askep

14
A. KEBIJAKAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI Memberikan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir – dalam waktu 1 jam pertama. Memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai umur 6 bulan. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi mulai umur 6 bulan. Tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun atau lebih. 1. PEMBERIAN ASI (MENYUSUI) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. a. Dalam situasi darurat Menyusui menjadi lebih penting karena sangat terbatasnya sarana untuk penyiapan susu formula, seperti air bersih, bahan bakar dan kesinambungan ketersediaan susu formula dalam jumlah yang memadai. Pemberian susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya diare, kekurangan gizi dan kematian bayi. 1

Upload: ahmad-faozi

Post on 24-Jun-2015

399 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP

A. KEBIJAKAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI

Memberikan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir – dalam waktu 1 jam pertama.

Memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai umur 6 bulan.

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi mulai umur 6 bulan.

Tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun atau lebih.

1. PEMBERIAN ASI (MENYUSUI)

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu.

ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi

seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.

Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena

mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,

perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,

akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.

a. Dalam situasi darurat

Menyusui menjadi lebih penting karena sangat terbatasnya sarana untuk

penyiapan susu formula, seperti air bersih, bahan bakar dan kesinambungan

ketersediaan susu formula dalam jumlah yang memadai.

Pemberian susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya diare, kekurangan

gizi dan kematian bayi.

Sumbangan susu formula dari donor, maka distribusi maupun penggunaannya

harus di monitor oleh tenaga yang terlatih, sesuai dengan beberapa prinsip

dibawah ini:

b. Susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu:

Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi tidak

memungkinkan.

Diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu dll

Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa menyusui, persediaan susu

formula harus dijamin selama bayi membutuhkannya.

Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi dan monitoring yang

ketat oleh tenaga kesehatan terlatih.

1

Page 2: ASKEP

Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai dan konseling

tentang cara penyajian susu formula yang aman dan praktek pemberian makan

bayi yang tepat.

Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex Alimentarius yang bisa

diterima.

Sedapat mungkin susu formula yang di produksi oleh pabrik yang melanggar

Kode Internasional Pemasaran Susu Formula jangan/tidak boleh diterima.

Jika ada pengecualian untuk butir diatas, pabrik tersebut sama sekali tidak

diperbolehkan mempromosikan susu formulanya.

Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur

kurang dari 12 bulan.

Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang cara penyajian,

masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam bahasa yang dimengerti oleh ibu,

pengasuh atau keluarga.

c. Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan untuk

digunakan.

Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir atau gelas.

Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa hal dibawah ini

sebisa mungkin dipenuhi:

- Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk

mencuci.

- Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.

- Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan botol susu).

- Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan gunakan air dalam

kemasan).

- Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.

- Lanjutkan promosi menyusui untuk menghindari penggunaan susu formula bagi

bayi yang ibunya masih bisa menyusui.

Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau sebagai

bagian dari distribusi makanan secara umum, karena dikhawatirkan akan digunakan

sebagai pengganti ASI.

Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode Internasional Pemasaran

Susu Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 and 1996, Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran Pengganti ASI, dan Keputusan Menteri

2

Page 3: ASKEP

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif. pada bayi di

Indonesia. WHA ke 47 menyatakan ”Pada operasi penanggulangan bencana, pemberian

ASI pada bayi harus dilindungi, dipromosikan dan didukung. Semua sumbangan susu

formula atau produk lain dalam lingkup Kode, hanya boleh diberikan dalam keadaan

terbatas”

2. MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

• MP-ASI hanya boleh diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.

• MP-ASI sebaiknya disediakan berdasarkan bahan lokal (bila memungkinkan).

• MP-ASI harus yang mudah dicerna.

• Pemberian MP-ASI disesuaikan dengan umur dan kebutuhan gizi bayi.

• MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang cukup.

3. PERAWATAN DAN DUKUNGAN BAGI IBU MENYUSUI

• Ibu menyusui membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra.

• Kondisi yang mendukung pemberian ASI eksklusif mencakup:

i. Perawatan ibu nifas.

ii. Rangsum makanan tambahan.

iii. Air minum untuk ibu menyusui.

iv. Tenaga yang terampil dalam konseling menyusui.

B. PEMBERIAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA ANAK

Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan

bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4

tahap :

a. Makanan bayi umur 0 – 6 bulan

b. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan

c. Makanan anak umur 9 – 12 bulan

d. Makanan anak umur 12 – 24 bulan

Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak

perlu penanganan secara khusus.

3

Page 4: ASKEP

1. Makanan Bayi Umur 0 – 6 Bulan

a. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada

30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan

terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan

menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

b. Berikan kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan

berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat

kekebalan yang tinggi.

c. Berikan ASI dari kedua payudara

Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara

lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT !

• Beri ASI saja sampai umur 6 bulan

• Berikan kolostrum

2. Makanan Bayi Umur 6 Bulan

a. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian

b. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi

sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara

lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang

dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya

pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok

makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian

baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.

4

Page 5: ASKEP

c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI

dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan

sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan

dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat

mengakibatkan infeksi telinga.

d. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran

dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang

tengah.

e. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit

menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit

dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

INGAT !

Teruskan pemberian ASI

Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI

Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari

3. Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan

a. Pemberian ASI diteruskan

b. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu,

bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.

c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi

sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.

Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping

memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain

yang larut dalam lemak.

d. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb

Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan

5

Page 6: ASKEP

Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan

Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan

Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan

“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”

4. Makanan Bayi Umur 9 – 12 Bulan

a. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga

secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga,

bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun

mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga.

b. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang

bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar

makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.

c. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.

Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran

secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak

usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat

dikemudian hari.

INGAT !

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup

Berikan makanan selingan 1 kali sehari

Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

5. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan

a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah

berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.

6

Page 7: ASKEP

b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari

dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping

itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.

c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan

Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati

ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti

dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur

kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.Menyapih anak harus bertahap, jangan

d. dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi

sedikit.

INGAT !

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan keluarga 3 kali sehari

Berikan makanan selingan 2 kali sehari

Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.

C. BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)

Pengertian

Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan

suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara

mengurasnya.Prosedur ini sudah dilakukan selama 200 tahun dengan indikasi :

1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam

2. Overdosis obat/narkotik

3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.

4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.

5. Dekompresi lambung

6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi

Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh

racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk

7

Page 8: ASKEP

mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan

menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan

bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.

Cairan yang digunakan

Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan

berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air

hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa

menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg

dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

Bagaimana tindakan dilakukan

Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke

esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus

diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien

untuk memuntahkan kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction

di siapkan apabila terjadi aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien

yang keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat

menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube

untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien dipasang intubasi.

Persiapan pelaksanaan Prosedur

Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada

persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung,

akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung

sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa

terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.

Kontra Indikasi

Pada pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian

atas, menelan racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami cedera

pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.

komplikasi

8

Page 9: ASKEP

1. Aspirasi

2. Bradikardi

3. Hiponatremia

4. Epistaksis

5. Spasme laring

6. Hipoksia dan hiperkapnia

7. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas

8. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit

9. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikasi

D. MENGHISAP LENDIR

Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan

lendir, melonggarkan jalan nafas

Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter.

Prosedur PERSIAPAN ALAT :

Perangkat penghisap lendir meliputi :

1.   Mesin penghisap lendir

2.   Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan

3.   Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)

4.   Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang

5.   Pinset anatomi untuk memegang slang

6.   Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa

7.  Sarung tangan

8.  Bak instrumen

9.  Kasa

10. Bengkok

PERSIAPAN PASIEN  :

1.   Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk

2.   Bila pasien tidak sadar ;

9

Page 10: ASKEP

a.   Posisi miring

b.   Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar

PELAKSANAAN :

1.   jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern

2.  Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan

3.  Perawat memakai sarung tangan

3.   Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi

4.   Slang dipasang pada mesin penghisap lendir

5.   Mesin penghisap lendir dihidupkan

6.   Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih

yang tersedia

7.   tekan lidah dengan spatel

8.   Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan

9.  Bersihkan mulut pasien kasa

10. membersihakan slang dengan air dalam kom

11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia

12. Perawat cuci tangan

10