askep asma2
DESCRIPTION
Askep AsmaTRANSCRIPT
![Page 1: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/1.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN ASMA
Oleh:
Priska Rasmania Lagut
0902047
STIKES BETHESDA YAKKUM
2010/2011
![Page 2: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/2.jpg)
ASMA
A. Pengertian
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontriksi spasme pada saluran pernapasan) terutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat oleh sebagai stimulus seperti oleh faktor
biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi.
Asma adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermitten
yang ditandai oleh penyenpitan jalan nafas, mengakibatkan dispneu, batuk dan
mengi. Eksarbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan
periode bebas gejala.
B. Etiologi
Faktor pencetus serangan asma :
o Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari, rerumputan
o Iritan seperti asap,bau-bauan, dan polutan
o Infeksi saluran pernapasan terutama yang disebabkan oleh virus
o Perubahan cuaca yang ekstrim
o Kegiatan jasmani yang berlebihan
o Lingkungan kerja
o Obat-obatan
o Emosi
o Refluks gastroesofagus
Sedangkan faktor penyebab serangan asma :
Faktor prediposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya.Meskipun belum
diketahui cara penurunan yang jelas, penderita yang dengan penyakit
alergi juga mempunyai keluarga dekat menderita penyakit alergi.
Prespitasi
![Page 3: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/3.jpg)
Alergen
Dimana alergen di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan
Cth :debu,bulu binatang,serbuk bungan, spora jamur, bakteri
dan polusi.
Ingestan yang masuk melalui mulut
Cth: makanan dan obat-obatan
Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit
Perubahan cuaca
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma.Kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti :
musim hujan, musim kemerau.
Stress
Stress /emosi dapat memperberat serangan asma.Bagi penderita asma
perlu untuk menyelesaikan masalah pribadi secepat mungkin karena
jika sters tidak diatasi maka gejala asma belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Misalnya: orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstri tekstil,
pabrik abses, polisi lalulintas.Gejala dapat membaik saat libur atau
cuti.
Olahraga / aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma saat
melakukan aktivitas jasmani yang berat.
Asma adalah suatu obstruksi jalan nafas yang refersibel yang disebabkan oleh:
Kontraksi otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan
nafas.
Pembengkakan membran bronkus.
Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
C. Klasifikasi
![Page 4: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/4.jpg)
Dibagi berdasarkan penyebab, terbagi menjadi alergi ,idiopatik, dan non alergik:
a. Asma alergik/ekstrinsik:
merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu,
ketombe, tepung sari, makanan,dll.Alergen terbanyak adalah airbone dan
musiman(seasonal).Klien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat
pengobatan eksim atau rhinitis alergik.Paparan terhadap alergi dapat mencetuskan
serangan asma.Biasanya pada anak-anak sampai usia remaja.
b. Idiopatik atau non alergik asma/ intrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik.Faktor-faktor seperti
common cold,ISPA, aktivitas, emosi/stres dan polusi lingkungan akan
mencetuskan serangan asma.Beberapa agen farmakologi: seperti antagonis β –
adregenik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor
penyebab.Bila asma idiopatik sering terjadi dan lebih berat maka dapat
menyebabkan Bronkitis dan emfisema.Biasanya asma ini dimulai ketika dewasa
(>35 tahun).
c. Asma campuran (mixed asma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering.Dikarakteristikan dengan bentuk
kedua jenis asma alergi dan idiopatik.
D. Patofisiologis
Pencetus serangan
(alergen,emosi/stres,obat-obtan,& infeksi
Kontraksi otot polos Sekresi mukus meningkat
Reaksi antigen & antibodi
Dikelurkan substansi vasoaktif
(histamin,bradikinin,& anafilaktoksin
Kontraksi otot polos
Edema mukosa
hipersekresi
Produksi mukus
bertambah
bronkospasme
Permeabilitas kapiler
![Page 5: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/5.jpg)
Asma alergi bergantung pada respon Ig E yang dikendalikan oleh limfosit T dan B serta
diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul Ig E yang berikatan dengan sel
mast.Sebagian besar alergen yang mencetuskan asma bersifat airbone dan
dapatmenginduksi keadaan sensitivitas, alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah
banyak untuk periode waktu tertentu.Akan tetapi, sekali sensitivitas telah terjadi, klien
akan memperlihatkan respons yang sangat baik,sehingga sejumlah kecil alergen yang
menganggu sudah dapat menghasilkan eksarbasi penyakit yang jelas.
E. Tanda dan gejala
Serangan asma :
1. Wheezing
2. Dispnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot aksesori pernapasan
3. Pernapasan cuping hidung
4. Diaforesis
5. Seringkali terjadi malam hari
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Hipoksemia
Hiperkapnea
Hipoventilasi
Distribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah pau-paru
Gangguan difusi gas di alveoli
Ketidak seimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh (resiko/ aktual)
Obstruksi saluran nafas
Kerusakkan pertukaran gas
![Page 6: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/6.jpg)
6. Mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada
7. Kemudian pernapasan lambat, laborius, mengi
8. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi
9. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
10. Obstruksi jalan napas membuat sensasi dispnea
11. Batuk sulit dan kering pada awalnya: diikuti dengan batuk lebih kuat dengan
sputum yang berbeda dari lendir encer
12. Total serangan dapat berlangsung selama 20 menit sampai beberapa jam
13. Sianosis sekunder akibat hipoksia berat
14. Kecemasan labil dan penurunan tingkat kesadaran
Reaksi yang berhubungan :
Eksem
Urtikaria
Edema angioneurotik
1.1 Pengkajian untuk menentukan beratnya asma
Manifestasi klinis Skor 0 Skor 1
a. Penurunan toleransi beraktifitas Ya Tidak
b. Penggunaan otot bernafas tambahan,
adanya retraksi interkostal
Tidak ada Ada
c. Wheezing Tidak ada Ada
d. RR per menit < 25 >25
e. Nadi (pulse rate) /menit < 120 >120
f. Terata pulsus paradoksus Tidak ada Ada
g. Puncak expiratory flow rate (L/menit) >100 < 100
Ket : skor ≥ 4 dicurigai sebagai asma berat, klien harus diobservasi untuk
menentukkan adakah respons dari terapi atau segera dikirim ke rumah sakit.
1.2 Perubahan AGD yang berhubungan dengan asma
Ringan Sedang Berat Status asmatikus
PaO2 Elevasi Normal sampai hipoksia Hipoksemia Hipoksemia berat
![Page 7: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/7.jpg)
ringan
PaC02 Menurun Menurun sampai normal Elevasi Elevasi berat
pH Alkalosis Alkalosis Alkalosis Asidosis
F. Komplikasi
Pneomothoraks
Ateletaksis
Gagal napas
Bronkitis kronik
Fraktur iga
Status asmatikus
Kematian
G. Penatalaksanaan
Terapi obat:
Agonis beta
Metilsantin
Antikolinergik (atropine metilnitrat, atrovent)
Kortikosteroid ( hidrokortison, mednison, deksametason)
Inhibitor sel mast
Metaprotenol
Albuterol (proventil, ventolin)
Tarbutalin
Epineprin
Prinsip-prinsip penatalaksanaan bronkial:
a. Diagnosis status asmatikus.Faktor penting yang harus diperhatikan:
Saatnya serangan
Obat-obatan yang telah diberikan (macam & dosis)
b. Pemberian obat bronkodilator
c. Penilaian terhadap perbaikan serangan
d. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
![Page 8: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/8.jpg)
e. Penatalaksanaan setelah serangan mereda:
Cari faktor penyebab
Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
H. Pencegahan
1. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan serangan.
2. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras/bantal jika serangan terjadi pada
malam hari/
3. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut
atau kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatang.
4. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan.Misalnya:
tinggal dalam ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan
ubah zona iklim.
5. Cegah asma yang disebabkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi
udara pada 370 C dan kelembaban relatif 100%.
6. Tutup mulut dan hidung menggunakan masker untuk aktivitas yang menyebabkan
serangan.
I. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Untuk menunjukkan adaya obstruksi jalan nafas
b. Tes provokasi
o Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus
o Dilakukan apabila tidak menggunakan spirometri
o Tes provokasi bronkial seperti:histamin,metalkolin.alergen.kegiatan jasmani,
hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi udara denga aqua destilata.
o Tes kulit: menunjukkan adanya antibodi Ig E yang spesifik dalam tubuh
c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum
d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen dada normal
e. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah
f. AGD dilakukan pada asma berat:
![Page 9: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/9.jpg)
AGD pada umumnya normal tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnea, asidosis.
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapat suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor energi terjadi peningkatan dari Ig E pada
waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
g. Pemeriksaan Sputum
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinofil.
Spiral chrusmann yakni yang merupakan chast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
Neotrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
![Page 10: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/10.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara
dingin.
b. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
c. Status mental : lemas, takut, gelisah.
d. Pernapasan : perubahan frekuensi kedalaman pernapasan.
e. Gastrointestinal : mual, muntah.
f. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah.
2. Pemeriksaan fisik
Dada :
a. Contour ,confek, tidak ada depresi sternum
b. Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
c. Keabnormalan struktur thorax
d. Contour dada simetris
e. Kulit thorax : hangat, kering, pucat / tidak, warna merata
f. RR dan ritme selama 1 menit
Palpasi :
a. Temperatur kulit
b. Fremitus : vibrasi dada
![Page 11: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Pengembangan dada
d. Krepitasi
e. Massa
f. Edema
Auskultasi :
a. Vesikuler
b. Bronkovesikuler
c. Hiperventilasi
d. Ronchi
e. Wheezing
f. Lokasi perubahan suara napas serta kapan saatnya terjadi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemehan fisik.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit
6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernapasan
dan menurunnya intake oral.
7. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernapasan.
![Page 12: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/12.jpg)
8. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik.
9. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak kuatnya imunitas.
C. INTERVENSI
N
o
Diagnosa
keperawatan
Tujuan & kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Tidak
efektifnya
bersihan
jalan nafas
berhubunga
n dengan
akumulasi
mukus.
Setelah dilakukkan
tindakan
keperawatan selama
3x24 jam,
diharapkan pasien
dapat :
Jalan nafas
kembali
efektif.
Kriteria hasil :
Sesak
berkurang
Batuk
berkurang
Klien dapat
mengeluark
an sputum
Wheezing
berkurang/hi
Auskultasi
bunyi nafas,
catat adanya
bunyi nafas,
misalnya :
wheezing,
ronkhi
Kaji / pantau
frekuensi
pernafasan
catat rasio
inspirasi dan
ekspirasi.
Beberapa derajat
spasme bronkus
terjadi dengan
obstruksi jalan
nafas. Bunyi nafas
redup dengan
ekspirasi mengi
(empysema), tak
ada fungsi nafas
(asma berat).
Takipnea biasanya
ada pada beberapa
derajat dan dapat
ditemukan pada
penerimaan selama
strest/adanya
proses infeksi
akut. Pernafasan
dapat melambat
dan frekuensi
ekspirasi
memanjang
![Page 13: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/13.jpg)
lang
TTV normal
Kaji pasien
untuk posisi
yang aman,
misalnya :
peninggian
kepala tidak
duduk pada
sandaran.
Observasi
karakteristik
batuk, menetap,
batuk pendek,
basah. Bantu
tindakan untuk
keefektipan
memperbaiki
upaya batuk.
Berikan air
hangat.
Kolaborasi :
dibanding
inspirasi.
Peninggian kepala
tidak
mempermudah
fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.
Batuk dapat
menetap tetapi
tidak efektif,
khususnya pada
klien lansia, sakit
akut/kelemahan.
Penggunaan cairan
hangat dapat
menurunkan
spasme bronkus.
Membebaskan
spasme jalan
nafas, mengi dan
produksi mukosa.
![Page 14: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/14.jpg)
Berikan obat
sesuai indikasi.
Bronkodilator spiriva
1×1 (inhalasi).
2 Tidak
efektifnya
pola nafas
berhubunga
n dengan
penurunan
ekspansi
paru.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x24
jam,diharapkan :
Pola nafas
kembali
efektif.
Kriteria hasil :
Pola nafas
efektif
Bunyi nafas
normal atau
bersih,
TTV dalam
batas normal
Batuk
berkurang
Ekspansi
paru
mengemban
g
Kaji frekuensi
kedalaman
pernafasan dan
ekspansi dada.
Catat upaya
pernafasan
termasuk
penggunaan
otot bantu
pernafasan /
pelebaran nasal.
Auskultasi
bunyi nafas dan
catat adanya
bunyi nafas
seperti krekels,
wheezing.
Tinggikan
kepala dan
bantu
mengubah
posisi.
Kecepatan
biasanya mencapai
kedalaman
pernafasan
bervariasi
tergantung derajat
gagal nafas.
Expansi dada
terbatas yang
berhubungan
dengan atelektasis
dan atau nyeri
dada
Ronki dan
wheezing
menyertai
obstruksi jalan
nafas / kegagalan
pernafasan
Duduk tinggi
memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernafasan
![Page 15: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/15.jpg)
Observasi pola
batuk dan
karakter sekret.
Dorong/bantu
pasien dalam
nafas dan
latihan batuk.
Kolaborasi:
Berikan
oksigen
tambahan.
Berikan humidifikasi
tambahan misalnya :
nebulizer
Kongesti alveolar
mengakibatkan
batuk sering/iritasi.
Dapat
meningkatkan/ban
yaknya sputum
dimana gangguan
ventilasi dan
ditambah ketidak
nyaman upaya
bernafas
Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja
nafas, memberikan
kelembaban pada
membran mukosa
dan membantu
pengenceran
sekret.
![Page 16: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/16.jpg)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tema : Penyuluhan kesehatan pada pasien dengan ASMA
Subtema : Penyuluhan modifikasi lingkungan dan pengetahuan ASMA
Sasaran : Keluarga dan Ny. K
Waktu : 30 menit
Tempat : RS.Bethesda
I. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Ny.K,
diharapkan kelurga Ny. K memahami tentang ASMA Ny. K.
II. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah dilakukan memberikan penyuluhan tentang ASMA, diharapkan keluarga Ny.
K mampu untuk :
a. Menyebutkan dengan benar apa yang di maksud dengan ASMA
b. Menyebutkan dengan benar penyebab ASMA
c. Menyebutkan dengan benar tanda dan gejala ASMA
d. Menyebutkan dengan benar cara penanganan ASMA
e. Menyebutkan dengan benar komplikasi ASMA
f. Menyebutkan dengan benar pencegahan ASMA
III. Materi
a. Pengertian ASMA
b. Penyebab ASMA
c. Tanda dan gejala ASMA
d. Cara penanganan ASMA
e. Komplikasi ASMA
![Page 17: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/17.jpg)
f. Pencegahan ASMA
IV. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. Kegiatan Penyuluhan
NO. KEGIATAN PEYULUHAN PESERTA WAKTU
1. Pendahuluan
dan apersepsi
Salam pembuka
(terapeutik)
Perkenalan
Menyampaikan
tujuan penyuluhan
Apersepsi
menjawab salam
menyimak
merespon
pengenalan
mendngarkan,
menjawab
pertanyaan
5 menit
2. Isi penyampaian garis
besar materi
ASMA
memberi
kesempatan
peserta untuk
bertanya
menjawab
pertanyaan
mendengarkan
dengan penuh
perhatian
menayakan hal-hal
yang belum jelas
memperhatikan
20 menit
![Page 18: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/18.jpg)
evaluasi
jawaban dari
penyuluh
menjawab
pertanyaan
3. Penutup mengevaluasi
pemahaman klien
menyimpulkan
memberikan pesan
salam pentup
menjawab
pengevaluasian
mendengarkan
mendengarkan
menjawab salam
5 menit
VI. Media/alat bantu
- Leafled
VII. Sumber/ Referensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3598/1/keperawatan-dudut2.pdf
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
VIII. Evaluasi
1. Formatif
Pasien mampu menjelaskan tentang ASMA :
a. Menjelaskan dengan benar pengertian ASMA
b. Menjelaskan dengan benar penyebab ASMA
c. Menjelaskan dengan benar tanda dan gejala ASMA
d. Menjelaskan dengan benar cara penanganan ASMA
e. Menjelaskan dengan benar komplikasi ASMA
f. Menjelaskan dengan benar pencegahan ASMA
2. Sumatif
Pasien memahami dan mengerti tentang ASMA.
![Page 19: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/19.jpg)
Yogyakarta, 26 November 2010
Penyuluh Perawat Z
Chacha
![Page 20: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/20.jpg)
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian ASMA
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible
dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma
bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ).
2. Etiologi / penyebab
a. faktor prediposisi:
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
![Page 21: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/21.jpg)
terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya
terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
3. Tanda dan gejala
o Batuk
o Dyspnea
o Nyeri dada
o Bernafas cepat dan dalam
o Gelisah
o Berkeringat
o Mengi
o Bunyi wizing
4. Cara penanganan ASMA
![Page 22: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/22.jpg)
Pengobatan non farmakologik:
Memberikan penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Beri O2 bila perlu.
Pengobatan farmakologik :
a. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
5. Komplikasi
Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Pneumothoraks
Emfisema
Deformitas thoraks
Gagal nafas
6. Pencegahan
a. Kebersihan lingkungan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Memberikan Penkes
d. Menutup mulut dan hidung dengan masker
![Page 23: Askep Asma2](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022052701/563dbacf550346aa9aa841c3/html5/thumbnails/23.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Somantri Irman.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.Jakarta : Salemba Medika
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1916944-asuhan-keperawatan-pada-anak-pra/
http://www.rickyeka.com/topics/asuhan-keperawatan-asma-pada-lansia-pdfqueen-pdf-search-
engine.html
http://belajar90.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-asma.html
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf
http://nursingbegin.com/tag/askep-asma/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/04/asuhan-keperawatan-asthma/