askep keluarga

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluar terkecil dalam masyarakat merupakan klienkeperawatan atau sipenerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan a keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi si tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan. Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan aga bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008). Dengan de pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan pend berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpenga perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam keh (Suherman, 2000). Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulang Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada ta 2002 mencapai555.000kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakanmerupakan kasus baru. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 pen terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakitatau klinik pemerintah dan swasta, praktek swastadan sisanya belum terjangkuunit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penya merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besarkarena TB merupakan kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan seca menerus tanpa terputuswalaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pen

Upload: ar-yohanes

Post on 21-Jul-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sipenerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan. Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan paling utama karena anak mengenal pendidikan di dalam keluarga, yaitu pendidikan agama, cara bergaul dan hubungan interaksi dengan lingkungan (Ramadhan, 2008). Dengan demikian pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar dalam perkembangan pendidikan anak berikutnya. Segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan nyata (Suherman, 2000). Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakanmerupakan kasus baru. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakitatau klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangkuunit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besarkarena TB merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC harus dilakukan secara terusmenerus tanpa terputuswalaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan

yang terhentiditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan sulituntuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan 1.2 TUJUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Tahap Perkembangan Keluarga 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah

Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya. Prasekolah menurut The Nation Assocition for The Education of Young Childhood (NAEYC). Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.2.1.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

Pada prosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagai gerakan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar, menaiki tangga dan berlari. Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong perkembangan kognitif dan motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik. Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perlu berpikir agar tidak terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari anak-anak membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan aktivitas yang tinggi, tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan kegiatan pasif seperti menonton atau duduk diam di bangku atau kursi. Dengan demikian perencanaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain: memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus

2.2 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini terdiri dari 3-5 orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra saudara laki-laki, dan putri saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda. (Duvail & Miller, 1985) Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua. Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu juga bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari bahwa orang tua adalah arsitek keluarga yang merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga (Satir, 1983), penting bagi mereka untuk menguatkan hubungan mereka singkatnya, menjaga pernikahan tetap hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah selama tahap kehidupan keluarga tertentu (Olson et al.1983) Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama di area kemandirian. Mereka harus mencapai otonomi dan kemandirian yang cukup agar mampu menangani diri mereka sendiri tanpa orang tua di berbagai tempat. Pengalaman di taman kanak-kanak, pusat penitipan anak, atau program serupa lainnya adalah cara yang baik untuk membantu tipe perkembangan ini. Program sekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu orang tua di pusat kota yang tinggal di komunitas dengan pendapatan yang rendah dan memiliki anak prasekolah. Pusat penitipan bayi dan anak prasekolah yang dapat di peroleh dan memiliki kualitas baik adalah sesuatu yang sulit jika mungkin berlokasi di sebagian besar komunitas. Banyak keluarga dengan anggota keluarga tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan tertentu ini. Ahli demografi saat ini memperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang lahir di tahun 1990-an akan mengeluarkan sedikitnya sebagian di masa kanak-kanak mereka dirumah dengan orang tua tunggal (Kantrowitz & Wingert, 2001). Di antara keluarga dengan orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua dari anak prasekolah, dan peran lainnya menjadi lebih besar. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut: a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi. c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi. d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar). e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot). f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval an Miller, 1985 tugas perkembangan keluarga meliputi: a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan. b. Mensosialisasikan anak. c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anakanak yang lain. d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) serta diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas). Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah penyakit menular yang lazim pada anak-anak, anak jatuh, luka, luka bakar, keracacunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain. Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah : Hubungan pernikahan persaingan antara kakak dan adik keluarga berencana kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan masalah pengasuhan anak seperti disiplin anak, penganiayaan, penelantaran anak dan keamanaan di rumah.

-

masalah komunikasi keluarga

Peran perawat : memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan masalah kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan oabt dan alcohol, seksualitas, keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stress atau dukungan social membantu anak membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan social secara optimal (Wilson).

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 ASUHAN KEPERAWATAN

Keluarga Bpk. A (35 th) terdiri dari istri (30 th) dan 2 orang anaknya. Anak Pertama B (5th) dan C (1 th), keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, di rumah TN.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk kedalam rumah. Sudah sejak 1 bulan yang lalu anak pertama dari Tn.A batuk-batuk berdahak dan merasa nafasnya sesak (RR : 28 x/m). Batuknya terkadang mengeluarkan darah dan pada malam hari anak susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas. Anak terlihat kurus dengan gambaran MTBS berada di bawah garis kuning. Dari pemeriksaan yang dilakukan pada anak di laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif. Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait dengan masalah anak, Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang dideritanya.

3.2 PENGKAJIAN 3.2.1 PENGKAJIAN TAHAP I I. Data Umum1. Nama kk : Bpk. A (35 th) 2. Alamat : Babelan RT 05 RW 03 No 10 Kel. Bojong Kenyot

3. Komposisi keluarga

No 1 2 3

Nama Ny A An. B An. C

JK P L P

Hubungan

Umur

Pendidikan SMP Belum sekolah Belum sekolah

Pekerjaan IRT -

Status kesehatan Sehat Gizi kurang Sehat

dengan KK Istri 30 Anak 5 Anak 1

Genogram

A anggota keluarga yang sakit

4. type keluarga : keluarga inti

Data yang perlu di kaji 5. Pekerjaan kk 6. Pendidikan kk7. Suku

8. Agama9. Status social 10. Rekreasi

II. Riwayat Tahap Perkembangan 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga dengan anak usia pra sekolah

2. Tahap perkembangan keluarga yag belum terpenuhi memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan, dan lain-lain Mensosialisasikan anak mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas)-

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

-

3. Riwayat keluarga inti-

Anak pertama dari keluarga Tn.A menderita sakit yaitu batuk batuk berdahak dan merasa nafanya sesak (RR : 28 x/m). Batuknya tekadang mengeluarkan

darah dan pada malam hari anak susah tidur dan berkeringat banyak tanpa aktifitas-

Anak mengalami gizi kurang (di bawah garis kuning pada MTBS)

Data yang perlu dikaji-

Penyakit keturunan sumber pelayanan yang digunakan keluarga

-

4. Riwayat keluarga sebelumnya Data yang perlu dikaji : Keluarga asal kedua orang tua

III. Keadaan Lingkungan 1. Karakterisitik rumah Lingkungan yang padat penduduk, di rumah keluarga Tn.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari jarang masuk kedalam rumah.

data yang perlu dikaji adalah-

type bangunan kebersihan ruang : sumber air denah rumah Gambaran kondisi rumah Kamar mandi Dapur

-

-

Kebersihan dan sanitasi rumah Pengaturan privasi Penataan rumah

2. Karakteristik komunitas-

Tipe lingkungan : keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk

Data yang perlu di kaji : Tipe tempat tinggal Keaadan tempat tinggal dan jalan raya Sanitasi lingkungan Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah Karakteristik demografi dilingkungan komunitas tsb Kelas social dan etnik penghuni Lembaga pelayanan kesehatan yang ada di komunitas Kemudahan pendidikan Fsilitas-fasilitas rekreasi Fasilitas-fasilitas ekonomi Transportasi umum Kejadian tingkat kejahatan

3. Mobilitas Geografis Keluarga Data yang perlu di kaji : Lama keluarga tinggal di daerah tsb Kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal

4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan komunitas

Data yang perlu di kaji : Keterlibatan keluarga dalam kegiatan masyarakat waktu perkumpulan keluarga

5. Sistem pendukung keluarga Anggota keluarga yang sehat : 2 anggota (istri dan An.C)

Data yang perlu dikaji : Sumber dukungan dari anggota keluarga, fasilitas social, masyarakat, lembaga pemerintah ataupun swasta/LSM Jaminan pemeliharan kesehatan yang di miliki keluarga

IV. Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Data yang perlu dikaji lebih lanjut - Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Tn. A dan istri? - Bagaimana komunikasi Tn.A dan istri dengan anak tertua mereka sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan? 2. Struktur Kekuatan/kekuasaan keluarga Data yang perlu dikaji lebih lanjut - Siapa yang paling mendominasi dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga? - Apakah keputusan mewakili aspirasi didalam keluarga? - Apakah keputusan diambil dengan musyawarah mufakat? 3. Struktur Peran Tn. A sebagai Kepala keluarga dan ibu sebagai istri dan ibu untuk kedua anaknya. Secara informal ibu juga sebagai pemberi kasih sayang kepada semua anggota keluarganya. Ibu juga sebagai tempat curahan hati bagi anak-anaknya.

4. Nilai dan norma keluarga Tn. A dan ibu menunjukkan sikap membawa anaknya ke Puskesmas terkait dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh anaknya. Data yang perlu dikaji lebih lanjut: - Nilai-nilai dan norma yang dianut dalam keluarga, seberapa penting nilai/norma tersebut dan pengaruhnya terhadap status kesehatan. V. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Tn. A dan istri mengerti kalau anaknya sedang butuh suatu rasa nyaman yaitu kesehatan Data yang perlu di kaji Perlindungan psikologis Rasa aman Interaksi Mengenal identitas individu

2. Fungsi Sosialisasi Anak yang sakit jadi tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Data yang perlu di kaji Fungsi & peran di masyarakat Pemeliharaan sistem nilai Pembentukan norma tingkah laku

3. Fungsi reproduksi Keluarga Tn.A menjamin kelangsungan generasi dengan memiliki 2 orang anak. Anak Pertama B berusia 5th dan C berusia 1 th. 4. Fungsi ekonomi Data yang perlu di kaji

a. Pengadaan sumber dana yang suficien b. Pengalokasian dana c. Pengaturan keseimbangan 5. Fungsi perawatan kesehatan a. Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang diderita anaknya b. Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait dengan masalah Bpk. A, c. Keluarga Tn. A menggunakan failitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Data yang perlu di kaji a. Memberi perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit b. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat VI. Stres dan koping keluarga 1. Stresor jangka pendek Masalah yang dirasakan saat ini adalah terkait penyakit yang diderita oleh anak tertua dalam keluarga dan proses penyembuhan penyakit sehingga kembali ke kondisi normal. 2. Stresor jangka panjang Kesejahteraan anggota keluarga lainnya yang dipengaruhi semenjak anak sakit 3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor-

Keluarga tidak mampu mengenal masalah yang diderita oleh anak Keluarga membawa anaknya ke PusKesMas, kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium sebanyak 3 kali Keluarga tidak mampu mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait dengan masalah anak

-

4. Strategi koping yang digunakan

Membawa anak ke PusKesMas setempat

5. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak menggunakan adaptasi disfungsional pada kedua anaknya. VII. Pemeriksaan Fisik Data yang perlu dikaji adalah dari mulai Head to toe terkait dengan penyakitnya dan semua anggota keluarga yang beresiko tinggi menular. VIII. Harapan keluarga Harapan kesembuhan bagi anak yang sakit dan tidak menyebarnya penyakit ke anggota keluarga yang sehat. 3.2.2. PENGKAJIAN TAHAP II I. Mengenal Masalah Keluarga tidak mengetahui pengertian penyakit TB Keluarga tidak mengetahui penyebab dan cara penularan penyakit TB Keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit TB Keluarga tidak mengetahui pnatalaksanaan penyakit TB

II. Mengambil Keputusan Keluarga tidak mengetahui akibat yang ditimbulkan apabila penyakit TB tidak segera ditangani Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah pada An.B III. Melakukan Perawatan Sederhana Keluarga sudah membawa An.B ke puskesmas setempat dan sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium Keluarga belum melakukan tindakan pencegahan yang tepat agar tidak terjadi penularan penyakit pada anggota keluarga yang sehat lainnya. IV. Modifikasi Lingkungan

-

Keluarga tidak mengetahui bahwa lingkungan fisik rumah sangat berpengaruh bagi kesehatan anggota keluarganya. Modifikasi lingkungan psikologis belum dilakukan oleh keluarga.

V. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak ke Puskesmas setempat. Selama anak sakit, keluarga sudah membawa anak sebanyak 3 kali ke puskesmas setempat.

3.3.

ANALISA DATA

No. 1 TAHAP I . Data Subjektif :-

Data

Diagnosa Keperawatan Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A b/d Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat

Sejak 1 bulan yang lalu An.B batuk-batuk berdahak dan merasa nafanya sesak

-

An.B Batuknya tekadang mengeluarkan darah

Data Objektif :-

keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk

-

di rumah Tn.A hanya ada 1 jendela pada bagian depan rumah itupun tidak pernah dibuka sehingga sinar matahari

jarang masuk kedalam rumah-

Dari pemeriksaan yang dilakukan pada An.B di laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif

TAHAP II-

Keluarga tidak mampu menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman

2 TAHAP I . Data Subjektif :-

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada an.B

Keluarga mengatakan sejak 1 bulan yang lalu An.B batukbatuk berdahak dan merasa nafanya sesak

Data Objektif : RR : 28 x/m Pemeriksaan laboratorium puskemas sebanyak 3 kali, diketahui 2 kali BTA positif

TAHAP II Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang diderita

An. B Keluarga tidak dapat mengambil keputusan tindakan yang harus dilakukan terkait dengan masalah pada An.B 3 TAHAP I . Data Subjektif : Data Objektif :-

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada an.B dengan TB

An. B terlihat kurus BB anak di bawah garis kuning Data yang perlu dikaji lebih lanjut

-

- Antropometri, Biochemical data, clinical sign, dietery history TAHAP II Keluarga Tn.A tidak tahu apa penyakit yang diderita An. B

Prioritas Masalah1. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat No. 1. 2. Kriteria Sifat masalah: Resiko=2 Kemungkinan untuk diubah: Bobot 1 2 Nilai 2/3 1

sebagian=1 3. 4. Potensial dicegah: Rendah=1 Menonjolnya masalah: tidak dirasakan=0 Jumlah 2 Masalah 1 1 1/3 0

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B. No. 1. 2. Kriteria Sifat masalah: Aktual=3 Kemungkinan sebagian=1 3. 4. Potensial dicegah: Rendah=1 Menonjolnya masalah: Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani=1 Jumlah 2 5/6 1 1 1/3 1/2 untuk diubah: Bobot 1 2 Nilai 1 1

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya

pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada An.B dengan TB No. 1. 2. Kriteria Sifat masalah: Aktual=3 Kemungkinan sebagian=1 3. 4. Potensial dicegah: Rendah=1 Menonjolnya masalah: Ada masalah 1 1 1/3 1/2 untuk diubah: Bobot 1 2 Nilai 1 1

tetapi

tidak

perlu

segera

ditangani=1 Jumlah 2 5/6

Diagnosa Keperawatan Keluarga Berdasar Prioritas Dari hasil perhitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasar prioritas pada keluarga Tn.A : 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B. 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. A khususnya pada An. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi pada An.B dengan TB 3. Resiko penyebaran penyakit TB pada keluarga Tn.A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga melakukan perilaku hidup sehat.

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No. 1.

Diagnosa keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Tn.A khususnya An.B berhubungan dengan ketidakmamp uan keluarga ketidakmamp uan keluarga mengenal masalah terkait penyakit TB pada anak B.

Tujuan umum Bersihan jalan nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari

Tujuan khusus 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x45 menit diharapkan keluarga mampu: a. mengenal masalah kesehatan. keluarga mampu menyebutkan pengertian TB. paru keluarga mampu menyebutkan penyebab TB. paru keluarga mampu menyebutkan

Kriteria

Standar 1. TB adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman, yang masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan atau luka yang terbuka pada kulit.

Intervensi Kaji pengetahuan keluarga tentang TB paru diskusi dengan keluarga tentang pengertian, tanda gejala, cara merawat anggota keluarga yang sakit kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari TB paru diskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut TB paru motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat

Respon verbal

Respon verbal

-

2. tanda gejala TB paru adalah batuk terus menerus dan berdahak lebih dari 3 minggu. gejala tambahan seperti demam, batuk berdarah, nyeri dada dan berkeringat pada malam hari.

Respon verbal1. komplikasi TB paru adalah

-

penyebaran ke organ lain seperti otak, jantung dan ginjal.

tanda dan gejala TB. paru b. mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah

2. keputusan yang tepat

Respon Verbal

mengatasi penyakit TB paru adalah dengan periksa ke layanan kesehatan dan minum obat secara rutin dan tidak putus-putus

diskusikan dengan keluarga tentang perawatan pada penderita TB paru ajarkan cara batuk efektif beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya

afektif keluarga mampu menyebutkan komplikasi TB paru Respon verbal keluarga mampu mengambil keputusan yang Respon tepat untuk psikomot mengatasi or masalah penyakit TB paru

1. perawatan pada

c. mampu merawat

anggota keluarga beri reinforcement yang sakit TB paru positif atas keaktifan dapat dengan keluarga memberikan makanan yang motivasi keluarga bergizi dan ikut untuk mengawasi An. serta mengawasi B minum obat anggota keluarga yang sakit TB paru dalam minum obat, menutup mulut pada waktu batuk atau bersin, tidak meludah sembarang

evaluasi pemahaman keluarga tentang materi yang disampaikan

anggota keluarga yang sakit keluarga mampu menyebutkan cara merawat anggota yang sakit TB paru

tempat.

-

menjelaskan cara mencegah supaya tidak terjadi penyakit berulang