askep pre eklampsia-1

10
 ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN PREEKLAMSI DISUSUN OLEH: IRMAYANTIADEWARJA NPM: 220112140539 FITRI BAYU KARTIKA NPM: 220110210505 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAW A TAN PROFESI KEPERAWA TA N MATERNITAS  ANGKATAN I BANDUNG 2015

Upload: irma-yanti

Post on 04-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nurse

TRANSCRIPT

R.Bersalin

asuhan keperawatan MATERNITAS

dengan preeklamsi

disusun oleh:

irmayantiadewarja NPM: 220112140539fitri bayu kartika npm: 220110210505

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

ANGKATAN XXIX

BANDUNG

2015

TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR TEORI

A. PENGERTIAN

Per eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, ditandai dengan munculnya gejala hypertensi setelah kehamilan 20 minggu yang tidak pernah dirasakan sebelum hamil disertai dengan proteinuria (Susan scott ricci, 2009). Penyebab utama terjadinya preeklamsi belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor resiko terjadinya hipertensi menurut Susan scott ricci (2009) adalah sebagai berikut: 1. Cronic renal desease2. Hypertensi kronis

3. Riwayat keluarga dengan preeklamsi

4. Kehamilan multifetal

5. Umur ibu < 20thn atau > 40thn

6. Diabetes

7. Obesitas

8. Riwayat preeklamsi pada kehamilan sebelumnya

B. Klasifikasi preeklamsi

Klasifikasi preeklamsi diperlukan untuk menentukan intervensi, karena jika preeklamsi tingkat sedang masih dapat dirawat di rumah sedangkan preeklamsi berat harus di rawat di rumahsakit. Klasifikasi preeklamsi menurut Susan scott ricci ( 2009) yaitu sedang dan berat dengan kriterianya adalah sebagai berikut:

Tanda dan gejalaPreeklamsi sedangPreeklamsi berat

Pengaruh terhadap ibu:

Tekanan darah>140/90mmhg160/110

Mean arterial pressure (MAP)>105>105

Proteinuria

Quantitatif analisis 24 jam

Qualitatif>3g

1+>2g

2+ s.d 3+

Reflekdapat normalHyperrefleksia

Urin outputSesuai dengan intake, 30ml/jam atau 1,2mg/dl

TrombocytpeniaTidak adaAda < 100.000/mm

Peningkatan ASTNormal/minimalAda

C. PATOFISIOLOGI

Pada pre eklampsia terjadi peningkatan tekanan darah akibat dari Vasospasme dan konstriksi vaskuler menyebabkan meningkatnya resistensi aliran darah. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke seluruh organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Hal ini mengakibatkan menurunnya fungsi organ-organ tersebut diantaranya yaitu pada organ ginjal terjadi perubahan pada sel endothelium dari glomerulus yang mengakibatkan penurunan GFR ditandai dengan oliguria, peningkatan kreatinin serum, BUN, dan serum uric acid, serta hilangnya albumin dan protein melalui urin. Kehilangan protein dan albumin dalam urin mengakibatkan penurunan tekanan osmotik koloid sehingga cairan berpindah dari intravaskuler ke ekstravaskuler dilanjutkan dengan Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation. II. KONSEP DASAR ASKEP

A. PENGKAJIAN

Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah :

1. Data subyektif :

Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 40 tahun

Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM

Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya

Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan

Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

2. Data Obyektif :

Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )

Pemeriksaan penunjang ;

Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam

Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml

Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak

USG ; untuk mengetahui keadaan janin

NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

B. MASALAH KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )

b. Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta (uteroplacenta insufisiency,kelahiran preterm,abruptio plasenta.)c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinane. Kurangnya pengetahuan tentang managemen preeklamsi (diet, pengobatan, pembatasan aktifitas)f. Tidak efektifnya perfusi jaringan berhubungan dengan: hypertensi,edema cerebral, perdarahan, vasospasme.C. PERENCANAAN

Diagnosa keperawatan I :

Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah, peningkatan iritabilitas CNS)Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu

Kriteria Hasil :

Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )

Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah: 100-120/70-80 mmHgSuhu: 36-37 C

Nadi

: 60-80 x/mnt

RR: 16-20 x/mnt

Intervensi :

1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam

R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH

2. Catat tingkat kesadaran pasien

R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak

3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )

R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang

4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus

R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM

R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang

Diagnosa keperawatan II :

Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin

Kriteria Hasil :

DJJ ( + ) : 12-12-12

Hasil NST :

Hasil USG ;

Intervensi :

1. Monitor DJJ sesuai indikasi

R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta

2. Kaji tentang pertumbuhan janin

R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR

3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )

R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin

4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM

R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin

5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST

R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin

Diagnosa keperawatan III :

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya

Kriteria Hasil :

Ibu mengerti penyebab nyerinya

Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi :

1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya

2. Jelaskan penyebab nyerinya

R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif

3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul

R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi

4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri

R/. untuk mengalihkan perhatian pasien

Diagnosa keperawatan IV :

Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

Ibu tampak tenang

Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan

Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan ibu

R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa

3. Jelaskan mekanisme proses persalinan

R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif

2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif

R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif

3. Beri support system pada ibu

R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati

D. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.

E. EVALUASI

Evaluasi disesuaikan dengan criteria hasil yang telah ditentukan.DAFTAR PUSTAKA

Sharon Smith Murray, E. S. (2010). Foundation maternal new born and women's health nursing. Saunders elsevier.Sherwood, L. L. (2007). Human Fisiologi: From Cell to Sistem (6 ed.). (N. yesdelita, Penyunt., & B. U, Penerj.) EGC.Susan scott ricci, T. k. (2009). Maternity and pediatric nursing.9