aspek bias dalam pengambilan keputusan pembelian produk

20
1 Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa (Studi pada Pegawai Akademik UKSW) Alvi Novia Maria Rio Rita * Email: [email protected] [email protected] (* Dosen Tetap Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana) Abstract This research aims to obtain the empirical evidence that regarding the bias aspect in making decision to purchase the life insurance product. Formulation of the problem in this research is finding the bias aspect that dominates the psychological academic employees of SWCU in making decision to purchase the life insurance product. This research uses four categories of bias aspects, i.e. aspects of excessive optimism, overconfidence, confirmafion bias, and the illusion of control. The sample consists of fourty three academic staff of SWCU who has had experience or never bought the life insurance product. The sampling method used in the research was nonprobability sampling with purpose sampling. Methods of data analysis used in the study were the descriptive statistic. The findings in the research show that aspects of the excessive optimism bias that dominated is owned by the employees of SWCU when will take the decision to buy life insurance product. It is followed by the illusion of control in the second place and overconfidence in the third place. Last but not least, the confirmation bias. Keywords: Life Insurance, Overconfidence, Confirmation Bias, Excessive Optimism, Illusion of Control Latar Belakang Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2010: 2). Menurut Djojosoedarso (1999) risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/ tidak diinginkan. Banyak cara untuk mengurangi dampak risiko seperti menghindar, mengendalikan, memisahkan, melakukan kombinasi atau memindahkan. Pemindahan risiko tersebut dapat

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

1

Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa

(Studi pada Pegawai Akademik UKSW)

Alvi Novia

Maria Rio Rita *

Email: [email protected] [email protected]

(* Dosen Tetap Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana)

Abstract

This research aims to obtain the empirical evidence that regarding the bias aspect in

making decision to purchase the life insurance product. Formulation of the problem in this

research is finding the bias aspect that dominates the psychological academic employees of

SWCU in making decision to purchase the life insurance product. This research uses four

categories of bias aspects, i.e. aspects of excessive optimism, overconfidence, confirmafion bias,

and the illusion of control. The sample consists of fourty three academic staff of SWCU who has

had experience or never bought the life insurance product. The sampling method used in the

research was nonprobability sampling with purpose sampling. Methods of data analysis used in

the study were the descriptive statistic. The findings in the research show that aspects of the

excessive optimism bias that dominated is owned by the employees of SWCU when will take the

decision to buy life insurance product. It is followed by the illusion of control in the second place

and overconfidence in the third place. Last but not least, the confirmation bias.

Keywords: Life Insurance, Overconfidence, Confirmation Bias, Excessive Optimism, Illusion of

Control

Latar Belakang

Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan

yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai

pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2010: 2). Menurut Djojosoedarso (1999) risiko selalu

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/ tidak

diinginkan. Banyak cara untuk mengurangi dampak risiko seperti menghindar, mengendalikan,

memisahkan, melakukan kombinasi atau memindahkan. Pemindahan risiko tersebut dapat

Page 2: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

2

menimbulkan biaya. Apabila kita memindahkan risiko kepada penanggung risiko dalam hal ini

perusahaan asuransi, maka kita harus membayar biaya dalam bentuk premi asuransi sebagai

imbalan atas risiko yang diambil alih oleh perusahaan asuransi. Tujuan pemindahan ini intinya

adalah untuk memberi kepastian dalam arti mencoba memperkecil dampak keuangan seandainya

risiko tersebut tidak terhindarkan.

Djojosoedarso (1999), membagi asuransi menjadi empat jenis, yaitu asuransi jiwa,

asuransi kerugian/umum, re-asuransi umum dan asuransi sosial. Dari keempat jenis perusahaan

asuransi tersebut, penelitian ini lebih memfokuskan pada perusahaan asuransi jiwa. Data dari

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan penetrasi jumlah polis asuransi jiwa di

Indonesia, khususnya individu, masih rendah, hanya 3,6 persen terhadap jumlah populasi

penduduk. Jumlah pemegang polis juga masih rendah, satu persen dari jumlah penduduk. Meski

begitu, sebagian orang memiliki 8-9 bahkan hingga 12 polis asuransi per individu dengan

minimal premi Rp 300.000 per bulan dari berbagai perusahaan asuransi

(http://female.kompas.com). Perlahan, kesadaran akan pentingnya proteksi meningkat dalam

masyarakat kita. Sayangnya kesadaran ini kurang diiringi dengan pengetahuan tentang aneka

produk asuransi. Keterbatasan informasi dan pengetahuan produk dan kurangnya penjelasan

agen asuransi kerap mengakibatkan konsumen membuat kesalahan ketika membeli asuransi

(http://lipsus.kompas.com).

Memproteksi diri dalam menghadapi risiko tentu merupakan langkah yang penting.

Namun, yang juga penting adalah memahami produk asuransi seperti apa yang kita butuhkan.

Hasrat melindungi diri tetaplah harus diimbangi kecermatan dalam memilih produk asuransi.

Santoso (2009) dalam studi tentang perilaku, asumsi yang dibangun adalah bahwa perilaku

seseorang dalam pengambilan keputusan sebenarnya tidak sepenuhnya rasional. Seringkali

Page 3: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

3

perilaku seseorang dalam mengambil keputusan, seperti masalah keuangan dilatarbelakangi oleh

emosi atau pengaruh orang lain disekitarnya. Menurut Supramono dan Putlia (2010), keputusan

yang lebih didominasi oleh faktor psikologis akan mengarah pada hasil keputusan yang bias

karena faktor rasa yang ada pada diri seseorang melebihi pertimbangan faktor rasio. Faktor

psikologis merupakan faktor yang turut berperan dalam pengambilan keputusan yang kurang

rasional. Shefrin (2007) mengklasifikasikan gejala psikologis yang dapat membuat manajer salah

dalam mengambil keputusan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : (1) biases, (2) heuristic, dan (3)

framing effects.

Studi oleh Santoso (2009) pada pengusaha tekstil di Pekalongan menyimpulkan bahwa

aspek bias turut berperan penting terhadap psikologis para pengusaha tekstil sewaktu akan

mengambil keputusan investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Marbun (2010) pada

industri tempe dan kripik tempe di desa Karangtengah Prandon mengemukakan bahwa

pengusaha industri tempe dan kripik tempe di desa tersebut cenderung mengalami bias

psikologis dalam pengambilan keputusan hutang yang dilakukan oleh pengusaha dan termasuk

dalam kategori tinggi. Hasil perolehan tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar

pengusaha cenderung memiliki excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan

illusion of control yang tinggi dalam pengambilan keputusan hutangnya. Berdasarkan hasil

penelitian Santoso (2009) dan Marbun (2010), fokus penelitian ini pada kategori bias yang

dikaitkan dengan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa.

Bias merupakan kecenderungan kesalahan prediksi (Shefrin, 2007). Aspek bias

merupakan salah satu aspek yang cenderung menghasilkan keputusan yang tidak menjamin

ketepatan secara mutlak. Pengambil keputusan memiliki kemungkinan untuk mengambil

keputusan yang salah. Nofsinger (2005) menekankan bahwa bias yang diakibatkan faktor

Page 4: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

4

psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang baik.

Bias mengakibatkan kesalahan prediksi karena membuat orang salah dalam memperhitungkan

risiko yang dapat terjadi. Bias dapat digolongkan menjadi empat, yaitu excessive optimism,

overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control Shefrin (2007).

Penelitian Taroreh (2011) pada pegawai UKSW menunjukkan bahwa pegawai UKSW

cenderung mengalami illusion of control dalam pembelian asuransi jiwa. Nofsinger (2005)

mengemukakan jika terdapat enam indikator yang memicu terjadinya perkembangan illusion of

control antara lain pilihan, urutan hasil, kefamiliaran tugas, informasi, keterlibatan aktif, dan

kesuksesan masa lalu. Keenam faktor tersebut terbukti ditemui pada responden yang dijadikan

sampel penelitian dengan faktor pilihan, urutan hasil, kefamiliaran tugas, keterlibatan aktif

tergolong dalam range tinggi. Sedangkan informasi dan kesuksesan masa lalu berada dalam

range sedang. Adanya illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk

asuransi jiwa, berarti dalam mengambil keputusannya sering mengedepankan faktor perasaan

dan psikologis daripada rasio sehingga menghasilkan keputusan yang bias. Kecenderungan

faktor illusion of control pada sampel yang diteliti berada pada tingkat yang tinggi berarti para

pegawai UKSW merasa dapat mengontrol atau paling tidak mempengaruhi hasil pembelian

asuransi jiwanya, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Taroreh

(2011), tetapi penelitian ini akan melihat secara menyeluruh dari aspek bias psikologis yang

dapat digolongkan menjadi empat, yaitu excessive optimism, overconfidence, confirmation bias,

dan illusion of control, yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan pembelian produk

asuransi jiwa pada pegawai akademik UKSW (tenaga pengajar). Berdasarkan latar belakang

yang telah diuraiakan maka masalah yang hendak dijawab dalam studi ini adalah: aspek bias apa

Page 5: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

5

yang mendominasi psikologis pegawai akademik UKSW sewaktu pengambilan keputusan

pembelian produk asuransi jiwa?

Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

Asuransi

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara

mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan

asuransi. Menurut UU No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau

pertanggungan adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan

penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.

Perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan asuransi yang bidang usahanya risiko

keuangan sebagai akibat dari kematian orang-orang yang dipertanggungkan jiwanya

Djojosoedarso (1999). Sedangkan Rosefsky dalam Taroreh (2011) menggolongkan asuransi jiwa

menjadi empat. Pertama yaitu Permanent Insurance, merupakan asuransi yang perjanjiannya

bersifat permanen di mana pembayaran preminya tetap; kedua: Term Insurance merupakan

asuransi yang perjanjiannya bersifat sementara dan apabila jangka waktu perjanjian telah habis

sedangkan pembeli asuransinya masih hidup maka pemegang polis asuransi tidak dapat menarik

uangnya kembali: ketiga: Universal Life Insurance merupakan asuransi yang perjanjiannya dapat

diperbaharui secara periodik dan terdapat unsur investasi; dan keempat: anuitas merupakan

Page 6: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

6

asuransi yang memiliki jangka waktu tertentu di mana pemegang polis wajib membayar

sejumlah uang kepada perusahaan asuransi dan di masa akan datang, selama jangka waktu

tertentu pula perusahaan asuransi tersebut wajib membayar sejumlah uang kepada pihak

pemegang polis asuransi.

Aspek Bias

Marbun (2010) menyatakan bahwa aspek psikologis berperan dalam membentuk perilaku

individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut dalam melakukan pengambilan keputusan

yang berbeda dari asumsi teori ekonomi, yaitu individu akan membuat keputusan yang rasional,

padahal sebenarnya individu tidak selalu sepenuhnya rasional. Perilaku yang tidak sepenuhnya

rasional tersebut tidak lepas dari pengaruh perasaan dan sikap seseorang.

Shefrin (2007) mengemukakan bahwa aspek bias merupakan gejala psikologis yang ada

dalam diri masing-masing individu yang dapat berakibatkan seseorang mengambil keputusan

yang salah. Bias yang diakibatkan faktor psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam

membuat keputusan keuangan yang baik (Nofsinger, 2005), salah satunya yaitu keputusan untuk

membeli produk asuransi.

Aspek bias memiliki 4 (empat) jenis kategori menurut Shefrin (2007) yaitu :

1. Excessive optimism (optimis yang berlebihan): Seseorang berharap secara berlebihan

akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh

hasil yang sebaliknya.

2. Overconfidence (kepercayaan diri yang berlebihan): Seseorang terlalu percaya bahwa

pandangannya tepat dan yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dan pengetahuan di

atas rata-rata.

3. Confirmation bias (penyimpangan konfirmasi): Seseorang hanya akan menggunakan

Page 7: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

7

informasi yang sesuai dengan pandangannya dan mengabaikan informasi yang tidak

sesuai dengan pandangannya.

4. Illusion of control (kendali ilusi): Seseorang merasa mampu mengendalikan hasil dari

keputusan yang diambilnya.

Cassar dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa excessive optimism paling sering terjadi

pada pengusaha yang baru memulai usahanya, pengusaha sangat yakin akan pasti memperoleh

keberhasilan dalam kegiatan operasional bisnis mereka. Hal ini juga bisa terjadi pada keluarga

yang baru pertama kali membeli produk asuransi, keluarga sangat yakin akan pasti memperoleh

keberhasilan mendapatkan proteksi dari perusahaan asuransi yang dipilihnya.

Nofsinger (2005) menjelaskan bahwa overconfidence berasal dari dua sumber psikologis,

yaitu ilusi pengetahuan (illusion of knowledge) dan ilusi kendali (illusion of control). Ilusi

pengetahuan merupakan kondisi dimana seseorang merasa lebih percaya diri atas ramalan atau

prediksinya disebabkan memiliki banyak informasi. Semakin baru informasi yang diperoleh akan

membuatnya merasa mempunyai kendali atas hasil yang akan diperolehnya. Sedangkan ilusi

kendali adalah keadaan dimana orang sering mempercayai bahwa mereka telah mempengaruhi

hasil yang diperoleh dari peristiwa yang tak terkendali. Shefrin (2007) mengungkapkan bahwa

overconfidence merupakan kesalahan prediksi mengenai seberapa baik seseorang memahami

kemampuan dan batas pengetahuannya. Overconfidence dan excessive optimism seringkali

berjalan beriringan, tetapi itu adalah dua hal yang tidak sama. Seseorang bisa jadi pesimis, tetapi

juga overconfidence. Venter dan Michayluk dalam Marbun (2010) mengungkapkan mayoritas

orang cenderung menilai lebih kemampuan, dan mereka menganggap kemampuan mereka di atas

rata-rata. Overconfidence sebenarnya merupakan bias dari rasa optimisme (Santoso, 2009).

Page 8: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

8

Phung dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa confirmation bias dalam diri seseorang

membuat seseorang yang bersangkutan cenderung memilih dan menaruh perhatian lebih pada

informasi yang mendukung opini mereka, sementara itu mereka mengabaikan informasi yang

bertentangan dengan opini mereka. Dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi,

keluarga yang mengalami confirmation bias akan mengambil informasi mengenai produk

asuransi yang sesuai dengan pandangannya sebanyak mungkin, serta mengabaikan informasi

yang tidak mendukung pendapatnya.

Terdapat 6 (enam) hal yang memicu terjadinya perkembangan illusion of control antara

lain pilihan, urutan hasil, kefamiliaran tugas, informasi, keterlibatan aktif, dan kesuksesan masa

lalu (Nofsinger, 2005). Hal ini berarti semakin aktif keluarga dalam membuat pilihan terhadap

asuransi dalam arti terlibat aktif dalam menentukan pilihan asuransinya, maka keluarga akan

lebih yakin memperoleh suatu keberhasilan dari apa yang telah dipilihnya. Cara atau proses

mendapatkan hasil (urutan hasil) mempengaruhi illusion of control. Hasil positif yang lebih awal

membuat keluarga memiliki illusion of control yang lebih besar dari pada yang bisa diberikan

hasil negatif. Semakin familiar keluarga dengan asuransi, maka semakin besar kontrol yang

keluarga rasakan dalam keputusan pembelian asuransi tersebut. Semakin banyak informasi

mengenai asuransi yang didapatkan, illusion of control juga semakin besar. Saat keluarga terlibat

aktif dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi, maka perasaan memegang

kontrol juga secara proporsional menjadi semakin besar, sehingga keluarga yang mengambil

keputusan pembelian asuransi merasa yakin akan mendapatkan proteksi yang diinginkannya.

Selain itu, perkembangan illusion of control juga dipengaruhi oleh kesuksesan masa lalu.

Semakin banyak kesuksesan yang dialami keluarga, maka mereka akan menyebutnya sebagai

hasil dari kemampuan mereka sendiri, bahkan faktor keberuntunganlah yang sebenarnya banyak

Page 9: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

9

terlibat. Keluarga yang sebelumnya pernah membeli asuransi dan dapat dikatakan berhasil dalam

artian merasa terproteksi, maka akan memiliki illusion of control apabila melakukan

pengambilan keputusan pembelian asuransi lagi. Studi psikologi menemukan bahwa

meningkatnya kontrol yang dirasakan juga akan membuat excessive optimism meningkat

(Shefrin, 2007).

Studi Taroreh (2011) pada pegawai UKSW mengemukakan bahwa pegawai UKSW

memiliki aspek illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi

jiwa. Adanya illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa,

berarti dalam mengambil keputusannya sering mengedepankan faktor perasaan dan psikologis

daripada rasio sehingga menghasilkan keputusan yang bias. Kecenderungan faktor illusion of

control pada sampel yang diteliti berada pada tingkat yang tinggi berarti para pegawai UKSW

merasa dapat mengontrol atau paling tidak mempengaruhi hasil pembelian asuransi jiwanya,

tetapi pada kenyataannya tidak demikian.

Metode Penelitian

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode survey dengan membagikan

kuesioner kepada pegawai akademik UKSW. Teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria pegawai akademik

UKSW yang memiliki pengalaman atau pernah membeli produk asuransi jiwa dan bersedia

menjadi responden. Responden yang terkumpul berjumlah 43 orang.

Page 10: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

10

Pengukuran konsep

Konsep yang akan diukur dalam penelitian ini adalah aspek bias dalam pengambilan

keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Konsep diukur pada aras pengukuran interval dengan

menggunakan likert scale.

Skor untuk tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju = 5

S : Setuju = 4

KS : Kurang Setuju = 3

TS : Tidak Setuju = 2

STS : Sangat Tidak Setuju = 1

Tabel 1. Pengukuran Konsep Aspek Bias

Konsep Definisi Konsep Indikator

Excessive

Optimism

Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa

seringnya orang menaksir terlalu tinggi terhadap hasil

yang baik dan menganggap remeh hasil yang kurang baik

dari pengalaman yang mereka dapat.

1. Berkeyakinan akan

mendapatkan keuntungan yang

tinggi dari investasi asuransi

jiwa yang dipilihnya.

2. Berkeyakinan bahwa asuransi

jiwa yang dipilihnya bermanfaat

bagi keluarganya.

3. Berkeyakinan bahwa asuransi

jiwa yang dipilihnya dapat

memberikan hasil yang lebih

baik dimasa mendatang.

4. Berkeyakinan bahwa premi dari

asuransi jiwa yang dipilihnya

dapat berjalan dengan lancar.

Overconfidence Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa

seringnya orang membuat kesalahan karena kepercayaan

diri mereka sendiri yang terlalu berlebihan dan

menganggap kemampuan diri sendiri yang paling baik.

1. Percaya dengan kemampuan

diri sendiri dalam menentukan

produk asuransi jiwa.

2. Terlalu percaya diri akan

mendapatkan hasil yang

optimal.

3. Tidak memperdulikan

masukkan dari orang lain.

Confirmation

Bias

Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seseorang

lebih suka mendengar anggapan atau pendapat dari orang

yang sejalan dengan pemikirannya. Sehingga akan lebih

mempertimbangkan informasi yang sesuai dengan

pendapat pribadi.

1. Tidak suka mendengarkan

pendapat dari orang yang

bertentangan dengan

pemikirannya.

2. Menggunakan informasi yang

diberikan oleh orang yang

sejalan dengan pemikirannya

sebagai bahan pertimbangan.

3. Lebih memperhatikan

masukkan atau pendapat orang

yang sesuai dengan

pendapatnya.

4. Cenderung mengesampingkan

Page 11: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

11

informasi yang tidak sesuai

dengan pemahamannya.

Illusion of

Control

Suatu penyimpangan yang menyebabkan seseorang

merasa seakan-akan ia dapat mengendalikan

lingkungannya, padahal sebenarnya tidak.

1. Berkeyakinan bahwa mampu

memilih asuransi jiwa yang

terbaik.

2. Berkeyakinan bahwa asuransi

jiwa yang dipilihnya bisa

memberikan proteksi yang

lebih baik.

3. Beranggapan bahwa sudah

tidak asing lagi dengan produk

asuransi jiwa sehingga akan

mendapatkan proteksi yang

diinginkan.

4. Yakin pada keputusannya

sendiri tanpa perlu meminta

masukkan dari orang lain.

Sumber : Santoso, J. S., (2009)

Teknik Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan secara deskriptif kualitatif.

Sedangkan klafisikasi tingkatan bias diukur dengan nilai rata-rata menjadi 2 kategori,yaitu bias

tinggi dan bias rendah.

Adapun penentuan interval kategori kelas (I) adalah sebagai berikut :

I =𝑀𝑎𝑘𝑠−𝑀𝑖𝑛

𝐾…….………………………………………(1)

=5 − 1

2= 2

Interval kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Definisi dan Range Setiap Variabel

Interval rata-rata jawaban Interpretasi

1,00 – 3,00 Rendah

3,01 – 5,00 Tinggi

Analisis Data

Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian merupakan pegawai Akademik UKSW yang menjadi

nasabah perusahaan asuransi jiwa dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan kuesioner yang

Page 12: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

12

dibagikan kepada responden tersebut, diperoleh gambaran umum responden meliputi karateristik

responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja di UKSW, dan lama

menjadi nasabah.

Tabel 3. Gambaran Umum Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)

Ukuran Sampel 43 100

A. Jenis Kelamin :

Laki-laki

Perempuan

28

15

65,1

34,9

B. Usia (tahun) :

24-33

34-43

44-53

≥ 54

2

23

11

7

4,6

53,5

25,6

16,3

C. Pendidikan :

S1

S2

S3

Profesor

3

30

9

1

7

69,8

20,9

2,3

D. Lama Bekerja di UKSW

< 9

9-16

17-24

≥ 25

13

20

9

1

30,2

46,6

20,9

2,3

E. Lama menjadi nasabah

asuransi jiwa (tahun)

< 8

8-14

15-21

26

13

4

60,5

30,2

9,3

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jika responden dalam penelitian ini menurut

jenis kelaminnya lebih banyak responden pria yaitu 28 responden (65,1%). Sebagian besar

responden berusia antara 34-43 tahun yaitu sebanyak 23 responden (53,5%) dan diikuti oleh

kelompok usia antara 44-53 berjumlah 11 responden (25,6%). Untuk jenjang pendidikan,

sebagian besar responden berasal dari latar belakang pendidikan S2 yaitu sejumlah 30 responden

(69,8%). Untuk jenjang lama bekerja di UKSW, paling banyak responden bekerja selama 9-16

tahun sejumlah 20 responden (46,6%). Sedangkan mayoritas responden menjadi nasabah

perusahaan asuransi selama < 8 tahun yaitu sejumlah 26 orang (60,5%). Ditinjau dari jenis

Page 13: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

13

asuransi yang diikuti oleh responden, tabel 4 berikut menunjukkan bahwa PT Prudential Life

Assurance merupakan asuransi yang paling banyak di beli oleh pegawai akademik UKSW

dengan jumlah 24 orang (55,8%). Sedangkan PT Sequis Life berada di urutan kedua dengan

jumlah 5 orang (11,6%) dan PT AIA Financial dengan jumlah 5 orang (11,6%). Hal ini

menunjukkan tendensi kemampuan responden dalam memilih perusahaan asuransi berdasarkan

kinerja.

Tabel 4. Perusahaan Asuransi Jiwa yang Dipilih oleh Responden

Perusahaan Asuransi Jiwa Frekuensi Persentase (%)

Prudential Life Assurance 24 55,8

Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG 2 4,7

Asuransi Allianz Life Indonesia 3 7

AIA Financial 5 11,6

Sequis Life 5 11,6

AXA Mandiri 3 7

Bumiputera 1 2,3

Total 43 100

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Menentukan valid atau tidaknya variabel dengan membandingkan r hitung dengan r tabel,

dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Nugroho, 2011: 27). Dengan tingkat signifikansi 5

% diperoleh r tabel = 0,444. Dengan demikian semua dinyatakan valid, karena masing-masing

variabel yang diuji memiliki koefisien korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel (0,444).

Tabel 5. Uji Validitas

Variabel Corrected Item-Total Correlation Validitas

Excessive optimism

P1

P2

P3

P4

0,928

0,879

0,928

0,821

VALID

VALID

VALID

VALID

Overconfidence

P5

P6

P7

0,829

0,934

0,773

VALID

VALID

VALID

Page 14: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

14

Confirmation bias

P8

P9

P10

P11

0,766

0,597

0,928

0,880

VALID

VALID

VALID

VALID

Illusion of control

P12

P13

P14

P15

0,560

0,555

0,642

0,571

VALID

VALID

VALID

VALID

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas menggunakan metode alpha cronbach pada nilai alpha dalam

skala 0 – 1, yang dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) kelas seperti tabel berikut :

Tabel 6. Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabitias

0.00 – 0.20 Kurang reliabel

0.201 – 0.40 Agak reliable

0.401 – 0.60 Cukup reliable

0.601 – 0.80 Reliabel

0.801 – 1.00 Sangat reliable

Sumber : Nugroho, (2011)

Tabel 7. Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas

1. Excessive optimism

0,912 Sangat Reliabel

2. Overconfidence

0,784 Reliabel

3. Confirmation bias

0.804 Sangat Reliabel

4. Illusion of control

0,269 Agak Reliabel

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa variabel Excessive Optimism dan

Confirmation bias tergolong sangat reliabel. Sedangkan variabel Overconfidence tergolong

reliabel dan Illusion of control tergolong agak reliabel.

Page 15: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

15

Aspek Bias Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa

Untuk dapat mengetahui aspek bias dalam diri pegawai akademik UKSW termasuk

dalam kategori rendah atau tinggi, maka penelitian ini menggunakan pengalaman pengambilan

keputusan pembelian produk asuransi jiwa para pegawai akademik UKSW. Jika skor nilai

terletak antara rentang 1,00 – 3,00 termasuk kategori rendah, dan 3,01 – 5,00 termasuk kategori

tinggi. Tabel di bawah ini akan memaparkan aspek psikologis excessive optimism.

Tabel 8. Excessive optimism

Bias Psikologis Rata-rata

Excessive optimism 4,32

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh 4,32 dan tergolong dalam kategori

tinggi. Hasil dari rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai akademik

UKSW cenderung memiliki excessive optimism yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk

membeli produk asuransi jiwa. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan

mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin produk

asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan

manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan

premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.

Tabel 9. Overconfidence

Bias Psikologis Rata-rata

Overconfidence 3,53

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Overconfidence memiliki rata-rata sebesar 3,53 dan tergolong dalam kategori tinggi.

Hasil dari rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai akademik UKSW yang

menjadi responden dalam penelitian ini cenderung memiliki overconfidence yang tinggi dalam

Page 16: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

16

pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Sebagian pegawai akademik UKSW

sangat percaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki tentang produk

asuransi jiwa dan mengabaikan masukkan atau saran dari orang lain. Overconfidence dalam

pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa menyebabkan pegawai akademik

UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi) yang optimal dari produk asuransi

jiwa yang mereka beli.

Tabel 10. Confirmation Bias

Bias Psikologis Rata-rata

Confirmation Bias 3,43

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Confirmation bias dalam tabel 10 memiliki rata-rata sebesar 3,43 dan tergolong dalam

kategori tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa pegawai akademik UKSW memiliki

kecenderungan kearah confirmation bias dalam pengambilan keputusan pembelian produk

asuransi jiwa yang mereka ambil. Hal ini terlihat pada jawaban sebagian besar pegawai

akademik UKSW yang setuju dengan indikator tidak perlu mendengarkan pendapat dari orang

yang bertentangan, menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan

pemikiran mereka sebagai bahan pertimbangan, lebih memperhatikan pendapat orang yang

sesuai dengan pendapat mereka, serta cenderung mengesampingkan informasi yang tidak sesuai

dengan pemahamannya. Sebagian pegawai akademik UKSW cenderung tidak menerima

pendapat orang lain yang tidak sejalan dengan pendapatnya mengenai produk asuransi jiwa serta

hanya mencari informasi dan menggunakan informasi yang mendukung keputusannya. Kondisi

seperti itulah yang menyebabkan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi yang

dilakukan pegawai akademik UKSW menjadi tidak sepenuhnya tepat. Seharusnya pegawai

akademik UKSW tidak hanya mendengarkan pendapat atau informasi yang sejalan, melainkan

Page 17: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

17

mau mendengarkan masukan atau saran dari pihak lain yang dimungkinkan dapat menghasilkan

keputusan yang tidak bias.

Tabel 11. Illusion of Control

Bias Psikologis Rata-rata

Illusion of Control 3,91

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Illusion of control memiliki rata-rata sebesar 3,91 dan tergolong dalam kategori tinggi.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai akademik UKSW cenderung memiliki

illusion of control yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa.

Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk

membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah

pilihan yang paling baik, asuransi jiwa pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik

karena tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika

hendak membeli produk asuransi jiwa tanpa campur tangan dari orang lain.

Setelah merinci satu per satu aspek psikologis yang terdapat dalam kategori bias maka

tabel di bawah akan dipaparkan hasil dari penggabungan keempat aspek psikologis tersebut,

yaitu excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control.

Tabel 12. Bias Psikologis

Bias Psikologis Rata-rata Interpretasi

Excessive optimism 4,32 Tinggi

Overconfidence 3,53 Tinggi

Confirmation bias 3,43 Tinggi

Illusion of control 3,91 Tinggi

Sumber : Data primer yang di olah, 2013

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa aspek bias excessive optimism atau optimis

yang berlebihan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu sebesar 4,32 tergolong dalam kategori

Page 18: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

18

tinggi. Di urutan kedua yaitu illusion of control sedangkan di urutan ketiga yaitu overconfidence

dan terakhir confirmation bias atau penyimpangan konfirmasi.

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pegawai akademik UKSW cenderung mengalami

bias psikologis yang tinggi dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Bias

excessive optimism ternyata mendominasi para pegawai akademik UKSW ketika akan

mengambil keputusan membeli produk asuransi jiwa. Ada kemungkinan pegawai akademik

UKSW tersebut merasa yakin produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan

keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil

yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat

dibayar dengan lancar.

Di urutan kedua yaitu illusion of control, hal ini dapat dilihat pada saat pegawai

akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka

merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah pilihan yang paling baik, asuransi jiwa

pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik karena tidak asing lagi dengan produk

asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika hendak membeli produk asuransi jiwa

tanpa campur tangan dari orang lain.

Sedangkan di urutan ketiga yaitu overconfidence atau kepercayaan diri yang berlebihan

Hasil ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa

menyebabkan pegawai akademik UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi)

yang optimal dari produk asuransi jiwa yang mereka beli.

Urutan terakhir yaitu confirmation bias, hal ini mengindikasikan bahwa pegawai

akademik UKSW tidak perlu mendengarkan pendapat dari orang yang bertentangan,

Page 19: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

19

menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan pemikiran mereka

sebagai bahan pertimbangan, lebih memperhatikan pendapat orang yang sesuai dengan pendapat

mereka, serta cenderung mengesampingkan informasi yang tidak sesuai dengan pemahamannya.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Penelitian ini mengambil sampel dari responden yang karakteristiknya tergolong

homogen yaitu semuanya memiliki pendapatan yang tetap dan rata-rata berpendidikan yang

tinggi, sehingga dapat diterapkan untuk kategori responden yang lebih beragam; kedua,

kuesioner dalam penelitian ini mungkin mengandung unsur leading questions artinya kuesioner

yang sifatnya mengarahkan jawaban responden, sehingga terdapat kemungkinan untuk

menyusun kuesioner dalam bentuk terbuka agar dapat menangkap jawaban responden lebih luas

lagi.

Daftar Pustaka

Ali, Z., 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta.

Djojosoedarso, Soeisno, 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat,

Jakarta.

Djumena, Erlangga, 2011. Kesalahan Ketika Membeli Asuransi.

http://lipsus.kompas.com/asuransi/read/2011/10/20/11031859/Kesalahan.Ketika.Membeli

.Asuransi. Diunduh 11 Oktober 2012

Fahmi, Irham, 2010. Manajemen Risiko : Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta, Bandung.

Fazriyati, Wardah, 2012. Ketagihan Proteksi Diri karena Melek Finansial.

http://female.kompas.com/read/2012/06/04/11325474/Ketagihan.Proteksi.Diri.karena.Me

lek.Finansial. Diunduh 21 Oktober 2012

Marbun, L. R., 2010. Aspek Bias Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang Studi pada

Industri Tempe dan Kripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi

Provinsi Jawa Timur, Skripsi Fakultas Ekonomika dam Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

Nofsinger, J. R. 2005. The Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey: Pearson

Prentice Hall, Upper Saddle River.

Nugroho, Y. A., 2011. It’s Easy Olah Data dengan SPSS, Skripta Media Creative, Yogyakarta.

Santoso, J. S., 2009. Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pengusaha Tekstil di

Pekalongan Studi Kasus pada Usaha Tekstil Skala Kecil dan Menengah di Kompleks

Pertokoan Pasar Banjarsari Pekalongan, Skripsi Fakultas Ekonomika dam Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 20: Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

20

Shefrin, Hersh, 2007. Behavioral Corporate Finance: Decisions that Create Value, McGrwall-

Hill/Irwin, New York.

Supramono dan Nancy Putlia, 2004. Persepsi dan Aspek Psikologis dalam Pengambilan

Keputusan Hutang Studi pada Home Industry Tempe di Salatiga, Jurnal Keuangan dan

Perbankan, Vol. 14

Taroreh, H. G., 2011. Ilusion of Control Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk

Asuransi Jiwa pada Pegawai UKSW. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana.

Undang-undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.