ( ) Keamanan ( ) Perawatan kesehatan ( v ) Pakaian
( ) Transportasi ( ) Tempat tinggal ( ) Uang
Jelaskan :
Klien mau makan tapi hanya sedikit dari porsi yang diberikan rumah sakit serta masih
bisa berpakaian
- Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda? ( ) Ya ( v ) Tidak
Frekuensi makan sehari : 1x sehari
Frekuensi kedapan sehari : 3x sehari
Nafsu makan : ( ) Meningkat ( v ) Menurun ( ) Berlebihan ( ) Sedikit2
Berat badan : ( ) Meningkat ( v ) Menurun
Jelaskan :
Pola makan pasien terganggu sehingga nafsu makan dan berat badan pasien turun.
- Tidur
Apakah ada masalah tidur?
Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Apakah ada kebiasaan tidur siang?
Lama tidur siang :
Apakah yang menolong tidur?
Tidur malam jam :
Jelaskan :
Tidak ada gangguan pola tidur
2. Penggunaan obat
( v ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : Pasien hanya perlu disiapkan obatnya dan perawat harus menunggui klien
minum obat dan memastikan obat sudah benar-benar diminum oleh klien
3. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : ya
Sistem pendukung : ya
Jelaskan : Pasien tidak mampu menggunakan obat secara mandiri, harus dengan
motivasi. klien sudah dirawat selama 2 minggu.
4. Aktivitas didalam rumah
Mempersiapkan makanan : tidak
Menjaga kerapian rumah : tidak
Mencuci pakaian : tidak
Jelaskan :
Pasien hanya duduk malamun dan terkadang ketakutan
5. Aktivitas diluar rumah
( ) Belanja
( ) Transportasi
( ) Lain-lain :
Jelaskan :Tidakadamasalahkeperawatan
H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Reaksi lambat/berlebih
( ) Tehnik relokasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( v) Menghindar
( ) Olah raga ( ) Mencederai diri
( ) Lainnya : ( ) Lainnya :
Jelaskan : Pasienmengatakanapabilapasienmengalamipasienlebihsuka di
pendamsendiridaripadaberceritadengan orang lain
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
o Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga, uraikan
Pasien menganggap pasien malu kepada keluarganya karena pasien merasa sudah
tidak bisa lagi menafkai keluarganya karena sudah jatuh bangkrut.
o Masalah berhubungan dengan lingkungan,uraikan
Semenjak kejadian tersebut klien mengaku tidak pernah berinteraksi dengan lingkungannya
o Masalah dengan pendidikan, uraikan
Tidak ada masalah dengan pendidikannya
o Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien mengalami bangkrut di perusahaannya.
o Masalah dengan perumahan
Tidaka ada masalah
o Masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien sudah jatuh miskin dan merasa sudah tidak bisa lagi menafkahi
o Masalah dengan pelayanan kesehatan
Tidak ada masalah
o Masalah dengan lainnya
Tidak ada masalah
J. Aspek Medis
Diagnosa medis : Isolasi Sosial
Terapi yang diberikan :
1. Chlopromazine : 1 x 100 mg
2. Trihexipenidine : 2 x 2 mg
3. Trifluorperazine : 2 x 5 mg
K. Analisa data
Tgl / Jam
Data Fokus Diagnosis
11 Februari 2015
10.00
DS :
1. Pasien merasakan di jauhi oleh orang
sekitarnya
2. Pasien mengatakan malas berinteraksi
dengan orang lain, pasien lebih suka
menyendiri
DO :
1. Pasien sering menyendiri
2. Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan
orang laindari pada bergabung bersama
rekan-rekannya
DS :
1. Pasien mengatakan merasa minder karena
sudah
Jatuh bangkrut dan jatuh miskin, pasien
malu betemu orang sekitar
2. Tidak bisa memenuhi harapannya untuk
membahagiakan keluarganya
DO : 1. Kontak mata kurang
2. Tidak berinisiatif untuk berinteraksi
dengan orang lain.
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Kerusakankomunikasi
DS :
Klien mengatakan lebih suka diam daripada mengobrol
DO :
1. Klienjarangberkomunikasidengantemann
ya
2. Klienlebihbanyakdiam
verbal
1. Pohon masalah
Kerusakan komunikasi verbal
Harga Diri Rendah
Isolasi Diri : Menarik Diri
2. Diagnosa keperawatan :
Isolasisosial
3. Rencana tindakan keperawatan (Yang utama)
Diagnosamedis : IsolasiSosial
a. Tujuan Umum :
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
b. Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah 2 X berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada
atau terhadap perawat :
a) Wajah cerah, tersenyum
b) Mau berkenalan
c) Ada kontak mata
d) Bersedia menceritakan perasaan
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
- Beri salam setiap berinteraksi
- Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan
perawatberkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
- Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan langkah awal untuk melakukan
interaksi
2. Klien mampu menyebutkan penyebab tanda dan gejala isolasi sosial
Setelah 2 x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab
menarik diri :
a) Diri Sendiri
b) Orang lain
c) Lingkungan
Intervensi :
1.Tanyakan pada klien tentang :
- Orang yang tinggal serumah atau dengan sekamar klien
- Orang yang paling dekat ddengan klien dirumah atau diruangan
perawatan
- Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
- Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah atau diruangan perawat
- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang tersebut
2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri / tidak mau bergaul
dengan orang lain
3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
Rasional :
Dengan mengetahi tanda-tanda dan gejala, kita dapat menentukanlangkah
intervensi selanjutnya
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
Setelah 2 X interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial, misalnya :
a) Banyak teman
b) Tidak kesepian
c) Saling menolong
Dan kerugian menarik diri misalnya :
a) Sendiri
b) Kesepian
c) Tidak bisa diskusi
Intervensi
1.Tanyakan pada klien tentang :
- Manfaat hubungan sosiial
- Kerugian menarik diri
2.Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
3.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Reinforcement dapat meningkatkan harga diri klien
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Setelah 2 X interaksi klien dapat melaksanakan hubungan soosial secara
bertahap dengan :
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Kelompok
Intervensi :
1.Observasi perilaku klien tentang berhubungan sosial
2.Beri motivasi dan bantuu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan
perawat lain, klien lain, kelompok
3.Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.Diskusikan jadwal harian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi
5.Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat
6.Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya melalui
aktifitas yang dilaksanakan
Rasional :
Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang berhubungan dengan orang
lain
5. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial
Setelah 2X interaksi klien dapat menyebutkan perasaanya setelah berhubungan
sosial dengan :
a) Orang lain
b) Kelompok
Intervensi :
1.Diskusikan dengan klien tentang perasaanya setelah berhbungan sosial
dengan :
a. Orang lain
b. Kelompok
2.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Agar klien lebih percaya diri untuk berhungan dengan orang lain
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubyngansosial
Setelah 2X pertemuan, keluarga dapat menjelaskan :
a) Pengertian menarik diri
b) Tanda dan gejala menarik diri
c) Penyebab dan akibat menarik diri
d) Cara merawat klien menarik diri dan mempraktekkannya
Intervensi :
1.Diskusikan pentingya peran serta keluarganay sebagai pendukung untuk
mengatasi perilaku menarik diri
2.Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku
menarik diri
3.Jelaskan pada keluarga tentang :
a) pengertian menarik diri
b) tanda dan gejala menarik diri
c) penyebab dan akibat menarik diri
d) cara merawat klien menarik diri
4.Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
5.Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
6.Beri motivasi keluarga agar membantu klien bersosialisasi
7.Beri pujian pada keluarga atas keterlibatannya merawat klien dirumah sakit
Rasional :
Agar klien lebih percaya diri dan tau akibat tidak berhubungan dengan orang
lain
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Setelah 2X interaksi klien menyebutkan :
a) Manfaat minum obat
b) Kerugian tidak meminum obat
c) Nama, warna, dosis, efek terapi, efek samping obat
d) Penggunaan obat dengan benar
e) Menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
Intervensi :
a) Diskusikan dengan klien tentang manfaaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat.
b) Pantau klien saat penggunaan obat
c) Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
d) Diskusikan berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
e) Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan
Rasional :
Minum obat dapat menyembuhkan penyakit klien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl. : 11 Februari 2015 / 10.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menghindar dari orang lain dan perawat, komunikasi kurang, tidak ada kontak
mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat, tanpak sedih.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
a. Membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
i. Beri salam setiap berinteraksi.
ii. Perkenalkan nama,nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
iii. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
iv. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
v. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
vi. Dengarkan denganpenuh perhatian ekspresi perasaan klien.
b. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Tanyakan pada klien tentang:
1) Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien
2) Orang yang paling dekat dengan klien di rumah di ruang perawatan
3) Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
4) Orang Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan
5) Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
6) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
Diskusikan dengan klien penyebab menari diri atau tidak mau bergaul dengan
orang lain.
Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian
menarik diri
Tanyakan pada klien tentang:
Manfaat hubungan social
Kerugian menarik diri
Diskusikan bersama klien tentang manYaat berhubungan social dan kerugian
menarik diri
Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP1 Pasien :
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial,
membantu pasein mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan.
1. Orientasi
Salam terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi mba?”
”Nama saya Rendi, Saya Mahasiswa yang sedang praktek disini selama 3 minggu”
”Nama bapak siapa? Panggilannya siapa?”
“apa keluhanbapak hari ini ?”
Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan pak?”
”bapak sudah lama disini?
”bapak tau sekarang dimana? bapak kok bisa kesini, kenapa?”
Kontrak
Topik: “Bagaimana perasaan emba saat ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang keluraga dan teman – teman
bapak ?”
Waktu : “Bisa kita bicara pak? 30 menit saja!”
Tempat:“emba mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi
depan?”
2. Fase kerja
(jika pasien baru)
“ siapa saja yang tinggal serumah? siapa yang paling dekat dengan emba? siapa yang
jarang bercakap – cakap dengan emba? apa yang membuat ibu jarang bercakap – cakap
dengannya?
(jika pasien sudah lama dirawat)
“apa yang emba rasakan selamaemba di rawat disini? O.. merasa sendirian? siapa
sajayang emba kenal di ruangan ini?
“apa saja yang emba lakukan dengan teman yang kenal?”
“apa yang menghambat emba dalam berteman atau bercakap – cakap denagn pasien
yang lain?”
“menurut emba apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada
teman bercakap – cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) nah
kalu kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya mbak ? Ya, apa lagi?( sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) jidi banyak ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah belajar bergaul dengan orang lain ?
“Bagus…bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain ?”
“begini lho pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita,
nama panggilan yang kita suka,asal kita dan hobi kita. Contohnya : nama sayaa YY,
senang dipanggil Y. Asal saya dari kota X,hobi memasak.”
“ayo dicoba! misalnya saya belum kenal dengan emba. coba berkenalan dengan saya!
ya, bagus!coba sekali lagi. Bagus sekali!”
“setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut bapak bisa melanjutkan percakapan
tentang hal – hal yang menyenangkan yang bisadibicarakan, misalnya tentang
cuaca,tentang hobi,tentang keluarga,pekerjaan dan sebagainya.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif ( Klien )
“bagaimana perasaan emba setelah kita berkenalan?”
Evalasi Obyektif ( perawat )
Embabisa mengingat – ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada
sehingga embalebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
b. Rencana Tindak Lanjut
Embamau mempraktikkan ke orang lain? bagaimana kalau emba mencoba
berkenalan dengan teman saya, perawat clara. Bagimana emba mau kan?”
c. Kontrak yang akan dating
Topik: “Bagaimana kalau besok kita berkenalan dengan teman saya perawat
clara?”
Waktu : “Besok habis sekitar jam 10.00 wib. Emba mau?”
Tempat : Enaknya kita nanti bicara dimana? Disini atau ditempat lain?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl. : 12 Februari 2015 / 10.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
klien menghindar dari orang lain dan perawat, komunikasi kurang, tidak ada kontak
mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan orang
pertama (perawat)
4. Tindakan Keperawatan
a. Observasi perilaku klien saat berhubungan social
b. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkanalan / komunikasi dengan:
perawat lain
Klien lain
Kelompok
c. Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah di buat.
e. Beri pujian terhadap kemamampuan klien memperluas pergaulanya melalaui
aktivitas yang dilaksanakan.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 2 pasien :
Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama
[perawat])
1. Orientasi
Salam terapeutik
“Assalamualaikum Selamat pagi mba?”
” Bagaimana perasaan emba hari ini?”
Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan mba?”
“sudah diingat – ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Cobasebutkan lagi
sambil bersalaman dengan saya!”bagus sekali, bapak masih ingat.
Kontrak
Topik : “ seperti janji saya, saya akan mengajak emba mencoba berkenalan
dengan teman saya, perawat clara?” sekitar 10 menit.”
Waktu : “Bisa kita bicara mba? 30 menit saja!”
Tempat: “emba mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi
depan?” setelah itu kita temui perawat clara”
2. Fase kerja
(bersama–sama Ny.Kdanperawat mendekati perawat clara)
“selamat pagi perawat ani, Ny.K ingin berkenalan dengan mba clara. Baiklah mba,
emba bisa berkenalan dengan perawat clara seperti yang kita praktikkan
kemarin.”(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat clara:
memberi salam menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
“ada lagi yang bapak ingin tanyakan kepada perawat clara? coba tanyakan tentang
keluarga perawat clara!”
“jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, emba dapat menyudahi perkenalan ini.
Lalu buat janji bertemu lagi dengan perawat clara, misalnya jam 1 siang nanti”
“baiklah perawat lcara, karena Ny.K sudah selesai berkenalan, saya dan Ny.K akan
kembali ke ruang . Selamat pagi”(bersama-sama pasien sudah meninggalkan perawat
untuk melakukan terminasi dengan perawat clara ditempat ini)”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
” bagimana perasaan bapak setelah berkenalan dengan perawat clara?”.
b. Tindak lanjut pasien
“bapak tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
“pertahankan terus apa yang sudah bapak lakukan tadi. Jangan lupa menanyakan
topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menayakan keluarga, hobi,
dan sebaginya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain”.
c. Kontak yang akan datang
Topik : ”Bagaimana kalau besok kita lanjutkan perkenalannya dengan pasien
oki?”.
Waktu : Besok habis olahraga 10.00-11.00 wib. Mba mau?
Tempat : Enaknya kita nanti bicara dimana? Disini atau ditempat lain?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl. : 13 Februari 2015
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menghindar dari orang lain dan perawat, pembicaraan koheren, ada kontak
mata, menolak hubungan dengan orang lain atau perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan
orang kedua-seorang pasien)
Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social.
4. Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap (berkenalan dengan
orang kedua-seorang pasien) :
Observasi perilaku klien saat berhubungan social
Beri motivasi dan bantu klien untuk berkanalan / komunikasi dengan:
perawat lain
Klien lain
Kelompok
Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal yang telah di buat.
Beri pujian terhadap kemamampuan klien memperluas pergaulanya melalaui
aktivitas yang dilaksanakan.
b. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial :
Diskusikan,dengan klien tentang perasaanya setelah berhubungan sosial
dengan:
Orang lain
Kelompok
Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 3 pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
1. Orientasi
Salam terapeutik
“assalamualaikum Selamat pagi mba? bagimana perasaan emba hari ini??”
Evaluasi / validasi
”Sudah sarapan mba?”
” apakah emba bercakap-cakap dengan perawatoki kemarin siang”
(jika jawaban pasien ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain)
“bagiamana perasaan mba setelah bercakap-cakap denagan perawat oki kemarin
siang”
Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
pasien Rita“.“seperti biasa kira-kira 10 menit ?”
Waktu : “Bisa kita bicara? 30 menit saja!”
Tempat: “emba mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau diteras atau dikursi
depan?”
2. Fase kerja
(bersama-sama Y saudara mendekati pasien)
“selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.”
“baiklah mba, emba sekarang bisa berkenalan dengan mas oki seperti yang mba
lakukan sebelumnya”
(pasien mendemonstasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebut nama, nama
panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama)
“ada lagi yang ingin bapak tanyakan kepada Rita “
“kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, mba bisa sudahi perkenalan ini. Lalu
bisa janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti”
(emba membuat janji untuk bertemu kembali dengan Rita)
“baiklah mba Rita, karena bapak sudah selesai berkenalan, saya dan Ny.K akan
kembali keruang Ny.K selamat pagi”
(bersama-sama pasien saudara meninggalkan Rita untuk melakukan terminasi dengan
Ny.K di tempat lain)
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“bagaimana perasaan mba setelah berkenalan dengan mba Rita”
“dibandingkan kemarin pagi, mba tampak lebih baik saat berkenalan dengan mba
Rita”
b. Tindak lanjut pasien
“pertahankan apa yang sudah mba lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu lagi
jam 4 sore nanti”
“selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan
orang lain kita tambah lagi di jadwal harian. Jadi satu hari bpk berbincang-
bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali. Jam 10 pagi jam 1 siang dan jam 8
malam. Emba bisa bertemu dengan perawat Clara, dan tambah dengan pasien
yang baru dikenal. Selanjutnya mba bisa berkenalan dengan orang lain secara
bertahap. Bagaimana mba setuju kan ?”
c. Kontak yang akan datang
Topik : ”Nanti sore, jangan lupa untuk bertemu untuk berkenalan
dengan pasien Rita, agar mba mempunyai banyak teman, mba setuju kan ?”
Waktu : sekitar jam 16.00 sore.
Tempat : Di ruangan pasien Oki.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal / Pkl. : 14 Februari 2015 / 10.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien menerima orang lain, pembicaraan koheren, ada kontak mata, tampak sedih.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri
3. Tujuan Khusus
Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
4. Tindakan Keperawatan
Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi
prilaku menarik diri
Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik
diri
jelaskan pada keluarga tentang:
Pengartian menarik diri
Tanda dan gejala menarik diri
Penyebab dan akibat menarik diri
Cara klien menarik diri
Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 1 Keluarga :
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien isolasi sosial. Peragakan kepada pasangan
Anda.
1. Orientasi
Salam terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi pak?”
”Nama saya Rendi, Saya Mahasiswa yang sedang praktek disini selama 3 minggu”
”Nama bapak siapa? Panggilannya siapa?”
Evaluasi / validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan ibu Sekarang? “
Kontrak
Topik : “ Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak
dan cara perawatannya? “
Waktu : Berapa lama bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam? “
Tempat: “ibu mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau Kita diskusi disini saja ya”
2. Fase kerja
“ Apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat Ny.K? Apa yang sudah dilakukan? “
“ Masalah yang dialami oleh Ny.Kdisebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain. Tanda-
tandanya, antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, dan
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk. Biasanya masalah ini
muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan ketika berhubungan dengan
orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang-orang yang
dicintainya.Jika masalah isolasi sosial ini tidak diatasi, seseorang dapat mengalami
halusinasi, yakni mendengar suara ataupun meihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.
Untuk menghadapi yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Ny.K. Untuk merawat Ny.K, keluarga perlu melakukan beberapa hal.
Pertama, keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Ny.K, caranya
adalah dengan bersikap peduli terhadap Ny.K dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga
perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Ny.K dan untuk dapat melakukan
kegiatan bersama-bersama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan
mencela kondisi Ny.K. selanjutnya jangan biarkan Ny.K sendiri. Buatlah rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan Ny.K, misalnya ibadah bersama, makan bersama,
rekreasi bersama, atau melakukan kegiatan rumah tangga bersama. “
“ Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untk melakukan semua cara itu? Begini
contoh komnikasinya pak, “pak lihat sekarang emba bisa bercakap-cakap dengan
orang lain. Perbincangannya lumayan lama. bapak senang sekali melihat
perkembangan emba. Coba bapak berbincang-bincang dengan yang lain. Bagaimana
pak, bapak mau coba kan”
“ Nah, coba sekarang bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan!
Bagus, bapak telah memperagakan dengan baik sekali! “
“ Sampai disini ada yang ingin ditanyakan pak? “
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi? “
b. Tindak lanjut pasien
“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial. Selanjutnya dapatkah bapak sebutkan kembali
cara-cara merawat anak ibu yang mengalami masalah isolasi sosial? “
“ Bagus sekali, bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut!
Nanti kalau ketemu Ny.K coba bapak lakukan. Dan tolong ceritakan pada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama.“
c. Kontak yang akan datang
Topik : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk latihan langsung dengan Ny.K,
bapak setuju kan ?”
Waktu : tiga hari lagi sekitar jam 08.00 pagi.
Tempat : Di ruangan ini ya pak