askep asma2

23
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA Oleh: Priska Rasmania Lagut 0902047 STIKES BETHESDA YAKKUM 2010/2011

Upload: gunducirix

Post on 13-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Askep Asma

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Asma2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN ASMA

Oleh:

Priska Rasmania Lagut

0902047

STIKES BETHESDA YAKKUM

2010/2011

Page 2: Askep Asma2

ASMA

A. Pengertian

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri

bronkospasme periodik (kontriksi spasme pada saluran pernapasan) terutama pada

percabangan trakeobronkial yang dapat oleh sebagai stimulus seperti oleh faktor

biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi.

Asma adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermitten

yang ditandai oleh penyenpitan jalan nafas, mengakibatkan dispneu, batuk dan

mengi. Eksarbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan

periode bebas gejala.

B. Etiologi

Faktor pencetus serangan asma :

o Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari, rerumputan

o Iritan seperti asap,bau-bauan, dan polutan

o Infeksi saluran pernapasan terutama yang disebabkan oleh virus

o Perubahan cuaca yang ekstrim

o Kegiatan jasmani yang berlebihan

o Lingkungan kerja

o Obat-obatan

o Emosi

o Refluks gastroesofagus

Sedangkan faktor penyebab serangan asma :

Faktor prediposisi

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya.Meskipun belum

diketahui cara penurunan yang jelas, penderita yang dengan penyakit

alergi juga mempunyai keluarga dekat menderita penyakit alergi.

Prespitasi

Page 3: Askep Asma2

Alergen

Dimana alergen di bagi menjadi 3 jenis yaitu :

Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan

Cth :debu,bulu binatang,serbuk bungan, spora jamur, bakteri

dan polusi.

Ingestan yang masuk melalui mulut

Cth: makanan dan obat-obatan

Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit

Perubahan cuaca

Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya

serangan asma.Kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti :

musim hujan, musim kemerau.

Stress

Stress /emosi dapat memperberat serangan asma.Bagi penderita asma

perlu untuk menyelesaikan masalah pribadi secepat mungkin karena

jika sters tidak diatasi maka gejala asma belum bisa diobati.

Lingkungan kerja

Misalnya: orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstri tekstil,

pabrik abses, polisi lalulintas.Gejala dapat membaik saat libur atau

cuti.

Olahraga / aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma saat

melakukan aktivitas jasmani yang berat.

Asma adalah suatu obstruksi jalan nafas yang refersibel yang disebabkan oleh:

Kontraksi otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan

nafas.

Pembengkakan membran bronkus.

Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.

C. Klasifikasi

Page 4: Askep Asma2

Dibagi berdasarkan penyebab, terbagi menjadi alergi ,idiopatik, dan non alergik:

a. Asma alergik/ekstrinsik:

merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu,

ketombe, tepung sari, makanan,dll.Alergen terbanyak adalah airbone dan

musiman(seasonal).Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat

pengobatan eksim atau rhinitis alergik.Paparan terhadap alergi dapat mencetuskan

serangan asma.Biasanya pada anak-anak sampai usia remaja.

b. Idiopatik atau non alergik asma/ intrinsik

Tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik.Faktor-faktor seperti

common cold,ISPA, aktivitas, emosi/stres dan polusi lingkungan akan

mencetuskan serangan asma.Beberapa agen farmakologi: seperti antagonis β –

adregenik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor

penyebab.Bila asma idiopatik sering terjadi dan lebih berat maka dapat

menyebabkan Bronkitis dan emfisema.Biasanya asma ini dimulai ketika dewasa

(>35 tahun).

c. Asma campuran (mixed asma)

Merupakan bentuk asma yang paling sering.Dikarakteristikan dengan bentuk

kedua jenis asma alergi dan idiopatik.

D. Patofisiologis

Pencetus serangan

(alergen,emosi/stres,obat-obtan,& infeksi

Kontraksi otot polos Sekresi mukus meningkat

Reaksi antigen & antibodi

Dikelurkan substansi vasoaktif

(histamin,bradikinin,& anafilaktoksin

Kontraksi otot polos

Edema mukosa

hipersekresi

Produksi mukus

bertambah

bronkospasme

Permeabilitas kapiler

Page 5: Askep Asma2

Asma alergi bergantung pada respon Ig E yang dikendalikan oleh limfosit T dan B serta

diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul Ig E yang berikatan dengan sel

mast.Sebagian besar alergen yang mencetuskan asma bersifat airbone dan

dapatmenginduksi keadaan sensitivitas, alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah

banyak untuk periode waktu tertentu.Akan tetapi, sekali sensitivitas telah terjadi, klien

akan memperlihatkan respons yang sangat baik,sehingga sejumlah kecil alergen yang

menganggu sudah dapat menghasilkan eksarbasi penyakit yang jelas.

E. Tanda dan gejala

Serangan asma :

1. Wheezing

2. Dispnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot aksesori pernapasan

3. Pernapasan cuping hidung

4. Diaforesis

5. Seringkali terjadi malam hari

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

Hipoksemia

Hiperkapnea

Hipoventilasi

Distribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah pau-paru

Gangguan difusi gas di alveoli

Ketidak seimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh (resiko/ aktual)

Obstruksi saluran nafas

Kerusakkan pertukaran gas

Page 6: Askep Asma2

6. Mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada

7. Kemudian pernapasan lambat, laborius, mengi

8. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi

9. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan

10. Obstruksi jalan napas membuat sensasi dispnea

11. Batuk sulit dan kering pada awalnya: diikuti dengan batuk lebih kuat dengan

sputum yang berbeda dari lendir encer

12. Total serangan dapat berlangsung selama 20 menit sampai beberapa jam

13. Sianosis sekunder akibat hipoksia berat

14. Kecemasan labil dan penurunan tingkat kesadaran

Reaksi yang berhubungan :

Eksem

Urtikaria

Edema angioneurotik

1.1 Pengkajian untuk menentukan beratnya asma

Manifestasi klinis Skor 0 Skor 1

a. Penurunan toleransi beraktifitas Ya Tidak

b. Penggunaan otot bernafas tambahan,

adanya retraksi interkostal

Tidak ada Ada

c. Wheezing Tidak ada Ada

d. RR per menit < 25 >25

e. Nadi (pulse rate) /menit < 120 >120

f. Terata pulsus paradoksus Tidak ada Ada

g. Puncak expiratory flow rate (L/menit) >100 < 100

Ket : skor ≥ 4 dicurigai sebagai asma berat, klien harus diobservasi untuk

menentukkan adakah respons dari terapi atau segera dikirim ke rumah sakit.

1.2 Perubahan AGD yang berhubungan dengan asma

Ringan Sedang Berat Status asmatikus

PaO2 Elevasi Normal sampai hipoksia Hipoksemia Hipoksemia berat

Page 7: Askep Asma2

ringan

PaC02 Menurun Menurun sampai normal Elevasi Elevasi berat

pH Alkalosis Alkalosis Alkalosis Asidosis

F. Komplikasi

Pneomothoraks

Ateletaksis

Gagal napas

Bronkitis kronik

Fraktur iga

Status asmatikus

Kematian

G. Penatalaksanaan

Terapi obat:

Agonis beta

Metilsantin

Antikolinergik (atropine metilnitrat, atrovent)

Kortikosteroid ( hidrokortison, mednison, deksametason)

Inhibitor sel mast

Metaprotenol

Albuterol (proventil, ventolin)

Tarbutalin

Epineprin

Prinsip-prinsip penatalaksanaan bronkial:

a. Diagnosis status asmatikus.Faktor penting yang harus diperhatikan:

Saatnya serangan

Obat-obatan yang telah diberikan (macam & dosis)

b. Pemberian obat bronkodilator

c. Penilaian terhadap perbaikan serangan

d. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid

Page 8: Askep Asma2

e. Penatalaksanaan setelah serangan mereda:

Cari faktor penyebab

Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya

H. Pencegahan

1. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan serangan.

2. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras/bantal jika serangan terjadi pada

malam hari/

3. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut

atau kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatang.

4. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan.Misalnya:

tinggal dalam ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan

ubah zona iklim.

5. Cegah asma yang disebabkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi

udara pada 370 C dan kelembaban relatif 100%.

6. Tutup mulut dan hidung menggunakan masker untuk aktivitas yang menyebabkan

serangan.

I. Pemeriksaan penunjang

a. Spirometri

Untuk menunjukkan adaya obstruksi jalan nafas

b. Tes provokasi

o Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus

o Dilakukan apabila tidak menggunakan spirometri

o Tes provokasi bronkial seperti:histamin,metalkolin.alergen.kegiatan jasmani,

hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi udara denga aqua destilata.

o Tes kulit: menunjukkan adanya antibodi Ig E yang spesifik dalam tubuh

c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum

d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen dada normal

e. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah

f. AGD dilakukan pada asma berat:

Page 9: Askep Asma2

AGD pada umumnya normal tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,

hiperkapnea, asidosis.

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15.000/mm3 dimana

menandakan terdapat suatu infeksi.

Pada pemeriksaan faktor-faktor energi terjadi peningkatan dari Ig E pada

waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

g. Pemeriksaan Sputum

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

eosinofil.

Spiral chrusmann yakni yang merupakan chast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkus.

Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus

Neotrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

Page 10: Askep Asma2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

a. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara

dingin.

b. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.

c. Status mental : lemas, takut, gelisah.

d. Pernapasan : perubahan frekuensi kedalaman pernapasan.

e. Gastrointestinal : mual, muntah.

f. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah.

2. Pemeriksaan fisik

Dada :

a. Contour ,confek, tidak ada depresi sternum

b. Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal

c. Keabnormalan struktur thorax

d. Contour dada simetris

e. Kulit thorax : hangat, kering, pucat / tidak, warna merata

f. RR dan ritme selama 1 menit

Palpasi :

a. Temperatur kulit

b. Fremitus : vibrasi dada

Page 11: Askep Asma2

c. Pengembangan dada

d. Krepitasi

e. Massa

f. Edema

Auskultasi :

a. Vesikuler

b. Bronkovesikuler

c. Hiperventilasi

d. Ronchi

e. Wheezing

f. Lokasi perubahan suara napas serta kapan saatnya terjadi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat.

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemehan fisik.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit

6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernapasan

dan menurunnya intake oral.

7. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernapasan.

Page 12: Askep Asma2

8. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik.

9. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak kuatnya imunitas.

C. INTERVENSI

N

o

Diagnosa

keperawatan

Tujuan & kriteria

hasil

Intervensi Rasional

1 Tidak

efektifnya

bersihan

jalan nafas

berhubunga

n dengan

akumulasi

mukus.

Setelah dilakukkan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam,

diharapkan pasien

dapat :

Jalan nafas

kembali

efektif.

Kriteria hasil :

Sesak

berkurang

Batuk

berkurang

Klien dapat

mengeluark

an sputum

Wheezing

berkurang/hi

Auskultasi

bunyi nafas,

catat adanya

bunyi nafas,

misalnya :

wheezing,

ronkhi

Kaji / pantau

frekuensi

pernafasan

catat rasio

inspirasi dan

ekspirasi.

Beberapa derajat

spasme bronkus

terjadi dengan

obstruksi jalan

nafas. Bunyi nafas

redup dengan

ekspirasi mengi

(empysema), tak

ada fungsi nafas

(asma berat).

Takipnea biasanya

ada pada beberapa

derajat dan dapat

ditemukan pada

penerimaan selama

strest/adanya

proses infeksi

akut. Pernafasan

dapat melambat

dan frekuensi

ekspirasi

memanjang

Page 13: Askep Asma2

lang

TTV normal

Kaji pasien

untuk posisi

yang aman,

misalnya :

peninggian

kepala tidak

duduk pada

sandaran.

Observasi

karakteristik

batuk, menetap,

batuk pendek,

basah. Bantu

tindakan untuk

keefektipan

memperbaiki

upaya batuk.

Berikan air

hangat.

Kolaborasi :

dibanding

inspirasi.

Peninggian kepala

tidak

mempermudah

fungsi pernafasan

dengan

menggunakan

gravitasi.

Batuk dapat

menetap tetapi

tidak efektif,

khususnya pada

klien lansia, sakit

akut/kelemahan.

Penggunaan cairan

hangat dapat

menurunkan

spasme bronkus.

Membebaskan

spasme jalan

nafas, mengi dan

produksi mukosa.

Page 14: Askep Asma2

Berikan obat

sesuai indikasi.

Bronkodilator spiriva

1×1 (inhalasi).

2 Tidak

efektifnya

pola nafas

berhubunga

n dengan

penurunan

ekspansi

paru.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24

jam,diharapkan :

Pola nafas

kembali

efektif.

Kriteria hasil :

Pola nafas

efektif

Bunyi nafas

normal atau

bersih,

TTV dalam

batas normal

Batuk

berkurang

Ekspansi

paru

mengemban

g

Kaji frekuensi

kedalaman

pernafasan dan

ekspansi dada.

Catat upaya

pernafasan

termasuk

penggunaan

otot bantu

pernafasan /

pelebaran nasal.

Auskultasi

bunyi nafas dan

catat adanya

bunyi nafas

seperti krekels,

wheezing.

Tinggikan

kepala dan

bantu

mengubah

posisi.

Kecepatan

biasanya mencapai

kedalaman

pernafasan

bervariasi

tergantung derajat

gagal nafas.

Expansi dada

terbatas yang

berhubungan

dengan atelektasis

dan atau nyeri

dada

Ronki dan

wheezing

menyertai

obstruksi jalan

nafas / kegagalan

pernafasan

Duduk tinggi

memungkinkan

ekspansi paru dan

memudahkan

pernafasan

Page 15: Askep Asma2

Observasi pola

batuk dan

karakter sekret.

Dorong/bantu

pasien dalam

nafas dan

latihan batuk.

Kolaborasi:

Berikan

oksigen

tambahan.

Berikan humidifikasi

tambahan misalnya :

nebulizer

Kongesti alveolar

mengakibatkan

batuk sering/iritasi.

Dapat

meningkatkan/ban

yaknya sputum

dimana gangguan

ventilasi dan

ditambah ketidak

nyaman upaya

bernafas

Memaksimalkan

bernafas dan

menurunkan kerja

nafas, memberikan

kelembaban pada

membran mukosa

dan membantu

pengenceran

sekret.

Page 16: Askep Asma2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Penyuluhan kesehatan pada pasien dengan ASMA

Subtema : Penyuluhan modifikasi lingkungan dan pengetahuan ASMA

Sasaran : Keluarga dan Ny. K

Waktu : 30 menit

Tempat : RS.Bethesda

I. Tujuan instruksional umum ( TIU )

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Ny.K,

diharapkan kelurga Ny. K memahami tentang ASMA Ny. K.

II. Tujuan instruksional khusus ( TIK )

Setelah dilakukan memberikan penyuluhan tentang ASMA, diharapkan keluarga Ny.

K mampu untuk :

a. Menyebutkan dengan benar apa yang di maksud dengan ASMA

b. Menyebutkan dengan benar penyebab ASMA

c. Menyebutkan dengan benar tanda dan gejala ASMA

d. Menyebutkan dengan benar cara penanganan ASMA

e. Menyebutkan dengan benar komplikasi ASMA

f. Menyebutkan dengan benar pencegahan ASMA

III. Materi

a. Pengertian ASMA

b. Penyebab ASMA

c. Tanda dan gejala ASMA

d. Cara penanganan ASMA

e. Komplikasi ASMA

Page 17: Askep Asma2

f. Pencegahan ASMA

IV. Metode pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

V. Kegiatan Penyuluhan

NO. KEGIATAN PEYULUHAN PESERTA WAKTU

1. Pendahuluan

dan apersepsi

Salam pembuka

(terapeutik)

Perkenalan

Menyampaikan

tujuan penyuluhan

Apersepsi

menjawab salam

menyimak

merespon

pengenalan

mendngarkan,

menjawab

pertanyaan

5 menit

2. Isi penyampaian garis

besar materi

ASMA

memberi

kesempatan

peserta untuk

bertanya

menjawab

pertanyaan

mendengarkan

dengan penuh

perhatian

menayakan hal-hal

yang belum jelas

memperhatikan

20 menit

Page 18: Askep Asma2

evaluasi

jawaban dari

penyuluh

menjawab

pertanyaan

3. Penutup mengevaluasi

pemahaman klien

menyimpulkan

memberikan pesan

salam pentup

menjawab

pengevaluasian

mendengarkan

mendengarkan

menjawab salam

5 menit

VI. Media/alat bantu

- Leafled

VII. Sumber/ Referensi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3598/1/keperawatan-dudut2.pdf

Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

VIII. Evaluasi

1. Formatif

Pasien mampu menjelaskan tentang ASMA :

a. Menjelaskan dengan benar pengertian ASMA

b. Menjelaskan dengan benar penyebab ASMA

c. Menjelaskan dengan benar tanda dan gejala ASMA

d. Menjelaskan dengan benar cara penanganan ASMA

e. Menjelaskan dengan benar komplikasi ASMA

f. Menjelaskan dengan benar pencegahan ASMA

2. Sumatif

Pasien memahami dan mengerti tentang ASMA.

Page 19: Askep Asma2

Yogyakarta, 26 November 2010

Penyuluh Perawat Z

Chacha

Page 20: Askep Asma2

LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian ASMA

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible

dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma

bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang

luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari

pengobatan ( The American Thoracic Society ).

2. Etiologi / penyebab

a. faktor prediposisi:

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan

penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita

penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah

terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.

Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor presipitasi

Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan

polusi

Ingestan, yang masuk melalui mulut

ex: makanan dan obat-obatan

Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

ex: perhiasan, logam dan jam tangan

Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi

asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu

Page 21: Askep Asma2

terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan

musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini

berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

Stress

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu

juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala

asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami

stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah

pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya

belum bisa diobati.

Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.

Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja

di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan

aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah

menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya

terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

3. Tanda dan gejala

o Batuk

o Dyspnea

o Nyeri dada

o Bernafas cepat dan dalam

o Gelisah

o Berkeringat

o Mengi

o Bunyi wizing

4. Cara penanganan ASMA

Page 22: Askep Asma2

Pengobatan non farmakologik:

Memberikan penyuluhan

Menghindari faktor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu.

Pengobatan farmakologik :

a. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :

Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

Orsiprenalin (Alupent)

Fenoterol (berotec)

Terbutalin (bricasma)

5. Komplikasi

Status asmatikus

Atelektasis

Hipoksemia

Pneumothoraks

Emfisema

Deformitas thoraks

Gagal nafas

6. Pencegahan

a. Kebersihan lingkungan

b. Menghindari faktor pencetus

c. Memberikan Penkes

d. Menutup mulut dan hidung dengan masker

Page 23: Askep Asma2

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

Somantri Irman.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan.Jakarta : Salemba Medika

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1916944-asuhan-keperawatan-pada-anak-pra/

http://www.rickyeka.com/topics/asuhan-keperawatan-asma-pada-lansia-pdfqueen-pdf-search-

engine.html

http://belajar90.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-asma.html

http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf

http://nursingbegin.com/tag/askep-asma/

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/04/asuhan-keperawatan-asthma/