askep
TRANSCRIPT
A. KEBIJAKAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI
Memberikan Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir – dalam waktu 1 jam pertama.
Memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai umur 6 bulan.
Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi mulai umur 6 bulan.
Tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun atau lebih.
1. PEMBERIAN ASI (MENYUSUI)
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu.
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,
akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
a. Dalam situasi darurat
Menyusui menjadi lebih penting karena sangat terbatasnya sarana untuk
penyiapan susu formula, seperti air bersih, bahan bakar dan kesinambungan
ketersediaan susu formula dalam jumlah yang memadai.
Pemberian susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya diare, kekurangan
gizi dan kematian bayi.
Sumbangan susu formula dari donor, maka distribusi maupun penggunaannya
harus di monitor oleh tenaga yang terlatih, sesuai dengan beberapa prinsip
dibawah ini:
b. Susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu:
Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi tidak
memungkinkan.
Diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu dll
Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa menyusui, persediaan susu
formula harus dijamin selama bayi membutuhkannya.
Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi dan monitoring yang
ketat oleh tenaga kesehatan terlatih.
1
Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai dan konseling
tentang cara penyajian susu formula yang aman dan praktek pemberian makan
bayi yang tepat.
Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex Alimentarius yang bisa
diterima.
Sedapat mungkin susu formula yang di produksi oleh pabrik yang melanggar
Kode Internasional Pemasaran Susu Formula jangan/tidak boleh diterima.
Jika ada pengecualian untuk butir diatas, pabrik tersebut sama sekali tidak
diperbolehkan mempromosikan susu formulanya.
Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur
kurang dari 12 bulan.
Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang cara penyajian,
masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam bahasa yang dimengerti oleh ibu,
pengasuh atau keluarga.
c. Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan untuk
digunakan.
Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir atau gelas.
Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa hal dibawah ini
sebisa mungkin dipenuhi:
- Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk
mencuci.
- Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
- Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan botol susu).
- Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan gunakan air dalam
kemasan).
- Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.
- Lanjutkan promosi menyusui untuk menghindari penggunaan susu formula bagi
bayi yang ibunya masih bisa menyusui.
Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau sebagai
bagian dari distribusi makanan secara umum, karena dikhawatirkan akan digunakan
sebagai pengganti ASI.
Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode Internasional Pemasaran
Susu Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 and 1996, Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran Pengganti ASI, dan Keputusan Menteri
2
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif. pada bayi di
Indonesia. WHA ke 47 menyatakan ”Pada operasi penanggulangan bencana, pemberian
ASI pada bayi harus dilindungi, dipromosikan dan didukung. Semua sumbangan susu
formula atau produk lain dalam lingkup Kode, hanya boleh diberikan dalam keadaan
terbatas”
2. MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
• MP-ASI hanya boleh diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
• MP-ASI sebaiknya disediakan berdasarkan bahan lokal (bila memungkinkan).
• MP-ASI harus yang mudah dicerna.
• Pemberian MP-ASI disesuaikan dengan umur dan kebutuhan gizi bayi.
• MP-ASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang cukup.
3. PERAWATAN DAN DUKUNGAN BAGI IBU MENYUSUI
• Ibu menyusui membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra.
• Kondisi yang mendukung pemberian ASI eksklusif mencakup:
i. Perawatan ibu nifas.
ii. Rangsum makanan tambahan.
iii. Air minum untuk ibu menyusui.
iv. Tenaga yang terampil dalam konseling menyusui.
B. PEMBERIAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA ANAK
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4
tahap :
a. Makanan bayi umur 0 – 6 bulan
b. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
c. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
d. Makanan anak umur 12 – 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak
perlu penanganan secara khusus.
3
1. Makanan Bayi Umur 0 – 6 Bulan
a. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada
30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan
menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat
kekebalan yang tinggi.
c. Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara
lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.
INGAT !
• Beri ASI saja sampai umur 6 bulan
• Berikan kolostrum
2. Makanan Bayi Umur 6 Bulan
a. Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian
b. Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi
sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara
lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang
dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya
pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok
makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian
baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
4
c. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan
dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat
mengakibatkan infeksi telinga.
d. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran
dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang
tengah.
e. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit
dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari
3. Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan
a. Pemberian ASI diteruskan
b. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu,
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain
yang larut dalam lemak.
d. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb
Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
5
Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
4. Makanan Bayi Umur 9 – 12 Bulan
a. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga
secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga,
bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun
mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
b. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar
makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
c. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran
secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak
usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat
dikemudian hari.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
Berikan makanan selingan 1 kali sehari
Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
5. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
6
b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari
dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping
itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan
Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati
ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti
dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur
kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.Menyapih anak harus bertahap, jangan
d. dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi
sedikit.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
Berikan makanan selingan 2 kali sehari
Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
C. BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)
Pengertian
Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan
suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara
mengurasnya.Prosedur ini sudah dilakukan selama 200 tahun dengan indikasi :
1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
2. Overdosis obat/narkotik
3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
5. Dekompresi lambung
6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh
racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk
7
mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan
menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan
bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
Cairan yang digunakan
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan
berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air
hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa
menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg
dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.
Bagaimana tindakan dilakukan
Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke
esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus
diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien
untuk memuntahkan kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction
di siapkan apabila terjadi aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien
yang keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat
menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube
untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien dipasang intubasi.
Persiapan pelaksanaan Prosedur
Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada
persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung,
akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung
sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa
terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.
Kontra Indikasi
Pada pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian
atas, menelan racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami cedera
pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.
komplikasi
8
1. Aspirasi
2. Bradikardi
3. Hiponatremia
4. Epistaksis
5. Spasme laring
6. Hipoksia dan hiperkapnia
7. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas
8. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit
9. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikasi
D. MENGHISAP LENDIR
Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan
lendir, melonggarkan jalan nafas
Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter.
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
9
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan
6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih
yang tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
10