askep ca mammae, post mastektomi

47
Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001 MAKALAH PERBAIKAN KEPERAWATAN DEWASA II ASUHAN KEPERAWATAN MASTEKTOMI Kelompok 3 Cicilia anita Mutya Farlina Yuliana 0910322023 0910321001 0910322017 Intan Permata Sari Zulzi Gustina 0910323095 0910323089 Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Upload: annisa-nisa

Post on 19-Jan-2016

310 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgykhdhyh

TRANSCRIPT

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

MAKALAH PERBAIKAN

KEPERAWATAN DEWASA II

ASUHAN KEPERAWATAN

MASTEKTOMI

Kelompok 3

Cicilia anita Mutya Farlina Yuliana0910322023 0910321001 0910322017

Intan Permata Sari Zulzi Gustina0910323095 0910323089

Program studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas

2011

BAB I

PENDAHULUAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia

adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan

kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa

urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah

bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak

diderita wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.

Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita

yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker

payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi

Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas hidup,

studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan payudara

merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya barat.

Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian diri

seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa

Ca. Mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab

kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.Ca. Mammae merupakan penyakit

yang mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini,

tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor genetik,

hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker

ini.Bebrapa gambaran kanker payudara menunjang prognolisnya, secara umum, makin

kecil tumor, makin baik prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan

patologis yang terjadi hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa

terabaPemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah

yang spedifik berhubungan dengan diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga /

dinyatakan ganas, peran perawat sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan

mengkoordinasikan klien terhadap keadaan kesehatan

2http://bangeud.blogspot.com/

BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORITIS KANKER MAMAE

1. PENGERTIAN

Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan

mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan

destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).

2. ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor

resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

c. Faktor Genetik

d. Ca Payudara yang terdahulu

e. Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan

bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

f. Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan

bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit

meningkat.

g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

h. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun,

Menarche kurang dari 12 tahun

i. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai

resiko lebih besar untuk terkena kanker.

3. MANIFESTASI KLINIS

3http://bangeud.blogspot.com/

Gejala umum Ca mamae adalah :

Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena

mulai timbul pembengkakan

Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,

mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

Ada cairan yang keluar dari puting susu

Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan

terjadi retraksi

Ada rasa sakit

Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah

meningkat

Ada pembengkakan didaerah lengan

Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah

diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah ber¬darah.

Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker

(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis

b. Test diagnostik lain:

Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET

Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy,

Incisi biopsy, Eksisi biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

1. Pemeriksaan payudara sendiri

2. Pemeriksaan payudara secara klinis

3. Pemeriksaan manografi

4http://bangeud.blogspot.com/

4. Biopsi aspirasi

5. True cut

6. Biopsi terbuka

7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,

pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

5. PENATALAKSANAAN MEDIS

Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan). 

Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi

parsial, mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan

penyebaran kanker.  Penanganan non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi

dan terapi hormonal.

6. KOMPLIKASI

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,

tulang dan hati.

5http://bangeud.blogspot.com/

B. LANDASAN TEORITIS MASEKTOMI

Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis

pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang

terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit

diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III

secara en bloc TANPA mengangkat m.pektoralis major dan minor.

Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa factor

meliputi :

o Usia

o Kesehatan secara menyeluruh

o Status menopause

o Dimensi tumor

6http://bangeud.blogspot.com/

o Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya

o Stadium tumor dan keganasannya

o Status reseptor homon tumor

o Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori : mastektomi

radikal, mastektomi total dan prosedur yang lebih terbatas ( contoh segmental,

lumpektomi ).

1.   Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic

mastectomy.operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh

payudara dan putting atau berupa subcutaneous mastectomy dimana seluruh

payudara diangkat namun putting tetap dipertahankan .

2.   Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua

atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

3.   Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa atau

semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada mayor

masih utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur yang jarang dilakukan

yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor,

nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau supra

klavikular.

4.   Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada pasien

rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat.

Lumpektomi dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya

yang tidak melibatkan putting.prosedur meliputi dignostik ( menentukan tipe sel )

dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi radiasi.

Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua

macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah

pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik.

Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I

dan II).

Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker

payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara

mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk

7http://bangeud.blogspot.com/

mengurangi keluhan-keluhan penderita seperti perdarahan, patah tulang dan

pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara stadium lanjut,yaitu stadium III

dan IV.

Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot mayor dan

minor, nodus limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya.

2. Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot pektoralis

mayor dipertahankan.

3. Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan mempertahankan otot-otot

yang menyokong.

4. Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya termasuk nodus

limfe.

5. Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya, jaringan

payudara dan kulitnya dipertahankan.

Beberapa tipe mastektomi yang ada pada saat ini

1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)

Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini dapat

berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau

berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting

tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker

payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada

wanita dengan risiko tinggi.

Gambar payudara seorang wanita 25 tahun. menjalani prophylacyic mastectomy dan

telah mengalami rekonstruksi dengan menutup lubang bekas operasi dengan dengan

jaringan yang diambil dari perutnya.

8http://bangeud.blogspot.com/

2.  Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)

Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun

simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah

dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.

Total mastectomy

3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)

Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-

mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan

daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan

MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi

otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih tetap

dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan

diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.

Modified Radical Mastectomy

4.  Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)

Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’, termasuk

puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara,

serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif

namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.

9http://bangeud.blogspot.com/

4. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)

Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker

payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy-

terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor

bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan

sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan

ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh

kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Partial Mastectomy

5. Quandrantectomy

Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,

dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan

dengan lumpektomi.

Quandrantectomy

Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk

kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk

mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.

10http://bangeud.blogspot.com/

6. Lumpectomy atau sayatan lebar,

Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit

jaringan normal di sekitarnya.  Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor

dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker

ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur

ini disebuat re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).

Lumpectomy

7. Excisional Biopsy

Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan

normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy

dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.

Excisional Biopsy

c. Indikasi operasi

Kanker payudara stadium dini (I,II)

Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu

Keganasan jaringan lunak pada payudara.

d. Kontra indikasi operasi

Tumor melekat dinding dada

Edema lengan

Nodul satelit yang luas

Mastitis inflamatoar

11http://bangeud.blogspot.com/

Tekhnik operasi

Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi

diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal

tipis.

2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian

bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma

kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas

didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek

steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril

3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan

kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.

4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer,

Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor,

kemudian dibuat flap.

5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral,

flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m.

Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis

6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat

perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal.

Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak

jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior

(mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai

7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I

(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level

III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa

aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke

jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis

longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya

didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu

kesatuan (en bloc)

8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.

12http://bangeud.blogspot.com/

9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga

dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.

10. Evaluasi ulang sumber perdarahan

11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa

aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.

12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis

Komplikasi operasi

Dini : – pendarahan,

- lesi n. Thoracalis longus wing scapula

- Lesi n. Thoracalis dorsalis.

Lambat : - infeksi

- nekrosis flap

- wound dehiscence

- seroma

- edema lengan

- kekakuan sendi bahu kontraktur

Mortalitas

hampir tidak ada

Perawatan pasca bedah

Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi

drain, memeriksa Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin dengan

melatih pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain < 20

cc/24 jam. Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya

lebih sedikit. Jahitan dilepas umumnya hari ke10 s/d 14.

Follow up

Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan

Tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan

Setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan

Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol

Thorax foto : tiap 6 bulan

Lab. Marker : tiap 2-3 bulan

13http://bangeud.blogspot.com/

Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi

USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi

Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

C. LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN

Analisa Kasus

Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang pada

tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri pada payudara

kanan. Tanggal 19 November 2009, Ny E dirawat diruang bedah wanita. Menurut

pernyataan Ny E benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, benjolan

awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan semakin bertambah

besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan diberikan obat ramuan untuk

diminum. Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan nyeri pada

payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan,

sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan tidak nafsu makan. Ny E

menanyakan perawatan setelah operasi nanti. Ny E operasi MRM tanggal 20

November 2009.

TD : 120/90 mmHg

Nadi :100x/menit

TB/BB:155 cm/ 58 kg

S : 37,5 0C

RR : 20 x/menit

Pengkajian post mastektomi pada tanggal 23 November 2009, Ny E

menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi, luka operasi ± 15 cm melintang pada

payudara kanan. Luka jahitan masih lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah

kanan sebanyak 2 buah berjarak ± 2 cm. Klien mengungkapkan “saya merasa malu

karena salah satu dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih

menyayangi saya dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak

dijauhi oleh orang lain”. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya

dibuka saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi

14http://bangeud.blogspot.com/

karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena takut

lukanya gatal dan lama sembuh.

a. PENGKAJIAN

A. Identitas pasien

Pasien (diisi lengkap)

Nama : Ny E

Umur : 44 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Tgl Masuk RS : 18 November 2009

Penanggung Jawab (diisi lengkap)

B. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)

Preoperasi: Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan

nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan

mengerakkan tangan kanan, sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan

tidak nafsu makan. Ny E menanyakan perawatan setelah operasi nanti.

Postoperasi: Ny E menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi,

luka operasi ± 15 cm melintang pada payudara kanan. Luka jahitan masih

lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah kanan sebanyak 2 buah

berjarak ± 2 cm. Klien mengungkapkan “saya merasa malu karena salah satu

dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih menyayangi saya

dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak dijauhi oleh

orang lain”. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka

15http://bangeud.blogspot.com/

saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi

karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena

takut lukanya gatal dan lama sembuh.

2. Riwayat kesehatan sekarang

(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)

Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang

pada tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri

pada payudara kanan. Benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu,

benjolan awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan

semakin bertambah besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan

diberikan obat ramuan untuk diminum.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh

pasien)

Apakah klien ada riwayat pribadi tentang kanker payudara, menarke

dini, riwayat Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama,

menopause pada usia lanjut, riwayat penyakit tumor payudara jinak, Obesitas.

Apakah klien pernah menggunakan terapi penggantian hormon. Apakah klien

juga mengkonsumsi alkohol atau diet tinggi lemak.

4. Riwayat kesehatan keluarga

(Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga

yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak)

Apakah klien adalah anak perempuan atau saudara perempuan

(hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara.

Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60

tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang

saudara langsung.

b. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI

i. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

16http://bangeud.blogspot.com/

Biasanya klien tidak menyadari penyakit yang dideritanya bahkan dia

tidak mengetahui penyakitnya. Ketika telah diketahui sednag menderita

penyakit, klien berusaha untuk mengetahui penyakitnya tersebut. Pada

kasus Ny E sudah merasakan benjolan dan nyeri di payudara sebelah

kanan sejak 3 tahun yang lalu, Sebelumnya Ny E hanya berobat ke dukun

saja dan diberikan obat ramuan untuk diminum, namun penyakitnya tidak

sembuh benjolannya semakin membesar sejak 3 bulan terakhir ini.

Akhirnya Ny E baru pergi ke RS untuk berobat. Sebelum dioperasi, Ny E

menanyakan bagaimana perawatan setelah dia di operasi nantinya.

2) Pola Nutrisi Metabolik

Klien mengeluh tidak nafsu makan. Biasanya klien akan mengalami

pada nutrisinya karena adanya hipermetabolik yang berhubungan dengan

kanker yang dideritanya. Biasanya klien juga mengalami ketidakmampuan

mengontrol nyeri yang dapat menyebabkan intake makanan klien tidak

adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun.

3) Pola Eliminasi

Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada

feses, nyeri detekasi konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine

(atau) rasa terbakar.

4) Pola Aktivitas Latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum

menghadapi pembedahan, apakah klien dapat melakukannya sendiri atau

malah dibantu keluarga, dan apakah aktivitas terganggu karena perasaan

cemas yang dirasakan.

Klien merasakan nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila

mengangkat dan mengerakkan tangan kanan. Hal ini membuat klien sulit

untuk melakukan aktivitas.

5) Pola Istirahat Tidur

Klien sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri. Biasanya tidur

klien juga terganggu karena adanya rasa cemas sebelum melakukan

operasi.

17http://bangeud.blogspot.com/

6) Pola Kognitif Persepsi

Apakah klien ada mengalami gangguan pada penglihatan,

pendengaran, maupun indra lainnya karena kanker mammae yang

dideritanya?

7) Pola Persepsi Konsep Diri

Biasanya klien akan merasa rendah diri dengan penyakitnya. Klien

merasa kawatir kalau setelah di operasi nanti, apakah suami maupun orang

lain dapat menerima keadaannya. Persiapan psikologis bertujuan untuk

membantu klien mempersiapkandiri dalam memhadapi operasi, perawta

diharapkan mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga,

tentang macam tindakan yang akn dilakukan manfaat dan akibat yang

mungkin muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang

prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

8) Pola Peran Hubungan

Selama dirawat di rumah sakit karena, klien tidak dapat menjalankan

perannya dalam keluraganya maupun di dalam hubungan dengan

masyarakat. Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien

mempersiapkandiri dalam menghadapi operasi, perawat diharapkan

mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga, tentang

macam tindakan yang akn dilakukan manfaat dan akibat yang mungkin

muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang prosedur-

prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

Persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan

hubungan sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akibat

perubahan kondisi kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu

menerima simpati dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa

canggung dan bersoislaisasi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari

9) Pola Coping Toleransi Stress

Pada pasien preoperasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut

terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang

ketidaktahuan atau takut tentang derformitas atau ancaman lain terhadap

18http://bangeud.blogspot.com/

citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer

and Bare, 2002).

Biasanya klien untuk mengatasi stres tersebut akan menanyakan hal-

hal yang berkaitan dengan penyakitnya dan bagaimana kelanjutan

perawatannya setelah operasi.

10) Pola Reproduksi Seksualitas

Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan aktivitas

seksualitas karena kondisi penyakit klien

11) Pola Nilai Keyakinan

Biasanya klien selain dengan menjalani pengobatan, akan berdoa

kepada Tuhan demi kesembuhannya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI

1. Nyeri kronik berhubungan dengan proses penyakit, sulit tidur dan ekspresi

nyeri

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman konsep diri ,

perubahan gambaran diri , perubahan status kesehatan

3. Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan karena payudara seperti

hilangnya payudara, kesehatan, penghasilan, pekerjaan inti, hubungan dan

harapan hidup.

4. Takut berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran

payudara atau kehilangan karena pengobatan dan pronosisi yang tidak pasti.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kanker payudara dan pilihan

pengobatan.

ii. NANDA, NOC,NIC

NANDA

1. Nyeri (kronik) b.d proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), , klien sulit

tidur, dan ekspresi nyeri.

Domain 12 : Kenyamanan

19http://bangeud.blogspot.com/

Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

Defenisi : Ketidaknyamanan sensori dan ekspresi emosional akibat

gangguan jaringan actual dan potensial dan dideskribsikan dengan dengan

sustu gangguan (IASP) ; serangan mendadak atau lambat dari berbagai

intensitas dari yang ringan hingga hebat , konstan atau berulang tanpa

antisipasi atau prediksi terakhir dan waktunya >6 bulan.

Batasan karakteristik :

Anorexia

Perubahan pola tidur

Fatigue

Gangguan interaksi social

Ekspresi verbal tentang nyeri

NOC 1

Control nyeri p. 326

Defenisi: perilaku individu dalam mengontrol nyeri.

Indicator:

Mengakui factor penyebab

Mengetahui nyeri

Menggunakan obat analgesic

Menjelaskan gejala nyeri

Melaporkan control nyeri yang telah dilakukan

NOC 2

Level nyeri p. 328

Defenisi :

Indicator :

Ekspresi nyeri

Frekuensi nyeri

Ekspresi wajah terhadap nyeri

NIC

20http://bangeud.blogspot.com/

Pain management (Manajemen nyeri) p. 412

Aktivitas:

o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi

o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri

pasien

o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri

o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup

o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri

o Kurangi factor presipitasi nyeri

o Pilih dan lakukan penanganan nyeri

o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri

o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

o Evaluasi keefektifan control nyeri

o Tingkatkan istirahat

o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d

kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan

sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi.

Domain 5 : Persepsi/ Kognitif

Kelas 4 : Kognitif

Defenisi : Kehilangan atau defesiensi informasi kognitif b.d topic

spesifik

Batasan Karakteristik :

Prilaku yang berlebihan

Petunjuk yang diikuti tidak akurat

Pengungkapan masalah

21http://bangeud.blogspot.com/

Factor yang berhubungan :

Keterbatasan kognitif

Miss interpretasi informasi

Tidak familiar dengan sumber informasi

NOC

Pengetahuan : Proses Penyakit p.262

Defenisi : Pemahaman yang mendalam tentang proses penyakit spesifik

Indicator :

Familiarnya tentang nama penyakit

Deskripsi proses penyakit

Deskripsi factor yang berhubungan dengan penyakit

Deskripsi factor resiko

Deskripsi effek dari penyakit

Deskripsi tanda dan gejala

Deskripsi komplikasi

Deskripsi kewaspadaan untuk mencegah komplikasi

NIC

Pendidikan : Proses Penyakit

Defenisi : Membantu bantuan untuk memahami informasi yang berhubungan

dengan proses penyakit yang spesifik

Aktivitas :

o Menghargai tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit

o Menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaiman hubungan denagn

anatomy dan fisiologi

o Medeskripsikan tanda dan gejala penyakit

o Mendeskripsikan proses penyakit

o Identifikasi factor penyebab

o Menyediakan informasi sesuai dengan kondisi pasien

o Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang dibutuhkan untuk

mencegah komplikasi lebih lanjut dan atau konyrol dari proses

penyakit

22http://bangeud.blogspot.com/

o Mendiskusikan pilihan terapi/pengobatan

o Mendeskripsikan komplikasi kronik yang mungkin terjadi

c. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI

i. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

1) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit

yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana

pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan? Apakah klien

merasa lebih baik setelah pembedahan?

2) Pola nutrisi metabolic

Untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi

pasien setelah operasi, maka klien perlu dianjurkan:

a. Makan makanan bergizi

b. Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur,

ayam, ikan.

c. Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari

Namun pasien tidak mau makan telur atau ikan karena takut lukanya gatal

dan lama sembuh. Maka perawat perlu memberitahukan kepada klien

tentang pentingnya konsumsi protein seperti telur dan ikan untuk

penyembuhan luka pasca operasi.

3) Pola eliminasi

Control eliminasi urin klien pasca operasi, baik warna, bau,

frekuensi. Lihat apakah klien kesulitan dalam BAB maupun BAK. Perawat

juga harus memperhatikan pemakaian drain redonm. Drain redonm harus

tetap vakum dan diukur jumlah cairan yang tertampung dalam botol drain

tiap pagi, bila drain buntu, misalnya terjadi bekuan darah, bilain drain

dengan PZ 5-10 cc supaya tetap lancar. Pada mastektomi radikal atau

radikal modifikasi, drain umumnya dicabut setelah jumlah cairan dalam 24

jam tidak melebihi 20-30 cc, pada eksisi tumor mamma tidak melebihi 5

cc.

4) Pola aktivas latihan

23http://bangeud.blogspot.com/

Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk

mencegah atropi otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk

mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya, maka latihan harus

seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.

5) Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama

klien tidur dalam sehari? Biasanya pasien mengalami gangguan tidur

karena nyeri pasca operasi.

6) Pola kognitif persepsi

Kaji tingkat kesadaran klien, Kaji apakah ada komplikasi pada

kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan.

7) Pola persepsi diri dan konsep diri

Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan

atau kehilangan akibat operasi payudara sangat terasa oleh klien. Klien

akan merasa kehilangan haknya sebagai wanita normal, ada rasa

kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan hilangnya daya tarik

serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui.

8) Pola peran hubungan

Klien merasa malu dalam berhubungan dengan orang lain karena

kondisinya saat ini, hal ini juga tampak pada reaksi Ny E yang tegang dan

menutup mata ketika balutannya dibuka saat perawat akan merawat

lukanya. Klien kawatir setelah pulang nanti dia akan dijauhi oleh orang

lain dan apakah suaminya masih menyayangi dan mau menerimanya.

9) Pola reproduksi dan seksualitas

Setelah operasi, akan adanya gangguan pada seksualitas pasien.

Hal ini dapat terjadi karena klien merasa rendah diri ketika berhubungan

dengan suaminya karena kondisinya saat ini.

10) Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah

klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres? Diperlukan

dukungan keluarga dan orang sekitar termasuk perawat untuk

menghilangkan kecemasan dan rasa rendah diri klien terhadap keadaan

dirinya.

24http://bangeud.blogspot.com/

11) Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi

penyakitnya? Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan

klien? Diperlukan pendekatan agama supaya klien dapat menerima

kondisinya dengan lapang dada.

DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERASI

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal :

prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah

tentang ketertarikan seksual

2. Kerusakan integrasi kulit/ jaringan berhubungan dengan pengangkatan bedah

kulit/ jaringan , perubahan sirkulasi, adanya edema, drainase , perubahan pada

elastisitas kulit, sensasi, dekstrusi jaringan ( radiasi )

3. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan ,trauma jaringan ,

interupsi saraf, diseksi otot.

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ,

nyeri / ketidaknyamanan , pembentukan edema ditandai dengan :

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis ,dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingat, salah interpretasi/ informasi

6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan dampak kehilangan payudara/

kehilangan gambaran dan atau proses penyakit terhadap hubungan seksual.

NANDA

1. Gangguan citra tubuh b.d kehilangan payudara P.197

Domain 6 : Persepsi/Kognitif

Kelas 3 : Citra Tubuh

Defenisi : Kebingungan tentang gambaran mental fisik pribadi

Batasan karakteristik :

Prilaku menghindar akibat kehilangan salah satu organ tubuh

Respon non verbal akibat perubahan actual tubuh

Respon non verbal terhadap penerimaan perubahan tubuh

Kehilangan organ tubuh

25http://bangeud.blogspot.com/

Tidak mau melihat bagian tubuh

Tidak mau menyentuh bagian tubuh

NOC 1

Citra Tubuh p. 123

Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh

Indicator:

Gambaran internal tubuh

Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh

Kepuasan penmapilan tubuh

Pengaturan penampilan fisik tubuh

Pengaturan perubahan fungsi tubuh

NIC 1

Perbaikan Citra Tubuh : 145

Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan

terhadap tubuhnya

Aktivitas:

o Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya

o Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat

penyakit dan pembedahan

o Membantu pasien memelihara perubahan tubuh

o Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang

beharga

o Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama

penampilan tubuh.

o Monitoring pandangan diri secara berkala

o Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh

o Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn

bagian tubuh dan berat badan

o Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social

o Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang akan meningkat

26http://bangeud.blogspot.com/

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal :

prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah

tentang ketertarikan seksual

Domain 6 : Persepsi-Diri

Kelas 1 : Konsep Diri

Defenisi : ketidakmampuan dalam memelihara persepsi diri yang

terintegrasi dan kompleks

Batasan Karakteristik :

Gangguan citra tubuh

Gangguan peran hubungan

Perasaaan kosong

Gender confusion

Koping yang tidak efektif

Penampilan peran yang tidak efektif

NOC

Identitas p. 237

Defenisi : kemampuan untuk membedakan pribadi awal dan akhir dan

mengkarakteristikkannya.

Indicator :

Penguatan secara verbal tentang identitas diri

Penjelasan secara verbal tentang identitas diri

Membedakan diri dengan manusia lainnya

Menampilkan peran social

Mengungkapkan secara verbal tentang system nilai

Mengungkapkan kepercayaan diri

NIC

Perbaikan Harga Diri p.492

Defenisi : membantu pasien untuk meningkatkan penilaian pribadi tentang harga

dirinya

Aktivitas :

27http://bangeud.blogspot.com/

o Monitor pernyataan pasien tentang harga dirinya

o Menentukan kepercayaan diri pasien

o Mendorong pasien untuk menguatkanj identitasnya

o Membantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain

o Menahan diri terhadap kritikan negative

o Menahan diri dari godaan

o Menyampaikan kepercyaan pasien dalam menghadapi situasi

o Mendorong meningkatkan tanggung jawab

o Mendorong pasien untuk untuk menerima tantangan baru

o Monitor tingkat perbaikan diri setiap waktu

D. EDUKASI PASIEN PREOPERASI

Penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai tindakan suportif dan pendidikan

yang dilakukan perawat untuk membantu pasien bedah dalam meningkatkan

kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah pembedahan. Tuntutan klien akan bantuan

keperawatan terletak pada area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan,

keterampilan,dan perubahan perilaku.

Dalam memberikan penyuluhan klien pre operasi perlu dipertimbangkan masalah

waktu, jika penyuluhan diberikan terlalu lama sebelum pembedahan memungkinkan klien

lupa, demikian juga bila terlalu dekat dengan waktu pembedahan klien tidak dapat

berkonsentrasi belajar karena adanya kecemasan atau adanya efek medikasi sebelum

anastesi.

Beberapa penyuluhan atau instruksi pre operasi yang dapat meningkatkan adaptasi

klien pasca operasi di antaranya :

1. Latihan Nafas Dalam, Batuk dan Relaksasi

Salah satu tujuan dari keperawatan pre operasi adalah untuk mengajar pasien

cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum.

Hal ini dapat dicapai dengan memperagakan pada pasien bagaimana melakukan nafas

dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan nafas dengan lambat pasien dalam posisi duduk untuk memberikan

ekspansi paru maksimum. Setelah melakukan latihan nafas dalam beberapa kali,

28http://bangeud.blogspot.com/

pasien di instruksikan untuk bernafas dalam-dalam, menghembuskan melalui mulut,

ambil nafas pendek, dan batukkan. Selain meningkatkan pernafasan latihan ini

membantu pasien untuk relaksasi.

Pada insisi abdomen perawat memperagakan bagaimana garis insisi dapat

dibebat sehingga tekanan diminimalkan dan nyeri terkontrol. Pasien membentuk

jalinan kedua telapak tangannya dengan kuat diletakkan diatas insisi dan bertindak

sebagai bebat yang efektif ketika batuk. Pasien di informasikan bahwa medikasi

diberikan untuk mengontrol nyeri.

Tujuan melakukan batuk adalah untuk memobilisasi sekresi sehingga mudah

dikeluarkan. Jika pasien tidak dapat batuk secara efektif, pnemonia hipostatik dan

komplikasi paru lainnya dapat terjadi.

2. Perubahan Posisi dan Gerakan Tubuh Aktif

Tujuan melakukan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pos operasi adalah

untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah stasis vena dan untuk menunjang fungsi

pernafasan yang optimal.

Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya

dan cara untuk mengambil posisi lateral. Posisi ini digunakan pada pos operasi

( bahkan sebelum pasien sadar) dan dipertahankan setiap dua jam.

Latihan ekstrimitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut dan sendi panggul (sama

seperti mengendarai sepeda selama posisi berbaring miring). Telapak kaki diputar

seperti membuat lingkaran sebesar mungkin menggunakan ibu jari kaki (Gambar 2.4

dan2.5 ). Siku dan bahu juga dilatih ROM. Pada awalnya pasien dibantu dan

diingatkan untuk melakukan latihan , selanjutnya di anjurkan untuk melakukan secara

mandiri. Tonus otot dipertahankan sehingga mobilisasi akan lebih mudah dilakukan.

3. Kontrol dan Medikasi Nyeri

Disamping penyuluhan diatas pasien di berikan penjelasan tentang anastesi

(bagian anastesi akan menjelaskan lebih rinci), diberikan penjelasan mengenai obat-

obatan untuk mengontrol nyeri dan mungkin akan diberikan antibiotik profilaksis

sebelum pembedahan.Kontrol kognitif atau strategi kognitif dapat bermanfaat untuk

menghilangkan ketegangan, ansietas yang berlebihan dan relaksasi, strategi yang di

gunakan seperti “Imajinasi”,pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman

yang menyenangkan atau pemandangan yang menyenangkan. “Distraksi”, Pasien di

anjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati atau berkesenian, puisi dan

29http://bangeud.blogspot.com/

lain-lain.“Pikiran optimis-diri” Menyatakan pikiran pikiran optimistik semua akan

berjalan lancar di anjurkan.

4. Informasi Lain

Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang terdekat

dapat menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan berdo’a.Pasien diberi penjelasan

kemungkinan akan dipasang alat post operasinya seperti ventilator, selang drainase

atau alat lain agar pasien siap menerima keadaan post operasi

E. PERSIAPAN PREOPERASI MASTEKTOMI

1. Persiapan psikologis

Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri

dalam memhadapi operasi, perawat diharapkan mengetahui informasi dokter

kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan

manfaat dan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan

penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

2. Psikososial

Persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan hubungan

sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akibat perubahan kondisi

kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu menerima simpati

dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa canggung dan bersoislaisasi

dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

3. Persiapan fisik yang baik,seperti :

a. perawatan ulkus pada kanker payudara

Adanya bau yang tidak sedap yang dapat mengganngu lingkungan sekitaranya,

karena itu perlu adanya perawatan yang intensif sebelum operasi, bau ini

terjadi karena adanya jaringan nekrotik yang disertai dengan infeksi sekunder,

untuk mengurangi bau tersebut dapat dilakukan nekrotomi dan pencucian luka,

bisa dengan BWC 3 %, betadine 10%, dan antiseptik lainnya, dan jangan lupa

mengerjakan kultur pus dan sensitifitas tes bakterinya.

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan atau komplikasi yang timbul kerena

intervensi anesthesii maupun trauma pembedahannya.

b. Mengontrol data-data laboratorium

30http://bangeud.blogspot.com/

Seperti pemeriksaan darah, fungsi lever, fungsi normal, faal hemostasis, gula

darah, , urine.

c. Menontrol kelengkapan data-data radiologi

Seperti fhoto thorak, USG mamma, Mammografi, bone scan.

d. Pengosongan saluran pencernaan 6-8 jam dipuasakan kemudian 3-4 jam

dilakukan lavemen,

e. Pencukuran rambut ketiak dilakukan 2 jam sebelum operasi

f. Mandi bersih dan keramas.

BAB III

PENUTUP

31http://bangeud.blogspot.com/

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika

benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)

pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)

ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-

paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan

payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak

teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan

mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada

atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang

membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan

tampak seperti kulit jeruk.

DAFTAR PUSTAKA

32http://bangeud.blogspot.com/

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification

(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby

Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi

10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.

Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :

Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :

Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,

NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

33http://bangeud.blogspot.com/