askep kanker lambung
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
1/22
ASKEP KANKER LAMBUNG
ASKEP KANKER LAMBUNG
1. Definisi
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
(Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002)Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)
2. Anatomi FisiologiLambung
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus,
sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat
mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan
postur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas.Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebalmembentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke
duodenum.
c. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuksfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.
d. Kurvantura minorTerletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dariperitoneum.
e. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapatorifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka
dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan
membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan
dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukandengan dua cara:a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam
usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzimtergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan
lapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi
http://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.htmlhttp://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.htmlhttp://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://www.kesehatanseorang.co.cc/2010/02/askep-kanker-lambung.html -
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
2/22
di intestinum minor.
2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke
dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah
lambung.Sekresi getah lambungSekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan
merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga
menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yangdisebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
a. Fase serebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke
lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yangdisekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
b. Fase gastric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.c. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih
banyak gastrin.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka.
Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombangperistaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus
sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus
lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.
3. Klasifikasi
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapatdibagi atas :
Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentukpolipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan
lebih meluas dan melebar.
II.b. (Flat type)Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna
mukosa.
II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.Type III. (Excavated type)
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
3/22
II c. II c dan II a III atau III Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti II c
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1. Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa disekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnyamenonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan
dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
3. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difuspada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difuspada seluruh mukosa.
4. PatofisiologiSeperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui
secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa
yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Disamping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada
penyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia.
Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gaster
lebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapatmerupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yang
mungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.
Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan
karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gasterdisapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai
massa.2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.
5. Bentuk linisplastika.6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan
yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arterihepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan
bagian lain saluran cerna.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
4/22
5. Etiologi
Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para
penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadiankarsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).3. Herediter.4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
6. Tanda dan GejalaTanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan.c. Muntah
d. Anoreksia.e. Disfagia.
f. Nausea.
g. Kelemahan.
h. Hematemasis.i. Regurgitasi.
j. Mudah kenyang.
k. Asites ( perut membesar).l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinjan. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
7. Pemeriksaan Diagnosis1. Pemeriksaan fisis.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah
epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hatiyang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi
seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.3. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster.
Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas
gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.4. Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
5/22
5. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan
hasil 8090 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi danbiopsi.
6. Komplikasi1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis.Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat
menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.
4. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ
sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
7. Penatalaksanaan1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisaCa pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa
secukupnya.
2. RadiasiPengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
3. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di
antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dankarmisetin dengan hasil 1830 %.
B. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
Lingkungan tempat tinggal klien
Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan,polusi, lingkungan, ventilasi.
b. Nutrisi metabolik
Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
6/22
Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
Adanya makanan tambahan
Napsu makan berlebih/kurang
Kebersihan makanan yang dikonsumsic. Eliminasi
Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan Adanya mencret bercampur darah
Adanya Diare dan konstipasi
Warna feses, bentuk feses, dan bau
Adanya nyeri waktu BABd. Aktivitas dan latihan
Kebiasaan aktivitas sehari hari
Kebiasaan olah raga
Rasa sakit saat melakukan aktivitase. Tidur dan istirahat
Adanya gejala susah tidur/insomnia
Kebiasaan tidur per 24 jamf. Persepsi kognitif
Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatug. Persepsi dan konsep diri
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
h. Peran dan hubungan dengan sesama
Klien hidup sendiri/keluarga
Klien merasa terisolasi Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakati. Reproduksi dan seksualitas
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
Mekanisme koping yang biasa digunakan
Respon emosional klien terhadap status saat ini
Orang yang membantu dalam pemecahan masalahk. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu
A. Diagnosa Keperawatana. Pre-Op
1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
7/22
nafsu makan
4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
b. Post-Op
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensioperasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadapprosedur invasive.
5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.
C. Rencana Keperawatan
a. Pre-Operasi
Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilangRencana Tindakan:
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensiR/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dp 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahanTujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatanHasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannya
R/ untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik
R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan
pengobatan
Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dantidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
8/22
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Dp 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan:Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai dengan: tidak
mengeluh lemas, klien beraktivitas secara bertahap.Rencana Tindakan :1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.
R/ Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses penyembuhan.
2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.R/ Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.
3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
R/ Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.
4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.R/ Terpenuhinya kebutuhan klien.
Post-OperasiDp 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan :- Suara nafas vesikuler
- Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan
Rencana tindakan :1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah
(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas(asma berat).
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.
R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasimemanjang dibanding inspirasi.
3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distress
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
9/22
pernafasan, penggunaan otot bantu.
R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses
akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.
R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakangravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan ototdan dapat sebagai alat ekspansi dada.
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan
menurunkan jebakan udara.7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan upaya batuk.
R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut ataukelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi
dada.
8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.
R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaancairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan
distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
Dp 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.Hasil yang diharapkan :
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
10/22
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Dp 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan :- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Proses penyembuhan luka tepat waktu.
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.R/ Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.
2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.R/ Deteksi dini terjadinya proses infeksi.3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.
R/ Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu mengurangi
ansietas.4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.
R/ Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.
Dp 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannya
R/ Untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan
pengobatanDp 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Rencana tindakan :1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R/ Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
11/22
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
R/ Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.R/ Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
R/ Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
Daftar Pustaka
A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia
Press.
Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media
Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
12/22
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
KANKER LAMBUNG
Oleh :
Ferdynandus Felix TL., A.Md.Kep.
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
STIK Muhammadiyah Pontianak
1. DefinisiNeopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
(Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002)
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)
2. Anatomi FisiologiLambungLambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus,
sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat
mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain danpostur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas.
Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.b. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal
membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut keduodenum.c. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk
sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.d. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dariperitoneum.
e. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat
orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membukadan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan
membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.
Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanandengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan
dengan dua cara:
a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam
http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/http://nurse87.wordpress.com/2009/06/29/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-kanker-lambung/ -
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
13/22
usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim
tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin danlapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi
di intestinum minor.2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk kedalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getahlambung.
Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan
merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehinggamenimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang
disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
a. Fase serebralAntisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke
lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang
disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
b. Fase gastricPada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
c. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebihbanyak gastrin.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka.Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang
peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus
sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus
lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.
3. KlasifikasiEarly gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat
dibagi atas :Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk
polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
Tipe II (superficial type)Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan
lebih meluas dan melebar.II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
14/22
mukosa.
II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.Type III. (Excavated type)
II c. II c dan II a III atau III Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti II c
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1. Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di
sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnyamenonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan
dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
3. Bormann III.Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus
pada seluruh mukosa.
4. Bormann IVBerupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus
pada seluruh mukosa.
4. Patofisiologi
Seperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui
secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa
yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Di
samping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama padapenyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia.
Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gasterlebih rendah.
Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat
merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yangmungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.
Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan
karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gasterdisapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai
massa.2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.5. Bentuk linisplastika.
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
15/22
Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan
yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri
hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak danbagian lain saluran cerna.
5. EtiologiPenyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para
penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian
karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
6. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan.c. Muntah
d. Anoreksia.
e. Disfagia.
f. Nausea.g. Kelemahan.
h. Hematemasis.i. Regurgitasi.j. Mudah kenyang.
k. Asites ( perut membesar).
l. Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
7. Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan fisis.Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah
epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati
yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
2. Radiologi.Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi
seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.
3. Gastroskopi dan Biopsi.Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
16/22
Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas
gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.
4. Pemeriksaan darah pada tinja.Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu
dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5. Sitologi.Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung denganhasil 8090 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan
biopsi.
6. Komplikasi
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.2. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat
menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-
muntah.4. Adhesi.Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ
sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
7. Penatalaksanaan
1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa
Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa
secukupnya.2. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
3. KemoterapiPada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di
antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan
karmisetin dengan hasil 1830 %.
B. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
Lingkungan tempat tinggal klien
Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan,polusi, lingkungan, ventilasi.
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
17/22
b. Nutrisi metabolik
Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin) Adanya makanan tambahan
Napsu makan berlebih/kurang
Kebersihan makanan yang dikonsumsic. Eliminasi
Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
Adanya mencret bercampur darah
Adanya Diare dan konstipasi
Warna feses, bentuk feses, dan bau
Adanya nyeri waktu BAB
d. Aktivitas dan latihan
Kebiasaan aktivitas sehari hari
Kebiasaan olah raga
Rasa sakit saat melakukan aktivitase. Tidur dan istirahat
Adanya gejala susah tidur/insomnia
Kebiasaan tidur per 24 jamf. Persepsi kognitif
Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatug. Persepsi dan konsep diri
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
h. Peran dan hubungan dengan sesama
Klien hidup sendiri/keluarga
Klien merasa terisolasi
Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakati. Reproduksi dan seksualitas
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
Mekanisme koping yang biasa digunakan
Respon emosional klien terhadap status saat ini
Orang yang membantu dalam pemecahan masalahk. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
18/22
A. Diagnosa Keperawatan
a. Pre-Op
1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak
nafsu makan4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
b. Post-Op1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.
2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi
operasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.
C. Rencana Keperawatan
a. Pre-OperasiDp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dp 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
19/22
pengobatan
Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan.Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
- Nutrisi klien terpenuhi- Mual berkurang sampai dengan hilang.Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Dp 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan:
Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai dengan: tidakmengeluh lemas, klien beraktivitas secara bertahap.
Rencana Tindakan :
1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.
R/ Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses penyembuhan.2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.
R/ Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.
3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
R/ Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.
R/ Terpenuhinya kebutuhan klien.
Post-Operasi
Dp 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan :
- Suara nafas vesikuler
- Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahanRencana tindakan :
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah(bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas
(asma berat).
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
20/22
2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.
R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau
selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasimemanjang dibanding inspirasi.
3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distress
pernafasan, penggunaan otot bantu.R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain prosesakut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.
4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan
gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan otot
dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yangberhubungan dengan kondisi individu.
R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.
6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan
menurunkan jebakan udara.
7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk
memperbaiki keefektifan upaya batuk.R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau
kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi
dada.8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.
R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaan
cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan
distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
Dp 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.
Hasil yang diharapkan :
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
21/22
- Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
Dp 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.- Proses penyembuhan luka tepat waktu.Rencana tindakan:
1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.
R/ Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.
R/ Deteksi dini terjadinya proses infeksi.
3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.
R/ Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu mengurangiansietas.
4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.
R/ Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.
Dp 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasienR/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ Untuk mengurangi kecemasan3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik
R/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit danpengobatan
Dp 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan
-
7/28/2019 ASKEP KANKER LAMBUNG
22/22
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Rencana tindakan :1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R/ Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.R/ Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.
R/ Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.R/ Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.
Daftar Pustaka
A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia
Press.
Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta : Media
Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. MediaAesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.
Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit BukuKedokteran (EGC).